Apa Perbedaan Penelitian Kualitatif dan
Penelitian Kuantitatif
PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN KUALITATIF
Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut Prof.Dr. Lexy J. Moleong, M.A disajikan dalam table sebagai berikut:
ASPEK PENELITIAN
KUANTITATIF
PENELITIAN KUALITATIF 1. Maksud Penelitian Membuat deskripsi objektif
tentang fenomena yang terbatas dan menentukan apakah fenomena tersebut dapat dikontrol melalui beberapa intervensi
Maksud penelitian
mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan nmemperhitungkan konteks yang relevan
2.Tujuan penelitian Menjelaskan, meramalkan, dan/ atau mengontrol fenomena melalui
pengumpulan data terfokus dari data numeric
Memahami fenomena social melalui gamabaran holistic dan memperbanyak
pemahaman mendalam
3.Pendekatan pelenlitian Menjelaskan penyebab fenomena social melalui pengukuran objektif dan analisis numeric
Berasumsi bahwa ‘subjek matter ’ suatuilmu social adalah amat berbeda dengan subjek matter dari ilmu fisik/ alamiah dan
penyelidikan yang berbeda. Induktif berisi
nilai(subjektif), holistic dan berorientasi proses
4. Asumsi penelitian Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmun social adalah sama dengan ilmu
fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena. Deduksitif, bebas-nilai
( objektif), terfokus, dan berorientasi tujuan
Perilaku terikat konteks dimana halnitu terjadi dan kenyataan social tidak direduksi menjadi variable-variabel sam a dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi
perspektif ‘ orang dalam’;menerima
subjektivitas dari peneliti dan pemeran serta
5. Model penjelasan Penemuan ‘fakta’ social tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks
Upaya generalisasi tidak dikenal karenaterikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus
6. Nilai Bergantung pada model
penjelasan hipotetiko deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan di tes dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu
harus diselidiki, c) cara menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada
7. Alasan penelitian Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam
permassalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk
mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif
Induktif, melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan
8. Generalisasi Deduktif- diduksi dari teori tentang apa yang akan diamati
Berasumsi bahwa setiap individu , budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan, generalisasi bergantung pada konteks.
9. Hubungan peneliti dengan subjek
Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan ‘hukum’ yang menambah pada prediksi yang dapat
dipercaya dan pada control tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dalam sampel individ; analisis
Peneliti secar aktif
berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat duibah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat
statistic menyatakan
kecenderungan perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis
merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi
kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan
berpartisipasi dalam analisi data.
10.Nilai orientasi Tujuan penelitian adalah objektivitas; berusaha memelihara pandangan pribadi,
kepercayaan ,’biases’ dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses.
Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif.
Mempercayau bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
11. Studi tentan konteks Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang meuncul) yang kemudian menjadi focus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinyu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
12.Desain Berupaya memahami
fenomena yang komlpeks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variable). Setiap upaya penelitian menguji hanya beberapa dari
kemungkinan variable yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan menfokus pada pengukuran yang tepat.
Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak
mengikutkan intervensi dan berupaya agar gangguan sesedikit mungkin.
13. Metode Terstruktur, formal,
ditentukan terlebuh dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol.
Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat
14. Hipotesis Deskriptif, korelasional, perbandingan –kausal, dan eksperimen
Cenderung untuk mencri dan menemukan dan
menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentative, berkembang, dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
15.Pengukuran Hampir selalu mengetes
hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan.
Prosedur sedikit subjektif; peneliti memiliki
kemampuan untuk
mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah.
16. Review Kepustakaan Tujuan pengukuran adalah objektivitas, member makna pada scoring dan
pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, ‘bias’ dan persepsi;
banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner
terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk scoring data dirinci secara tepat untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan
numerical.
tetapi menemikan teori dari data.
17. Latae Penelitian Ekstentsif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variable, dan menata penelitian hipotesis.
Naturalistic (sebagaimana adanya) sejauh mungkin.
