• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN IMPLEMENTASI UNIT KERJA BARU PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN IMPLEMENTASI UNIT KERJA BARU PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN

IMPLEMENTASI UNIT KERJA BARU PADA

PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK.

Kisworo

Program Teknik Informatika,Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260

Telp. (021) 5853753, Fax. (021) 5866369 E-mail : kisworo13288@gmail.com

ABSTRAK

Sistem Pakar ini dibuat untuk petugas kantor wilayah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang akan melakukan implementasi unit kerja baru mikro (atau biasa disebut implementor) sebagai buku panduan saat mengalami permasalahan aplikasi. Kondisi saat ini implementor harus menghubungi Kantor Pusat BRI apabila terdapat kendala saat proses implementasi. Mengingat Kantor Pusat BRI terdiri dari banyak sekali divisi dan bagian, implementor sering dilempar-lempar antar bagian saat menanyakan suatu permasalahan di Kantor Pusat. Apalagi saat ini tidak ada alokasi biaya pulsa untuk implementor, sehingga mereka terpaksa harus menghubungi Kantor Pusat dengan pulsa pribadi. Dengan adanya sistem pakar ini, diharapkan implementor dapat mengatasi permasalahan aplikasi BRI secara mandiri dan apabila memang harus menghubungi Kantor Pusat, divisi dan bagian yang dituju sudah tepat. Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode Forward Chaining dan teknik pencarian menggunakan teknik best first search. Sistem terdiri dari 31 rule dengan kedalaman sampai dengan 5 kedalaman. Bahasa program yang digunakan adalah PHP dengan editor Adobe Dreamweaver CS4 sedangkan basis datanya menggunakan MySQL. Sistem pakar ini berbasis web, sehingga user tidak perlu melakukan instalasi program pada perangkat PCnya.

Kata kunci :Sistem Pakar, Forward Chaining, Best First Search

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Saat ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Per bulan April 2015 Bank BRI memiliki 5.297 BRI Unit, 2.493 Teras BRI, 610 Teras BRI Keliling dan 1 Teras BRI Kapal. Ini belum termasuk unit kerja ritel dan unit kerja elektronik yang total jumlahnya lebih dari 10.000. PT Bank Rakyat Indonesia memiliki Kantor Pusat di Jakarta sedangkan unit kerja operasionalnya tersebar di seluruh Indonesia.

Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro adalah Divisi support yang bertempat di Kantor Pusat BRI Jakarta. Tugas utama dari Divisi ini adalah melakukan pembukaan unit kerja mikro sesuai dengan rencana bisnis bank yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tahun 2015, Divisi JKBM akan melivekan 67 BRI Unit, 118 Teras BRI, 25 Teras BRI Keliling dan 1 Teras BRI Kapal. Petugas

implementasi unit kerja baru di Divisi ini hanya ada 7 orang, sehingga dalam memenuhi target tahunannya, Divisi JKBM dibantu oleh Bagian E-channel TSI Kanwil yang tersebar di 19 Kantor Wilayah BRI seluruh Indonesia.

1.2 Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini ialah bagaimana melakukan transfer knowledge kepada Petugas E-channel TSI Kanwil yang ada di 19 Kantor Wilayah seluruh Indonesia untuk mengatasi error-error aplikasi yang terjadi pada saat pelaksanaan implementasi unit kerja baru. Mengingat lokasi kantor wilayah yang tersebar luas, sistem training akan memakan biaya yang besar. Rotasi pekerja di Kantor wilayah juga tergolong sangat cepat, sehingga petugas yang telah dilatih sudah lebih dulu pindah unit kerja lain sebelum petugas tersebut sempat melakukan

Training on Trainer (TOT) pada petugas pengganti. Masalah lainnya adalah bertambahnya aplikasi yang digunakan oleh Bank BRI sehingga menuntut petugas Kanwil untuk selalu update solusi permasalahannya.

