i
DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROJECT
EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE
( STUDI KASUS PADA YAYASAN DIAN MANDALA )
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
Beta Yoga Iwan Santoso 055314066
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
(A CASE STUDY AT YAYASAN DIAN MANDALA)
A ThesisPresented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Informatics Engineering
Created By : Beta Yoga Iwan Santoso
055314066
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
" sebuah karya kupersembahkan untukmu Almarhumah Ayah, hanya rinduku dan senyummu yang masih tersisa..."
kasih IBU kepada beta,,tak terhingga sepanjang masa…
hanya memberi,,tak harap kembali …bagai sang surya menyinari dunia…
kupersembahkan karya ini kepada :
ibuku tercinta untuk segala cinta dan pengorbananmu.. ayahku tercinta atas perjuangan yang hebat untukku…
vii
Evaluation and Review Technique) dan diimplementasikan dengan menggunakan
bahasa pemrograman Java dan Db4o.
Aplikasi ini merupakan sebuah program untuk mensimulasikan proses produksi yang dikerjakan Yayasan Dian Mandala. Pengguna aplikasi ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu administrator dan user/pengguna biasa. Administrator memiliki peranan untuk membuat jaringan produk-produk yang ada di Yayasan Dian Mandala yang kemudian akan diolah oleh program dengan menggunakan algoritma PERT untuk mensimulasikan proses produksi yang akan dikerjakan. User/pengguna biasa dalam aplikasi ini memiliki peranan untuk mensimulasikan proses produksi yang akan dikerjakan berbasis dari data - data jaringan yang telah di masukkan oleh administrator.
viii
and implemented using the Java programming language and Db4o.
This application is a program to simulate the production process to be worked Yayasan Dian Mandala. Application users are divided into two types, namely administrators and registered users are common. Administrators have a role to create a network of existing products at Yayasan Dian Mandala which will then be processed by the program using PERT algorithm to simulate the production process to be undertaken. User / ordinary user in this application has a role to simulate the production process that will be done based on the data - the data network that has been in put by the administrator.
x
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Puji syukur kepada Bunda Maria yang selalu menyertai dan menguatkan penulis selama penyelesaian tugas akhir ini.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis telah mendapatkan banyak batuan dan perhatian dari banyak pihak sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Eko Hari Parmadi, S.Si,M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom, dan Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukkan untuk menyempurnakan tugas akhir ini.
3. Keluargaku tercinta, Alm. Drs.Bapak Mardiyo Santoso dan Ibu A. Eny Sri Sulistyowati, Kakak Aditya Fany Kurniawan, SH., Adik Chandra Tri Edi Saputra yang tak pernah berhenti memberikan dukungan dan kepercayaan kepada penulis selama penyelesaian tugas akhir ini. 4. Bapak Aryanto Sudjarwo, selaku pemilik Yayasan Dian Mandala dan
selaku pembimbing lapangan yang telah membantu memberikan data – data yang dibutuhkan penulis.
xi
7. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dan bermanfaat dalam perbaikan dan pengembangan tugas akhir ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Juni 2010
xii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAKSI ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xix
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1LATAR BELAKANG ...1
1.2RUMUSAN MASALAH ...2
1.3TUJUAN ...3
1.4BATASAN MASALAH ...3
1.5METODOLOGI PENELITIAN ...3
1.6SISTEMATIKA PENULISAN ...5
BAB II LANDASAN TEORI ...7
2.1ALGORITMA PERT ...7
2.1.1 Konsep Dasar Algoritma PERT ...7
2.1.2 Langkah – langkah Penggunaan Metode PERT ...10
2.1.3 Penyajian bentuk Jaringan ...12
xiii
2.2.2 Object Oriented Design (OOD) ...34
2.2.3 UML (Unified Modelling Languange) ...35
2.3JAVA ...41
2.4DB4O...44
2.5.1 Teknik Persistensi Objek ...47
BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...49
3.1ANALISIS SISTEM ...49
3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase) ...49
3.1.2ANALISA MASALAH ...51
3.1.2.1 Sistem yang Ada Saat ini ...51
3.1.2.2 Cause and effect analysis ...55
3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru ...55
3.1.2.4 Orang yang Terlibat Dalam Sistem ...57
3.1.2.5 Diagram Use Case ...58
3.1.2.5.1 Aktor Use Case ...58
3.1.2.5.2 Use Case diagram ...58
3.1.2.6 Ringkasan Use Case...61
3.1.2.7 Use Case Narative ...62
3.1.2.8 Activity Diagram ...76
3.2. FASE DESAIN FISIK (PHYSICAL DESIGN PHASE) ...88
xiv
3.2.1.4 Diagram Sekuensial Tambah Aktivitas...91
3.2.1.5 Diagram Sekuensial Ubah Aktivitas ...92
3.2.1.6 Diagram Sekuensial Hapus Aktivitas ...93
3.2.1.7 Diagram Sekuensial Penjadwalan ...94
3.2.1.8 Diagram Sekuensial Simulasi dan Print Simulasi ...95
3.2.1.9 Diagram Sekuensial Solusi ...96
3.2.1.10 Diagram Sekuensial Login ...97
3.2.1.11 Diagram Sekuensial Logout ...97
3.2.2. Diagram Kelas Lengkap...100
3.2. 3. Rancangan Antarmuka ...107
3.2.4 Rancangan Jaringan Produk ...111
BAB IVIMPLEMENTASI DAN HASIL ...116
4.1.FASE KONSTRUKSI DAN PERCOBAAN ...116
4.1.1 Karakteristik Sistem ...116
4.1.2. Kebutuhan Sistem ...117
4.1.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras ...117
4.1.2.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ...117
4.2.IMPLEMENTASI SISTEM ...117
4.2.1. Pembuatan Basis Data ...117
4.2.2. Koneksi Sistem ke BasisData ...122
xv
4.2.4.3. Penghapusan Data Produk ...132
4.2.5. Pengolahan Data Aktivitas ...133
4.2.5.1. Penambahan Data Aktivitas ...134
4.2.5.2 Pengubahan Data Aktivitas ...135
4.2.5.3 Penghapusan Data Aktivitas ...137
4.2.6. Penjadwalan ...139
4.2.7. Simulasi ...144
4.2.8. Solusi ...146
BAB VANALISIS HASIL ...148
5.1ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI ...148
5.1.1 Analisis Hasil Implementasi Produksi Dompet ...153
5.1.2 Analisis Hasil Implementasi Produksi Tas ...155
5.1.3 Analisis Hasil Implementasi Produksi Toth Coint ...157
5.2KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM ...159
BAB VIPENUTUP ...161
6.1KESIMPULAN ...161
6.2SARAN ...161
DAFTAR PUSTAKA ...163
xvi
Gambar 2.2 Representasi aktivitas dalam satu kotak ...13
Gambar 2.3 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B ...14
Gambar 2.4 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B dan C ...14
Gambar 2.5 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C dan D ...15
Gambar 2.6 Hubungan Antar simbol penggunaan Dummy activity...15
Gambar 2.7 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B terjadi bersama ...15
Gambar 2.8 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C ...16
Gambar 2.9 Representasi Dummy activity ...16
Gambar 2.12 contoh jaringan lengkap dengan informasi ES, LF, dan jalur kritis ...30
Gambar 2.13 Perbandingan Object Oriented Software dan Object Relational Software ...46
Gambar 3.1 Jaringan Produk dompet ...52
Gambar 3.3 Jaringan Produk Tooth Coint ...54
Gambar 3.4 Use Case diagram Administrator ...58
Gambar 3.5 Use Case diagram User/Pengguna ...59
