• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE ( STUDI KASUS PADA YAYASAN DIAN MANDALA )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROJECT EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE ( STUDI KASUS PADA YAYASAN DIAN MANDALA )"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROJECT

EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE

( STUDI KASUS PADA YAYASAN DIAN MANDALA )

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

Beta Yoga Iwan Santoso 055314066

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

(A CASE STUDY AT YAYASAN DIAN MANDALA)

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Informatics Engineering

Created By : Beta Yoga Iwan Santoso

055314066

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

" sebuah karya kupersembahkan untukmu Almarhumah Ayah, hanya rinduku dan senyummu yang masih tersisa..."

kasih IBU kepada beta,,tak terhingga sepanjang masa…

hanya memberi,,tak harap kembali …bagai sang surya menyinari dunia…

kupersembahkan karya ini kepada :

ibuku tercinta untuk segala cinta dan pengorbananmu.. ayahku tercinta atas perjuangan yang hebat untukku…

(6)
(7)

vii

Evaluation and Review Technique) dan diimplementasikan dengan menggunakan

bahasa pemrograman Java dan Db4o.

Aplikasi ini merupakan sebuah program untuk mensimulasikan proses produksi yang dikerjakan Yayasan Dian Mandala. Pengguna aplikasi ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu administrator dan user/pengguna biasa. Administrator memiliki peranan untuk membuat jaringan produk-produk yang ada di Yayasan Dian Mandala yang kemudian akan diolah oleh program dengan menggunakan algoritma PERT untuk mensimulasikan proses produksi yang akan dikerjakan. User/pengguna biasa dalam aplikasi ini memiliki peranan untuk mensimulasikan proses produksi yang akan dikerjakan berbasis dari data - data jaringan yang telah di masukkan oleh administrator.

(8)

viii

and implemented using the Java programming language and Db4o.

This application is a program to simulate the production process to be worked Yayasan Dian Mandala. Application users are divided into two types, namely administrators and registered users are common. Administrators have a role to create a network of existing products at Yayasan Dian Mandala which will then be processed by the program using PERT algorithm to simulate the production process to be undertaken. User / ordinary user in this application has a role to simulate the production process that will be done based on the data - the data network that has been in put by the administrator.

(9)
(10)

x

melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Puji syukur kepada Bunda Maria yang selalu menyertai dan menguatkan penulis selama penyelesaian tugas akhir ini.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis telah mendapatkan banyak batuan dan perhatian dari banyak pihak sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Eko Hari Parmadi, S.Si,M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

2. Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom, dan Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukkan untuk menyempurnakan tugas akhir ini.

3. Keluargaku tercinta, Alm. Drs.Bapak Mardiyo Santoso dan Ibu A. Eny Sri Sulistyowati, Kakak Aditya Fany Kurniawan, SH., Adik Chandra Tri Edi Saputra yang tak pernah berhenti memberikan dukungan dan kepercayaan kepada penulis selama penyelesaian tugas akhir ini. 4. Bapak Aryanto Sudjarwo, selaku pemilik Yayasan Dian Mandala dan

selaku pembimbing lapangan yang telah membantu memberikan data – data yang dibutuhkan penulis.

(11)

xi

7. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dan bermanfaat dalam perbaikan dan pengembangan tugas akhir ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, Juni 2010

(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAKSI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1LATAR BELAKANG ...1

1.2RUMUSAN MASALAH ...2

1.3TUJUAN ...3

1.4BATASAN MASALAH ...3

1.5METODOLOGI PENELITIAN ...3

1.6SISTEMATIKA PENULISAN ...5

BAB II LANDASAN TEORI ...7

2.1ALGORITMA PERT ...7

2.1.1 Konsep Dasar Algoritma PERT ...7

2.1.2 Langkah – langkah Penggunaan Metode PERT ...10

2.1.3 Penyajian bentuk Jaringan ...12

(13)

xiii

2.2.2 Object Oriented Design (OOD) ...34

2.2.3 UML (Unified Modelling Languange) ...35

2.3JAVA ...41

2.4DB4O...44

2.5.1 Teknik Persistensi Objek ...47

BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...49

3.1ANALISIS SISTEM ...49

3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase) ...49

3.1.2ANALISA MASALAH ...51

3.1.2.1 Sistem yang Ada Saat ini ...51

3.1.2.2 Cause and effect analysis ...55

3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru ...55

3.1.2.4 Orang yang Terlibat Dalam Sistem ...57

3.1.2.5 Diagram Use Case ...58

3.1.2.5.1 Aktor Use Case ...58

3.1.2.5.2 Use Case diagram ...58

3.1.2.6 Ringkasan Use Case...61

3.1.2.7 Use Case Narative ...62

3.1.2.8 Activity Diagram ...76

3.2. FASE DESAIN FISIK (PHYSICAL DESIGN PHASE) ...88

(14)

xiv

3.2.1.4 Diagram Sekuensial Tambah Aktivitas...91

3.2.1.5 Diagram Sekuensial Ubah Aktivitas ...92

3.2.1.6 Diagram Sekuensial Hapus Aktivitas ...93

3.2.1.7 Diagram Sekuensial Penjadwalan ...94

3.2.1.8 Diagram Sekuensial Simulasi dan Print Simulasi ...95

3.2.1.9 Diagram Sekuensial Solusi ...96

3.2.1.10 Diagram Sekuensial Login ...97

3.2.1.11 Diagram Sekuensial Logout ...97

3.2.2. Diagram Kelas Lengkap...100

3.2. 3. Rancangan Antarmuka ...107

3.2.4 Rancangan Jaringan Produk ...111

BAB IVIMPLEMENTASI DAN HASIL ...116

4.1.FASE KONSTRUKSI DAN PERCOBAAN ...116

4.1.1 Karakteristik Sistem ...116

4.1.2. Kebutuhan Sistem ...117

4.1.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...117

4.1.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ...117

4.2.IMPLEMENTASI SISTEM ...117

4.2.1. Pembuatan Basis Data ...117

4.2.2. Koneksi Sistem ke BasisData ...122

(15)

xv

4.2.4.3. Penghapusan Data Produk ...132

4.2.5. Pengolahan Data Aktivitas ...133

4.2.5.1. Penambahan Data Aktivitas ...134

4.2.5.2 Pengubahan Data Aktivitas ...135

4.2.5.3 Penghapusan Data Aktivitas ...137

4.2.6. Penjadwalan ...139

4.2.7. Simulasi ...144

4.2.8. Solusi ...146

BAB VANALISIS HASIL ...148

5.1ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI ...148

5.1.1 Analisis Hasil Implementasi Produksi Dompet ...153

5.1.2 Analisis Hasil Implementasi Produksi Tas ...155

5.1.3 Analisis Hasil Implementasi Produksi Toth Coint ...157

5.2KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM ...159

BAB VIPENUTUP ...161

6.1KESIMPULAN ...161

6.2SARAN ...161

DAFTAR PUSTAKA ...163

(16)

xvi

Gambar 2.2 Representasi aktivitas dalam satu kotak ...13

Gambar 2.3 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B ...14

Gambar 2.4 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B dan C ...14

Gambar 2.5 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C dan D ...15

Gambar 2.6 Hubungan Antar simbol penggunaan Dummy activity...15

Gambar 2.7 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B terjadi bersama ...15

Gambar 2.8 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C ...16

Gambar 2.9 Representasi Dummy activity ...16

Gambar 2.12 contoh jaringan lengkap dengan informasi ES, LF, dan jalur kritis ...30

Gambar 2.13 Perbandingan Object Oriented Software dan Object Relational Software ...46

