• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Mempero

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Mempero"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL

KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

RETNO NINGRUM

115-14-124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

iii

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI SEJARAH UANG DENGAN METODE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL

KELAS III SEMESTER 02 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

RETNO NINGRUM

115-14-124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِا

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibunda (Ma‟rifah) dan ayah (Is Ramlan Thohir) tercinta yang telah

membesarkan, mendidik, membimbing dengan penuh cinta dan kasih

sayang, serta memberikan semangat dan do‟a yang tiada henti..

2. Kakakku tersayang Ahmad syukron, Sari Marzuqoh, Tri Utami terima kasih atas motivasi pada penulis.

3. Keponakan-keponakan tante tercinta Nayla Karunia dan Abrisam Mauza

Putra Ahmad.

4. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Abdul Syukur, M.Si yang telah bersedia

untuk waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi saya selesai. 5. Ahmad Khoirul Umam yang telah meluangkan waktu untuk membantu

saya dalam segala hal.

6. Sahabat shabat ku tercinta Febry, Risma, Azizah, Luluk, Ulinnuha terimakasih atas motivasi dan semangatnya.

7. Teman-teman PPL MI Ma‟arif NU Global Blotongan (Gilang, Rhiki, Bara, Neneng, Halim, Dyah, Aliyah, Dian, Isna, dan Rima) yang berjuang untuk

lulus bersama.

8. Teman-teman pejuang pembimbing Skripsi (Astri, Rhiki, Aziz, Gilang, Rica, lia, Mita, dan Zulfa) yang selalu memberi support dan ilmunya.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

مسب الله نمحرلا ميحرلا

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Sejarah

Uang Melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual Kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Tahun 2017/2018 ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah

Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tersendiri skripsi ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Bagi

penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi

ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan

(10)

x

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada penulis.

4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberi semangat dan bimbingannya pada penulis.

5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi, memberikan arahan, bimbingan serta keikhlasan untuk membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN

Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

7. Bapak Misbahkhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala MI Mftahul Huda yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah yang

beliau pimpin.

8. Bapak Muazin, S.Pd. I selaku wali kelas III MI Miftahul Huda yang berkenan

menjadi kolaborator penelitian, serta seluruh siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Ningrum, Retno. 2018. Peningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Sejarah Uang Dengan Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual Kelas III Semester 02 MI Miftaahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Abdul Syukur, M.Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Numbered Head Together (NHT), Media Audio Visual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi sejarah uang pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas III MI Miftahul Huda yang terdiri dari 18 siswa yaitu 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... ... xii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 10

(14)

xiv

H. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian... 11

1. Lokasi Penelitian ... 11

2. Waktu Penelitian... 11

3. Subyek Penelitian ... 11

I. Langkah-langkah Penelitian ... 11

1. Perencanaan ... 13

2. Pelaksanaan ... 14

3. Observasi dan Pengamatan ... 14

4. Refleksi ... 15

J. Metode Pengumpulan Data ... 15

1. Tes Tertulis ... 15

2. Observasi ... 16

3. Dokumentasi ... 16

K. Instrument Penelitian ... 16

L. Analisis Data ... 17

M. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 19

1. Hasil belajar ... 19

a. Belajar ... 19

b. Hasil Belajar ... 22

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)... 23

(15)

xv

b. Karakteristik IPS ... 25

c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 26

d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 26

3. Metode Numbered Head Together (NHT) ... 27

a. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT) ... 27

b. Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT) 28 c. Kelebihan dan kelemahan Metode Numbered Head Together (NHT) 28 4. Media Audio Visual ... 29

a. Pengertian Media ... 29

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 30

c. Tujuan Media Pembelajaran ... 31

d. Media pembelajaran Audio Visual ... 32

5. Materi Sejarah Uang ... 33

B. Kajian Pustaka ... 36

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 39

1. Perencanaan Tindakan ... 39

2. Pelaksanaan Tindakan ... 40

3. Pengamatan/Observasi ... 46

4. Refleksi ... 50

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 52

1. Perencanaan Tindakan ... 52

(16)

xvi

3. Pengamatan/Observasi ... 55

4. Refleksi ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

1. Deskripsi Pra Siklus ... 60

2. Deskripsi Data Siklus I... 62

3. Deskripsi Data Siklus II ... 63

B. Pembahasan ... 65

1. Siklus I ... 67

2. Siklus II ... 72

3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MI Ma‟arif Miftahul Huda... 41

