• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA KARTU

BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI KARANGDUREN

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ROSIDIANA MA’RUFAH 115-12-037

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

Tak Ada yang Tak Mungkin di Dunia ini Asalkan Kita Mau Berusaha dan

Berdo’a

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Untuk kelurga tercinta ku, Bapak Nahrowi, Ibu Siti Nur Chasanah serta Mbak

Siti Nur Rosidani.

2. Teman-teman PGMI 2012 konsentrasi Bahasa.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN

MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS II MI

KARANGDUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016” guna memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Dalam menyusun skripsi ini peneliti menyadari tidak dapat bekerja tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah.

4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd., yang tulus, ikhlas dan senantiasa

berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., yang telah mebimbing dari awal

(8)

viii

6. Para dosen dan staf pengajar di lingkungan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini.

7. Bapak (Nahrowi), Ibu (Siti Nur Cahasanah) serta Kakak (Siti Nur

Rosidani) yang terkasih dan tercinta yang selalu tulus dan ikhlas

mendoakan serta mencurahkan segalanya demi penulis.

8. Seseorang yang selalu memberi dukungan.

9. Ibu Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd yang telah memberikan izin penulis

untuk mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Karangduren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

10.Bapak , ibu guru serta karyawan MI Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang yang telah berkenan membantu dan memberikan

data kepada penulis.

11.Bapak, ibu serta seluruh keluarga besar SD PTQ An Nida yang telah

berkenan mendoakan serta mendukung penulis.

12.Teman-teman PGMI konsentrasi Bahasa angkatan 2012.

13.Teman-teman PGMI angkatan 2012 yang selama ini telah memberikan

semangat serta berjuang bersama.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan kemampuan dan pengetahuan penulis

(9)

ix

Akhirnya penulis berharap dan berdo’a semoga skripsi ini memberikan

sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Salatiga, 17 Agustus 2016

(10)

x

ABSTRAK

Ma’rufah, Rosidiana. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Media Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, menulis, dan media kartu bergambar

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah Karangduren Kecamatan Tengaran telah menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajarannya, tetapi cenderung kurang memperhatikan pemanfaatan media, akibatnya minat serta perhatian siswa rendah, begitu juga dengan prestasi belajarnya. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan menggunakan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ………... i

LEMBAR BERLOGO ……… ii

JUDUL ……… iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… iv

PENGESAHAN KELULUSAN ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. vi

MOTTO ……… vii

PERSEMBAHAN ……… vii

KATA PENGANTAR ……… viii

ABSTRAK ……… xi

DAFTAR ISI ……… xii

DAFTAR TABEL ……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Hipotesis ………. 5

E. Manfaat Penelitian ………. 6

F. Definisi Operasional ………. 7

(12)

xii

2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian ………... 9

3. Siklus Penelitian ……….. 10

4. Instrumen Penelitian ……….. 12

5. Teknik Pengumpulan Data ………. 12

6. Analisis Data ………. 13

H. Sistematika Penulisan ………. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan ……… 19

B. Landasan Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ……… 21

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar … 21 c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran ……… 22

2. Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Indonesia ……… 26

b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia … 26 c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 27 d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia …………... 30

e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ……… 32

3. Menulis Karangan a. Pengertian Menulis ………... 33

b. Manfaat Menulis ……….. 35

(13)

xiii

d. Karakteristik Menulis Karangan ... 37

e. Prosedur Menulis Karangan ... 39

4. Media Kartu Bergambar a. Pengertian Media ……… 45

b. Fungsi Media ……… 45

c. Kriteria Pemilihan Media ……… 47

d. Jenis Media ……… 48

e. Media Kartu Bergambar ……… 49

BAB III PELAKSANAAN DAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian ……… 52

2. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ...………... 52

3. Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ...………. 53

4. Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ...……….. 53

5. Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ... 55

6. Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ... 56

(14)

xiv

B. Subjek Penelitian ... 57

C. Pelaksanaan Penelitian ... 58

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus ... 58

2. Siklus I ... 59

3. Siklus II ... 64

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus 1. Kondisi Awal ... 69

2. Siklus I ... 71

3. Siklus II ... 76

B. Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren ... 56

Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Karangduren ... 57

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas II MI Karan Duren ... 58

Tabel 4.1 Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas II ... 71

Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Pra Siklus ... 73

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus I ... 74

Tabel 4.4 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus I ... 75

Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus I ... 76

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II ... 79

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Siswa Menulis Karangan pada Siklus II ... 80

Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa pada Siklus II ... 81

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 83

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 90

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 94

Lampiran 3 Rekapitulasi nilai siswa per siklus ... 98

Lampiran 4 Lembar pengamatan siswa siklus I ... 99

Lampiran 5 Lembar pengamatan siswa siklus II ... 102

Lampiran 6 Lembar pengamatan guru pada siklus I ... 105

Lampiran 7 Lembar pengamatan guru pada siklus II ... 106

Lampiran 8 Contoh media kartu bergambar (draw card) ... 107

Lampiran 9 Dokumentasi ... 109

Lampiran 10 Data Prestasi Siswa ... 111

Lampiran 11 Lembar konsultasi skripsi ... 112

Lampiran 12 Surat keterangan penelitian ... 113

Lampiran 13 Nilai SKK mahasiswa ... 114

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses dengan metode-metode tertentu sehingga

siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku

yang sesuai dengan kebutuhan (Syah dalam Sulistiyani (2014; 1)). Selain

itu pendidikan juga merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus

yang berkualitas. Pengertian pendidikan dapat di bedakan menjadi 2, yakni

secara tradisional dan secara modern. Secara tradisional, pendidikan

merupakan suatu upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah

pengetahuan. Sedangkan secara modern, pendidikan adalah setiap

perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman

sebagai mana di ungkapkan oleh Morgan dkk dalam Sulistiyani (2014, 1).

