i
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL
KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
RETNO NINGRUM
115-14-124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
iii
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED
HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL
KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
RETNO NINGRUM
115-14-124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
vii
MOTTO
اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِا
viii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibunda (Ma‟rifah) dan ayah (Is Ramlan Thohir) tercinta yang telah
membesarkan, mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan kasih
sayang, serta memberikan semangat dan do‟a yang tiada henti..
2. Kakakku tersayang Ahmad syukron, Sari Marzuqoh, Tri Utami terima kasih atas motivasi pada penulis.
3. Keponakan-keponakan tante tercinta Nayla Karunia dan Abrisam Mauza
Putra Ahmad.
4. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Abdul Syukur, M.Si yang telah bersedia
untuk waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi saya selesai. 5. Ahmad Khoirul Umam yang telah meluangkan waktu untuk membantu
saya dalam segala hal.
6. Sahabat shabat ku tercinta Febry, Risma, Azizah, Luluk, Ulinnuha terimakasih atas motivasi dan semangatnya.
7. Teman-teman PPL MI Ma‟arif NU Global Blotongan (Gilang, Rhiki, Bara, Neneng, Halim, Dyah, Aliyah, Dian, Isna, dan Rima) yang berjuang untuk
lulus bersama.
8. Teman-teman pejuang pembimbing Skripsi (Astri, Rhiki, Aziz, Gilang, Rica, lia, Mita, dan Zulfa) yang selalu memberi support dan ilmunya.
ix
KATA PENGANTAR
مسب الله نمحرلا ميحرلا
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Sejarah
Uang Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual Kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun 2017/2018 ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Bagi
penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi
ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan
x
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada penulis.
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberi semangat dan bimbingannya pada penulis.
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
7. Bapak Misbahkhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala MI Mftahul Huda yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah yang
beliau pimpin.
8. Bapak Muazin, S.Pd. I selaku wali kelas III MI Miftahul Huda yang berkenan
menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
xii ABSTRAK
Ningrum, Retno. 2018. Peningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Sejarah Uang Dengan Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual Kelas III Semester 02 MI Miftaahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Numbered Head Together (NHT), Media Audio Visual
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi sejarah uang pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas III MI Miftahul Huda yang terdiri dari 18 siswa yaitu 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
xiii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... ... xii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Metode Penelitian ... 10
xiv
H. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian... 11
1. Lokasi Penelitian ... 11
2. Waktu Penelitian... 11
3. Subyek Penelitian ... 11
I. Langkah-langkah Penelitian ... 11
1. Perencanaan ... 13
2. Pelaksanaan ... 14
3. Observasi dan Pengamatan ... 14
4. Refleksi ... 15
J. Metode Pengumpulan Data ... 15
1. Tes Tertulis ... 15
2. Observasi ... 16
3. Dokumentasi ... 16
K. Instrument Penelitian ... 16
L. Analisis Data ... 17
M. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19
1. Hasil belajar ... 19
a. Belajar ... 19
b. Hasil Belajar ... 22
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 23
xv
b. Karakteristik IPS ... 25
c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 26
d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 26
3. Metode Numbered Head Together (NHT) ... 27
a. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT) ... 27
b. Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT) 28 c. Kelebihan dan kelemahan Metode Numbered Head Together (NHT) 28 4. Media Audio Visual ... 29
a. Pengertian Media ... 29
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 30
c. Tujuan Media Pembelajaran ... 31
d. Media pembelajaran Audio Visual ... 32
5. Materi Sejarah Uang ... 33
B. Kajian Pustaka ... 36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 39
1. Perencanaan Tindakan ... 39
2. Pelaksanaan Tindakan ... 40
3. Pengamatan/Observasi ... 46
4. Refleksi ... 50
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 52
1. Perencanaan Tindakan ... 52
xvi
3. Pengamatan/Observasi ... 55
4. Refleksi ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
1. Deskripsi Pra Siklus ... 60
2. Deskripsi Data Siklus I... 62
3. Deskripsi Data Siklus II ... 63
B. Pembahasan ... 65
1. Siklus I ... 67
2. Siklus II ... 72
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MI Ma‟arif Miftahul Huda... 41
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Guru dan Karyawan MI Ma‟arif Miftahul Huda... 41