18. Sampling Sejauh mungkin dikontrol
sampling teoritis dan
sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai
mempertimbangkan
Bertujuan: dimaksudkan untuk memilih sejumlah ‘kecil’, dan tidak harus representatid; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam.
untuk memilih dari sejumlah besar indiuvidu dalam polulasi dimasukan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu diragukan untuk mengeneralisasikan hasilnya kepada polulasi. Statifikasi, kelompok control, mengontrol variable
ekstreneus
kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tape, transkrip.
20.Statregi pengumpulan data Numeric, variable dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistical, dihitung dan diadakan pengukuran.
Pengumpulan dokumen, pengmatan berperan serta( participant
observation), wawancara tidak terstruktur dan
informal, mencatat lapangan secara intensif, menilai artifak.
21. Subjek Pengamatan terstruktur yang
partisipan, wawancara semi – terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian servei, eksperimen-kuasai.
Subjek penelitian berjumlah besar ; pemilihan secara acak
Ju8mlah subjek penelitian kecil teknik sampling bertujuan.
teori-teritama menghasilkan data numeric yang biasanya dianalisis secara statistic. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian
teori, konsep, metode
perbandingan tetap. Basanya data dianalisis secara
deskriptif yang sebagaian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termsuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
23. Interpretasi Data Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
Kesimpulan adalah tentative, direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan.
24. Criteria Validitas interval-bagaimana
kebenaran ditemukan. Validitas eksternal-bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objektivitas-bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah
Krediblitas-penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh itu secara
secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan-beban untuk memaparkan
reflektif dari subjek daripada hasil dari ‘ biases’ para peneliti
pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan ‘uraian rinci’ tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan.
25. Frasa Kunci Eksperimental, data numeric, empiric, dan statistical,
Deskriptif, naturalistic, dan berorientasi kata
26.Konsep Kunci Reliabilitas, variable, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistical, signifikasi, replikasi.
Bermakna, pemahaman awam, proses, dibangun secara social, tema, keabsahan data.
27.Instrument Penelitian Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indicator
‘Tape recorder’, catatan lapangan, peneliti adalah instrument itu sendiri.
28. Masalah Mengontrol variable,
validitas
Memakan waktu, prosedur tindakan baku, reliabilitas-keabsahan data.
Dapat disimpulkan secara garis besar perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, jika pada penelitian kuantitatif permasalahan yang akan diteliti sudah jelas, realitanya sudah ada, terukur, menggunakan pola pikir secara deduktif sedangkan dalam penelitian kualitatif permasalahan yang akan diteliti masih kabur atau belum jelas sehingga masalah yang diteliti akan berkembang ketika memasuki lapangan, penelitiannya belum terukur, dalam penelitian menggunakan pola pikir secara induktif. Judul dalam penelitian kuantutatif kemungkinan besar tidak berubah tetapi pada penelitian kualitatif bisa berubah menyesuaikan hasil perkembangan penelitian yang dilaksanakan di lapangan.
orang, dan aktivitas) kemudian melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, melakukan analisis, penulisan laporan.
I. JUDUL PENELITIAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS 3 SD NEGERI PEJENGKOLAN KECAMATAN PADURESO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011
I. RUMUSAN MASALAH/ FOKUS PENELITIAN :
1. Apa saja media pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Negeri. Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.
2. Bagaimanakah guru dalam menggunakan media pembelajaran oleh guru kelas 3 SD Negeri Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.
3. Alasan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran .
4. Proses penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Manfaat penggunaan media pembelajaran.
6. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap media yang yang digunakan oleh guru .
7. Bagaimanakah tanggapan rekan guru terhadap media yang digunakan oleh guru kelas 3 SD Negeri Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.
8. Bagaimana tanggapan kepala sekolah SD Negeri Pejengkolan terhadap media yang digunakan .
I. TUJUAN PENELITIAN :
2. Menggambarkan proses dalam penggunaan media pembelajaran oleh guru kelas 3 di SD Negeri Pejengkolan Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Tahun 2011.