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran

Bahasa Indonesia di kelas II MI Karangduren, Tengaran, Kabupaten

Semarang memiliki beberapa kelemahan, yakni:

1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.

2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat abstrak.

Guru memiliki peran penting dalam berjalannya proses belajar

mengajar salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

(18)

2

tenaga profesional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ( Iskandarwassid

dan Dadang, 2015: 152). Secara lebih terperinci tugas pengajar berpusat

pada usaha:

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian

tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar.

3. Membantu memperkenalkan aspek-aspek pribadi seperti sikap,

nilai-nilai dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses pembelajaran

pengajar tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi

lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan

kepribadian pembelajar. Ia harus mampu menciptakan proses belajar

yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pembelajar untuk

belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan

menciptakan tujuan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 158).

Tujuan dari Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa-siswa

Indonesia adalah belajar bahasa kedua. W. F. Mackey menguraikan bahwa

siswa-siswa yang belajar bahasa kedua telah menguasai penggunaan

bahasa ibu yang tidak dapat diabaikan, Broto (1978: 41).

Selain itu tujuan pelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan tingkat

dasar yakni agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap

(19)

3

dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup,

Broto (1978: 40).

Slamet dalam Listiani (2014:1-2) mengungkapkan pengajaran Bahasa

Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa.

Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pada

pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis.

Berdasarkan aspek-aspek berbahasa, menulis merupakan salah satu

dari empat aspek keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai dan

dimiliki oleh siswa. Karena menulis merupakan proses berbahasa tertulis

yang mengekspresikan pikiran serta perasaan, dan berbagi informasi.

Keterampilan menulis penting untuk dikuasai oleh siswa. Karena

dengan menulis, siswa akan belajar merangkai kata-kata serta belajar

mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kegiatan menulis pada kelas

rendah lebih berfokus pada bentuk dan ukuran tulisan dalam berbagai

konteks (Zulela, 2012: 7).

Namun menurut sebagian besar siswa, kegiatan menulis masih

dipandang sebagai suatu kegiatan berbahasa yang paling sulit untuk

dilaksanakan dibandingkan dengan beberapa kegiatan berbahasa yang

lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari cara pendekatan, metode atau media

yang dapat digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa

(20)

4

yang tepat juga mampu untuk mempermudah siswa untuk melaksanakan

kegiatan menulis.

Kenyataan yang terjadi di MI Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang, keterampilan menulis karangan pada siswa kelas II

masih sangat rendah hingga banyak siswa yang elum memenuhi KKM, ini

dikarenakan penyampaian pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

karangan masih belum menggunakan beberapa media yang mampu

menarik minat siswa. Kebingungan serta ketidak semangatan siswa dalam

menulis karangan ini telah disampaikan oleh pihak guru dikarenakan

kurangnya daya imajinasi pada siswa, sehingga dibutuhkan media gambar

dalam pembelajaran menulis karangan ini.

Tarigan dalam Listiani (2014:3) memaparkan bahwa peran guru di

sini sangat penting dalam mengarahkan keterampilan menulis. Guru harus

dapat mengajarkan keterampilan menulis secara efisien, efektif, dan

menarik. Guru dapat menggunakan metode dan media yang inovatif dan

kreatif sehingga akan menarik perhatian siswa untuk menulis.

Penggunaan media yang tepat serta efektif akan membantu guru serta

memudahkan siswa untuk memulai menulis karangan. Berdasarkan

beberapa alasan serta tujuan yang telah disampaikan di atas, maka

penelitian lebih difokuskan pada judul “PENINGKATAN HASIL

BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS

(21)

5

SISWA KELAS II MI KARANGDUREN KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015/2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan

rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah dengan menggunakan media kartu ergambar (draw card)

dapat meningkatkan target peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas II MI

Karangduren Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

Untuk mengetahui bahwa penggunaan media kartu bergambar (drw card)

dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi menulis karangan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak

dipecahkan (Basroni, 2008:90). Berdasarkan pendapat tersebut, hipotesis

(22)

6

Penggunaan media kartu bergambar (draw card) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

karangan kelas II di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda.

b) Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan.

c) Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki

mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam

meningkatkan kemampuan menulis karangan.

2. Secara Praktis

a) Bagi Guru

Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta

mengeksplor kemampuannya dalam mengajar dengan

menggunakan media kartu bergambar pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia pada aspek menulis.

b) Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan

(23)

7

2) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c) Bagi Sekolah

1) Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil

belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk mengarahkan

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis

karangan.

d) Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta

dapat dijadikan sebagai pedoman sebagai calon pendidik agar

mampu menjadi pendidik yang baik.

F. Definisi Operasional

Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang

ada dalam judul untk menghindari adanya kesalah pahaman pengertian

judul, antara lain:

1. Peningkatan

Secara epistemologi peningkatan memiliki pengertian menaikkan

derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi

(24)

8 2. Hasil Belajar

Belajar yaitu proses perubahan tingkah laku pada peserta didik

akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui

pengalaman dan latihan ( Iskandarwassid dan Dadang, 2015: 5).

Hasil Belajar menurut Normi dalam Ashari (2014: 11) yakni suatu

perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai

pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian individu itu sendiri.

3. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Negara Republik Indonesia dan

bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua lapisan

masyarakat Indonesia seluruhnya (Badudu, 1979:12).

4. Menulis Karangan

Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya (Suparno dan Mohamad, 2008: 1.3).

Menulis karangan adalah melahirkan pikiran dan perasaan dengan

cara yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan

Alim dalam Listiani (2014: 7).

