• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Absorber Porus pada pengering energi surya dengan ketebalan absorber 15 cm - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Karakteristik Absorber Porus pada pengering energi surya dengan ketebalan absorber 15 cm - USD Repository"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK ABSORBER PORUS PADA PENGERING ENERGI SURYA DENGAN KETEBALAN ABSORBER 15 CM

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Mesin

Diajukan oleh :

RIGAR WIDI SULISTYAWAN NIM : 055214025

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

THE CHARACTERISTIC OF PORUS ABSORBER ON DRYING TOOL SOLAR ENERGY WITH THICK ABSORBER 15 CM

Final Project

Presented as partitial fulfilment of the requirement as to obtain the Sarjana Teknik degree

in Mechanical Engineering

by

RIGAR WIDI SULISTYAWAN Student Number : 055214025

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

INTISARI

Proses pengeringan pada prinsipnya adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan (penguapan). Sistem pengeringan yang umum digunakan dalam sektor pertanian adalah dengan tenaga surya. Penjemuran merupakan salah satu hal yang penting karena pengeringan yang kurang baik mengakibatkan hasil pertanian menjadi rusak, untuk memperbaiki hasil pertanian dapat menggunakan pengering energi surya dengan absorber porus. Penelitian ini bertujuan mengetahui unjuk kerja alat pengering serta mengetahui persentase perbedaan pengeringan yang dihasilkan alat dengan penjemuran langsung.

Pada penelitian ini dibuat sebuah model pengering tenaga surya dengan absorber porus dengan panjang 150 cm, lebar 100 cm, tebal 20 cm yang terdiri dari kotak kolektor (100 cm x 100 cm) dengan kedalaman absorber 15 cm, kotak pengering (100 cm x 50 cm), lubang udara masuk dan keluar dari kotak pengering dengan ukuran 100 cm x 15 cm. Variabel yang divariasikan adalah (1) sudut tutup udara masuk 30°, 60° dan 90°, (2) Bahan yang dikeringkan : Padi 900 gr, Handuk 525 gr, dan kangkung 500gr.

Hasil yang didapat dalam penelitian pengering energi surya dengan ketebalan absober 15 cm adalah efisiensi kolektor terbesar terdapat pada sudut

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam judul

KARAKTERISTIK ABSORBER PORUS PADA PENGERING ENERGI SURYA

DENGAN KETEBALAN ABSORBER 15 CM “ ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yosef Agung Cahyanta, S.T.,M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Budi Sugiharto S.T.,M.T, selaku ketua Program Studi Teknik Mesin. 3. Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. 4. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata

Dharma yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 5. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata

Dharma.

(8)

viii

7. Kakakku L.Tyas Adi Kristanto dan Adikku Th Putri Kurnia Jati terima kasih atas Doa,Dukungan materi,Semangat dan Kerjasamanya.

8. Prima Aji, Jati Pradana, Heldi, Okta, Santo, Agung, Dion, dan Adi terima kasih telah memberikan motivasi dan bantuannya.

9. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan 2005 yang telah memberikan masukan-masukan dan dorongan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 10. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah

ikut membantu dalam menyelesaikan Tuagas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

Terima kasih.

Yogyakarta,15 Oktober 2009

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

TITLE PAGE ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

DAFTAR DEWAN PENGUJI iv

LEMBAR PERNYATAAN v

INTISARI vi

KATA PENGANTAR vii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xix

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan dan Manfaat 3

BAB II : DASAR TEORI 4

2.1. Landasan Teori 4

2.2. Prinsip Kerja 5 2.3. Tinjauan Pustaka 6 2.4. Rumus Perhitungan 7

BAB III : METODE PENELITIAN 13

(11)

xi

3.2. Variabel yang Divariasikan 15

3.3. Variabel yang Diukur 15

3.4. Langkah Penelitian 15

3.5. Pengolahan dan Analisa Data 16

BAB IV : ANALISIS DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 17

4.1. Data Penelitian 17

4.1.1 Data dengan Bahan Padi Basah sudut udara masuk 30° 17 4.1.2 Data dengan Bahan Padi Basah sudut udara masuk 60º 18 4.1.3 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 30º 19 4.1.4 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 60º 20 4.1.5 Data dengan Bahan Handuk Basah sudut udara masuk 90º 22 4.1.6 Data dengan Bahan Kangkung Basah sudut udara masuk 30º 23 4.1.7 Data dengan Bahan Kangkung Basah sudut udara masuk 60º 24 4.1.8 Data dengan Bahan Kangkung Basah sudut udara masuk 90º 25

4.2. Perhitungan Data Padi 27

4.2.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium

Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚ 27

4.2.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium

Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚ 40 4.3. Perhitungan Data dengan Bahan Handuk 53

4.3.1 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan

(12)

xii

4.3.2 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan variasi

sudut udara masuk 60 º 66

4.3.3 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan variasi

sudut udara masuk 90 º 79

4.4. Perhitungan Data Bahan Daun Singkong 92

4.4.1 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan variasi

sudut udara masuk 30º 92

4.4.2 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan variasi

sudut udara masuk 60º 105

4.4.3 Perhitungan pada kedalaman absorber 15 cm dengan variasi

sudut udara masuk 90º 118

4.5 Hasil perhitungan dengan gambar grafik 131

BAB V : PENUTUP 151

(13)

xiii DATA TABEL

Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 30˚, massa beban padi 0,9 kg 17 Tabel 4.2 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 60˚, massa beban padi 0,9 kg 19 Tabel 4.3 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 30˚, massa beban handuk 0,525 kg 20 Tabel 4.4 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 60˚, massa beban handuk 0,525 kg 21 Tabel 4.5 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 90˚, massa beban handuk 0,525 kg 22 Tabel 4.6 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 30˚, massa beban kangkung 0,5 kg 23 Tabel 4.7 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 60˚, massa beban handuk 0,5 kg 24 Tabel 4.8 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm

sudut udara masuk 90˚, massa beban handuk 0,5 kg 26 Tabel 4.9 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan

absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban padi 0,9 kg. 29 Tabel 4.10 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 30 Tabel 4.11 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 30˚, beban padi 0.9 kg. 31 Tabel 4.12 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi

(14)

xiv

Tabel 4.13 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.1) 34 Tabel 4.14 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.1) 35 Tabel 4.15 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.1) 35 Tabel 4.16 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.1) 36 Tabel 4.17 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan

absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban padi 0.9 kg 39 Tabel 4.18 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan

absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg. 42 Tabel 4.19 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 43 Tabel 4.20 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg. 44 Tabel 4.21 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg 46 Tabel 4.22 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.2) 47 Tabel 4.23 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.2) 48 Tabel 4.24 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.2) 48 Tabel 4.25 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.2) 49 Tabel 4.26 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan

absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg 51 Tabel 4.27 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg. 54 Tabel 4.28 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 55 Tabel 4.29 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

