• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9

S K R I P S I

D iajukan U ntuk

M em peroleh G elar S a rjan a P endidikan Islam

N IM : 121 07 023

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama

NIM

Jurusan

Program Studi

Judul Skripsi

ENDANG WAHYU DARI

121 07 023

Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 16 Februari 2010

NIP. 19710219 20003 1 002

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara P elajar 02 Telp. (0298) 323706, Fax. 323433 K ode Pos Salatiga 50721 h ttp // w w w .stain salatiaa. ac.id e-mail: akndem ikUilstainsalalieaac. id

Skripsi Saudara Endang Wahyu Dari dengan Nomor Induk Mahasiswa

12107023 yang berjudul "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 ” . telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia

Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

pada Sabtu, 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat

untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I) PENGESAHAN KELULUSAN

Salatiga, 13 Maret 2010_____ 27 Rabiul Awal 1431 Panitia Ujian

Dr. Zakivudin Baidhawv M.A g

NIP. 19720521 200501 003 NIP. 197 10526 199903 1 004 Winai lo. S.Si M.Pd

l , u . i „ 1 „ 4 1 ^ „ v w 1 0 0 2

(5)

W e b s i t e : w w w . s t a in s a la t t e a . a c . i d E - m a i l : a d m in is tr a s K c b s ta in s a la tiz a . a c . i d

Sm

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : ENDANG WAHYU DARI

NIM : 121 07 023

Jurusan : TARBIYAH

Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip ataui dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 05 Maret 2010

Yang Menyatakan,

Endang Wahyu Dari NIM. 121 07 023

(6)

MOTTO

waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran

sehingga skripsi ini dapat selesai.

❖ Sahabat seperjuanganku (Iin, Ayu, Tri, Hima, Wiwin,

Yana, Nani, Lela, Fitri, Novi, Mufli, Reza, Rifa’, Eko,

Syaiful, Dayat) tanpa kalian semua, hari-hari takkan

indah.

❖ Bapak Hirlan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Butuh

02 yang telah memberikan ijin dan membantu

menyelesaikan skripsi ini.

❖ Bapak Irvani, S.Pdl selaku guru agama di SD N Butuh

02 yang selalu memberikan pengarahan dan ilmu.

❖ Semua guru di SD N Butuh 02 (Mulyanto, A.Ma dkk.)

yang telah bersedia membantu jalannya penilaian

sehingga berjalan dengan lancar.

❖ Tak lupa buat Arz Organizer dan Quinn com atas

(7)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar saijana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN

MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

2009”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN

2. Bapak Fatchurrohman, S.Ag, M.Pd. selaku Kaprogdi Pendidikan Agama

Islam STAIN Salatiga.

3. Bapak Jaka Siswanta M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan

(8)

awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah PAI STAIN Salatiga yang telah berkenan

memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan

hingga studi ini dapat selesai.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya

cita-cita.

6. Bapak Hirlan, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Butuh 2 Kec.

Tengaran, Kab. Semarang yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan

untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Irvani, S.Ag. selaku guru agama dan seluruh keluarga besar SD Negeri

Butuh 2 yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya

skripsi ini.

8. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per saatu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempuman. Oleh

karenanya dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

(9)

‘alamien.

Salatiga, 05 Maret 2010 Penulis,

ENDANG WAHYU DARI 121 07 023

(10)

ENDANG WAHYU DARI. 121 07 023. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata kunci : Kemampuan dan Metode qiro’ati

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada kenyataannya dalam pembelajaran guru masih sering menggunakan metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil kurang yang memuaskan. Siswa dapat mencapai prestasi belajar maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan pembelajaran yang aktif dan mampu meningkatkan perhatian, keaktifan dan motivasi belajar siswa yaitu dengan metode qiro’ati. Dari hal tersebut muncul permasalahan yaitu apakah metode Qiro’ati dapat meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009?

Metode qiro’ati adalah suatu metode atau cara pengucapan lafadz-lafadz Al-Qur'an, berkenaan dengan kebahasaan yang digunakan dalam belajar membaca Al-Qur'an. Dengan kata lain, metode qiro’ati adalah cara/metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid dan makhorijul huruf yang benar.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus, dimana tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, obervasi dan refleksi. Indikator yang ditetapkan yaitu nilai ketuntasan belajar siswa > 65, adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang yang terdiri dari 7 siswa dari jumlah keseluruhan 11 siswa.

Hasil penelitian yang dapat peneliti sajikan adalah sebagai berikut: pada siklus I siswa yang tuntas belajar 1 siswa (14,29%) dan yang tidak tuntas 6 siswa (85,71%). Pada siklus II siswa yang tuntas 4 siswa (57,14%) dengan yang tidak tuntas 3 siswa (42,86%), dan pada siklus III dari 7 siswa dinyatakan telah tuntas

(100%).

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dengan metode qiro’ati siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab. Semarang yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan membaca Al-Qur’an.

(11)

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR BERLOGO... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN KELULUSAN... iv

PERNYATAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... x

DAFTAR ISL... xi

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Hipotesis... 6

F. Definisi Operasioanl... 7

G. Metodologi Penelitian... 9

H. Sistematika Penulisan... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an... 18

1. Pengertian Kemampuan... 18

(12)

B. Metode Qiro’ati... 33

1. Pengertian Metode Pembelajaran... 33

2. Faktor Penggunaan Metode Pembelajaran... 34

3. Metode Qiro’a ti... 35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian... 40

B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian... 42

C. Pelaksanaan Penelitian... 43

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1... 43

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... 46

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus... 53

1. Siklus 1... 54

2. Siklus II... 59

3. Siklus III... 63

B. Pembahasan... 68

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa... 68

2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran... 69

BAB V PENUTUP A, Kesimpulan... 71

B. Saran-Saran... 71

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan PAI Semester 1... 2

Tabel 2.1 Komponen Membaca Al-Qur’an... 37

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pre test Pembelajaran Membaca Al-Qur’a n .. 54

Tabel 4.2 Prosentase Hasil Evaluasi Pre test Pembelajaran Membaca Al-Qur’a n ... 54

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus 1... 56

Tabel 4.4 Prosentase Ketuntasan Siklus 1... 57

T abel 4.5 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus 1... 58

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 1... 58

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Siklus II... 61

Tabel 4.8 Prosentase Ketuntasan Siklus II... 61

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I I ... 62

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus II... 62

Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Siklus III... 65

Tabel 4.12 Prosentase Ketuntasan Siklus III... 65

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II I... 66

Tabel 4.14 Hasil Observasi Siklus III... 67

Tabel 4.15 Hasil Post Test Pembelajaran Al Qur’a n ... 68

Tabel 4.16 Prosentase Hasil Post Test Pembelajaran Al Qur’a n ... 68

Tabel 4.17 Hasil Frekuensi Siswa Dalam Perolehan N ilai... 69

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar membaca Al-Qur’an lebih baik jika dilaksanakan sejak kecil

agar anak mampu membaca Al-Qur'an dengan baik, karena daya ingatan anak

yang masih bagus maka akan menimbulkan keterbiasaan. Sehingga

kemampuan anak dalam membaca Al-Qur'an akan meningkat. Setiap orang

Islam yakin bahwa membaca Al-Qur'an saja termasuk amal yang mulia dan

akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Perintah untuk

membaca Al-Qur’an juga tertera dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5:

Artinya : Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).