Gambar 3.6 Use Case diagram Management Data Produk ...59
Gambar 3.7 Use Case diagram Management Data Aktivitas ...60
Gambar 3.8 Use Case diagram Simulasi ...60
Gambar 3.10 Activity diagram Insert Data produk ...77
Gambar 3.21 Diagram Sekuensial Tambah Produk ...88
Gambar 3.22 Diagram Sekuensial Ubah Produk ...89
Gambar 3.23 Diagram Sekuensial Hapus Produk ...90
Gambar 3.24 Diagram Sekuensial Tambah Aktivitas ...91
Gambar 3.25 Diagram Sekuensial Ubah Aktivitas ...92
Gambar 3.26 Diagram Sekuensial Hapus Aktivitas ...93
Gambar 3.27 Diagram Sekuensial Penjadawalan ...94
xvii
Gambar 3.33 Diagram Kelas Manajemen Data Produk ...101
Gambar 3.34 Diagram Kelas Manajemen Data Aktivitas...102
Gambar 3.35 Di Kelas Penjadwalan ...103
Gambar 3.36 Diagram Kelas Simulasi ...104
Gambar 3.37 Diagram Kelas Solusi ...105
Gambar 3.38 Problem Domain Model ...106
Gambar 3.39 Splash Screen ...107
Gambar 3.40 Login Admin ...107
Gambar 3.41 Form Menu Utama ...108
Gambar 3.42 Form Data Produk ...108
Gambar 3.43 Form Data Aktivitas ...109
Gambar 3.44 Form Penjadwalan ...109
Gambar 3.45 Form Simulasi ...110
Gambar 3.46 Form Solusi ...110
Gambar 3.47 Form Ganti password Admin ...111
Gambar 3.48 Gambar rancangan jaringan produk dompet ...111
Gambar 3.49 Gambar rancangan jaringan produk dompet ...112
Gambar 3.52 Gambar rancangan jaringan produk tooth coint ...114
Gambar 4.1 Diagram class Produk ...119
Gambar 4.2 Diagram class Jaringan ...120
Gambar 4.3 Diagram class Aktivitas ...121
Gambar 4.4 Form Login ...125
Gambar 4.5 Form Menu Utama Admin ...127
Gambar 4.6 Form Simulasi ...128
Gambar 4.7 Form Pengolahan Data Produk ...129
Gambar 4.8 Form Pengolahan Data Aktivitas ...133
xviii
xix
Tabel 2.2 Tabel aktivtias ...18
Tabel 2.3 Contoh tabel aktivitas beserta estimasi waktunya ...22
Tabel 2.4 Contoh table penghitungan rata – rata hitung ...25
Tabel 2.5 data event dalam jaringan beserta nilai – nilai perhitungan ...31
Tabel 2.6 Data event dalam jaringan beserta nilai variansi...33
Tabel 2.7 Perhitungan probabilitas jalur kritis ...33
Tabel 2.8 Tabel Komponen Use Case ...38
Tabel 3.1 Tabel pernyataan masalah ...50
Tabel 3.2 Tabel Aktivitas produk dompet ...52
Tabel 3.3 Tabel Aktivitas produk Tas ...53
Tabel 3.4 Tabel Aktivitas produk Toth Coint ...54
Tabel 3.5 Tabel Analisa masalah ...55
Tabel 3.6 Tabel AktorUse Case ...58
Tabel 3.7 Ringkasan Use Case ...61
Tabel 3.8Use Case User ...62
Tabel 3.9 Tabel nama aktivitas dompet ...112
Tabel 3.10 Tabel nama aktivitas tas ...114
Tabel 3.11 Tabel nama aktivitas tooth coint ...115
Tabel 5.1 Data aktivitas produksi dompet ...148
Tabel 5.2 Data aktivitas produksi tas ...150
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yayasan Dian Mandala adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor, manufaktur, dan retail. Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan produk jasa berupa barang jadi, Yayasan Dian Mandala melakukan rangkaian proses untuk setiap barang yang akan diproduksi. Ketelitian dan ketepatan sangat dibutuhkan dalam mengelola rangkaian proses tersebut guna menghemat sumberdaya perusahaan yang ada.
Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, Yayasan Dian Mandala masih mengalami kendala dalam pemanfaatan sumberdaya waktu yang berahkir pada penambahan biaya produksi guna mengejar target waktu yang telah ditentukan. Kendala ini muncul ketika perusahaan melakukan serangkaian proses produksi guna pemenuhan permintaan konsumen. Rangkaian - rangkaian proses produksi yang dikerjakan sangat sukar ditentukan waktu selesainya dengan tepat, hal tersebut disebabkan antara lain :
a. Banyaknya aktivitas yang ada dalam setiap proses produksi
b. Setiap aktivitas memiliki kebergantungan dengan aktivitas lainnya c. Penentuan waktu selesainya proses produksi dilakukan secara intuitif Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan informasi mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian proses – proses produksi dan memberikan jadwal proses produksi yang ada dalam betuk Gannt Chart
dengan menggunakan metode PERT (Project Evaluation and Review Technique).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu : a. Bagaimana memecahkan masalah penjadwalan yang meliputi penentuan
1.3 Tujuan
Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah membuat sistem yang mampu untuk menjadwalkan proses produksi yang ada di Yayasan Dian Mandala, sehingga permasalahan mengenai sukarnya memperkirakan ketepatan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses produksi dapat diatasi.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan permasalahannya adalah sebagai berikut :
a. Diasumsikan faktor utama yang memperngaruhi proses produksi hanya dikhususkan pada waktu produksi.
b. Diasumsikan persediaan bahan mentah selalu ada.
c. Metode jaringan kerja yang digunakan adalah dengan metode Project Evaluation and Review Technique.
d. Waktu kerja yang diambil adalah 7 hari kerja
e. Sistem dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan menggunakan basis data berorientasi objek db4o versi 6.04.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dan cara-cara yang dilakukan untuk mengembangkan sistem simulasi penjadwalan proses produksi ini adalah metode
FAST (Framework for the Application of System Thinking). Tahap-tahap yang
a. Tahap definisi ruang lingkup (scope definition)
Tahapan ini merupakan tahap penentuan kelayakan dan batasan-batasan dari sistem yang akan dibangun. Hasil dari tahap ini adalah pernyataan masalah yang dihadapi.
b. Tahap analisis masalah (problem analysis)
Tahapan ini merupakan tahap analisis terhadap masalah-masalah utama yang dihadapi dan akan diselesaikan oleh sistem informasi. Pada tahap ini akan dilakukan studi terhadap referensi yang dimiliki oleh sistem yang lama serta menganalisis permasalahan dari sistem yang lama. Dalam tahap ini akan menghasilkan analisis sebab-akibat (cause-effect analysis).
c. Tahap analisis kebutuhan (requirement analysis)
Tahapan ini merupakan tahap pengumpulan data akan kebutuhan sistem yang baru dan menganalisisnya. Metode dalam pengumpulan data ini menggunakan cara observasi dan studi literatur. Hasil dari tahap ini direpresentasikan dengan
use-case diagram.
d. Tahap desain logis (logical design)
Tahapan ini merupakan tahap pembuatan rancangan sistem informasi secara logis dan fisik, baik perancangan diagram aktifitas, diagram relasi entitas dan diagram.
e. Tahap desain fisik dan integrasi (physical design and integration)
kelas lengkap, rancangan jaringan kerja PERT berserta aktivitas – aktivitas yang ada dalam proyek dan rancangan antarmuka sistem.
f. Tahap konstruksi dan pengujian
Tahapan ini merupakan tahap pembuatan sistem dan melakukan pengujian meliputi unjuk kerja, uji masukan dan keluaran dari sistem.maupun tulisan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas ahkir ini adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini disampaikan tentang apa yang akan dibahas dan dijelaskan dalam Tugas Ahkir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai Algoritma Project Evaluation and
Review Technique yang akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan
dan pembuatan sistem penjadwalan proses produksi di Yayasan Dian mandala.