(15)

xv

Tabel 4.30 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg 58 Tabel 4.31 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.3) 60 Tabel 4.32 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.3) 60 Tabel 4.33 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.3) 61 Tabel 4.34 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.3) 62 Tabel 4.35 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg 64 Tabel 4.36 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg. 67 Tabel 4.37 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 68 Tabel 4.38 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg. 70 Tabel 4.39 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg 71 Tabel 4.40 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.4) 73 Tabel 4.41 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.4) 73 Tabel 4.42 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.4) 74 Tabel 4.43 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.4) 75 Tabel 4.44 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg 77 Tabel 4.45 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

(16)

xvi

Tabel 4.47 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,525 kg. 83 Tabel 4.48 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,525 kg 84 Tabel 4.49 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.5) 85 Tabel 4.50 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.5) 86 Tabel 4.51 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.5) 87 Tabel 4.52 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.5) 87 Tabel 4.53 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,525 kg 90 Tabel 4.54 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 30˚, beban kangkung 0,5 kg 93 Tabel 4.55 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 94 Tabel 4.56 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 30˚, beban kangkung 0,5 kg 95 Tabel 4.57 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 30˚, beban kangkung 0,5 kg 97 Tabel 4.58 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.6) 98 Tabel 4.59 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.6) 99 Tabel 4.60 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.6) 99 Tabel 4.61 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.6) 100 Tabel 4.62 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

(17)

xvii

Tabel 4.63 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 106 Tabel 4.64 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 107 Tabel 4.65 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 108 Tabel 4.66 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm

sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 110 Tabel 4.67 Data perhitungan P- saturated (Data tabel 4.7) 111 Tabel 4.68 Data perhitungan T-hg (Data Tabel 4.7) 112 Tabel 4.69 Data perhitungan T-hf (Data Tabel 4.7) 112 Tabel 4.70 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.7) 113 Tabel 4.71 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban

relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 115 Tabel 4.72 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm

sudut udara masuk 90˚, beban kangkung 0,5 kg 119 Tabel 4.73 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur 120 Tabel 4.74 Hasil perhitungan energi berguna pada pengering energi

surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 90˚, beban kangkung 0,5 kg 122 Tabel 4.75 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering

dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm

(18)

xviii

Tabel 4.80 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat pengering energi surya 5

Gambar 2.2 Pengering Padi Energi Surya, Berdasarkan Rancangan. David Kennedy Leaf for Life, USA 8

Gambar 3.1 Skema alat penelitian 14

Gambar 3.2 Skema ukuran alat penelitian 14

Gambar 4.1 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 30˚, beban padi 0,9 kg 130 Gambar 4.2 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 30˚, beban padi 0,9 kg 131 Gambar 4.3 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 30˚, beban padi 0,9 kg 132 Gambar 4.4 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg 133 Gambar 4.5 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg 133 Gambar 4.6 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg 134 Gambar 4.7 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 30˚, handuk 0,525 kg 135 Gambar 4.8 Grafik radiasi surya yang datang

(20)

xx

Gambar 4.9 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg 136 Gambar 4.10 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 60˚, handuk 0,525 kg 137 Gambar 4.11 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg 138 Gambar 4.12 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg 139 Gambar 4.13 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 90˚, handuk 0,525 kg 140 Gambar 4.14 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,525 kg 141 Gambar 4.15 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 90˚, beban handuk 0,525 kg 141 Gambar 4.16 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 30˚, kangkung 0,5 kg 142 Gambar 4.17 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 30˚, beban kangkung 0,5 kg 143 Gambar 4.18 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 30˚, beban kangkung 0,5 kg 143 Gambar 4.19 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

(21)

xxi Gambar 4.20 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 145 Gambar 4.21 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 60˚, beban kangkung 0,5 kg 146 Gambar 4.22 Grafik efisiensi kolektor dengan ketebalan absorber

15 cm sudut udara masuk 90˚, kangkung 0,5 kg 147 Gambar 4.23 Grafik radiasi surya yang datang

sudut udara masuk 90˚, beban kangkung 0,5 kg 147 Gambar 4.24 Grafik kelembaban relatif absorber 15 cm

sudut udara masuk 90˚, beban kangkung 0,5 kg 148 Gambar 4.25 Grafik perbandingan berat bahan padi 0,9 kg

Antara penjemuran langsung dengan alat 149 Gambar 4.26 Grafik perbandingan berat bahan handuk 0,525 kg

Antara penjemuran langsung dengan alat 149 Gambar 4.27 Grafik perbandingan berat bahan kangkung 0.5 kg

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum digunakan adalah tenaga surya. Penjemuran secara langsung memerlukan waktu yang lama dan dapat merusak kualitas hasil pertanian karena radiasi ultraviolet, air hujan dan gangguan binatang.Cara pengeringan yang lain menggunakan alat pengering yang umumnya menggunakan bahan bakar minyak atau energi listrik, tetapi belum semua daerah terdapat jaringan listrik dan bahan bakar minyak juga tidak mudah didapat, sehingga biaya proses pengeringan menjadi mahal dan harga jual pertaniaannya menjadi tinggi.

(23)

digunakan kipas untuk memaksa gerakan udara. Tujuan akhir dari sistem pengeringan bukan saja untuk mempercepat proses pengeringan, akan tetapi juga untuk meningkatkan mutu bahan yang dikeringkan dan sistem dapat beroperasi dengan biaya relatif rendah. Dengan kata lain, kita ingin mengoptimumkan operasi sistem pengeringan tersebut.

Energi surya merupakan energi yang tersedia melimpah di bumi sehingga pemanfaatan energi surya dapat mengurangi atau bahkan menggantikan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dalam proses pengeringan hasil-hasil pertanian. Alat pengering dengan memanfaatkan energi surya yang ada umumnya menggunakan absorber jenis pelat yang terbuat dari tembaga atau alumunium. Masalah yang ada dengan penggunaan absorber jenis pelat ini adalah dari segi biaya yang lebih mahal dan teknologi pembuatan alat pengering yang lebih sukar jika dibandingkan alat pengering yang menggunakan absorber jenis porus.

(24)

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai yaitu :

a. Membuat model pengering dengan absorber porus kasa aluminium. b. Untuk mengetahui unjuk kerja alat pengering energi surya dengan

absorber porus yang dinyatakan dalam daya berguna, efisiensi kolektor, dan kelembaban relatif.

c. Mengetahui persentase perbedaan pengeringan yang dapat dihasilkan alat dengan penjemuran langsung.

Manfaat yang di dapat yaitu :

1. Menambah kepustakaan teknologi khususnya pengeringan menggunakan energi surya.

2. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat prototipe alat pengering menggunakan energi surya yang dapat membantu masyarakat dalam krisis energi ini.

(25)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Landasan Teori

(26)

adalah lubang pembuangan uap atau lubang udara basah, dimana fungsinya adalah

untuk membuang udara yang membawa uap air ke lingkungan sekitar di luar alat pengering. Konstruksi pengering hasil pertanian yang umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Alat pengering energi surya 2. 2 Prinsip Kerja

(27)

Proses ini berlangsung terus-menerus sampai proses pengeringan selesai.

2. 3 Tinjauan Pustaka

Pengeringan merupakan cara terbaik dalam pengawetan bahan makanan dan pengering energi surya merupakan teknologi yang sesuai bagi kelestarian alam. Pengeringan dengan penjemuran langsung (tradisional) sering menghasilkan kualitas pengeringan yang buruk. Hal ini disebabkan bahan yang dijemur langsung tidak terlindungi dari debu, hujan, angin, serangga, burung atau binatang lain.

