PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP
PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ALIFAH AMRI MIRFAQOH
NIM 11512055
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP
PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL
ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ALIFAH AMRI MIRFAQOH
NIM 11512055
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Bungaku akan harum hingga tertelan masa, karena Bungaku, mahkota pertiwi ”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkan kepada:
1.Bapak tercinta, Muhson Ali dan Mama tersayang, Purwanti yang telah menjadi donatur terbesar saya dalam segala hal, sehingga LULUS dengan gelar S1.
2.Sahabat-sahabati PMII Kota Salatiga.
3.Sahabat-sahabati TEATER LINTANG SONGO Kota Salatiga.
4.Teman-teman PONPES AL-HASAN khususnya Nia, Isna, Riha, Kholis,
Indah, Ayu, Dewi yang menjadi sahabat terbaikku dari 3 tahun ini.
5.Teman-teman MAHAD PUTRI Angkatan 2012 Khususnya Kamar Fatimah
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Sholawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan
bagi seluruh umat Islam.
Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih secara tulus kepada:
1.Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah da Ilmu Keguruan.
3.Ibu Peni Susapti, S. Si, M. Si. selaku Kajur PGMI dan pembimbing skripsi
yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana dalam membimbing,
mengarahkan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela
kesibukannya.
4.Bapak Dr. Marno selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo, Arghomulyo Salatiga.
5.Ibu Ratna Puspita Sari, S. Pd selaku guru kelas V di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, Arghomulyo Salatiga.
6.Segenap Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
vi
7.Teman-teman PGMI Salatiga angkatan 2012 yang tidak disebutkan satu
persatu.
8.Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2012, teman-teman tarbiyah sebasib
seperjuangan.
9.Semua pihak yang telah membatu baik material maupun spiritual dalam
penulisan skripsi.
Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi
amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk
pembaca selalu penulis harapakan demi kesempurnaan penelitian ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua yang membutuhkan.
Salatiga, 2016
vii
ABSTRAK
Mirfaqoh, Alifah Amri. 11512055. Peingkatan Prestasi Belajar IPA Materi Fotosintesis dengan Media POP-UP pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islmaiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Peni Susapti, S. Si, M. Si.
Kata kunci: Prestasi Belajar, Pop-up, Fotosintesis
Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa prestasi belajar siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga dalam pelajaran IPA materi fotosintesis masih rendah.
Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016? Penelitian ini menggunakan media pop-up materi fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan metode pengamatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mengambil data yang relevan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa: dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016. Hasil tes siswa yang mengalami peningkatan prestasi yaitu pada siklus I saat pre test yang tuntas 8 siswa/40% terjadi peningkatan saat post test menjadi 13 siswa/65% berarti ada peningkatan sebanyak5 siswa/25%. Pada siklus II saat pre test yang tuntas 11 siswa/55% terjadi peningkatan saat post test
x
DAFTAR PUSTAKA ………... xiii
LAMPIRAN ……… iix
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Identitas MI ……… 40
Tabel 2. Data Tenaga MI ……… 41
Tabel 3. Data Kelas V MI ……… 42
Tabel 4. SK, KD dan Indikator Pembelajaran ……….. 45
Tabel 5. Langkah Pelaksanaan Siklus I ………. 46
Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ……… 50
Tabel 7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ……….. 52
Tabel 8. Sk, KD dan Indikator Pembelajaran Siklus II …………. 55
Tabel 9. Langkah Pelaksanaan Siklus II ……… 56
Tabel 10. Data Nilai Siklus I ……… 64
Tabel 11. Data Nilai Siklus II ………. 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……… 13
Gambar 2. Proses Fotosintesis ……….. 31
Gambar 3. Menyimpan Cadangan Makanan di dalam Umbi ….. 33
Gambar 4. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Batang 33
Gambar 5. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Buah …. 34
Gambar 6. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji …. 34
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus
tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya
memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai
dengan pandangan hidup dan dalam latar belakang sosial-kebudayaan
setiap masyarakat tertentu (Tirtarahardja dan La Sulo, 2008:82). Oleh
karena itu, peran media pembelajaran dalam dunia pendidikan sangatlah
berarti yaitu untuk menggabungankan gagasan pemikiran dari setiap latar
belakang sosial-kebudayaan masyarakat tertentu.
“Menurut Schram media pembelajaran merupakan teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Jadi media adalah perluasan dari guru” (Susilana dan Riyana, 2009: 6).
Dalam prosesnya pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa
sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Maka dari itu, belajar
membutuhkan interaksi berupa komunikasi yangmana terjadi proses
penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pemilihan media pembelajaran
menjadi bagian terpenting dalam upaya menciptakan pembelajaran yang
2
sebuah siklus pembelajaran yang menarik dan memungkinkan siswa dapat
berpartisipasi secara aktif.
Pendidikan ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata
pelajaran di sekolah yang cukup memegang peran penting dalam
pembentukkan karakter siswa yang berkualitas, karena ilmu pengetahuan
alam merupakan sarana berfikir untuk mengkaji segala sesuatu yang dapat
terjadi dalam pengalaman hidup seorang siswa dikehidupannya sehari-hari.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidik dibidang
sains. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA siswa di sekolah.