Seorang anak dikatakan tam yiz ketika berumur 5-6 tahun, sehingga

pada usia itu anak mampu memahami pelajaran membaca Al-Qur'an. Maka

ideal anak yang berusia 11-12 tahun mempunyai kemampuan membaca

Al-Qur’an karena pada usia itu anak mempunyai daya menghafal yang sangat

tinggi, selain itu dengan perkembangan intelegensi anak yang tinggi juga

berdampak pada perkembangan bahasa.

(16)

Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensi, ini

diperkuat dengan pendapat Lindgren bahwa perkembangan bahasa anak

secara cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas

normal (Yusuf, 2001:121). Adapun dasar dari perkembangan bahasa anak

adalah Teori Jean Piaget, berisi penekanan pada aspek kognitif tidak

mengenai struktur intelegensi semata tetapi mengenai teori intelegensi

(Azwar, 1999:37).

Kemampuan anak dalam berbahasa dipengaruhi oleh perkembangan

intelektual atau kognisinya. Peningkatan kemampuan penguasaan alat

berkomunikasi secara lisan dan tertulis terjadi pada anak usia sekolah antara

usia 6-7 tahun. Sehingga daya serap anak untuk menghafal mencapai

intensitas terbesar dan daya ingatan anak akan bersifat tetap bila anak telah

mencapai umur + 4 tahun.

Berdasarkan pengumpulan data awal yang dilakukan peneliti pada

siswa kelas V SD Negeri Butuh 2, diperoleh informasi mengenai fakta yang

ada. Data riil siswa berkemampuan membaca rendah ditunjukkan dengan nilai

ulangan siswa yang masih sangat rendah yaitu:

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan PAI Semester I

N o N am a N ila i

1 W ahyudi E ko Prasetyo 4

2 M irza Fuadi 4

3 Budi Pram ono 3

4 N ovian to 5

5 Handoko P angestu 6,5

6 Hendriati Pangestu 4

(17)

Pada kenyataanya, banyak sekali masalah yang muncul yaitu

lingkungan sekolah yang sekaligus area tempat tinggal siswa islam berada di

lingkungan non muslim, membuat pengatahuan anak tentang agama kurang

khususnya kemampuan anak dalam membaca Al Qur’an karena tidak adanya

kelompok belajar mengaji yang biasanya dilaksanakan di masjid, musola atau

rumah warga. Dengan kondisi yang demikian membuat potensi membaca

pada diri anak tidak berkembang dan bisa saja menghilangkan minat siswa.

Selain itu guru masih sering menggunakan metode konvensional yaitu metode

terdahulu yang sering digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas,

jadi guru tidak mempertimbangkan kesesuaian materi dengan metode terlebih

dahulu, melainkan langsung menerapkan pembelajaranya. Maka anak

cenderung bosan dengan tidak adanya alat peraga dan metode dari guru.

Guru juga kurang menguasai materi yang diajarkan, sehingga membuat

pengajaran tidak total sereta pengelolaan kelas yang kurang kondusif

membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar

Berdasarkan analisis masalah diperoleh beberapa faktor yang

mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa yaitu

tidak adanya perhatian dan motivasi untuk belajar membaca Al-Qur’an,

jumlah jam pengajaran PAI masih kurang. Berdasarkan pengamatan, tepatnya

pada tanggal 24 Oktober 2009 pada siswa kelas V SD N Butuh 2 Kec.

Tengaran, Kab. Semarang kurang memperhatikan pelajaran PAI materi

membaca Al-Qufan. Hal ini, disebabkan kegiatan guru dalam mengajar

(18)

perhatian belajar membaca Al-Qur’an siswa membuat motivasi belajar tidak

cenderung meningkat tetapi berkurang, karena perhatian adalah indikator dari

motivasi. Sehingga berbagai alternatif penyelesaian masalah yang teijadi

dalam proses pembelajaran dapat teratasi.

Gagalnya seorang guru mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan

ketidakmampuan guru mengelola kelas. Ada kemungkinan siswa tidak

merespon pelajaran seperti yang diharapkan atau suasana kelas kurang

kondusif untuk pembelajaran yang sedang ditampilkan. Indikator dari

kegagalan itu adalah prestasi belajar rendah atau lebih spesifiknya

kemampuan membaca Al-Qur’an rendah. Oleh karena itu, pengelolaan kelas

merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai oleh guru dalam

kerangka keberhasilan proses belajar mengajar.

Guru bertindak sebagai pengembang kurikulum di kelas, maka

penelitian tindakan kelas cukup potensial untuk membantu memecahkan

masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus meningkatkan

kineijanya. Akan tetapi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas masih

banyak kendala yang dihadapi oleh guru, seperti menurut proyono yang

dikutip oleh Prof. Dr. Syamsuddin dan Dr.Vismaia S. Damaianti dalam

bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Pendidikan Bahasa” yaitu:

1. Masih lemahnya pemahaman guru tentang konsep penelitian

tindakan kelas.

2. Belum diyakininya penelitian tindakan kelas sebagai strategi

(19)

3. Belum membudayanya keinginan untuk merefleksi

pembelajaran di kalangan guru (Syamsuddin, 2007:227).

Dengan demikian, penulis beranggapan bahwa dengan meningkatkan

keahlian dan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi siswa SD Negeri Butuh 2

Kec. Tengaran, Kab. Semarang perlu adanya dukungan dari para guru. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan proses pembelajaran,

khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membaca Al-

Qur’an agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar tentunya

sesuai dengan tajwid.

Mencermati permasalahan tersebut diatas, peneliti memandang perlu

untuj mengatasi dengan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul:

“PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MELALUI

METODE QIRO’ATI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUTUH 2

KEC. TENGARAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2009”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian belajar membaca

Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.

Semarang Tahun 2009?

2. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi belajar membaca

Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.

(20)

3. Apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran, Kab.

Semarang Tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian

belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec.

Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.

2. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi

belajar membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec.

Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.

3. Untuk mengetahui apakah metode qiro’ati dapat meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2

Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Model pembelajaran dengan menggunakan metode qira’ati dapat dijadikan

perkembangan strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran membaca Al

Qur’an.

2. Manfaat praktis

(21)

1) Untuk memperbaiki proses pembelajaran.

2) Untuk mengetahui ketepatan penggunaan metode qiro'ati.

3) Untuk meningkatkan motivasi guru dalam proses pembelajaran PAI

mengenai membaca Al-Qur'an.

2. Bagi Siswa

1) Untuk meningkatkan perhatian, motivasi dan kemampuan membaca

Al-Qur’an.

2) Menambah pengetahuan agama khususnya dalam membaca

Al-Qur'an.

3) Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran PAI

mengenai membaca Al-Qur'an.