(28)

1. Perbedaan Tekanan

Perbedaan tekanan ditimbulkan karena adanya perbedaan massa jenis antara udara didalam dan diluar pengering, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

∆p = h1 1 h2( 2) g (1) dengan :

∆p : penurunan tekanan (Pa)

h1 : jarak antara lapisan bawah bahan yang dikeringkan dengan lubang udara masuk (m)

h2 : jarak antara lapisan atas bahan yang dikeringkan dengan lubang udara keluar (m)

: massa jenis udara lingkungan sekitar (kg/m3)

1 : massa jenis udara setelah melewati kolektor (kg/m 3

)

2 : massa jenis udara setelah melewati lapisan bahan yang dikeringkan (kg/m3)

(29)

Bahan yang dikeringkan

h1

Plastik transparan

2. Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air

Kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air dinyatakan dengan persamaan:

Q = massa air yang keluar x hfg (2) dengan :

Q : kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air (Mj / kg)

fg

h : entalpi uap jenuh (kj/kg)

Gambar 2.2 Pengering Padi Energi Surya, Berdasarkan Rancangan. David Kennedy Leaf for Life, USA

Aliran udara masuk GT

h2

(30)

3. Daya Berguna (

Q

u )

Jumlah energi yang terpakai untuk memanasi udara di absorber (jumlah energi yang dipindahkan dari absorber ke udara) disebut dengan daya berguna dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

t T T C m

Q P i

u

) .(

. 0

(3)

dengan:

m : laju massa aliran udara dalam kolektor (kg/detik) CP : panas spesifik udara (J/(kg.OC)

TO : temperatur udara keluar kolektor (OC)

Ti : temperatur udara masuk kolektor (OC) t : waktu pengambilan data (detik)

Laju massa aliran udara (m) dapat dihitung dengan:

V

m (4) dengan:

: massa jenis udara (kg/m3)

(31)

Efisiensi dari suatu alat adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan dengan masukan yang diberikan. Efisiensi kolektor ( C)

didefinisikan sebagai perbandingan antara daya berguna dengan total energi surya yang datang ke kolektor, dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

c U c

A I

Q

(5)

dengan:

QU : daya berguna ( W)

I : intensitas energi surya yang datang (W/m2) AC : luas kolektor surya (m2)

5. Kelembaban Spesifik ( 2 ) dengan menggunakan rumus:

2 2

2 2

622 . 0

g g P P

P

(6)

Dengan: Pg2 = Tp-sat basah

(32)

Kelembaban Spesifik ( 1 ) dengan menggunakan rumus:

1 =

2 1

2 2 1

2 )

(

f g

fg p

h h

h T

T C

(7)

Dengan: Cp = 1.005 (Kj/kgoC)

Tkeluar kolektor = Suhu basah(oC)

Tmasuk kolektor = Suhu kering(˚C)

Hfg2 = Hfg basah

Hg1 = Hfg kering

Hf2 = Hf basah

6. Kelembaban relatif ( 1) dengan menggunakan rumus:

1 1 2 1 1

) 622

. 0

( Pg

P

(8)

Dengan: 1 = Kelembaban relatif P2 = 101,325 kpa (1atm)

(33)

ΔW = Wawal– Wakhir (9)

Dengan: ΔW = penyusutan berat (gram)

Wawal = berat awal ditimbang (gram)

Wakhir = berat akhir setelah ditimbang (gram)

8. Persentase berat yang dihasilkan (%W) :

% W = 100%

W

) W -W (

awal akhir awal

X (10)

Keterangan :

Wawal = berat awal ditimbang (kg)

Wakhir = berat akhir setelah ditimbang (kg)

(34)

13 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Skema Alat

Alat pengering dengan menggunakan absorber porus pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu :

a. Pada penelitian ini dibuat sebuah model pengering dengan tenaga surya dengan panjang 150 cm, lebar 100 cm, tebal 20 cm.

b. Kotak kolektor, dengan ukuran 100 cm x 100 cmyangterdiri dari absorber porus dan plastik transparan, serta lubang udara masuk dengan ukuran 100 cm x 15 cm.

c. Kotak pengering dengan ukuran 100 cm x 50 cm, rak pengering untuk meletakan bahan yang dikeringkan dengan ukuran 100 cm x 50 cm.

d. Lubang udara keluar dari kotak pengering dengan ukuran 100 cm x 15 cm. e. Jenis absorber : jenis kasa aluminium dicat hitam.

f. Kedalaman absorber : 15 cm g. Kaki penyangga alat pengering

(35)

Skema alat pengering hasil pertanian dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1. Skema alat penelitian

(36)

3.2 Variabel yang Divariasikan

1. Pengering dengan sudut tutup udara masuk 30˚, 60˚, 90 °

2. Bahan yang dikeringkan : padi 900 gr, handuk 525 gr, dan kangkung 500gr

3.3 Variabel yang Diukur

1. Radiasi dari energi surya yang datang (W/m2) 2. Temperatur udara masuk kolektor

T1 = temperatur kering

T2 = temperatur basah

3. Temperatur udara keluar kolektor T1 = temperatur kering

T2 = temperatur basah

4. Temperatur udara keluar pengering T1 = temperatur kering

T2 = temperatur basah

3.4 Langkah Penelitian

1. Penelitian dilakukan saat matahari bersinar terang atau pada waktu pagi hingga sore hari.

(37)

4. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan sudut tutup udara masuk (30º, 60º, dan 90º).

5. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit selama kurang lebih 2 jam. 6. Data yang dicatat adalah temperatur udara masuk kolektor, temperatur

udara setelah kolektor, temperatur udara setelah kotak beban.

7. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk varisi berikutnya kondisi alat pengering harus didiamkan agar kembali ke kondisi awal sebelum dilakukan pengambilan data variasi saat ini.

3.5 Pengolahan dan Analisa Data

(38)

17 BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian

Kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi yang berbeda. Pengambilan data tiap variasi hanya dilakukan sekali saja. Bahan yang di keringkan adalah padi, handuk basah dan daun kangkung. Tempat pengambilan data di lakukan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.

4.1.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚, Beban Padi 0,9 kg.

Tanggal : 06 April 2009

Jam : 09.30 - 11.30 WIB

Massa handuk awal (W1) : 0,9 kg Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 30˚, massa beban padi 0,9 kg

No

Waktu (menit)

Suhu masuk kolektor, ˚ C

Suhu keluar kolektor, ˚ C

Suhu setelah

beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 10 25.6 19.5 49.6 30.8 41.8 29.4 840

2 20 22.1 16.2 51.3 31 47.6 30.5 795

(39)

Tabel 4.1 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 30˚, massa beban padi 0,9 kg (lanjutan)

Massa padi sesudah dikeringkan ( W2) = 0,6 kg Selisih berat padi sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,3 kg

4.1.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Padi 0,9 kg.