5. Media Kartu Bergambar

Media kartu bergambar termasuk salah satu media visual yang

berfungsi untuk mempermudah menyampaikan materi pelajaran

(25)

9 G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang rencananya akan dilaksanakan pada beberapa siklus,

yakni:

a) Pra Siklus

b) Siklus 1

c) Siklus 2

2. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian.

a) Lokasi Penelitian

Lokasi : MI KARANGDUREN KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Menulis Karangan

Kelas/ Semester : II/ Genap.

b) Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.

1) Siklus I dilaksanakan 26 April 2016

2) Siklus II dilaksanakan 9 Mei 2016

c) Subjek Penelitian

Peserta didik kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang yang terdidi dari 10 anak laki-laki dan 8

(26)

10 3. Siklus Penelitian

Pra Siklus

Menggunakan data hasil ulangan harian anak mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi menulis karangan.

Siklus I

a) Planning

1) Melaksanakan wawancara untuk mengetahui pengetahuan

siswa serta kesiapan siswa terhadap materi yang akan

diajarkan.

2) Menyiapkan materi ajar yang akan digunakan.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar tugas.

5) Menyiapkan lembar observasi Siklus I.

b) Acting (Tindakan)

Menerapkan media pembelajaran yang telah disiapkan pada

rencana pembelajaran.

c) Observing (Pengamatan)

Melaksanakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dalam

penggunaan media kartu bergambar.

d) Refleksi

(27)

11

2) Diskusi dengan guru kelas untuk membahas pembelajaran

serta langkah perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus II

a) Planning (Perencanaan)

1) Menerapkan rencana pembelajaran disesuaikan dengan

kekurangan serta kelemahan pada Siklus I.

2) Menyiapkan materi ajar dan sumber belajar.

3) Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan.

b) Acting (Tindakan)

Menerapkan media pembelajaran berdasarkan pada rencana

pembelajaran.

c) Observing (Pengamatan)

Mengamati pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media

kartu bergambar (draw card) dengan menggunakan lembar

pengamatan guru dan siswa yang telah dibuat.

d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

2) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk membahas

hasil evaluasi.

(28)

12

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksana PTK Model Spiral (Suyadi,

2010: 50).

4. Instrumen Penelitian

a) Lembar observasi guru dan siswa.

b) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan

dalam pengumpulan data adalah:

a) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

? Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

(29)

13

mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan media kartu bergambar.

b) Tes Tertulis

Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap materi Keragaman Sosial dan

Budaya berdasarkan Kenampakan Alam yang telah diajarkan oleh

guru kepada siswa. Tes ini dilakukan setelah proses pembelajaran

menggunakan media kartu bergambar berlangsung. Tes ini terdiri

dari tes objektif dan tes subjektif.

a) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan relevan dari narasumber.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan

lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk

menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk

mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai

tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 60 ( sesuai KKM

yang berlaku di MI Islamiayah Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo

(30)

14

belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70.

Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum

mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 70. Selanjutnya untuk

menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak

ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah

tuntas belajarnya (Depdikbud dalam Trianto, 2013: 241).

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

̅ : Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: jumlah siswa (Aqib, 2011: 40)

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Keterangan :

% : Persentase ketuntasan klasikal

ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41)

Apabila tingkat ketuntasan ≥ 75 % maka ketuntasan belajar

klasikal tercapai (Djamarah, 2011: 180).

̅

=

%

=

(31)

15 H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam mengkaji isi proposal ini, maka penulis

akan menguraikan sistematika pembahasannya, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

J. Rumusan Masalah

K. Tujuan Penelitian

L. Hipotesis

M. Manfaat Penelitian

N. Definisi Operasional

O. Metodologi Penelitian

7. Rancangan Penelitian

8. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian

9. Siklus Penelitian

10.Instrumen Penelitian

11.Teknik Pengumpulan Data

12.Analisis Data

P. Sistematika Penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

C. Penelitian yang Relevan

D. Landasan Teori

5. Hasil Belajar

(32)

16

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil

Belajar

f. Klasifikasi Hasil Pembelajaran

6. Bahasa Indonesia

f. Pengertian Bahasa Indonesia

g. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa

Indonesia

h. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia

i. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

j. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

7. Menulis Karangan

f. Pengertian Menulis

g. Manfaat Menulis

h. Tujuan Pengajaran Menulis

i. Hal-Hal Penting dalam Menulis Karangan

8. Media Kartu Bergambar

f. Pengertian Media

g. Fungsi Media

h. Kriteria Pemilihan Media

i. Jenis Media

(33)

17

BAB III : PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

8. Tempat Penelitian

9. Sejarah Berdirinya MI Karangduren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang

10.Visi dan Misi MI Karangduren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang

11.Data Jumlah Guru MI Karangduren Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang

12.Profil MI Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang

13.Rincian Data Jumlah Siswa MI Karangduren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

14.Kurikulum MI Karangduren Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang

F. Subjek Penelitian

G. Pelaksanaan Penelitian

H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

4. Pra Siklus

5. Siklus I

6. Siklus II

BAB IV :LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(34)

18 4. Siklus I

5. Siklus II

D. Pembahasan

BAB V : PENUTUP

C. Kesimpulan

(35)

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

1. Umi Arsiyati dalam skripsi berjudul “PENGGUNAAN MEDIA KARTU

BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN MARGOREJO IV

SURABAYA” Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2012. Berdasarkan hasil

penelitian disimpulkan bahwa media kartu bergambar dapat

meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN

Margorejo IV Surabaya tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan menulis

dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I nilai rata-rata 82,9

dengan ketuntasan mencapai 90,62%. Setelah tindakan pada siklus II

nilai rata-rata kelas mencapai 93,7 dengan ketuntasan mencapai 93,75%.

Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai ketuntasan

klasikal 77,5% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi

92,5%.

2. Nursyam Angriani dalam skripsi berjudul “ PENINGKATAN

KEMAMPUAN SISWA KELAS II SD DALAM MENULIS KATA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN WATA

(36)

20

Pendidikan Guru Dalam Jabatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Universitas Tadulako. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat meningkatkan

kemampuan menulis kata pada siswa kelas II SDN Wata Kecamatan

Bungku Barat Kabupaten Morowali. Kemampuan menulis kata-kata

dibuktikan dengan adanya peningkatan pada siklus I rata-rata nilai yang

diperoleh siswa adalah 64,33 dengan ketuntasan mencapai 45%. Setelah

tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 85,67 dengan

ketuntasan mencapai 90%. Sehingga terjadi peningkatan ketuntasan

secara klasikal sebanyak 50%.

Penelitian ini pun berusaha untuk mendeskripsikan media kartu

bergambar pada siswa MI. Hasil penelitian yang sudah ada digunakan sebagai

pembanding dan penelitian ini bersifat menambahkan dari penelitian yang

sudah ada.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah

objeknya yang berbeda yaitu siswa MI KarangDuren Kecamatan Tengaran

(37)

21 B. LANDASAN TEORI

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010:33).

Menurut Faridawati (2011:18) dalam Ashari (2014: 11) bahwa:

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu

sisi peserta didik dan dari sisi pendidik”. Dari sisi peserta didik, hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan

psikomotor.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto dalam Ashari (2014: 15) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah:

1) Faktor internal

a) Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh).

b) Psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan

kematangan).

2) Faktor eksternal

a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

(38)

22

b) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

peserta didik, reaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya,

disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung dan tugas rumah).

c) Masyarakat (kegiatan peserta didik dalam bermasyarakat,

media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan

bermasyarakat).

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas maka dapat

disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar

disebabkan oleh beberapa faktor penghambat seperti faktor

masyarakat, keluarga, guru dan sekolah serta jasmani dan psikologi

juga berperan untuk mempengaruhi hasil belajar sesorang agar

menjadi tidak berkembang.

c. Klasifikasi Hasil Pembelajaran

Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa

akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari

kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siwa sebagai

akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan

sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Berbagai perubahan pada diri

siswa sebagai hasi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yakni

(39)

23 1) Out put

Out put merupakan kecakapan yang dikuasai siswa yang segera

dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses

pembelajaran, atau ada juga yang menyebutnya sebagai

pembelajaran yang bersifat jangka pendek. Out put dapat

dibedakan menjadi dua, yakni:

a) Hard skills

Hard skills merupakan kecakapan yang relatif lebih

mudah untuk dilakukan pengukuran. Hard skills

dibedakan menjadi dua, yakni:

(1) Kecakapan akademik (academic skills)

Merupakan kecakapan untuk menguasai berbagai

konsep dalam bidang- bidang ilmu-ilmu yang

dipelajari, seperti kecakapan mendefinisikan,

menghitung, menjelaskan,menguraikan, membedakan,

mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendeskripsikan,

mempresiksi menganalisis, dan menarik kesimpulan

dari berbagai konsep, data maupun fakta yang

berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran

yang dipelajari.

Dalam taksonomi pembelajaran dari Bloom,

(40)

24

(2) Kecakapan vokasional (vocational academic)

Kecakapan vokasional sering juga disebut sebagai

kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang berkaitan

dengan bidang pekerjaan tertentu. Misalnya, dalam

bidang seni dan kerajinan ukir kayu, yang termasuk

kecakapan vokasional di antaranya yakni kecakapan

mendesain ukiran, memegang alat ukir,

mengoperasikan alat ukir dan kecakapan mengukir.

b) Soft skills

Soft skills merupakan strategis yang diperlukan untuk

meraih sukses hidup dan kehidupan dalam masyarakat.

Kecakapan ini merupakan kecakapan yang relatif sulit

untuk dilakukan pengukuran dibandingkan dengan

kecakapan akademik maupun kecakapan vokasional. Soft

skill dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) Kecakapan personal (personal skills)

Kecakapan personal merupakan kecakapan yang

diperlukan agar siswa dapat eksis dan mampu

mengambil peluang yang positif dalam kondisi

kehidupan yang berubah dengan sangat cepat.

Diantaranya yakni, kecakapan beradaptasi, kecakapan

berpikir kritis dan kreatif, semangat kerja, jujur, ulet

(41)

25

(2) Kecakapan sosial (social skills)

Merupakan kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup

(life skill) dalam masyarakat yang multikultur,

masyarakat global yang penuh persaingan dan

tantangan. Kecakapan sosial meliputi kecakapan

berkomunikasi dengan empati, baik secara lisan

maupun tertulis dan kecakapan bekerja sama dengan

orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun

kelompok besar.

2) Out come

Dengan menguasai berbagai kecakapan tersebut diharapkan

siswa akan mempunyai prestasi sosial (social achievement)

dalam masyarakat, mampu mengaasi berbagai macam

permasalahan maupun tantangan hidup, mampu melihat dan

mengambil peluang yang ada dalam lingkungan hidupnya.

Prestasi sosial siswa dalam masyarakat merupakan hasil

pembelajaran yang bersifat jangka panjang atau outcome.

(42)

26

Jadi, hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang muncul akibat

suatu pengalaman maupun pembelajaran yang di dapatkan baik dalam

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik dan dapat dipengaruhi

oleh faktor internal maupun faktor eksternal.

2. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat.

Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara

tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia (Kurniasari, 2014:2).

