• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017 SKRIPSI"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP

PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL

ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ALIFAH AMRI MIRFAQOH

NIM 11512055

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP

PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL

ISLAMIYAH NOBOREJO, ARGHOMULYO, KOTA

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

ALIFAH AMRI MIRFAQOH

NIM 11512055

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(4)
(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Bungaku akan harum hingga tertelan masa, karena Bungaku, mahkota pertiwi ”

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkan kepada:

1.Bapak tercinta, Muhson Ali dan Mama tersayang, Purwanti yang telah menjadi donatur terbesar saya dalam segala hal, sehingga LULUS dengan gelar S1.

2.Sahabat-sahabati PMII Kota Salatiga.

3.Sahabat-sahabati TEATER LINTANG SONGO Kota Salatiga.

4.Teman-teman PONPES AL-HASAN khususnya Nia, Isna, Riha, Kholis,

Indah, Ayu, Dewi yang menjadi sahabat terbaikku dari 3 tahun ini.

5.Teman-teman MAHAD PUTRI Angkatan 2012 Khususnya Kamar Fatimah

(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Sholawat serta salam selalu

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan

bagi seluruh umat Islam.

Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih secara tulus kepada:

1.Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2.Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah da Ilmu Keguruan.

3.Ibu Peni Susapti, S. Si, M. Si. selaku Kajur PGMI dan pembimbing skripsi

yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana dalam membimbing,

mengarahkan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela

kesibukannya.

4.Bapak Dr. Marno selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah

Noborejo, Arghomulyo Salatiga.

5.Ibu Ratna Puspita Sari, S. Pd selaku guru kelas V di MI Tarbiyatul

Islamiyah Noborejo, Arghomulyo Salatiga.

6.Segenap Guru dan Karyawan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

(9)

vi

7.Teman-teman PGMI Salatiga angkatan 2012 yang tidak disebutkan satu

persatu.

8.Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2012, teman-teman tarbiyah sebasib

seperjuangan.

9.Semua pihak yang telah membatu baik material maupun spiritual dalam

penulisan skripsi.

Semoga atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi

amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk

pembaca selalu penulis harapakan demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membutuhkan.

Salatiga, 2016

(10)

vii

ABSTRAK

Mirfaqoh, Alifah Amri. 11512055. Peingkatan Prestasi Belajar IPA Materi Fotosintesis dengan Media POP-UP pada Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Islmaiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Peni Susapti, S. Si, M. Si.

Kata kunci: Prestasi Belajar, Pop-up, Fotosintesis

Penelitian ini dilatar belakangi adanya kenyataan bahwa prestasi belajar siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga dalam pelajaran IPA materi fotosintesis masih rendah.

Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016? Penelitian ini menggunakan media pop-up materi fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan metode pengamatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mengambil data yang relevan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa: dengan menggunakan media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, Salatiga, Tahun 2016. Hasil tes siswa yang mengalami peningkatan prestasi yaitu pada siklus I saat pre test yang tuntas 8 siswa/40% terjadi peningkatan saat post test menjadi 13 siswa/65% berarti ada peningkatan sebanyak5 siswa/25%. Pada siklus II saat pre test yang tuntas 11 siswa/55% terjadi peningkatan saat post test

(11)
(12)
(13)

x

DAFTAR PUSTAKA ………... xiii

LAMPIRAN ……… iix

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Identitas MI ……… 40

Tabel 2. Data Tenaga MI ……… 41

Tabel 3. Data Kelas V MI ……… 42

Tabel 4. SK, KD dan Indikator Pembelajaran ……….. 45

Tabel 5. Langkah Pelaksanaan Siklus I ………. 46

Tabel 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ……… 50

Tabel 7. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ……….. 52

Tabel 8. Sk, KD dan Indikator Pembelajaran Siklus II …………. 55

Tabel 9. Langkah Pelaksanaan Siklus II ……… 56

Tabel 10. Data Nilai Siklus I ……… 64

Tabel 11. Data Nilai Siklus II ………. 66

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……… 13

Gambar 2. Proses Fotosintesis ……….. 31

Gambar 3. Menyimpan Cadangan Makanan di dalam Umbi ….. 33

Gambar 4. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Batang 33

Gambar 5. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Buah …. 34

Gambar 6. Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji …. 34

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus

tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya

memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai

dengan pandangan hidup dan dalam latar belakang sosial-kebudayaan

setiap masyarakat tertentu (Tirtarahardja dan La Sulo, 2008:82). Oleh

karena itu, peran media pembelajaran dalam dunia pendidikan sangatlah

berarti yaitu untuk menggabungankan gagasan pemikiran dari setiap latar

belakang sosial-kebudayaan masyarakat tertentu.

“Menurut Schram media pembelajaran merupakan teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Jadi media adalah perluasan dari guru” (Susilana dan Riyana, 2009: 6).

Dalam prosesnya pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa

sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Maka dari itu, belajar

membutuhkan interaksi berupa komunikasi yangmana terjadi proses

penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau

sekelompok orang (penerima pesan). Pemilihan media pembelajaran

menjadi bagian terpenting dalam upaya menciptakan pembelajaran yang

(17)

2

sebuah siklus pembelajaran yang menarik dan memungkinkan siswa dapat

berpartisipasi secara aktif.

Pendidikan ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata

pelajaran di sekolah yang cukup memegang peran penting dalam

pembentukkan karakter siswa yang berkualitas, karena ilmu pengetahuan

alam merupakan sarana berfikir untuk mengkaji segala sesuatu yang dapat

terjadi dalam pengalaman hidup seorang siswa dikehidupannya sehari-hari.

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidik dibidang

sains. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar IPA siswa di sekolah.