3. Bagi Sekolah

Dapat memberi masukan kepada pelaksana pendidikan bahwa

keberhasilan kegiatan belajar mengajar tergantung pada partisipasi semua

pelaksana pendidikan dalam ikut serta meningkatkan perhatian, motivasi

dan kemampuan membaca Al-Qur’an.

E. Hipotesis

1. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan perhatian membaca Al-

Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.

Semarang Tahun 2009.

2. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan motivasi belajar membaca

Al-Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.

(22)

3. Penerapan metode qiro’ati dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-

Qur’an pada siswa kelas V SD Negeri Butuh 2 Kec. Tengaran Kab.

Semarang Tahun 2009.

F. Definisi Operasional

Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an melalui metode

qiro’ati pada mata pelajaran PAI pada siswa kelas V SD N Butuh

Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2009 adalah usaha untuk meningkatkan

mutu dan kuah tas siswa dalam membaca Al-Qur’an. Untuk menghindari dari

berberbagai inteprestasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup

pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan kata kunci yang

terkandung judul skripsi, yaitu:

1. Peningkatan

Berasal dari kata tingkat yang mendapat imbuhan pe- dan akhiran

-an, sehingga diperoleh pengertian "suatu usaha untuk mencapai hasil yang

mendekati maksimal dengan menggunakan metode tertentu" (Skripsi M.

Eko Yudha A., 2005:24). Sedang menurut penulis peningkatan adalah

suatu perubahan ke arah yang lebih baik secara signifikan, sehingga yang

berkembang secara dinamis menuju/mengarah pada tujuan yang

diinginkan/ditentukan.

2. Kemampuan

Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk membaca

Al-Qur’an dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat membaca

(23)

dan bacaan tajwid (I. Zarkasyi, 1990:5). Mendasarkan pengertian tersebut

penulis mengartikan kemampuan sebagai suatu kapasitas yang dimiliki

untuk melakukan sesuatu hal.

3. Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan belajar melafalkan

huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tajwid (Hasanuddin AF, 1995:188).

Menurut pendapat penulis, membaca Al-Qur’an adalah melafalkan huruf-

huruf hijaiyah yang terangkai menjadi sebuah ayat, lafazd yang tertera

dalam mushaf, sesuai dengan tajwid serta membacanya mempunyai nilai

ibadah.

4. Metode Qiro’ati

Metode qiro’ati adalah suatu metode atau cara pengucapan lafadz-

lafadz Al-Qur'an, berkenaan dengan kebahasaan yang digunakan dalam

belajar membaca Al-Qur'an (Syaiful Bahri Dajamarah dan Arwan Zain,

1996:53-118). Menurut penulis metode qiro’ati diartikan sebagai salah

satu cara/metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an sesuai

dengan tajwid dan makhorijul huruf yang benar.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hal ini

bertujuan untuk menilai seberapa kemampuan siswa dalam membaca

Al-Qur’an dan perbaikan kualitas pendidikan khususnya pembelajaran

(24)

persoalan yang dihadapi, seperti: siswa yang tidak merespon pelajaran,

membuat siswa kurang memahami materi serta suasana yang kurang

kondusif membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai, akibatnya siswa

tidak bisa membaca Al-Qur’an.

2. Subyek Penelitian

Subyek yang akan dikenai tindakan adalah guru PAI dan siswa

kelas V, pada pembelajaran PAI materi membaca Al-Qur'an beijumlah 7

siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 1 siswa putri.

3. Siklus Penelitian

Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam penelitian

tindakan kelas, yaitu: (Arikunto, 2008:16)

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pengamatan

d. Refleksi

Secara visual langkah-langkah ini adalah:

Gambar 1 Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 4 Januari 2010

(25)

a. Siklus Pertama

Penelitian siklus pertama dengan bahan kajian materi bacaan

Al-Qur’an. Dalam siklus pertama kegiatannya, antara lain:

1) Perencanaan

a) Siswa mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an.

b) Mengubah cara mengajar di kelas untuk mendorong siswa

dalam mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an.

2) Pelaksanaan

Mempraktekkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid.

3) Pengamatan

a) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil kurang

maksimal, sehingga prestasi belajar rendah atau lebih

spesifiknya kemampuan membaca Al-Qur’an rendah

b) Proses pembelajaran guru masih menggunakan metode

konvensional.

c) Suasana kelas kurang kondusif untuk pembelajaran.

4) Refleksi

Bagaimana membuat seluruh siswa dapat melafalkan Al-

Qur’an sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid, namun

guru dapat mengelola kelas dan menerapkan pembelajaran.

b. Siklus Kedua

(26)

1) Perencanaan

Mengubah cara mengajar, memberi contoh cara membaca

Al-Qur’an sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid,

kemudian meminta setiap siswa untuk mempraktekkan/

menirukannya.

2) Pelaksanaan

a) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan

beberapa perangkat untuk mempraktekkan cara membaca

Al-Qur’an yang benar.

b) Memberi contoh cara membaca Al-Qur’an yang baik dan

benar, kemudian meminta kelompok untuk mempraktekkan

cara tersebut.

3) Pengamatan

a) Pada setiap kelompok masih didapati siswa yang belum bisa

membaca Al-Qur’an.

b) Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada

siswa sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan

tidak tahu apa yang dipraktekkan dalam kelompoknya.

4) Refleksi

Bagaimana membuat siswa dalam kelompok mampu

mengenai cara membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhorijul

huruf dan bacaan tajwid yang ditugaskan, tanpa memberi

(27)

c. Siklus ketiga

Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar

dapat aktif mengamati, mempraktekkan serta membaca Al-Qur’an

sesuai dengan makhorijul huruf dan bacaan tajwid yang ditugaskan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur:

a. Pedoman observasi

Pedoman ini digunakan untuk menggali data/pengamatan

objek-objek yang diteliti dalam hal ini adalah pembelajaran PAI

materi membaca Al-Qur’an kelas V SD N Butuh 2 Kec. Tengaran

Kab. Semarang. Adapun pedoman ini berisi mengenai penerapan

metode Qiro’ati dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

membaca Al-Qur’an (mengenai cara membaca dan pelafalan yang

benar).

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuarvhakad yang dimiliki oleh individu/kelompok (Suharsini

Arikunto, 2002:127). Instrumen tes berupa soal-soal mengenai PAI

materinya membaca Al-Qur’an, hal ini dilakukan untuk menggali data

seberapa kemampuan siswa kelas V SD N Butuh 2 dalam membaca

Al-Qur’an sebelum dan sesudah diterapkan metode Qiro’ati, dalam tes

(28)

c. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb. Pedoman ini berfungsi

untuk mengetahui data yang dipercaya kebenarannya dengan cara

melihat/mengambil secara langsung dari catatan/dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan objek penilaian (Suharsini Arikunto,

2002:135).

Pedoman ini berupa catatan-catatan siswa kelas V SD Negeri

Butuh 2 dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Pedoman

dokumentasi dipakai untuk menggali data-data mengenai kemampuan

siswa dalam membaca Al-Qur’an dan cara peningkatannya.

d. Pedoman wawancara

Pedoman ini menggunakan angket, berupa point-point yang

isinya meliputi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang

pribadi/hal-hal yang diketahui (Suharsini Arikunto, 2002:128).