BAB III. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB IV. IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan dijelaskan pembuatas sistem secara fisik berdasarkan rancangan yang sudah dibuat pada bab III.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disampaikan tentang hasil dan pembahasan dari “Simulasi Penjadwalan Proses Produksi di Yayasan Dian Mandala”.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
7 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Algoritma PERT
2.1.1 Konsep Dasar Algoritma PERT
PERT atau Program Evaluation and Review Technique adalah sebuah model Management Science untuk perancangan dan pengendalian sebuah proyek (Siswanto,2007). Menurut (Supranto,1998) PERT pada dasarnya metode yang berorientasikan waktu, dalam arti bahwa PERT akan berahkir dengan penentuan penjadwalan waktu ( a time scheduling ). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Algoritma PERT adalah sebuah algoritma yang digunakan untuk merancang dan mengendalikan proyek dengan berorientasikan waktu yang hasilnya berupa penentuan penjadwalan waktu.
akurat dan juga meningkatkan pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang ada di dalam proyek.
Menurut (Siswanto,2007) dalam sebuah manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian suatu kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi :
a. Perencanaan yang lain yaitu penyusunan jadwal (schaduling), angaran
(budgetting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan
sumber organisasi yang lain. b. Proses pengendalian (controlling).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penentuan waktu yang tidak tepat akan mengakibatkan kekacauan dalam perencanaan proyek dan akan mengangu proses manajemen proyek selanjutnya. Oleh sebab itu, waktu memegang peranan penting dalam penentuan akurasi penyelesaian suatu kegiatan yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam manajemen suatu proyek.
Dalam proses pengendalian, PERT menjadi pedoman untuk peninjauan kegiatan, analisis kegiatan, dan tindakan koreksi yang bersifat adaptif (Siswanto,2007). Model PERT pada dasarnya menjabarkan proses taksiran secara intuitif yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara ilmiah ke dalam distribusi Beta sehingga bisa diketahui bagaimana proses penaksiran waktu kegiatan dapat dilakukan.
Distribusi Beta adalah salah satu distribusi teoritik yang dapat digunakan sebagai model pembuatan keputusan. Kemungkinan itu didukung pula oleh dua faktor yang menguntungkan, yaitu :
a. Rumpun distribusi Beta dapat memberikan taksiran yang bagus terhadap sebuah distribusi probabilitas yang lebar.
b. Mudah untuk mengikutkan sampel informasi yang mengikuti distribusi Binomial (Siswanto,2007).
Menurut (Siswanto,2007), (Supranto,1988), (Taha,1989) PERT, melalui distribusi Beta, penentuan waktu di setiap aktivitas – aktivitas mengunankan taksiran waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik. Tiga macam taksiran waktu yang digunakan oleh PERT, yaitu :
a. Taksiran paling mungkin (most likely estimate), dengan notasi m, dimaksudkan sebagai taksiran waktu penyelesaian suatu kegiatan yang paling realistik. Secara statistik, m adalah taksiran terhadap modus atau titik tertinggi dari distribusi probabilitas waktu penyelesaian kegiatan.
sesuatu berjalan dengan baik. Secara statistik a adalah taksiran batas bawah distribusi probabilitas.
c. Taksiran pesimistik (pesimistic estimate) dengan notasi b, dimaksudkan sebagai taksiran yang akan terjadi dengan kemungkinan 1/100 jika segala sesuatu berjalan dengan tidak semestinya. Secara statistik b adalah taksiran batas atas distribusi probabilitas.
Berdasarkan pernyataan mengenai penentuan taksiran waktu yang diambil dari (Siswanto,2007) dapat disimpulkan bahwa distribusi probabilitas dapat digunakan sebagai nilai taksiran waktu penyelesaian kegiatan yang diperoleh dari nilai variance.
2.1.2Langkah – langkah Penggunaan Metode PERT
Secara garis besar langkah-langkah penggunaan metode PERT memiliki aktivitas sebagai berikut :
a. Mendefinisikan kegiatan atau aktivitas apa saja yang ada di dalam proyek beserta kebergantungannya dengan aktivitas lain yang nantinya akan tersusun sebagai sebuah jaringan kerja.
b. Membuat jaringan kerja atau network yang merepresentasikan seluruh kegiatan yang ada di dalam proyek.
c. Melakukan perhitungan yang meliputi :
2. Perhitungan mundur yang digunakan untuk mendapatkan nilai waktu selesai paling awal (earliest finish) dan waktu selesai paling lama (lastest finish).
3. Mengelompokan semua kegiatan atau aktivitas ke dalam dua kelompok yaitu aktivitas kritis dan non kritis yang selanjutnya digunakan sebagai penentu jalur kritis.
d. Membuat jadwal proyek yang dapat direpresentasikan ke dalam diagram gantt chart.
Gambar 2.1 Skema kegiatan dalam PERT
2.1.3 Penyajian bentuk Jaringan
Jaringan dalam algoritma PERT merupakan kumpulan dari aktivitas-aktivitas yang ada di dalam proyek yang mengambarkan hubungan antar satu aktivitas dengan aktivitas lain dalam satu jaringan. “Kegiatan dalam proyek dapat digambarkan dengan anak panah yang ujungnya menunjukkan arah kemajuan dalam proyek dan hubungan kegiatan satu dengan kegiatan lain yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kejadian (event)” (Supranto,1988). Yang dimaksud dengan kejadian adalah saat yang menggambarkan permulaan dan pengakhiran suatu kegiatan, sedangkan kegiatan adalah elemen pekerjaan yang memerlukan waktu. Setiap kegiatan digambarkan sebagai anak panah, pangkal anak panah sebagai awal dan ujungnya sebagai ahkir suatu kejadian. Panjang anak panah tidak menggambarkan jangka waktu dari kegiatan itu. Anak panah menggambarkan apa yang dikerjakan mendahului, sebelum kegiatan itu dikerjakan. Setiap anak panah di ujung dan pangkalnya diberi tanda kejadian yang diberi nomor atau alphabet urut dari kecil ke besar.
Tabel 2.1 Jenis-jenis simbol jaringan pada PERT
Gambar Keterangan
Kejadian peristiwa atau event.
Aktivitas kegiatan atau pekerjaan. Penghubung peristiwa atau dummy
yang tidak mempunyai dimensi waktu
Menurut (Supranto,1988) aturan - aturan yang dipakai dalam penyusunan sebuah jaringan yaitu :
1. Setiap kegiatan hanya boleh diwakili oleh satu anak panah saja di dalam jaringan kerja.
2. Tidak boleh ada kegiatan yang diwakili oleh pangkal dan ujung anak panah yang sama. Dalam hal ini harus dipergunakan anak panah boneka (dummy).