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas III A Miftahul Huda Tahun 2017/2018... 42
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 43
Tabel 3.5 Format Lembar Observasi terhadap Guru siklus 1... 46
Tabel 3.6 Format Lember Observasi Terhadap Siswa Siklus I... 49
Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I... 50
Tabel 3.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 55
Tabel 3.9 Lembar observasi terhadap Siswa Siklus II... 58
Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus II... 58
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus... 61
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I... 62
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II... 64
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus... 66
Tabel 4.5 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I... 68
Tabel 4.6 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I... 69
Tabel 4.7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II... 73
Tabel 4.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 74
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Penelitian... 12
Gambar 4.1 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus I... 68
Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siklus II... 73
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 5 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 7 Nilai Pra Siklus Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15 Profil Sekolah Lampiran 16 Lembar Konsultasi
Lampiran 17 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 18 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru memiliki pengetahuan tentang objek yang akan diajarkan supaya dalam menyampaikan materi tersebut tersampaikan dengan maksimal.
Seperti bunyi surah Thoha ayat 114
ِنْد ِز ِّبَّر لُق َو
اًمْلِع ي
Artinya: “Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan
kepadaku ilmu pengetahuan”.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup
manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun
hubungan tersebeut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna. (Rasimin, 2012 : 35).
Pembelajaran Ilmu Pen getahuan Sosial atau Social Studies, menurut Wahidmurni (2017:15) merupakan suatu mata pelajaran yang bersumber
dari ilmu-ilmu sosial (social science) terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah /madrasah.
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah
2
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto 2013:137).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting di pendidikan dasar. Pelajaran IPS juga membahas hubungan antara manusia
dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan dengan
berbagai permasalahan dilingkungan sekitarnya. Adanya pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki
kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial
tersebut.
IPS sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa
menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, siswa dibina tidak cukup
berpengetahuan dan beremampuan berpkir tinggi semata, melainkan harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara (Rasimin, 2012:38).
Selama ini pembelajaran IPS di MI Miftahul Huda yang dilaksanakan cenderung ke arah pembahasan teori berdasarkan materi yang
3
terdiri dari materi hafalan saja. Guru masih memberi materi tanpa adanya variasi dalam menyampaikan materi pada siswa. Siswa MI Miftahul Huda mengalami kesulitan untuk mencerna dan tidak dapat mengembangkan
interaksi dengan sesamanya sebagai latihan hidup di masyarakat. Di sekolah siswa hanya memperoleh hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah.
Siswa hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta, sementara pemahaman dan mengembangkan interaksi belum dapat mereka kuasai.
Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas kurang kreatif dan selalu monoton. Hal ini yang sering menyebabkan siswa merasa bosan saat pembelajaran dan pada akhirnya siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru. Menggunakan metode ceramah ini kurang menarik bagi anak usia sekolah dasar yang pada akhirnya mengakibatkan siswa cenderung kurang
tertarik, dan bahkan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Agar pembelajaran IPS tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan menguasai keterampilan yang dapat mendukung
kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru juga dituntut memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa, antara lain menguasai materi yang
diajarkan, mampu memilih metode yang tepat, serta menggunakan media atau alat peraga yang menarik untuk mendukung berlangsungnya pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik tentunya selalu berusaha dan berharap agar peserta didiknya selalu mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga
4
dikatakan bahwa seorang pendidik berusaha dan mengharapkan minat belajar peserta didik dapat meningkat. Kenyatannya masih cukup jauh dari apa yang diharapkan, minat belajar siswa masih cukup rendah pada saat
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.
Ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPS pada siswa
kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang mata pelajaran
IPS materi sejarah uang yang diajarkan oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan IPS siswa kelas III yang diperoleh dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM, dari 18 siswa hanya 6
siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 33,3% sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencari solusi mengenai metode
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut membuat peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dan media pembelajaran Audio Visual sebagai solusi tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS
5
Metode number head together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik (Jumanta Hamdayama, 2016:106)
Merode Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber struktur kelas tradisonal. Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Sprnser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecak pemahaman mereka terhadap isi pembelajran (Jumanta Hamdayama, 2014: 175).
Langkah-langkah dakam melaksanakan metode Numbered Head Together yaitu siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok terlebih dahulu, Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor. Kemudian guru
memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Setelah diskusi selesai guru memanggil salah satu nomor secara acak. Dan langkah terakhir yaitu siswa
6
Secara harfiah media memiliki arti „perantara” atau pengantar.
Media mrupakkan sesuat, yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merssngsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir dan basyiruddin Umar, 2002: 11).
Media mempunyai kegunaan antara lain adalah memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan
daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung, antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. Oleh
karena itu, proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi paling cukup penting sebagai salah
satu komponen sistem pembelajaran. Tenpa media, komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen sebagai integral dari sistem pembelajaran.
Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan
suaranmembentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah: televisi, video VCD, sound slide, dan film (Hujair 2013:119)
7
siswa. Materi yang diajarkan mudah diterima sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul
“PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SEJARAH UANG
MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEMESTER 2 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
Apakah penerapan metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
sejarah uang pada siswa kelas III semester 2 MI Miftahul Hudha Kecamatan Tuntang Kabuparten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “hasil pembelajaran
siswa pada pembelajaran IPS akan meningkat setelah menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) dan Media Pembelajaran Audio Visual. Penerapan metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis
sebagai berikut:
a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama dan kedua manakala sudah mencapai ketuntasan klasikal 85%.
b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar ≥ 70 serta tercapainya ketuntasan klasikal ≥ 85% dalam
pembelajaran IPS.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak diantaranya: 1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada sejarah uang
9 2 Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran IPS.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam menerapkan metode
Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual pada proses pembelajaran.
3) Ketercapaian nilai maksimal siswa. b. Bagi Guru
1) Guru dapat menganalisa terjadinya
permasalahan-permasalahan pembelajaran dan mampu mengatasinya.
2) Diperoleh metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Bagi Lembaga
1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Pembelajaran Audio Visual dalam proses pembelajaran. 2) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan penerapan metode Numbered Head
10 d. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun kebidang pendidikan.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang: rancangan penelitian,
subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pengumpulan data, dan analisis data.
G. Rancangan Penelitian
Penelitian ini meggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib, dkk,
2014:3).
Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Kemmis (1983) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya menguji cobakan ide-ide ke dalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar
memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaraan dan keadilan praktik
pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap siswa tempat dilakukan praktik-praktik ini (Kemmis &
11
siklus. Dari masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
H. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2017. Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pngembangan strategi
pembelajaran yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 pada tanggal 23 April – selesai tahun pelajaran 2017/2018.
3. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 18
siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPS kelas III. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru
yang melaksanakannya.
I. Langkah-langkah Penelitian
(Zainal 2014:8) mengemukakan langkah-langkah dalam PTK
merupakan satu daur atau satu siklus yang terdiri dari: 1. Merencanakan perbaikan
12 3. Mengamati
4. Melakukan refleksi
Penelitian pada materi sejarah uang melalui metode Numbered Head Together (NHT) dan media Audio Visual akan dilalui dalam siklus-siklus, setiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Berikut adalah gambaran langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian materri sejarah uang:
Gambar 1.1
13
Penelitian pada materi sejarah uang melalui metode number head together (NHT) dan media audio visual akan dilalui dalam 2 siklus, setiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencananan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, refleksi. 1. Perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.
c. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.
d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
numbered head together (NHT) dan media audio visual.
e. Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.
