• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN

P

ROVINSI

B

ALI

F

EBRUARI

2015

 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak

142.026 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2014 (2.316.758 orang) atau bertambah sebanyak 48.362 orang dibanding angkatan kerja Februari 2014 (2.410.422 orang).

 Jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada Februari 2015 mencapai 2.425.173 orang, bertambah sebanyak

152.541 orang dibanding keadaan pada Agustus 2014 (2.272.632 orang) atau bertambah sebanyak 47.779 orang dibanding keadaan Februari 2014 (2.377.394 orang).

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 1,37 persen,

mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2014 sebesar 1,90 persen, namun stagnan dibanding Februari 2014.

 Penduduk yang bekerja pada Februari 2015 meningkat sebesar 2,01 persen dari kondisi Februari 2014,

namun terdapat variasi antar sektornya. Sektor industri, perdagangan, dan keuangan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,33 persen, 6,99 persen, dan 47,53 persen, sedangkan sektor pertanian, konstruksi, transportasi, jasa kemasyarakatan, dan lainnya (pertambangan dan penggalian serta LGA) mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,50 persen, 22,95 persen, 7,80 persen 2,43 persen, dan 40,37 persen.

 Pada Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebanyak 1.058.267 orang

(43,64 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 408.236 orang (16,83 persen) dan berusaha sendiri sejumlah 376.927 orang (15,54 persen).

 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2015, sebanyak 1.864.843 orang (76,90 persen) bekerja 35 jam

ke atas perminggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam perminggu sebanyak 560.330 orang (23,10 persen).

 Pada Februari 2015, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu

sebanyak 942.764 orang (38,87 persen), sedangkan pekerja dengan pendidikan SMP sebanyak 365.809 orang (15,08 persen) dan pekerja dengan pendidikan SMA ke atas sebanyak 1.116.600 orang (46,04 persen).

(2)

1.

Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Ketenagakerjaan merupakan salah satu persoalan dalam penanganan kependudukan di Provinsi Bali. Terlebih lagi, Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata nasional yang tidak saja menjadi daya tarik bagi wisatawan akan tetapi juga menarik bagi pencari kerja untuk mengadu peruntungannya. Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan baik bagi penduduk Bali maupun penduduk di luar Bali. Meningkatnya jumlah penduduk Bali tidak bisa terlepas kenyataan tersebut, yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan sosial ekonomi tersendiri, salah satunya adalah masalah ketenagakerjaan.

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2015 menunjukkan keadaan ketenagakerjaan di Bali tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang bekerja serta rendahnya tingkat pengangguran. Dari sebanyak 3.118.036 penduduk usia kerja, sebanyak 2.458.784 orang tergolong sebagai angkatan kerja, dengan kata lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 78,86 persen. Sedangkan sebanyak 659.252 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang hanya memiliki kegiatan bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Angkatan kerja terbagi dalam kelompok penduduk yang bekerja dan penganggur. Pada Februari 2015 jumlah penduduk yang bekerja mencapai 2.425.173 orang atau sebesar 98,63 persen dari jumlah angkatan kerja, dan hanya 1,37 persen lainnya yang tidak terserap pada lapangan kerja.

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015 terus mengalami peningkatan baik dibanding Februari 2014 maupun Agustus 2014. Pada Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja di Bali mencapai 2.425.173 orang, atau meningkat sebanyak 152.541 orang dibanding Agustus 2014 (2.272.632 orang) dan meningkat sebanyak 47.779 orang dibanding Februari 2014 (2.377.394 orang). Sementara itu, jumlah pengangguran di Bali pada Februari 2015 menunjukkan adanya perbaikan. Jumlah pengangguran di Bali pada Februari 2015 mencapai 33.611 orang atau menurun sebanyak 10.515 orang dibandingkan Agustus 2014 (44.126 orang), namun sedikit meningkat dibandingkan Februari 2014 (33.028 orang), yaitu sebanyak 583 orang. Peningkatan yang sebanding antara jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah penduduk yang menganggur dari bulan Februari 2014 ke Februari 2015, mengakibatkan TPT pada bulan Februari 2014 dan Februari 2015 tidak mengalami perubahan secara nyata, yaitu sebesar 1,37 persen. Namun demikian, angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2014 yang mencapai 1,90 persen.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2013-2015 (orang)