Pedoman wawancara dipakai untuk menggali data seberapa

kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari cara

penyampaian pelajaran oleh guru, pemahaman siswa dalam menerima

materi pelajaran tersebut

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk instrumen penelitian,

(29)

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selama

kegiatan siklus berlangsung. Observasi juga dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti,

agar peneliti dapat mengetahui informasi dari pre tes dan pelaksanaan

kegiatan tiap siklus.

b. Tes

Tes dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas

dilaksanakan, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan

kemampuan membaca Al-Qur’an dengan menerapkan metode

qiro’ati. Dalam hal ini, digunakan lembar tes yang dikerjakan siswa

untuk mengetahui penguasaan materi siswa baik tes awal maupun tes

akhir.

c. Dokumentasi

Untuk memperkuat informasi atau data dalam penelitian, maka

peneliti juga menggunakan lembar evaluasi yang dimiliki oleh guru.

Serta menggunakan lembar dokumentasi yang berupa foto-foto

kegiatan PTK untuk memperkuat hasil penelitian.

d. Wawancara

Peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa dan orang tua

siswa untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan siswa dalam

(30)

mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan

tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an.

6. Analisis Data

Data yang dianalisis dari siklus I, siklus II, dan siklus III melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini, dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Hasil tes awal (pre-

tes) dan sesudah tindakan dianalisis serta dibandingkan. Analisa data

dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

a. Tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendeskripsikan

atau memaparkan data-data yang diperoleh.

b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah di

deskripsikan sesuai dengan permasalahan.

c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang

ada dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala

yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala

tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran

terhadap analisis dan penelitian.

d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil

interprestasi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

(31)

Yang berisi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional,

metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Kajian Pustaka

Kajian pustaka di sini menguraikan tentang pengertian

kemampuan membaca Al-Qur’an dan metode qiro’ati.

BAB III Pelaksanaan Penelitian

Laporan hasil penelitian menguraikan tentang gambaran lokasi

penelitian; tempat, waktu dan subjek penelitian; rencana

penelitian, instrumen penelitian, kriteria penilaian, pelaksanaan

penelitian berisi deskripsi pelaksanaan siklus I, II dan III.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data dan pembahasan berisi analisi data penelitian per

siklus dan pembahasan.

BAB V Penutup

Dalam bab ini penulis menyampaikan tentang beberapa

kesimpulan dan beberapa saran, serta pada akhir penulisan ini

(32)

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan

Menurut Lyle M. Spencer yang dikutip oleh Hamzah B. Uno dalam

bukunya yang beijudul “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran”,

mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol dari

seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan/atau

superior dalam suatu situasi (2008:139).

Pendapat R.M. Guion yang dikutip oleh Hamzah B. Uno dalam

bukunya yang beijudul “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran",

mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol bagi

seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berfikir dalam

segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama

(2008:129).

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan adalah

kapasitas seseorang dalam suatu situasi yang dapat dilihat dari pola pikir,

sikap dan perilaku.

Kemampuan awal sangat penting peranannya dalam meningkatkan

kebermaknaan pengajaran yang selanjutnya berdampak dalam

memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika

belajar. Adapun Reigeluth yang dikutip Hamzah B. Uno menegaskan

dalam bukunya “Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran",

(33)

karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal yang berguna

sebagai dasar dalam pemilihan strategi pengajaran yang optimal, antara

lain:

a. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi sebagai tempat mengaitkan

pengetahuan hafalan (yang tak bermakna) untuk memudahkan retensi.

b. Pengetahuan analogis, yang mengaitkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan lain yang amat serupa; yang berada di luar isi yang

sedang dibicarakan.

c. Pengetahuan tingkat lebih tinggi yang dapat berfungsi sebagai

kerangka contohan bagi pengetahuan baru.

d. Pengetahuan setingkat yang dapat memenuhi fungsinya sebagai

pengetahuan asosiatik/komparatif.

e. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah yang berfungsi untuk

mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh.

f. Pengetahuan pengalaman yang memiliki fungsi sama dengan

pengetahuan tingkat yang lebih rendah yaitu untuk mengkonkritkan

dan menyediakan contoh bagi pengetahuan baru.

g. Strategi kognitif yang menyediakan cara mengolah pengetahuan baru

mulai dari penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan

kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan (2008:160).

Dari ketujuh karakteristik Reigeluth diatas dapat diklasifikasikan menjadi

tiga, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan:

a. Pengetahuan yang akan diajarkan, meliputi: pengetahuan tingkat lebih

tinggi, pengetahuan setingkat, pengetahuan tingkat lebih rendah dan

(34)

b. Pengetahuan yang berada di luar pengetahuan yang akan dibicarakan,

meliputi: pengetahuan bermakna tak terorganisasi dan pengetahuan

analogis.

c. Pengetahuan tentang ketrampilan generik hanya meliputi: strategi

kognitif.

Setiap kemampuan awal yang diidentifikasi Reigeluth, dapat

disimpulkan bahwa setiap kemampuan awal dapat bervariasi tingkat

penguasaannya antara seorang siswa dengan siswa yang lain. Maka yang

harus diperhatikan oleh perancang pengajaran adalah mana dari sejumlah

kemampuan awal yang dapat memudahkan belajar sudah termasuk siap

pakai, siap ulang, pengenalan dan untuk siswa yang mana.

2. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Menurut Munawar Khalil yang dikutip oleh Howard M. Federspiel

dalam bukunya yang beijudul “Kajian al-Qur'an di Indonesia”,

mendefinisikan membaca Al-Qur’an adalah suatu bentuk ibadah,

sebagaimana shalat dan puasa (1996:49). Sedangkan menurut Ahmad

Syarifuddin dalam bukunya “Mendidik A nak', membaca adalah jembatan

menuju pemahaman, pengalaman dan penerapan dalam Al-Qur’an

(2002:49).

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi. Soedarso menjabarkan sebagaimana dikutip oleh Mulyono

mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas komplek yang

memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup

(35)

Membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang

merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang

dibaca untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang telah

dimiliki. Membaca adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh

seseorang, disamping keterampilan menulis. Membaca merupakan salah

satu cara untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

Menurut Haris seperti dikutip oleh Mulyono dalam buku yang

beijudul “Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar”, ada lima tahap

perkembangan membaca:

a. Kesiapan Membaca

Tahap ini mencakup rentang waktu dari sejak dilahirkan hingga

pelajaran membaca yang diberikan umumnya pada saat masuk kelas

satu Sekolah Dasar. Kesiapan menunjukkan pada taraf perkembangan

yang diperlukan untuk belajar secara efisien.

b. Membaca Permulaan

Umumnya tahap membaca permulaan dimulai sejak anak masuk

kelas 1 SD, yaitu saat anak berusia 6 tahun.

c. Ketrampilan Membaca Cepat

Tahap ketrampilan membaca cepat atau lancar biasanya teijadi

pada data anak-anak duduk dikelas dua atau tiga Sekolah Dasar.

d. Membaca Luas

Biasanya terjadi pada saat anak-anak duduk dikelas 4 atau 5

(36)

e. Membaca Yang Sesungguhnya.