14 2. Pelaksanaan
Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode
numbered head together (NHT) dan media audio visual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menjalankan metode numbered head together (NHT) menurut (Miftahul Huda 2016:203-204). sebagai berikut:
a. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.
b. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.
c. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya.
d. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut.
e. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
f. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban
dari hasil diskusi kelompok mereka. 3. Observasi dan Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan
15 4. Refleksi
Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Kegiatan refleksi dapat dipandang
sebagai upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang disertai dengan kegiatan
pengamatan mengahsilkan tentang cerita apa yang terjadi.
J. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes yang telah dilakukan setelah diadakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dan media pembelajaran Audio Visual di kelas III dengan
1. Tes tertulis
Teknik ini digunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi sejarah uang yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telan mencapai tingkat penguasaan
materi apabila telah mencapai nilai minimal 70. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode Numbered Head
Together dan media Audio Visual. 2. Observasi
Observasi merupakan tindakan atau satu peoses pengambilan
informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran
16
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.
3. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan metode Numbered Head Together dan
media Audio Visual akan terekam dalam foto.dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.foto tersebut merupakan sumber data yang dapat
memperjelas data lainnya.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode
Numbered Head Together dan media Audio Visual.
2. Lembar tes mata pelajaran IPS materi sejarah uang yang
menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.
3. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan metode
Numbered Head Together dan media Audio Visual.
4. Lembar observasi untuk mengamati siswa terhadap penerapan metode
17
5. Lembar dokumentasi proses pembelajaran.
L. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 70. Sebaliknya siswa dikatakan
belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas belajarnya (Trianto, 2013:241).
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192):
P = ∑
∑ X 100%
M.Sistematika Penulisan
Sitematika penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi beberapa bab seperti tertera dibawah ini:
Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
18
rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab II, menguraikan tentang kajian teori tentang definisi hasil
belajar, Ilmu pengetahuan sosial, metode Numbered Head Together (NHT) dan media audio visual, dan kajian pustaka
Bab III, merupakan laporan pelaksanaan penelitian yang mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, dan siklus II.
Bab IV, meliputi hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I, dan siklus II.
Bab V, merupakan penutup yang terdiri dari atas kesimpulan dan
saran.
Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar
19
BAB 11
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Teori
Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam
rangkaian judul di atas.
1. Hasil Belajar a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. (Bahrudin, 2008 : 13).
Menurut Hilgard dan bower (Fudyartanto,2002) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat,
menguasai, pengalaman, dan mendapatkan atau menemukan informasi.
20
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi
tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseotang.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputisegenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 2006:10-11)
Menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4) dalam buku Ahmad Susanto (2013: 3) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku akibat
21 2) Ciri-ciri Belajar
Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar (Baharuddin, 2008:
15) yaitu:
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b) Perubahan tingkah laku relatif permanen.
c) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman.
d) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan
semangat atau dorongan
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas
melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
22
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih
berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia
diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan atas 2 katagori yaitu:
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar
individu.
b) Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi 2 golongan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
23
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).
Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu (Susanto, 2013:5).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) “hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik
kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
2. IPS
a. Pengertian IPS
24
terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah /madrasah.
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan
IPS, adalah ilmu pegetahuan yang mengkaji berbaagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang
dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di
tingkat dasar dan menengah (Susanto 2013:137).
Buchari Alma (2003:148) mengemukakan pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu
keseluruhan pada pokoknya mempersoalkan manusia dengan lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan
yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia
sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebeut terjadi secara
25
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbaagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Trianto
2007:124).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
IPS merupakan materi perpaduan beberapa disiplin ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antar manusia sejak dia lahir
disuatu lingkungan tertentu maupun dalam lingkungan sosialnya b. Karakteristik IPS
Karakteristik IPS (pedoman guru mata pelajaran
pendidikan IPS di Madrasah Ibtidaiyah: 17-18) sebagai berikut: 1) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis
tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teoritis keilmuan.
2) Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada
ketrpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
3) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai
induknya, dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
4) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi,
26
5) Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan Interdisipliner.
6) Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah
dasar,
sekolah sampai perguruan tinggi.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tujuan pembelajaran IPS (Rasimin, 2012 : 34) yaitu:
1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa
ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan
berkompetisi. dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun ditingkat global.
d. Ruang Lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup IPS untuk SD/MI (Rasimin, 2012 : 34) sebagai berikut :
1) Manusia, tempat dan lingkungan 2) Waktu , keberlanjutan, dan perubahan
27
4) Perilaku ekonomi dan kesejahraan
3. Metode Numbered Head Together (NHT)
a. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)
Metode number head together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan tingkat akademik (Jumanta Hamdayama, 2016:106) Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber struktur kelas tradisonal. Pembelajaran
ini pertama kali diperkenalkan oleh Sprnser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecak pemahaman
mereka terhadap isi pembelajran (Jumanta Hamdayama, 2014: 175).
Pada dasarnya Numbered Head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk
28
b. Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT)
g. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.
h. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.
i. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing
kelompok untuk mengerjakannya.
j. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
k. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
l. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempreentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
(Miftahul Huda 2016:203-204).
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Head Together (NHT)
Menggunakan metode number head together (NHT) memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut (Jumanta
Hamdayama, 2014: 177-178):
1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama. 2) Menghargai pendapat porang lain.
3) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya. 4) Memupuk rasa kebersamaan .
29
Dalam menggunakan number head together (NHT) juga terdapat beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut :
1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan
sedikit kewalahan.
2) Guru harus bisa menfasilitasi siswa.
3) Tidak semua mendapat giliran.
4. Media Audio Fisual a. Pengertian Media
Secara harfiah media memiliki arti „perantara” atau
pengantar. Media mrupakkan sesuat, yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merssngsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dirinya (Asnawir dan basyiruddin Umar, 2002: 11). Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam dunia
pendidikan media telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan Media adalah sebuah alat yang mempunyai
fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan menyampikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
30
Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional (Hujair AH Sanaky, 2013:3-4).
serta mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan susasana pembelajaran efektif, kreatif,
dan menyenangkan. (Rasimin, 2012 : 135)
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa
media adalah suatu alat atau perantara yang dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu pelajaran.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip penggunaann media antara lain (Usman dan
Asnawir, 2002: 19):
1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan
hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan
31
2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis, bukan sembarang menggunakannya.
6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari
macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar
mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
c. Tujuan Media Pembelajaran
Menurut Syuwardi, dkk (2017:31) mengatakan bahwa
siswa SD pada usia anak-anak lebih mudah memahami melalui media.
Adapun beberapa tujuan media pembelajaran antara lain: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
3) Menjaga relevansi antara materi dan tujuan pembelajran, 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses
32
d. Media Pembelajaran Audio Visual 1) Pengertian media audio visual
Media audio visual adalah seperangkat alat yang
dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suaranmembentuk karakter sama
dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah: televisi, video VCD, sound slide,
dan film (Hujair 2013:119) 2) Karakteristik media audio visual
Audio visual sebagai media pembelajaran memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara,
(b) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh,
(c) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.
3) Kelebihan dan kekurangan media audio visual Kelebihan:
(a) Menyajikan objek belajar secara kongret atau pessan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.
(b) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau menjadi
33
(c) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik.
(d) Dapat mengurangi kejenuhan belajar.
(e) Menambah daya tahan ingatan. (f) Portable dan mudah didistribusikan.
4) Kekurangan media audio visual
(a) Pengadaannya memerlukan biaya mahal.
(b) Terganung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.
(c) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi
peluang untuk terjadinya umpan balik.
(d) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat
hiburan.