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Guru dan Karyawan MI Ma‟arif Miftahul Huda... 41

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas III A Miftahul Huda Tahun 2017/2018... 42

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 43

Tabel 3.5 Format Lembar Observasi terhadap Guru siklus 1... 46

Tabel 3.6 Format Lember Observasi Terhadap Siswa Siklus I... 49

Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I... 50

Tabel 3.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 55

Tabel 3.9 Lembar observasi terhadap Siswa Siklus II... 58

Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus II... 58

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus... 61

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I... 62

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II... 64

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus... 66

Tabel 4.5 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I... 68

Tabel 4.6 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I... 69

Tabel 4.7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II... 73

Tabel 4.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II... 74

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Penelitian... 12

Gambar 4.1 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus I... 68

Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siklus II... 73

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 5 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 7 Nilai Pra Siklus Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siklus I Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 15 Profil Sekolah Lampiran 16 Lembar Konsultasi

Lampiran 17 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 18 Surat Pengantar Lembaga

Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru memiliki pengetahuan tentang objek yang akan diajarkan supaya dalam menyampaikan materi tersebut tersampaikan dengan maksimal.

Seperti bunyi surah Thoha ayat 114

ِنْد ِز ِّبَّر لُق َو

اًمْلِع ي

Artinya: “Dan katakanlah (olehmu muhammad),”ya tuhanku, tambahkan

kepadaku ilmu pengetahuan”.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup

manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun

hubungan tersebeut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna. (Rasimin, 2012 : 35).

Pembelajaran Ilmu Pen getahuan Sosial atau Social Studies, menurut Wahidmurni (2017:15) merupakan suatu mata pelajaran yang bersumber

dari ilmu-ilmu sosial (social science) terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah /madrasah.

Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah

(21)

2

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto 2013:137).

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting di pendidikan dasar. Pelajaran IPS juga membahas hubungan antara manusia

dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan dengan

berbagai permasalahan dilingkungan sekitarnya. Adanya pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki

kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial

tersebut.

IPS sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa

menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, siswa dibina tidak cukup

berpengetahuan dan beremampuan berpkir tinggi semata, melainkan harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara (Rasimin, 2012:38).

Selama ini pembelajaran IPS di MI Miftahul Huda yang dilaksanakan cenderung ke arah pembahasan teori berdasarkan materi yang

(22)

3

terdiri dari materi hafalan saja. Guru masih memberi materi tanpa adanya variasi dalam menyampaikan materi pada siswa. Siswa MI Miftahul Huda mengalami kesulitan untuk mencerna dan tidak dapat mengembangkan

interaksi dengan sesamanya sebagai latihan hidup di masyarakat. Di sekolah siswa hanya memperoleh hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah.

Siswa hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta, sementara pemahaman dan mengembangkan interaksi belum dapat mereka kuasai.

Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas kurang kreatif dan selalu monoton. Hal ini yang sering menyebabkan siswa merasa bosan saat pembelajaran dan pada akhirnya siswa tidak memperhatikan penjelasan

guru. Menggunakan metode ceramah ini kurang menarik bagi anak usia sekolah dasar yang pada akhirnya mengakibatkan siswa cenderung kurang

tertarik, dan bahkan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Agar pembelajaran IPS tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan menguasai keterampilan yang dapat mendukung

kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru juga dituntut memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa, antara lain menguasai materi yang

diajarkan, mampu memilih metode yang tepat, serta menggunakan media atau alat peraga yang menarik untuk mendukung berlangsungnya pembelajaran.

Sebagai seorang pendidik tentunya selalu berusaha dan berharap agar peserta didiknya selalu mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga

(23)

4

dikatakan bahwa seorang pendidik berusaha dan mengharapkan minat belajar peserta didik dapat meningkat. Kenyatannya masih cukup jauh dari apa yang diharapkan, minat belajar siswa masih cukup rendah pada saat

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.

Ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPS pada siswa

kelas III MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang mata pelajaran

IPS materi sejarah uang yang diajarkan oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai ulangan IPS siswa kelas III yang diperoleh dari guru menunjukkan masih banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70. Secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KKM, dari 18 siswa hanya 6

siswa yang dapat memenuhi KKM atau sebesar 33,3% sedangkan sisanya masih berada dibawah KKM.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencari solusi mengenai metode

yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut membuat peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dan media pembelajaran Audio Visual sebagai solusi tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPS

(24)

5

Metode number head together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan

untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik (Jumanta Hamdayama, 2016:106)

Merode Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber struktur kelas tradisonal. Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Sprnser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecak pemahaman mereka terhadap isi pembelajran (Jumanta Hamdayama, 2014: 175).