Gambar 3.1 Jaringan Produk dompet ...52

Gambar 3.3 Jaringan Produk Tooth Coint ...54

Gambar 3.4 Use Case diagram Administrator ...58

Gambar 3.5 Use Case diagram User/Pengguna ...59

Gambar 3.6 Use Case diagram Management Data Produk ...59

Gambar 3.7 Use Case diagram Management Data Aktivitas ...60

Gambar 3.8 Use Case diagram Simulasi ...60

Gambar 3.10 Activity diagram Insert Data produk ...77

Gambar 3.21 Diagram Sekuensial Tambah Produk ...88

Gambar 3.22 Diagram Sekuensial Ubah Produk ...89

Gambar 3.23 Diagram Sekuensial Hapus Produk ...90

Gambar 3.24 Diagram Sekuensial Tambah Aktivitas ...91

Gambar 3.25 Diagram Sekuensial Ubah Aktivitas ...92

Gambar 3.26 Diagram Sekuensial Hapus Aktivitas ...93

Gambar 3.27 Diagram Sekuensial Penjadawalan ...94

(17)

xvii

Gambar 3.33 Diagram Kelas Manajemen Data Produk ...101

Gambar 3.34 Diagram Kelas Manajemen Data Aktivitas...102

Gambar 3.35 Di Kelas Penjadwalan ...103

Gambar 3.36 Diagram Kelas Simulasi ...104

Gambar 3.37 Diagram Kelas Solusi ...105

Gambar 3.38 Problem Domain Model ...106

Gambar 3.39 Splash Screen ...107

Gambar 3.40 Login Admin ...107

Gambar 3.41 Form Menu Utama ...108

Gambar 3.42 Form Data Produk ...108

Gambar 3.43 Form Data Aktivitas ...109

Gambar 3.44 Form Penjadwalan ...109

Gambar 3.45 Form Simulasi ...110

Gambar 3.46 Form Solusi ...110

Gambar 3.47 Form Ganti password Admin ...111

Gambar 3.48 Gambar rancangan jaringan produk dompet ...111

Gambar 3.49 Gambar rancangan jaringan produk dompet ...112

Gambar 3.52 Gambar rancangan jaringan produk tooth coint ...114

Gambar 4.1 Diagram class Produk ...119

Gambar 4.2 Diagram class Jaringan ...120

Gambar 4.3 Diagram class Aktivitas ...121

Gambar 4.4 Form Login ...125

Gambar 4.5 Form Menu Utama Admin ...127

Gambar 4.6 Form Simulasi ...128

Gambar 4.7 Form Pengolahan Data Produk ...129

Gambar 4.8 Form Pengolahan Data Aktivitas ...133

(18)

xviii

(19)

xix

Tabel 2.2 Tabel aktivtias ...18

Tabel 2.3 Contoh tabel aktivitas beserta estimasi waktunya ...22

Tabel 2.4 Contoh table penghitungan rata – rata hitung ...25

Tabel 2.5 data event dalam jaringan beserta nilai – nilai perhitungan ...31

Tabel 2.6 Data event dalam jaringan beserta nilai variansi...33

Tabel 2.7 Perhitungan probabilitas jalur kritis ...33

Tabel 2.8 Tabel Komponen Use Case ...38

Tabel 3.1 Tabel pernyataan masalah ...50

Tabel 3.2 Tabel Aktivitas produk dompet ...52

Tabel 3.3 Tabel Aktivitas produk Tas ...53

Tabel 3.4 Tabel Aktivitas produk Toth Coint ...54

Tabel 3.5 Tabel Analisa masalah ...55

Tabel 3.6 Tabel AktorUse Case ...58

Tabel 3.7 Ringkasan Use Case ...61

Tabel 3.8Use Case User ...62

Tabel 3.9 Tabel nama aktivitas dompet ...112

Tabel 3.10 Tabel nama aktivitas tas ...114

Tabel 3.11 Tabel nama aktivitas tooth coint ...115

Tabel 5.1 Data aktivitas produksi dompet ...148

Tabel 5.2 Data aktivitas produksi tas ...150

(20)
(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yayasan Dian Mandala adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor, manufaktur, dan retail. Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan produk jasa berupa barang jadi, Yayasan Dian Mandala melakukan rangkaian proses untuk setiap barang yang akan diproduksi. Ketelitian dan ketepatan sangat dibutuhkan dalam mengelola rangkaian proses tersebut guna menghemat sumberdaya perusahaan yang ada.

(22)

Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, Yayasan Dian Mandala masih mengalami kendala dalam pemanfaatan sumberdaya waktu yang berahkir pada penambahan biaya produksi guna mengejar target waktu yang telah ditentukan. Kendala ini muncul ketika perusahaan melakukan serangkaian proses produksi guna pemenuhan permintaan konsumen. Rangkaian - rangkaian proses produksi yang dikerjakan sangat sukar ditentukan waktu selesainya dengan tepat, hal tersebut disebabkan antara lain :

a. Banyaknya aktivitas yang ada dalam setiap proses produksi

b. Setiap aktivitas memiliki kebergantungan dengan aktivitas lainnya c. Penentuan waktu selesainya proses produksi dilakukan secara intuitif Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan informasi mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian proses – proses produksi dan memberikan jadwal proses produksi yang ada dalam betuk Gannt Chart

dengan menggunakan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu : a. Bagaimana memecahkan masalah penjadwalan yang meliputi penentuan

(23)

1.3 Tujuan

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah membuat sistem yang mampu untuk menjadwalkan proses produksi yang ada di Yayasan Dian Mandala, sehingga permasalahan mengenai sukarnya memperkirakan ketepatan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses produksi dapat diatasi.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan permasalahannya adalah sebagai berikut :

a. Diasumsikan faktor utama yang memperngaruhi proses produksi hanya dikhususkan pada waktu produksi.

b. Diasumsikan persediaan bahan mentah selalu ada.

c. Metode jaringan kerja yang digunakan adalah dengan metode Project Evaluation and Review Technique.

d. Waktu kerja yang diambil adalah 7 hari kerja

e. Sistem dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan menggunakan basis data berorientasi objek db4o versi 6.04.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dan cara-cara yang dilakukan untuk mengembangkan sistem simulasi penjadwalan proses produksi ini adalah metode

FAST (Framework for the Application of System Thinking). Tahap-tahap yang

(24)

a. Tahap definisi ruang lingkup (scope definition)

Tahapan ini merupakan tahap penentuan kelayakan dan batasan-batasan dari sistem yang akan dibangun. Hasil dari tahap ini adalah pernyataan masalah yang dihadapi.

b. Tahap analisis masalah (problem analysis)

Tahapan ini merupakan tahap analisis terhadap masalah-masalah utama yang dihadapi dan akan diselesaikan oleh sistem informasi. Pada tahap ini akan dilakukan studi terhadap referensi yang dimiliki oleh sistem yang lama serta menganalisis permasalahan dari sistem yang lama. Dalam tahap ini akan menghasilkan analisis sebab-akibat (cause-effect analysis).

c. Tahap analisis kebutuhan (requirement analysis)

Tahapan ini merupakan tahap pengumpulan data akan kebutuhan sistem yang baru dan menganalisisnya. Metode dalam pengumpulan data ini menggunakan cara observasi dan studi literatur. Hasil dari tahap ini direpresentasikan dengan

use-case diagram.

d. Tahap desain logis (logical design)

Tahapan ini merupakan tahap pembuatan rancangan sistem informasi secara logis dan fisik, baik perancangan diagram aktifitas, diagram relasi entitas dan diagram.

e. Tahap desain fisik dan integrasi (physical design and integration)

(25)

kelas lengkap, rancangan jaringan kerja PERT berserta aktivitas – aktivitas yang ada dalam proyek dan rancangan antarmuka sistem.

f. Tahap konstruksi dan pengujian

Tahapan ini merupakan tahap pembuatan sistem dan melakukan pengujian meliputi unjuk kerja, uji masukan dan keluaran dari sistem.maupun tulisan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas ahkir ini adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini disampaikan tentang apa yang akan dibahas dan dijelaskan dalam Tugas Ahkir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai Algoritma Project Evaluation and

Review Technique yang akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan

dan pembuatan sistem penjadwalan proses produksi di Yayasan Dian mandala.