Pembelajaran IPA di MI Noborejo, Argomulyo, Salatiga selama

ini masih kurang bervariasi dan kreatif. Metode yang sering digunakan

dalam pembelajaran IPA adalah ceramah dan tanya jawab. Guru hanya

menjelaskan suatu konsep materi kemudian siswa diberi latihan lewat

lembar kerja siswa. Media pembelajaranpun hanya tertulis dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran tanpa ada tindakkan selanjutnya. Jika ditelusuri

peneliti adanya media pembelajaran hanya sebatas pajangan sekolah yang

penuh debu sebagai tanda bahwa sekolah tersebut memiliki media

pembelajaran, apabila diadakan kunjungan dari luar sekolah. Penggunaan

model pembelajaran secara konvesional ini membuat siswa menjadi pasif,

sehingga mengakibatkan kurang keaktifan dan rendahnya prestasi belajar

IPA. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar sebagian siswa yang

(18)

3

Pemerolehan nilai KKM tersebut berdasarkan kompleksitas

indikator (kesulitan & kerumitan), daya dukung (sarana/prasarana,

kemampuan guru,lingkungan, dan biaya), intake siswa (masukan

kemampuan siswa) dikutip dari (BP. Cipta Jaya: vi). Dapat hitung dengan

rumus:

Keterangan:

K : Kompleksitas (point tinggi 1, sedang 2, rendah 3)

DD : Daya Dukung (point tinggi 3, sedang 2, rendag 1)

IS : Intake Siswa (point tinggi 3, sedang 2, rendah 1)

Masih terdapat juga kegiatan belajar IPA yang bersifat teacher centered dimana siswa hanya duduk dan diam, mendengarkan materi, serta mengerjakan latihan soal dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran

seperti ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan, sehingga kurang

kreatif dalam memahami pembelajaran. Situasi belajar yang monoton

tanpa melibatkan keaktifan dan kekreativitasan siswa akan membuat siswa

menjadi pasif, karena segala sesuatu tergantung pada guru.

Terkadang guru lupa akan sistem pembelajaran yang

menyenangkan, serta membuat siswa betah akan proses pembelajaran yang

berlangsung. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti. Kebanyakkan

siswa di MI Noborejo, sering izin kekamar mandi jika proses pembelajaran

IPA berlangsung. Itu menandakan bahwa seorang siswa jenuh dalam

(19)

4

alternatif lain untuk membuat semangat belajar mereka kembali. Dari itu

semua menjadi catatan terpenting bagi seorang guru dalam mengubah

paradigma pembelajaran.

Pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti dalam

prosesnya hanya hura-hura atau bahkan permainan semata. Seperti

pendapat Meier, “menyenangkan atau membuat susana belajar dalam

keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura.

Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan

kemeriahan yang dangkal. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat,

adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman

(penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan

pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan

sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting

ketimbang segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih

atau digunakan (Hernowo, 2005: 35).

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuat

pembelajaran menjadi menarik diantaranya penggunaan media

pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat memudahkan seorang

guru dalam melakukan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran

IPA, materi fotosintesis. Mengapa peneliti mengambil mata pelajaran

fotosintesis karena, materi fotosintesis merupakan mata pelajaran yang

dianggap peneliti memungkinkan untuk diadakan inovasi pembelajaran. Di

(20)

5

penggabungan antara air, zat hijau daun, gas karbon dioksida yang akan

diubah menjadi glukosa serta gas oksigen dengan bantuan cahaya

matahari. Dari kesemua itu jika diramu dalam media pembelajaran pop-up, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Media pop-up merupakan solusi yang peneliti tawarkan kepada

pendidik. Media ini merupakan salah satu alternatif media pembelajaran

dengan potensi yang dimilikinya untuk menarik perhatian siswa. Dengan

menampilkan suatu bentuk tiga dimensi dan bersifat interaktif, dapat

memberikan materi pendidikan dengan cara yang berbeda. Penggunaan

tokoh kartun yang dekat dengan imajinasi siswa sengaja peneliti tampilkan

pada bentuk tiga dimensi di media pop-up ini, dimana “alat bantu belajar

dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur dapat menghidupkan

gagasan abstrak dan mengikutsertakan pelajaran kinestetik” (Darmansyah,

2011: 23) sehigga diharapkan dapat menjadi solusi dari kesulitan belajar

siswa pada materi fotosintesis yang masih bersifat abstrak. Dan pemilihan

materi fotosintesis ini juga merupakan saran dari guru kelas yang perlu

diadakan inovasi pembelajaran untuk dapat meninggkatkan prestasi belajar

IPA di Madrasah.

Melalui media pop-up ini dapat membangkitkan motivasi siswa

dalam belajar yang berbentuk buku. Disertai dengan pembelajaran edukatif

tentang fotosintesis yang dikemas semenarik mungkin dan dekat dengan

lingkungan mereka, seperti mengajak siswa untuk berpartisipasi dengan

(21)

6

warna, dan tipografi disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga

mereka merasa lebih akrab dengan karakter-karakter yang dibuat.

Buku pop-up dipilih sebagai alternatif media yang

dikembangkan karena buku pop-up merupakan salah satu bidang kreatif

dari paper engineering yang kini semakin digemari dan sedang

berkembang di Indonesia. Buku pop-up sudah banyak beredar di pasaran, akan tetapi masih didominasi karya/produk luar negeri, sedangkan buku

lokal masih sangat terbatas. Buku pop-up karya anak negeri sejauh ini lebih mendominasi kegiatan di kalangan komunitas (workshop) atau kebutuhan acara tertentu, misalnya karya pop-up untuk buku tahunan sekolah, kartu ucapan, undangan, dll. Dan buku pop-up yang berisikan tema pembelajaran masih jarang ditemukan.

Buku pop-up diawali dengan adanya movable book (buku

bergerak) dan flip the flap (susunan kertas bertumpuk) di Eropa. Akan tetapi kehadiran buku pop-up lebih diminati oleh masyarakat karena pop-up lebih memiliki dimensi dibandingkan dengan movable book dan flip the flap. Hal inilah yang menjadikan pop-up lebih mudah diingat, karena selain memiliki dimensi, pop-up juga dikenal lebih memiliki efek mengejutkan dari efek pergerakan yang dihasilkan pada saat teknik-teknik

pop-up beroperasi.