5. Materi Sejarah Uang a. Sejarah Uang
Pada zaman dahulu, untuk memperoleh barang-barang kebutuhan, masyarakat melakukan kegiatan tukar-menukar
barang atau barter. Hingga kini kegiatan barter masih berlakudalam kehidupan suku-suku di pedalaman, khususnya di daerah yang terpencil. Misalnya, garam dan tembakau ditukar
34
Cara itu dianggap merepotkan dan terasa sulit dilakukan. Cara tersebut memang kurang praktis. Seseorang yang memerlukan suatu barang harus membawa barang miliknya ke
suatu tempat untuk ditukar dengan barang yang diinginkannya. Zaman pun makin lama makin maju. Pemikiran orang
makin berkembang. Orang mencari cara yang dianggap mudah untuk mendapatkan barang. Akhirnya, ditemukan alat atau barang
tertentu sebagai alat tukar. Alat atau barang tersebut telah disepakati bersama. Alat tukar yang dipakai pada saat itu adalah emas, perak, tembaga, besi, mutiara, dan lain-lain. Alat tukar
seperti itu disebut uang-barang. Maksud uang-barang adalah barang barang berharga yang dapat berfungsi sebagai alat tukar.
Sama halnya dengan uang yang berfungsi sebagai alat tukar.
b. Jenis-jenis Uang
Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran
yang sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual beli. Orang
yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut
penjual. Orang yang memiliki uang untuk ditukarkan
denganbarang disebut pembeli.
1) Uang Kartal atau uang nyata
Uang kartal adalah uang berupa kertas dan logam yang digunakan sebagai alat pembayaran. Uang kartal dapat
35
Indonesia dicetak oleh perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (perum peruri), lembaga yang behak mengedarkan uang adalah Bank Indonesia.
Macam-macam uang kertas yaitu: a) Uang Kertas
Didalam uang kertas yang asli terdapat nomor seri, benang pengaman, dan gambar pahlawan yang
trransparan. Nomor seri menunjukkan urutan momor pengeluaran uang tersebut. Untuk mengetahui keaslian uang dengan cara diterawang, diraba, dan dilihat. Uang
kertas berbentuk persegi panjang. b) Uang logam
Uang logam adalah uang yang berupa uang kepingan logam yang memiliki sisi yang berbeda. Uang logam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Berbentuk lingkaran/bundar. (2) Bertuliskan besarnya nilai uang.
(3) Tercantum tulisan Bank Indonesia. (4) Terdapat tahun dikeluarkannya. 2) Uang Giral atau Uang Tidak Nyata
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat berharga, contoh: wesel, polis, cek,
36
Di Negara kita tidak semua tempat menerima pembayaran dengan uang giral, tetapi harus ditukar terlebih dahulu denngan uang kartal di bank yang mengeluarkan uang
tersebut.
Nama mata Uang disetiai negara berbeda-beda. Mata
uang Negara Indonesia adalah Rupiah. Berikut ini nama mata uang di beberapa negara:
1. Mata uang Amerika: Dollar Amerika Serikat.. 2. Mata uang India: Rupee.
3. Mata uang Arab Saudi: Real.
4. Mata uang Belanda: Gulden. 5. Mata uang Jepang: Yen.
Masing-masing uang memiliki nialai tukar yang berbeda terhadap Rupiah. Perbedaan nilai tukar antara mata uang yang satu dengan yang lain disebut kur (Badra:60).
B. Kajian Pustaka
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khadzik Misja
dengan judul “ Peningkatan Minat Belajar IPS Materi Kerajaan Islam
Melalui Metode Number Head Together ( NHT ) dengan Media Visual pada siswa kelas V SDN Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”.Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Duren Kecamatan Tengaran
37
penggunaan Metode Number Head Together ( NHT ) dengan Media Visual dapat meningkatkan minat belajar belajar IPS materi Sejarah Kerajaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan presentase peningkatan
pada prasiklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%, siklus I sebanyak 10 siswa atau 50%, siklus II sebanyak 15 siswa atau sebesar 75% dan
siklus III sebanyak 18 siswa atau sebesar 90%.