Langkah-langkah dakam melaksanakan metode Numbered Head Together yaitu siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok terlebih dahulu, Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor. Kemudian guru

memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Setelah diskusi selesai guru memanggil salah satu nomor secara acak. Dan langkah terakhir yaitu siswa

(25)

6

Secara harfiah media memiliki arti „perantara” atau pengantar.

Media mrupakkan sesuat, yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merssngsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir dan basyiruddin Umar, 2002: 11).

Media mempunyai kegunaan antara lain adalah memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan

daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung, antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. Oleh

karena itu, proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi paling cukup penting sebagai salah

satu komponen sistem pembelajaran. Tenpa media, komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen sebagai integral dari sistem pembelajaran.

Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan

suaranmembentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah: televisi, video VCD, sound slide, dan film (Hujair 2013:119)

(26)

7

siswa. Materi yang diajarkan mudah diterima sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk menjawab problematika di atas penulis mengangkat judul

“PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SEJARAH UANG

MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III SEMESTER 2 MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian rumusan masalah yang akan dibahas adalah:

Apakah penerapan metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

sejarah uang pada siswa kelas III semester 2 MI Miftahul Hudha Kecamatan Tuntang Kabuparten Semarang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

(27)

8

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “hasil pembelajaran

siswa pada pembelajaran IPS akan meningkat setelah menggunakan metode

Numbered Head Together (NHT) dan Media Pembelajaran Audio Visual. Penerapan metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis

sebagai berikut:

a. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama dan kedua manakala sudah mencapai ketuntasan klasikal 85%.

b. Nilai siswa kelas III memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar ≥ 70 serta tercapainya ketuntasan klasikal ≥ 85% dalam

pembelajaran IPS.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak diantaranya: 1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada sejarah uang

(28)

9 2 Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPS.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam menerapkan metode

Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual pada proses pembelajaran.

3) Ketercapaian nilai maksimal siswa. b. Bagi Guru

1) Guru dapat menganalisa terjadinya

permasalahan-permasalahan pembelajaran dan mampu mengatasinya.

2) Diperoleh metode Numbered Head Together dan media pembelajaran Audio Visual yang sesuai dengan materi pembelajaran.

c. Bagi Lembaga

1) Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan penerapan metode Numbered Head Together (NHT) dan Media Pembelajaran Audio Visual dalam proses pembelajaran. 2) Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dengan penerapan metode Numbered Head

(29)

10 d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman kepada peneliti untuk terjun kebidang pendidikan.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang: rancangan penelitian,

subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pengumpulan data, dan analisis data.

G. Rancangan Penelitian

Penelitian ini meggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib, dkk,

2014:3).

Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Kemmis (1983) menyatakan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya menguji cobakan ide-ide ke dalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar

memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaraan dan keadilan praktik

pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap siswa tempat dilakukan praktik-praktik ini (Kemmis &

(30)

11

siklus. Dari masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

H. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2017. Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pngembangan strategi

pembelajaran yang akan meningkatkan hasil kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 pada tanggal 23 April – selesai tahun pelajaran 2017/2018.

3. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 18

siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPS kelas III. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru

yang melaksanakannya.

I. Langkah-langkah Penelitian

(Zainal 2014:8) mengemukakan langkah-langkah dalam PTK

merupakan satu daur atau satu siklus yang terdiri dari: 1. Merencanakan perbaikan

(31)

12 3. Mengamati

4. Melakukan refleksi

Penelitian pada materi sejarah uang melalui metode Numbered Head Together (NHT) dan media Audio Visual akan dilalui dalam siklus-siklus, setiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Berikut adalah gambaran langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian materri sejarah uang:

Gambar 1.1

(32)

13

Penelitian pada materi sejarah uang melalui metode number head together (NHT) dan media audio visual akan dilalui dalam 2 siklus, setiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencananan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan, refleksi. 1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

c. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode

numbered head together (NHT) dan media audio visual.

e. Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.