Tahap membaca yang terakhir yaitu tahap membaca yang

sesungguhnya (refinement o f reading stage) umumnya terjadi ketika

anak-anak sudah duduk di SLTP dan berlanjut hingga dewasa. (1986:

200

)

Tahap perkembangan kesiapan membaca mencakup rentang waktu

dari sejak dilahirkan hingga pelajaran membaca yang diberikan. Umumnya

pada saat masuk kelas satu Sekolah Dasar. Kesiapan menunjukkan pada

taraf perkembangan yang diperlukan untuk belajar secara efisien (1986:

201).

Tahap membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk

kelas 1 Sekolah Dasar, yaitu saat anak berusia 6 tahun. Tahap ketrampilan

membaca cepat atau lancar biasanya teijadi pada data anak-anak duduk

dikelas dua atau tiga Sekolah Dasar. Tahap membaca luas biasanya terjadi

pada saat anak-anak duduk dikelas 4 atau 5 Sekolah Dasar. Tahap

membaca yang terakhir yaitu tahap membaca yang sesungguhnya

(refinement o f reading stage) umumnya teijadi ketika anak-anak sudah

duduk di SLTP dan berlanjut hingga dewasa (1986: 201-203).

Penggambaran secara lengkap tentang motivasi membaca

diberikan oleh Hans E Giehrl, ia merincinya menurut tiga rangsangan

dasar. Rangsangan pertama untuk membaca adalah keinginan untuk

menangkap dan menghayati yang dijumpai di dunia. Dalamnya, disadari

(37)

kedua untuk membaca berasal dari hasrat untuk mengatasi atau setidaknya

melonggarkan keterikatan manusia.

Dari akar yang sama, seperti rangsangan dasar untuk membaca

yang kedua yaitu pengalaman ketidakpuasan dalam keadaan diri sendiri.

Tumbuh juga rangsangan yang ketiga didalamnya lebih terungkap suatu

sikap yang terdapat dalam jiwa manusia yaitu mencari keteraturan dan

bentuk, mencari apa arti dan makna kehidupan manusia (Kurt Franz /

Bernhard Meier, 1986: 8-9).

Dengan membaca juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman. Kadang orang akan lebih memahami dengan membaca

apabila dibanding dengan melihat secara langsung atau mendengar.

Menurut YB. Sudarmanto dalam bukunya yang berjudul “Tuntunan

Metodologi Belajar”, untuk meningkatkan kemampuan membaca ada

beberapa langkah yang harus ditempuh:

a. Telitilah kesehatan mata (misalnya: apakah kaca mata yang dipakai

masih cocok)

b. Membaca dengan sungguh-sungguh

c. Mempercepat cara membaca atau membaca bacaan yang terasa mudah

dengan lebih cepat

d. Batinkanlah atau ulangilah dalam batin bahan yang telah dibaca.

e. Tidak membaca selama dosen menerangkan atau dalam diskusi

f. Menambah waktu membaca

\

g. Berkonsentrasi pada saat membaca dan tidak mengikuti hal lain yang

(38)

h. Mengembangkan kosa kata asing maupun baru yang sering dipakai

dengan cara membuka kamus, mengikuti acara pembinaan bahasa baik

di televisi atau surat kabar (1993:37).

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi. Dalam bukunya Abdurahman Mulyono yang berjudul

“Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar” Kirk, Kliebhan dan Lemer

berpendapat ada delapan faktor yang memberikan sumbangan bagi

keberhasilan belajar membaca, yaitu:

a. Kematangan mental

b. Kemampuan visual

c. Kemampuan mendengarkan

d. Perkembangan wicara dan bahasa

e. Ketrampilan berfikir dan memperhatikan

f. Perkembangan motorik

g. Kematangan sosial dan emosional

h. Motivasi dan minat. (1986: 201)

Membaca adalah implikasi dari kemampuan awal yang

berkembang yaitu kemampuan motorik dan kognitif. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca adalah melihat serta memahami

isi dari apa yang tertulis.

Al-Qur’an secara bahasa menurut Hasanuddin dalam bukunya

beijudul “Perbedaan Q ira’at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath

Hukum dalam Al-Q ur’an'\ diartikan lafal Qur’an sama dengan Qira’at

(39)

Syukran. Bentuk kata keijanya adalah qara 'at yang berarti menghimpun

dan mengumpulkan. Dengan demikian, lafal Qur’an dan Qira’at secara

bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-huruf dan

kata dengan sebagian lainnya (1995:13). Sebagaimana ditegaskan dalam

firman Allah dalam QS. Al-Qiyamah, 75:17-18 :

Artinya : “Sesungguhnya atas tanggapan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuat pandai) membacanya. Apabila

kamu telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacanya

itu".

Kata Al-Qur’an menurut Fahmi Amrullah dalam bukunya yang

berjudul “Ilmu Al-Q ur’an Untuk Pemula" mengemukakan Al-Qur’an

merupakan bentuk mashdar dari kata kerja qara 'a. Adapun menurut istilah

para ulama Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT

kepada Nabi Muhammad S.A.W disampaikan secara mutawatir, bernilai

ibadah bagi umat muslim yang membacanya dan ditulis dalam mushaf-

m ushaf(2008:1).

Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa semua kalamullah yang

tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad saw seperti: Zabur, Taurat dan

Injil. Adapun pengertian Ibadah bagi yang membacanya ini membedakan

Al-Qur’an dengan Hadist Qudsy. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT

kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril a. s, wahyu

(40)

b*1 O

cr?

oL"i 'P

<3^ 0 3 ^

f~< t*l

Jj

a

&

o

JaTi.

jt t*# o j£Vf

A rtin y a : “B acalah dengan (m enyebut) nam a Tuhanm u Yang m enciptakan (1) D ia telah m enciptakan m anusia d a ri segum pal d a ra h (2) B acalah, dan Tuhanm ulah Yang M a h a P em urah (3 ) Yang m engajar (m anusia) dengan p e ra n ta ra n kalam (4 ) D ia m engajar kepada m anusia ap a y a n g tid a k diketahuinya (5)

Al-Qur’an adalah sumber hukum sekaligus bacaan yang

diturunkan secara mutawatir, artinya kemutawatiran Al-Qur’an teijaga dari

generasi ke generasi. Di masa Rasulullah saw para sabahat menerima

Al-Qur’an secara langsung dari beliau, selanjutnya mereka sangat antusias

menghafal, memahami dan menyampaikan Al-Qur’an kepada sahabat

yang lain atau kepada generasi selanjutnya sesuai dengan yang mereka

terima dari Rasulullah saw tanpa berkurang satu huruf pun.