Menurut (Siswanto,2007) agar kesatuan informasi yang lengkap dan terpadu, dan mudah dipahami, maka untuk mengumpulkan informasi dapat digunakan bentuk lain seperti kotak untuk setiap kegiatan, yaitu :
Kegiatan i :
Gambar 2.2 Representasi aktivitas dalam satu kotak durasi
ES
LS
EF
Keterangan :
a. ES = Earliest Start atau waktu mulai paling awal untuk suatu aktivitas
b. EF = Earliest Finish atau waktu selesai paling awal untuk suatu aktivitas
c. LS = Lastest Start atau waktu mulai paling terlambat untuk suatu aktivitas
d. LF = Lastest Finish atau waktu selesai paling terlambat untuk suatu aktivitas
Menurut (Supranto,1988), memperlihatkan hubungan antara simbol dan kegiatan-kegiatan seperti beberapa contoh di bawah ini :
a. Aktivitas B baru dapat dimulai setelah aktivitas A selesai dikerjakan
Gambar 2.3 Hubungan Antar simbol aktivitas A mendahului B b. Aktivitas B dan C baru dapat dimulai sesudah aktivitas A selesai dikerjakan
Gambar 2.5 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C dan D
d. Aktivitas C tergantung dari aktifitas A dan ( dummy ). Oleh karena aktivitas
dummy tergantung dari aktivitas B, maka dapat dikatakan bahwa C tergantung
dari aktivitas A dan B. Aktivitas D tergantung dari aktivitas B saja ( hubungan parallel )
Gambar 2.6 Hubungan Antar simbol penggunaan Dummy activity
e. Aktivitas A dan B dapat berlangsung bersama-sama
f. Aktivitas C baru dapat dimulai setelah aktivitas A dan B selesai
Gambar 2.8 Hubungan Antar simbol aktivitas A dan B mendahului C
g. Anak panah terputus-putus ( dummy ) menunjukkan aktifitas atau kegiatan semu. Dummy berfungsi untuk menggambarkan adanya hubungan antar dua kegiatan. Anak panah terputus-putus digambarkan selalu dengan ekor sebelah kiri dan kepala sebelah kanan dengan menggunakan garis terputus-putus. Berbeda dengan aktivitasatau kegiatan yang membutuhkan waktu, biaya dan sumber daya, hubungan dengan menggunakan dummy tidak memerlukan sumber daya, waktu, dan biaya. Oleh karena itu, hubungan dengan menggunakan dummy tidak perlu diperhitungkan karena tidak membutuhkan sumber daya apapun dan lamanya sama dengan 0 (nol). Meskipun tidak perlu diperhitungkan, namun hubungan ini harus ada (bila diperlukan)untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan.
Gambar anak panah terputus-putus (dummy)
Gambar 2.9 Representasi Dummy activity
h. Untuk menjaga hubungan pekerjaan mana yang harus dikerjakan lebih dahulu maka terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebagai pedoman untuk menambahkan aktivitas-aktivitas yang baru ke dalam sebuah jaringan.
1
2
3 4
A
B
1. Aktivitas apa yang harus benar-benar mendahului aktivitas lain yang ada?
2. Aktivitas apa yang harus mengikuti aktivitas lain?
3. Aktivitas apa yang harus terjadi secara bersamaan dengan aktivitas lain? Jawaban dari pertanyaan di atas digunakan untuk menentukan penggunaan
dummy activities untuk memastikan ketepatan hubungan diantara
aktivitas-aktivitas yang ada dalam sebuah jaringan.
2.1.4Perhitungan Algoritma PERT
Pada situasi yang nyata sering terjadi apa yang telah direncanakan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal ini juga terjadi pada proses produksi. Seringkali waktu yang telah ditetapkan sebelum dimulainya proses produksi tidak sesuai dengan apa yang terjadi ketika proses produksi dijalankan, penyebabnya adalah terjadi penundaan waktu di tiap aktivitas yang tentunya akan berpengaruh juga terhadap aktivitas yang berada pada urutan berikutnya. Semakin lama terjadi penundaan waktu maka juga akan sangat berpengaruh terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan dalam melakukan suatu proses produksi.
PERT orang dapat menentukan kepastian jadwal di suatu kejadian yang didefinisikan dalam suatu jaringan kerja. Hal ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan probabilitas terpenuhinya jadwal yang ditetapkan di kejadian tersebut.
2.1.4.1 Langkah-langkah pengerjaan dengan metode PERT
Berikut ini akan diberikan langkah-langkah untuk menggunakan metode PERT :
1. Membuat jaringan atau network dari proyek yang akan dijalankan. Pada langkah pertama ini, kita akan menyusun segala aktivitas yang akan terjadi dalam proyek yang akan dikerjakan lengkap dengan urutan aktivitas yang terjadi selama proses pengerjaan proyek dari awal hingga selesainya proyek.
Tabel 2.2 Tabel aktivtias
event Event Pendahulu aktivitas a m b
1,2 - A 2 2 8
2,3 1,2 B 1 2 11
2,4 1,2 C 1 1 8
3,5 2,3 G 1 3 7
3,6 2,3 H 1 2 3
4,5 (2,3),(2,4) 6 7 8 4,5
4,6 (2,3),(2,4) 3 4 11 4,6
5,6 (3,5),(4,5) 4 6 8 5,6
Gambar 2.10 Contoh jaringan atau network
Keterangan gambar :
1. Event atau simpul 1 adalah event awal yang merupakan kejadian
pertama dalam suatu jaringan. Pada simpul 1 ini terdapat satu anak panah yang menuju ke event 2 yang mengambarkan bahwa terdapat satu aktivitas yang akan berlangsung setelah event 1 dan berakhir pada
event 2.
2. Event 2 merupakan event yang ada dalam jaringan yang menandakan
bahwa aktivitas A telah selesai dan akan diteruskan dengan aktivitas B dan C yang digambarkan dengan dua anak panah yang keluar dari
event 2. Dapat dikatakan pula bahwa event 2 merupakan tanda
mulainya aktivitas B dan aktivitas C
3. Event 3 merupakan tanda berakhirnya aktivitas B dan merupakan tanda
dummyyang mengarah ke event 4 yang berarti bahwa event 3 dan 4 dapat terjadi secara bersamaan dan dummy ini tidak memiliki muatan durasi atau bernilai 0 (nol).
4. Event 4 merupakan event yang menandakan berahkirnya aktivitas C
dan akan segera dimulainya aktivitas E dan F, atau dengan kata lain aktivitas E dan F belum dapat dimulai jika aktivitas C belum selesai dikerjakan.
5. Event 5 merupakan event yang menandakan bahwa aktivitas F dan G
berakhir dan akan segera disusul oleh aktivitas I, atau dengan kata lain aktivitas I belum dapat dimulai sebelum aktivitas F dan G selesai dikerjakan.
6. Event 6 merupakan event tanda selesainya aktivitas E, I, dan H. Event
6 merupakan akhir event dari jaringan di atas, karena setelah event 6 tidak ada lagi aktivitas yang mengikutinya.
d
Gambar 2.11 Contoh jaringan atau network
Gambar 2.11 merupakan bentuk transformasi dari bentuk jaringan 2.10. perbedaan dari kedua jaringan di atas adalah :
a) Untuk gambar jaringan 2.10 setiap aktivitas atau kegiatan digambarkan sebagai anak panah, sedangkan pada gambar 2.11 setiap aktivitas digambarkan sebagai kotak yang berisi informasi waktu yang dihasilkan jaringan PERT.
2. Memperkirakan durasi setiap aktivitas
Perkirakan durasi setiap aktivitas yang berada dalam proyek dengan memakai 3 estimasi waktu, yaitu waktu optimis a, waktu paling mungkin (waktu normal ) m, dan waktu pesimis (waktu paling lama) b
Sebagai contoh di bawah ini terdapat tabel yang memuat aktivitas-aktivitas yang mengacu pada gambar jaringan 2.10 beserta tiga estimasi waktu yang telah ditetapkan dalam suatu satuan waktu.
Tabel 2.3 Contoh tabel aktivitas beserta estimasi waktunya event Event Pendahulu aktivitas a m b
1. Untuk aktivitas A durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 2, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas A adalah 3, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas A jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas B jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.
3. Untuk aktivitas C durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 1, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas C adalah 2, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas C jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 3.