(33)

14 2. Pelaksanaan

Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode

numbered head together (NHT) dan media audio visual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menjalankan metode numbered head together (NHT) menurut (Miftahul Huda 2016:203-204). sebagai berikut:

a. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.

b. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.

c. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya.

d. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut.

e. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

f. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban

dari hasil diskusi kelompok mereka. 3. Observasi dan Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan

(34)

15 4. Refleksi

Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Kegiatan refleksi dapat dipandang

sebagai upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang disertai dengan kegiatan

pengamatan mengahsilkan tentang cerita apa yang terjadi.

J. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes yang telah dilakukan setelah diadakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dan media pembelajaran Audio Visual di kelas III dengan

1. Tes tertulis

Teknik ini digunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi sejarah uang yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telan mencapai tingkat penguasaan

materi apabila telah mencapai nilai minimal 70. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode Numbered Head

Together dan media Audio Visual. 2. Observasi

Observasi merupakan tindakan atau satu peoses pengambilan

informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran

(35)

16

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

3. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada

saat proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan metode Numbered Head Together dan

media Audio Visual akan terekam dalam foto.dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.foto tersebut merupakan sumber data yang dapat

memperjelas data lainnya.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode

Numbered Head Together dan media Audio Visual.

2. Lembar tes mata pelajaran IPS materi sejarah uang yang

menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

3. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan metode

Numbered Head Together dan media Audio Visual.

4. Lembar observasi untuk mengamati siswa terhadap penerapan metode

(36)

17

5. Lembar dokumentasi proses pembelajaran.

L. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai

tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 70. Sebaliknya siswa dikatakan

belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas belajarnya (Trianto, 2013:241).

Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192):

P = ∑

∑ X 100%

M.Sistematika Penulisan

Sitematika penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi beberapa bab seperti tertera dibawah ini:

Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan

(37)

18

rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab II, menguraikan tentang kajian teori tentang definisi hasil

belajar, Ilmu pengetahuan sosial, metode Numbered Head Together (NHT) dan media audio visual, dan kajian pustaka

Bab III, merupakan laporan pelaksanaan penelitian yang mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, dan siklus II.

Bab IV, meliputi hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I, dan siklus II.

Bab V, merupakan penutup yang terdiri dari atas kesimpulan dan

saran.

Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar

(38)

19

BAB 11

LANDASAN TEORI

A.

Kajian Teori

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam

rangkaian judul di atas.

1. Hasil Belajar a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara

etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian

bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. (Bahrudin, 2008 : 13).

Menurut Hilgard dan bower (Fudyartanto,2002) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat,

menguasai, pengalaman, dan mendapatkan atau menemukan informasi.

(39)

20

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar

merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi

tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseotang.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

keterampilan maupun sikap, bahkan meliputisegenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 2006:10-11)

Menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4) dalam buku Ahmad Susanto (2013: 3) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku akibat

(40)

21 2) Ciri-ciri Belajar

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar (Baharuddin, 2008:

15) yaitu:

a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

b) Perubahan tingkah laku relatif permanen.

c) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman.

d) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan

semangat atau dorongan

e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

3) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas

melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

(41)

22

c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih

berarti.

e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia

diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan atas 2 katagori yaitu:

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar

individu.

b) Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi 2 golongan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi

(42)

23

dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu (Susanto, 2013:5).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) “hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik

kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

2. IPS

a. Pengertian IPS

(43)

24

terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah /madrasah.

Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan

IPS, adalah ilmu pegetahuan yang mengkaji berbaagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang

dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di

tingkat dasar dan menengah (Susanto 2013:137).

Buchari Alma (2003:148) mengemukakan pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu

keseluruhan pada pokoknya mempersoalkan manusia dengan lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan

yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia

sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebeut terjadi secara

(44)

25

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbaagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Trianto

2007:124).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

IPS merupakan materi perpaduan beberapa disiplin ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antar manusia sejak dia lahir

disuatu lingkungan tertentu maupun dalam lingkungan sosialnya b. Karakteristik IPS

Karakteristik IPS (pedoman guru mata pelajaran

pendidikan IPS di Madrasah Ibtidaiyah: 17-18) sebagai berikut: 1) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis

tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teoritis keilmuan.

2) Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada

ketrpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

3) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai

induknya, dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

4) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi,

(45)

26

5) Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan Interdisipliner.

6) Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah

dasar,

sekolah sampai perguruan tinggi.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tujuan pembelajaran IPS (Rasimin, 2012 : 34) yaitu:

1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa

ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan

berkompetisi. dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun ditingkat global.

d. Ruang Lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup IPS untuk SD/MI (Rasimin, 2012 : 34) sebagai berikut :

1) Manusia, tempat dan lingkungan 2) Waktu , keberlanjutan, dan perubahan

(46)

27

4) Perilaku ekonomi dan kesejahraan

3. Metode Numbered Head Together (NHT)

a. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)

Metode number head together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan tingkat akademik (Jumanta Hamdayama, 2016:106) Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber struktur kelas tradisonal. Pembelajaran

ini pertama kali diperkenalkan oleh Sprnser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecak pemahaman

mereka terhadap isi pembelajran (Jumanta Hamdayama, 2014: 175).

Pada dasarnya Numbered Head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk

(47)

28

b. Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT)

g. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.

h. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.

i. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing

kelompok untuk mengerjakannya.

j. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

k. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

l. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempreentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

(Miftahul Huda 2016:203-204).

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Head Together (NHT)

Menggunakan metode number head together (NHT) memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut (Jumanta

Hamdayama, 2014: 177-178):

1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama. 2) Menghargai pendapat porang lain.

3) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya. 4) Memupuk rasa kebersamaan .

(48)

29

Dalam menggunakan number head together (NHT) juga terdapat beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut :

1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan

sedikit kewalahan.

2) Guru harus bisa menfasilitasi siswa.

3) Tidak semua mendapat giliran.

4. Media Audio Fisual a. Pengertian Media

Secara harfiah media memiliki arti „perantara” atau

pengantar. Media mrupakkan sesuat, yang bersifat menyalurkan

pesan dan dapat merssngsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar pada dirinya (Asnawir dan basyiruddin Umar, 2002: 11). Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam dunia

pendidikan media telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan Media adalah sebuah alat yang mempunyai

fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan menyampikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

(49)

30

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik

dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional (Hujair AH Sanaky, 2013:3-4).

serta mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan susasana pembelajaran efektif, kreatif,

dan menyenangkan. (Rasimin, 2012 : 135)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa

media adalah suatu alat atau perantara yang dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu pelajaran.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Prinsip-prinsip penggunaann media antara lain (Usman dan

Asnawir, 2002: 19):

1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan

hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan

(50)

31

2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis, bukan sembarang menggunakannya.

6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari

macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar

mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.

c. Tujuan Media Pembelajaran

Menurut Syuwardi, dkk (2017:31) mengatakan bahwa

siswa SD pada usia anak-anak lebih mudah memahami melalui media.

Adapun beberapa tujuan media pembelajaran antara lain: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,

2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

3) Menjaga relevansi antara materi dan tujuan pembelajran, 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

(51)

32

d. Media Pembelajaran Audio Visual 1) Pengertian media audio visual

Media audio visual adalah seperangkat alat yang

dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suaranmembentuk karakter sama

dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah: televisi, video VCD, sound slide,

dan film (Hujair 2013:119) 2) Karakteristik media audio visual

Audio visual sebagai media pembelajaran memiliki

karakteristik sebagai berikut:

(a) Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara,

(b) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh,

(c) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.

3) Kelebihan dan kekurangan media audio visual Kelebihan:

(a) Menyajikan objek belajar secara kongret atau pessan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.

(b) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau menjadi

(52)

33

(c) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik.

(d) Dapat mengurangi kejenuhan belajar.

(e) Menambah daya tahan ingatan. (f) Portable dan mudah didistribusikan.

4) Kekurangan media audio visual

(a) Pengadaannya memerlukan biaya mahal.

(b) Terganung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.

(c) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi

peluang untuk terjadinya umpan balik.

(d) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat

hiburan.

5. Materi Sejarah Uang a. Sejarah Uang

Pada zaman dahulu, untuk memperoleh barang-barang kebutuhan, masyarakat melakukan kegiatan tukar-menukar

barang atau barter. Hingga kini kegiatan barter masih berlakudalam kehidupan suku-suku di pedalaman, khususnya di daerah yang terpencil. Misalnya, garam dan tembakau ditukar

(53)

34

Cara itu dianggap merepotkan dan terasa sulit dilakukan. Cara tersebut memang kurang praktis. Seseorang yang memerlukan suatu barang harus membawa barang miliknya ke

suatu tempat untuk ditukar dengan barang yang diinginkannya. Zaman pun makin lama makin maju. Pemikiran orang

makin berkembang. Orang mencari cara yang dianggap mudah untuk mendapatkan barang. Akhirnya, ditemukan alat atau barang

tertentu sebagai alat tukar. Alat atau barang tersebut telah disepakati bersama. Alat tukar yang dipakai pada saat itu adalah emas, perak, tembaga, besi, mutiara, dan lain-lain. Alat tukar

seperti itu disebut uang-barang. Maksud uang-barang adalah barang barang berharga yang dapat berfungsi sebagai alat tukar.