BAB III. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

(26)

BAB IV. IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan pembuatas sistem secara fisik berdasarkan rancangan yang sudah dibuat pada bab III.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disampaikan tentang hasil dan pembahasan dari “Simulasi Penjadwalan Proses Produksi di Yayasan Dian Mandala”.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

(27)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Algoritma PERT

2.1.1 Konsep Dasar Algoritma PERT

PERT atau Program Evaluation and Review Technique adalah sebuah model Management Science untuk perancangan dan pengendalian sebuah proyek (Siswanto,2007). Menurut (Supranto,1998) PERT pada dasarnya metode yang berorientasikan waktu, dalam arti bahwa PERT akan berahkir dengan penentuan penjadwalan waktu ( a time scheduling ). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Algoritma PERT adalah sebuah algoritma yang digunakan untuk merancang dan mengendalikan proyek dengan berorientasikan waktu yang hasilnya berupa penentuan penjadwalan waktu.

(28)

akurat dan juga meningkatkan pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang ada di dalam proyek.

Menurut (Siswanto,2007) dalam sebuah manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian suatu kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi :

a. Perencanaan yang lain yaitu penyusunan jadwal (schaduling), angaran

(budgetting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan

sumber organisasi yang lain. b. Proses pengendalian (controlling).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penentuan waktu yang tidak tepat akan mengakibatkan kekacauan dalam perencanaan proyek dan akan mengangu proses manajemen proyek selanjutnya. Oleh sebab itu, waktu memegang peranan penting dalam penentuan akurasi penyelesaian suatu kegiatan yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam manajemen suatu proyek.

(29)

Dalam proses pengendalian, PERT menjadi pedoman untuk peninjauan kegiatan, analisis kegiatan, dan tindakan koreksi yang bersifat adaptif (Siswanto,2007). Model PERT pada dasarnya menjabarkan proses taksiran secara intuitif yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara ilmiah ke dalam distribusi Beta sehingga bisa diketahui bagaimana proses penaksiran waktu kegiatan dapat dilakukan.

Distribusi Beta adalah salah satu distribusi teoritik yang dapat digunakan sebagai model pembuatan keputusan. Kemungkinan itu didukung pula oleh dua faktor yang menguntungkan, yaitu :

a. Rumpun distribusi Beta dapat memberikan taksiran yang bagus terhadap sebuah distribusi probabilitas yang lebar.

b. Mudah untuk mengikutkan sampel informasi yang mengikuti distribusi Binomial (Siswanto,2007).

Menurut (Siswanto,2007), (Supranto,1988), (Taha,1989) PERT, melalui distribusi Beta, penentuan waktu di setiap aktivitas – aktivitas mengunankan taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik. Tiga macam taksiran waktu yang digunakan oleh PERT, yaitu :

a. Taksiran paling mungkin (most likely estimate), dengan notasi m, dimaksudkan sebagai taksiran waktu penyelesaian suatu kegiatan yang paling realistik. Secara statistik, m adalah taksiran terhadap modus atau titik tertinggi dari distribusi probabilitas waktu penyelesaian kegiatan.

(30)

sesuatu berjalan dengan baik. Secara statistik a adalah taksiran batas bawah distribusi probabilitas.

c. Taksiran pesimistik (pesimistic estimate) dengan notasi b, dimaksudkan sebagai taksiran yang akan terjadi dengan kemungkinan 1/100 jika segala sesuatu berjalan dengan tidak semestinya. Secara statistik b adalah taksiran batas atas distribusi probabilitas.

Berdasarkan pernyataan mengenai penentuan taksiran waktu yang diambil dari (Siswanto,2007) dapat disimpulkan bahwa distribusi probabilitas dapat digunakan sebagai nilai taksiran waktu penyelesaian kegiatan yang diperoleh dari nilai variance.

2.1.2Langkah – langkah Penggunaan Metode PERT

Secara garis besar langkah-langkah penggunaan metode PERT memiliki aktivitas sebagai berikut :

a. Mendefinisikan kegiatan atau aktivitas apa saja yang ada di dalam proyek beserta kebergantungannya dengan aktivitas lain yang nantinya akan tersusun sebagai sebuah jaringan kerja.

b. Membuat jaringan kerja atau network yang merepresentasikan seluruh kegiatan yang ada di dalam proyek.

c. Melakukan perhitungan yang meliputi :

(31)

2. Perhitungan mundur yang digunakan untuk mendapatkan nilai waktu selesai paling awal (earliest finish) dan waktu selesai paling lama (lastest finish).

3. Mengelompokan semua kegiatan atau aktivitas ke dalam dua kelompok yaitu aktivitas kritis dan non kritis yang selanjutnya digunakan sebagai penentu jalur kritis.

d. Membuat jadwal proyek yang dapat direpresentasikan ke dalam diagram gantt chart.

Gambar 2.1 Skema kegiatan dalam PERT

(32)

2.1.3 Penyajian bentuk Jaringan

Jaringan dalam algoritma PERT merupakan kumpulan dari aktivitas-aktivitas yang ada di dalam proyek yang mengambarkan hubungan antar satu aktivitas dengan aktivitas lain dalam satu jaringan. “Kegiatan dalam proyek dapat digambarkan dengan anak panah yang ujungnya menunjukkan arah kemajuan dalam proyek dan hubungan kegiatan satu dengan kegiatan lain yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kejadian (event)” (Supranto,1988). Yang dimaksud dengan kejadian adalah saat yang menggambarkan permulaan dan pengakhiran suatu kegiatan, sedangkan kegiatan adalah elemen pekerjaan yang memerlukan waktu. Setiap kegiatan digambarkan sebagai anak panah, pangkal anak panah sebagai awal dan ujungnya sebagai ahkir suatu kejadian. Panjang anak panah tidak menggambarkan jangka waktu dari kegiatan itu. Anak panah menggambarkan apa yang dikerjakan mendahului, sebelum kegiatan itu dikerjakan. Setiap anak panah di ujung dan pangkalnya diberi tanda kejadian yang diberi nomor atau alphabet urut dari kecil ke besar.

(33)

Tabel 2.1 Jenis-jenis simbol jaringan pada PERT

Gambar Keterangan

Kejadian peristiwa atau event.

Aktivitas kegiatan atau pekerjaan. Penghubung peristiwa atau dummy

yang tidak mempunyai dimensi waktu

Menurut (Supranto,1988) aturan - aturan yang dipakai dalam penyusunan sebuah jaringan yaitu :

1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah saja di dalam jaringan kerja.

2. Tidak boleh ada kegiatan yang diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama. Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy).

Menurut (Siswanto,2007) agar kesatuan informasi yang lengkap dan terpadu, dan mudah dipahami, maka untuk mengumpulkan informasi dapat digunakan bentuk lain seperti kotak untuk setiap kegiatan, yaitu :

Kegiatan i :

Gambar 2.2 Representasi aktivitas dalam satu kotak durasi

ES

LS

EF

(34)

Keterangan :

a. ES = Earliest Start atau waktu mulai paling awal untuk suatu aktivitas

b. EF = Earliest Finish atau waktu selesai paling awal untuk suatu aktivitas

c. LS = Lastest Start atau waktu mulai paling terlambat untuk suatu aktivitas

d. LF = Lastest Finish atau waktu selesai paling terlambat untuk suatu aktivitas

Menurut (Supranto,1988), memperlihatkan hubungan antara simbol dan kegiatan-kegiatan seperti beberapa contoh di bawah ini :

a. Aktivitas B baru dapat dimulai setelah aktivitas A selesai dikerjakan

Gambar 2.3 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B b. Aktivitas B dan C baru dapat dimulai sesudah aktivitas A selesai dikerjakan

(35)

