NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9
S K R I P S I
D iajukan U ntuk
M em peroleh G elar S a rjan a P endidikan Islam
N IM : 121 07 023
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul Skripsi
ENDANG WAHYU DARI
121 07 023
Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 16 Februari 2010
NIP. 19710219 20003 1 002
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara P elajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323433 K ode Pos Salatiga 50721 ■ h ttp // w w w .stain salatiaa. ac.id e-mail: akndem ikUilstainsalalieaac. id
Skripsi Saudara Endang Wahyu Dari dengan Nomor Induk Mahasiswa
12107023 yang berjudul "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 ” . telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia
Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
pada Sabtu, 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I) PENGESAHAN KELULUSAN
Salatiga, 13 Maret 2010_____ 27 Rabiul Awal 1431 Panitia Ujian
Dr. Zakivudin Baidhawv M.A g
NIP. 19720521 200501 003 NIP. 197 10526 199903 1 004 Winai lo. S.Si M.Pd
l , u . i „ 1 „ 4 1 ^ „ v w 1 0 0 2
W e b s i t e : w w w . s t a in s a la t t e a . a c . i d E - m a i l : a d m in is tr a s K c b s ta in s a la tiz a . a c . i d
Sm
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : ENDANG WAHYU DARI
NIM : 121 07 023
Jurusan : TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip ataui dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 05 Maret 2010
Yang Menyatakan,
Endang Wahyu Dari NIM. 121 07 023
MOTTO
waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran
sehingga skripsi ini dapat selesai.
❖ Sahabat seperjuanganku (Iin, Ayu, Tri, Hima, Wiwin,
Yana, Nani, Lela, Fitri, Novi, Mufli, Reza, Rifa’, Eko,
Syaiful, Dayat) tanpa kalian semua, hari-hari takkan
indah.
❖ Bapak Hirlan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Butuh
02 yang telah memberikan ijin dan membantu
menyelesaikan skripsi ini.
❖ Bapak Irvani, S.Pdl selaku guru agama di SD N Butuh
02 yang selalu memberikan pengarahan dan ilmu.
❖ Semua guru di SD N Butuh 02 (Mulyanto, A.Ma dkk.)
yang telah bersedia membantu jalannya penilaian
sehingga berjalan dengan lancar.
❖ Tak lupa buat Arz Organizer dan Quinn com atas
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar saijana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2009”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN
2. Bapak Fatchurrohman, S.Ag, M.Pd. selaku Kaprogdi Pendidikan Agama
Islam STAIN Salatiga.
3. Bapak Jaka Siswanta M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan
awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah PAI STAIN Salatiga yang telah berkenan
memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan
hingga studi ini dapat selesai.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya
cita-cita.
6. Bapak Hirlan, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Butuh 2 Kec.
Tengaran, Kab. Semarang yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan
untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Irvani, S.Ag. selaku guru agama dan seluruh keluarga besar SD Negeri
Butuh 2 yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya
skripsi ini.
8. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per saatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempuman. Oleh
karenanya dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
‘alamien.
Salatiga, 05 Maret 2010 Penulis,
ENDANG WAHYU DARI 121 07 023
ENDANG WAHYU DARI. 121 07 023. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata kunci : Kemampuan dan Metode qiro’ati
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya dalam pembelajaran guru masih sering menggunakan metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil kurang yang memuaskan. Siswa dapat mencapai prestasi belajar maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan pembelajaran yang aktif dan mampu meningkatkan perhatian, keaktifan dan motivasi belajar siswa yaitu dengan metode qiro’ati. Dari hal tersebut muncul permasalahan yaitu apakah metode Qiro’ati dapat meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009?
Metode qiro’ati adalah suatu metode atau cara pengucapan lafadz-lafadz Al-Qur'an, berkenaan dengan kebahasaan yang digunakan dalam belajar membaca Al-Qur'an. Dengan kata lain, metode qiro’ati adalah cara/metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid dan makhorijul huruf yang benar.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus, dimana tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, obervasi dan refleksi. Indikator yang ditetapkan yaitu nilai ketuntasan belajar siswa > 65, adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang yang terdiri dari 7 siswa dari jumlah keseluruhan 11 siswa.
Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut: pada siklus I siswa yang tuntas belajar 1 siswa (14,29%) dan yang tidak tuntas 6 siswa (85,71%). Pada siklus II siswa yang tuntas 4 siswa (57,14%) dengan yang tidak tuntas 3 siswa (42,86%), dan pada siklus III dari 7 siswa dinyatakan telah tuntas
(100%).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dengan metode qiro’ati siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan membaca Al-Qur’an.
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR BERLOGO... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN KELULUSAN... iv
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... x
DAFTAR ISL... xi
DAFTAR TABEL... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Hipotesis... 6
F. Definisi Operasioanl... 7
G. Metodologi Penelitian... 9
H. Sistematika Penulisan... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an... 18
1. Pengertian Kemampuan... 18
B. Metode Qiro’ati... 33
1. Pengertian Metode Pembelajaran... 33
2. Faktor Penggunaan Metode Pembelajaran... 34
3. Metode Qiro’a ti... 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian... 40
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian... 42
C. Pelaksanaan Penelitian... 43
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 43
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 46
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus... 53
1. Siklus 1... 54
2. Siklus II... 59
3. Siklus III... 63
B. Pembahasan... 68
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa... 68
2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran... 69
BAB V PENUTUP A, Kesimpulan... 71
B. Saran-Saran... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan PAI Semester 1... 2
Tabel 2.1 Komponen Membaca Al-Qur’an... 37
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pre test Pembelajaran Membaca Al-Qur’a n .. 54
Tabel 4.2 Prosentase Hasil Evaluasi Pre test Pembelajaran Membaca Al-Qur’a n ... 54
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus 1... 56
Tabel 4.4 Prosentase Ketuntasan Siklus 1... 57
T abel 4.5 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus 1... 58
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 1... 58
Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Siklus II... 61
Tabel 4.8 Prosentase Ketuntasan Siklus II... 61
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I I ... 62
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus II... 62
Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Siklus III... 65
Tabel 4.12 Prosentase Ketuntasan Siklus III... 65
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II I... 66
Tabel 4.14 Hasil Observasi Siklus III... 67
Tabel 4.15 Hasil Post Test Pembelajaran Al Qur’a n ... 68
Tabel 4.16 Prosentase Hasil Post Test Pembelajaran Al Qur’a n ... 68
Tabel 4.17 Hasil Frekuensi Siswa Dalam Perolehan N ilai... 69
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar membaca Al-Qur’an lebih baik jika dilaksanakan sejak kecil
agar anak mampu membaca Al-Qur'an dengan baik, karena daya ingatan anak
yang masih bagus maka akan menimbulkan keterbiasaan. Sehingga
kemampuan anak dalam membaca Al-Qur'an akan meningkat. Setiap orang
Islam yakin bahwa membaca Al-Qur'an saja termasuk amal yang mulia dan
akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Perintah untuk
membaca Al-Qur’an juga tertera dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5:
Artinya : Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).