4. Untuk aktivitas D yang merupakan dummy atau aktivitas semu nilainya adalah 0 (nol).
5. Untuk aktivitas G durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 2, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas E adalah 3, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas E jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 4.
6. Untuk aktivitas H durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 1, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 2, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 3.
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas F jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 8.
8. Untuk aktivitas E durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 4, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 5, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 6.
9. Untuk aktivitas I durasi waktu yang paling cepat tanpa adanya kendala dan penundaan adalah 5, dan waktu yang paling mungkin untuk menyelesaikan aktivitas H adalah 6, kemudian waktu pesimis atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas H jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar adalah 7.
3. Menghitung nilai rata-rata
Untuk menghitung nilai rata – rata tiap aktivitas digunakan rumus sebagai berikut :
Dij = ……… (2.1)
Keterangan :
m = waktu yang paling mungkin yaitu waktu yang realistis untuk menyelesaikan kejadian atau aktivitas tersebut.
b = waktu pesimis yaitu waktu yang diperkirakan jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan lancar
Contoh tabel yang memuat nilai rata-rata tiap aktivitas ditunjukkan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.4 Contoh table penghitungan rata – rata hitung
event aktivitas a m b Rata- rata
4. Melakukan perhitungan maju atau forward pass
Untuk melakukan perhitungan dengan forward pass atau perhitungan maju digunakan rumus sebagai berikut :
a. Earliest Start (ES):
ESj = max {ESi + Dij} ………..(2.2) Keterangan :
Dij = Durasi dari event i ke event j
Perhitungan Earliest start atau waktu mulai paling awal digunakan untuk mendapatkan nilai kapan suatu aktivitas dapat dimulai paling awal. Menurut (Supranto,1988) waktu mulai paling awal (ES) di pasang pada setiap event dengan tanda (bujur sangkar) dan waktu penyelesaian paling ahkir (LF) juga dipasang pada setiap event dengan tanda (segitiga).
Untuk kejadian atau event i = 1 berarti kejadian pertama dan menurut perjanjian ES1 = 0. Berdasarkan pernyataan di atas maka untuk
ES table 1.1 dapatdihitung dengan :
1. ES1 =0. (bedasar perjanjian pada event awal nilai ES = 0)
2. ES2 = ES1 + D12 = 0 + 3 = 3.
3. ES3 = ES2 + D23 = 3 + 3 =6.
4. ES4 =
{ ESi + Dij }
= maks { ES2 + D24, ES3 + D34 }, kegiatan 3,4 dummy
= maks { 3 + 2, 6 + 0 } = maks {5,6} = 6 5. ES5 = { ESi + Dij }
= maks { ES3 + D35, ES4 + D45 }
= maks { 6 + 3, 6 + 7 } = maks { 9,13 }=13 6. ES6 =
{ ESi + Dij }
= maks { ES3 + D36 + ES4 + D46 + ES5 + D56 }
Perhitungan Earliest Finish atau waktu selesai paling awal digunakan untuk mendapatkan nilai kapan suatu aktivitas dapat diselesaikan paling cepat. Perhitungan ini dilakukan setelah perhitungan ES selesai dikerjakan, dengan perhitungan sebagai berikut :
EFij = ESi + Dij ………..(2.3) Keterangan :
EF = waktu selesai paling awal suatu aktivitas Dij = durasi waktu dari event i ke event j
Berdasarkan rumus di atas maka EF semua kegiatan dalam jaringan dapat dihitung, berikut adalah contoh perhitungan EF pada data table 2.3 : 1. EF12 = ES1 + D12 = 0 + 3 = 3
2. EF23 = ES2 + D23 = 3 + 3 = 6
3. EF34 = ES3 + D34 = 6 + 0 = 6
4. EF35 = ES3 + D35 = 6 + 3 = 9
5. EF36 = ES3 + D36 = 6 + 2 = 8
6. EF45 = ES4 + D45 = 6 + 7 = 13
7. EF46 = ES4 +D46 = 6 + 5 = 11
8. EF56 = ES5 + D56 = 13 + 6 = 19
5. Melakukan Perhitungan Mundur atau Backward Pass
a. Menghitung Lastest Finish (LF) atau Waktu Selesai Paling Lama
Lastest Finish atau Waktu selesai paling lama adalah nilai waktu dimana
ESn, merupakan permulaan perhitungan dari cara backward pass dengan
rumus :
LFi = { LFj – Dij } ………..(2.4)
Keterangan :
LF = Lastest Finish (LF) atau Waktu Selesai Paling Lama
Dij = Durasi aktivitas dari event i ke event j.
Semua nilai LFi kemudian dimasukkan ke dalam segitiga di atas
masing-masing node.
1. LF6 = ES6 = 9 perhitungan permulaan untuk i = n = 6
2. LF5 = LF6– D56 = 19 – 6 = 13
3. LF4 = { LFj– D4j}
= min { LF5– D45, LF6– D46 }
= min { 13 – 7,19 - 5} = min {6,14} = 6
4. LF3 = { LF4– D34, LF5– D35, LF6– D36 }
= min { 6 – 0, 13 – 3, 19 – 2 } = min { 6, 10, 17 } = 6
5. LF2 = { LFj– D2j}
= min { LF3– D23, LF4– D24}
= min { 6 – 3, 6 - 2} = min { 3,4} = 3 6. LF1 = LF2– D12 = 3 – 3 = 0
Lastest start atau waktu mulai paling lama adalah nilai batas waktu paling terlambat suatu aktivitas bisa dimulai. Perhitungan Lastest start
menggunakan rumus :
LSij = LFj – Dij ………(2.5) Keterangan :
LS = Lastest Start (LS) atau Waktu Mulai Paling Lama LFj = Waktu selesai paling lama di event j
Dij = Durasi waktu dari event i ke event j
1. LS12 = LF2– D12 = 3 – 3 = 0
2. LS23 = LF3– D23 = 6 – 3 = 3
3. LS24 = LF4– D24 = 6 – 2 = 4
4. LS34 = LF4– D34 = 6 – 0 = 6
5. LS35 = LF5– D35 = 13 – 3 = 10
6. LS36 = LF6– D36 = 19 – 2 = 17
7. LS45 = LF5– D45 = 13 – 7 = 6
8. LS46 = LF6– D46 = 19 – 5 = 14
9. LS56 = LF6– D56 = 19 – 6 = 13
6. Menentukan Aktivitas atau Kegiatan Kritis dan Nonkritis
Menurut (Supranto,1988) setelah semua nilai ES dan LF sudah selesai dihitung untuk semua event atau kejadian, maka suatu kegiatan (i,j) dikatakan terletak pada jalur kritis dan merupakan kegiatan kritis kalau memenuhi syarat sebagai berikut :
II. ESj = LFj
III. ESj– ESi = LFj– LFi = Dij
Dengan menggunakan syarat di atas, ternyata kegiatan atau aktivitas (1,2), (2,3), (3,4), (4,5) dan (5,6) merupakan kegiatan kritis dan sekaligus membentuk jalur kritis.
Untuk kegiatan (2,4), (3,5), (3,6), dan (4,6) memenuhi syarat I dan II tetapi tidak memenuhi syarat III, jadi tidak merupakan jalur kritis. Jalur kritis selain memenuhi syarat I, II, dan III juga harus membentang dari event awal sampai dengan event akhir.
Gambar 2.12 contoh jaringan lengkap dengan informasi ES, LF, dan jalur kritis
Keterangan :
= jalur kritis
Tabel 2.5 data event dalam jaringan beserta nilai – nilai perhitungan event aktivitas a m b rerata Awal Akhir
Baris dalam tabel yang memiliki warna merah menandakan bahwa kegiatan yang ditunjukkan oleh tabel merupakan kegiatan kritis
7. Menyusun Jadwal jaringan kerja
Tujuan akhir dari tahap penjadwalan ialah membentuk a time chart yang dapat menunjukkan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan serta hubungannya satu sama lain dalam proyek.