Dalam penelitain ini, peneliti bermaksud mengamplikasikan

(22)

7

lebih tertarik dalam mempelajari pembelajaran IPA materi fotosintesis.

Pemilihan media buku pop-up ini selain sesuai dengan kondisi siswa, juga dinilai lebih menarik dibandingkan dengan media sebelumnya yang hanya

berupa lembaran buku siswa. Selain itu, penggunaan media buku pop-up

dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran ketika memahami isi

materi pembelajaran.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR IPA MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA POP-UP

PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO

ARGHOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016”

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan media pop-up dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul

Islamiyah Noborejo, Arghomulyo, kota Salatiga tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi fotosintesis

(23)

8 D. Hipotesis Penelitian

Penerapan Media pop-up dapat meningkatkan prestasi belajar

IPA materi fotosintesis pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah

Noborejo, Arghomulyo kota Salatiga tahun 2016.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Sebagai acuan dalam mengembangkan kajian ilmu pendidikan

khususnya pada pelajaran IPA materi fotosintesis dengan media pop-up.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai acuan untuk mengembangkan kajian ilmu pendidikan alam

khususnya mengajar IPA di SD/MI.

b. Sebagai saran dan inovasi media pembelajaran bagi pendidik untuk

mengembangkan pembelajaran IPA materi fotosintesis pada

peserta didik di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Arghomulyo,

kota Salatiga.

F.Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti

“hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan

“hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya

(24)

9

aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam

kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran (Arifin,

2011: 12).

Depdiknas (2005: 895) juga menjelaskan bahwa prestasi adalah

hasil yang telah dicapai dari suatu usaha yang telah dilakukan atau

dikerjakan. Sedangkan menurut Sumardi Suryabaya, prestasi adalah

hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk

belajar (1983: 27) yang dikutip dari (Yonny, dkk, 2012: 158). Dari

pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha yang dilakukan seseorang atau siswa dengan sadar

dalam proses pembelajaran yang umunya berkenaan dengan aspek

pengetahuan.

2. IPA

H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education

menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh

dengan metode khusus.

Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memang

benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut

(25)

gejala-10

gejala alam. Betapa pun indahnya suatu teori, jika dirusmuskan

tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil

pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam

diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan

(eksperiment), kemudian berdasarkan hasil eksperiment itulah di

rumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak berdiri

sendiri. Teori selalu didasarkan oleh suatu hasil pengamatan (Ahmadi

dan Supatmo, 2000: 1). Apabila disimpulkan oleh peneliti, IPA adalah

ilmu pengetahuan terhadap pengamatan gejala-gejala alam yang

merumuskan keterangan ilmiahnya.

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau

‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6). Dalam bahasa Arab,

kata media atau perantara disebut dengan kata لئاس و bentuk jamak dari

ةليس و (Mahmud Yunus, t.t: 499). Jadi secara bahasa media berarti

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal (Azhar Arsyad, 1996:3) yang dikutip dari (Sukiman, 2012:

(26)

11

Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan

bahwa media pembelajaran adalah “seluruh alat dan bahan yang dapat

dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,

majalah dan sebagainya” (Sanjaya, 2014: 58). Dapat ditarik

kesimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat penyampai pesan

yang digunakan pendidik dalam menjelaskan materi pembelajaran

sesuai dengan kompetensi siswa yang harus dicapai.

4. POP-UP

Menurut Alit Ayu Dewantari dalam artikelnya yang berjudul Workshop Pop-up Mengamati, Mengenal, dan Memahami Pop-up. Dijelaskan bahwa teknik pop-up telah digunakan sejak 7 abad yang lalu. Aplikasi pertamanya adalah pada sebuah naskah astrologi pada

tahun 1306. Saat itu teknik pop-up memiliki sebutan teknik bergerak/Movable. Pada abad ke-15, teknik ini dimanfaatkan juga oleh para medis untuk menggambarkan anatomi tubuh manusia.

Buku bergerak untuk medis ini disebut Lift Flaps (Lift Flaps

adalah alat yang digunakan di dunia medis untuk mengetahui anatomi

tubuh manusia). Baru pada abad ke-18, teknik ini mulai diaplikasikan

untuk tema yang meliputi kisah dogeng, fiktif, seni dan dunia hiburan,

baik untuk kalangan dewasa maupun anak-anak. Penerapan pop-up

sendiri baru digunakan pada tahun 1930-an hingga saat ini.

(27)

12

Rubin, seorang professional dan pengamat di bidang paper

enginnering, menggungkapkan bahwa pop-up merupakan sebuah ilustrasi yang ketika halaman tersebut dibuka, ditarik, atau diangkat,

akan timbul tingkatan kesan tiga dimensi, (Dewantari, 2003: 1)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian

Tindak Kelas (PTK). Penelitian Tindak Kelas (PTK) adalah

“pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan” (Suyadi, 2014: 18). Alasan utama pemilihan rancangan

PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung terlibat dalam proses

penelitian.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Tarbiyatul

Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Kota Salatiga, Tahun 2016. Alasan

mengambil subyek kelas V dikarenakan media ini pantas dengan

materi kelas tersebut serta merupakan saran bagi peneliti, yang perlu

diadakan inovasi pembelajaran. Dan mengambil di MI Tarbiyatul

Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Salatiga karena peneliti sudah pernah

melakukan praktek mengajar lapangan di MI tersebut, sehingga

(28)

13 3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian tersebut perlu dibahas secara

tersendiri mengingat setiap langkah dalam penyusunan proposal PTK

sering didahului dengan berbagai hal yang harus dipersiapkan secara

cukup teliti. Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan

PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berikut ini adalah gambaran keempat langkah dalam PTK yang

dikemukakan oleh Arikunto (2006: 16) dalam buku yang disusun oleh

Suyadi (2014: 50).