Gambar 2.5 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C dan D

d. Aktivitas C tergantung dari aktifitas A dan ( dummy ). Oleh karena aktivitas

dummy tergantung dari aktivitas B, maka dapat dikatakan bahwa C tergantung

dari aktivitas A dan B. Aktivitas D tergantung dari aktivitas B saja ( hubungan parallel )

Gambar 2.6 Hubungan Antar simbol penggunaan Dummy activity

e. Aktivitas A dan B dapat berlangsung bersama-sama

(36)

f. Aktivitas C baru dapat dimulai setelah aktivitas A dan B selesai

Gambar 2.8 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C

g. Anak panah terputus-putus ( dummy ) menunjukkan aktifitas atau kegiatan semu. Dummy berfungsi untuk menggambarkan adanya hubungan antar dua kegiatan. Anak panah terputus-putus digambarkan selalu dengan ekor sebelah kiri dan kepala sebelah kanan dengan menggunakan garis terputus-putus. Berbeda dengan aktivitasatau kegiatan yang membutuhkan waktu, biaya dan sumber daya, hubungan dengan menggunakan dummy tidak memerlukan sumber daya, waktu, dan biaya. Oleh karena itu, hubungan dengan menggunakan dummy tidak perlu diperhitungkan karena tidak membutuhkan sumber daya apapun dan lamanya sama dengan 0 (nol). Meskipun tidak perlu diperhitungkan, namun hubungan ini harus ada (bila diperlukan)untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.

Gambar anak panah terputus-putus (dummy)

Gambar 2.9 Representasi Dummy activity

h. Untuk menjaga hubungan pekerjaan mana yang harus dikerjakan lebih dahulu maka terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebagai pedoman untuk menambahkan aktivitas-aktivitas yang baru ke dalam sebuah jaringan.

1

2

3 4

A

B

(37)

1. Aktivitas apa yang harus benar-benar mendahului aktivitas lain yang ada?

2. Aktivitas apa yang harus mengikuti aktivitas lain?

3. Aktivitas apa yang harus terjadi secara bersamaan dengan aktivitas lain? Jawaban dari pertanyaan di atas digunakan untuk menentukan penggunaan

dummy activities untuk memastikan ketepatan hubungan diantara

aktivitas-aktivitas yang ada dalam sebuah jaringan.

2.1.4Perhitungan Algoritma PERT

Pada situasi yang nyata sering terjadi apa yang telah direncanakan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal ini juga terjadi pada proses produksi. Seringkali waktu yang telah ditetapkan sebelum dimulainya proses produksi tidak sesuai dengan apa yang terjadi ketika proses produksi dijalankan, penyebabnya adalah terjadi penundaan waktu di tiap aktivitas yang tentunya akan berpengaruh juga terhadap aktivitas yang berada pada urutan berikutnya. Semakin lama terjadi penundaan waktu maka juga akan sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan dalam melakukan suatu proses produksi.

(38)

PERT orang dapat menentukan kepastian jadwal di suatu kejadian yang didefinisikan dalam suatu jaringan kerja. Hal ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan probabilitas terpenuhinya jadwal yang ditetapkan di kejadian tersebut.

2.1.4.1 Langkah-langkah pengerjaan dengan metode PERT

Berikut ini akan diberikan langkah-langkah untuk menggunakan metode PERT :

1. Membuat jaringan atau network dari proyek yang akan dijalankan. Pada langkah pertama ini, kita akan menyusun segala aktivitas yang akan terjadi dalam proyek yang akan dikerjakan lengkap dengan urutan aktivitas yang terjadi selama proses pengerjaan proyek dari awal hingga selesainya proyek.

Tabel 2.2 Tabel aktivtias

event Event Pendahulu aktivitas a m b

1,2 - A 2 2 8

2,3 1,2 B 1 2 11

2,4 1,2 C 1 1 8

3,5 2,3 G 1 3 7

3,6 2,3 H 1 2 3

4,5 (2,3),(2,4) 6 7 8 4,5

4,6 (2,3),(2,4) 3 4 11 4,6

5,6 (3,5),(4,5) 4 6 8 5,6

(39)

Gambar 2.10 Contoh jaringan atau network

Keterangan gambar :

1. Event atau simpul 1 adalah event awal yang merupakan kejadian

pertama dalam suatu jaringan. Pada simpul 1 ini terdapat satu anak panah yang menuju ke event 2 yang mengambarkan bahwa terdapat satu aktivitas yang akan berlangsung setelah event 1 dan berakhir pada

event 2.

2. Event 2 merupakan event yang ada dalam jaringan yang menandakan

bahwa aktivitas A telah selesai dan akan diteruskan dengan aktivitas B dan C yang digambarkan dengan dua anak panah yang keluar dari

event 2. Dapat dikatakan pula bahwa event 2 merupakan tanda

mulainya aktivitas B dan aktivitas C

3. Event 3 merupakan tanda berakhirnya aktivitas B dan merupakan tanda

(40)

dummyyang mengarah ke event 4 yang berarti bahwa event 3 dan 4 dapat terjadi secara bersamaan dan dummy ini tidak memiliki muatan durasi atau bernilai 0 (nol).

4. Event 4 merupakan event yang menandakan berahkirnya aktivitas C

dan akan segera dimulainya aktivitas E dan F, atau dengan kata lain aktivitas E dan F belum dapat dimulai jika aktivitas C belum selesai dikerjakan.

5. Event 5 merupakan event yang menandakan bahwa aktivitas F dan G

berakhir dan akan segera disusul oleh aktivitas I, atau dengan kata lain aktivitas I belum dapat dimulai sebelum aktivitas F dan G selesai dikerjakan.

6. Event 6 merupakan event tanda selesainya aktivitas E, I, dan H. Event

6 merupakan akhir event dari jaringan di atas, karena setelah event 6 tidak ada lagi aktivitas yang mengikutinya.

(41)

d

Gambar 2.11 Contoh jaringan atau network

Gambar 2.11 merupakan bentuk transformasi dari bentuk jaringan 2.10. perbedaan dari kedua jaringan di atas adalah :

a) Untuk gambar jaringan 2.10 setiap aktivitas atau kegiatan digambarkan sebagai anak panah, sedangkan pada gambar 2.11 setiap aktivitas digambarkan sebagai kotak yang berisi informasi waktu yang dihasilkan jaringan PERT.

(42)

2. Memperkirakan durasi setiap aktivitas

Perkirakan durasi setiap aktivitas yang berada dalam proyek dengan memakai 3 estimasi waktu, yaitu waktu optimis a, waktu paling mungkin (waktu normal ) m, dan waktu pesimis (waktu paling lama) b

Sebagai contoh di bawah ini terdapat tabel yang memuat aktivitas-aktivitas yang mengacu pada gambar jaringan 2.10 beserta tiga estimasi waktu yang telah ditetapkan dalam suatu satuan waktu.

Tabel 2.3 Contoh tabel aktivitas beserta estimasi waktunya event Event Pendahulu aktivitas a m b

1. Untuk aktivitas A durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 2, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas A adalah 3, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas A jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.

(43)

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas B jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.

3. Untuk aktivitas C durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 1, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas C adalah 2, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas C jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 3.

4. Untuk aktivitas D yang merupakan dummy atau aktivitas semu nilainya adalah 0 (nol).

5. Untuk aktivitas G durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 2, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas E adalah 3, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas E jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.

6. Untuk aktivitas H durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 1, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 2, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 3.

(44)

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas F jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 8.

8. Untuk aktivitas E durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 4, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 5, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 6.

9. Untuk aktivitas I durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 5, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 6, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 7.

3. Menghitung nilai rata-rata

Untuk menghitung nilai rata – rata tiap aktivitas digunakan rumus sebagai berikut :

Dij = ……… (2.1)

Keterangan :

(45)

m = waktu yang paling mungkin yaitu waktu yang realistis untuk menyelesaikan kejadian atau aktivitas tersebut.

b = waktu pesimis yaitu waktu yang diperkirakan jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar

Contoh tabel yang memuat nilai rata-rata tiap aktivitas ditunjukkan dalam tabel 2.3.