Sama halnya dengan uang yang berfungsi sebagai alat tukar.

b. Jenis-jenis Uang

Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran

yang sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual beli. Orang

yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut

penjual. Orang yang memiliki uang untuk ditukarkan

denganbarang disebut pembeli.

1) Uang Kartal atau uang nyata

Uang kartal adalah uang berupa kertas dan logam yang digunakan sebagai alat pembayaran. Uang kartal dapat

(54)

35

Indonesia dicetak oleh perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (perum peruri), lembaga yang behak mengedarkan uang adalah Bank Indonesia.

Macam-macam uang kertas yaitu: a) Uang Kertas

Didalam uang kertas yang asli terdapat nomor seri, benang pengaman, dan gambar pahlawan yang

trransparan. Nomor seri menunjukkan urutan momor pengeluaran uang tersebut. Untuk mengetahui keaslian uang dengan cara diterawang, diraba, dan dilihat. Uang

kertas berbentuk persegi panjang. b) Uang logam

Uang logam adalah uang yang berupa uang kepingan logam yang memiliki sisi yang berbeda. Uang logam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Berbentuk lingkaran/bundar. (2) Bertuliskan besarnya nilai uang.

(3) Tercantum tulisan Bank Indonesia. (4) Terdapat tahun dikeluarkannya. 2) Uang Giral atau Uang Tidak Nyata

Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat berharga, contoh: wesel, polis, cek,

(55)

36

Di Negara kita tidak semua tempat menerima pembayaran dengan uang giral, tetapi harus ditukar terlebih dahulu denngan uang kartal di bank yang mengeluarkan uang

tersebut.

Nama mata Uang disetiai negara berbeda-beda. Mata

uang Negara Indonesia adalah Rupiah. Berikut ini nama mata uang di beberapa negara:

1. Mata uang Amerika: Dollar Amerika Serikat.. 2. Mata uang India: Rupee.

3. Mata uang Arab Saudi: Real.

4. Mata uang Belanda: Gulden. 5. Mata uang Jepang: Yen.

Masing-masing uang memiliki nialai tukar yang berbeda terhadap Rupiah. Perbedaan nilai tukar antara mata uang yang satu dengan yang lain disebut kur (Badra:60).

B. Kajian Pustaka

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khadzik Misja

dengan judul “ Peningkatan Minat Belajar IPS Materi Kerajaan Islam

Melalui Metode Number Head Together ( NHT ) dengan Media Visual pada siswa kelas V SDN Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”.Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V SDN Duren Kecamatan Tengaran

(56)

37

penggunaan Metode Number Head Together ( NHT ) dengan Media Visual dapat meningkatkan minat belajar belajar IPS materi Sejarah Kerajaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan presentase peningkatan

pada prasiklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%, siklus I sebanyak 10 siswa atau 50%, siklus II sebanyak 15 siswa atau sebesar 75% dan

siklus III sebanyak 18 siswa atau sebesar 90%.

2. Wiji Astutik yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Peserta Didik Kelas IV MI Sugihan Kampak Trenggalek”. Jenis penelitian yang digunakan yakni PTK. Dalam PTK tahap

penilitian terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian ini menggunakan

dua siklus PTK. Subyek pengumpulan data pada penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Sugihan Kampak Trenggalek pada semester genap Tahun Ajaran 2011-2012. Prestasi belajar siswa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif NHT menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata prestasi belajar

siswa pada siklus I adalah 72,08 meningkat menjadi 82,78 pada siklus II.

