• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian pada materi sejarah uang melalui metode number head together (NHT) dan media audio visual akan dilalui dalam 2 siklus, setiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencananan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi.

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

c. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.

e. Menyiapkan instrument untuk menggali data hasil belajar siswa berupa lembar tes.

f. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media pembelajaran audio visual.

14 2. Pelaksanaan

Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menjalankan metode numbered head together (NHT) menurut (Miftahul Huda 2016:203-204). sebagai berikut:

a. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.

b. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.

c. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya.

d. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

e. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

f. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

3. Observasi dan Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi serta tes evaluasi untuk menggali data hasil belajar siswa setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode numbered head together (NHT) dan media audio visual.

15 4. Refleksi

Tahap refleksi melibatkan kegiatan: menganalisis, mensintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang disertai dengan kegiatan pengamatan mengahsilkan tentang cerita apa yang terjadi.

J. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes yang telah dilakukan setelah diadakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) dan media pembelajaran Audio Visual di kelas III dengan

1. Tes tertulis

Teknik ini digunakan peneliti untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi sejarah uang yang diajarkan guru. Siswa dikatakan telan mencapai tingkat penguasaan materi apabila telah mencapai nilai minimal 70. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

2. Observasi

Observasi merupakan tindakan atau satu peoses pengambilan informasi, atau data melalui media pengamatan. Observasi ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangandalam

16

pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

3. Dokumentasi

Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPS dengan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual akan terekam dalam foto.dokumentasi foto dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.foto tersebut merupakan sumber data yang dapat memperjelas data lainnya.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

2. Lembar tes mata pelajaran IPS materi sejarah uang yang menggunakan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

3. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual.

4. Lembar observasi untuk mengamati siswa terhadap penerapan metode Numbered Head Together dan media Audio Visual

17

5. Lembar dokumentasi proses pembelajaran. L. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa > 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas belajarnya (Trianto, 2013:241).

Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Daryanto, 2011:192):

P =

X 100%

M.Sistematika Penulisan

Sitematika penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi beberapa bab seperti tertera dibawah ini:

Bab I, merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup

18

rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab II, menguraikan tentang kajian teori tentang definisi hasil belajar, Ilmu pengetahuan sosial, metode Numbered Head Together (NHT) dan media audio visual, dan kajian pustaka

Bab III, merupakan laporan pelaksanaan penelitian yang mendeskripsikan pelaksanaan penelitian pada siklus I, dan siklus II.

Bab IV, meliputi hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I, dan siklus II.

Bab V, merupakan penutup yang terdiri dari atas kesimpulan dan saran.

Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

19

BAB 11

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari kekeliruan terhadap maksud yang terdapat pada judul di atas, maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam rangkaian judul di atas.

1. Hasil Belajar a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian

bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. (Bahrudin, 2008 : 13).

Menurut Hilgard dan bower (Fudyartanto,2002) belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai, pengalaman, dan mendapatkan atau menemukan informasi.

Adapun Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) belajar adalah perubahan tingkah laku dan relatif tetap dan

20

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseotang.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputisegenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 2006:10-11)

Menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4) dalam buku Ahmad Susanto (2013: 3) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

21 2) Ciri-ciri Belajar

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar (Baharuddin, 2008: 15) yaitu:

a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. b) Perubahan tingkah laku relatif permanen.

c) Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman.

d) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan

e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. 3) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

22

c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan atas 2 katagori yaitu:

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

b) Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif

23

dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013:5).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 2. IPS

a. Pengertian IPS

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau Social Studies, menurut Wahidmurni (2017:15) merupakan suatu mata pelajaran yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial (social science)

24

terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di sekolah /madrasah.

Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pegetahuan yang mengkaji berbaagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto 2013:137).

Buchari Alma (2003:148) mengemukakan pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan pada pokoknya mempersoalkan manusia dengan lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial.

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebeut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna. (Rasimin, 2012 : 35).

25

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbaagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya (Trianto 2007:124).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan materi perpaduan beberapa disiplin ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antar manusia sejak dia lahir disuatu lingkungan tertentu maupun dalam lingkungan sosialnya b. Karakteristik IPS

Karakteristik IPS (pedoman guru mata pelajaran pendidikan IPS di Madrasah Ibtidaiyah: 17-18) sebagai berikut:

1) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teoritis keilmuan.

2) Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada ketrpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

3) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya, dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

4) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahnya.

26

5) Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan Interdisipliner.

6) Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar,

sekolah sampai perguruan tinggi.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tujuan pembelajaran IPS (Rasimin, 2012 : 34) yaitu:

1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan berkompetisi. dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun ditingkat global.

d. Ruang Lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ruang lingkup IPS untuk SD/MI (Rasimin, 2012 : 34) sebagai berikut :

1) Manusia, tempat dan lingkungan 2) Waktu , keberlanjutan, dan perubahan 3) Sistem sosial dan budaya

27

4) Perilaku ekonomi dan kesejahraan 3. Metode Numbered Head Together (NHT)

a. Pengertian Metode Numbered Head Together (NHT)

Metode number head together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik (Jumanta Hamdayama, 2016:106)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap sumber struktur kelas tradisonal. Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Sprnser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecak pemahaman mereka terhadap isi pembelajran (Jumanta Hamdayama, 2014: 175).

Pada dasarnya Numbered Head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok (Miftahul Huda 2016:203).

28

b. Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Numbered Head Together (NHT)

g. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok.

h. Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor.

i. Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya.

j. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

k. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

l. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempreentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

(Miftahul Huda 2016:203-204).