Menurut (Supranto,1988) Gantt Chart merupakan alat planning yang dinamis, karena penampilannya yang selalu berubah – ubah, dapat ditambah unsur kegiatan baru dalam rencana itu dan mencabut unsur kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan.
ES
8. Melakukan Pertimbangan Probabilitas
Menurut (Supranto,1988) misalkan Ui waktu kejadian paling awal event
i, Ui merupakan variabel acak (random variables), sebab Ui merupakan hasil
penjumlahan waktu kegiatan sampai pada event i sifatnya acak. Dengan suatu anggapan atau asumsi bahwa semua kegiatan dalam jaringan kerja bebas satu sama lain, maka untuk menghitung rata-rata varian U dilakukan sebagai berikut :
E(Ui) = ESi
Var (Ui) = ∑ ………(2.6)
Menurut batas dalil pusat, variable Ui mengikuti fungsi normal dengan
rata-rata E(Ui). E(Ui) nilai harapan atau rata-rata Ui. Maka kemudian dengan
waktu penjadwalan yang ditentukan oleh penganalisis sebesar STi, berlaku
hubungan berikut :
P { Ui ≤ STi } = P [ √ √ ]
= P ( Z ≤ Ki )………(2.7)
di mana Z = N(0,1), artinya variabel Z mengikuti fungsi normal dengan rata-rata nol dan simpangan baku atau deviasi standar satu, dan Z disebut normal baku. Nilai Z dibuat tabelnya dan disebut tabel normal.
Ki =
√ ………(2.8)
Tabel 2.6 Data event dalam jaringan beserta nilai variansi
Setelah perhitungan variansi semua aktivitas dihitung, kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung Var(Ui) , memasukkan nilai STi atau
waktu penjadwalan yang ditentukan oleh penganalisis, dan menghitung P( Z ≤
Ki ). Hasil dari perhitungan digambarkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.7 Perhitungan probabilitas jalur kritis
Event Jalur E(Ui) Var(Ui) STi Ki P( Z ≤ Ki ) prosentase nilai probabilitas di setiap aktivtias dapat dihitung dengan P( Z ≤
Ki ) x 100% yang berarti hasil dari perhitungan ini menunjukkan probabilitas
keberhasilan suatu proyek di setiap aktivitasnya 1. (1,2) = 0.159 x 100% = 15.9%
3. (1,2,3,4) = 0.500 x 100%= 50% 4. (1,2,3,4,5) = 0.978 x 100% = 97.8% 5. (1,2,3,4,5,6) = 0.684 x 100% = 68.4%
2.2Analisis dan Desain Berbasis Objek 2.2.1 Object Oriented Analysis (OOA)
Object Oriented Analysis merupakan pendekatan yang digunakan
untuk mengidentifikasikan fungsionalitas dari kebutuhan sistem dari perspektif user dan mengidentifikasikan object, atribut, behaviour, dan relasi yang mendukung kebutuhan fungsional sistem (Whitten, 2004).
2.2.2 Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design merupakan pendekatan yang digunakan
untuk menspesifikasikan solusi perangkat lunak dalam bentuk kolaborasi
object, atribut, dan fungsinya. Tahap ini merupakan kelanjutan dari proses
object oriented analysis. Dalam tahap ini terdapat tiga jenis object, yaitu
(Whitten, 2004):
1) Entitas Object, yaitu sebuah object yang berisi informasi yang
berhubungan dengan bisnis dan secara khusus bersifat persisten dan disimpan dalam database.
2) Interface Object, yaitu sebuah object yang disediakan untuk
dengan sistem. Contoh : sebuah window, dialog box. Interface
object mempunyai dua tanggung jawab, yaitu :
a. Menterjemahkan masukan user ke dalam informasi yang dapat dimengerti oleh sistem dan sistem dapat menggunakannya untuk memproses kejadian bisnis. b. Membawa data yang berhubungan ke dalam suatu
kejadian bisnis dan menterjemahkan data untuk dipresentasikan secara tepat kepada user.
3) Control Object, yaitu sebuah object yang berisi aplikasi logic yang bukan merupakan tanggung jawab entitas object. Control
object akan mengkoordinasikan message antar interface object
dan entitas object dan mengurutkan message yang terjadi.
2.2.3 UML (Unified Modelling Languange)
UML merupakan konfensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan object. UML tidak menentukan sebuah metode untuk mengembangkan sistem tetapi hanya berupa notasi (Whitten, 2004).
UML memberikan sembilan diagram yang dikelompokan ke dalam lima kelompok dengan sudut pandang yang berbeda terhadap sebuah model sistem. Berikut adalah kelompok-kelompok tersebut:
1. USE-CASE MODEL DIAGRAM
Use case diagram adalah sekumpulan diagram yang
Use case secara behavioral berhubungan dengan urutan langkah-langkah, baik secara otomatis maupun manual dengan tujuan untuk melengkapi bisnis tunggal, misalnya login ke sistem, manambah data barang, menghapus data barang, dan sebagainya. Actor adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk mengubah informasi.
Use Case Diagram terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
1) Use Case
Use case adalah urutan langkah-langkah yang secara tindakan
saling terkait, baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal ( Whitten, 2004 ).
2) Pelaku
Pelaku adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi (Whitten, 2004 ). Adapun terdapat empat tipe pelaku, yaitu :
2. 1 Primary business actor ( pelaku bisnis utama )
Stakeholder yg mendapat keuntungan utama dari
proses mengeksekusi use case.
2. 2 Primary system actor ( pelaku sistem utama )
Stakeholder yg secara langsung berinteraksi dg
2. 3 External server actor ( pelaku pelayan luar ) Stakeholder yg merespon terhadap permintaan dari
use case.
2. 4 External receiver actor ( pelaku penerima luar )
Stakeholder yg bukan merupakan pelaku utama tetapi menerima sesuatu yg berharga dari use case.
3) Relationship ( Hubungan )
Relationship adalah hubungan antar use case dengan pelaku
maupun antar use case (Whitten, 2004). Adapun terdapat lima tipe relationship yaitu :
a)Association
Suatu relasi antara seorang aktor dan sebuah use case dimana terjadi interaksi yang terjadi diantara mereka.
b) Extends
Sebuah use case berisi langkah-langkah yang dringkas dari sebuah use case yang lebih kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana namun secara fungsi lebih meluas.
c) Abstract
langkah - langkah yg umum yg ditemui dalam use case tersebut.
d) Depends on
Sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum current
use case.
e) Inheritance
Suatu relasi use case dimana tindakan yg sama dari dua aktor menginisiasi use case yg sama diekstrapolasi dan dibentuk menjadi aktor baru secara abstrak untuk mengurangi redundancy. Simbol - simbol yang digunakan dalam pembuatan use-case
diagram, digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.8 Tabel Komponen Use Case
Simbol Keterangan
Simbol dari pelaku atau aktor use case.
Simbol relasi association.
<<extends>> Simbol relasi extends.
<<used>> Simbol relasi abstract.
<<depends on>> Simbol relasi depends on.
Simbol relasi inheritance.
2. STATIC STRUCTURE DIAGRAM
Kelompok ini digolongkan menjadi dua diagram :
a. Class diagram menggambarkan struktur dari objek sistem.
Class diagram memperlihatkan class dalam sistem beserta
relasi antara class.
b. Object diagram sama dengan class diagram, tetapi lebih dari
pada menggambarkan class, object diagram memodelkan
object instance secara aktual, memperlihatkan nilai tertentu
dari atribut instance. Diagram ini tidak sering digunakan seperti class diagram tetapi digunakan untuk membantu
developer memahami struktur dari sistem.