Sedangkan menurut Resmini, dkk (2009:35) dalam Ashari (2014:

15) bahwa “Bahasa adalah salah satu alat komunikasi manusia,

melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi satu sama lain

untuk bertukar pengalaman guna meningkatkan intelektualitas

masing-masing”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa pergaulan dan

bahasa persatuan dalam masyarakat, bahasa merupakan sebuah alat

untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat

digunakan di berbagai lembaga pendidikan.

b. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kurikulum 2004

(43)

27

meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

aspek keterampilan berbahasa tersebut, di sekolah dasar memiliki

standar kompetensi. Masing-masing standar kompetensi dari keempat

kompetensi dasar tersebut sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich

2012: 116-117):

1) Mendengarkan

2) Berbicara

3) Membaca

4) Menulis

c. Keterampilan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Menurut A. S Broto dalam Korifah (2014: 24) pelajaran yang

berupa keterampilan berbahasa dibagi menjadi beberapa macam, di

antaranya sebagai berikut:

1) Keterampilan mendengar

Kegiatan mendengar adlah kegiatan yang utama dan yang

pertama bagi orang yang belajar bahasa. Anak sejak semula

belajar bahasa dari orang tuanya dengan jalan

mendengar.Dengan kebiasaan mendengar bahasa dari orang tua

atau bahasa orang lain di lingkungan keluarga atau di

lingkungan sekitarnya, maka anak umur enam tahun telah dapat

menguasai bahasa ibu. Belajar bahasa kedua yang juga dimulai

(44)

28

Mendengar bukan satu-satunya kegiatan berbahasa,

melainkan ada jenis kegiatan-kegiatan lain. Dengan kegiatan

mendengar, maka siswa dapat melakukan kegiatan meniru,

menangkap, menuliskan, dan melakukan yang didengarnya.

Penggunaan dalam bentuk cakapan (dialog), tdak dapat

dipisahkan dari kegiatan berbicara. Apabila kedua pihak

mengadakan komunikasi, maka kedua pihak itu bergiliran

mendengar dan berbicara. Hasil pelajaran mendengar dapat

juga dilihat dari keterampilan siswa melagukan kalimat, dan

mengucapkan kata-kata dengan tepat.

2) Keterampilan berbicara

Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang sifatnya produktif

yang setelah kegiatan mendengar dilakukan. Tujuan pelajaran

berbicara pada umumnya ialah agar dapat menggunakan bahasa

secara lisan. Yang termasuk kegiatan berbicara adalah kegiatan

bercerita, berdiskusi, bertanya jawab, berpidato, membuat

laporan (lisan) dan lain-lain.

3) Keterampilan membaca

Keterampilan membaca adalah dapat memahami fungsi dan

makna yang dibaca, dengan jalan mengucapkan bahasa,

(45)

29 4) Keterampilan menulis

Keterampilan menulis adalah terampil membuat

huruf-huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru

tulisan-tulisan dalam struktur kalimat. Kemampuan menulis

seperti ini biasa kita sebut kemampuan menulis teknis (teknik).

Kemampuan menulis yang lebih penting adalah

kemampuan menulis berdasarkan pengertian komposisi atau

kemampuan merangkai bahasa atau mengarang. Kegiatan

berikut yang tercakup dalam kegiatan menulis adalah sebagai

berikut:

a) Menyalin

Kegiatan menyalin adalah kegiatan yang ditujukan

kepada keterampilan menulis. Pelajaran menulis

permulaan dapat dimulai dengan kegiatan menyalin, atau

meniru membuat tulisan yang tertulis di papan tulis, atau

dari buku.

Belajar menulis dengan cara menyalin ini pertama

kali bertujuan agar siswa dapat membuat huruf-huruf yang

sama dengan yang disalin, atau hampir menyerupai

bentuk-bentuk huruf yang disalin. Kegiatan menyalin yang

pertama kali adalah menyalin huruf cetak, yaitu berupa

huruf yang mula-mula kepada siswa-siswa (permulaan

(46)

30 b) Mengarang

Mengarang berarti merangkai atau menyusun hasil

pikiran dalam bahasa tulis. Dapat pula diterangkan bahwa

mengarang adalah menuliskan hasil pikiran-pikiran

mengenai yang di dengar, dilihat, atau dialami.

c) Dikte

Pelajaran dikte juga termasuk kegiatan menulis. Yang

ditulis adalah bahasa lisan yang diucapkan oleh Guru.

Oleh karena itu dikte juga termasuk kegiatan mendengar.

d. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia yakni (Achmad, 2015: 17):

1) Sebagai Media Berkomunikasi

Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat

berBahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi

dengan pengguna bahasa ibu lainnya. Dari sini dapat dpat

disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi

antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan

menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda.

2) Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

Dengan menguasai Bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis,

seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang

disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang

(47)

31

Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin

mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut

akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau

media sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

3) Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan

berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan

ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.

Tentu saja Bahasa Indonesia yang ia gunakan adalah bahasa baku

dan benar menurt Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan

demikian, penguasaan terhadap EYD merupakan tuntutan bagi

sastrawan dan penulis.

4) Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau

media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual.

Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor

bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusakp naskah

tersebut melalui kerja editing-nya.

5) Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

Bagi negara, Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan

spirit nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian,

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di

(48)

32

mencitrakan kepribadian dan kebudayaan negara Indonesia di mata

dunia Internasional.

e. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik

khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan,

antara lain (Achmad, 2015: 20):

1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi

dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien,

baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta

merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

bangsa.

3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa

Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa

Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.

5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca merupakan

syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus

budi pekerti.

6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya

sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,

(49)

33

7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya

ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa

Indonesia itu merupakan suatu alat komunikasi manusia sebagai

bahasa pergaulan serta sebagai salah satu alat pemersatu dalam

masyarakat. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri dapat

dikembangkan dalam beberapa keterampilan, yakni keterampilan

mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, serta

keterampilan menulis.