Tanggal : 08 April 2009

Jam : 11.30 - 13.30 WIB

Massa handuk awal (W1) : 0,9 kg

Data yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.2,sebagai berikut: No

Waktu (menit)

Suhu masuk kolektor, ˚ C

Suhu keluar kolektor, ˚ C

Suhu setelah

beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

4 40 22.6 16.5 50.9 27.4 4 40 22.6

5 50 27.8 21.8 49.4 30.2 5 50 27.8

6 60 24.4 18.5 51.4 30.8 6 60 24.4

7 70 24.5 18.7 53.7 28.9 7 70 24.5

8 80 24.3 18.3 52.3 30.2 8 80 24.3

9 90 24.8 19.1 50.5 29.4 9 90 24.8

10 100 27.5 21.4 50 27.4 10 100 27.5

11 110 27.9 22 48.1 30.6 11 110 27.9

(40)

Tabel 4.2 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban padi 0,9 kg

Massa padi sesudah dikeringkan ( W2) = 0,6 kg Selisih berat padi sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,3 kg

4.1.3 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚, Beban Handuk 0,525 kg. Tanggal : 01 Mei 2009

Jam : 10.40 - 12.40 WIB

Massa handuk awal (W1) : 0,525 kg No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 10 17.5 12.1 50.6 32 49.6 34.5 863

2 20 19.2 13.6 49.1 30.2 48.6 33.9 575 3 30 20.5 14.6 51.6 31.9 50.2 34.5 694 4 40 23.6 17.8 46.8 31.7 46.8 33.6 462 5 50 24.3 18.7 45.3 29.2 46.6 32.4 355 6 60 26.3 20.2 43.3 28.7 42.5 31.5 555

7 70 18.2 13.3 49.3 31.6 49 35.8 1032

8 80 26.5 20.5 46.5 31.7 48.7 35.7 445 9 90 26.9 20.7 46.1 31.1 45.1 35.3 445 10 100 31.4 25.3 47.8 31.5 45.3 32.1 230 11 110 28.5 22.3 44.2 28.2 44.6 32.8 289

(41)

Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 30˚, massa beban handuk 0,525 kg

Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,175 kg Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,35 kg

4.1.4 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Handuk 0,525 kg. Tanggal : 01 Mei 2009

Jam : 12.45 - 14.45 WIB

No

Waktu (menit)

Suhu masuk kolektor, ˚ C

Suhu keluar kolektor, ˚ C

Suhu setelah

beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 0 26.4 19.7 50.8 37.3 41.7 26.8 699 2 10 29.5 20.3 57.2 39.7 52.4 34.2 833 3 20 30.9 20.1 58.1 40.8 53.6 35.6 922 4 30 27.8 19.5 56.1 37.8 49.8 30.8 861 5 40 27.9 17.5 58.3 38.7 51.3 33.3 915

6 50 27.5 16.5 57 38.6 51.2 31.7 929

7 60 24.6 15.5 57.4 38.3 55.3 35.9 517

8 70 28.1 18 58.7 38.5 56.9 43.5 543

(42)

Massa handuk awal (W1) : 0,525 kg Ketebalan handuk : 0,01 m Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban handuk 0,525 kg

Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,15 kg Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,375 kg No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 0 21.3 13.6 54.9 32.6 53.6 37.6 760

2 10 25.1 15.4 56.5 34.3 52.6 32.5 822 3 20 26.5 17.8 49.1 33.8 48.2 32.9 397 4 30 28.5 18.2 56.2 34.6 50.1 30.8 856

5 40 30 19.3 59.4 37.5 56.2 37.2 835

6 50 25.7 17.3 55.1 36 54.4 39.1 843

(43)

4.1.5 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Handuk 0,525 kg. Tanggal : 08 Mei 2009

Jam : 11.20 - 13.20 WIB

Massa handuk awal (W1) : 0,525 kg Ketebalan handuk : 0,01 m Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 90˚, massa beban handuk 0,525 kg

No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 0 20.4 15.3 42.7 29.9 44.4 28.1 798

2 10 22.8 16.5 49.3 35.9 51.3 34.7 833 3 20 21.6 16.6 51.6 34.3 55.8 34.1 922 4 30 23.7 18.1 53.4 35.9 58.8 36.6 861 5 40 25.8 20.3 42.6 33.3 48.1 37.9 915 6 50 28.3 18.2 52.5 34.7 53.6 38.9 929 7 60 29.4 21.5 53.5 38.4 53.2 41.5 517

8 70 26.4 21.8 56.5 40 58 43.7 543

9 80 28.5 21 54.9 38.1 56.8 42.2 904

10 90 30.7 24.2 56.7 39.6 59 42 865

11 100 33.1 26 58.6 43.6 59.8 44.7 785

12 110 33 25.8 53.8 41.4 58.7 43.8 809

(44)

Massa handuk sesudah dikeringkan ( W2) = 0,3 kg Selisih berat handuk sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,225 kg

4.1.6 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚, Beban Kangkung 0,5 kg. Tanggal : 05 September 2009

Jam : 10.20 - 12.20 WIB

Massa kangkung awal (W1) : 0,5 kg Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 30˚, massa beban kangkung 0,5 kg

No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 0 23.6 17.8 36.1 25.8 32.8 23.6 905

2 10 16.7 13.9 47.1 29.8 46.2 34.8 756 3 20 23.1 17.5 48.6 26.9 44.4 35.1 763 4 30 23.7 17.9 54.3 33.4 50.5 30.4 767

5 40 33 22.2 56.1 35.1 52.9 31.4 630

6 50 28.6 19.1 55.8 34.8 52.9 30 698

7 60 27.6 18.2 57.8 31.1 53.6 30.1 795 8 70 34.3 25.7 54.3 33.5 43.5 32.2 782

9 80 28.9 19.7 51.5 31.2 48 28.2 639

(45)

Tabel 4.6 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 30˚, massa beban kangkung 0,5 kg (lanjutan)

Massa kangkung sesudah dikeringkan ( W2) = 0,35 kg Selisih berat kangkung sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,15 kg

4.1.7 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban Kangkung 0,5 kg. Tanggal : 08 September 2009

Jam : 12.15 – 14.15 WIB

Massa kangkung awal (W1) : 0,5 kg Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban kangkung 0,5 kg

No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C (W/mGT 2)

11 100 33.3 24.2 42.3 31

12 110 32.9 22.4 51.6 35.5

13 120 30.9 21.8 44.1 34.1

No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

(46)

Tabel 4.7 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 60˚, massa beban kangkung 0,5 kg (lanjutan)

Massa kangkung sesudah dikeringkan ( W2) = 0,32 kg Selisih berat kangkung sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,18 kg

4.1.8 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 90˚, Beban Kangkung 0,5 kg. Tanggal : 11 September 2009

Jam : 10.20 – 12.20 WIB

No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C (W/mGT 2)

2 10 32.5 26 43.6 32.6

3 20 32.3 26.4 40.6 31.2

4 30 32.1 23.4 58.5 35

5 40 37 28.2 63.6 40.1

6 50 37.6 31.4 52.1 40.5

7 60 34.3 25.7 62.9 42.1

8 70 37.7 28.3 65.2 44.6

9 80 36.6 30.1 47.7 38.9

10 90 35.1 29 44.3 35.9

11 100 33.9 28 40.4 33.9

(47)