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, dapat dibuatkan sebuah aplikasi yang dapat mentransfer knowledge petugas implementor di Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro (pakar/ahli), ke

(2)

dalam suatu sistem yang berisikan solusi-solusi untuk mengatasi permasalahan aplikasi saat melakukan implementasi unit kerja BRI. Sistem ini disebut dengan sistem pakar atau Expert Sytem. Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Petugas implementor Divisi JKBM adalah tangan pertama yang mendapatkan informasi dari pengembang aplikasi BRI, sehingga pengetahuan mereka bisa dijadikan

knowledge base sistem pakar ini.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan

Pada penulisan laporan tugas akhir ini pembahasan dibatasi hanya pada masalah teknis yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi petugas Kantor Wilayah dalam melakukan pembukaan unit kerja baru mikro, mengingat riset dilakukan di Divisi JKBM, yaitu Divisi yang bertanggung jawab terhadap pembukaan unit kerja mikro, baik itu BRI Unit, Teras BRI, maupun Teras BRI Keliling. Sistem ini tidak membahas permasalahan yang menyangkut pembukaan unit kerja ritel.

Informasi yang akan disajikan meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a. Sistem pakar ini dibuat dalam bentuk rule based system, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.

b. Rule based system yang digunakan menggunakan inferensi forward chaining, dimana pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis

c. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk implementasi adalah PHP dengan menggunakan database MySQL. Rule

yang digunakan sebanyak 31 dengan kedalaman sampai dengan 5 kedalaman

1.5 Metode Perancangan

Metode yang diterapkan di dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah Metode Waterfall. Adapun tahap-tahap metode ini sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Merupakan tahapan mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji. Dalam hal

ini ditentukan batasan masalah yang akan dikaji dari yang melatarbelakangi suatu bidang pengetahuan.

b. Analisis Masalah

Setelah memahami bidang yang akan dibuat menjadi sistem pakar, selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data mengenai fakta-fakta permasalahan yang terjadi saat melakukan implementasi unit kerja baru yang nantinya akan di masukkan ke dalam basis pengetahuan. c. Membentuk basis pengetahuan

Setelah memahami bidang yang akan dibuat menjadi sistem pakar, selanjutnya menentukan metode representasi pengetahuan yang didapat ke dalam basis pengetahuan, adapun metode yang digunakan adalah kaidah produksi. d. Penulisan kode program

Setelah mengetahui dan memahami masalah dan konsep pengetahuan yang akan dikembangkan ke dalam sistem pakar maka tahapan selanjutnya menentukan teknik inferensinya. Teknik inferensi yang akan dipakai dalam pembuatan sistem pakar ini adalah teknik pelacakan ke depan atau dikenal dengan inferensi Forward Chaining.

e. Pengoperasian dan uji sistem

Setelah membuat struktur knowledge base dan menentukan teknik inferensi selanjutnya adalah tahap pembuatan sistem pakar. Setelah Sistem pakar dibuat sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya adalah menguji sistem pakar tersebut, agar dapat diketahui apakah sistem pakar layak atau sesuai dengan menggunakan tatap muka berbasis web.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pakar

a. Definisi Sistem Pakar

Menurut Siswanto (2010:117), sistem pakar adalah yang paling banyak aplikasinya dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam dunia nyata. Perangkat lunak ini dapat sekali dijalankan oleh perangkat komputer pribadi, sehingga untuk aplikasi kecerdasan tiruan ini dapat dilakukan dengan mudah dan dengan biaya yang relatif lebih murah.

Sistem pakar adalah sebuah program yang dapat:

1) Menangani masalah dunia nyata, masalah yang komplek yang sangat membutuhkan intepretasi pakar.