Gambar. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

permasalahan

Siklus I Perencanaan

(29)

14 a. Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan langkah pertama yang

dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Menyiapkan materi ajar tentang fotosintesis.

2) Menyiapkan Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi

fotosintesis dengan menggunakan media pop-up.

3) Menyiapkan lembar soal materi fotosintesis untuk mengetahui

prestasi belajar siswa.

4) Menyiapkan instrument pembelajaran.

5) Lembar observasi kegiatan siswa tentang proses pembelajaran

menggunakan media pop-up.

6) Lembar observasi kegiatan guru tentang penggunaan media

pembelajaran pop-up. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan (acting) adalah menerapkan media

pembelajaran pop-up yang telah direncanakan, dengan

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan (observasing) yaitu mengamati semua

(30)

15

terfokus pada kegiatan siswa yaitu melihat dengan seksama,

mendengar dengan penuh konsentrasi yang akan mendorong rasa

keingin tahuan siswa tentang materi yang disampaikan.

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil

tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum

dan sesudah dilakukannya pembelajaran menggunakan media

pop-up. Dengan refleksi akan diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki tindakan pada siklus II dan seterusnya.

4. Instrument Penelitian

“Instrument penelitian adalah yang digunakan berupa lembar pengamatan dan pedoman wawancara” (Daryanto, 2011: 88). Secara

etimologi instrument dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat

yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau sebagai sarana penelitian

berupa seperangkat tes untuk memperoleh data. Secara terminologi

instrument merupakan alat bantu (dalam hal ini peneliti) bagi peneliti

dalam mengumpulkan data (Tim Penyusun kamus pusat bahasa, kamus

bahasa Indonesia, 2008).

Instrument yang digunakan peneliti dalam PTK ini adalah:

a. Pedoman/ lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk mengamati

kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa dalam

(31)

16

observasi ini berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses

kegiatan pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dengan

menggunakan media pop-up. b. Soal Evaluasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan

evaluasi. Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk

mendapatkan data yang berupa nilai yang mengambarkan

pencapaian target kompetisi setelah mengikuti proses

pembelajaran. Tes tertulis ini terdiri dari soal pilihan ganda dan

essay.

c. Dokumentasi

Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi

dokument-dokument hasil belajar yang diperoleh dari penelitian berupa

foto-foto atau gambar.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru

kelas. Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati data-data yang

(32)

17 b. Tes

Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang

berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan

cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan

pemahaman siswa dalam pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar.

H. Analisa Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi

dalam setiap siklusnya, berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi

belajar siswa. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan

kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus

selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah

mencapai tujuannya.

Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa

persentase yaitu sebagai berikut:

P =

Ket:

P = Persentase

X = Jumlah siswa yang tuntas

(33)

18

Dimana bila dihitung secara klasikal apabila kelas tersebut

memiliki ketuntas belajar 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65%.

I.Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai

berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo,

halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian penulisan, daftar isi, daftar table, daftar gambar,

daftar lampiran.

2. Bagian inti

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

(34)

19 4. Instrumen Penelitian

5. Pengumpulan Data

H. Analisis data

I. Sistematika Penulisan

BAB II Kajian Pustaka

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

2. Fungsi Prestasi Belajar

3. Kegunaan Prestasi Belajar

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar

B. IPA

1. Pengertian IPA

2. Fungsi Mata Pelajaran IPA

3. Tujuan Mata Pelajaran IPA

4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

C. Fotosintesis

1. Pengertian Fotosintesis

2. Proses Terjadinya Fotosintesis

3. Hasil Proses Fotosintesis

D. Media Pop-up

1. Pengertian Pop-up

(35)

20

3. Kegunaan Media Pop-up

4. Jenis-jenis Media Pop-up

BAB III Pelaksanaan Penelitian

A. Subyek Penelitian

B. Deskripsi Pelaksanan Penelitian siklus I

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahsan

A. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus

B. Pembahasan Hasil Laporan

BAB V Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

(36)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak

akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Menurut W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah

hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

Qohar dalam Jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang

telah diciptakan, hasil pekerjaan atau hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan.

Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang

berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Winkel (1996:

226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian,

prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Arif Gunarso

(37)

22

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan

usaha-usaha belajar.

Setelah menelusuri uraian diatas, dapat dipahami mengenai

makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil

yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya

adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar (Djamarah, 1994: 19-20) yang dikutip dari

Hamdani (2011:137-138) dalam bukunya yang berjudul Strategi

Belajar Mengajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam

memenuhi keberhasilan tertentu setelah mempelajari materi

pembelajaran yang diajarkan pendidik

2. Fungsi Prestasi Belajar

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingin

(38)

23

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator

ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan

kebutuhan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi

fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran (Arifin,

2011: 12-13)

3. Kegunaan Prestasi Belajar

Prestasi belajar teryata mempunyai banyak kegunaan, antara lain:

(39)

24 b. Untuk keperluan diagnostik.

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan atau jurusan.

f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijaksanan sekolah (Arifin, 2011: 13)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri

(factor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal) individu.

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

pentingan sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam

mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

a. Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya

pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebaginya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh teridiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

(40)

25

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

b. Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga.

b) Lingkungan sekolah.

c) Lingkungan masyarakat.

d) Lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

dan iklim.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung

ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar (Ahmadi dan

Supriyono, 2004: 138).

B.IPA

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdapat tiga istilah yang terlibat

dalam hal ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan“alam”. Pengetahuan

(41)

26

banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan

tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan

alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.

Pengatahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta

isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang alamiah, pengetahuan yang

diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dan

sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat

diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya,

sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan

pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini

(sukarno, 1973) yang dikutip dari Wisudawati dan sulistyowati (2014:

23) dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Pembelajaran IPA”.

Menurut Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai

“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku

umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan

eksperiment”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka

IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:

a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA

dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat

(42)

27

b. Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan

adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.

Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perencangan

eksperiment atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan.

c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan

hukum.

d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 24)

H.W Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education

menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh

dengan metode khusus (Ahmadi dan Supatmo, 2000: 1).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan pengertian

IPA adalah ilmu pengetahuan terhadap pengamatan yang bersifat

rasional mengenai gejala-gejala alam yang merumuskan keterangan

ilmiahnya.

2. Fungsi Mata Pelajaran IPA

Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah (MI)

(43)

28

dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan selanjutnya (Departemen Agama RI, 2004: 206).

3. Tujuan Mata Pelajaran IPA

a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam

yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap

Pengetahuan Alam dan teknologi.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam.

e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi

dan masyarakat.

f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Allah Swt (Departement Agama RI, 2004: 206).

4. Kegiatan Mata Pelajaran IPA

Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan pada pengalaman

belajar langsung daripada pengajaran (mengajar). Guru berperan

sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif berperan dalam

proses belajar. Guru terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar

(44)

29

mengaktifkan semua siswa secara fositif da edukatif (Departement

Agama RI, 2004: 211).

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Alam meliputi dua

aspek.

a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,

pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai

ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya mencakup:

1)Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2)Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat

dan gas.

3)Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4)Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan

benda-benda langit lainnya.

5)Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

(saling temas) merupakan penerapan konsep Pengetahuan

Alam dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi

(45)

30

sederhana termasuk merancang dan membuat (Departemen

Agama RI, 2004: 206).

C. Fotosintesis

1. Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yang artinya

“menyusun dalam cahaya” (Surya, 2008: 93). Sedangkan Priyono, dkk.

(2009:46) mengatakan fotosintesis adalah proses pembuatan makanan

pada tumbuhan. Sulistyowati dan Sukarno (2009: 32) juga

menjelaskan bahwa fotosintesis adalah proses pembuatan makanan

pada tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari. Penjelasan Arifin,

dkk (2009: 18) melengkapi penjelasan uraian mengenai fotosintesis,

mengatakan bahwa fotosintesis adalah pembentukan karbohidrat dari

karbon dioksida dan air dengan bantuan energi cahaya serta klorofil.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau

melalui energi cahaya dengan tersusunnya air, karbon dioksida pada

zat hijau daun (klorofil) sehingga menghasilkan glukosa/karbohidrat

(46)

31 2. Proses Terjadinya Fotosintesis

cahaya

Klorofil

Gambar. 2 Proses Fotosintesis.

Keterangan:

: Nama senyawa dari Air.

: Nama senyawa dari Karbon dioksida.

: Nama senyawa dari Gula/ gluskosa.

: Nama senyawa dari oksigen.

Dalam proses pembuatan makanan, tumbuhan

memerlukan bahan-bahan penting. Bahan-bahan yang dibutuhkan

tumbuhan adalah air, karbon dioksida, dan sinar matahari. Air diserap

oleh tumbuhan dari dalam tanah. Air yang diserap mengandung

berbagai zat hara yang menyuburkan tanaman. Bagian akar berbentuk

halus sehingga mudah menyusup kedalam sela-sela tanah. Air yang

diserap oleh akar akan melewati pembuluh kayu dalam batang.

Dari batang air diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.

Karbon dioksida masuk ke tumbuhan melalui mulut daun (stomata)

(47)

32

kecil yang banyak terdapat dibagian bawah daun. Lentisel adalah

lubang-lubang hmkecil yang terdapat di batang. Air dan karbon

dioksida yang diserap akan diolah menjadi karbohidrat. Untuk

membuat makanan, tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai

sumber energi.

Proses fotosintesis hanya terjadi pada siang hari. Hasil

fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat sebagai hasil

fotosintesis diedarkan keseluruh bagian tumbuhan. Selain diedarkan

ke seluruh bagian tumbuhan, karbohidrat juga disimpan sebagai

cadangan makanan. Karbohidrat disebut juga zat gula (Sulistyowati

dan Sukarno, 2009: 32).

3. Hasil Proses Fotosintesis

Tumbuhan menggunakan zat tepung sebagai sumber tenaga

untuk tumbuh, berbunga, dan berbuah. Jika zat tepung yang ada

berlebihan, zat tepung itu akan disimpan sebagai cadangan makanan.

Semua tumbuhan membuat makanan dalam jumlah banyak. Makanan

yang berlebih biasanya disimpan sebagai cadangan. Cadangan

makanan disimpan dalam bentuk karbohidrat. Semua bagian tubuh

tumbuhan dapat digunakan untuk tempat menyimpan makanan. Akan

tetapi, ada tumbuhan tertentu yang menggunakan bagian tertentu untuk

menimbun makanan. Bagian tubuh yang menyimpan karbohidrat, akan

(48)

33

Jenis-jenis tumbuhan yang menyimpan cadangan makanannya, antara

lain:

a. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam umbi.

Contohnya: kentang, singkong, wortel.

Gambar. 3 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Umbi.

b. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam batang.

Contohnya: sagu dan tebu.

(49)

34

c. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam buah.

Contohnya: mangga, pepaya, pisang, dan lain-lain.

Gambar. 5 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Buah.

d. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam biji.

Contohnya: kacang tanah, kacang kedelai, kacang merah, kacang

hijau, padi, dan jagung.

Gambar. 6 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji.

Akar, batang, dan buah banyak mengandung karbohidrat.

Karbohirat merupakan sumber makanan bagi hewan dan manusia.

Proses fotosintesis juga menghasilkan oksigen. Oksigen digunakan

untuk bernapas oleh makhluk hidup. Proses pernapasan disebut juga

respirasi. Respirasi terjadi pada tumbuhan melalui stomata dan lentisel.

Pernapasan pada tumbuhan terjadi dengan menghisap oksigen.

(50)

35

Perubahan bahan makanan menjadi energi terjadi pada malam hari.