Menurut Fahmi Amrullah dalam bukunya yang beijudul “Ilm u

A l-Q u r ’an U ntuk P em ula”, mengemukakan bahwa kemutawatiran

Al-Qur’an juga menjadikannya sebagai dalil yang q a t’i (pasti). Menurut

Jumhur Ulama, segala berita yang disampaikan secara mutawatir tidak

mungkin diragukan lagi keabsahannya. Al-Qur’an terbagi dalam 30 juz,

114 surat dan kurang lebih 6666 ayat. Berdasarkan panjang pendeknya

surat dalam Al-Qur’an, para ulama membagi ke dalam 4 kategori yaitu

(41)

a. Kedudukan Al-Qur’an, sebagai berikut:

1) Sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar

Al-Qur’an sebagai mukjizat merupakan tantangan bagi

orang Arab setelah mereka memberi persepsi yang keliru terhadap

Al-Qur’an, sehingga para ulama sepakat bahwa Al-Qur’an itu

merupakan mukjizat nabi Muhammad yang paling besar. Mukjizat

Al-Qur’an dapat dilihat dari segi bahasa dan isi kandungannya.

2) Sebagai kitab suci umat Islam

3) Sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Islam.

Sesungguhnya Al-Qur’an ini sebagai tali hubungan kepada

Allah yang sangat kukuh dan sebagai cahaya yang menerangi dan

obat penyembuh yang sangat berguna, dapat memelihara siapa

yang berpegang padanya dan menyelamatkan bagi siapa yang

mengikutinya, tidak kuatir berbelok untuk ditegakkan dan tidak

tersesat untuk diulang, tidak akan habis nikmat mutiaranya, tidak

akan lapuk karena sering diulang-ulang.

b. Keistimewaan Al-Qur’an

1) Dari segi bahasa

Keistimewaan Al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui oleh

ahli sastra Arab, baik dimasa Nabi saw maupun masa sesudahnya.

Selanjurnya Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an

diturunkan pada masa yang terkenal dengan banyaknya ahli-ahli

(42)

diantara sastrawan-sastrawan Arab itu yang mampu membuat suatu

gubahan yang seindah gubahan Al-Qur’an, ini merupakan bukti

bahwa Al-Qur’an itu benar-benar istimewa / mukjizat.

2) Dari segi kandungan isi, Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek,

yaitu:

a) Merupakan isyarat ilmiah. Al-Qur’an banyak berisi informasi

ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat

ilmiah seperti informasi ilmu pengetahuan alam, antara lain

dikatakan bahwa bumi dan langit sebenarnya suatu yang padu

dan setelah terpisah dijadikan suatu yang hidup (QS 21:30)

dan bahwa seluruh kehidupan berasal dari air (QS 21:30) dan

bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas (QS 4:11)

b) Merupakan sumber hukum; Al-Qur’an memberikan andil yang

kuat dalam pertumbuhan hukum bahkan Al-Qur’an tetap

merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini.

c) Menerangkan suatu ibrah (teladan) dan khabar ghoib baik

yang terjadi pada masa lalu, sekarang maupun masa yang akan

datang, Al-Qur’an banyak mengandung berita-berita tentang

hal-hal yang ghoib seperti surga, neraka, hari kiamat, dan hari

perhitungan. Selain itu Al-Qur’an juga banyak

mengungkapkan kisah-kisah para nabi dan kisah umat manusia

(43)

Samud, kisah nabi Yusuf dan nabi Ibrahim As Al-Qur’an

banyak pula menyinggung.

3) Keutamaan membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah salah satu bukti Allah SWT semata.

Al-Qur’an mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang harus

dilaksanakan oleh manusia. Al-Qur’an merupakan sumber hukum

dan aturan yang utama bagi umat Islam dan merupakan rahmat

yang tiada banding dalam kehidupan, karena didalamnya

terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan

pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya. Orang yang

beriman, kecintaan kepada Al-Qur’an akan bertambah sebagai

bukti cintanya dia akan semakin bersemangat membacanya setiap

waktu memperlajari isi kandungan dan memahaminya.

Selanjurnya, akan mengamalkan Al-Qur-an dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun

dengan lingkungan sekitarnya.

Tanda-tanda keimanan seseorang juga dapat dilihat dari

seberapa besar kecintaannya kepada Al-Qur’an. Semakin tebal

keimanan seseorang, akan semakin dalam cintanya kepada

Al-Qur’an. Sehingga tidak hanya menganggap sebagai ibadah,

melainkan sudah menjadi kebutuhan dan penawar atas kegelisahan

(44)

V 3 ^ Cr? J -A ’J

I j l ^ * l a * i i t f i < j ;

Artinya : "Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian". (QS. Al-Isra, 17: 82)

Menurut Salim Bahreisj dalam bukunya “Mabahis Fi Ulum

A l Qur'an” bahwa Rasulullah Muhammad saw menganjurkan

kepada kita agar selalu membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya

karena di dalamnya mengandung banyak hikmah dan berkah. Rasulullah S.A. W bersabda: Bacalah Al-Qur 'an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi

orang yang mempelajari dan menaatinya" (1987: 122).

4) Adab membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci, sehingga untuk membacanya

diperlukan aturan-aturan karena membaca Al-Qur’an merupakan

ibadah. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari

Al-Qur’an adalah wajib, sebab Al-Qur’an adalah pedoman paling

(45)

Adab membaca Al-Qur’an menurut Ahmad Syarifuddin

dalam bukunya berjudul “Mendidik Anak”, antara lain :

a) Berpenampilan bersih dan rapi.

b) Membersihkan mulut.

c) Di tempat yang bersih.

d) Diawali dengan membaca to ’awudz.

e) Membaca basmalah setiap awal surat.

f) Dengan suara yang bagus.

g) Bertajwid.

h) Konsentrasi (2002 : 87-92).

Dengan mempelajari Al-Qur’an, terbuktilah sebuah umat

Islam bertanggung jawab terhadap kitab sucinya. Rasulullah saw

telah menganjurkan kita untuk mempelajari dan mengajarkan Al-

Qur’an kepada orang lain, sebagaimana dalam sabda Rasulullah

saw:

*))! J l i aSJI

* * \

o T y <5)1

Artinya: “Usman bin Affan ra berkata: Rasulullah saw bersabda: sebaik baik kamu yaitu orang yang mempelajari A l-Q ur’an dan mengajarkannya kepada orang lain”

(HR Bukhari).

Mempelajari Al-Qur’an merupakan keharusan bagi umat

Islam. Dalam proses belajar, tentunya ada tingkatan-tingkatan

(46)

membacanya, setelah itu mempelajari arti dan maksudnya untuk

kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila sudah mampu melafalkan bacaan Al-Qur’an

dengan lancar dan fasih, barulah diajarkan maksud dan arti yang

terkandung dalam Al-Qur’an serta menghimbau untuk

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara

menyampaikan maksud dan arti dari Al-Qur’an dapat ditempuh

dengan berbagai cara, misalnya: dengan menyampaikan kisah-

kisah dalam Al-Qur’an atau mengkaitkan suatu kejadian.