3. Menulis Karangan

a. Pengertian Menulis Karangan

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya. Pesan yang dimaksud adalah isi atau muatan yang

terkandung dalam suatu tulisan (Suparno, 2008: 1.3).Menulis juga dapat

diartikan sebagai suatu keterampilan berbahasa yeng kompleks.

Kompleksitas menulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan

mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam formula

ragam bahasa tulis dan konvensi penulis lainnya. Di balik

kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi

pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang (Graves 1978

(50)

34

Menulis karangan adalah melahirkan pikiran perasaan dengan cara

yang teratur dan dituliskan dalam sebuah tulisan (Purwanto dan Alin

dalam Listiani (2014:7)).

Sedangkan dalam pengajaran menulis sendiri, baik di sekolah dasar

maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakikatnya merupakan

pengajaran yang aktif produktif, yaitu menghasilkan (menghasilkan

pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan (Zuchdi dalam Muslich,

2012: 119).

Pengajaran menulis ini dapat meningkatkan pengembangan

kecerdasan siswa untuk berbagai aspek, mengembangkan daya inisiatif

dan kretivitas, serta menumbuhkan keberanian dan mendorong

kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Graaves, dalam

Akhadiah, dkk dalam Muslich, 2012: 120). Hal itu dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Menulis dapat mengembangkan kecerdasan untuk

mengharmoniskan berbagai aspek. Seseorang perlu memiliki

kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan

mengendalikan emosi, serta menata dan menyumbangkan daya

nalarnya dalam berbagai level berpikir dari tingkat mengingat

sampai evaluasi.

2) Menulis dapat mengembangkan daya inisiatif dan kretivitas, artinya

(51)

35

segala sesuatunya, agar hasilnya enak dibaca, apa yang dituliskan

harus ditata dengan runtut dan juga menarik.

3) Menulis menumbuhkan keberanian, maksudnya ketika seseorang

menulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk

pemikiran, perasaan dan gayanya, serta menawarkannya kepada

publik.

4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan

informasi. Seorang penulis mempunyai ide, gagasan, pendapat,

atau sesuatu hal yang perlu disampaikan dan diketahui orang lain.

b. Manfaat Menulis

Manfaat yang dapat dipetik dari menulis yakni ( Suparno, 2008: 1.4):

1) Peningkatan kecerdasan.

2) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.

3) Penumbuhan keberanian.

4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Muslich (2012: 121) memaparkana dalam pembelajaran menulis

sendiri memiliki beberapa fungsi, yakni:

1) Dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana dalam bentuk

verbal atau tulisan.

2) Sarana peningkatan pengtahuan dan keterampilan dengan

pemahaman berbagai jenis pengetahuan (misalnya dengan banyak

menulis pokok-pokok pikiran dalam buku dan memahami isinya

(52)

36

3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan

mengambangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik

(biasanya dengan menulis dalam bentuk bahasa resmi dan baku)

untuk digunakan dalam berbagai keperluan.

5) Sarana yang menghubungkan siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dengan disiplin ilmu yang lain.

Sedangkan pengajaran menulis di sekolah dasar, sesuai dengan

kurikulum berbasis kompetens, berfungsi sebagai dasar membentuk dan

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai

pikiran, gagasan, pemdapat dan perasaannya melalui menulis karangan

dari pikiran sendiri, serta menulis karangan berdasarkan rangkaian

gambar seri (Depdiknas dalam Muslich, 2012: 122).

c. Tujuan Pengajaran Menulis

Secara umum tujuan pengajaran menulis sesuai dengan kurikulum 2004

pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Depdiknas

dalam Muslich, 2012:122):

1) Mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pemikiran dalam

bentuk tulisan.

2) Siswa dapat memahami materi dari berbagai segi, bentuk, makna,

dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, baik secara

(53)

37

3) Siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan materi yang

diajarkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya,

kematangan sosial. Misalnya siswa mampu menulis kembali

dengan bahasanya sendiri beragam teks dan mampu menjelaskan

isinya, serta mampu merespons isi bacaan dengan kata-katanya

sendiri.

4) Siswa dapat mengingat materi dan memudahkan dalam

mempelajarinya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan

wawasan.

d. Karakteristik Menulis Karangan 1) Narasi

Istilah narasi atau sering disebut naratif berasal dari kata

bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang

menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan

serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan

serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis),

dengan maksud memeri arti kepada sebuah atau serentetan

kejadian, sehingga pembaca dapat menarik hikmah dari cerita itu.

2) Argumentasi

Argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan

dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.

(54)

38

alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

atau gagasan.

3) Persuasi

Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion

dalam bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata

to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi,

karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan

berdaya-bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat

memangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti

himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.

Dalam karangan persuasi, di samping logika, perasaan juga

memegang peranan penting. Keterlibatan unsur logika dalam

karangan persuasi itu menyebabkan persuasi sering

menggunakanprinsip-prinsip argumentasi.

4) Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang

berarti menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah

suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan

keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu

(55)

39 e. Prosedur Menulis Karangan

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau

menyampaikan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.

Dilihat dari keluasan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki

jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan dapat

diungkapkan dalam dan dengan berbagai unsur bahasa. Gagasan dapat

diungkapkan dengan berbagai unsur bahasa. Ada gagasan yang

diungkapkan dengan kata, gagasan yang diungkapkan dengan kalimat,

dan gagasan yang diungkapkan dengan paragraf. Bahkan, gagasan yang

lengkap dan final diungkapkan dalam dan dengan karangan yang utuh.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kemampuan

mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasannya dalam

dan dengan karangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah

sebagai berikut (Muslich, 2014: 124):

1) Penentuan pikiran utama

Salah satu ciri utama tulisan yang baik adalah adanya

kesatuan gagasan antar paragrafnya. Sebuah tulisan (karangan)

akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua

detail yang berupa contoh, alasan ataupun fakta yang

digunakan harus tidak menyimpang dari pikiran utama.