Pada siang hari tumbuhan menyerap karbondioksida dan melepas

oksigen serta uap air.

Sinar matahari sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.

Sinar matahari yang cukup membuat tumbuhan terlihat hijau.

Sebaliknya, tanaman yang kurang mendapat cahaya matahari akan

membuat tumbuhan pucat dan tidak normal (Sulistyowati dan Sukarno,

2009: 33-34).

D. Media Pop-up

1. Pengertian Pop-up

Menurut Bluemel dan Taylor (2012: 22) memberikan

pengertian pop-up book adalah sebuah buku yang menampilkan potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui penggunaan kertas

sebagai bahan lipatan, gulungan, bentuk roda, atau putarannya.

Sedangkan menurut Joko Muktiono (2003: 65), pop-up

book adalah sebuah buku yang memiliki tampilan gambar yang bisa ditegakkan serta membentuk obyek-obyek yang indah dan

dapat bergerak atau memberi efek yang menakjubkan.

Mendukung dari kedua pendapat diatas, Dzuanda (2011:

1) menjelaskan pengertian pop-up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3

(51)

36

mulai dari, tampilan gambar yang dapat bergerak ketika

halamannya dibuka (Rahmawati: 4).

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa media pop-up adalah suatu alat penghantar pesan, berupa buku tiga dimensi yangmana jika halamannya dibuka akan

memberikan efek-efek yang menakjubkan, sebagai proses belajar

mengajar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

2. Manfaat Media Pop-up

Menurut Dzuanda (2011: 5-6), media pop-up book

memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna, yaitu:

a. Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan

memperlakukannya dengan lebih baik.

b. Mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop-up

memiliki bagian yang halus sehingga memberikan kesempatan

untuk orang tua, duduk bersama dengan putra-putri mereka

dan menikmati cerita (mendekatkan hubungan antara orang

tua/ guru dan anak/ siswa).

c. Mengembangkan kreatifitas anak.

d. Merangsang imajinasi anak.

e. Menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran

(52)

37

f. Dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan

anak terhadap membaca (Rahmawati: 4).

Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan media pop-up

book bermanfaat dalam proses belajar mengajar dalam

menyampaikan materi IPA kepada siswa dan dapat mengatasi

kesulitan belajar siswa dalam menerima pembelajaran IPA di kelas.

3. Kegunaan Media Pop-up

a. Menghidupkan gagasan abstrak dari materi pembelajaran IPA

dengan pemberian efek tokoh kartun yang disenangi siswa.

b. Menciptakan berfikir kritis melalui pengembangan imajinasi

siswa.

c. Memotivasi siswa dalam membangkitkan suasana pembelajaran

yang menyenangkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.

4. Jenis-jenis Teknik Pop-up

Menurut Sabuda (diakses di www. Robetsabuda. Com

tanggal 15 April 2015) terdapat beberapa macam teknik pop-up

diantaranya sebagai berikut:

a. Transformations. Yaitu bentuk tampilan yang terdiri dari potongan-potongan pop-up yang disusun secara vertical.

(53)

38

c. Peepshow. Yaitu tampilan yang tersusun dari serangkaian tumpukan kertas yang disusun bertumpuk menjadi satu

sehingga menciptakan ilusi kedalaman dan perspektif.

d. Pull-tabs. Yaitu sebuah tab kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong untuk memperlihatkan gerakan gambar baru.

e. Carousel. Teknik ini didukung dengan tali, pita, atau kancing yang dapat dibuka dan dilipat kembali berbentuk benda yang

komplek.

f. Box and cylinder atau kotak dan silinder, adalah gerakan sebuah kubus atau tabung yng bergerak naik dari tengah halaman

ketika halaman dibuka. Dikutip dari Jatu Pramesti dalam

Skripsinya yang berjudul Pengembangan Media Pop-up Book

Tema Peristiwa untuk Kelas II SD Negeri Pakem 1

(diaksesdihttp://eprints.uny.ac.id/24007/1/jatu%20Pramesti_11 108241009.pdf Tanggal 5 Agustus 2016).

Terdapat beberapa teknik pop-up yang dijadikan sebagai dasar pembuatannya. Dalam pembuatan media pop-up ini peneliti

menggunakan teknik Transformation, Pull-tabs, dan Carousel.

Alasan menggunakan teknik tersebut dikarenakan, baru dipahami

peneliti dan dapat dikatakan sampai ambang batas dari pembelajaran

yang peneliti tempuh.

(54)

39

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Gambaran Umum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Penelitian ini dilakukan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

Argomulyo, Salatiga. Madrasah Ibtida’iah ini merupakan salah satu sekolah

swasta yang berada di jalan Merbabu No. 83 A, Noborejo RT 03/07

Kecamatan Arghomulyo, Kota Salatiga.

a.Dengan visi:

1) Terbentuknya generasi muslim yang beriman.

2) Beramal sholeh, berakhlaqul kharimah.

3) Terampil kreatif mandiri dan bertanggung jawab dalam beragama,

berbangsa, dan bernegara dan misi.

b.Misi

1) Menyelanggarakan pendidikan umum dan agama yangmengedepankan

peningkatan kualitas guru dan siswa dalam bidang IPTEK dan

IMTAQ.

2) Mengembangkan dan mengamalkan nilai-niali akhlaqul karimah yang

sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

3) Membina dan menggembangkan potensi siswa sehingga mampu

terampil dan kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, inovatif dan

mandiri dalam bidang social keagamaan, budaya, berbangsa dan

(55)

40

4) Meningkatkan kebiasaan berprilaku displin dan bertanggung jawab

dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam lingkungan keluarga,

madrasah maupun masyarakat.