Kegiatan Utama 2013 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Penduduk Usia 15+ 3.030.040 3.047.921 3.066.498 3.092.880 3.118.036

2. Angkatan Kerja 2.383.461 2.283.896 2.410.422 2.316.758 2.458.784

A. Bekerja 2.337.709 2.242.076 2.377.394 2.272.632 2.425.173

B. Penganggur 45.752 41.820 33.028 44.126 33.611

3. Bukan Angkatan Kerja 646.579 764.025 656.076 776.122 659.252

4. TPAK (%) 78,66 74,93 78,61 74,91 78,86

5. TPT (%) 1,92 1,83 1,37 1,90 1,37

(3)

2.

Lapangan Pekerjaan Utama

Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, keadaan pekerja di Bali pada Februari 2015 paling banyak bekerja di sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi, dengan jumlah sebanyak 721.776 orang, atau sebesar 29,76 persen dari total penduduk yang bekerja. Kontribusi penduduk yang bekerja di sektor ini mengalami peningkatan dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 28,38 persen.

Meskipun kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja terus mengalami penurunan, namun sektor ini masih memiliki peranan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 569.493 orang atau sebesar 23,48 persen dari total penduduk yang bekerja. Sektor industri dan sektor jasa kemasyarakatan juga memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Penduduk yang bekerja di sektor industri pada bulan Februari 2015 berjumlah 398.873 orang, atau meningkat dari 14,18 persen di Februari 2014 menjadi 16,45 persen pada Februari 2015. Sedangkan penduduk yang berkerja di sektor jasa kemasyarakatan pada bulan Februari 2015 berjumlah 371.973 orang (15,34 persen) sedikit menurun dibandingkan bulan Februari 2014 yang berjumlah 381.219 orang (16,04 persen). Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama pada masing masing sektor tertera pada Tabel 2.

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013-2015 (orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2013 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian 581.933 547.746 590.169 528.506 569.493 Industri 303.730 312.858 337.080 316.598 398.873 Konstruksi 199.760 207.831 230.524 205.470 177.619 Perdagangan 682.455 616.613 674.595 658.312 721.776 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 73.704 70.881 71.982 70.658 66.368 Keuangan 97.557 89.991 73.168 82.431 107.945 Jasa Kemasyarakatan 379.403 378.358 381.219 393.056 371.973 Lainnya (Pertambangan, Penggalian, LGA) 19.167 17.798 18.657 17.601 11.126 Jumlah 2.337.709 2.242.076 2.377.394 2.272.632 2.425.173

3.

Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2015 sebanyak 1.147.723 orang (47,33 persen) bekerja pada kegiatan formal dan sebanyak 1.277.450 orang (52,67 persen) bekerja pada kegiatan informal. Hal ini bisa berarti sebagian besar penduduk yang bekerja di Bali masih bergantung pada kegiatan informal, namun perbedaan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor formal dan informal tidak jauh. Persentase penduduk yang bekerja di sektor formal

(4)

pada Februari 2015 meningkat dibandingkan bulan yang sama di tahun 2014 yang sebesar 41,91 persen, akan tetapi mengalami sedikit penurunan dari kondisi semester sebelumnya yaitu Agustus 2014 yang sebesar 47,68 persen.