2) Menyelesaikan masalah dengan menggunakan komputer dengan model penalaran manusia dan mencapai kesimpulan yang sama dengan yang dicapai oleh seorang

(3)

pakar jika berhadapan langsung dengan sebuah masalah yang sedang dihadapinya. Komputer yang berbasis sistem pakar adalah program komputer yang mempunyai pengetahuan yang berasal dari manusia yang berpengetahuan luas dalam suatu domain tertentu, di mana pengetahuan di sini adalah pengetahuan manusia yang sangat minim penyebarannya, mahal dan serta susah untuk didapatkannya.

Kondisi-kondisi di mana sistem pakar dapat membantu manusia dalam menyelesaikan masalahnya, antara lain:

1) Kebutuhan tenaga ahli yang banyak, tetapi pakar yang tesedia jumlahnya hanya sedikit dan sangat terbatas.

2) Pemakaian pakar yang berlebihan dalam membuat keputusan, walaupun dalam suatu tugas yang rutin.

3) Pertimbangan kritis harus dilakukan dalam waktu yang singkat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 4) Hasil yang optimal, seperti dalam hal

perencanaan atau konfigurasi.

5) Sejumlah besar data yang harus diteliti oleh pakar secara berkelanjutan.

b. Pembentukan Expert System

Mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan adalah metode inferensi Forward Chaining. Metode ini melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai

true), maka proses akan menyatakan konklusi.

Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Pelacakan ke depan ini memulai dari sekumpulan fakta-fakta (data) dengan mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/hipotesa yang ada menuju ke kesimpulan. c. Ciri-ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri dari sistem pakar adalah :

1) Terbatasnya pada domain keahlian tertentu. 2) Dapat memberikan penalaran data yang tidak

pasti.

3) Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang tidak diberikannya dengan cara yang tidak dapat di pahami.

4) Berdasarkan kaidah-kaidah/ ketentuan/ rule

yang berlaku.

5) Dirancang untuk dapat di kembangkan secara bertahap.

6) Pengetahuan dan mekanisme penalaran jelas terpisah.

7) Keluaran bersifat anjuran.

8) Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai dituntun oleh dialog

dengan user.

d. Komponen Sistem Pakar

Menurut Siswanto (2010:125), komponen sistem pakar terdiri dari 4 komponen yaitu: 1) Basis pengetahuan (knowledge base)

a) Inti program sistem pakar

b) Merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar.

c) Tersusun atas fakta-fakta yang berupa objek dan kaidah/ketentuan yang merupakan informasi tentang cara bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

2) Mesin Inferensi (inference engine)

a) Bagian-bagian yang mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan seorang pakar.

b) Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya mencari sebuah jawaban atau kesimpulan yang yang terbaik.

c) Memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai suatu kesimpulan. d) Memulai pelacakannya dengan

mencocokan kaidahnya (rule) dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam daftar fakta - fakta (fact list) yang disimpan dalam basis pengetahuan di harddisk.

3) User Interface

a) Bagian penghubung antara sistem pakar dengan pemakai.

b) Akan terjadi dialog antara program dan pemakai.

c) Program akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan berbentuk panduan menu (menu driven), pernyataan-pernyataan bahasa alami (natural language), dan Grafic interface style. Program sistem pakar akan mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban - jawaban dari si pemakai tadi.

4) Development Engine

Bagian dari sistem pakar sebagai fasilitas untuk mengembangkan mesin

inferensi dan penambahan basis pengetahuan yang akan dilakukan knowledge engineer atau harus punya keahlian dalam mengerti bagaimana pakar menerapkan pengetahuan mereka dalam memecahkan suatu masalah, dan juga mampu mengekstrasikan penjelasan (knowledge acquisition) mengenai pengetahuan dari pakar, bila si pakar menemukan pengetahuan dan aturan-aturan yang baru dari pengalaman ia bekerja. 5) Teknik Penalaran (interface)

Ada dua teknik dalam melakukan penalaran (interface):

(4)

a) Pelacakan ke belakang (backward chaining) yang memulai penalarannya dari kesimpulan (goal), dengan mencari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung menuju fakta-fakta yang mendukung sekumpulan hipotesa-hipotesa tersebut.

b) Pelacakan ke depan (forward chaining) memulai dari sekumpulan fakta- fakta dengan mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/hipotesa yang ada menuju kesimpulan.