Seorang anak dikatakan tam yiz ketika berumur 5-6 tahun, sehingga
pada usia itu anak mampu memahami pelajaran membaca Al-Qur'an. Maka
ideal anak yang berusia 11-12 tahun mempunyai kemampuan membaca
Al-Qur’an karena pada usia itu anak mempunyai daya menghafal yang sangat
tinggi, selain itu dengan perkembangan intelegensi anak yang tinggi juga
berdampak pada perkembangan bahasa.
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensi, ini
diperkuat dengan pendapat Lindgren bahwa perkembangan bahasa anak
secara cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas
normal (Yusuf, 2001:121). Adapun dasar dari perkembangan bahasa anak
adalah Teori Jean Piaget, berisi penekanan pada aspek kognitif tidak
mengenai struktur intelegensi semata tetapi mengenai teori intelegensi
(Azwar, 1999:37).
Kemampuan anak dalam berbahasa dipengaruhi oleh perkembangan
intelektual atau kognisinya. Peningkatan kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi secara lisan dan tertulis terjadi pada anak usia sekolah antara
usia 6-7 tahun. Sehingga daya serap anak untuk menghafal mencapai
intensitas terbesar dan daya ingatan anak akan bersifat tetap bila anak telah
mencapai umur + 4 tahun.
Berdasarkan pengumpulan data awal yang dilakukan peneliti pada
siswa kelas V SD Negeri Butuh 2, diperoleh informasi mengenai fakta yang
ada. Data riil siswa berkemampuan membaca rendah ditunjukkan dengan nilai
ulangan siswa yang masih sangat rendah yaitu:
Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan PAI Semester I
N o N am a N ila i
1 W ahyudi E ko Prasetyo 4
2 M irza Fuadi 4
3 Budi Pram ono 3
4 N ovian to 5
5 Handoko P angestu 6,5
6 Hendriati Pangestu 4
Pada kenyataanya, banyak sekali masalah yang muncul yaitu
lingkungan sekolah yang sekaligus area tempat tinggal siswa islam berada di
lingkungan non muslim, membuat pengatahuan anak tentang agama kurang
khususnya kemampuan anak dalam membaca Al Qur’an karena tidak adanya
kelompok belajar mengaji yang biasanya dilaksanakan di masjid, musola atau
rumah warga. Dengan kondisi yang demikian membuat potensi membaca
pada diri anak tidak berkembang dan bisa saja menghilangkan minat siswa.
Selain itu guru masih sering menggunakan metode konvensional yaitu metode
terdahulu yang sering digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas,
jadi guru tidak mempertimbangkan kesesuaian materi dengan metode terlebih
dahulu, melainkan langsung menerapkan pembelajaranya. Maka anak
cenderung bosan dengan tidak adanya alat peraga dan metode dari guru.
Guru juga kurang menguasai materi yang diajarkan, sehingga membuat
pengajaran tidak total sereta pengelolaan kelas yang kurang kondusif
membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar
Berdasarkan analisis masalah diperoleh beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa yaitu
tidak adanya perhatian dan motivasi untuk belajar membaca Al-Qur’an,
jumlah jam pengajaran PAI masih kurang. Berdasarkan pengamatan, tepatnya
pada tanggal 24 Oktober 2009 pada siswa kelas V SD N Butuh 2 Kec.
Tengaran, Kab. Semarang kurang memperhatikan pelajaran PAI materi
membaca Al-Qufan. Hal ini, disebabkan kegiatan guru dalam mengajar
perhatian belajar membaca Al-Qur’an siswa membuat motivasi belajar tidak
cenderung meningkat tetapi berkurang, karena perhatian adalah indikator dari
motivasi. Sehingga berbagai alternatif penyelesaian masalah yang teijadi
dalam proses pembelajaran dapat teratasi.
Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Ada kemungkinan siswa tidak
merespon pelajaran seperti yang diharapkan atau suasana kelas kurang
kondusif untuk pembelajaran yang sedang ditampilkan. Indikator dari
kegagalan itu adalah prestasi belajar rendah atau lebih spesifiknya
kemampuan membaca Al-Qur’an rendah. Oleh karena itu, pengelolaan kelas
merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam
kerangka keberhasilan proses belajar mengajar.
Guru bertindak sebagai pengembang kurikulum di kelas, maka
penelitian tindakan kelas cukup potensial untuk membantu memecahkan
masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus meningkatkan
kineijanya. Akan tetapi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas masih
banyak kendala yang dihadapi oleh guru, seperti menurut proyono yang
dikutip oleh Prof. Dr. Syamsuddin dan Dr.Vismaia S. Damaianti dalam
bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Pendidikan Bahasa” yaitu:
1. Masih lemahnya pemahaman guru tentang konsep penelitian
tindakan kelas.
2. Belum diyakininya penelitian tindakan kelas sebagai strategi
3. Belum membudayanya keinginan untuk merefleksi
pembelajaran di kalangan guru (Syamsuddin, 2007:227).
Dengan demikian, penulis beranggapan bahwa dengan meningkatkan
keahlian dan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi siswa SD Negeri Butuh 2
Kec. Tengaran, Kab. Semarang perlu adanya dukungan dari para guru. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan proses pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membaca Al-
Qur’an agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar tentunya
sesuai dengan tajwid.
Mencermati permasalahan tersebut diatas, peneliti memandang perlu
untuj mengatasi dengan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul:
“PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI
METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2
KEC. TENGARAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2009”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian belajar membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.
Semarang Tahun 2009?
2. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi belajar membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.
3. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.
Semarang Tahun 2009?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian
belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec.
Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.
2. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi
belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec.
Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.
3. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2
Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Model pembelajaran dengan menggunakan metode qira’ati dapat dijadikan
perkembangan strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran membaca Al
Qur’an.
2. Manfaat praktis
1) Untuk memperbaiki proses pembelajaran.
2) Untuk mengetahui ketepatan penggunaan metode qiro'ati.
3) Untuk meningkatkan motivasi guru dalam proses pembelajaran PAI
mengenai membaca Al-Qur'an.
2. Bagi Siswa
1) Untuk meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan membaca
Al-Qur’an.
2) Menambah pengetahuan agama khususnya dalam membaca
Al-Qur'an.
3) Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran PAI
mengenai membaca Al-Qur'an.