2. Wiji Astutik yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Peserta Didik Kelas IV MI Sugihan Kampak Trenggalek”. Jenis penelitian yang digunakan yakni PTK. Dalam PTK tahap
penilitian terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini menggunakan
dua siklus PTK. Subyek pengumpulan data pada penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Sugihan Kampak Trenggalek pada semester genap Tahun Ajaran 2011-2012. Prestasi belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif NHT menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata prestasi belajar
siswa pada siklus I adalah 72,08 meningkat menjadi 82,78 pada siklus II.
3. Ani Murdyanigsih yang berjudul”Penerapan Metode Numbered Heads
Together (NHT) Sebagai Upaya Menigkatkan Pemahaman Matematika Siswa Kelas IX SMP Islam Gandusari Trenggalek Tahun
38
dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru, serta tes formatif. Dengan diterapkannya metode NHT
dapat disimpulkan bahwa pemahaman belajar siswa materi persamaan kuadrat yakni sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil yang
dapat dicapai siswa terhadap pembelajaran persamaan kuadrat dengan metode NHT juga menigkatkan dari siklus I 70% menjadi 80% dari
siklus II.
Adapun persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu terletak pada metode yang digunakan, namun perbedaanya
ditunjukkan dengan subyek yang diteliti beberapa peneliti ada yang mengambil siswa tingkat SMP ada juga yang mengambil tingkat MI.
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Peneliti ingin memaparkan lokasi
dilaksanakannya penelitian karena dipandang perlu untuk menghindari persepsi yang salah mengenai lokasi penelitian.
Paparan lokasi penelitian secara garis besar sebagai berikut:
1. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT
Alamat Sekolah : Ds. Lopait
Kecamatan : Tuntang
Kabupaten : Semarang
Nama dan Alamat Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU
NSS / NSM : 111233220073
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A Tahun Didirikan : 1 Maret 1960 Tahun Beroperasi : 1968
40 2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
Menjadi Madrasah kebanggaan umat, melahirkan generasi Islami yang unggul dalam berbudi pekerti, dan mampu bersaing dalam prestasi.
b. Misi Madrasah
1) Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap
akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pengetahuan.
2) Menanamkan dasar-dasar syariat Islam yang kuat pada diri
peserta didik.
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari
al Qur‟an dan menjalankan ajaran agama Islam.
4) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
6) Menyelenggarakan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
3. Keadaan Siswa
41
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Miftahul Huda, Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Guru dan Karyawan MI Ma’arif Miftahul Huda,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang
No. Jabatan Jumlah
5. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIIA MI Miftahul Huda yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa
42
Tabel 3.3
Daftar Nama Siswa Kelas III A MI Miftahul Huda Tahun 2017/2018
No Nama Siswa Jenis kelamin L/P
14 Reyfangga Robyansah L
15 Reyvano Yulian Muqiit L
16 Zhahira Syahwa Hafidza P
17 Zidane Mohammad Praditya L
18 Ziva Putri Solekhah P
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran
dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan rencana pembelajaran dan media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa
43 7. Waktiu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI Midtahul Huda. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.4.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus Pelaksanaan Penelitian
1 Siklus I Senin, 23 April 2018
2 Siklus II Jumat, 27 April 2018
B. Deskripsi Pelaksanaan siklus I 1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sejarah uang melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.
b. Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan media audio visual yang berisi video mengenai sejarah uang. Alat yang dibutuhkan yaitu laptop, spiker dan LCD.
44
d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa soal evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, hal-hal yang dilakukan guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual adalah sebagai berikut:.
1) Kegiatan pendahuluan Apersepsi
a) Guru mengucapkan salam kepada seluruh peserta didik.
b) Guru mengajak semua peserta didik memulai kegiatan dengan
berdoa.
c) Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
d) Guru mengecek kesiapan peserta didik. e) Guru memberi motivasi kepada peserta didik.
f) Guru menanyakan kembali pelajaran yang telah dipelajari.
45 2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
(1) Guru menyampaikan materi sejarah uang
(2) Guru menjelaskan mengenai jenis-jenis uang.