6) Teknik Penelusuran (Searching)

Kedua teknik penalaran dipengaruhi oleh tiga macam teknik penelusuran (searching): a) Teknik Depth-First Search

Adalah teknik penelusuran data pada

node-node secara vertikal dan sudah terdefinisi, misalnya kiri ke kanan, keuntungan pencarian dengan teknik ini adalah bahwa penelurusan masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kapasitas suatu solusi yang optimal. Kekurangan teknik penelusuran ini adalah membutuhkan waktu yang sangat lama untuk ruang lingkup masalah yang besar. Proses pencarian depth-first search dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Teknik Depth-FirstSearch

b) Teknik Breadth-First Search

Adalah teknik penelusuran data pada semua

node dalam satu level atau salah satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan di bawahnya. Keuntungan pencarian daengan teknik ini adalah sama dengan depth first search, hanya saja penelusuran dengan teknik ini mempunyai nilai tambah, dimana semua node akan dicek secara menyeluruh pada setiap tingkatan node. Kekurangan teknik penelusuran ini terletak pada waktu yang dibutuhkan yang sangat lama apabila solusi berada dalam posisi node terakhir sehingga menjadi tidak efisien. Kekurangan dalam implementasi juga perlu dipertimbangkan, misalnya teknik penelusuran menjadi tidak interaktif antara suatu topik dengan topik yang lain atau harus melompat dari satu topik ke topik yang lain sebelum topik tersebut selesai ditelusuri. Proses pencarian Breadth-first search dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 : Teknik Breadth-First Search

c) Teknik Best-First Search

Adalah teknik penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk melakukan panduan pencarian ke arah node

tempat dimana solusi berada. Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristic. Pendekatan yang dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai darimana dan bagaimana menggunakan proses terbaik untuk mencari solusi. Keuntungan jenis pencarian ini adalah mengurangi beban komputasi karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan akan berhenti apabila solusi sudah mendekati yang terbaik. Ini merupakan model yang menyerupai cara manusia mengambil solusi yang dihasilkan merupakan solusi yang mutlak benar. Proses pencarian Best-first search

dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 : Teknik Best-First Search

3. RANCANGAN

SISTEM

DAN

APLIKASI

3.1 Rancangan Arsitektur Sistem Usulan Berdasarkan strategi pemecahan masalah, sistem usulan yang akan dibuat diberi nama “Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Permasalahan Implementasi Unit Kerja Baru Mikro Pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.”. Sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, Database menggunakan MySQL dan editor menggunakan Adobe Dreamweaver CS4. Sistem ini nantinya akan menganalisa masalah-masalah yang dihadapi implementor. Analisa tersebut

(5)

dengan menampilkan pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Hasil jawaban implementor akan dianalisa dan hasil analisa akan ditampilkan beserta identifikasinya. 3.2 Komponen yang digunakan

Komponen yang digunakan sebagai media ujicoba dan penelitian dalam penulisan laporan ini meliputi perangkat lunak dan perangkat keras, sebagai berikut : a. Software 1) XAMPP 1.6.3 2) Adobe Dreamweaver CS4 3) Mozilla Firefox 4) Microsoft office 2007 b. Hardware

1) Processor Intel Core i3-2310M CPU @ 2.10GHz x 4

2) Intel HD Graphic Family Generic Pnp Monitor

3) Hardisk WDC 312.9 GB 4) Memory 4.0 Gb

5) Windows 7 Professional 3.3 Rancangan Program

Berdasarkan rancangan modul sistem usulan, dapat dirancang aplikasi dengan detail sebagai berikut:

3.3.1 Diagram Alur

Diagram use case digunakan untuk menjelaskan fungsionalitas dari perangkat lunak sistem pakar yang dirancang.