3. Bagi Sekolah
Dapat memberi masukan kepada pelaksana pendidikan bahwa
keberhasilan kegiatan belajar mengajar tergantung pada partisipasi semua
pelaksana pendidikan dalam ikut serta meningkatkan perhatian, motivasi
dan kemampuan membaca Al-Qur’an.
E. Hipotesis
1. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian membaca Al-
Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.
Semarang Tahun 2009.
2. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi belajar membaca
Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.
3. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.
Semarang Tahun 2009.
F. Definisi Operasional
Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode
qiro’ati pada mata pelajaran PAI pada siswa kelas V SD N Butuh
Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2009 adalah usaha untuk meningkatkan
mutu dan kuah tas siswa dalam membaca Al-Qur’an. Untuk menghindari dari
berberbagai inteprestasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan kata kunci yang
terkandung judul skripsi, yaitu:
1. Peningkatan
Berasal dari kata tingkat yang mendapat imbuhan pe- dan akhiran
-an, sehingga diperoleh pengertian "suatu usaha untuk mencapai hasil yang
mendekati maksimal dengan menggunakan metode tertentu" (Skripsi M.
Eko Yudha A., 2005:24). Sedang menurut penulis peningkatan adalah
suatu perubahan ke arah yang lebih baik secara signifikan, sehingga yang
berkembang secara dinamis menuju/mengarah pada tujuan yang
diinginkan/ditentukan.
2. Kemampuan
Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk membaca
Al-Qur’an dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat membaca
dan bacaan tajwid (I. Zarkasyi, 1990:5). Mendasarkan pengertian tersebut
penulis mengartikan kemampuan sebagai suatu kapasitas yang dimiliki
untuk melakukan sesuatu hal.
3. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan belajar melafalkan
huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tajwid (Hasanuddin AF, 1995:188).
Menurut pendapat penulis, membaca Al-Qur’an adalah melafalkan huruf-
huruf hijaiyah yang terangkai menjadi sebuah ayat, lafazd yang tertera
dalam mushaf, sesuai dengan tajwid serta membacanya mempunyai nilai
ibadah.
4. Metode Qiro’ati
Metode qiro’ati adalah suatu metode atau cara pengucapan lafadz-
lafadz Al-Qur'an, berkenaan dengan kebahasaan yang digunakan dalam
belajar membaca Al-Qur'an (Syaiful Bahri Dajamarah dan Arwan Zain,
1996:53-118). Menurut penulis metode qiro’ati diartikan sebagai salah
satu cara/metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an sesuai
dengan tajwid dan makhorijul huruf yang benar.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hal ini
bertujuan untuk menilai seberapa kemampuan siswa dalam membaca
Al-Qur’an dan perbaikan kualitas pendidikan khususnya pembelajaran
persoalan yang dihadapi, seperti: siswa yang tidak merespon pelajaran,
membuat siswa kurang memahami materi serta suasana yang kurang
kondusif membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai, akibatnya siswa
tidak bisa membaca Al-Qur’an.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah guru PAI dan siswa
kelas V, pada pembelajaran PAI materi membaca Al-Qur'an beijumlah 7
siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 1 siswa putri.
3. Siklus Penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam penelitian
tindakan kelas, yaitu: (Arikunto, 2008:16)
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Secara visual langkah-langkah ini adalah:
Gambar 1 Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 4 Januari 2010
a. Siklus Pertama
Penelitian siklus pertama dengan bahan kajian materi bacaan
Al-Qur’an. Dalam siklus pertama kegiatannya, antara lain:
1) Perencanaan
a) Siswa mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an.
b) Mengubah cara mengajar di kelas untuk mendorong siswa
dalam mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an.
2) Pelaksanaan
Mempraktekkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid.
3) Pengamatan
a) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil kurang
maksimal, sehingga prestasi belajar rendah atau lebih
spesifiknya kemampuan membaca Al-Qur’an rendah
b) Proses pembelajaran guru masih menggunakan metode
konvensional.
c) Suasana kelas kurang kondusif untuk pembelajaran.
4) Refleksi
Bagaimana membuat seluruh siswa dapat melafalkan Al-
Qur’an sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid, namun
guru dapat mengelola kelas dan menerapkan pembelajaran.
b. Siklus Kedua
1) Perencanaan
Mengubah cara mengajar, memberi contoh cara membaca
Al-Qur’an sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid,
kemudian meminta setiap siswa untuk mempraktekkan/
menirukannya.
2) Pelaksanaan
a) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan
beberapa perangkat untuk mempraktekkan cara membaca
Al-Qur’an yang benar.
b) Memberi contoh cara membaca Al-Qur’an yang baik dan
benar, kemudian meminta kelompok untuk mempraktekkan
cara tersebut.
3) Pengamatan
a) Pada setiap kelompok masih didapati siswa yang belum bisa
membaca Al-Qur’an.
b) Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada
siswa sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan
tidak tahu apa yang dipraktekkan dalam kelompoknya.
4) Refleksi
Bagaimana membuat siswa dalam kelompok mampu
mengenai cara membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhorijul
huruf dan bacaan tajwid yang ditugaskan, tanpa memberi
c. Siklus ketiga
Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar
dapat aktif mengamati, mempraktekkan serta membaca Al-Qur’an
sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid yang ditugaskan.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur:
a. Pedoman observasi
Pedoman ini digunakan untuk menggali data/pengamatan
objek-objek yang diteliti dalam hal ini adalah pembelajaran PAI
materi membaca Al-Qur’an kelas V SD N Butuh 2 Kec. Tengaran
Kab. Semarang. Adapun pedoman ini berisi mengenai penerapan
metode Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca Al-Qur’an (mengenai cara membaca dan pelafalan yang
benar).
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuarvhakad yang dimiliki oleh individu/kelompok (Suharsini
Arikunto, 2002:127). Instrumen tes berupa soal-soal mengenai PAI
materinya membaca Al-Qur’an, hal ini dilakukan untuk menggali data
seberapa kemampuan siswa kelas V SD N Butuh 2 dalam membaca
Al-Qur’an sebelum dan sesudah diterapkan metode Qiro’ati, dalam tes
c. Pedoman dokumentasi
Pedoman dokumentasi digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb. Pedoman ini berfungsi
untuk mengetahui data yang dipercaya kebenarannya dengan cara
melihat/mengambil secara langsung dari catatan/dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan objek penilaian (Suharsini Arikunto,
2002:135).
Pedoman ini berupa catatan-catatan siswa kelas V SD Negeri
Butuh 2 dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Pedoman
dokumentasi dipakai untuk menggali data-data mengenai kemampuan
siswa dalam membaca Al-Qur’an dan cara peningkatannya.
d. Pedoman wawancara
Pedoman ini menggunakan angket, berupa point-point yang
isinya meliputi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadi/hal-hal yang diketahui (Suharsini Arikunto, 2002:128).