Seperti dikemukakan oleh Mukhsin Ahmadi, pikiran utama

(56)

40

utama dimaksudkan isi karangan tidak akan menyimpang

(Ahmadi, 1991: 13).

2) Pembentukan paragraf

Paragraf juga sering disebut dengan alinea. Paragraf yakni

sekumpulan kalimat yang saling berkaitan. Oleh karena itu,

kalimat-kalimat yang ada di dalam satu paragraf harus kalimat

yang padu atau mempunyai keterkaitan satu sama lain.

Idealnya, dalam satu paragraf terdapat satu pikiran utama dan

beberapa pikiran penjelas.

Paragraf juga sering disebut sebagai karangan singkat. Hal

ini dikarenakan penulis mengungkapkan dan menuangkan

idenya dalam suatu karangan yang mempunyai suatu tema. Ide

yang dituangkan tersebut dalam bentuk kalimat kemudian

menjadi paragraf (Kurniasari, 2014: 137).

3) Penulisan kalimat

Kalimat adalah kumpulan kata yang mengandung

pengertian dan menyatakan pikiran yang lengkap (Kurniasari,

2014: 99).

Achmad (2014:56) mendefinisikan kalimat adalah suatu

gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu

maksud. Di dalam sebuah kalimat sendiri memiliki beberapa

unsur, yang dapat diuraikan sebagai berikut (Achmad, 2014:

(57)

41 a) Subjek (S)

Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjuk pada

pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah

yang menjadi pokok pembicaraan. Ciri-ciri subjek

adalah:

a. Tentangnya diberitakan sesuatu.

b. Dibentuk dengan kata benda atau sesuatu yang

dibendakan.

c. Dapat bertanya dengan kata tanya apa atau siapa di

hadapan predikat (Putrayasa, 2010: 64).

b) Predikat (P)

Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu

perbuatan yang dilakukan S. Predikat dapat dicari

dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, atau

diapakan. Suparman dalam Putrayasa (2010: 65)

mengungkapkan beberapa ciri dari predikat adalah:

(1)Penunjuk aspek: sudah, sedang, akan, yang selalu di

depan predikat.

(2)Kata kerja bantu: boleh, harus, dapat.

(3)Kata penunjuk modal: mungkin, seharusnya,

jangan-jangan.

(4)Beberapa keterangan lain: tidak, bukan, justru,

(58)

42

(5) Kata kerja kopula: ialah, adalah, merupakan,

menjadi. Kopula mengandung pengertian

merangkaikan.

c) Objek (O)

Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi

Predikat (P). Letak Objek (O) di belakang P yang

berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib

hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus

pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan S.

d) Pelengkap (P)

Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat

yang melengkapi P.

e) Keterangan (K)

Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang

menerangkan Pel dan klausa dalam kalimat. Posisi

dapat berada di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.

Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan/sebab,

tujuan, similatif, dan penyerta. Berdasarkan maknanya,

terdapat bermacam-macam keterangan berikut

(59)

43

(1) Keterangan tempat ditandai oleh: di (di kamar), ke

(ke kantor), dari (dari pasar), dalam (dalam lemari),

pada (pada permukaan).

(2) Keterangan waktu ditandai oleh: pada (pada hari

ini), dalam (dalam minggu ini), se- (sepulang dari

kantor), sebelum (sebelum pukul 12), sesudah

(sesudah pukul 10), selama (selama dua minggu),

sepanjang (sepanjang tahun).

(3) Keterangan alat ditandai oleh: dengan (dengan

gunting).

(4) Keterangan tujuan ditandai oleh: agar/supaya

(agar/supaya kamu pintar), untuk (untuk

kemerdekaan), bagi (bagi masa depanmu), demi

(demi kekasihnya).

(5) Keterangan cara ditandai dengan: dengan (dengan

diam-diam), secara (secara hati-hati), dengan cara

(dengan cara damai), dengan jalan (dengan jalan

berunding).

(6) Keterangan penyerta ditandai oleh: dengan (dengan

adiknya), bersama (bersama orang tuanya), beserta

(60)

44

(7) Keterangan perbandingan ditandai oleh: seperti

(seperti angin), bagaikan (bagaikan seorang dewi),

laksana (laksana bintang di langit).

(8) Keterangan sebab ditandai oleh: karena (karena

perenpuan itu), sebab (sebab kecerobohannya).

(9) Keterangan kesalingan ditandai oleh: saling

(mencintai) satu sama lain.

(10)Keterangan akibat: sehingga, sampai, akibatnya.

(11)Keterangan alasan: berdasar hal itu, sehubungan

dengan hal itu.

(12)Keterangan asal: dari.

(13)Keterangan kualitas: dengan.

(14)Keterangan kuantitas: banyak, sedikit, cukup.

(15)Keterangan modalitas: mustahil, barangkali,

moga-moga.

(16)Keterangan perlawanan: meskipum, walaupun.

(17)Keterangan perwatasan: selain, kecuali.

(18)Keterangan objek.

(19)Keterangan subjek.

(20)Keterangan syarat: jika, kalau.

Dari beberapa keterangan di atas dapat kita tarik kesimpulan

bahwa menulis karangan merupakan sebuah kegiatan untuk

(61)

45

kemampuan penulis untuk menyusun dan mengorganisasikan

isi tulisannya yang dapat di ungkapkan dalam bentuk kata,

gagasan yang berbentuk kalimat, dan gagasan yang di

ungkapkan dalam bentuk paragraf, hingga gagasan lengkap

yang membentuk karangan utuh.