Tabel 2.4 Contoh table penghitungan rata – rata hitung

event aktivitas a m b Rata- rata

4. Melakukan perhitungan maju atau forward pass

Untuk melakukan perhitungan dengan forward pass atau perhitungan maju digunakan rumus sebagai berikut :

a. Earliest Start (ES):

ESj = max {ESi + Dij} ………..(2.2) Keterangan :

(46)

Dij = Durasi dari event i ke event j

Perhitungan Earliest start atau waktu mulai paling awal digunakan untuk mendapatkan nilai kapan suatu aktivitas dapat dimulai paling awal. Menurut (Supranto,1988) waktu mulai paling awal (ES) di pasang pada setiap event dengan tanda (bujur sangkar) dan waktu penyelesaian paling ahkir (LF) juga dipasang pada setiap event dengan tanda (segitiga).

Untuk kejadian atau event i = 1 berarti kejadian pertama dan menurut perjanjian ES1 = 0. Berdasarkan pernyataan di atas maka untuk

ES table 1.1 dapatdihitung dengan :

1. ES1 =0. (bedasar perjanjian pada event awal nilai ES = 0)

2. ES2 = ES1 + D12 = 0 + 3 = 3.

3. ES3 = ES2 + D23 = 3 + 3 =6.

4. ES4 =

{ ESi + Dij }

= maks { ES2 + D24, ES3 + D34 }, kegiatan 3,4 dummy

= maks { 3 + 2, 6 + 0 } = maks {5,6} = 6 5. ES5 = { ESi + Dij }

= maks { ES3 + D35, ES4 + D45 }

= maks { 6 + 3, 6 + 7 } = maks { 9,13 }=13 6. ES6 =

{ ESi + Dij }

= maks { ES3 + D36 + ES4 + D46 + ES5 + D56 }

(47)

Perhitungan Earliest Finish atau waktu selesai paling awal digunakan untuk mendapatkan nilai kapan suatu aktivitas dapat diselesaikan paling cepat. Perhitungan ini dilakukan setelah perhitungan ES selesai dikerjakan, dengan perhitungan sebagai berikut :

EFij = ESi + Dij ………..(2.3) Keterangan :

EF = waktu selesai paling awal suatu aktivitas Dij = durasi waktu dari event i ke event j

Berdasarkan rumus di atas maka EF semua kegiatan dalam jaringan dapat dihitung, berikut adalah contoh perhitungan EF pada data table 2.3 : 1. EF12 = ES1 + D12 = 0 + 3 = 3

2. EF23 = ES2 + D23 = 3 + 3 = 6

3. EF34 = ES3 + D34 = 6 + 0 = 6

4. EF35 = ES3 + D35 = 6 + 3 = 9

5. EF36 = ES3 + D36 = 6 + 2 = 8

6. EF45 = ES4 + D45 = 6 + 7 = 13

7. EF46 = ES4 +D46 = 6 + 5 = 11

8. EF56 = ES5 + D56 = 13 + 6 = 19

5. Melakukan Perhitungan Mundur atau Backward Pass

a. Menghitung Lastest Finish (LF) atau Waktu Selesai Paling Lama

Lastest Finish atau Waktu selesai paling lama adalah nilai waktu dimana

(48)

ESn, merupakan permulaan perhitungan dari cara backward pass dengan

rumus :

LFi = { LFj – Dij } ………..(2.4)

Keterangan :

LF = Lastest Finish (LF) atau Waktu Selesai Paling Lama

Dij = Durasi aktivitas dari event i ke event j.

Semua nilai LFi kemudian dimasukkan ke dalam segitiga di atas

masing-masing node.

1. LF6 = ES6 = 9 perhitungan permulaan untuk i = n = 6

2. LF5 = LF6– D56 = 19 – 6 = 13

3. LF4 = { LFj– D4j}

= min { LF5– D45, LF6– D46 }

= min { 13 – 7,19 - 5} = min {6,14} = 6

4. LF3 = { LF4– D34, LF5– D35, LF6– D36 }

= min { 6 – 0, 13 – 3, 19 – 2 } = min { 6, 10, 17 } = 6

5. LF2 = { LFj– D2j}

= min { LF3– D23, LF4– D24}

= min { 6 – 3, 6 - 2} = min { 3,4} = 3 6. LF1 = LF2– D12 = 3 – 3 = 0

(49)

Lastest start atau waktu mulai paling lama adalah nilai batas waktu paling terlambat suatu aktivitas bisa dimulai. Perhitungan Lastest start

menggunakan rumus :

LSij = LFj – Dij ………(2.5) Keterangan :

LS = Lastest Start (LS) atau Waktu Mulai Paling Lama LFj = Waktu selesai paling lama di event j

Dij = Durasi waktu dari event i ke event j

1. LS12 = LF2– D12 = 3 – 3 = 0

2. LS23 = LF3– D23 = 6 – 3 = 3

3. LS24 = LF4– D24 = 6 – 2 = 4

4. LS34 = LF4– D34 = 6 – 0 = 6

5. LS35 = LF5– D35 = 13 – 3 = 10

6. LS36 = LF6– D36 = 19 – 2 = 17

7. LS45 = LF5– D45 = 13 – 7 = 6

8. LS46 = LF6– D46 = 19 – 5 = 14

9. LS56 = LF6– D56 = 19 – 6 = 13

6. Menentukan Aktivitas atau Kegiatan Kritis dan Nonkritis

Menurut (Supranto,1988) setelah semua nilai ES dan LF sudah selesai dihitung untuk semua event atau kejadian, maka suatu kegiatan (i,j) dikatakan terletak pada jalur kritis dan merupakan kegiatan kritis kalau memenuhi syarat sebagai berikut :

(50)

II. ESj = LFj

III. ESj– ESi = LFj– LFi = Dij

Dengan menggunakan syarat di atas, ternyata kegiatan atau aktivitas (1,2), (2,3), (3,4), (4,5) dan (5,6) merupakan kegiatan kritis dan sekaligus membentuk jalur kritis.

Untuk kegiatan (2,4), (3,5), (3,6), dan (4,6) memenuhi syarat I dan II tetapi tidak memenuhi syarat III, jadi tidak merupakan jalur kritis. Jalur kritis selain memenuhi syarat I, II, dan III juga harus membentang dari event awal sampai dengan event akhir.

Gambar 2.12 contoh jaringan lengkap dengan informasi ES, LF, dan jalur kritis

(51)

Keterangan :

= jalur kritis

Tabel 2.5 data event dalam jaringan beserta nilai – nilai perhitungan event aktivitas a m b rerata Awal Akhir

Baris dalam tabel yang memiliki warna merah menandakan bahwa kegiatan yang ditunjukkan oleh tabel merupakan kegiatan kritis

7. Menyusun Jadwal jaringan kerja

Tujuan akhir dari tahap penjadwalan ialah membentuk a time chart yang dapat menunjukkan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan serta hubungannya satu sama lain dalam proyek.

Menurut (Supranto,1988) Gantt Chart merupakan alat planning yang dinamis, karena penampilannya yang selalu berubah – ubah, dapat ditambah unsur kegiatan baru dalam rencana itu dan mencabut unsur kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan.