3. INTERACTION DIGARAM
Interaction diagram memodelkan sebuah interaksi, yang berisi
a. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case. Sequence diagram
memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case.
b. Collaboration diagram sama dengan sequence diagram
tetapi tidak
berfokus pada timing atau „sequence‟ dari message. Menggambarkan interkasi (collaboration) antar objek dalam format network. Antara sequence diagram dan
collaboration diagram bersifat isomorphic, yang berarti
dapat melakukan transformasi satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
4. STATE DIAGRAM
State diagram terdiri dari dua diagram yaitu:
a) Statechart diagram digunakan untuk model dinamic
behaviour dari particular object.
b) Activity diagram digunakan untuk menggambarkan aliran
sequen dari aktifitas dari proses bisnis atau sebuah use
5. IMPLEMENTATION DIAGRAM
Implementation diagram terdiri dari dua diagram:
a) Component diagram digunakan untuk menggambarkan
organisasi dan ketergantungan dari komponen sistem
software. Component diagram dapat digunakan utnuk
memperlihatkan bagaimana kode program dibagi ke dalam modul-modul (atau komponen).
b) Deployment diagram menggambarkan arsitektur secara
fisik dalam bentuk „node‟ untuk hardware dan software
dalam sistem. Menggambarkan konfigurasi dari run-time
software component, processor, dan peralatan lain yang
membentuk arsitektur sistem.
2.3Java
Dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lain, pemrograman Java memiliki banyak keunggulan, diantaranya (http://scqolbu.com/pemrograman/94.html):
a) Sederhana
Bahasa pemrograman Java menggunakan sintaks mirip dengan C++ namun sintaks pada Java telah banyak diperbaiki terutama menghilangkan penggunaan pointer yang rumit dan multiple inheritance. Java juga menggunakan automatic memory allocation
dan memory garbage collection.
b) Berorientasi objek (Object Oriented)
Java menggunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dapat dibuat secara modular dan dapat dipergunakan kembali. Pemrograman berorientasi objek memodelkan dunia nyata kedalam objek dan melakukan interaksi antara objek-objek tersebut.
c) Dapat didistribusikan dengan mudah
Java dibuat untuk membuat aplikasi terdistribusi secara mudah dengan adanya libraries networking yang terintegrasi pada java. d) Interpreter
Program Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java
Virtual Machine (JVM). Hal ini menyebabkan kode java yang
telah dikompilasi menjadi java bytecodes dapat dijalankan pada
e) Tangguh
Java mempunyai reliabilitas yang tinggi. Compiler pada java mempunyai kemampuan mendeteksi kesalahan secara lebih teliti dibandingkan bahasa pemrograman lain. Java mempunyai runtime
exception handling untuk membantu mengatasi kesalahan pada
pemrograman. f) Aman
Sebagai bahasa pemrograman untuk aplikasi internet dan terdistribusi, java memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi tidak digunakan untuk merusak sistem computer yang menjalankan aplikasi tersebut.
g) Architecture Neutral
Program java merupakan platform independen Program cukup mempunyai satu buah versi yang dapat dijalankan pada platform
yang berbeda dengan Java Virtual Machine.
h) Portabel
Kode maupun program java dapat dengan mudah dibawa ke
platform yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang.
i) Multithreading
Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat melakukan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.
Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis. Perubahan pada suatu kelas dengan menambahkan properti ataupun metode dapat dilakukan tanpa mengganggu program yang menggunakan kelas tersebut.
2.4Db4o
Db4o adalah salah satu produk dari Object Oriented Database
Management System. Db4o has a simple job to do. It is a database that is
specifically designed to provide persistence for object-oriented programs.
Object persistence is the capability to save the objects in a system so that
they exist even after the application that created them has stopped
running(Apress,2006). Berdasarkan pengertian di atas db4o dapat diartikan
sebagai software yang berfungsi menyimpan data – data berupa class Objek ke dalam basis data.
relationaldatabase tidak bisa menyimpan segalanya dan ada ketidakkompatibelan antara object data model dengan relational data model. Db4o sebagai native object database sehingga membuat ia ideal untuk
di embedded ke dalam equipment atau device, baik mobile, desktop, dan
server platform. Hal yang paling istimewa dari Db4o menurut (Irwanto,2007) adalah kesederhanaannya class library-nya sehingga sangat mudah dan praktis untuk dipelajari.
Dibawah ini akan digambarkan mengenai perbedaan Object Oriented
Application
Cache
Server
Object Database
Objects
Application
Cache
Server
Relational Database Objects
Table1
Objects
Table11 Table12
Tabel
2.5.1 Teknik Persistensi Objek
Untuk menyimpan data ke dalam basis data objek perintah perintah dasar yang digunakan adalah :
1. Perintah untuk mengakses database objek adalah :
ObjectContainer db = Db4o.openFile(“nama basis data”); 2. Perintah untuk menyimpan data adalah :
db.Set(objek);
3. Perintah untuk menghapus data adalah : db.Delete(objek);
4. Perintah untuk menampilkan data adalah : ObjectSet objek = db.get(objek); while( objek.hasNext())
{
System.out.println(objek.next()); }
6. Perintah untuk keluar dari database Db.close();
7.Konfigurasi untuk pengubahan data dalam database
Db4o.configure().objectClass(namakelas).updateDepth(4); Db4o.configure().objectClass(namakelas).cascadeOnUpdate (true);
Db4o.configure().objectClass(namakelas).cascadeOnDelete(tr ue);
9. Konfigurasi untuk men-set kedalaman queryguna peng-update-an
database
49 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
3.1.1. Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase)
Kendala – kendala utama Yayasan Dian Mandala dalam melakukan penjadwalan proses produksi dapat di kelompokkan sebagai berikut :
Performance : Kendala utama dalam proses penjadwalan yaitu belum
adanya sistem yang dapat mengimplementasikan algoritma PERT sebagai algoritma penjadwalan, sehingga setiap aktivitas yang dikerjakan terkadang tidak sesuai dengan waktu perkiraan dan mengakibatkan keterlambatan waktu produksi.
Information : Dengan belum adanya sistem yang mampu
mengimplementasikan algoritma PERT, maka informasi yang jelas mengenai kapan suatu aktivtias akan dimulai dan diselesaikan belum tersedia secara rinci, sehingga pengendalian dan penjadwalan setiap aktivitas dalam proses produksi lebih sulit dilakukan.
Economics : Penggunaan basis data db4o dan bahasa pemrograman Java
jadwal proses produksi dompet yang mempermudah untuk melakukan pengendalian dan penjadwalan di setiap aktivitasnya.
Control : Keakuratan data yang dihasilkan dari perencanaan proses produksi saat ini kurang akurat. Hal ini disebabkan karena dalam setiap proses produksi memiliki aktivitas yang cukup banyak sehingga untuk mengetahui selesainya proses produksi tersebut menjadi cukup sulit.
Eficiency :Perencanaan proses produksi yang dikerjakan saat ini masih
kurang efisien karena seringkali tidak sesuai dengan deadline yang telah ditentukan sebelum proses produksi dikerjakan, sehingga mengakibatkan keterlambatan yang mengakibatkan ketepatan penjadwalan tidak terpenuhi.
Service : Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses
produksi dari awal sampai ahkir belum menggunakan sistem yang mengimplementasikan algoritma PERT, sehingga cukup sulit untuk menyusun suatu jadwal yang mampu memenuhi ketepatan deadline waktu yang telah ditentukan.