Massa kangkung awal (W1) : 0,5 kg Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut udara masuk 90˚, massa beban kangkung 0,5 kg

Massa kangkung sesudah dikeringkan ( W2) = 0,25 kg Selisih berat kangkung sebelum dan setelah dikeringkan (ΔW) = 0,25 kg No

Waktu (menit)

Suhu masuk

kolektor, ˚ C kolektor, ˚ CSuhu keluar Suhu setelah beban, ˚ C GT (W/m2) Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 0 23.6 20.5 56.7 40.6 62 41.4 891

2 10 13.2 6.8 52.4 33.7 28.6 17.8 911

3 20 20.4 14.7 54.5 38.7 60.3 40.3 780 4 30 22.5 14.2 55.8 39.6 60.5 40.6 896

5 40 23.8 16 50.2 33.3 60.1 39.9 891

6 50 24.6 15.6 51.2 32.6 58 36.4 893

(48)

4.2 Perhitungan Data Padi

Perhitungan data ini meliputi : perbedaan tekanan, intensitas energi surya yang datang, kalor yang diperlukan untuk mengeluarkan uap air, daya berguna, efisiensi kolektor, kelembaban spesifik, kelembaban relatif, penurunan berat, dan persentase berat yang dihasilkan dapat dijelaskan pada perhitungan dibawah ini.

4.2.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚, Beban padi 0,9 kg.

a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p) Data Tabel 4.1

Diketahui :

h1 = 1 m h = 0,01 m h2 = 0,5 m

(49)

2=

b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air Q = massa air yang keluar x hfg

hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.4 Grafik

T-hfg

X= suhu kering keluar kolektor

(50)

Tabel 4.9 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban padi 0,9 kg.

Waktu ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q

(menit) (kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj) 10 1.161 1.094 1.121 0.852 2454.38 736.31 20 1.161 1.088 1.101 1.008 2462.29 738.69 30 1.161 1.104 1.117 0.781 2460.85 738.26 40 1.161 1.090 1.102 0.988 2461.57 738.47 50 1.161 1.095 1.104 0.930 2448.86 734.66 60 1.161 1.088 1.095 1.038 2456.78 737.03 70 1.161 1.080 1.098 1.101 2456.30 736.89 80 1.161 1.085 1.108 1.008 2457.26 737.18 90 1.161 1.091 1.100 0.988 2455.34 736.60 100 1.161 1.093 1.117 0.888 2449.82 734.95 110 1.161 1.099 1.109 0.861 2448.38 734.51 120 1.161 1.121 1.146 0.468 2445.02 733.50

Dengan : h1 = 1 m, h2 =0,5 m

W1 = 0,9 kg, W2 =0,6 kg, W = 0,3 kg.

c) Intensitas Energi surya yang datang

(51)

Tabel 4.10 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur.

No

Waktu (menit)

GT (W/m2)

1 10 840

2 20 795

3 30 275

4 40 838

5 50 755

6 60 723

7 70 612

8 80 750

9 90 784

10 100 448

11 110 232

12 120 80

Gt rata - rata = 594.33

Dari data tersebut diperoleh Gt rata – rata = 594,33Watt/m2

d) Daya Berguna (

Q

u ).

Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :

t T T C m

Q P i

u

) .(

. 0

m diperoleh dari =

m = ρ . v ρ = 1,161 kg/m3 (dari Tabel 4.9) = 1,161 . 0,15 v = 0,15 m3

= 0,1742 kg/detik

(52)

Dari tabel 4.1 diketahui: didapatkan data hasil perhitungan daya berguna dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg disajikan dalam tabel.

(53)

Tabel 4.11 Hasil perhitungan daya berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg (lanjutan).

Dapat diperoleh dengan persamaan :

(54)

Dengan cara perhitungan yang sama seperti di atas, maka

didapatkan data hasil perhitungan Efisiensi kolektor dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.12 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg.

Waktu (menit)

A Qu GT (ηC)

(m2) (W) (W/m2) ( % )

10 1 0.0005834 840 0.000069

20 1 0.0007098 795 0.000089

30 1 0.0005834 275 0.000212

40 1 0.0006880 838 0.000082

50 1 0.0005251 755 0.000070

60 1 0.0006564 723 0.000091

70 1 0.0007098 612 0.000116

80 1 0.0006807 750 0.000091

90 1 0.0006248 784 0.000080

100 1 0.0005470 448 0.000122

110 1 0.0004911 232 0.000212

120 1 0.0003257 80 0.000407

f) Kelembaban spesifik

2 2

2 2

622 . 0

g g P P

(55)

Dengan: Pg2 = Tp-sat basah

Tabel 4.13 Data perhitungan P- saturated (dari Tabel 4.1)

No

Waktu

Masuk Kolektor

Keluar

Kolektor Setelah beban GT (W/m2)

(56)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

9 90 3.86 2.10 24.89 4.96 21.67 7.34 784

10 100 5.00 2.71 24.22 6.57 16.19 5.72 448 11 110 5.19 2.89 21.79 5.43 18.41 6.30 232

12 120 5.48 3.35 15.01 4.56 9.32 3.79 80

Tabel 4.14 Data perhitungan T-hg (dari Tabel 4.1)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 10 2547.32 2536.34 2589.85 2556.64 2576.18 2554.14 840 2 20 2541.03 2530.38 2592.81 2557.00 2586.36 2556.10 795 3 30 2542.29 2531.46 2584.96 2550.55 2578.47 2554.32 275 4 40 2541.93 2530.92 2592.12 2555.57 2585.66 2558.25 838 5 50 2551.27 2540.49 2589.50 2556.64 2584.79 2558.61 755 6 60 2545.17 2534.53 2592.98 2553.24 2589.16 2558.43 723 7 70 2545.34 2534.89 2596.97 2555.57 2587.94 2555.39 612 8 80 2544.99 2534.17 2594.55 2554.14 2583.04 2553.60 750 9 90 2545.88 2535.62 2591.42 2550.55 2587.06 2550.73 784 10 100 2550.73 2539.76 2590.55 2556.28 2578.47 2553.42 448 11 110 2551.45 2540.85 2587.24 2552.35 2582.16 2555.39 232 12 120 2552.52 2543.37 2576.35 2548.94 2564.13 2545.52 80

Tabel 4.15 Data perhitungan T-hf (dari Tabel 4.1)

No

Waktu

Masuk Kolektor

Keluar

Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 10 107.67 82.01 208.61 129.54 175.80 123.65 840 2 20 92.95 68.13 215.76 130.38 200.20 128.28 795

(57)

No

Waktu

Masuk Kolektor

Keluar

Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

3 30 95.89 70.65 196.83 115.24 181.27 124.07 275 4 40 95.05 69.39 214.08 127.01 198.52 133.32 838 5 50 116.92 91.68 207.77 129.54 196.41 134.16 755 6 60 102.62 77.80 216.18 121.55 206.93 133.74 723 7 70 103.04 78.65 225.86 127.01 203.98 126.59 612 8 80 102.20 76.96 219.97 123.65 192.21 122.39 750 9 90 104.30 80.33 212.40 115.24 201.88 115.66 784 10 100 115.66 90.00 210.29 128.70 181.27 121.97 448 11 110 117.34 92.53 202.30 119.44 190.10 126.59 232 12 120 119.86 98.41 176.22 111.45 147.20 103.46 80

Tabel 4.16 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.1)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

(58)

Untuk menghitung ω1, ω2, dan kelembaban relatif (Φ) diperlukan

P-sat, T-hg, T-hf, T-hfg yang dapat diambil dari Tabel 4.13, Tabel 4.14, Tabel 4.15, dan Tabel 4.16.