Pembelajaran IPA di MI Noborejo, Argomulyo, Salatiga selama
ini masih kurang bervariasi dan kreatif. Metode yang sering digunakan
dalam pembelajaran IPA adalah ceramah dan tanya jawab. Guru hanya
menjelaskan suatu konsep materi kemudian siswa diberi latihan lewat
lembar kerja siswa. Media pembelajaranpun hanya tertulis dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran tanpa ada tindakkan selanjutnya. Jika ditelusuri
peneliti adanya media pembelajaran hanya sebatas pajangan sekolah yang
penuh debu sebagai tanda bahwa sekolah tersebut memiliki media
pembelajaran, apabila diadakan kunjungan dari luar sekolah. Penggunaan
model pembelajaran secara konvesional ini membuat siswa menjadi pasif,
sehingga mengakibatkan kurang keaktifan dan rendahnya prestasi belajar
IPA. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar sebagian siswa yang
3
Pemerolehan nilai KKM tersebut berdasarkan kompleksitas
indikator (kesulitan & kerumitan), daya dukung (sarana/prasarana,
kemampuan guru,lingkungan, dan biaya), intake siswa (masukan
kemampuan siswa) dikutip dari (BP. Cipta Jaya: vi). Dapat hitung dengan
rumus:
Keterangan:
K : Kompleksitas (point tinggi 1, sedang 2, rendah 3)
DD : Daya Dukung (point tinggi 3, sedang 2, rendag 1)
IS : Intake Siswa (point tinggi 3, sedang 2, rendah 1)
Masih terdapat juga kegiatan belajar IPA yang bersifat teacher centered dimana siswa hanya duduk dan diam, mendengarkan materi, serta mengerjakan latihan soal dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran
seperti ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan, sehingga kurang
kreatif dalam memahami pembelajaran. Situasi belajar yang monoton
tanpa melibatkan keaktifan dan kekreativitasan siswa akan membuat siswa
menjadi pasif, karena segala sesuatu tergantung pada guru.
Terkadang guru lupa akan sistem pembelajaran yang
menyenangkan, serta membuat siswa betah akan proses pembelajaran yang
berlangsung. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti. Kebanyakkan
siswa di MI Noborejo, sering izin kekamar mandi jika proses pembelajaran
IPA berlangsung. Itu menandakan bahwa seorang siswa jenuh dalam
4
alternatif lain untuk membuat semangat belajar mereka kembali. Dari itu
semua menjadi catatan terpenting bagi seorang guru dalam mengubah
paradigma pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti dalam
prosesnya hanya hura-hura atau bahkan permainan semata. Seperti
pendapat Meier, “menyenangkan atau membuat susana belajar dalam
keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura.
Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan
kemeriahan yang dangkal. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat,
adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman
(penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan
pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan
sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting
ketimbang segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih
atau digunakan (Hernowo, 2005: 35).
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuat
pembelajaran menjadi menarik diantaranya penggunaan media
pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat memudahkan seorang
guru dalam melakukan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
IPA, materi fotosintesis. Mengapa peneliti mengambil mata pelajaran
fotosintesis karena, materi fotosintesis merupakan mata pelajaran yang
dianggap peneliti memungkinkan untuk diadakan inovasi pembelajaran. Di
5
penggabungan antara air, zat hijau daun, gas karbon dioksida yang akan
diubah menjadi glukosa serta gas oksigen dengan bantuan cahaya
matahari. Dari kesemua itu jika diramu dalam media pembelajaran pop-up, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Media pop-up merupakan solusi yang peneliti tawarkan kepada
pendidik. Media ini merupakan salah satu alternatif media pembelajaran
dengan potensi yang dimilikinya untuk menarik perhatian siswa. Dengan
menampilkan suatu bentuk tiga dimensi dan bersifat interaktif, dapat
memberikan materi pendidikan dengan cara yang berbeda. Penggunaan
tokoh kartun yang dekat dengan imajinasi siswa sengaja peneliti tampilkan
pada bentuk tiga dimensi di media pop-up ini, dimana “alat bantu belajar
dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur dapat menghidupkan
gagasan abstrak dan mengikutsertakan pelajaran kinestetik” (Darmansyah,
2011: 23) sehigga diharapkan dapat menjadi solusi dari kesulitan belajar
siswa pada materi fotosintesis yang masih bersifat abstrak. Dan pemilihan
materi fotosintesis ini juga merupakan saran dari guru kelas yang perlu
diadakan inovasi pembelajaran untuk dapat meninggkatkan prestasi belajar
IPA di Madrasah.
Melalui media pop-up ini dapat membangkitkan motivasi siswa
dalam belajar yang berbentuk buku. Disertai dengan pembelajaran edukatif
tentang fotosintesis yang dikemas semenarik mungkin dan dekat dengan
lingkungan mereka, seperti mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan
6
warna, dan tipografi disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga
mereka merasa lebih akrab dengan karakter-karakter yang dibuat.
Buku pop-up dipilih sebagai alternatif media yang
dikembangkan karena buku pop-up merupakan salah satu bidang kreatif
dari paper engineering yang kini semakin digemari dan sedang
berkembang di Indonesia. Buku pop-up sudah banyak beredar di pasaran, akan tetapi masih didominasi karya/produk luar negeri, sedangkan buku
lokal masih sangat terbatas. Buku pop-up karya anak negeri sejauh ini lebih mendominasi kegiatan di kalangan komunitas (workshop) atau kebutuhan acara tertentu, misalnya karya pop-up untuk buku tahunan sekolah, kartu ucapan, undangan, dll. Dan buku pop-up yang berisikan tema pembelajaran masih jarang ditemukan.