Pedoman wawancara dipakai untuk menggali data seberapa
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari cara
penyampaian pelajaran oleh guru, pemahaman siswa dalam menerima
materi pelajaran tersebut
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk instrumen penelitian,
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selama
kegiatan siklus berlangsung. Observasi juga dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti,
agar peneliti dapat mengetahui informasi dari pre tes dan pelaksanaan
kegiatan tiap siklus.
b. Tes
Tes dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas
dilaksanakan, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
kemampuan membaca Al-Qur’an dengan menerapkan metode
qiro’ati. Dalam hal ini, digunakan lembar tes yang dikerjakan siswa
untuk mengetahui penguasaan materi siswa baik tes awal maupun tes
akhir.
c. Dokumentasi
Untuk memperkuat informasi atau data dalam penelitian, maka
peneliti juga menggunakan lembar evaluasi yang dimiliki oleh guru.
Serta menggunakan lembar dokumentasi yang berupa foto-foto
kegiatan PTK untuk memperkuat hasil penelitian.
d. Wawancara
Peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa dan orang tua
siswa untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan siswa dalam
mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an.
6. Analisis Data
Data yang dianalisis dari siklus I, siklus II, dan siklus III melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini, dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Hasil tes awal (pre-
tes) dan sesudah tindakan dianalisis serta dibandingkan. Analisa data
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. Tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendeskripsikan
atau memaparkan data-data yang diperoleh.
b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah di
deskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang
ada dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala
yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala
tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran
terhadap analisis dan penelitian.
d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil
interprestasi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
Yang berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II Kajian Pustaka
Kajian pustaka di sini menguraikan tentang pengertian
kemampuan membaca Al-Qur’an dan metode qiro’ati.
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Laporan hasil penelitian menguraikan tentang gambaran lokasi
penelitian; tempat, waktu dan subjek penelitian; rencana
penelitian, instrumen penelitian, kriteria penilaian, pelaksanaan
penelitian berisi deskripsi pelaksanaan siklus I, II dan III.
BAB IV Analisis Data dan Pembahasan
Analisis data dan pembahasan berisi analisi data penelitian per
siklus dan pembahasan.
BAB V Penutup
Dalam bab ini penulis menyampaikan tentang beberapa
kesimpulan dan beberapa saran, serta pada akhir penulisan ini
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan
Menurut Lyle M. Spencer yang dikutip oleh Hamzah B. Uno dalam
bukunya yang beijudul “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran”,
mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol dari
seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan/atau
superior dalam suatu situasi (2008:139).
Pendapat R.M. Guion yang dikutip oleh Hamzah B. Uno dalam
bukunya yang beijudul “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran",
mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol bagi
seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berfikir dalam
segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama
(2008:129).
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan adalah
kapasitas seseorang dalam suatu situasi yang dapat dilihat dari pola pikir,
sikap dan perilaku.
Kemampuan awal sangat penting peranannya dalam meningkatkan
kebermaknaan pengajaran yang selanjutnya berdampak dalam
memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika
belajar. Adapun Reigeluth yang dikutip Hamzah B. Uno menegaskan
dalam bukunya “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran",
karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal yang berguna
sebagai dasar dalam pemilihan strategi pengajaran yang optimal, antara
lain:
a. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi sebagai tempat mengaitkan
pengetahuan hafalan (yang tak bermakna) untuk memudahkan retensi.
b. Pengetahuan analogis, yang mengaitkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan lain yang amat serupa; yang berada di luar isi yang
sedang dibicarakan.
c. Pengetahuan tingkat lebih tinggi yang dapat berfungsi sebagai
kerangka contohan bagi pengetahuan baru.
d. Pengetahuan setingkat yang dapat memenuhi fungsinya sebagai
pengetahuan asosiatik/komparatif.
e. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah yang berfungsi untuk
mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh.
f. Pengetahuan pengalaman yang memiliki fungsi sama dengan
pengetahuan tingkat yang lebih rendah yaitu untuk mengkonkritkan
dan menyediakan contoh bagi pengetahuan baru.
g. Strategi kognitif yang menyediakan cara mengolah pengetahuan baru
mulai dari penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan
kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan (2008:160).
Dari ketujuh karakteristik Reigeluth diatas dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan:
a. Pengetahuan yang akan diajarkan, meliputi: pengetahuan tingkat lebih
tinggi, pengetahuan setingkat, pengetahuan tingkat lebih rendah dan
b. Pengetahuan yang berada di luar pengetahuan yang akan dibicarakan,
meliputi: pengetahuan bermakna tak terorganisasi dan pengetahuan
analogis.
c. Pengetahuan tentang ketrampilan generik hanya meliputi: strategi
kognitif.
Setiap kemampuan awal yang diidentifikasi Reigeluth, dapat
disimpulkan bahwa setiap kemampuan awal dapat bervariasi tingkat
penguasaannya antara seorang siswa dengan siswa yang lain. Maka yang
harus diperhatikan oleh perancang pengajaran adalah mana dari sejumlah
kemampuan awal yang dapat memudahkan belajar sudah termasuk siap
pakai, siap ulang, pengenalan dan untuk siswa yang mana.
2. Pengertian Membaca Al-Qur’an
Menurut Munawar Khalil yang dikutip oleh Howard M. Federspiel
dalam bukunya yang beijudul “Kajian al-Qur'an di Indonesia”,
mendefinisikan membaca Al-Qur’an adalah suatu bentuk ibadah,
sebagaimana shalat dan puasa (1996:49). Sedangkan menurut Ahmad
Syarifuddin dalam bukunya “Mendidik A nak', membaca adalah jembatan
menuju pemahaman, pengalaman dan penerapan dalam Al-Qur’an
(2002:49).
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai
bidang studi. Soedarso menjabarkan sebagaimana dikutip oleh Mulyono
mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas komplek yang
memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup
Membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang
merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang
dibaca untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang telah
dimiliki. Membaca adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang, disamping keterampilan menulis. Membaca merupakan salah
satu cara untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Menurut Haris seperti dikutip oleh Mulyono dalam buku yang
beijudul “Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar”, ada lima tahap
perkembangan membaca:
a. Kesiapan Membaca
Tahap ini mencakup rentang waktu dari sejak dilahirkan hingga
pelajaran membaca yang diberikan umumnya pada saat masuk kelas
satu Sekolah Dasar. Kesiapan menunjukkan pada taraf perkembangan
yang diperlukan untuk belajar secara efisien.
b. Membaca Permulaan
Umumnya tahap membaca permulaan dimulai sejak anak masuk
kelas 1 SD, yaitu saat anak berusia 6 tahun.
c. Ketrampilan Membaca Cepat
Tahap ketrampilan membaca cepat atau lancar biasanya teijadi
pada data anak-anak duduk dikelas dua atau tiga Sekolah Dasar.
d. Membaca Luas
Biasanya terjadi pada saat anak-anak duduk dikelas 4 atau 5
e. Membaca Yang Sesungguhnya.