Jawab :

Dengan: Pg2 = 2,20 (Tp-sat basah)

P2 = 101,3 kpa (1atm)

2 2

2 2

622 , 0

g g P P

P

20 , 2 3 , 101

20 , 2 . 622 , 0 2

= 0,01

Kelembaban Spesifik ( 1 ) dengan menggunakan rumus:

Diketahui : Cp = 1,005 (Kj/kgoC)

Hfg2 = 2454,38 (dari Tabel 4.16)

Hg1 = 2439,73 (Hfg kering)

Hf2 = 82,01 (Hf basah)

T kering = 25,6 ˚C

T basah = 19,5 ˚C

(59)

1 =

(60)

Tabel 4.17 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan

alat 30˚, beban padi 0,9 kg.

No Waktu Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban

(menit) ω2 ω1 Φ

Φ

% ω2 ω1 Φ

Φ

% ω2 ω1 Φ

Φ

% 1 10 0.01 0.011 0.43 43 0.04 0.04 0.23 23 0.04 0.03 0.34 34 2 20 0.01 0.007 0.39 39 0.04 0.04 0.21 21 0.05 0.04 0.31 31 3 30 0.01 0.008 0.39 39 0.03 0.02 0.18 18 0.04 0.03 0.32 32 4 40 0.01 0.007 0.38 38 0.04 0.03 0.20 20 0.05 0.04 0.30 30 5 50 0.02 0.015 0.47 47 0.04 0.04 0.23 23 0.05 0.04 0.32 32 6 60 0.01 0.010 0.42 42 0.04 0.03 0.16 16 0.05 0.04 0.27 27 7 70 0.01 0.010 0.43 43 0.04 0.03 0.16 16 0.04 0.03 0.23 23 8 80 0.01 0.010 0.42 42 0.04 0.03 0.16 16 0.04 0.03 0.25 25 9 90 0.01 0.011 0.45 45 0.03 0.02 0.14 14 0.05 0.04 0.28 28 10 100 0.02 0.015 0.46 46 0.04 0.03 0.22 22 0.04 0.03 0.30 30 11 110 0.02 0.016 0.48 48 0.04 0.03 0.19 19 0.04 0.03 0.29 29 12 120 0.02 0.019 0.55 55 0.03 0.02 0.24 24 0.02 0.02 0.33 33

h) Penurunan berat yang dihasilkan (%W)

Diketahui: Dengan alat pengering : Penjemuran langsung :

Wawal = 0,9 (kg) Wawal = 0,9 (kg)

Wakhir = 0,3 (kg) Wakhir = 0,7 (kg)

ΔW = Wawal– Wakhir ΔW = Wawal– Wakhir

ΔW = 0,9 – 0,6 ΔW = 0,9 – 0,7

(61)

i) Persentase berat yang dihasilkan (%W) :

Dengan alat pengering : Penjemuran langsung :

4.2.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban padi 0,9 kg.

a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p) Data Tabel 4.2

Diketahui :

h1 = 1 m h = 0,01 m h2 = 0,5 m

(62)

1=

b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air Q = massa air yang keluar x hfg

hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.4 Grafik

T-hfg

X= suhu kering keluar kolektor

(63)

Tabel 4.18 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban padi 0,9 kg.

Waktu (menit)

ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q

(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj) 10 1.161 1.091 1.094 1.018 2459.17 737.75 20 1.161 1.096 1.098 0.952 2455.10 736.53 30 1.161 1.087 1.092 1.061 2451.98 735.59 40 1.161 1.104 1.104 0.844 2444.54 733.36 50 1.161 1.109 1.104 0.790 2442.85 732.86 60 1.161 1.116 1.119 0.651 2438.04 731.41 70 1.161 1.095 1.096 0.965 2457.50 737.25 80 1.161 1.105 1.097 0.866 2437.56 731.27 90 1.161 1.106 1.110 0.791 2436.60 730.98 100 1.161 1.100 1.109 0.852 2425.74 727.72 110 1.161 1.113 1.111 0.718 2432.74 729.82 120 1.161 1.120 1.123 0.590 2430.33 729.10

Dengan : h1 = 1 m, h2 =0,5 m

W1 = 0,9 kg, W2 =0,6 kg, W = 0,3 kg

c) Intensitas Energi surya yang datang

(64)

Tabel 4.19 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur.

No

Waktu (menit)

GT (W/m2)

1 10 863

2 20 575

3 30 694

4 40 462

5 50 355

6 60 555

7 70 1032

8 80 445

9 90 445

10 100 230

11 110 289

12 120 356

Gt rata - rata = 525.08

Dari data tersebut diperoleh Gt rata – rata = 525,08 Watt/m2

d) Daya Berguna (

Q

u ).

Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :

t T T C m

Q P i

u

) .(

. 0

m diperoleh dari =

m = ρ . v ρ = 1,161 kg/m3 (dari Tabel 4.18) = 1,161 . 0,15 v = 0,15 m3

= 0,1742 kg/detik

(65)

Dari tabel 4.2 diketahui: didapatkan data hasil perhitungan daya berguna dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg disajikan dalam Tabel 4.20.

(66)

Tabel 4.20 Hasil perhitungan daya berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg (lanjutan)

Dapat diperoleh dengan persamaan :

(67)

Dengan cara perhitungan yang sama seperti di atas, maka

didapatkan data hasil perhitungan Efisiensi kolektor dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.21 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg.

Waktu (menit)

A Qu GT (ηC)

(m2) (W) (W/m2) ( % ) 10 1 0.0008046 863 0.000093 20 1 0.0007269 575 0.000126 30 1 0.0007560 694 0.000109 40 1 0.0005640 462 0.000122 50 1 0.0005105 355 0.000144 60 1 0.0004133 555 0.000074 70 1 0.0007560 1032 0.000073 80 1 0.0004862 445 0.000109 90 1 0.0004667 445 0.000105 100 1 0.0003987 230 0.000173 110 1 0.0003817 289 0.000132 120 1 0.0003087 356 0.000087

f) Kelembaban spesifik

2 2

2 2

622 . 0

g g P P

P

(68)

P2 = 101,325 kpa (1atm)

Tabel 4.22 Data perhitungan P- saturated (dari Tabel 4.2)

No

(69)

Tabel 4.23 Data perhitungan T-hg (dari Tabel 4.2)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