ES

(52)

8. Melakukan Pertimbangan Probabilitas

Menurut (Supranto,1988) misalkan Ui waktu kejadian paling awal event

i, Ui merupakan variabel acak (random variables), sebab Ui merupakan hasil

penjumlahan waktu kegiatan sampai pada event i sifatnya acak. Dengan suatu anggapan atau asumsi bahwa semua kegiatan dalam jaringan kerja bebas satu sama lain, maka untuk menghitung rata-rata varian U dilakukan sebagai berikut :

E(Ui) = ESi

Var (Ui) = ∑ ………(2.6)

Menurut batas dalil pusat, variable Ui mengikuti fungsi normal dengan

rata-rata E(Ui). E(Ui) nilai harapan atau rata-rata Ui. Maka kemudian dengan

waktu penjadwalan yang ditentukan oleh penganalisis sebesar STi, berlaku

hubungan berikut :

P { Ui ≤ STi } = P [ ]

= P ( Z ≤ Ki )………(2.7)

di mana Z = N(0,1), artinya variabel Z mengikuti fungsi normal dengan rata-rata nol dan simpangan baku atau deviasi standar satu, dan Z disebut normal baku. Nilai Z dibuat tabelnya dan disebut tabel normal.

Ki =

√ ………(2.8)

(53)

Tabel 2.6 Data event dalam jaringan beserta nilai variansi

Setelah perhitungan variansi semua aktivitas dihitung, kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung Var(Ui) , memasukkan nilai STi atau

waktu penjadwalan yang ditentukan oleh penganalisis, dan menghitung P( Z ≤

Ki ). Hasil dari perhitungan digambarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.7 Perhitungan probabilitas jalur kritis

Event Jalur E(Ui) Var(Ui) STi Ki P( Z ≤ Ki ) prosentase nilai probabilitas di setiap aktivtias dapat dihitung dengan P( Z ≤

Ki ) x 100% yang berarti hasil dari perhitungan ini menunjukkan probabilitas

keberhasilan suatu proyek di setiap aktivitasnya 1. (1,2) = 0.159 x 100% = 15.9%

(54)

3. (1,2,3,4) = 0.500 x 100%= 50% 4. (1,2,3,4,5) = 0.978 x 100% = 97.8% 5. (1,2,3,4,5,6) = 0.684 x 100% = 68.4%

2.2Analisis dan Desain Berbasis Objek 2.2.1 Object Oriented Analysis (OOA)

Object Oriented Analysis merupakan pendekatan yang digunakan

untuk mengidentifikasikan fungsionalitas dari kebutuhan sistem dari perspektif user dan mengidentifikasikan object, atribut, behaviour, dan relasi yang mendukung kebutuhan fungsional sistem (Whitten, 2004).

2.2.2 Object Oriented Design (OOD)

Object Oriented Design merupakan pendekatan yang digunakan

untuk menspesifikasikan solusi perangkat lunak dalam bentuk kolaborasi

object, atribut, dan fungsinya. Tahap ini merupakan kelanjutan dari proses

object oriented analysis. Dalam tahap ini terdapat tiga jenis object, yaitu

(Whitten, 2004):

1) Entitas Object, yaitu sebuah object yang berisi informasi yang

berhubungan dengan bisnis dan secara khusus bersifat persisten dan disimpan dalam database.

2) Interface Object, yaitu sebuah object yang disediakan untuk

(55)

dengan sistem. Contoh : sebuah window, dialog box. Interface

object mempunyai dua tanggung jawab, yaitu :

a. Menterjemahkan masukan user ke dalam informasi yang dapat dimengerti oleh sistem dan sistem dapat menggunakannya untuk memproses kejadian bisnis. b. Membawa data yang berhubungan ke dalam suatu

kejadian bisnis dan menterjemahkan data untuk dipresentasikan secara tepat kepada user.

3) Control Object, yaitu sebuah object yang berisi aplikasi logic yang bukan merupakan tanggung jawab entitas object. Control

object akan mengkoordinasikan message antar interface object

dan entitas object dan mengurutkan message yang terjadi.

2.2.3 UML (Unified Modelling Languange)

UML merupakan konfensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan object. UML tidak menentukan sebuah metode untuk mengembangkan sistem tetapi hanya berupa notasi (Whitten, 2004).

UML memberikan sembilan diagram yang dikelompokan ke dalam lima kelompok dengan sudut pandang yang berbeda terhadap sebuah model sistem. Berikut adalah kelompok-kelompok tersebut:

1. USE-CASE MODEL DIAGRAM

Use case diagram adalah sekumpulan diagram yang

(56)

Use case secara behavioral berhubungan dengan urutan langkah-langkah, baik secara otomatis maupun manual dengan tujuan untuk melengkapi bisnis tunggal, misalnya login ke sistem, manambah data barang, menghapus data barang, dan sebagainya. Actor adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk mengubah informasi.

Use Case Diagram terdiri atas beberapa komponen, yaitu :

1) Use Case

Use case adalah urutan langkah-langkah yang secara tindakan

saling terkait, baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal ( Whitten, 2004 ).

2) Pelaku

Pelaku adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi (Whitten, 2004 ). Adapun terdapat empat tipe pelaku, yaitu :

2. 1 Primary business actor ( pelaku bisnis utama )

Stakeholder yg mendapat keuntungan utama dari

proses mengeksekusi use case.

2. 2 Primary system actor ( pelaku sistem utama )

Stakeholder yg secara langsung berinteraksi dg

(57)

2. 3 External server actor ( pelaku pelayan luar ) Stakeholder yg merespon terhadap permintaan dari

use case.

2. 4 External receiver actor ( pelaku penerima luar )

Stakeholder yg bukan merupakan pelaku utama tetapi menerima sesuatu yg berharga dari use case.

3) Relationship ( Hubungan )

Relationship adalah hubungan antar use case dengan pelaku

maupun antar use case (Whitten, 2004). Adapun terdapat lima tipe relationship yaitu :

a)Association

Suatu relasi antara seorang aktor dan sebuah use case dimana terjadi interaksi yang terjadi diantara mereka.

b) Extends

Sebuah use case berisi langkah-langkah yang dringkas dari sebuah use case yang lebih kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana namun secara fungsi lebih meluas.

c) Abstract

(58)

langkah - langkah yg umum yg ditemui dalam use case tersebut.

d) Depends on

Sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum current

use case.

e) Inheritance

Suatu relasi use case dimana tindakan yg sama dari dua aktor menginisiasi use case yg sama diekstrapolasi dan dibentuk menjadi aktor baru secara abstrak untuk mengurangi redundancy. Simbol - simbol yang digunakan dalam pembuatan use-case

diagram, digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.8 Tabel Komponen Use Case

Simbol Keterangan

Simbol dari pelaku atau aktor use case.

(59)

Simbol relasi association.

<<extends>> Simbol relasi extends.

<<used>> Simbol relasi abstract.

<<depends on>> Simbol relasi depends on.

Simbol relasi inheritance.

2. STATIC STRUCTURE DIAGRAM

Kelompok ini digolongkan menjadi dua diagram :

a. Class diagram menggambarkan struktur dari objek sistem.

Class diagram memperlihatkan class dalam sistem beserta

relasi antara class.

b. Object diagram sama dengan class diagram, tetapi lebih dari

pada menggambarkan class, object diagram memodelkan

object instance secara aktual, memperlihatkan nilai tertentu

dari atribut instance. Diagram ini tidak sering digunakan seperti class diagram tetapi digunakan untuk membantu

developer memahami struktur dari sistem.

3. INTERACTION DIGARAM

Interaction diagram memodelkan sebuah interaksi, yang berisi

(60)

a. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case. Sequence diagram

memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case.

b. Collaboration diagram sama dengan sequence diagram

tetapi tidak

berfokus pada timing atau „sequence‟ dari message. Menggambarkan interkasi (collaboration) antar objek dalam format network. Antara sequence diagram dan

collaboration diagram bersifat isomorphic, yang berarti

dapat melakukan transformasi satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

4. STATE DIAGRAM

State diagram terdiri dari dua diagram yaitu:

a) Statechart diagram digunakan untuk model dinamic

behaviour dari particular object.

b) Activity diagram digunakan untuk menggambarkan aliran

sequen dari aktifitas dari proses bisnis atau sebuah use

(61)

5. IMPLEMENTATION DIAGRAM

Implementation diagram terdiri dari dua diagram:

a) Component diagram digunakan untuk menggambarkan

organisasi dan ketergantungan dari komponen sistem

software. Component diagram dapat digunakan utnuk

memperlihatkan bagaimana kode program dibagi ke dalam modul-modul (atau komponen).

b) Deployment diagram menggambarkan arsitektur secara

fisik dalam bentuk „node‟ untuk hardware dan software

dalam sistem. Menggambarkan konfigurasi dari run-time

software component, processor, dan peralatan lain yang

membentuk arsitektur sistem.