Gambar 3.1 : Diagram Use Case Menu Implementor

3.3.2 Flowchart Menu Implementor

Menu Implementor dapat diakses tanpa harus login, berisi menu analisa masalah, bantuan dan daftar nomor telepon kantor pusat yang bisa dihubungi.

Gambar 3.2 : Flowchart Menu Utama Implementor

3.3.3 Flowchart Analisa Masalah

Pada menu ini implementor diharuskan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu kemudian baru akan ditampilkan daftar pertanyaan yang kemudian hasilnya kan ditampilkan pada form hasil analisa.

Gambar 3.3 : Flowchart Menu Analisa Masalah

3.4 Rancangan Layar

a. Rancangan Layar Menu Home

Pada rancangan layar menu ini, implementor hanya mengklik tombol menu maka akan muncul sub-sub menu. Terdapat beberapa submenu yang dapat dipilih oleh implementor. Diantaranya adalah submenu “Analisa Permasalahan” yang berfungsi untuk memulai mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi, submenu “Bantuan” yang berfungsi sebagai petunjuk tata cara penggunaan sistem, submenu “Hubungi Kantor Pusat” yang berfungsi untuk melihat nomor telepon divisi dan bagian di kantor pusat BRI beserta nomor vendor BRI yang dapat dihubungi dan submenu ”Menu Admin” yang berfungsi untuk login sebagai implementor. Apabila implementor ingin keluar dari aplikasi, implementor tinggal klik tanda ”x” di pojok kanan atas. Rancangan layar menu Home dapat dilihat pada gambar 3.4.a

(6)

Gambar 3.4.a : Rancangan Layar Menu Home

b. Rancangan Layar Analisa Permasalahan

Pada rancangan layar Analisa permasalahan, ada 3 form yang ditampilkan. Form pertama adalah form pendaftaran di mana implementor akan mengisi nama implementor, jenis unit kerja yang diimplementasi, nama unit kerja, dan kantor wilayah implementor. Setelah klik daftar, implementor akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memilih pilihan jawaban Ya atau Tidak, kemudian pemakai dapat melanjutkan pertanyaan ke layar berikutnya dengan memilih tombol “jawab”. Rancangan ini ditampilkan pada form analisa permasalahan. Kemudian hasil analisa akan ditampilkan pada form analisa hasil. Saat klik button ulangi analisa pada form analisa hasil, maka implementor akan diarahkan kembali ke form analisa permasalahan. Ketiga form tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4.b, 3.4.c, dan 3.4.c.

Gambar 3.4.b : Rancangan Layar pendaftaran implementor

Gambar 3.4.c : Rancangan Layar analisa permasalahan

Gambar 3.4.d : Rancangan Layar analisa hasil

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Program

Implementasi program yang dimaksud adalah menuangkan flowchart dan algoritma hasil perancangan ke dalam bahasa pemrograman, kemudian program tersebut diuji dengan cara dijalankan.

4.1.1 Proses Instalasi Program

Program ini tidak memerlukan cara instalasi yang khusus, mengingat program ini berbasis web, sehingga implementor hanya perlu menuliskan alamat web pada web browser saja.

4.1.2 Mengakses Halaman Aplikasi

Kita dapat menjalankan aplikasi ini dengan cara langsung mengisi alamat sistem pakar pada web browser, atau membuat shortcutnya pada

desktop, sehingga saat implementor mengklik shortcut tersebut akan langsung diarahkan pada halaman web sistem pakar. Halaman utama implementor ditunjukkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 : Tampilan Menu utama implementor Pada halaman menu utama ini, implementor dapat melakukan analisa masalah, membaca panduan tentang sistem pakar yang digunakan, melihat daftar nomor telepon kantor pusat BRI yang dapat dihubungi dan dapat login sebagai admin. Sebelum implementor melakukan analisa masalah, akan ditampilkan tampilan registrasi implementor, yang baru kemudian akan diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan untuk kemudian hasil analisa akan ditampilkan pada form analisa hasil. Form Analisa masalah dapat dilihat pada gambar 4.2, 4.3 dan 4.4

(7)

Gambar 4.2 Tampilan pendaftaran implementor

Gambar 4.3 Tampilan analisa masalah

Gambar 4.4 Tampilan hasil analisa 4.2 Uji Coba Program

Proses uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah program telah berjalan sesuai rancangan atau tidak.