I. TEORI ACUAN
A.Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media diartikan sebagai alat (2000: 726). Dari sumber internet diketahui bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara”, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.Media pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2000: 726).Kaitannya dengan pembelajaran, maka media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam PBM.
Media menurut Brings (1970) adalah ”Segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar”. Media/alat peraga merupakan alat pembantu pengajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik. Media pengajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001: 262).
Gagne dan Reisen dalam buku Strategi Belajar Mengajar (Mulyani Sumantri 2001:150) mendefinisikan media pengajaran sebagai ”Alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan.” Jadi seorang instruktur, buku cerita, pertunjukan film, atau tape recorder, dan lain-lain peralatan fisik yang mengkomunikasikan pesan instruksional dianggap sebagai media.
tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.” Dari dua definisi media pengajaran yang dikemukakan di atas dapat dipelajari bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut.
Secara umum media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam empat golongan yaitu:
1. Media Audio
Adalah media yang dapat diterima dengan indera pendengar. Contoh: tape recorder, radio.
2. Media Visual
Adalah media yang dapat diterima dengan indera penglihat. Contoh: media grafik, gambar-gambar, atau benda asli dan benda tiruan.
3.Media Audio Visual
Adalah media yang dapat diterima dengan indera pendengar dan indera penglihat. Contoh: televisi, suara dengan foto, suara dengan slide, video.
4.Multimedia
adalah media yang berasal dari sumber animasi computer. B.Tujuan Penggunaan Media Pengajaran
Secara umum tujuan penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara tepat dan akurat.
1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan ketrampilan tertentu. Dengan menggunakan media yang paling tepat untuk karakteristik bahan ajar.
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. ( Mulyani Sumantri 2001 : 153 )
C.Fungsi Media Pengajaran
Media pengajaran sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan,
Secara umum media berfungsi sebagai :
1.Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2.Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3.Meletakkan dasar-dasar yang kongkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4.Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
5.Mempertinggi mutu proses pengajaran. ( Mulyani Sumantri 2001 : 154)
Levie and Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi Atensi
Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran.
2. Fungsi Afektif
3. Fungsi Kognitif
Yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan.
4. Fungsi Kompensatoris
Yaitu untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal.
Dari berbagai fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar guna memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Selain untuk siswa, media juga bermanfaat bagi guru.
Adapun uraian manfaat media secara lebih rinci yaitu sebagai berikut:
1. Memudahkan belajar siswa dan memberi kemudahan mengajar bagi siswa,
2. Membantu mewujudkan pengajaran konsep dan tema pengajaran yang abstrak dalam bentuk konkret,
3.Membantu jalannya pelajaran tidak monoton dan tidak membosankan,
4. Membantu semua indra siswa secara aktif dan turut berproses, sehingga kelemahan siswa dalam salah satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya,
5.Membantu meraih minat siswa dan memberikan motivasi dalam penyajian pelajaran,
6. membantu mendekatkan dunia teori dengan dunia realistis. D.Alasan Penggunaan Media
Penggunaaan media pengajaran bertitik tolak pada dua hal berikut, yaitu :
Perubahan perilaku terjadi akibat adanya suatu proses yang diawali dengan adanya rangsangan yang kemudian diolah menjadi persepsi. Untuk menanggulangi hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau mengurangi hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik.
2. Belajar Merupakan Proses Komunikasi
Mulyani Sumantri (2001: 155) ’’Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima. Media digunakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan tersebut.”
E.Prinsip-Prinsip Pemilihan Suatu Media
Dalam proses pengajaran hendaknya seorang guru menggunakan media pengajaran yang sesuai agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan optimal. Adapun prinsip-prinsip pemilihan media meliputi:
1.Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan.
2. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari
pengadaannya maupun penggunaannya.
4. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
5. Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
( Mulyani Sumantri 2001 : 156 )
Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pengajaran adalah :
2. Program pengajaran artinya dalam memilih media harus disesuaikan dengan program pengajaran, karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran.
3. Situasi dan kondisi artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar yaitu disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan sekolah dan kelas.
4. Kualitas teknik yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan, misalnya untuk video compact disk apakah kondisinya masih bagus atau sudah rusak.
5. Keefektifan dan efisien penggunaan artinya penggunaan media bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen-komponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk memudahkan pemahaman peserta didik. ( Mulyani Sumantri 2001 : 156 )
Kesimpulan dari uraian media pembelajaran, maka media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
F.Pengertian Guru
Menurut undang-undang guru dan dosen pasal satu, Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
G.Tugas guru dalam proses pendidikan
Tugas guru dalam proses pendidikan antara lain sebagi beikut
1. Guru sebagai sumber belajar
Maksudnya adalah peran guru dalam kaitannya dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.
Maksud guru sebagai fasilitator adalah perannya dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran
3. Guru sebagai pengelola
Guru sebagai pengelola pembelajaran berusaha menciptakan ikllim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal. Melalui pengelolaan yang baik guru dapat menjagakelas agr tetap kondusif untuk proses belajar siswa.
4. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa yang berkaitan denang materi sehinga dapat membuat siswa lebih mengreti tentang materi yang diajarkan oileh guru.
5. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing maksudnya peran guru agar dapat mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan potensi yang dimilikinya sebagai bekal dalam hidupnya, berusaha membimbing siswa supaya mencapai perkembangan yang maksimal sebagai manusia yang menjadi harapan oleh orang tuannya, masyarakat dan bangsa.
6.Guru sebagai motivator
Guru memberikan motivasi suapaya proses pembelajaran yang terjadi dapat berhasil degnan maksimal, siswa yang rendah nilainya belum tentu bodoh maka tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga prestasinya dapat optimal
7. Guru sebagai evaluator
ARGUMEN BAHWA PENELITIAN KUALITATIF ADALAH ILMIAH
CARA MENENTUKAN TOPIK DALAM PENELITIAN KUALITATIF Untuk menentukan topic penelitian kualitatif antara lain sebagai berikut :
1. Cari/ tentukan focus penelitian (dalam hal ini permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti untuk diteliti).
2. Setelah menenemukan focus penelitian langkah selanjutnya adalah mencari factor-faktor yang mempunyai kaitan dengan focus penelitian yang akan diteliti.
3. Setelah mengkaitkan factor-faktor , langkah selanjutnya adalah memilih factor yang dianggap cocok oleh peneliti untuk diadakan penelitian lebih mendalam.
4. Setelah itu kaitkan secara logis factor-faktor subfokus yang akan dipilih dengan focus penelitian.
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Menurut Snelbecker dalam Moleong (1988) mendefinisikan teori sebagai seperangkat proporsi yang berinteraksi secara sintaksi yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. Dari segi fungsi teori ada dua pendapat yang dikemukakan yang pertama menurut Selbecker(1974: 28-31) dalam Moelong (1988) menyatakan ada empat fungsi teori yaitu:
1. Mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.
2. Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban.
3. Membuat ramalan atas dasar penemuan.
4. Menyajikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan mengapa.
Menurut Glaser dan Strauss (1967: 3) dalam Moleong fungsi teori antara lain;
1. Memberikan kesempatan untuk meramalkan dan menerangkan perilaku.
3. Dapat dgunakan dalam aplikasi praktis –peramalan.
4. Memberikan perspektif bagi perilaku yaitu pandangan yang harus di saring dari data.
5. Membimbing serta menyajikan gaya bagi peneliti dalam beberapa bidang perilaku.
Jadi dapat disimpulkan fungsi teori dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjadi pedoman dalam penelitian tetapi bukan untuk dibuktikan dalam hipotesis melainkan sebagai pedoman. Disamping itu fungsi teori digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena yang terjadi dalam proses penelitian.
Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.