2.3Java

(62)

Dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lain, pemrograman Java memiliki banyak keunggulan, diantaranya (http://scqolbu.com/pemrograman/94.html):

a) Sederhana

Bahasa pemrograman Java menggunakan sintaks mirip dengan C++ namun sintaks pada Java telah banyak diperbaiki terutama menghilangkan penggunaan pointer yang rumit dan multiple inheritance. Java juga menggunakan automatic memory allocation

dan memory garbage collection.

b) Berorientasi objek (Object Oriented)

Java menggunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dapat dibuat secara modular dan dapat dipergunakan kembali. Pemrograman berorientasi objek memodelkan dunia nyata kedalam objek dan melakukan interaksi antara objek-objek tersebut.

c) Dapat didistribusikan dengan mudah

Java dibuat untuk membuat aplikasi terdistribusi secara mudah dengan adanya libraries networking yang terintegrasi pada java. d) Interpreter

Program Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java

Virtual Machine (JVM). Hal ini menyebabkan kode java yang

telah dikompilasi menjadi java bytecodes dapat dijalankan pada

(63)

e) Tangguh

Java mempunyai reliabilitas yang tinggi. Compiler pada java mempunyai kemampuan mendeteksi kesalahan secara lebih teliti dibandingkan bahasa pemrograman lain. Java mempunyai runtime

exception handling untuk membantu mengatasi kesalahan pada

pemrograman. f) Aman

Sebagai bahasa pemrograman untuk aplikasi internet dan terdistribusi, java memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi tidak digunakan untuk merusak sistem computer yang menjalankan aplikasi tersebut.

g) Architecture Neutral

Program java merupakan platform independen Program cukup mempunyai satu buah versi yang dapat dijalankan pada platform

yang berbeda dengan Java Virtual Machine.

h) Portabel

Kode maupun program java dapat dengan mudah dibawa ke

platform yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang.

i) Multithreading

Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.

(64)

Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis. Perubahan pada suatu kelas dengan menambahkan properti ataupun metode dapat dilakukan tanpa mengganggu program yang menggunakan kelas tersebut.

2.4Db4o

Db4o adalah salah satu produk dari Object Oriented Database

Management System. Db4o has a simple job to do. It is a database that is

specifically designed to provide persistence for object-oriented programs.

Object persistence is the capability to save the objects in a system so that

they exist even after the application that created them has stopped

running(Apress,2006). Berdasarkan pengertian di atas db4o dapat diartikan

sebagai software yang berfungsi menyimpan data – data berupa class Objek ke dalam basis data.

(65)

relationaldatabase tidak bisa menyimpan segalanya dan ada ketidakkompatibelan antara object data model dengan relational data model. Db4o sebagai native object database sehingga membuat ia ideal untuk

di embedded ke dalam equipment atau device, baik mobile, desktop, dan

server platform. Hal yang paling istimewa dari Db4o menurut (Irwanto,2007) adalah kesederhanaannya class library-nya sehingga sangat mudah dan praktis untuk dipelajari.

Dibawah ini akan digambarkan mengenai perbedaan Object Oriented

(66)

Application

Cache

Server

Object Database

Objects

Application

Cache

Server

Relational Database Objects

Table1

Objects

Table11 Table12

Tabel

(67)

2.5.1 Teknik Persistensi Objek

Untuk menyimpan data ke dalam basis data objek perintah perintah dasar yang digunakan adalah :

1. Perintah untuk mengakses database objek adalah :

ObjectContainer db = Db4o.openFile(“nama basis data”); 2. Perintah untuk menyimpan data adalah :

db.Set(objek);

3. Perintah untuk menghapus data adalah : db.Delete(objek);

4. Perintah untuk menampilkan data adalah : ObjectSet objek = db.get(objek); while( objek.hasNext())

{

System.out.println(objek.next()); }

6. Perintah untuk keluar dari database Db.close();

7.Konfigurasi untuk pengubahan data dalam database

Db4o.configure().objectClass(namakelas).updateDepth(4); Db4o.configure().objectClass(namakelas).cascadeOnUpdate (true);

(68)

Db4o.configure().objectClass(namakelas).cascadeOnDelete(tr ue);

9. Konfigurasi untuk men-set kedalaman queryguna peng-update-an

database

(69)

49 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase)

Kendala – kendala utama Yayasan Dian Mandala dalam melakukan penjadwalan proses produksi dapat di kelompokkan sebagai berikut :

Performance : Kendala utama dalam proses penjadwalan yaitu belum

adanya sistem yang dapat mengimplementasikan algoritma PERT sebagai algoritma penjadwalan, sehingga setiap aktivitas yang dikerjakan terkadang tidak sesuai dengan waktu perkiraan dan mengakibatkan keterlambatan waktu produksi.

Information : Dengan belum adanya sistem yang mampu

mengimplementasikan algoritma PERT, maka informasi yang jelas mengenai kapan suatu aktivtias akan dimulai dan diselesaikan belum tersedia secara rinci, sehingga pengendalian dan penjadwalan setiap aktivitas dalam proses produksi lebih sulit dilakukan.

Economics : Penggunaan basis data db4o dan bahasa pemrograman Java

(70)

jadwal proses produksi dompet yang mempermudah untuk melakukan pengendalian dan penjadwalan di setiap aktivitasnya.

Control : Keakuratan data yang dihasilkan dari perencanaan proses produksi saat ini kurang akurat. Hal ini disebabkan karena dalam setiap proses produksi memiliki aktivitas yang cukup banyak sehingga untuk mengetahui selesainya proses produksi tersebut menjadi cukup sulit.

Eficiency :Perencanaan proses produksi yang dikerjakan saat ini masih

kurang efisien karena seringkali tidak sesuai dengan deadline yang telah ditentukan sebelum proses produksi dikerjakan, sehingga mengakibatkan keterlambatan yang mengakibatkan ketepatan penjadwalan tidak terpenuhi.

Service : Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses

produksi dari awal sampai ahkir belum menggunakan sistem yang mengimplementasikan algoritma PERT, sehingga cukup sulit untuk menyusun suatu jadwal yang mampu memenuhi ketepatan deadline waktu yang telah ditentukan.

Tabel 3.1 Tabel pernyataan masalah

Pernyataan masalah Solusi

Perusahaan kurang dapat menentukan waktu penjadwalan proses produksi dengan tepat

Membuat sistem dengan kemampuan menangani penjadawalan proses produksi yang dikerjakan Yayasan Dian Mandala Perusahaan belum memiliki sistem

yang dapat menjadwalkan waktu proses – proses produksi dengan tepat

(71)

3.1.2 Analisa Masalah

3.1.2.1 Sistem yang Ada Saat ini

Saat ini Yayasan Dian Mandala belum memiliki sistem khusus untuk mengatasi permasalahan penjadwalan proses produksi yang mampu menghitung estimasi waktu penyelesaian suatu proses produksi. Perusahaan seringkali kesulitan dalam menentukan estimasi waktu diselesaikannya sejumlah produk yang dipesan oleh konsumen, yang pada ahkirnya estimasi waktu yang ditentukan sebelumnya tidak terpenuhidan mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proses produksi.

Estimasi penyelesaian proses produksi yang ditempuh oleh perusahaan biasanya dilakukan secara intuitif, sehingga mengakibatkan sulit dijabarkan dan dipelajarisehingga untuk mengulangi kesuksesan dalam penjadwalan sebelumnya cukup sulit.