(3) Guru menjelaskan bagaimana cara belajar dengan
menggunakan metode numbered head together. b) Elaborasi
(1) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan menggunakan model number head together.
(2) Peserta didik bekerjasama untuk membahas topik yang
diberikan oleh guru.
(3) Setelah kerja sama kelompok, guru memberikan soal
individu untuk dikerjakan. c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai hal-hal yang mereka belum pahami. (2) Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik.
(3) Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil yang sudah didiskusikan.
46 3) Penutup
(1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
(2) Guru menyampaikan pembelajaran yang selanjutnya. (3) Guru mengajak berdo‟a bersama-sama.
(4) Guru mengucapkan salam.
3. Observasi/pengamatan
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru ketika proses pembelajaran, selain itu untuk mengamati aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPS materi
sejarah uang melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual. Selanjutnya, dilakukan tes evalusi untuk mengetahui
pemahamn siswa terhadap materi sejarah uang. a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi terhadap guru merupakan alat yang
digunakan peneliti untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together
(NHT) dan media audio visual.
Tabel 3.5
Format Lembar Observasi terhadap Guru siklus 1 No. Rencna Pelaksanaan
Pembaelajaran (RPP)
Skor
1 2 3
1 Kemampuan Membuka Pelajaran a. Menarik perhatian siswa
47
c. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diberikan e. Memberikan acuan bahan belajar
yang akan diberikan 2 Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
a. Kejelasan artikulasi suara b. Mobilitas posisi mengajar
3 Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP b. Kejelasan dalam menjelaskan
bahan belajar (materi)
c. Kejelasan dalam memberikan contoh
d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar
4 Kegiatan belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan
b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan
c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa
d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan 5 Kemampuan Menggunakan Media
Pembelajaran
a. Ketepatan/kesesuaian penggunaan media dengan materi yang
disampaikan
b. Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran c. Membantu meningkatkan
perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran
√
√
√
48
a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
7 Kemampuan Menutup Kegiatan pembelajaran
a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
8 Tindak Lanjut/Follow up
a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
b. Menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya
c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar untuk terus belajar
Jumlah 5 28 21
Total 54
Kategori Cukup
Keterangan:
Kriteria Penilaian: Kategori penilaian:
1 (Cukup) Kurang : 0 – 49
2 (Baik) Cukup : 50 - 69
3 (Sangat baik) Baik : 70 - 84
Sangat Baik : 85 - 100
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang
49
dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual. Berikut lembar observasi terhadap siswa:
Table 3.6
Format Lember Observasi Terhadap Siswa Siklus I
No .
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai Keaktifan Konsentrasi
k C B K C B
1 Altaf Aditya Rafa 2 Ayu Awalya Ramadhani 3 Brika Dwi Ananta 4 Gevan
5 Ica Nadia Marisa 6 Ikhsan Nur Ramadan 7 Inna Fadzilatul Ilma 8 Maulana Iskhaq 9 Muhammad Abdur R 10 Nafisah Pramita Mukti 11 Nevalda Rizky Widianti 12 Putri Handayani
13 Refan Andre Kusuma 14 Reyfangga Robyansah 15 Reyvano Yulian Muqiit 16 Zhahira Syahwa Hafidza 17 Zidane Mohammad P
18 Ziva Putri Solekhah
c. Nilai Evaluasi Siklus I
Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi
50
Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
11 Nevalda Rizky Widianti 80
12 Putri Handayani 40
13 Refan Andre Kusuma 80
14 Reyfangga Robyansah 70
15 Reyvano Yulian Muqiit 60
16 Zhahira Syahwa Hafidza 50
17 Zidane Mohammad Praditya 70
18 Ziva Putri Solekhah 50
Rata-rata 63,8
4. Refleksi
Pada tahap refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPS materi sejarah uang dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media
audio visual yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Beberapa
kendala yang terjadi pada siklus 1 yaitu:
a. Guru dan siswa masih beradaptasi dengan metode dan media pembelajaran yang baru sehingga masih bingung dalam