Buku pop-up diawali dengan adanya movable book (buku
bergerak) dan flip the flap (susunan kertas bertumpuk) di Eropa. Akan tetapi kehadiran buku pop-up lebih diminati oleh masyarakat karena pop-up lebih memiliki dimensi dibandingkan dengan movable book dan flip the flap. Hal inilah yang menjadikan pop-up lebih mudah diingat, karena selain memiliki dimensi, pop-up juga dikenal lebih memiliki efek mengejutkan dari efek pergerakan yang dihasilkan pada saat teknik-teknik
pop-up beroperasi.
Dalam penelitain ini, peneliti bermaksud mengamplikasikan
7
lebih tertarik dalam mempelajari pembelajaran IPA materi fotosintesis.
Pemilihan media buku pop-up ini selain sesuai dengan kondisi siswa, juga dinilai lebih menarik dibandingkan dengan media sebelumnya yang hanya
berupa lembaran buku siswa. Selain itu, penggunaan media buku pop-up
dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran ketika memahami isi
materi pembelajaran.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP
PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO
ARGHOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016”
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan media pop-up dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, kota Salatiga tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis
8 D. Hipotesis Penelitian
Penerapan Media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah
Noborejo, Arghomulyo kota Salatiga tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik
Sebagai acuan dalam mengembangkan kajian ilmu pendidikan
khususnya pada pelajaran IPA materi fotosintesis dengan media pop-up.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai acuan untuk mengembangkan kajian ilmu pendidikan alam
khususnya mengajar IPA di SD/MI.
b. Sebagai saran dan inovasi media pembelajaran bagi pendidik untuk
mengembangkan pembelajaran IPA materi fotosintesis pada
peserta didik di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo,
kota Salatiga.
F.Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
“hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan
“hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
9
aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak
digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam
kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran (Arifin,
2011: 12).
Depdiknas (2005: 895) juga menjelaskan bahwa prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau
dikerjakan. Sedangkan menurut Sumardi Suryabaya, prestasi adalah
hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk
belajar (1983: 27) yang dikutip dari (Yonny, dkk, 2012: 158). Dari
pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang atau siswa dengan sadar
dalam proses pembelajaran yang umunya berkenaan dengan aspek
pengetahuan.
2. IPA
H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education”
menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh
dengan metode khusus.
Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang
benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut
gejala-10
gejala alam. Betapa pun indahnya suatu teori, jika dirusmuskan
tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil
pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam
diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan
(eksperiment), kemudian berdasarkan hasil eksperiment itulah di
rumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak berdiri
sendiri. Teori selalu didasarkan oleh suatu hasil pengamatan (Ahmadi
dan Supatmo, 2000: 1). Apabila disimpulkan oleh peneliti, IPA adalah
ilmu pengetahuan terhadap pengamatan gejala-gejala alam yang
merumuskan keterangan ilmiahnya.
3. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau
‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6). Dalam bahasa Arab,
kata media atau perantara disebut dengan kata لئاس و bentuk jamak dari
ةليس و (Mahmud Yunus, t.t: 499). Jadi secara bahasa media berarti
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal (Azhar Arsyad, 1996:3) yang dikutip dari (Sukiman, 2012:
11
Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah “seluruh alat dan bahan yang dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah dan sebagainya” (Sanjaya, 2014: 58). Dapat ditarik
kesimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat penyampai pesan
yang digunakan pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran
sesuai dengan kompetensi siswa yang harus dicapai.
4. POP-UP
Menurut Alit Ayu Dewantari dalam artikelnya yang berjudul Workshop Pop-up Mengamati, Mengenal, dan Memahami Pop-up. Dijelaskan bahwa teknik pop-up telah digunakan sejak 7 abad yang lalu. Aplikasi pertamanya adalah pada sebuah naskah astrologi pada
tahun 1306. Saat itu teknik pop-up memiliki sebutan teknik bergerak/Movable. Pada abad ke-15, teknik ini dimanfaatkan juga oleh para medis untuk menggambarkan anatomi tubuh manusia.
Buku bergerak untuk medis ini disebut Lift Flaps (Lift Flaps
adalah alat yang digunakan di dunia medis untuk mengetahui anatomi
tubuh manusia). Baru pada abad ke-18, teknik ini mulai diaplikasikan
untuk tema yang meliputi kisah dogeng, fiktif, seni dan dunia hiburan,
baik untuk kalangan dewasa maupun anak-anak. Penerapan pop-up
sendiri baru digunakan pada tahun 1930-an hingga saat ini.