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Head Together (NHT)

Menggunakan metode number head together (NHT) memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut (Jumanta Hamdayama, 2014: 177-178):

1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama. 2) Menghargai pendapat porang lain.

3) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya. 4) Memupuk rasa kebersamaan .

29

Dalam menggunakan number head together (NHT) juga terdapat beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut :

1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan.

2) Guru harus bisa menfasilitasi siswa. 3) Tidak semua mendapat giliran. 4. Media Audio Fisual

a. Pengertian Media

Secara harfiah media memiliki arti „perantara” atau

pengantar. Media mrupakkan sesuat, yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merssngsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir dan basyiruddin Umar, 2002: 11).

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam dunia pendidikan media telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memudahkan Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan menyampikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for education and Communication

30

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional (Hujair AH Sanaky, 2013:3-4).

serta mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan susasana pembelajaran efektif, kreatif, dan menyenangkan. (Rasimin, 2012 : 135)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa media adalah suatu alat atau perantara yang dapat mempermudah peserta didik dalam mencapai tingkat keberhasilan dalam suatu pelajaran.

b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Prinsip-prinsip penggunaann media antara lain (Usman dan Asnawir, 2002: 19):

1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu waktu dibutuhkan.

31

2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis, bukan sembarang menggunakannya.

6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar. c. Tujuan Media Pembelajaran

Menurut Syuwardi, dkk (2017:31) mengatakan bahwa siswa SD pada usia anak-anak lebih mudah memahami melalui media.

Adapun beberapa tujuan media pembelajaran antara lain: 1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,

2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

3) Menjaga relevansi antara materi dan tujuan pembelajran, 4) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

32

d. Media Pembelajaran Audio Visual 1) Pengertian media audio visual

Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suaranmembentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah: televisi, video VCD, sound slide, dan film (Hujair 2013:119)

2) Karakteristik media audio visual

Audio visual sebagai media pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara, (b) Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh,

(c) Memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.

3) Kelebihan dan kekurangan media audio visual Kelebihan:

(a) Menyajikan objek belajar secara kongret atau pessan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar.

(b) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemicu atau menjadi motivasi pembelajar untuk belajar.

33

(c) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik.

(d) Dapat mengurangi kejenuhan belajar. (e) Menambah daya tahan ingatan. (f) Portable dan mudah didistribusikan. 4) Kekurangan media audio visual

(a) Pengadaannya memerlukan biaya mahal.

(b) Terganung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan disegala tempat.

(c) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya umpan balik.

(d) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat hiburan.

5. Materi Sejarah Uang a. Sejarah Uang

Pada zaman dahulu, untuk memperoleh barang-barang kebutuhan, masyarakat melakukan kegiatan tukar-menukar barang atau barter. Hingga kini kegiatan barter masih berlakudalam kehidupan suku-suku di pedalaman, khususnya di daerah yang terpencil. Misalnya, garam dan tembakau ditukar dengan damar atau hasil hutan yang lain. Tempat dan hari penukaran barang sudah ditentukan.

34

Cara itu dianggap merepotkan dan terasa sulit dilakukan. Cara tersebut memang kurang praktis. Seseorang yang memerlukan suatu barang harus membawa barang miliknya ke suatu tempat untuk ditukar dengan barang yang diinginkannya.

Zaman pun makin lama makin maju. Pemikiran orang makin berkembang. Orang mencari cara yang dianggap mudah untuk mendapatkan barang. Akhirnya, ditemukan alat atau barang tertentu sebagai alat tukar. Alat atau barang tersebut telah disepakati bersama. Alat tukar yang dipakai pada saat itu adalah emas, perak, tembaga, besi, mutiara, dan lain-lain. Alat tukar seperti itu disebut uang-barang. Maksud uang-barang adalah barang barang berharga yang dapat berfungsi sebagai alat tukar. Sama halnya dengan uang yang berfungsi sebagai alat tukar. b. Jenis-jenis Uang

Pada saat ini, uang adalah alat tukar atau alat pembayaran yang sah. Penukaran barang dengan uang disebut jual beli. Orang yang memiliki barang untuk ditukarkan dengan uang disebut penjual. Orang yang memiliki uang untuk ditukarkan denganbarang disebut pembeli.

1) Uang Kartal atau uang nyata

Uang kartal adalah uang berupa kertas dan logam yang digunakan sebagai alat pembayaran. Uang kartal dapat digunakan langsung untuk berbelanja. Uang yang ada di

35

Indonesia dicetak oleh perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (perum peruri), lembaga yang behak mengedarkan uang adalah Bank Indonesia.

Macam-macam uang kertas yaitu: a) Uang Kertas

Didalam uang kertas yang asli terdapat nomor seri, benang pengaman, dan gambar pahlawan yang trransparan. Nomor seri menunjukkan urutan momor pengeluaran uang tersebut. Untuk mengetahui keaslian uang dengan cara diterawang, diraba, dan dilihat. Uang kertas berbentuk persegi panjang.

b) Uang logam

Uang logam adalah uang yang berupa uang kepingan logam yang memiliki sisi yang berbeda. Uang logam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Berbentuk lingkaran/bundar. (2) Bertuliskan besarnya nilai uang. (3) Tercantum tulisan Bank Indonesia. (4) Terdapat tahun dikeluarkannya. 2) Uang Giral atau Uang Tidak Nyata

Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat berharga, contoh: wesel, polis, cek, giro, atau kartu kredit.

36

Di Negara kita tidak semua tempat menerima

Dokumen terkait