Tahap membaca yang terakhir yaitu tahap membaca yang
sesungguhnya (refinement o f reading stage) umumnya terjadi ketika
anak-anak sudah duduk di SLTP dan berlanjut hingga dewasa. (1986:
200
)
Tahap perkembangan kesiapan membaca mencakup rentang waktu
dari sejak dilahirkan hingga pelajaran membaca yang diberikan. Umumnya
pada saat masuk kelas satu Sekolah Dasar. Kesiapan menunjukkan pada
taraf perkembangan yang diperlukan untuk belajar secara efisien (1986:
201).
Tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk
kelas 1 Sekolah Dasar, yaitu saat anak berusia 6 tahun. Tahap ketrampilan
membaca cepat atau lancar biasanya teijadi pada data anak-anak duduk
dikelas dua atau tiga Sekolah Dasar. Tahap membaca luas biasanya terjadi
pada saat anak-anak duduk dikelas 4 atau 5 Sekolah Dasar. Tahap
membaca yang terakhir yaitu tahap membaca yang sesungguhnya
(refinement o f reading stage) umumnya teijadi ketika anak-anak sudah
duduk di SLTP dan berlanjut hingga dewasa (1986: 201-203).
Penggambaran secara lengkap tentang motivasi membaca
diberikan oleh Hans E Giehrl, ia merincinya menurut tiga rangsangan
dasar. Rangsangan pertama untuk membaca adalah keinginan untuk
menangkap dan menghayati yang dijumpai di dunia. Dalamnya, disadari
kedua untuk membaca berasal dari hasrat untuk mengatasi atau setidaknya
melonggarkan keterikatan manusia.
Dari akar yang sama, seperti rangsangan dasar untuk membaca
yang kedua yaitu pengalaman ketidakpuasan dalam keadaan diri sendiri.
Tumbuh juga rangsangan yang ketiga didalamnya lebih terungkap suatu
sikap yang terdapat dalam jiwa manusia yaitu mencari keteraturan dan
bentuk, mencari apa arti dan makna kehidupan manusia (Kurt Franz /
Bernhard Meier, 1986: 8-9).
Dengan membaca juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Kadang orang akan lebih memahami dengan membaca
apabila dibanding dengan melihat secara langsung atau mendengar.
Menurut YB. Sudarmanto dalam bukunya yang berjudul “Tuntunan
Metodologi Belajar”, untuk meningkatkan kemampuan membaca ada
beberapa langkah yang harus ditempuh:
a. Telitilah kesehatan mata (misalnya: apakah kaca mata yang dipakai
masih cocok)
b. Membaca dengan sungguh-sungguh
c. Mempercepat cara membaca atau membaca bacaan yang terasa mudah
dengan lebih cepat
d. Batinkanlah atau ulangilah dalam batin bahan yang telah dibaca.
e. Tidak membaca selama dosen menerangkan atau dalam diskusi
f. Menambah waktu membaca
\
g. Berkonsentrasi pada saat membaca dan tidak mengikuti hal lain yang
h. Mengembangkan kosa kata asing maupun baru yang sering dipakai
dengan cara membuka kamus, mengikuti acara pembinaan bahasa baik
di televisi atau surat kabar (1993:37).
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai
bidang studi. Dalam bukunya Abdurahman Mulyono yang berjudul
“Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar” Kirk, Kliebhan dan Lemer
berpendapat ada delapan faktor yang memberikan sumbangan bagi
keberhasilan belajar membaca, yaitu:
a. Kematangan mental
b. Kemampuan visual
c. Kemampuan mendengarkan
d. Perkembangan wicara dan bahasa
e. Ketrampilan berfikir dan memperhatikan
f. Perkembangan motorik
g. Kematangan sosial dan emosional
h. Motivasi dan minat. (1986: 201)
Membaca adalah implikasi dari kemampuan awal yang
berkembang yaitu kemampuan motorik dan kognitif. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca adalah melihat serta memahami
isi dari apa yang tertulis.
Al-Qur’an secara bahasa menurut Hasanuddin dalam bukunya
beijudul “Perbedaan Q ira’at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath
Hukum dalam Al-Q ur’an'\ diartikan lafal Qur’an sama dengan Qira’at
Syukran. Bentuk kata keijanya adalah qara 'at yang berarti menghimpun
dan mengumpulkan. Dengan demikian, lafal Qur’an dan Qira’at secara
bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-huruf dan
kata dengan sebagian lainnya (1995:13). Sebagaimana ditegaskan dalam
firman Allah dalam QS. Al-Qiyamah, 75:17-18 :
Artinya : “Sesungguhnya atas tanggapan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuat pandai) membacanya. Apabila
kamu telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacanya
itu".
Kata Al-Qur’an menurut Fahmi Amrullah dalam bukunya yang
berjudul “Ilmu Al-Q ur’an Untuk Pemula" mengemukakan Al-Qur’an
merupakan bentuk mashdar dari kata kerja qara 'a. Adapun menurut istilah
para ulama Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad S.A.W disampaikan secara mutawatir, bernilai
ibadah bagi umat muslim yang membacanya dan ditulis dalam mushaf-
m ushaf(2008:1).
Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa semua kalamullah yang
tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad saw seperti: Zabur, Taurat dan
Injil. Adapun pengertian Ibadah bagi yang membacanya ini membedakan
Al-Qur’an dengan Hadist Qudsy. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril a. s, wahyu
b*1 O
cr?
oL"i 'P
<3^ 0 3 ^
f~< t*l
Jj
a
&
o
JaTi.
jt t*# o j£Vf
A rtin y a : “B acalah dengan (m enyebut) nam a Tuhanm u Yang m enciptakan (1) D ia telah m enciptakan m anusia d a ri segum pal d a ra h (2) B acalah, dan Tuhanm ulah Yang M a h a P em urah (3 ) Yang m engajar (m anusia) dengan p e ra n ta ra n kalam (4 ) D ia m engajar kepada m anusia ap a y a n g tid a k diketahuinya (5)
Al-Qur’an adalah sumber hukum sekaligus bacaan yang
diturunkan secara mutawatir, artinya kemutawatiran Al-Qur’an teijaga dari
generasi ke generasi. Di masa Rasulullah saw para sabahat menerima
Al-Qur’an secara langsung dari beliau, selanjutnya mereka sangat antusias
menghafal, memahami dan menyampaikan Al-Qur’an kepada sahabat
yang lain atau kepada generasi selanjutnya sesuai dengan yang mereka
terima dari Rasulullah saw tanpa berkurang satu huruf pun.