12
Rubin, seorang professional dan pengamat di bidang paper
enginnering, menggungkapkan bahwa pop-up merupakan sebuah ilustrasi yang ketika halaman tersebut dibuka, ditarik, atau diangkat,
akan timbul tingkatan kesan tiga dimensi, (Dewantari, 2003: 1)
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian
Tindak Kelas (PTK). Penelitian Tindak Kelas (PTK) adalah
“pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan” (Suyadi, 2014: 18). Alasan utama pemilihan rancangan
PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses
penelitian.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Kota Salatiga, Tahun 2016. Alasan
mengambil subyek kelas V dikarenakan media ini pantas dengan
materi kelas tersebut serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu
diadakan inovasi pembelajaran. Dan mengambil di MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Salatiga karena peneliti sudah pernah
melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut, sehingga
13 3. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian tersebut perlu dibahas secara
tersendiri mengingat setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK
sering didahului dengan berbagai hal yang harus dipersiapkan secara
cukup teliti. Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan
PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang
dikemukakan oleh Arikunto (2006: 16) dalam buku yang disusun oleh
Suyadi (2014: 50).
Gambar. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
permasalahan
Siklus I Perencanaan
14 a. Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Menyiapkan materi ajar tentang fotosintesis.
2) Menyiapkan Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
fotosintesis dengan menggunakan media pop-up.
3) Menyiapkan lembar soal materi fotosintesis untuk mengetahui
prestasi belajar siswa.
4) Menyiapkan instrument pembelajaran.
5) Lembar observasi kegiatan siswa tentang proses pembelajaran
menggunakan media pop-up.
6) Lembar observasi kegiatan guru tentang penggunaan media
pembelajaran pop-up. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan media
pembelajaran pop-up yang telah direncanakan, dengan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasing) yaitu mengamati semua
15
terfokus pada kegiatan siswa yaitu melihat dengan seksama,
mendengar dengan penuh konsentrasi yang akan mendorong rasa
keingin tahuan siswa tentang materi yang disampaikan.
d. Refleksi
Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil
tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum
dan sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan media
pop-up. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II dan seterusnya.
4. Instrument Penelitian
“Instrument penelitian adalah yang digunakan berupa lembar pengamatan dan pedoman wawancara” (Daryanto, 2011: 88). Secara
etimologi instrument dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat
yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai sarana penelitian
berupa seperangkat tes untuk memperoleh data. Secara terminologi
instrument merupakan alat bantu (dalam hal ini peneliti) bagi peneliti
dalam mengumpulkan data (Tim Penyusun kamus pusat bahasa, kamus
bahasa Indonesia, 2008).
Instrument yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah:
a. Pedoman/ lembar pengamatan
Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati
kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam
16
observasi ini berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses
kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dengan
menggunakan media pop-up. b. Soal Evaluasi
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan
evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk
mendapatkan data yang berupa nilai yang mengambarkan
pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses
pembelajaran. Tes tertulis ini terdiri dari soal pilihan ganda dan
essay.
c. Dokumentasi
Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi
dokument-dokument hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa
foto-foto atau gambar.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru
kelas. Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang
17 b. Tes
Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan
cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan
pemahaman siswa dalam pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar.
H. Analisa Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi
dalam setiap siklusnya, berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi
belajar siswa. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan
kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus
selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah
mencapai tujuannya.
Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa
persentase yaitu sebagai berikut:
P =
Ket:
P = Persentase
X = Jumlah siswa yang tuntas
18
Dimana bila dihitung secara klasikal apabila kelas tersebut
memiliki ketuntas belajar 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%.
I.Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai
berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo,
halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian penulisan, daftar isi, daftar table, daftar gambar,
daftar lampiran.
2. Bagian inti
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
19 4. Instrumen Penelitian
5. Pengumpulan Data
H. Analisis data
I. Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
2. Fungsi Prestasi Belajar
3. Kegunaan Prestasi Belajar
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar
B. IPA
1. Pengertian IPA
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA
4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
C. Fotosintesis
1. Pengertian Fotosintesis
2. Proses Terjadinya Fotosintesis
3. Hasil Proses Fotosintesis
D. Media Pop-up
1. Pengertian Pop-up
20
3. Kegunaan Media Pop-up
4. Jenis-jenis Media Pop-up
BAB III Pelaksanaan Penelitian
A. Subyek Penelitian
B. Deskripsi Pelaksanan Penelitian siklus I
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahsan
A. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus
B. Pembahasan Hasil Laporan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.
Menurut W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang
telah diciptakan, hasil pekerjaan atau hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan.
Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Winkel (1996:
226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian,
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Arif Gunarso
22
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.
Setelah menelusuri uraian diatas, dapat dipahami mengenai
makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya
adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994: 19-20) yang dikutip dari
Hamdani (2011:137-138) dalam bukunya yang berjudul Strategi
Belajar Mengajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam
memenuhi keberhasilan tertentu setelah mempelajari materi
pembelajaran yang diajarkan pendidik
2. Fungsi Prestasi Belajar
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingin
23
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator
ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan
kebutuhan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi
fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran (Arifin,
2011: 12-13)
3. Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar teryata mempunyai banyak kegunaan, antara lain:
24 b. Untuk keperluan diagnostik.
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d. Untuk keperluan seleksi.
e. Untuk keperluan penempatan atau jurusan.
f. Untuk menentukan isi kurikulum.
g. Untuk menentukan kebijaksanan sekolah (Arifin, 2011: 13)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri
(factor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal) individu.
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
pentingan sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam
mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
a. Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya
pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebaginya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh teridiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
25
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
b. Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga.
b) Lingkungan sekolah.
c) Lingkungan masyarakat.
d) Lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dan iklim.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar (Ahmadi dan
Supriyono, 2004: 138).