Situasi ketenagakerjaan dikatakan semakin membaik, apabila tersedianya jaminan kelangsungan pekerjaan bagi pekerja. Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan juga menjadi salah satu indikasi kualitas tenaga kerja. Status sebagai buruh/karyawan misalnya, dikatakan lebih baik dibandingkan dengan status sebagai pekerja bebas maupun pekerja keluarga. Disamping stabilnya kedudukan disuatu usaha, pada umumnya pekerja yang berstatus buruh/karyawan memiliki produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan status pekerjaan, pada Februari 2015 di Bali terdapat sebanyak 1.058.267 orang (43,64 persen) yang bekerja sebagai buruh/karyawan. Persentase jumlah pekerja yang berstatus sebagai buruh/karyawan terhadap total penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2015 lebih besar baik dibandingkan dengan kondisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 909.944 orang (38,27 persen), maupun dibandingkan kondisi Agustus 2014 yang sebanyak 985.146 orang (43,35 persen). Jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan status pekerjaan utama disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2013-2015 (orang)

Ststus Pekerjaan Utama 2013 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Berusaha sendiri 320.719 309.058 372.167 317.218 376.927

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 440.673 348.229 419.827 366.108 408.236

Berusaha dibantu buruh tetap 74.834 83.924 86.533 98.476 89.456

Buruh/karyawan 903.507 984.541 909.944 985.146 1.058.267

Pekerja bebas 225.156 207.112 206.182 203.142 156.313

Pekerja tak dibayar 372.820 309.212 382.741 302.542 335.974

Jumlah 2.337.709 2.242.076 2.377.394 2.272.632 2.425.173

4.

Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu terbagi menjadi dua bagian, yaitu pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Penduduk disebut sebagai pekerja penuh apabila selama seminggu yang lalu mereka bekerja selama 35 jam atau lebih, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu dikatakan sebagai pekerja tidak penuh, yaitu mereka yang bekerja selama 1 34 jam perminggu.

Pada Februari 2015, berdasarkan komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jam kerja perminggunya terlihat kondisi yang relatif sama, hanya terdapat sedikit perubahan antar semesternya. Persentase jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja 1 - 34 jam perminggu mengalami sedikit peningkatan baik dibandingkan bulan yang sama tahun 2014 yang sebesar 22,96 persen (545.757 orang), maupun dibandingkan bulan Agustus 2014 yang sebesar 22,59 persen (513.334 orang), menjadi 23,10 persen (560.330 orang) pada Februari 2015.

(5)

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, 2013-2015 (orang) Jumlah Jam Kerja

Perminggu

2013 2014 2015 Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 – 7 30.216 25.033 21.865 22.073 31.622 8 – 14 87.132 103.697 80.372 75.964 90.284 15 – 24 200.232 212.689 194.231 179.149 190.996 25 – 34 251.344 266.223 249.289 236.148 247.428 1 – 34 568.924 607.642 545.757 513.334 560.330 35+*) 1.768.785 1.634.434 1.831.637 1.759.298 1.864.843 Jumlah 2.337.709 2.242.076 2.377.394 2.272.632 2.425.173

*) Termasuk sementara tidak bekerja

Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja pada kelompok 35 jam ke atas di bulan Februari 2015 jumlahnya mencapai 1.864.843 orang (76,90 persen). Meskipun absolut jumlah penduduk yang bekerja penuh waktu meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya, namun secara komposisi pekerja penuh waktu mengalami penurunan baik dibandingkan bulan Agustus 2014 yang sebesar 77,41 persen (1.759.298 orang), maupun dibandingkan bulan Februari 2014 yang sebesar 77,04 persen (1.831.637 orang).

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Secara umum, tingkat pendidikan akan menentukan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Tenaga kerja yang berkualitas tentu saja akan memiliki tingkat produktifitas yang lebih tinggi. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi oleh pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah.