1 10 2532.73 2522.96 2591.59 2558.78 2589.85 2563.24 863 2 20 2535.80 2525.67 2588.98 2555.57 2588.11 2562.17 575 3 30 2538.14 2527.48 2593.33 2558.61 2590.90 2563.24 694 4 40 2543.73 2533.27 2584.96 2558.25 2584.96 2561.64 462 5 50 2544.99 2534.89 2582.34 2553.78 2584.61 2559.50 355 6 60 2548.58 2537.60 2578.82 2552.88 2577.41 2557.89 555 7 70 2533.99 2525.13 2589.33 2558.07 2588.81 2565.55 1032 8 80 2548.94 2538.14 2584.44 2558.25 2588.28 2565.38 445 9 90 2549.66 2538.50 2583.74 2557.18 2581.98 2564.66 445 10 100 2557.71 2546.78 2586.71 2557.89 2582.34 2558.96 230 11 110 2552.52 2541.39 2580.40 2551.99 2581.11 2560.21 289 12 120 2554.32 2544.99 2576.88 2555.21 2575.12 2559.50 356

Tabel 4.24 Data perhitungan T-hf (dari Tabel 4.2)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

(70)

Tabel 4.25 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.2)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2)

P-sat, T-hg, T-hf, T-hfg yang dapat diambil dari Tabel 4.22, Tabel 4.23, Tabel 4.24, dan Tabel 4.25.

(71)

Kelembaban Spesifik ( 1 ) dengan menggunakan rumus:

(72)

= 0,38 = 38 %

Dengan ca yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan alat 30˚, beban padi 0,9 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.26 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, kemiringan

alat 30˚, beban padi 0,9 kg.

No Waktu Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban

(menit) ω2 ω1 Φ

Φ

% ω2 ω1 Φ

Φ

% ω2 ω1 Φ

Φ

(73)

h) Penurunan berat yang dihasilkan (%W)

Diketahui: Dengan alat pengering : Penjemuran langsung

Wawal = 0,9 (kg) Wawal = 0,9 (kg)

Wakhir = 0,3 (kg) Wakhir = 0,7 (kg)

ΔW = Wawal– Wakhir ΔW = Wawal– Wakhir

ΔW = 0,9 – 0,6 ΔW = 0,9 – 0,7

ΔW = 0,3 kg ΔW = 0,2 kg

i) Persentase berat yang dihasilkan (%W) :

% W = 100%

W ) W (

awal

X

Dengan alat pengering : Penjemuran langsung

% W = 100%

0,9 ) 0,3 (

X % W = 100%

0,9 ) 0,2 (

X

% W = 33,33 % % W = 22,22 %

4.3 Perhitungan Data Handuk

4.3.1 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 30˚, Beban handuk 0,525 kg.

a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p) Data Tabel 4.3

Diketahui :

(74)

Ta= 31 (diasumsikan konstan)

b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air Q = massa air yang keluar x hfg

hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.4 Grafik

T-hfg

X = suhu kering keluar kolektor

hfg = y = -10-5x3 + 0,000x2– 2,387x + 2501

(75)

Q = 0,35 kg x 2378,43 kj/kg Q = 832,45 kj

Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.27 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, beban handuk 0,525 kg.

Waktu (menit)

ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q

(76)

Dengan : h1 = 1 m, h2 =0,5 m

W1 = 0,525 kg, W2 =0,175 kg, W = 0,35 kg.

c) Intensitas Energi surya yang datang

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, Intensitas energi surya yang datang sudah diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star), dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.28 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur.

No

Waktu (menit)

Radiasi Watt/m2

0 0 699

1 10 833

2 20 922

3 30 861

4 40 915

5 50 929

6 60 517

7 70 543

8 80 904

9 90 865

10 100 785

11 110 809

12 120 745

Gt rata - rata = 794.38

(77)

d) Daya Berguna (

Q

u ).

Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :

t

= 0,1742 kg/detik

Cp = 1,005 J/kg.˚C (1 Atmosfir) Dari tabel 4.3 diketahui:

(78)

Tabel 4.29 Hasil perhitungan daya berguna pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,525 kg.

Waktu (menit)

Masuk kolektor

Keluar

kolektor Cp (J/kg.OC)

m Qu

kering ˚C kering ˚ C (kg/detik) (W)

0 26.4 50.8 1.005 0.1742 0.0005475

10 29.5 57.2 1.005 0.1742 0.0006216

20 30.9 58.1 1.005 0.1742 0.0006104

30 27.8 56.1 1.005 0.1742 0.0006350

40 27.9 58.3 1.005 0.1742 0.0006822

50 27.5 57 1.005 0.1742 0.0006620

60 24.6 57.4 1.005 0.1742 0.0007360

70 28.1 58.7 1.005 0.1742 0.0006867

80 23.6 56.2 1.005 0.1742 0.0007315

90 21.8 55.6 1.005 0.1742 0.0007585

100 24.1 58 1.005 0.1742 0.0007607

110 22.3 58.5 1.005 0.1742 0.0008123

120 27.3 60.1 1.005 0.1742 0.0007360

e) Efisiensi kolektor ( C)

Dapat diperoleh dengan persamaan :

c U c

A I

Q

QU : 0,0005475 W (diambil dari Tabel 4.29)

(79)

Jawab :

c U c

A I

Q

100 699

0.0005475 X c

= 0,00008

Dengan cara perhitungan yang sama seperti di atas, maka

didapatkan data hasil perhitungan Efisiensi kolektor dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,525 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.30 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,525 kg.

Waktu (menit)

A Qu GT ( C)

(m2) (W) (W/m2) ( % )

0 1 0.0005475 699 0.00008

10 1 0.0006216 833 0.00007

20 1 0.0006104 922 0.00007

30 1 0.0006350 861 0.00007

40 1 0.0006822 915 0.00007

50 1 0.0006620 929 0.00007

60 1 0.0007360 517 0.00014

70 1 0.0006867 543 0.00013

80 1 0.0007315 904 0.00008

90 1 0.0007585 865 0.00009

(80)

Tabel 4.30 Hasil perhitungan Efisiensi kolektor pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15

cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban

handuk 0,525 kg (lanjutan).

Waktu

f) Kelembaban spesifik

(81)

Tabel 4.31 Data perhitungan P- saturated (dari Tabel 4.3)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

0 0 4.51 2.01 25.30 6.97 14.82 4.69 699

1 10 5.98 2.57 35.15 10.33 27.56 8.77 833 2 20 6.74 2.74 36.72 11.02 29.33 9.75 922 3 30 5.14 2.20 33.30 9.46 23.96 6.91 861 4 40 5.19 2.25 37.08 11.18 25.99 8.18 915 5 50 5.00 2.15 34.81 10.11 25.85 8.05 929 6 60 3.79 1.66 35.50 10.48 31.99 9.96 517 7 70 5.28 2.30 37.80 11.41 34.64 11.18 543 8 80 3.42 1.62 33.46 9.60 27.41 9.96 904 9 90 2.83 1.34 32.48 9.18 30.41 10.26 865 10 100 3.60 1.62 36.55 10.71 28.14 9.60 785 11 110 2.99 1.47 37.44 11.02 44.93 13.80 809 12 120 4.91 2.08 40.39 12.15 47.86 14.63 745

Tabel 4.32 Data perhitungan T-hg (dari Tabel 4.3)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

(82)

Tabel 4.32 Data perhitungan T-hg (dari Tabel 4.3)

Perhitungan menggunakan rumus dari Gambar 4.2 Grafik T-hg (lajutan).

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

9 90 2540.49 2528.39 2600.25 2563.78 2598.01 2566.44 865 10 100 2544.63 2531.46 2604.38 2567.51 2595.41 2564.84 785 11 110 2541.39 2529.83 2605.23 2568.22 2611.89 2574.06 809 12 120 2550.37 2535.44 2607.97 2570.70 2614.26 2575.65 745

Tabel 4.33 Data perhitungan T-hf (dari Tabel 4.3)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2) menit Kering Basah Kering Basah Kering Basah

(83)

Tabel 4.34 Data perhitungan T-hfg (dari Tabel 4.3)

No

Waktu Masuk Kolektor Keluar Kolektor Setelah beban GT (W/m2)

P-sat, T-hg, T-hf, T-hfg yang dapat diambil dari Tabel 4.31, Tabel 4.32, Tabel 4.33, dan Tabel 4.34.

(84)

Kelembaban Spesifik ( 1 ) dengan menggunakan rumus:

(85)

Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan alat 30˚, beban handuk 0,525 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.35 Hasil perhitungan kelembaban spesifik dan kelembaban relatif pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 30˚, kemiringan

alat 30˚, beban handuk 0,525 kg.

Waktu (menit)

Masuk kolektor Keluar kolektor Setelah beban

ω2 ω1 Φ

Φ

(%) ω2 ω1 Φ

Φ

(%) ω2 ω1 Φ

Φ

(86)

h) Penurunan berat yang dihasilkan (%W)

Diketahui: Dengan alat pengering : Penjemuran langsung : Wawal = 0,525 (kg) Wawal = 0,525 (kg)

Wakhir = 0,175 (kg) Wakhir = 0,25 (kg)

ΔW = Wawal– Wakhir ΔW = Wawal– Wakhir

ΔW = 0,525 – 0,175 ΔW = 0,525 – 0,25

ΔW = 0,35 kg ΔW = 0,275 kg

i) Persentase berat yang dihasilkan (%W) :

% W = 100%

W ) W (

awal

X

Dengan alat pengering : Penjemuran langsung

% W = 100%

0,5 ) 0,35 (

X % W = 100%

0,5 ) 0,275 (

X

% W = 66,67 % % W = 52,38 %

4.3.2 Pengering Energi Surya Dengan Absorber Porus Aluminium Ketebalan Absorber 15 cm, Sudut Udara Masuk 60˚, Beban handuk 0,525 kg.

a) Menghitung Penurunan Tekanan (∆p) Data Tabel 4.4

Diketahui :

h1 = 1 m h = 0,01 m h2 = 0,5 m

(87)

T setelah beban kering = 53,6 0C

b) Menghitung Kalor yang Diperlukan untuk Mengeluarkan Uap Air Q = massa air yang keluar x hfg

hfg diperoleh dari persamaan yang dihasilkan Gambar 4.4 Grafik

T-hfg

X= suhu kering keluar kolektor

hfg = y = -10-5x3 + 0,000x2– 2,387x + 2501

= -10-5. (54,9)3 + 0,000.(54,9)2– 2,387.(54,9) + 2501 = 2368,30 kj/kg

(88)

Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data hasil perhitungan dari pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg disajikan dalam tabel.

Tabel 4.36 Hasil perhitungan kalor yang diperlukan pada pengering energi surya dengan absorber porus aluminium ketebalan absorber 15 cm, sudut udara masuk 60˚, beban handuk 0,525 kg.

Waktu (menit)

ρ ρ1 ρ2 ∆p Hfg Q

(kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) (Pa) (kj/kg) (kj) 0 1.161 1.076 1.081 1.224 2368.30 888.11 10 1.161 1.071 1.084 1.259 2364.33 886.62 20 1.161 1.084 1.096 1.072 2374.24 890.34 30 1.161 1.072 1.092 1.209 2365.08 886.90 40 1.161 1.062 1.072 1.409 2357.12 883.92 50 1.161 1.076 1.078 1.244 2367.80 887.93 60 1.161 1.085 1.083 1.127 2374.73 890.52 70 1.161 1.088 1.088 1.076 2376.70 891.26 80 1.161 1.073 1.070 1.308 2365.82 887.18 90 1.161 1.082 1.073 1.210 2372.51 889.69 100 1.161 1.079 1.074 1.231 2370.28 888.85 110 1.161 1.084 1.073 1.183 2374.24 890.34 120 1.161 1.097 1.080 1.027 2383.35 893.76

Dengan : h1 = 1 m, h2 =0,5 m

(89)

c) Intensitas Energi surya yang datang

Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, Intensitas energi surya yang datang sudah diambil menggunakan alat pengukur Gt (Day Star), dan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.37 Data hasil pengukuran Gt dengan alat ukur.

No

Waktu (menit)

Radiasi Watt/m2

0 0 760

1 10 822

2 20 397

3 30 856

4 40 835

5 50 843

6 60 861

7 70 757

8 80 793

9 90 686

10 100 752

11 110 788

12 120 185

Gt rata - rata = 718.08

(90)

d) Daya Berguna (

Q

u ).

Daya berguna dapat diperoleh dengan persamaan :

t

= 0,1742 kg/detik

Cp = 1,005 J/kg.˚C (1 Atmosfir) Dari tabel 4.4 diketahui:

Gambar

Gambar 2.1. Alat pengering energi surya
Gambar 2.2  Pengering Padi Energi Surya, Berdasarkan Rancangan.
Gambar 3.2. Skema ukuran alat penelitian
Tabel 4.1  Data absorber porus aluminium dicat hitam tebal 15 cm, sudut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh senam bugar lansia terhadap kualitas hidup penderita hipertensi yang diukur dengan kuesioner SF-36, didapatkan bahwa nilai

Tabel 4. Padahal, jarak antar nilai minimum dan maksimum pendapatan di pedesaan lebih lebar. rata-rata persentase pengeluaran pangan rumah tangga pedesaan lebih besar

Pembaharuan di dalam sistem akuntansi keuangan daerah ini telah didukung dengan adanya suatu standar akuntansi pemerintahan, yang akan menjadi payung bagi

Penulis akan menggunakan bahan hukum sekunder berupa buku-buku hukum, literatur tentang hukum, artikel, serta hasil- hasil penelitian berupa skripsi dibidang hukum, jurnal

Probabilitas transisi adalah suatu proporsi atau nilai peluang perpindahan yang dilakukan oleh pelanggan atau konsumen yang berusaha untuk beralih dari satu produk

Panti asuhan yatim mardhatillah Kartasura merupakan tempat untuk mengatasi berbagai kendala sosial, salah satu diantaranya adalah masalah pendidikan bagi anak

Penjelasan dari perolehan rata-rata skor aspek ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan yang dilaksanan guru atau peneliti yaitu pada langkah pertama

Metode canny digunakan pada tahap analisis citra dengan mendeteksi tepi ‘kuat’ dan ‘lemah’ objek citra sinar-x yang kemudian dari hasil deteksi tepi tersebut dilakukan