4.2.1 Uji coba analisa masalah

1) Langkah Pertama

Pada langkah pertama pada klik menu analisa permasalahan maka akan muncul form pendaftaran implementor, isi sesuai kolom isian (lihat gambar 4.5).

Gambar 4.5 : Tampilan Layar Pendaftaran Implementor

2) Langkah Kedua

Setelah implementor klik daftar pada form

pendaftaran, maka akan ditampilkan form analisa permasalahan. Implementor akan diberikan pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya(Benar)” atau “Tidak(Salah)”. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah “Apakah permasalahan pada aplikasi BRINets Web?” (lihat gambar 4.6).

Gambar 4.6 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

3) Langkah Ketiga

Apabila implementor memilih pertanyaan “Apakah permasalahan pada aplikasi BRINets Web?” dengan jawaban “Ya”, maka proses berlanjut pada pertanyaan selanjutnya “Apakah mengalami permasalahan sebelum login

BRINets?”. (lihat gambar 4.7)

Gambar 4.7 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

4) Langkah Keempat

Apabila implementor memilih pertanyaan “Apakah mengalami permasalahan sebelum login BRINets?” dengan jawaban “Ya”, maka proses berlanjut pada pertanyaan selanjutnya “Apakah halaman awal aplikasi BRINets terbuka ?”. (lihat gambar 4.8)

Gambar 4.8 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

5) Langkah Kelima

Apabila implementor memilih pertanyaan “Apakah halaman awal aplikasi BRINets terbuka?” dengan jawaban “Ya”, maka proses berlanjut pada pertanyaan selanjutnya “Apakah User ID BRINets yang diinput sudah sesuai parameter Kantor Pusat?”. (lihat gambar 4.9)

Gambar 4.9 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

(8)

6) Langkah Keenam

Apabila implementor memilih pertanyaan “Apakah User ID BRINets yang diinput sudah sesuai parameter Kantor Pusat?” dengan jawaban “Ya”, maka proses berlanjut pada pertanyaan selanjutnya “Apakah muncul error access denied user id is denied?”. (lihat gambar 4.10)

Gambar 4.10 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

7) Langkah Ketujuh

Apabila implementor memilih pertanyaan “Apakah muncul error access denied user id is denied” dengan jawaban “Ya”, maka proses

berlanjut pada pertanyaan selanjutnya tetapi karena pertanyaan berhenti dilevel 5 maka implementor

akan mendapatkan suatu kesimpulan dari pertanyaan yang dijawab. (lihat gambar 4.11)

Gambar 4.11 : Tampilan Layar Uji Penelusuran Sistem Pakar

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ilmiah yang menyangkut Sistem Pakar untuk mengidentifikasi permasalahan implementasi unit kerja baru mikro pada PT Bank Rakyat Indonesia tbk. yang telah dikembangkan, sebagai berikut :

a. Sistem Pakar telah teruji dengan hasil yang baik dimana sistem ini terdiri dari 31 rule dengan kedalaman sampai dengan 5 kedalaman. Sistem ini telah dapat digunakan tanpa ada error.