Menurut Fahmi Amrullah dalam bukunya yang beijudul “Ilm u
A l-Q u r ’an U ntuk P em ula”, mengemukakan bahwa kemutawatiran
Al-Qur’an juga menjadikannya sebagai dalil yang q a t’i (pasti). Menurut
Jumhur Ulama, segala berita yang disampaikan secara mutawatir tidak
mungkin diragukan lagi keabsahannya. Al-Qur’an terbagi dalam 30 juz,
114 surat dan kurang lebih 6666 ayat. Berdasarkan panjang pendeknya
surat dalam Al-Qur’an, para ulama membagi ke dalam 4 kategori yaitu
a. Kedudukan Al-Qur’an, sebagai berikut:
1) Sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar
Al-Qur’an sebagai mukjizat merupakan tantangan bagi
orang Arab setelah mereka memberi persepsi yang keliru terhadap
Al-Qur’an, sehingga para ulama sepakat bahwa Al-Qur’an itu
merupakan mukjizat nabi Muhammad yang paling besar. Mukjizat
Al-Qur’an dapat dilihat dari segi bahasa dan isi kandungannya.
2) Sebagai kitab suci umat Islam
3) Sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Islam.
Sesungguhnya Al-Qur’an ini sebagai tali hubungan kepada
Allah yang sangat kukuh dan sebagai cahaya yang menerangi dan
obat penyembuh yang sangat berguna, dapat memelihara siapa
yang berpegang padanya dan menyelamatkan bagi siapa yang
mengikutinya, tidak kuatir berbelok untuk ditegakkan dan tidak
tersesat untuk diulang, tidak akan habis nikmat mutiaranya, tidak
akan lapuk karena sering diulang-ulang.
b. Keistimewaan Al-Qur’an
1) Dari segi bahasa
Keistimewaan Al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui oleh
ahli sastra Arab, baik dimasa Nabi saw maupun masa sesudahnya.
Selanjurnya Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an
diturunkan pada masa yang terkenal dengan banyaknya ahli-ahli
diantara sastrawan-sastrawan Arab itu yang mampu membuat suatu
gubahan yang seindah gubahan Al-Qur’an, ini merupakan bukti
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar istimewa / mukjizat.
2) Dari segi kandungan isi, Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek,
yaitu:
a) Merupakan isyarat ilmiah. Al-Qur’an banyak berisi informasi
ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat
ilmiah seperti informasi ilmu pengetahuan alam, antara lain
dikatakan bahwa bumi dan langit sebenarnya suatu yang padu
dan setelah terpisah dijadikan suatu yang hidup (QS 21:30)
dan bahwa seluruh kehidupan berasal dari air (QS 21:30) dan
bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas (QS 4:11)
b) Merupakan sumber hukum; Al-Qur’an memberikan andil yang
kuat dalam pertumbuhan hukum bahkan Al-Qur’an tetap
merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini.
c) Menerangkan suatu ibrah (teladan) dan khabar ghoib baik
yang terjadi pada masa lalu, sekarang maupun masa yang akan
datang, Al-Qur’an banyak mengandung berita-berita tentang
hal-hal yang ghoib seperti surga, neraka, hari kiamat, dan hari
perhitungan. Selain itu Al-Qur’an juga banyak
mengungkapkan kisah-kisah para nabi dan kisah umat manusia
Samud, kisah nabi Yusuf dan nabi Ibrahim As Al-Qur’an
banyak pula menyinggung.
3) Keutamaan membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah salah satu bukti Allah SWT semata.
Al-Qur’an mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang harus
dilaksanakan oleh manusia. Al-Qur’an merupakan sumber hukum
dan aturan yang utama bagi umat Islam dan merupakan rahmat
yang tiada banding dalam kehidupan, karena didalamnya
terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan
pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya. Orang yang
beriman, kecintaan kepada Al-Qur’an akan bertambah sebagai
bukti cintanya dia akan semakin bersemangat membacanya setiap
waktu memperlajari isi kandungan dan memahaminya.
Selanjurnya, akan mengamalkan Al-Qur-an dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun
dengan lingkungan sekitarnya.
Tanda-tanda keimanan seseorang juga dapat dilihat dari
seberapa besar kecintaannya kepada Al-Qur’an. Semakin tebal
keimanan seseorang, akan semakin dalam cintanya kepada
Al-Qur’an. Sehingga tidak hanya menganggap sebagai ibadah,
melainkan sudah menjadi kebutuhan dan penawar atas kegelisahan
V 3 ^ Cr? J -A ’J
I j l ^ * l a * i i t f i < j ;
Artinya : "Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian". (QS. Al-Isra, 17: 82)
Menurut Salim Bahreisj dalam bukunya “Mabahis Fi Ulum
A l Qur'an” bahwa Rasulullah Muhammad saw menganjurkan
kepada kita agar selalu membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya
karena di dalamnya mengandung banyak hikmah dan berkah. Rasulullah S.A. W bersabda: Bacalah Al-Qur 'an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi
orang yang mempelajari dan menaatinya" (1987: 122).
4) Adab membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci, sehingga untuk membacanya
diperlukan aturan-aturan karena membaca Al-Qur’an merupakan
ibadah. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari
Al-Qur’an adalah wajib, sebab Al-Qur’an adalah pedoman paling
Adab membaca Al-Qur’an menurut Ahmad Syarifuddin
dalam bukunya berjudul “Mendidik Anak”, antara lain :
a) Berpenampilan bersih dan rapi.
b) Membersihkan mulut.
c) Di tempat yang bersih.
d) Diawali dengan membaca to ’awudz.
e) Membaca basmalah setiap awal surat.
f) Dengan suara yang bagus.
g) Bertajwid.
h) Konsentrasi (2002 : 87-92).
Dengan mempelajari Al-Qur’an, terbuktilah sebuah umat
Islam bertanggung jawab terhadap kitab sucinya. Rasulullah saw
telah menganjurkan kita untuk mempelajari dan mengajarkan Al-
Qur’an kepada orang lain, sebagaimana dalam sabda Rasulullah
saw:
*))! J l i aSJI
* * \
o T y <5)1
Artinya: “Usman bin Affan ra berkata: Rasulullah saw bersabda: sebaik baik kamu yaitu orang yang mempelajari A l-Q ur’an dan mengajarkannya kepada orang lain”
(HR Bukhari).