Bagi setiap muslim yang membaca Al-Qur'an tidak hanya

mempunyai nilai ibadah yang akan mendapatkan pahala dari setiap

hurufnya tetapi juga akan mendapatkan kesuksesan yang sejati

dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat, karena di dalam

pokok-pokok ibadah mengandung nilai-nilai yang agung membawa

efek baik bagi yang melaksanakannya maupun kepada orang yang

lain. Islam merupakan manifestasi rohaniah pengagungan terhadap

dzat semesta pernyataan kerendahan dan kelemahan di hadapan

dzat yang maha perkasa, sehingga dapat menghancurkan

kesombongan hati, ia juga merupakan realisasi pernyataan terima

kasih kepada Tuhannya. Al-Qur'an adalah kitab suci yang

merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, yang menjadi

petunjuk bagi kehidupan manusia yang diturunkan Allah sebagai

(47)

lain. Dengan kata lain, Al-Qur'an merupakan sumber dari segala

sumber hukum dan satu-satunya kitab suci yang dilegalisasi oleh

Allah sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Dan Al-

Qur'an merupakan petunjuk (hidayah) dan penjelas terhadap jalan

hidup manusia.

Dalam membaca Al-Qur’an, Fahmi Amrullah dalam

bukunya berjudul “Ilmu A l-Q ur’an Untuk Pemula” menegaskan

bahwa perlu diajarkan mengenai ilmu tajwid. Sedangkan yang

dimaksud dari ilmu tajwid adalah suatu cabang ilmu yang

mengatur tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

(2008:71). Ilmu tajwid tersebut berisi cara pengucapan huruf yang

benar, melatih lidah mengucapkan huruf sesuai makhrajnya,

mengetahui panjang pendek suatu bacaan dan sebagainya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kita sebagai umat

Islam harus ikut menjaga kemurnian Al-Qur’an dengan membaca

dan mempelajari Al-Qur’an dengan baik karena Al-Qur’an adalah

firman Allah SWT yang menjadi sumber aqidah kita serta menjadi

pedoman hidup yang abadi.

B. Metode Qiro'ati

1. Pengertian Metode Pembelajaran.

Syifiil Bahri Djammarah berpendapat, metode adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

(48)

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah

pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan

tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah

dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan

(1991:53).

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

menggunakan satu metode tetapi guru sebaiknya menggunakan metode

yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan dan dapat

menarik perhatian peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi juga

harus tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan

kondisi psikologi anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru

diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.

Untuk mengetahui metode qiro'ati, maka kita perlu mengetahui apa

itu metode pembelajaran karena metode pembelajaran adalah cara-cara

atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada

saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara

kelompok.

2. Faktor Penggunaan Metode Pembelajaran.

Pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak

selamanya menguntungkan, apabila guru mengabaikan faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam penggunaan. Menurut Winamo Surakhmad yang

(49)

Mengajar” mengemukakan 5 (lima) macam faktor yang mempengaruhi

penggunaan metode mengajar, sebagai berikut :

a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.

b. Tingkat kematangan siswa yang berbagai macam.

c. Situasi yang berubah-ubah keadaannya.

d. Fasilitas.

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

(1995:54).

Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dalam bentuk apapun

akan ditentukan dari baik atau tidaknya penerapan suatu metode

pengajaran terpilih sehingga sangat berpengaruh pada tujuan yang dicapai

Berdasarkan model KTSP Departemen Pendidikan Nasional

standar ketuntasan belajar PAI adalah 65% (2007:14) , apabila

penguasaan bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% maka belum

memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan.

3. Metode Qiro'ati

a. Definisi

Dari pengertian metode pembelajaran diatas, penulis memilih

metode Qiro'ati sebagai bahan penelitian tindakan kelas pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam materi membaca Al-Qur’an siswa

kelas V SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran, Kabupaten

(50)

Tabel 2.1Komponen membaca Al-Qur’an

Komponen Membaca AI-Qur’an

No Komponen Keterangan

Makhroj Tajwid Kelancaran

1 A nak tidak keliru A nak dapat m em b aca A nak dapat m em b aca T dalam m em baca bacaan hukum -hukum bacaan secara cepat I

huruf yang satu m ad dengan benar. tanpa m e n g e ja N

m engucapkan bacaan mad. dengan terbata-bata E

m asin g-m asin g huruf N

dengan benar. D

A H

Metode Qiro'ati berasal dari dua kata yaitu dalam bahasa

Inggris adalah “metode” yang artinya cara. Sedangkan secara istilah

metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan ’’Qiro'ati” adalah suatu nama buku yang disusun

oleh K.H. Ahmad Dachlan Salim Zarkasy yang berisi panduan praktis

dalam belajar Al-Qur’an. Jadi, metode Qiro'ati adalah suatu metode

dalam belajar Al-Qur’an dengan menggunakan panduan buku Qiro'ati

yang disusun oleh K.H. Ahmad Dachlan Salim Zarkasy.

Metode Qiro’ati pada awalnya merupakan metode belajar

(51)

keaksaraan fungsional karena dipandang sistematis dan efektif. Konsep

utama Qiro'ati adalah belajar secara sistematis dimulai dari hal

sederhana, meningkat setahap demi setahap dari huruf menjadi suku

kata, dari suku kata menjadi kata, dan dari kata menjadi kalimat,

sehingga terasa ringan bagi siswa,

b. Prinsip dan sifat dari metode Qiro'ati:

Dalam belajar membaca Al-Qur'an siswa sangat dituntut

keaktifan dan kemandirian sedangkan guru hanya sebagai motivator

saja. Hal ini yang menjadi prinsip dasar bagi siswa untuk dapat

membaca dengan lancar.

Menurut H. Dachlan Salim Zarkasyi yang dikutip oleh Imam

Murjito dalam bukunya yang beijudul “Pedoman Metode Praktis

Pengajaran Ilmu BacaAl-Qur'an Qiro’ati”, mengemukakan :

1) Tujuan yang akan dicapai dari metode Qiro'ati.

a) Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran

(dari segi bacaan tartil sesuai dengan kaidah tajwid).

b) Menyebarkan Ilmu Bacaan Al-Quran yang benar dengan cara

yang benar

c) Mengingatkan para guru Al-Quran agar berhati-hati dalam

mengajarkan Al-Quran

d) Meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran Al-Quran

(t.th, 17-19).

2) Sistem/aturan metode qiro'ati

(52)

b) Praktek bacaan bertajwid secara mudah dan praktis.

c) Susunan materi bertahap dan berkesinambungan

d) Materi disusun dengan “Sistem Modul/Paket”.

e) Banyak latihan membaca (drill).

f) Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan murid

g) Evaluasi setiap pertemuan.

h) Belajar dan mengajar secara “Talaqqi-Musyafahah”.

i) Guru Pengajarnya harus ditashih/Ijasah billisani (t.th, 19-21).

3) Prinsip Dasar Metode Qiraati

a) Prinsip bagi Guru:

(1) DAKTUN (Tidak-Boleh-Menuntun).

(2) TIWASGAS (Teliti-Waspada-Tegas).

b) Prinsip bagi Murid:

(1) CBSA+M (Cara-Belajar-Siswa-Aktif dan Mandiri).

(2) LCTB/Lancar, Cepat, Tepat dan Benar (t.th : 22).