B.IPA
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdapat tiga istilah yang terlibat
dalam hal ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan“alam”. Pengetahuan
26
banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan
tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan
alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.
Pengatahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta
isinya.
Ilmu adalah pengetahuan yang alamiah, pengetahuan yang
diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dan
sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat
diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya,
sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan
pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini
(sukarno, 1973) yang dikutip dari Wisudawati dan sulistyowati (2014:
23) dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Pembelajaran IPA”.
Menurut Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai
“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperiment”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka
IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA
dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat
27
b. Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perencangan
eksperiment atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum.
d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 24)
H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education”
menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh
dengan metode khusus (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 1).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan pengertian
IPA adalah ilmu pengetahuan terhadap pengamatan yang bersifat
rasional mengenai gejala-gejala alam yang merumuskan keterangan
ilmiahnya.
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
28
dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan selanjutnya (Departemen Agama RI, 2004: 206).
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA
a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap
Pengetahuan Alam dan teknologi.
c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Allah Swt (Departement Agama RI, 2004: 206).
4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA
Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan pada pengalaman
belajar langsung daripada pengajaran (mengajar). Guru berperan
sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif berperan dalam
proses belajar. Guru terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar
29
mengaktifkan semua siswa secara fositif da edukatif (Departement
Agama RI, 2004: 211).
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Alam meliputi dua
aspek.
a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai
ilmiah.
b. Pemahaman konsep dan penerapannya mencakup:
1)Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2)Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas.
3)Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4)Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya.
5)Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
(saling temas) merupakan penerapan konsep Pengetahuan
Alam dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi
30
sederhana termasuk merancang dan membuat (Departemen
Agama RI, 2004: 206).
C. Fotosintesis
1. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yang artinya
“menyusun dalam cahaya” (Surya, 2008: 93). Sedangkan Priyono, dkk.
(2009:46) mengatakan fotosintesis adalah proses pembuatan makanan
pada tumbuhan. Sulistyowati dan Sukarno (2009: 32) juga
menjelaskan bahwa fotosintesis adalah proses pembuatan makanan
pada tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari. Penjelasan Arifin,
dkk (2009: 18) melengkapi penjelasan uraian mengenai fotosintesis,
mengatakan bahwa fotosintesis adalah pembentukan karbohidrat dari
karbon dioksida dan air dengan bantuan energi cahaya serta klorofil.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau
melalui energi cahaya dengan tersusunnya air, karbon dioksida pada
zat hijau daun (klorofil) sehingga menghasilkan glukosa/karbohidrat
31 2. Proses Terjadinya Fotosintesis
cahaya
Klorofil
Gambar. 2 Proses Fotosintesis.
Keterangan:
: Nama senyawa dari Air.
: Nama senyawa dari Karbon dioksida.
: Nama senyawa dari Gula/ gluskosa.
: Nama senyawa dari oksigen.
Dalam proses pembuatan makanan, tumbuhan
memerlukan bahan-bahan penting. Bahan-bahan yang dibutuhkan
tumbuhan adalah air, karbon dioksida, dan sinar matahari. Air diserap
oleh tumbuhan dari dalam tanah. Air yang diserap mengandung
berbagai zat hara yang menyuburkan tanaman. Bagian akar berbentuk
halus sehingga mudah menyusup kedalam sela-sela tanah. Air yang
diserap oleh akar akan melewati pembuluh kayu dalam batang.
Dari batang air diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.
Karbon dioksida masuk ke tumbuhan melalui mulut daun (stomata)
32
kecil yang banyak terdapat dibagian bawah daun. Lentisel adalah
lubang-lubang hmkecil yang terdapat di batang. Air dan karbon
dioksida yang diserap akan diolah menjadi karbohidrat. Untuk
membuat makanan, tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai
sumber energi.
Proses fotosintesis hanya terjadi pada siang hari. Hasil
fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat sebagai hasil
fotosintesis diedarkan keseluruh bagian tumbuhan. Selain diedarkan
ke seluruh bagian tumbuhan, karbohidrat juga disimpan sebagai
cadangan makanan. Karbohidrat disebut juga zat gula (Sulistyowati
dan Sukarno, 2009: 32).
3. Hasil Proses Fotosintesis
Tumbuhan menggunakan zat tepung sebagai sumber tenaga
untuk tumbuh, berbunga, dan berbuah. Jika zat tepung yang ada
berlebihan, zat tepung itu akan disimpan sebagai cadangan makanan.
Semua tumbuhan membuat makanan dalam jumlah banyak. Makanan
yang berlebih biasanya disimpan sebagai cadangan. Cadangan
makanan disimpan dalam bentuk karbohidrat. Semua bagian tubuh
tumbuhan dapat digunakan untuk tempat menyimpan makanan. Akan
tetapi, ada tumbuhan tertentu yang menggunakan bagian tertentu untuk
menimbun makanan. Bagian tubuh yang menyimpan karbohidrat, akan
33
Jenis-jenis tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya, antara
lain:
a. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam umbi.
Contohnya: kentang, singkong, wortel.
Gambar. 3 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Umbi.
b. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam batang.
Contohnya: sagu dan tebu.
34
c. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam buah.
Contohnya: mangga, pepaya, pisang, dan lain-lain.
Gambar. 5 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Buah.
d. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam biji.
Contohnya: kacang tanah, kacang kedelai, kacang merah, kacang
hijau, padi, dan jagung.