(72)

Tabel 3.2 Tabel Aktivitas produk dompet

Huruf Nama Aktivitas

A Pilih kulit pari B Potong kulit sapi C Potong furing D Potong perangkat E Pilih acessories F Mal kulit pari G Seset kulit sapi H Set dan setor furing

I Set dan setor perangkat J Set dan setor acessories K Potong kulit pari L Lem kulit pari

M Perataan kulit dengan karton N Embos kulit sapi

O Amplas kulit pari P Set dan setor kulit sapi Q Pengecatan kulit pari R Polish kulit pari

S Setor kulit pari

T Gabung kulit pari dan KLDL U Gabung pari+KLDL dan perangkat V Setor jahit

(73)

Tabel 3.3 Tabel Aktivitas produk Tas

Huruf Aktivitas

A Pilih kulit pari

B Persiapan accesories

C Persiapan furing

D Set dan setor furing

E Set dan setor accesories

F Mal kulit pari

G Potong kulit pari

H Lem kulit pari

I Perataan kulit dengan karton

J Penghalusan kulit pari

K Pewarnaan kulit pari

L Polish kulit pari

M Set dan setor kulit pari

N Pembuatan list

O Pembuatan tepong

P Penjahitan dalaman

Q Penggabungan badan dalam dan badan luar

R Penggabungan kulit+accesories+furing

S Penjahitan ahkir

T Finishing dan cek supervisor

U Pack

(74)

Tabel 3.4 Tabel Aktivitas produk Toth Coint

Huruf Aktivitas

A Pilih kulit pari

B Persiapan accessories

C Persiapan furing

D Set dan setor furing

E Set dan setor accessories

F Mal kulit pari

G Potong kulit pari

H Lem kulit pari

I Perataan kulit pari dengan karton

J Penghalusan

K Pewarnaan kulit

L Polish kulit pari

M Set dan setor kulit pari

N Penggabungan kulit pari

O Persiapan

P Finishing dan cek supervisor

Q Pack

(75)

3.1.2.2 Cause and effect analysis Tabel 3.5 Tabel Analisa masalah

Project : Penjadwalan proses produksi Project manajer : Beta Yoga Iwan Santoso Created by : Beta Yoga Iwan Santoso Last Update by : Beta Yoga Iwan Santoso Date Created : 06 Juli 2009 Date Last Update : 06 Juli 2009

CAUSE AND EFFECT ANALYSIS SYSTEM IMPROVEMENT OBJECTIVES

Problem / Opportunity

Causes and effects System objectives System constraint Sering terjadi

keterlambatan dalam

penyelesaian proses produksi

Penjadwalan proses

produksi masih

menggunakan perkiraan secara intuitif

Subsistem Penjadwalan proses produksi

menggunakan algoritma penjadwalan proses produksi yaitu PERT yang nantinya akan menjadwalkan proses produksi secara ilmiah ke dalam distribusi Beta sehingga dapat masukan durasi tiap aktivitas dalam proses produksi.

3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru

(76)

Sistem yang baru juga menyediakan fasilitasGUI bagi penggunanya yang userfriendly sehingga memudahkan user untuk mempelajari dan menggunakan sistem yang baru. Fasilitas GUI yang disediakan akan dilengkapi dengan form simulasi yang di dalamnya terdapat fasilitas untuk melakukan perhitungan kalkulasi. Perhitungan kalkulasi ini berfungsi untuk melakukan penjadwalan berdasarkan algoritma PERT. Fasilitas kalkulasi yang disediakan dapat digunakan dengan cara menekan button “Kalkulasi” yang disediakan pada form

simulasi setelah pengguna sistem mengisi data lengkap mengenai kapan proses produksi akan dimulai dan kapan proses produksi akan diselesaikan.Hasil yang akan ditampilkan dari penggunaan fasilitas kalkulasi ini adalah kapan suatu proses produksi dapat diselesaikan berdasarkan penggunaan algoritma PERT.Form Simulasi juga akan dilengkapi dengan menu “simulasi” yang berfungsi untuk melihat hasil penjadwalan dalam bentukgantt chartdan tabel. Guna mengimplementasikan perhitungan probabilitas penyelesaian suatu proses produksi jika estimasi waktu proses produksi dipercepat atau diperlambat akan disediakan menu solusi yang akan disertakan dalam form Simulasi sebagai fasilitas tambahan. Selainfasilitas-fasilitas yang telah di jelaskan di atas, sistem juga akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java sehingga sistem dapat berjalan pada platform

(77)

Sebagai sarana untuk mengimplementasikan jaringan kerja yang merupakan bagian dari langkah perhitungan algoritma PERT, sistem akan menggunakan basis data sebagai tempat untuk menyimpan jaringan kerja dalam bentuk data - data aktivitas yang ada dalam suatu proses produksi. Data aktivitas ini dapat diolah oleh pengguna sistem melalui

form Olah data Aktivitas yang disediakan pada menu utama sistem.

3.1.2.4 Orang yang Terlibat Dalam Sistem

1. Administrator : Orang/ kelompok yang memiliki hak akses/kewenangan khusus untuk melakukan penambahan, pengubahan, penghapusan data-data proses produksi, dan melakukan penjadwalan proses produksi. Administrator juga harus mengetahui tentang algoritma PERT.

(78)

3.1.2.5 Diagram Use Case 3.1.2.5.1Aktor Use Case

Tabel 3.6 Tabel AktorUse Case

Nama aktor

Keterangan

Administrator Orang/ kelompok yang memiliki pengetahuan tentang algoritma PERT dan hak akses/kewenangan khusus untuk melakukan penambahan, pengubahan, penghapusan data-data proses produksi, dan melakukan penjadwalan proses produksi.

User/Pengguna Orang yang dapat memasukkan jumlah order pesanan dan melihat dan mencetak data hasil penjadwalan proses produksi berdasarkan pesanan yang di masukkan.

3.1.2.5.2Use Case diagram

A.Use Case diagram Administrator

LOGIN

<< DEPEND ON >>

Management Data

Simulasi Penjadwalan Proses Produksi

Simulasi

Solusi

(79)

B.Use Case diagram User

Penjadwalan

User/ Penggun

a

Simulasi Penjadwalan Proses Produksi

Simulasi

Solusi

Gambar 3.5Use Case diagram User/Pengguna

C. Use Case diagram paket Management Data Produk

ADMIN

Insert Data Produk

Update Data Produk Delete Data Produk

<< extend >> Management Data

Produk

Gambar 3.6Use Case diagram Management Data Produk

Gambar

Gambar 2.2 Representasi aktivitas dalam satu kotak
Gambar 2.6 Hubungan Antar simbol penggunaan Dummy
Gambar 3.2 Jaringan Produk Tas
Tabel 3.4 Tabel Aktivitas produk Toth Coint
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah Penelitian Danari, dkk (2013) yang berjudul “Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas di Kota

Nikkei 225 mengalami penurunan maka akan mengakibatkan kenaikan pada IHSG. 3) Indeks Shanghai berpengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. Kondisi ini menunjukkan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa in- teraksi antara genotipe dan pupuk organik memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan padi, namun berpengaruh tidak nyata

Cara ini digunakan untuk mengektrak salah satu komponen seperti minyak atsiri dari suatu bahan yang tidak dapat diekstrak dengan menggunakan jenis ekstraksi

19 Ketika dilihat semua raja, yang takluk kepada Hadadezer, bahwa mereka telah terpukul kalah oleh orang Israel, maka mereka mengada- kan perdamaian dengan orang Israel

Masalah terkait obat yang diidentifikasi yaitu sebanyak 25 kasus, dosis terlalu rendah tidak ditemukan, kasus dosis terlalu tinggi tidak ditemukan, obat tidak diminum

Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan berupa kapang antara lain Rhizopus