3. Ani Murdyanigsih yang berjudul”Penerapan Metode Numbered Heads

Together (NHT) Sebagai Upaya Menigkatkan Pemahaman Matematika Siswa Kelas IX SMP Islam Gandusari Trenggalek Tahun

(57)

38

dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru, serta tes formatif. Dengan diterapkannya metode NHT

dapat disimpulkan bahwa pemahaman belajar siswa materi persamaan kuadrat yakni sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil yang

dapat dicapai siswa terhadap pembelajaran persamaan kuadrat dengan metode NHT juga menigkatkan dari siklus I 70% menjadi 80% dari

siklus II.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu terletak pada metode yang digunakan, namun perbedaanya

ditunjukkan dengan subyek yang diteliti beberapa peneliti ada yang mengambil siswa tingkat SMP ada juga yang mengambil tingkat MI.

(58)

39

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Peneliti ingin memaparkan lokasi

dilaksanakannya penelitian karena dipandang perlu untuk menghindari persepsi yang salah mengenai lokasi penelitian.

Paparan lokasi penelitian secara garis besar sebagai berikut:

1. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT

Alamat Sekolah : Ds. Lopait

Kecamatan : Tuntang

Kabupaten : Semarang

Nama dan Alamat Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU

NSS / NSM : 111233220073

Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A Tahun Didirikan : 1 Maret 1960 Tahun Beroperasi : 1968

(59)

40 2. Visi dan Misi Madrasah

a. Visi Madrasah

Menjadi Madrasah kebanggaan umat, melahirkan generasi Islami yang unggul dalam berbudi pekerti, dan mampu bersaing dalam prestasi.

b. Misi Madrasah

1) Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap

akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pengetahuan.

2) Menanamkan dasar-dasar syariat Islam yang kuat pada diri

peserta didik.

3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari

al Qur‟an dan menjalankan ajaran agama Islam.

4) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

6) Menyelenggarakan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

3. Keadaan Siswa

(60)

41

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Miftahul Huda, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Guru dan Karyawan MI Ma’arif Miftahul Huda,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang

No. Jabatan Jumlah

5. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIIA MI Miftahul Huda yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa

(61)

42

Tabel 3.3

Daftar Nama Siswa Kelas III A MI Miftahul Huda Tahun 2017/2018

No Nama Siswa Jenis kelamin L/P

14 Reyfangga Robyansah L

15 Reyvano Yulian Muqiit L

16 Zhahira Syahwa Hafidza P

17 Zidane Mohammad Praditya L

18 Ziva Putri Solekhah P

6. Kolaborator Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran

dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan rencana pembelajaran dan media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa

(62)

43 7. Waktiu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI Midtahul Huda. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.4.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No Siklus Pelaksanaan Penelitian

1 Siklus I Senin, 23 April 2018

2 Siklus II Jumat, 27 April 2018

B. Deskripsi Pelaksanaan siklus I 1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi sejarah uang melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.

b. Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses

pembelajaran. Penelitian ini menggunakan media audio visual yang berisi video mengenai sejarah uang. Alat yang dibutuhkan yaitu laptop, spiker dan LCD.

(63)

44

d. Mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.

e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa soal evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, hal-hal yang dilakukan guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual adalah sebagai berikut:.

1) Kegiatan pendahuluan Apersepsi

a) Guru mengucapkan salam kepada seluruh peserta didik.

b) Guru mengajak semua peserta didik memulai kegiatan dengan

berdoa.

c) Guru memeriksa kehadiran peserta didik.

d) Guru mengecek kesiapan peserta didik. e) Guru memberi motivasi kepada peserta didik.

f) Guru menanyakan kembali pelajaran yang telah dipelajari.

(64)

45 2) Kegiatan inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menyampaikan materi sejarah uang

(2) Guru menjelaskan mengenai jenis-jenis uang.

(3) Guru menjelaskan bagaimana cara belajar dengan

menggunakan metode numbered head together. b) Elaborasi

(1) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan menggunakan model number head together.

(2) Peserta didik bekerjasama untuk membahas topik yang

diberikan oleh guru.

(3) Setelah kerja sama kelompok, guru memberikan soal

individu untuk dikerjakan. c) Konfirmasi

(1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya mengenai hal-hal yang mereka belum pahami. (2) Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta

didik.

(3) Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil yang sudah didiskusikan.

(65)

46 3) Penutup

(1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

(2) Guru menyampaikan pembelajaran yang selanjutnya. (3) Guru mengajak berdo‟a bersama-sama.

(4) Guru mengucapkan salam.