Gambar. 6 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji.
Akar, batang, dan buah banyak mengandung karbohidrat.
Karbohirat merupakan sumber makanan bagi hewan dan manusia.
Proses fotosintesis juga menghasilkan oksigen. Oksigen digunakan
untuk bernapas oleh makhluk hidup. Proses pernapasan disebut juga
respirasi. Respirasi terjadi pada tumbuhan melalui stomata dan lentisel.
Pernapasan pada tumbuhan terjadi dengan menghisap oksigen.
35
Perubahan bahan makanan menjadi energi terjadi pada malam hari.
Pada siang hari tumbuhan menyerap karbondioksida dan melepas
oksigen serta uap air.
Sinar matahari sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.
Sinar matahari yang cukup membuat tumbuhan terlihat hijau.
Sebaliknya, tanaman yang kurang mendapat cahaya matahari akan
membuat tumbuhan pucat dan tidak normal (Sulistyowati dan Sukarno,
2009: 33-34).
D. Media Pop-up
1. Pengertian Pop-up
Menurut Bluemel dan Taylor (2012: 22) memberikan
pengertian pop-up book adalah sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui penggunaan kertas
sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk roda, atau putarannya.
Sedangkan menurut Joko Muktiono (2003: 65), pop-up
book adalah sebuah buku yang memiliki tampilan gambar yang bisa ditegakkan serta membentuk obyek-obyek yang indah dan
dapat bergerak atau memberi efek yang menakjubkan.
Mendukung dari kedua pendapat diatas, Dzuanda (2011:
1) menjelaskan pengertian pop-up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3
36
mulai dari, tampilan gambar yang dapat bergerak ketika
halamannya dibuka (Rahmawati: 4).
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa media pop-up adalah suatu alat penghantar pesan, berupa buku tiga dimensi yangmana jika halamannya dibuka akan
memberikan efek-efek yang menakjubkan, sebagai proses belajar
mengajar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
2. Manfaat Media Pop-up
Menurut Dzuanda (2011: 5-6), media pop-up book
memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna, yaitu:
a. Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan
memperlakukannya dengan lebih baik.
b. Mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop-up
memiliki bagian yang halus sehingga memberikan kesempatan
untuk orang tua, duduk bersama dengan putra-putri mereka
dan menikmati cerita (mendekatkan hubungan antara orang
tua/ guru dan anak/ siswa).
c. Mengembangkan kreatifitas anak.
d. Merangsang imajinasi anak.
e. Menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran
37
f. Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan
anak terhadap membaca (Rahmawati: 4).
Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan media pop-up
book bermanfaat dalam proses belajar mengajar dalam
menyampaikan materi IPA kepada siswa dan dapat mengatasi
kesulitan belajar siswa dalam menerima pembelajaran IPA di kelas.
3. Kegunaan Media Pop-up
a. Menghidupkan gagasan abstrak dari materi pembelajaran IPA
dengan pemberian efek tokoh kartun yang disenangi siswa.
b. Menciptakan berfikir kritis melalui pengembangan imajinasi
siswa.
c. Memotivasi siswa dalam membangkitkan suasana pembelajaran
yang menyenangkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
4. Jenis-jenis Teknik Pop-up
Menurut Sabuda (diakses di www. Robetsabuda. Com
tanggal 15 April 2015) terdapat beberapa macam teknik pop-up
diantaranya sebagai berikut:
a. Transformations. Yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potongan-potongan pop-up yang disusun secara vertical.
38
c. Peepshow. Yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu
sehingga menciptakan ilusi kedalaman dan perspektif.
d. Pull-tabs. Yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan gambar baru.
e. Carousel. Teknik ini didukung dengan tali, pita, atau kancing yang dapat dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang
komplek.
f. Box and cylinder atau kotak dan silinder, adalah gerakan sebuah kubus atau tabung yng bergerak naik dari tengah halaman
ketika halaman dibuka. Dikutip dari Jatu Pramesti dalam
Skripsinya yang berjudul Pengembangan Media Pop-up Book
Tema Peristiwa untuk Kelas II SD Negeri Pakem 1
(diaksesdihttp://eprints.uny.ac.id/24007/1/jatu%20Pramesti_11 108241009.pdf Tanggal 5 Agustus 2016).
Terdapat beberapa teknik pop-up yang dijadikan sebagai dasar pembuatannya. Dalam pembuatan media pop-up ini peneliti
menggunakan teknik Transformation, Pull-tabs, dan Carousel.
Alasan menggunakan teknik tersebut dikarenakan, baru dipahami
peneliti dan dapat dikatakan sampai ambang batas dari pembelajaran
yang peneliti tempuh.
39
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
Argomulyo, Salatiga. Madrasah Ibtida’iah ini merupakan salah satu sekolah
swasta yang berada di jalan Merbabu No. 83 A, Noborejo RT 03/07
Kecamatan Arghomulyo, Kota Salatiga.
a.Dengan visi:
1) Terbentuknya generasi muslim yang beriman.
2) Beramal sholeh, berakhlaqul kharimah.
3) Terampil kreatif mandiri dan bertanggung jawab dalam beragama,
berbangsa, dan bernegara dan misi.
b.Misi
1) Menyelanggarakan pendidikan umum dan agama yangmengedepankan
peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang IPTEK dan
IMTAQ.