5) Menerapkan menegement berbasis madrasah.

c.Identitas Sekolah

Tabel. 1 Data Identitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

d.Keadaan Guru dan Karyawan

Sekolah MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo memiliki 12 tenagan

pendidik. Adapun rincian data tenaga pendidik adalah sebagai berikut:

Table. 2 Data Tenaga Pendidik MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

No. Nama Jabatan

No. Nama Sekolah

MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

1. Status Sekolah Swasta

2. Alamat Jalan Merbabu No. 83

Noborejo

3. Desa/Kelurahan Noborejo

4. Kecamatan Argomulyo

5. Kabupaten Semarang

(56)

41

12. Solikhan Kebersihan

e.Karakteristik Siswa Kelas V

Penelitian Tindak Kelas ini dilakukan pada siswa kelas V di MI

Tarbiyatul Islamiyah, Noborejo, Argomulyo, Salatiga, Tahun Ajaran

2016/2017. Siswa kelas V yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah

20 siswa, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Penelitian

dilakukan pada semester pertama tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah salah satu upaya dalam

(57)

42

Salatiga. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian ini

sebagai berikut:

Table.3 Data Kelas V MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo.

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1. Ani Nur Azizah Perempuan

2. Diva Esti Riyanti Perempuan

3. Faiz Nur Alfin Al- Ghofar Laki-laki

4. Fitri Nasyirotul Azizah Perempuan

5. Jihan Syifa Agustin Perempuan

6. Lia Nur Istiqomah Perempuan

7. Kelvin Oscar Pelupesi Laki-laki

8. M. Faisal Rifani Laki-laki

9. M. Khoirun Nasikin Laki-laki

10. Marwah Setiyani Perempuan

11. Mila Cahya Kusuma Perempuan

12. Nabil Adi Nugroho Laki-laki

13. Nabila Ari Maulina Perempuan

14. Pasya Wahyu Adi Nugroho Laki- laki

15. Putri Yunta Arsanti Perempuan

16. M. Ridwan Irwansyah Laki-laki

17. Satria Aji Pratama Laki-laki

18. Salwa Setyawati Perempuan

(58)

43

20. Nova Indah Ardani Perempuan

f. Kurikulum MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo, Salatiga ini

menerapkan kurikulum KTSP pada siswa kelas II, III, V, VI dan

Kurikulum 2013 pada siswa kelas I, dan IV. Berdasarkan kurikulum

yang diterapkan tersebut, diketahui bahwa kelas V masih menggunakan

KTSP. Maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini

menggunakan RPP KTSP mata pelajaran IPA materi fotosintesis.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada tahun

ajaran baru 2016/2017 yaitu observasi tanggal 1 Agustus 2016 dan mulai

mengajar pada tanggal 4 sampai 5 Agusutus 2016. Peneliti melakukan

langkah penelitian secara kolaborasi dengan guru kelas V Ibu Ratna Puspita

Sari, S. PdI. Dimana peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang

bertindak sebagai guru adalah guru kelas V. Hal ini sudah sesuai dengan

bagaimana semestinya dalam proses dari PTK tersebut.

Penelitian ini dilakukan dalam tahap siklus I, dan siklus II.

Setiap siklus memiliki beberapa tahapan yang sama yakni perencanaa,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan ini saling terkait

dan kelanjutan, inilah ciri dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berikut

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

(59)

44

Kegiatan Siklus I Waktu

Persiapan

Pelaksanaan

Kegiatan Siklus II Persiapan

Pelaksanaan

Rabu, 3 Agustus 2016

Kamis, 4 Agustus 2016

Waktu

Kamis, 4 Agustus 2016

Jum’at, 5 Agustus 2016

B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus 1. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini mecakup kegiatan sebagai berikut:

1)Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus I yaitu

dilaksanakan pada hari kamis, 4 Agustus 2016.

2)Penyusunan RPP

Penyusunan RPP disesuaikan dengan kurikulum

yang diterapkan di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo, Argomulyo,

Salatiga, sehingga pembelajaran menggunakan KTSP, akan tetapi

hanya mengambil mata pelajaran IPA dengan materi fotosintesis.

Data yang diperoleh pada tahap siklus I juga menjadi bahan

pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus II. Standar Kompetensi

dalam RPP ini dari tahap Siklus I sampai Siklus II sama, sedangkan

(60)

45

masing-masing tahap penelitian. Pada siklus ini standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator pembelajaran adalah:

Table. 4 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran Siklus I

3)Perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi

presensi, lembar pengamatan, lembar penilaian, dan soal.

4)Penyiapan Alat dan Media

a) Alat

Kapur dan papan tulis

b) Media

Pop-up materi fotosintesis

c) Sumber

Standar

Kompetensi

2. Memahami cara tumbuhan hidup membuat

makanan.

Kompetensi dasar 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau

membuat makanan.

Indikator 1.Menjelaskan pengertian tumbuhan hijau.

2.Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan hijau.

3.Menjelaskan pengertian fotosintesis.

(61)

46

Buku IPA 5 SD (BSE dan Erlangga)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I

berlangsung selama satu kali tatap muka (2x 35 menit). Siswa yang hadir

sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan adalah pengertian tumbuhan

hijau, ciri-ciri tumbuhan hijau, pengertian fotosintesis, dan bahan-bahan

pembuat fotosintesis. Peneliti sudah menggunakan media pop-up.

Berikut adalah Table. 5 Langkah Pelaksanaan Siklus I: 1. Kegiatan Awal/ Pendahuluan

a. Penyiapan siswa:

1) Membuka pelajaran dengan salam.

2) Berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang peserta

didik dengan penuh kidmat.

3) Guru melakukan presensi.

4) Guru bertanya, “ bagaimana kabar kalianhari ini?”

b. Memotivasi siswa dan apersepsi:

Guru memberikan motivasi siswa agar semangat dalam

mengkuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan

yel-yel kebanggaan MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo,

Argomulyo, Salatiga, berikut ini:

1) Tepuk Salut

Sa..salut3x salut.

(62)

47

Diputer.. dijilat.. dicelupin.

c. Guru melakukan apersepsi, yaitu:

1) Menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan

pengalaman siswa, guru mencoba menggali pengalaman

sehari-hari siswa yang berhubungan dengan tumbuhan

hijau serta mengajukan pertanyaan seperti:

a) Siapa yang pernah melihat tumbuhan hijau memasak

makanannya sendiri?

2) Mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan materi

pelajaran

a) Tahukah kalian seperti apa tumbuhan hijau itu?

Apakah berdaun hijau atau berbunga hijau atau

berbuah hijau?

d. Menjelaskan tujuan

1) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat

menjelaskan pengertian tumbuhan hijau dengan benar.

2) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat

menyebutkan ciri-ciri tumbuhan hijau dengan benar.

3) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat

menjelaskan pengertian fotosintesis melalui media pop-up dengan benar.

4) Anak-anak nanti setelah selesai belajar, diharapkan dapat

(63)

48

media pop-up dengan benar.

e. Menjelaskan cakupan materi

Hari ini kita akan mengetahui pengertian tumbuhan hijau dan

ciri-ciri dari tumbuhan hijau tersebut kemudian, kita juga

belajar mengenai fotosintesis dan bahan-bahan pembuat

fotosintesis.

f. Siswa mengerjakan soal pre test

2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi

1) Guru memperlihatkan media pop-up yang telah disiapkan

sebelumnya.

2) Guru menjelaskan pengertian tumbuhan hijau melalui

metode ceramah.

3) Guru menjelaskan pengertian fotosintesis melalui media

pop-up yang telah disiapkan. b. Elaborasi

1) Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang pengertian tumbuhan hijau.

2) Guru meminta siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang ciri-ciri tumbuhan hijau.

3) Guru mengali informasi dengan menggunakan metode

tanya jawab seputar ciri-ciri fotosintesis.

(64)

49

tanya jawab seputar masalah fotosintesis dengan media

pop-up.

5) Siswa menjawab dengan menggunakan kata-kata mereka

sendiri tentang pengertian fotosintesis.

6) Guru membagi siswa menjadi kelompok diskusi dengan

teman sebangkunya masing-masing untuk membahas

bahan pembuat fotosintesis.

7) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa seputar

bahan pembuat fotosintesis sebagai hasil diskusi.

8) Guru mengajak siswa menyimpulkan materi berdasarkan

pendapat siswa.

c. Konfirmasi

1) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa.

2) Guru memberikan penguatan terhadap siswa.

3) Guru menanamkan nilai-nilai sosial cinta terhadap alam.

d. Siswa mengerjakan soal post test

3. Penutup

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

materi yang tidak dimengerti.

b. Guru mengadakan umpan balik.

c. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran.

d. Guru menyampaikna materi pembelajaran yang akan

(65)

50

e. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

penutup.

c. Pengamatan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini melakukan

pengamatan pada siklus I, dan siklus II dilaksanakan secara langsung

dengan menggunakan format yang disusun sama. Jadi table pengamatan

pada guru dan table pengamatan pada siswa ditunjukkan pada

pelaksanaan siklus 1 saja. Pengamatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh guru dalam

proses pembelajaran. Mencakup dua aspek pengamatan yaitu aspek

pengamatan pada guru dan aspek pengamatan siswa. Aspek pengamatan

pada guru meliputi:

Tabel. 6 Lembar Pengamatan Guru

No. Aspek Pengamatan

1. Persiapan guru mengajar

a.Menyiapkan RPP

b.Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar

evaluasi

c.Menyiapkan perlengkapan mengajar

2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan

a.Salam pembuka

(66)

51

c.Menyampaikan tujuan pembelajaran

d.Memberikan motivasi untuk belajar

3. Penyampaian materi pokok

a.Menyampaikan materi dengan jelas

b.Menentukan bagian-bagian terpenting dalam pelajaran

c.Melaksanakan pembelajaran dengan runtut

4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a.Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jawab

b.Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

c.Melaksankan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

yang telah direncanakan

5. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pop-up

a.Guru menggunakan media pop-up secara aktif

b.Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan

menggunakan media pop-up

c.Penguasaan guru terhadap materi dengan menggunakan

media pop-up

d.melibatkan siswa dalam memanfaatkan media pop-up

e.Mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan

media pop-up

6. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran

a.Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis individu

(67)

52

c.Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan

siswa

d.Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau arahan

e.Salam penutup

Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:

Table. 7 Lembar Pengamatan Siswa

No. Aspek Pengamatan

1. Siswa menjawab salam dengan semangat

2. Siswa merespon panggilan presensi dari guru

3. Siswa semangat menyanyikan yel-yel

4. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru

5. Siswa memahami pembelajaran dengan menggunakan media

pop-up

6. Siswa semangat mengikuti pembelajaran IPA

7. Siswa memberikan umpan balik dari penjelasan guru

8. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru

9. Siswa mengerjakan soal evaluasi

10. Siswa menjawab salam penutup

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil

observasi dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data

terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan

Gambar

Gambar. 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar. 3 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Umbi.
Gambar. 6 Hasil Fotosintesis yang Menyimpan Cadangan Makanannya di dalam Biji.
Tabel. 1 Data Identitas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan kepada semua pihak orang dekat saya, yang tidak menyangkut dalam penulisan skripsi ini, tetapi mereka memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat

Pada gambar 3.1 terdapat sketsa halaman menu utama media pembelajaran yang teridiri dari judul media pembelajaran, tombol profile, tombpl standar, tombol materi, tombol evaluasi

Model pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting dalam pembelajaran membaca menemukan makna baik bagi guru maupun para peserta didik, diantaranya : 1)

TCS3200 merupakan IC yang dapat adiprogram yang berguna untuk mengkonversi warna cahaya ke frekuensi dengan output berbentuk sinyal kotak.Ada dua komponen utama

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia NIM berpengaruh positif dan

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,

SASARAN PERUBAHAN PARADIGMA SEHAT (2).. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN a) Pemenuhan tenaga b) Peningk sarana pelayanan primer c) Pemenuhan prasarana pendukung d) Inovasi