Tabel 3.1 Tabel pernyataan masalah
Pernyataan masalah Solusi
Perusahaan kurang dapat menentukan waktu penjadwalan proses produksi dengan tepat
Membuat sistem dengan kemampuan menangani penjadawalan proses produksi yang dikerjakan Yayasan Dian Mandala Perusahaan belum memiliki sistem
yang dapat menjadwalkan waktu proses – proses produksi dengan tepat
3.1.2 Analisa Masalah
3.1.2.1 Sistem yang Ada Saat ini
Saat ini Yayasan Dian Mandala belum memiliki sistem khusus untuk mengatasi permasalahan penjadwalan proses produksi yang mampu menghitung estimasi waktu penyelesaian suatu proses produksi. Perusahaan seringkali kesulitan dalam menentukan estimasi waktu diselesaikannya sejumlah produk yang dipesan oleh konsumen, yang pada ahkirnya estimasi waktu yang ditentukan sebelumnya tidak terpenuhidan mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proses produksi.
Estimasi penyelesaian proses produksi yang ditempuh oleh perusahaan biasanya dilakukan secara intuitif, sehingga mengakibatkan sulit dijabarkan dan dipelajarisehingga untuk mengulangi kesuksesan dalam penjadwalan sebelumnya cukup sulit.
Tabel 3.2 Tabel Aktivitas produk dompet
Huruf Nama Aktivitas
A Pilih kulit pari B Potong kulit sapi C Potong furing D Potong perangkat E Pilih acessories F Mal kulit pari G Seset kulit sapi H Set dan setor furing
I Set dan setor perangkat J Set dan setor acessories K Potong kulit pari L Lem kulit pari
M Perataan kulit dengan karton N Embos kulit sapi
O Amplas kulit pari P Set dan setor kulit sapi Q Pengecatan kulit pari R Polish kulit pari
S Setor kulit pari
T Gabung kulit pari dan KLDL U Gabung pari+KLDL dan perangkat V Setor jahit
Tabel 3.3 Tabel Aktivitas produk Tas
Huruf Aktivitas
A Pilih kulit pari
B Persiapan accesories
C Persiapan furing
D Set dan setor furing
E Set dan setor accesories
F Mal kulit pari
G Potong kulit pari
H Lem kulit pari
I Perataan kulit dengan karton
J Penghalusan kulit pari
K Pewarnaan kulit pari
L Polish kulit pari
M Set dan setor kulit pari
N Pembuatan list
O Pembuatan tepong
P Penjahitan dalaman
Q Penggabungan badan dalam dan badan luar
R Penggabungan kulit+accesories+furing
S Penjahitan ahkir
T Finishing dan cek supervisor
U Pack
Tabel 3.4 Tabel Aktivitas produk Toth Coint
Huruf Aktivitas
A Pilih kulit pari
B Persiapan accessories
C Persiapan furing
D Set dan setor furing
E Set dan setor accessories
F Mal kulit pari
G Potong kulit pari
H Lem kulit pari
I Perataan kulit pari dengan karton
J Penghalusan
K Pewarnaan kulit
L Polish kulit pari
M Set dan setor kulit pari
N Penggabungan kulit pari
O Persiapan
P Finishing dan cek supervisor
Q Pack
3.1.2.2 Cause and effect analysis Tabel 3.5 Tabel Analisa masalah
Project : Penjadwalan proses produksi Project manajer : Beta Yoga Iwan Santoso Created by : Beta Yoga Iwan Santoso Last Update by : Beta Yoga Iwan Santoso Date Created : 06 Juli 2009 Date Last Update : 06 Juli 2009
CAUSE AND EFFECT ANALYSIS SYSTEM IMPROVEMENT OBJECTIVES
Problem / Opportunity
Causes and effects System objectives System constraint Sering terjadi
keterlambatan dalam
penyelesaian proses produksi
Penjadwalan proses
produksi masih
menggunakan perkiraan secara intuitif
Subsistem Penjadwalan proses produksi
menggunakan algoritma penjadwalan proses produksi yaitu PERT yang nantinya akan menjadwalkan proses produksi secara ilmiah ke dalam distribusi Beta sehingga dapat masukan durasi tiap aktivitas dalam proses produksi.
3.1.2.3 Gambaran Sistem Baru
Sistem yang baru juga menyediakan fasilitasGUI bagi penggunanya yang userfriendly sehingga memudahkan user untuk mempelajari dan menggunakan sistem yang baru. Fasilitas GUI yang disediakan akan dilengkapi dengan form simulasi yang di dalamnya terdapat fasilitas untuk melakukan perhitungan kalkulasi. Perhitungan kalkulasi ini berfungsi untuk melakukan penjadwalan berdasarkan algoritma PERT. Fasilitas kalkulasi yang disediakan dapat digunakan dengan cara menekan button “Kalkulasi” yang disediakan pada form
simulasi setelah pengguna sistem mengisi data lengkap mengenai kapan proses produksi akan dimulai dan kapan proses produksi akan diselesaikan.Hasil yang akan ditampilkan dari penggunaan fasilitas kalkulasi ini adalah kapan suatu proses produksi dapat diselesaikan berdasarkan penggunaan algoritma PERT.Form Simulasi juga akan dilengkapi dengan menu “simulasi” yang berfungsi untuk melihat hasil penjadwalan dalam bentukgantt chartdan tabel. Guna mengimplementasikan perhitungan probabilitas penyelesaian suatu proses produksi jika estimasi waktu proses produksi dipercepat atau diperlambat akan disediakan menu solusi yang akan disertakan dalam form Simulasi sebagai fasilitas tambahan. Selainfasilitas-fasilitas yang telah di jelaskan di atas, sistem juga akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java sehingga sistem dapat berjalan pada platform
Sebagai sarana untuk mengimplementasikan jaringan kerja yang merupakan bagian dari langkah perhitungan algoritma PERT, sistem akan menggunakan basis data sebagai tempat untuk menyimpan jaringan kerja dalam bentuk data - data aktivitas yang ada dalam suatu proses produksi. Data aktivitas ini dapat diolah oleh pengguna sistem melalui
form Olah data Aktivitas yang disediakan pada menu utama sistem.
3.1.2.4 Orang yang Terlibat Dalam Sistem
1. Administrator : Orang/ kelompok yang memiliki hak akses/kewenangan khusus untuk melakukan penambahan, pengubahan, penghapusan data-data proses produksi, dan melakukan penjadwalan proses produksi. Administrator juga harus mengetahui tentang algoritma PERT.
3.1.2.5 Diagram Use Case 3.1.2.5.1Aktor Use Case
Tabel 3.6 Tabel AktorUse Case
Nama aktor
Keterangan
Administrator Orang/ kelompok yang memiliki pengetahuan tentang algoritma PERT dan hak akses/kewenangan khusus untuk melakukan penambahan, pengubahan, penghapusan data-data proses produksi, dan melakukan penjadwalan proses produksi.
User/Pengguna Orang yang dapat memasukkan jumlah order pesanan dan melihat dan mencetak data hasil penjadwalan proses produksi berdasarkan pesanan yang di masukkan.
3.1.2.5.2Use Case diagram
A.Use Case diagram Administrator
LOGIN
<< DEPEND ON >>
Management Data
Simulasi Penjadwalan Proses Produksi
Simulasi
Solusi
B.Use Case diagram User
Penjadwalan
User/ Penggun
a
Simulasi Penjadwalan Proses Produksi
Simulasi
Solusi
Gambar 3.5Use Case diagram User/Pengguna
C. Use Case diagram paket Management Data Produk
ADMIN
Insert Data Produk
Update Data Produk Delete Data Produk
<< extend >> Management Data
Produk
Gambar 3.6Use Case diagram Management Data Produk