4. Media Kartu Bergambar a. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin Medium yang berarti perantara yang

dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Menurut Marshal

Mchulan, media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung

dengan dia (Harjanto, 1997: 246).

Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan

guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan

instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

b. Fungsi Media

1) Fungsi media menurut (Taufik, 2010: 80):

a) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

efektif.

b) Bagian integral (keterpaduan) dari keseluruhan situasi mengajar.

c) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak

(62)

46

d) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

e) Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Secara umum, fungsi media pendidikan adalah sebagai berikut

(Harjanto, 1997: 245):

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti

misalnya:

(1) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan gambar,

film, atau model.

(2) Objek yang kecil dibantu dengan proyrktor mikro, film, atau

gambar.

(3) Gerak yang terlalu lambat atau yang terlalu cepat, dapat

dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.

(4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat rekaman film, atau foto.

(5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

(6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,

dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film,gambar,

(63)

47

c) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini

media pendidikan berguna untuk:

(1) Menimbulkan kegairahan belajar.

(2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak

didik dengan lingkungan dan kenyataan.

(3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka

guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu

harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru

dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan

media juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media

pendidikan, yaitu dengan dalam:

(1) Memberikan perangsang yang sama.

(2) Mempersamakan pengalaman.

(3) Menimbulkan persepsi yang sama.

c. Kriteria Pemilihan Media

Menurut Harjanto (1997: 238) pemilihan sekaligus pemanfaatan

(64)

48 1) Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan.

2) Keterpaduan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.

3) Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar

kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.

4) Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia

diperpustakaan/di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.

5) Mutu teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.

6) Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang

dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta

kesesuaian atau tidak.

d. Jenis Media

Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya adalah (Taufik, 2010: 103):

1) Media auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti: radi, cassete recorder, piringan hitam media ini

tidak cocok untuk orang yang mempunyai kelainan dalam

(65)

49 2) Media visual

Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan.

Media ini menampilkan gambar diam seperti film, rangkaian foto,

gambar atau lukisan, cetakan dan juga yang menampilkan gambar

atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

3) Media audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur rupa dan

gambar. Media ini dibagi ke dalam:

a) Audiovisual diam.

b) Audiovisual gerak.

e. Media Kartu Bergambar

1) Pengertian Media Kartu Bergambar

Media kartu bergambar merupakan salah satu media

pembelajaran visual yang digunakan untuk membantu

mempermudah penyampaian materi pembelajaran kepada peserta

didik serta untuk menarik minat siswa terhadap materi yang

disampaikan.

Langkah-langkah penggunaan media kartu bergambar dalam

penyampaian materi pembelajaran yakni:

a) Guru menjelaskan kepada siswa materi yang akan dipelajari.

b) Guru menunjukkna kepada siswa beberapa kartu bergambar

(66)

50

c) Guru membagikan kepada masing-masing siswa dengan 1 kartu

bergambar.

d) Guru meminta siswa untuk mengamati serta memahami gambar

yang ada pada kartu ynag kemudian akan mereka ceritakan.

2) Kelebihan media kartu bergambar

Media kartu bergambar memiliki beberapa kelebihan menurut

Oemar dalam Sulistiyani (2014: 30):

a) Lebih konkrit dan realistis dalam memunculkan pokok masalah,

jika dibanding dengan bahasa verbal.

b) Dapat mengatasi ruang dan waktu.

c) Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera

manusia.

d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat

digunakan untuk semua orang tanpa memandang unsur.

e) Mudah didapatkan dan hemat biaya.

f) Mudah digunakan, baik secara individu maupun kelompok.

3) Kelemahan media kartu bergambar

Media kartu bergambar juga memiliki beberapa kelemahan yang

perlu diperhatikan dalam penggunaan media ini saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Kelemahan pada media ini juga disampaikan

oleh Asnawir dalam Sulistiyani (2014: 30):

a) Kelebihan dalam penjelasan guru saat menggunakan media

(67)

51

berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing anak

terhadap hal yang dijelaskan.

b) Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media

gambar hanya menyampaikan persepsi indera mata yang tidak

cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia,

sehingga materi yang dibahas kurang sempurna.

Jadi, media kartu bergambar adalah salah satu perantara berbentuk kartu

yang dipakai untuk menyampaikan bahan instruksional dalam proses

belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksana PTK Model Spiral (Suyadi,
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Karangduren
Tabel 3.3 Data siswa kelas II MI Karangduren
TABEL 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Eksperimen menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan

Hasil penelitian Nur et al ., (2010) menunjukkan bahwa perubahan lingkungan tumbuh dari dataran tinggi ke dataran rendah pada lingkungan tropika basah menyebabkan terjadinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENGARUH KITOSAN DALAM MENINGKATKAN RESPON IMUN NON-SPESIFIK PADA IKAN PATIN SIAM Pangasius hypophthalmus

Sumberdaya yang tersedia, baik sumberdaya manusia (SDM), maupun pendanaan dan sarana prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang dapat mendukung

Pada penelitian kualitatif landasan teori yang dimiliki peneliti sebaiknya luas, dalam arti peneliti banyak pengetahuan/ ilmu tentang studi yang akan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA pada kompetensi dasar pesawat sederhana melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas

ٞيموكحلا ٞيلاعلا ٞسٽدماب پشاعلا لصفلا ټيمات ېأٽ تت دناب لا ۏف ٞيپصبلا ٞكپحلا ۀع ٰنۇ

“Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,