b. Aplikasi ini telah memenuhi kebutuhan dalam membantu user dalam menyediakan solusi permasalahan yang dihadapi. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan

implementor dapat mengetahui langkah langkah penyelesaian dalam menghadapi masalah aplikasi saat mengimplementasikan unit kerja baru mikro. Untuk kedepannya diharapkan

implementor sudah hafal semua solusi yang disediakan sistem pakar ini. Harapan lainnya adalah sistem pakar ini dapat

selalu memberikan update solusi untuk permasalahan aplikasi-aplikasi baru yang sedang dan akan dikembangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

c. Aplikasi ini sangat mudah digunakan, user hanya tinggal menjawab beberapa pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai kondisi yang dihadapi sampai dengan user mendapatkan solusi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Siswanto, 2010, Kecerdasan Tiruan. Yogyakarta: Graha Ilmu

[2] Reisa, R, & Sudarmaningtyas, P, 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, dilihat

26 Februari 2014,

<http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/articl e/download/190/141>

[3] Wardian, Wawan, & Veronica Tobing, Sisca, 2011, Aplikasi Sistem Pakar Tes Kepribadian Berbasis Web, dilihat 26 Februari 2014, <http://jurnal.informatika.lipi.go.id/index.php/ inkom/article/download/116/84>

[4] Khomsah, Siti, & Sasmito Ariwibowo, Agus, 2011, Sistem Pakar Dengan Beberapa Knowledge Base Menggunakan Probabilitas Bayes Dan Mesin Inferensi Forward Chaining, dilihat 19 Maret 2014, <http://www.academia.edu/4681125/SISTEM _PAKAR_DENGAN_BEBERAPA_KNOWL EDGE_BASE_MENGGUNAKAN_PROBAB ILITAS_BAYES_DAN_MESIN_INFERENS I_FORWARD_CHAINING>

[5] Satyareni, Diema Hernyka, 2011, Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Infeksi Tropis Dengan Menggunakan Forward dan Backward Chaining, dilihat 27 Maret 2014, <diema.files.wordpress.com/2011/04/50-151-1-pb2.pdf>

[6] Nur Arif, Saiful, 2011, Rule-Based Expert Systems Dalam Mendeteksi Kerusakan Sistem Jaringan Komputer Dengan Menggunakan Backward Chaining, dilihat 27 Maret 2014, <http://lppm.trigunadharma.ac.id/public/fileJu rnal/hp442-Jurnal-Saiful-Mendeteksi

Kerusakan.pdf>

[7] Priyono, Bagus Widi, Muhammad Hasbi, and Sri Tomo. "SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN KULKAS." Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIKomSiN) 2.1 (2014), dilihat tanggal 11 April 2014

Gambar

Gambar 2.1 : Teknik Depth-First Search
Diagram use case digunakan untuk menjelaskan  fungsionalitas  dari  perangkat  lunak  sistem  pakar  yang dirancang
Gambar 3.4.a : Rancangan Layar Menu Home
Gambar 4.3 Tampilan analisa masalah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak daun jambu biji memiliki kelarutan rendah yang berakibat pada bioavailabilitas oral yang kurang maksimal.Penelitian bertujuan untuk membuat sediaan SNEDDS

Sisi kecerdasan yang ada pada sistem pakar dapat menciptakan sebuah interaksi positif antara pengguna dengan sistem, baik dari sistem penyampaian informasi,

Apakah free cash flow memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.. Apakah

Penambahan jumlah transportasi tidak seimbang dengan pertambahan ruas jalan Metode yang digunakan adalah Analisa statistic Korelasi Product Moment Dengan mengetahui derajat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh keadilan, sistem perpajakan, diskriminasi, kualitas pelayanan pajak, dan kemungkinan terdeteksinya

Kota Surakarta memiliki pasar tradisional yang cukup banyak, ada 28 pasar tradisional yaitu pasar Legi, pasar Nongko, pasar Bangunharjo, pasar Nusukan, pasar

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan

Dengan melihat demografi dan peta masyarakat Indonesia yang notabenenya terdiri dari berbagai budaya, bermacam adat, beragam bahasa. Dalam hal ini pendidikan