Mempelajari Al-Qur’an merupakan keharusan bagi umat
Islam. Dalam proses belajar, tentunya ada tingkatan-tingkatan
membacanya, setelah itu mempelajari arti dan maksudnya untuk
kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila sudah mampu melafalkan bacaan Al-Qur’an
dengan lancar dan fasih, barulah diajarkan maksud dan arti yang
terkandung dalam Al-Qur’an serta menghimbau untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara
menyampaikan maksud dan arti dari Al-Qur’an dapat ditempuh
dengan berbagai cara, misalnya: dengan menyampaikan kisah-
kisah dalam Al-Qur’an atau mengkaitkan suatu kejadian.
Bagi setiap muslim yang membaca Al-Qur'an tidak hanya
mempunyai nilai ibadah yang akan mendapatkan pahala dari setiap
hurufnya tetapi juga akan mendapatkan kesuksesan yang sejati
dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat, karena di dalam
pokok-pokok ibadah mengandung nilai-nilai yang agung membawa
efek baik bagi yang melaksanakannya maupun kepada orang yang
lain. Islam merupakan manifestasi rohaniah pengagungan terhadap
dzat semesta pernyataan kerendahan dan kelemahan di hadapan
dzat yang maha perkasa, sehingga dapat menghancurkan
kesombongan hati, ia juga merupakan realisasi pernyataan terima
kasih kepada Tuhannya. Al-Qur'an adalah kitab suci yang
merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, yang menjadi
petunjuk bagi kehidupan manusia yang diturunkan Allah sebagai
lain. Dengan kata lain, Al-Qur'an merupakan sumber dari segala
sumber hukum dan satu-satunya kitab suci yang dilegalisasi oleh
Allah sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Dan Al-
Qur'an merupakan petunjuk (hidayah) dan penjelas terhadap jalan
hidup manusia.
Dalam membaca Al-Qur’an, Fahmi Amrullah dalam
bukunya berjudul “Ilmu A l-Q ur’an Untuk Pemula” menegaskan
bahwa perlu diajarkan mengenai ilmu tajwid. Sedangkan yang
dimaksud dari ilmu tajwid adalah suatu cabang ilmu yang
mengatur tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
(2008:71). Ilmu tajwid tersebut berisi cara pengucapan huruf yang
benar, melatih lidah mengucapkan huruf sesuai makhrajnya,
mengetahui panjang pendek suatu bacaan dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kita sebagai umat
Islam harus ikut menjaga kemurnian Al-Qur’an dengan membaca
dan mempelajari Al-Qur’an dengan baik karena Al-Qur’an adalah
firman Allah SWT yang menjadi sumber aqidah kita serta menjadi
pedoman hidup yang abadi.
B. Metode Qiro'ati
1. Pengertian Metode Pembelajaran.
Syifiil Bahri Djammarah berpendapat, metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan
(1991:53).
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan dan dapat
menarik perhatian peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi juga
harus tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan
kondisi psikologi anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru
diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.
Untuk mengetahui metode qiro'ati, maka kita perlu mengetahui apa
itu metode pembelajaran karena metode pembelajaran adalah cara-cara
atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada
saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara
kelompok.
2. Faktor Penggunaan Metode Pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak
selamanya menguntungkan, apabila guru mengabaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penggunaan. Menurut Winamo Surakhmad yang
Mengajar” mengemukakan 5 (lima) macam faktor yang mempengaruhi
penggunaan metode mengajar, sebagai berikut :
a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.
b. Tingkat kematangan siswa yang berbagai macam.
c. Situasi yang berubah-ubah keadaannya.
d. Fasilitas.
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
(1995:54).
Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dalam bentuk apapun
akan ditentukan dari baik atau tidaknya penerapan suatu metode
pengajaran terpilih sehingga sangat berpengaruh pada tujuan yang dicapai
Berdasarkan model KTSP Departemen Pendidikan Nasional
standar ketuntasan belajar PAI adalah 65% (2007:14) , apabila
penguasaan bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% maka belum
memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan.
3. Metode Qiro'ati
a. Definisi
Dari pengertian metode pembelajaran diatas, penulis memilih
metode Qiro'ati sebagai bahan penelitian tindakan kelas pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an siswa
kelas V SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Tabel 2.1Komponen membaca Al-Qur’an
Komponen Membaca AI-Qur’an
No Komponen Keterangan
Makhroj Tajwid Kelancaran
1 A nak tidak keliru A nak dapat m em b aca A nak dapat m em b aca T dalam m em baca bacaan hukum -hukum bacaan secara cepat I
huruf yang satu m ad dengan benar. tanpa m e n g e ja N
m engucapkan bacaan mad. dengan terbata-bata E
m asin g-m asin g huruf N
dengan benar. D
A H
Metode Qiro'ati berasal dari dua kata yaitu dalam bahasa
Inggris adalah “metode” yang artinya cara. Sedangkan secara istilah
metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan ’’Qiro'ati” adalah suatu nama buku yang disusun
oleh K.H. Ahmad Dachlan Salim Zarkasy yang berisi panduan praktis
dalam belajar Al-Qur’an. Jadi, metode Qiro'ati adalah suatu metode
dalam belajar Al-Qur’an dengan menggunakan panduan buku Qiro'ati
yang disusun oleh K.H. Ahmad Dachlan Salim Zarkasy.
Metode Qiro’ati pada awalnya merupakan metode belajar
keaksaraan fungsional karena dipandang sistematis dan efektif. Konsep
utama Qiro'ati adalah belajar secara sistematis dimulai dari hal
sederhana, meningkat setahap demi setahap dari huruf menjadi suku
kata, dari suku kata menjadi kata, dan dari kata menjadi kalimat,
sehingga terasa ringan bagi siswa,
b. Prinsip dan sifat dari metode Qiro'ati:
Dalam belajar membaca Al-Qur'an siswa sangat dituntut
keaktifan dan kemandirian sedangkan guru hanya sebagai motivator
saja. Hal ini yang menjadi prinsip dasar bagi siswa untuk dapat
membaca dengan lancar.
Menurut H. Dachlan Salim Zarkasyi yang dikutip oleh Imam
Murjito dalam bukunya yang beijudul “Pedoman Metode Praktis
Pengajaran Ilmu BacaAl-Qur'an Qiro’ati”, mengemukakan :
1) Tujuan yang akan dicapai dari metode Qiro'ati.
a) Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran
(dari segi bacaan tartil sesuai dengan kaidah tajwid).
b) Menyebarkan Ilmu Bacaan Al-Quran yang benar dengan cara
yang benar
c) Mengingatkan para guru Al-Quran agar berhati-hati dalam
mengajarkan Al-Quran
d) Meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran Al-Quran
(t.th, 17-19).