3. Observasi/pengamatan

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru ketika proses pembelajaran, selain itu untuk mengamati aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPS materi

sejarah uang melalui metode numbered head together (NHT) dan media audio visual. Selanjutnya, dilakukan tes evalusi untuk mengetahui

pemahamn siswa terhadap materi sejarah uang. a. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi terhadap guru merupakan alat yang

digunakan peneliti untuk mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together

(NHT) dan media audio visual.

Tabel 3.5

Format Lembar Observasi terhadap Guru siklus 1 No. Rencna Pelaksanaan

Pembaelajaran (RPP)

Skor

1 2 3

1 Kemampuan Membuka Pelajaran a. Menarik perhatian siswa

(66)

47

c. Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan diberikan e. Memberikan acuan bahan belajar

yang akan diberikan 2 Sikap Guru dalam Proses

Pembelajaran

a. Kejelasan artikulasi suara b. Mobilitas posisi mengajar

3 Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP b. Kejelasan dalam menjelaskan

bahan belajar (materi)

c. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar

4 Kegiatan belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)

a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan

b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan

c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa

d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan 5 Kemampuan Menggunakan Media

Pembelajaran

a. Ketepatan/kesesuaian penggunaan media dengan materi yang

disampaikan

b. Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran c. Membantu meningkatkan

perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran

(67)

48

a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

7 Kemampuan Menutup Kegiatan pembelajaran

a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

8 Tindak Lanjut/Follow up

a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

b. Menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya

c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar untuk terus belajar

Jumlah 5 28 21

Total 54

Kategori Cukup

Keterangan:

Kriteria Penilaian: Kategori penilaian:

1 (Cukup) Kurang : 0 – 49

2 (Baik) Cukup : 50 - 69

3 (Sangat baik) Baik : 70 - 84

Sangat Baik : 85 - 100

b. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang

(68)

49

dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual. Berikut lembar observasi terhadap siswa:

Table 3.6

Format Lember Observasi Terhadap Siswa Siklus I

No .

Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Keaktifan Konsentrasi

k C B K C B

1 Altaf Aditya Rafa 2 Ayu Awalya Ramadhani 3 Brika Dwi Ananta 4 Gevan

5 Ica Nadia Marisa 6 Ikhsan Nur Ramadan 7 Inna Fadzilatul Ilma 8 Maulana Iskhaq 9 Muhammad Abdur R 10 Nafisah Pramita Mukti 11 Nevalda Rizky Widianti 12 Putri Handayani

13 Refan Andre Kusuma 14 Reyfangga Robyansah 15 Reyvano Yulian Muqiit 16 Zhahira Syahwa Hafidza 17 Zidane Mohammad P

18 Ziva Putri Solekhah

c. Nilai Evaluasi Siklus I

Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi

(69)

50

Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I

No. Nama Siswa Nilai

11 Nevalda Rizky Widianti 80

12 Putri Handayani 40

13 Refan Andre Kusuma 80

14 Reyfangga Robyansah 70

15 Reyvano Yulian Muqiit 60

16 Zhahira Syahwa Hafidza 50

17 Zidane Mohammad Praditya 70

18 Ziva Putri Solekhah 50

Rata-rata 63,8

4. Refleksi

Pada tahap refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPS materi sejarah uang dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media

audio visual yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Beberapa

kendala yang terjadi pada siklus 1 yaitu:

a. Guru dan siswa masih beradaptasi dengan metode dan media pembelajaran yang baru sehingga masih bingung dalam

Gambar

Gambar 1.1 Skema Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika nilai signifikansi Uji t &gt; 0.05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial tidak

Hasil analisis menunjukkan rata-rata sikap siswa-siswi mengenai seks pranikah pada kelompok eksperimen setelah diberikan penyuluhan tentang seks pranikah mengalami peningkatan

Ensiklopedi adalah suatu sebuah referensi yang berisikan artikel-artikel dari berbagai macam sumber seperti : ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, tokoh-tokoh dunia,

Pada pasien hipertensi terjadi peningkatan stress oksidatif, yaitu suatu keadaan ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan.. Apabila ketersediaan antioksidan

SEMAKIN BESARNYA SUBSIDI, MENIPISNYA CADANGAN FOSSIL, PEMERINTAH MENGELUARKAN KEBIJAKAN MELALUI BERBAGAI PRODUK HUKUM (PP No. 32/2010) TELAH MENCANANGKAN UNTUK OPTIMALISASI

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang akademik sehingga mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal, berdaya saing, cerdas, inovatif

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data