4) Filosofi Metode Qiraati

a) Sampaikan materi peslajaran secara praktis, simpel dan

sederhana (mudah dipahami oleh murid), jangan terlalu rumit

dan berbelit-belit oleh Imam Ghazali.

b) Berikan materi pelajaran secara bertahap, dengan penuh

kesabaran oleh K.H. Arwani Amin Al-Hafizh.

c) Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-anak, karena

mengajarkan yang benar itu mudah oleh K.H. Dachlan S.Z

(53)

Dengan demikian belajar membaca Al-Qur'an dengan metode

Qiro’ati ini dapat dilaksanakan secara sederhana sesuai bahasa yang

dimengerti siswa, sehingga siswa dapat memahami penjelasan dari

(54)

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya SD Negeri Butuh 2 kecamatan Tengaran

kabupaten Semarang

Sekolah Dasar ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1973,

tepatnya Desa Butuh, Dusun Kemlaka, Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang yang terletak di daerah pedesaan, dengan luas tanah 1800m2

dan luas banguna 1100m2. Status dari Sekolah Dasar ini adalah Negeri

sebagaimana Surat Keputusan Nomer 4212/002/XIII/49/07 tanggal 1

Agustus 1987 yang ditanda tangani oleh kepala dinas P3K Propinsi Jawa

Tengah pada tahun 1987. Sekolah Dasar Negeri Butuh 2 Terletak pada

lintasan pedesaan yang jarak ke pusat kecamatan sejauh 5km dan sekolah

dasar ini telah terakreditasi B. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di

pagi hari dengan jumlah siswa secara keseluruhan 59 orang siswa yang

terdiri dari 41 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.

Adapun perincianya, sebagai berikut: kelas 1 berjumlah 11 orang siswa,

kelas 2 berjumlah 6 orang siswa, kelas 3 berjumlah 9 orang siswa, kelas 4

berjumlah 12 orang siswa, kelas 5 berjumlah 11 orang siswa dan kelas 6

berjumlah 10 orang siswa (lihat lampiran).

2. Struktur organisasi SD Negeri Butuh 2 kecamatan Tengaran kabupaten

Seam arang Tahun Ajaran 2009/2010

Sekolah Dasar Negeri Butuh 2 dipimpin oleh Kepala Sekolah yang

bernama Hirlan,S.Pd. beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah sejak 12

(55)

Mei 2008. Sedangkan M Irfani,S.PdI menjabat sebagai wakil kepala

sekolah merangkap guru agama islam.Endang Sri Wahyuni,A.Ma

menjabat sebagai sekertaris merangkap guru agama kristen dan

Mardiartati,A.Ma menjabat sebagai bendahara sekolah. Selain itu, terdapat

4 orang guru wiyata bakti, 3 orang guru CPNS dan 1 orang guru PNS

menjabat sebagai anggota dan Turutan Hari selaku sekertaris desa

menjabat sebagai komite sekolah (lihat lampiran).

3. Keadaan Guru SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Ajaran 2009/2010

Sekolah Dasar ini mempunyai 12 orang guru dan 1 orang

karyawan, mereka terdiri dari 5 orang guru PNS: M Irfani S.Pdl,

Hirlan,S.Pd, Endang Sri Wahyuni,A.Ma, Mardiartati,A.Ma,

Sunyoto,A.Ma. Sedangkan 3 orang Guru CPNS yaitu: Asnah, A.ma, Adi

Prasetyo Nugraha,A.Ma, Indiarti Dwi Hastuti,A.Ma. dan 4 orang Guru

tidak tetap (GTT), yaitu: Mulyanto,A.Ma, Surmiyati,A.Ma, Romzanah

A.Ma, Endang Wahyu Dari, A.Ma, (lihat lampiran).

4. Sarana dan prasarana sekolah

Sekolah Dasar ini mempunyai 14 ruangan, mempunyai halaman

sekolah yang cukup luas dan terdapat taman bunga serta tempat parkir.

Adapun 14 ruangan di sekolah ini terdiri dari:

a. Ruang Kelas Ada : 6

b. Kantor Guru : 1

c. Ruang Kesehatan : 1

d. Ruang Keagamaan : 1

(56)

f. Ruang Olahraga : 1

g. Kamar Mandi Guru : 1

h. Kamar Mandi Siswa : 1

i. Gudang : 1

Keadaan gedung SD N Butuh 2 Cukup baik dan setiap ruang

kelasnya layak untuk kegiatan pembelajaran, karena memang belum lama

ini pihak sekolah mendapatkan bantuan untuk merehap gedung.

B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian tindakan

kelas ini bertempat di SD Negeri Butuh 2 Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang. Dengan pertimbangan bahwa permasalahan yang

timbul di sekolah tersebut mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an.

Selain itu, juga karena lokasi penelitian tersebut merupakan tempat

mengajar peneliti.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan pada 4 Januari 2010

sampai dengan 30 Januari 2010, pada semester II Tahun ajaran 2009/2010.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V

(57)

pendek, adapun jumlah siswa beragama Islam sebanyak 7 orang siswa,

terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 1 orang siswa perempuan.

V.

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian kemampuan membaca Al-Qur’an akan dilaksanakan 3 kali

pertemuan untuk 3 siklus. Tahap awal menggunakan jam pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang dimulai dari pukul 09.35 WIB - 10.45 WIB

(jam 5-6 jadwal pelajaran).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus

memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi

Pendidikan Agama Islam dengan pokok bahasan melafalkan

Al-Qur’an surat pendek pilihan. Adapun materi pokok pembelajaran

dalam siklus ini adalah membaca Surat Al-Maun ayat 1-7. Metode

yang digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab serta yang paling

dominan adalah penggunaan metode qiro’ati untuk meningkatkan

kemampuan membaca Al-Qur’an.

Adapun rencana pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Appersepsi

2) Penyampaian Materi Surat Pendek (Al-Ma’un) dengan metode

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan PAI Semester I
Gambar 1 Siklus PTK
Tabel 2.1Komponen membaca Al-Qur’an
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pre-Test Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di antara ketentuan-ketentuan baru yang terdapat dalam Undang-Undang tentang alasan-alasan pembatalan perkawinan pada keempat negara di atas yang berbeda dengan ketentuan dalam

Server dan Core System (infrastruktur) kami ditempatkan di Data Center (DC) sesuai standar keamanan Internasional untuk perlindungan data dan opersional system BMT serta

Selain sikap umat Islam yang tidak membuat dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu non agama, maka kemajuan ilmu pengetahuan itu tidak dapat dilepaskan dari

Jika merasakan sesuatu maklumat yang tersebar di media sosial adalah tidak betul dan menjatuhkan maruah seseorang, buatlah aduan kepada pihak berkuasa bagi mewujudkan

Dalam undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah

Sedangkan praktik akad nikah pada masa Nabi dan para Sala/u$ $alih yang kita jumpai, terutama dimasa mailihib al-arba 'ah masih menggunakan teknologi tradisional, misalnya; bagi

Untuk itu diperlukan upaya pemerintah dalam menangani masalah perubahan pengolahan lahan perkebunan ini, sebab masalah tersebut sekarang ini merupakan masalah lahan