2) Sistem/aturan metode qiro'ati
b) Praktek bacaan bertajwid secara mudah dan praktis.
c) Susunan materi bertahap dan berkesinambungan
d) Materi disusun dengan “Sistem Modul/Paket”.
e) Banyak latihan membaca (drill).
f) Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan murid
g) Evaluasi setiap pertemuan.
h) Belajar dan mengajar secara “Talaqqi-Musyafahah”.
i) Guru Pengajarnya harus ditashih/Ijasah billisani (t.th, 19-21).
3) Prinsip Dasar Metode Qiraati
a) Prinsip bagi Guru:
(1) DAKTUN (Tidak-Boleh-Menuntun).
(2) TIWASGAS (Teliti-Waspada-Tegas).
b) Prinsip bagi Murid:
(1) CBSA+M (Cara-Belajar-Siswa-Aktif dan Mandiri).
(2) LCTB/Lancar, Cepat, Tepat dan Benar (t.th : 22).
4) Filosofi Metode Qiraati
a) Sampaikan materi peslajaran secara praktis, simpel dan
sederhana (mudah dipahami oleh murid), jangan terlalu rumit
dan berbelit-belit oleh Imam Ghazali.
b) Berikan materi pelajaran secara bertahap, dengan penuh
kesabaran oleh K.H. Arwani Amin Al-Hafizh.
c) Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-anak, karena
mengajarkan yang benar itu mudah oleh K.H. Dachlan S.Z
Dengan demikian belajar membaca Al-Qur'an dengan metode
Qiro’ati ini dapat dilaksanakan secara sederhana sesuai bahasa yang
dimengerti siswa, sehingga siswa dapat memahami penjelasan dari
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya SD Negeri Butuh 2 kecamatan Tengaran
kabupaten Semarang
Sekolah Dasar ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1973,
tepatnya Desa Butuh, Dusun Kemlaka, Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang yang terletak di daerah pedesaan, dengan luas tanah 1800m2
dan luas banguna 1100m2. Status dari Sekolah Dasar ini adalah Negeri
sebagaimana Surat Keputusan Nomer 4212/002/XIII/49/07 tanggal 1
Agustus 1987 yang ditanda tangani oleh kepala dinas P3K Propinsi Jawa
Tengah pada tahun 1987. Sekolah Dasar Negeri Butuh 2 Terletak pada
lintasan pedesaan yang jarak ke pusat kecamatan sejauh 5km dan sekolah
dasar ini telah terakreditasi B. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di
pagi hari dengan jumlah siswa secara keseluruhan 59 orang siswa yang
terdiri dari 41 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.
Adapun perincianya, sebagai berikut: kelas 1 berjumlah 11 orang siswa,
kelas 2 berjumlah 6 orang siswa, kelas 3 berjumlah 9 orang siswa, kelas 4
berjumlah 12 orang siswa, kelas 5 berjumlah 11 orang siswa dan kelas 6
berjumlah 10 orang siswa (lihat lampiran).
2. Struktur organisasi SD Negeri Butuh 2 kecamatan Tengaran kabupaten
Seam arang Tahun Ajaran 2009/2010
Sekolah Dasar Negeri Butuh 2 dipimpin oleh Kepala Sekolah yang
bernama Hirlan,S.Pd. beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah sejak 12
Mei 2008. Sedangkan M Irfani,S.PdI menjabat sebagai wakil kepala
sekolah merangkap guru agama islam.Endang Sri Wahyuni,A.Ma
menjabat sebagai sekertaris merangkap guru agama kristen dan
Mardiartati,A.Ma menjabat sebagai bendahara sekolah. Selain itu, terdapat
4 orang guru wiyata bakti, 3 orang guru CPNS dan 1 orang guru PNS
menjabat sebagai anggota dan Turutan Hari selaku sekertaris desa
menjabat sebagai komite sekolah (lihat lampiran).
3. Keadaan Guru SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2009/2010
Sekolah Dasar ini mempunyai 12 orang guru dan 1 orang
karyawan, mereka terdiri dari 5 orang guru PNS: M Irfani S.Pdl,
Hirlan,S.Pd, Endang Sri Wahyuni,A.Ma, Mardiartati,A.Ma,
Sunyoto,A.Ma. Sedangkan 3 orang Guru CPNS yaitu: Asnah, A.ma, Adi
Prasetyo Nugraha,A.Ma, Indiarti Dwi Hastuti,A.Ma. dan 4 orang Guru
tidak tetap (GTT), yaitu: Mulyanto,A.Ma, Surmiyati,A.Ma, Romzanah
A.Ma, Endang Wahyu Dari, A.Ma, (lihat lampiran).
4. Sarana dan prasarana sekolah
Sekolah Dasar ini mempunyai 14 ruangan, mempunyai halaman
sekolah yang cukup luas dan terdapat taman bunga serta tempat parkir.
Adapun 14 ruangan di sekolah ini terdiri dari:
a. Ruang Kelas Ada : 6
b. Kantor Guru : 1
c. Ruang Kesehatan : 1
d. Ruang Keagamaan : 1
f. Ruang Olahraga : 1
g. Kamar Mandi Guru : 1
h. Kamar Mandi Siswa : 1
i. Gudang : 1
Keadaan gedung SD N Butuh 2 Cukup baik dan setiap ruang
kelasnya layak untuk kegiatan pembelajaran, karena memang belum lama
ini pihak sekolah mendapatkan bantuan untuk merehap gedung.
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian tindakan
kelas ini bertempat di SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang. Dengan pertimbangan bahwa permasalahan yang
timbul di sekolah tersebut mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an.
Selain itu, juga karena lokasi penelitian tersebut merupakan tempat
mengajar peneliti.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan pada 4 Januari 2010
sampai dengan 30 Januari 2010, pada semester II Tahun ajaran 2009/2010.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V
pendek, adapun jumlah siswa beragama Islam sebanyak 7 orang siswa,
terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 1 orang siswa perempuan.
V.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian kemampuan membaca Al-Qur’an akan dilaksanakan 3 kali
pertemuan untuk 3 siklus. Tahap awal menggunakan jam pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang dimulai dari pukul 09.35 WIB - 10.45 WIB
(jam 5-6 jadwal pelajaran).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus
memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi
Pendidikan Agama Islam dengan pokok bahasan melafalkan
Al-Qur’an surat pendek pilihan. Adapun materi pokok pembelajaran
dalam siklus ini adalah membaca Surat Al-Maun ayat 1-7. Metode
yang digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab serta yang paling
dominan adalah penggunaan metode qiro’ati untuk meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an.
Adapun rencana pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Appersepsi
2) Penyampaian Materi Surat Pendek (Al-Ma’un) dengan metode