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013-2015 (orang) Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan

2013 2014 2015

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD Ke Bawah 989.101 886.342 1.002.707 875.729 942.764

Sekolah Menengah Pertama 360.642 330.310 360.432 337.080 365.809

Sekolah Menengah Atas 416.742 452.607 476.634 482.680 432.128

Sekolah Menengah Kejuruan 266.404 258.412 274.374 264.750 342.283

Diploma I/II/III 117.972 109.748 84.420 99.321 106.837

Universitas 186.848 204.657 178.827 213.072 235.352

(6)

Pada Februari 2015, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah sebanyak 942.764 orang atau sebesar 38,87 persen dari total penduduk yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja dengan jenjang pendidikan SD ke bawah ini mengalami penurunan dibanding bulan yang sama di tahun 2014 yang sebesar 1.002.707 orang (42,18 persen), namun mengalami peningkatan dibandingkan dengan keadaan di bulan Agustus 2014 yang mencapai 875.729 orang (38,53 persen). Sedangkan pekerja dengan jenjang pendidikan Diploma dan Sarjana pada Februari 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Jumlah pekerja pada masing-masing jenjang pendidikan adalah 106.837 orang (4,41 persen) untuk pekerja jenjang diploma dan 235.352 orang (9,70 persen) untuk pekerja jenjang pendidikan Sarjana.

6.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Pengangguran menurut tingkat pendidikan menggambarkan kondisi penyerapan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari 2015 sebesar 1,37 persen. Keadaan tersebut menurun jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, yang mana angka TPT pada bulan Agustus 2014 sebesar 1,90 persen, dan relatif tetap dibandingkan kondisi bulan yang sama di tahun 2014.

Berdasarkan jenjang pendidikan, TPT pada Februari 2015 yang terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu sebesar 0,24 persen. Sedangkan TPT tertinggi didominasi oleh penduduk dengan jenjang pendidikan SMA ke atas, yaitu SMA serta Diploma dan Sarjana dengan TPT masing-masing sebesar 3,18 persen dan 1,43 persen. Rendahnya TPT pada jenjang pendidikan SMK tidak terlepas dari tujuan dari pendidikan tersebut yang berusaha mencetak tenaga kerja terampil yang siap memasuki pasar lapangan kerja. Sedangkan tingginya TPT pada tingkat pendidikan SMA ke atas dimungkinkan akibat dari mereka yang berada pada kelompok ini cenderung lebih memilih-milih dalam menentukan pekerjaan.

Angka pengangguran secara umum terlihat berfluktuatif antar jenjang pendidikan dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan belum stabilnya kondisi ketenagakerjaan yang cenderung bisa dimungkinkan dari sektor informal. Perkembangan angka TPT menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan diperlihatkan pada Tabel 6.

Tabel 6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013-2015 (persen) Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan

2013 2014 2014

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SD Ke Bawah 2,25 0,71 0,18 0,56 0,89

Sekolah Menengah Pertama 1,02 1,31 0,28 1,78 1,39

Sekolah Menengah Atas 2,12 2,88 2,85 2,29 3,18

Sekolah Menengah Kejuruan 2,65 3,25 3,92 4,51 0,24

Diploma I/II/III / Universitas 0,97 2,78 1,86 2,89 1,43

(7)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Indra Susilo, DPSc, MM Kepala Bidang Statistik Sosial

BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa pada tingkat kesamaan 57,3%, ke- lompok habitat pertama ditempati oleh Sta- siun 4 yang dicirikan dengan tingginya nilai kelimpahan

Hasil penelitian menunjukkan, keempat industri pengolahan salak yang diteliti layak untuk dilaksanakan, namun industri kripik salak lebih unggul dibandingkan industri

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang pengaruh komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional

Gedung Arthaloka Lt. Jenderal Sudirman Kav. Konsultan sistem pengamanan Gedung Arthaloka Lt. Jenderal Sudirman Kav.. 596 PT Tridaya Patra Marine p. Penyedia transportasi laut

“Price Earning Ratio (PER) adalah rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per saham (EPS), maka semakin tinggi rasio ini akan

Menurut data dan hasil yang didapat pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian suplemen kreatin sebanyak 5000 mg sebelum melakukan aktifitas fisik

Judul Tesis : Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA

Sehingga dengan adanya anak inklusi yang di- terima disekolah ini mengharuskan seorang guru untuk bisa menyesuaikan dalam penggunaan kurikulum bahkan dalam