2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-niali akhlaqul karimah yang
sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
3) Membina dan menggembangkan potensi siswa sehingga mampu
terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan
mandiri dalam bidang social keagamaan, budaya, berbangsa dan
40
4) Meningkatkan kebiasaan berprilaku displin dan bertanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga,
madrasah maupun masyarakat.
5) Menerapkan menegement berbasis madrasah.
c.Identitas Sekolah
Tabel. 1 Data Identitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
d.Keadaan Guru dan Karyawan
Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo memiliki 12 tenagan
pendidik. Adapun rincian data tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
Table. 2 Data Tenaga Pendidik MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
No. Nama Jabatan
No. Nama Sekolah
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
1. Status Sekolah Swasta
2. Alamat Jalan Merbabu No. 83
Noborejo
3. Desa/Kelurahan Noborejo
4. Kecamatan Argomulyo
5. Kabupaten Semarang
41
12. Solikhan Kebersihan
e.Karakteristik Siswa Kelas V
Penelitian Tindak Kelas ini dilakukan pada siswa kelas V di MI
Tarbiyatul Islamiyah, Noborejo, Argomulyo, Salatiga, Tahun Ajaran
2016/2017. Siswa kelas V yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah
20 siswa, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Penelitian
dilakukan pada semester pertama tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah salah satu upaya dalam
42
Salatiga. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian ini
sebagai berikut:
Table.3 Data Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo.
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Ani Nur Azizah Perempuan
2. Diva Esti Riyanti Perempuan
3. Faiz Nur Alfin Al- Ghofar Laki-laki
4. Fitri Nasyirotul Azizah Perempuan
5. Jihan Syifa Agustin Perempuan
6. Lia Nur Istiqomah Perempuan
7. Kelvin Oscar Pelupesi Laki-laki
8. M. Faisal Rifani Laki-laki
9. M. Khoirun Nasikin Laki-laki
10. Marwah Setiyani Perempuan
11. Mila Cahya Kusuma Perempuan
12. Nabil Adi Nugroho Laki-laki
13. Nabila Ari Maulina Perempuan
14. Pasya Wahyu Adi Nugroho Laki- laki
15. Putri Yunta Arsanti Perempuan
16. M. Ridwan Irwansyah Laki-laki
17. Satria Aji Pratama Laki-laki
18. Salwa Setyawati Perempuan
43
20. Nova Indah Ardani Perempuan
f. Kurikulum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Salatiga ini
menerapkan kurikulum KTSP pada siswa kelas II, III, V, VI dan
Kurikulum 2013 pada siswa kelas I, dan IV. Berdasarkan kurikulum
yang diterapkan tersebut, diketahui bahwa kelas V masih menggunakan
KTSP. Maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini
menggunakan RPP KTSP mata pelajaran IPA materi fotosintesis.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada tahun
ajaran baru 2016/2017 yaitu observasi tanggal 1 Agustus 2016 dan mulai
mengajar pada tanggal 4 sampai 5 Agusutus 2016. Peneliti melakukan
langkah penelitian secara kolaborasi dengan guru kelas V Ibu Ratna Puspita
Sari, S. PdI. Dimana peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang
bertindak sebagai guru adalah guru kelas V. Hal ini sudah sesuai dengan
bagaimana semestinya dalam proses dari PTK tersebut.
Penelitian ini dilakukan dalam tahap siklus I, dan siklus II.
Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yang sama yakni perencanaa,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan ini saling terkait
dan kelanjutan, inilah ciri dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berikut
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
44
Kegiatan Siklus I Waktu
Persiapan
Pelaksanaan
Kegiatan Siklus II Persiapan
Pelaksanaan
Rabu, 3 Agustus 2016
Kamis, 4 Agustus 2016
Waktu
Kamis, 4 Agustus 2016
Jum’at, 5 Agustus 2016
B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus 1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini mecakup kegiatan sebagai berikut:
1)Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus I yaitu
dilaksanakan pada hari kamis, 4 Agustus 2016.
2)Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan kurikulum
yang diterapkan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo,
Salatiga, sehingga pembelajaran menggunakan KTSP, akan tetapi
hanya mengambil mata pelajaran IPA dengan materi fotosintesis.
Data yang diperoleh pada tahap siklus I juga menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus II. Standar Kompetensi
dalam RPP ini dari tahap Siklus I sampai Siklus II sama, sedangkan
45
masing-masing tahap penelitian. Pada siklus ini standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran adalah:
Table. 4 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran Siklus I
3)Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi
presensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal.
4)Penyiapan Alat dan Media
a) Alat
Kapur dan papan tulis
b) Media
Pop-up materi fotosintesis
c) Sumber
Standar
Kompetensi
2. Memahami cara tumbuhan hidup membuat
makanan.
Kompetensi dasar 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau
membuat makanan.
Indikator 1.Menjelaskan pengertian tumbuhan hijau.
2.Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan hijau.
3.Menjelaskan pengertian fotosintesis.
46
Buku IPA 5 SD (BSE dan Erlangga)
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I
berlangsung selama satu kali tatap muka (2x 35 menit). Siswa yang hadir
sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan adalah pengertian tumbuhan
hijau, ciri-ciri tumbuhan hijau, pengertian fotosintesis, dan bahan-bahan
pembuat fotosintesis. Peneliti sudah menggunakan media pop-up.
Berikut adalah Table. 5 Langkah Pelaksanaan Siklus I: 1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan
a. Penyiapan siswa:
1) Membuka pelajaran dengan salam.
2) Berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta
didik dengan penuh kidmat.
3) Guru melakukan presensi.
4) Guru bertanya, “ bagaimana kabar kalianhari ini?”
b. Memotivasi siswa dan apersepsi:
Guru memberikan motivasi siswa agar semangat dalam
mengkuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
yel-yel kebanggaan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,
Argomulyo, Salatiga, berikut ini:
1) Tepuk Salut
Sa..salut3x salut.
47
Diputer.. dijilat.. dicelupin.
c. Guru melakukan apersepsi, yaitu:
1) Menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman siswa, guru mencoba menggali pengalaman
sehari-hari siswa yang berhubungan dengan tumbuhan
hijau serta mengajukan pertanyaan seperti:
a) Siapa yang pernah melihat tumbuhan hijau memasak
makanannya sendiri?
2) Mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan materi
pelajaran
a) Tahukah kalian seperti apa tumbuhan hijau itu?
Apakah berdaun hijau atau berbunga hijau atau
berbuah hijau?
d. Menjelaskan tujuan
1) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat
menjelaskan pengertian tumbuhan hijau dengan benar.
2) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat
menyebutkan ciri-ciri tumbuhan hijau dengan benar.
3) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat
menjelaskan pengertian fotosintesis melalui media pop-up dengan benar.
4) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat
48
media pop-up dengan benar.
e. Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan mengetahui pengertian tumbuhan hijau dan
ciri-ciri dari tumbuhan hijau tersebut kemudian, kita juga
belajar mengenai fotosintesis dan bahan-bahan pembuat
fotosintesis.
f. Siswa mengerjakan soal pre test
2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi
1) Guru memperlihatkan media pop-up yang telah disiapkan
sebelumnya.
2) Guru menjelaskan pengertian tumbuhan hijau melalui
metode ceramah.
3) Guru menjelaskan pengertian fotosintesis melalui media
pop-up yang telah disiapkan. b. Elaborasi
1) Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang pengertian tumbuhan hijau.
2) Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang ciri-ciri tumbuhan hijau.
3) Guru mengali informasi dengan menggunakan metode
tanya jawab seputar ciri-ciri fotosintesis.
49
tanya jawab seputar masalah fotosintesis dengan media
pop-up.
5) Siswa menjawab dengan menggunakan kata-kata mereka
sendiri tentang pengertian fotosintesis.
6) Guru membagi siswa menjadi kelompok diskusi dengan
teman sebangkunya masing-masing untuk membahas
bahan pembuat fotosintesis.
7) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa seputar
bahan pembuat fotosintesis sebagai hasil diskusi.
8) Guru mengajak siswa menyimpulkan materi berdasarkan
pendapat siswa.
c. Konfirmasi
1) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa.
2) Guru memberikan penguatan terhadap siswa.
3) Guru menanamkan nilai-nilai sosial cinta terhadap alam.
d. Siswa mengerjakan soal post test
3. Penutup
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
materi yang tidak dimengerti.
b. Guru mengadakan umpan balik.
c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran.
d. Guru menyampaikna materi pembelajaran yang akan
50
e. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
penutup.
c. Pengamatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini melakukan
pengamatan pada siklus I, dan siklus II dilaksanakan secara langsung
dengan menggunakan format yang disusun sama. Jadi table pengamatan
pada guru dan table pengamatan pada siswa ditunjukkan pada
pelaksanaan siklus 1 saja. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh guru dalam
proses pembelajaran. Mencakup dua aspek pengamatan yaitu aspek
pengamatan pada guru dan aspek pengamatan siswa. Aspek pengamatan
pada guru meliputi:
Tabel. 6 Lembar Pengamatan Guru
No. Aspek Pengamatan
1. Persiapan guru mengajar
a.Menyiapkan RPP
b.Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar
evaluasi
c.Menyiapkan perlengkapan mengajar
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan
a.Salam pembuka
51
c.Menyampaikan tujuan pembelajaran
d.Memberikan motivasi untuk belajar
3. Penyampaian materi pokok
a.Menyampaikan materi dengan jelas
b.Menentukan bagian-bagian terpenting dalam pelajaran
c.Melaksanakan pembelajaran dengan runtut
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a.Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jawab
b.Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
c.Melaksankan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang telah direncanakan
5. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pop-up
a.Guru menggunakan media pop-up secara aktif
b.Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan
menggunakan media pop-up
c.Penguasaan guru terhadap materi dengan menggunakan
media pop-up
d.melibatkan siswa dalam memanfaatkan media pop-up
e.Mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan
media pop-up
6. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a.Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis individu
52
c.Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan
siswa
d.Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau arahan
e.Salam penutup
Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:
Table. 7 Lembar Pengamatan Siswa
No. Aspek Pengamatan
1. Siswa menjawab salam dengan semangat
2. Siswa merespon panggilan presensi dari guru
3. Siswa semangat menyanyikan yel-yel
4. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
5. Siswa memahami pembelajaran dengan menggunakan media
pop-up
6. Siswa semangat mengikuti pembelajaran IPA
7. Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru
8. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi
10. Siswa menjawab salam penutup
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil
observasi dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data
terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan