i
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN KRATON, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT
PENYAKIT HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Johana Maria Phinansia Waso Rato 088114148
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
DENGAN PENUH PENGORBANAN AKU BERJUANG DALAM KEHIDUPAN INI KARENA AKU YAKIN TUHAN SELALU PUNYA RANCANGAN INDAH
TEPAT PADA WAKTUNYA SEHINGGA KEMENANGAN INI KURAIH
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
DENGAN PENUH PENGORBANAN AKU BERJUANG DALAM KEHIDUPAN INI KARENA AKU YAKIN TUHAN SELALU PUNYA RANCANGAN INDAH
TEPAT PADA WAKTUNYA SEHINGGA KEMENANGAN INI KURAIH
Kupersembahkan kar Tuhan Y Almarhumah Mama tercinta Emire
Bapa Tercinta Benyamin Kakak tercinta Johanes M. N. F. Dem Almarhum Kakak tercinta Julianus Inyo N
DENGAN PENUH PENGORBANAN AKU BERJUANG DALAM KEHIDUPAN INI KARENA AKU YAKIN TUHAN SELALU PUNYA RANCANGAN INDAH
TEPAT PADA WAKTUNYA SEHINGGA KEMENANGAN INI KURAIH
vii PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta pada Tahun 2012 terkait Penyakit Hipertensi” sebagai salah satu syarat memeproleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah hingga akhirnya dapat terselesaikan. Dengan penuh rasa hormat dan kebanggaan penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Apt. Ph.D., selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, petunjuk, dukungan yang penuh kepada penulis.
2. Kepala RT/RW, Ibu PKK dan seluruh masyarakat yang telah bersedia menjadi responden di Kecamatan Kraton untuk meluangkan waktu dan tenaga dalam pengisian kuisioner penelitian.
3. Dosen penguji Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Bapak Ipang Djunarko M. Sc., Apt. selaku Dekan dan seluruh Civitas akademik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memperlancar dalam jalannya penelitian.
viii
PUSKESMAS Kecamatan Kraton yang telah memberikan ijin dan informasi yang berarti bagi penulis.
6. Konsultan kuisioner, dr. FX. Purnama, Sp.PD dan dokter jaga poliklinik Universitas Sanata Dharma Paingan yang telah memberikan kritik dan saran dalam pembuatan kuisioner penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan penulis angkatan 2008 khususnya FKK B 2008 serta almamater penulis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma untuk kebersamaan yang telah dilalui bersama.
8. Teman-teman Komunitas Sant’Egidio khususnya di Yogyakarta untuk semua kebersamaannya yang banyak mengajarkan kepada penulis untuk hidup saling berbagi pada sesama melalui mereka yang dilayani.
9. Sahabat-sahabat penulis yang selalu ada dan menjadi sahabat terbaik (Febe, Lisa, Ida, Densi, Itin, Acik, Ermen, Ivon, Ka Ema, Yongki, Betzy, Ezra, Sham, Rio, Fali, Lia Ng, Ichal) dan teman seperjuangan skripsi (Gita, Itin dan Singgih) untuk semua kebersamaan dan dukungannya pada penulis.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari karya ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan penelitain ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………... vi
PRAKATA….………... vii
4. Faktor Risiko Hipertensi………...……….. 14
5. Patofisiologi………... 18
6. Gambaran Klinis…....………..……… 19
7. Tatalaksana……….. 19
E. Keterangan empiris……… 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian………... 24
B. Variabel Penelitian………..…………...….. 25
C. Definisi Operasional……….. 25
D. Subjek Penelitian dan Sampling………...………... 28
E. Instrumen penelitian…..………...….. 31
F. Tata Cara Penelitian……….. 33
1. Penentuan lokasi ……….……..………... 33
x
3. Penelusuran data populasi………...……... 33
4. Pembuatan instrumen penelitian……….… 34
5. Sampling……….. 35
6. Penyebaran kuesioner……….. 36
7. Pengolahan data ……….... 38
G. Analisis HasilPenelitian………..….. 39
H. Kelemahan Penelitian………...……...…….. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Demografi………... 42
1. Jenis Kelamin ………. 43
2. Usia ……….. 43
3. Kelurahan ………... 44
4. Status pernikahan.……….. 44
5. Tingkat pendidikan terakhir ………... 45
6. Pekerjaan ……… 46
7. Riwayat penyakit ……… 47
8. Hipertensi/nonhipertensi ……… 47
9. Sumber informasi yang didapat ………... 48
10. Pengetahuanresponden terkait penyakit hipertensi ....………. 49
1. Jenis Kelamin………. 52
2. Usia……….. 52
3. Kelurahan………... 53
4. Status pernikahan.……….. 54
5. Tingkat pendidikan terakhir………... 54
6. Pekerjaan……… 55
7. Riwayat penyakit……… 56
8. Hipertensi/nonhipertensi……… 57
9. Sumber informasi yang didapat……….... 57
11. Sikapresponden terkait penyakit hipertensi ………... 58
1. Jenis Kelamin………. 60
2. Usia………. 61
3. Kelurahan……… 61
4. Status pernikahan .………... 62
5. Tingkat pendidikan terakhir……… 63
6. Pekerjaan………. .. 63
7. Riwayat penyakit……… 64
8. Hipertensi/nonhipertensi………. 64
9. Sumber informasi yang didapat………... 65
12. Tindakan……….. 66
1. Tempat membeli obat……….... .. 66
2. Kontrol tekanan darah……… 67
3. Menjaga kesehatan………. 68
4. Ketaatan minum obat………. 68
5. Makanan………. 69
6. Saat memeriksakan diri ke dokter……….. 70
xi
8. Diet makanan ………. 71
9. Tekanan darah dalam batas normal……… 72
10. Konsumsi obat antihipertensi………. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 75
B. Saran……….. 76
DAFTARPUSTAKA………. 78
LAMPIRAN………... 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII…………. 12 Tabel II. Klasifikasi BMI menurut WHO……….. 16 Tabel III. Obat-obat antihipertensi……… 22 Tabel IV. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan
responden dengan jenis pernyataan favorable dan
unfavorable………... 32
Tabel V. Kategori item pernyataan pada bagian sikap responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable…… 32 Tabel VI. Distribusi jumlah responden berdasarkan ketegori jenis
kelamin……… 43
Tabel VII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori usia 43 Tabel VIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori
kelurahan………. 44
Tabel IX. Distribusi jumlah responden berdasarkan status
pernikahan……… 45
Tabel X. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan terakhir………... 45 Tabel XI. Distribusi karakteristik responden berdasarkan kategori
status pekerjaan………. 46
Tabel XII. Distribusi berdasarkan responden berdasarkan jenis pekerjaan ………. 47 Tabel XIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori
riwayat penyakit dan tidak punya riwayat penyakit…… 47 Tabel XIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori
penderita hipertensi atau bukan penderita hipertensi…… 48 Tabel XV. Distribusi karakteristik responden penderita hipertensi
yang diketahui TD dan tidak diketahui TD ………. 48 Tabel XVI. Distribusi karakteristik responden berdasarkan sumber
informasi yang pernah didapat……… 49 Tabel XVII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan terkait penyakit hipertensi……… 50 Tabel XVIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan kategori jenis kelamin……….. 52 Tabel XIX. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan kategori usia……… 53 Tabel XX. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan kelurahan………. 54 Tabel XXI. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan status pernikahan ……… 54 Tabel XXII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan tingkat pendidikan terakhir………… 55 Tabel XXIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
xiii
Tabel XXIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan riwayat penyakit………. 57 Tabel XXV. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan penderita hipertensi atau nonhipertensi 57 Tabel XXVI. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan dan sumber informasi yang pernah didapat 58 Tabel XXVII. Distribusi sikap responden terkait penyakit hipertensi …. 59 Tabel XXVIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan jenis kelamin……….. 61
Tabel XXIX. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap dan kategori usia………... 62 Tabel XXX. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan asal kelurahan………. 62
Tabel XXXI. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap dan status perkawinan………. 63 Tabel XXXII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan tingkat pendidikan terakhir……… 64 Tabel XXXIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan status pekerjaan………. 64 Tabel XXXIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan riwayat penyakit……… 65
Tabel XXXV. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap dan hipertensi/nonhipertensi……… 65 Tabel XXXVI. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap
dan sumber informasi yang didapat ..……… 66 Tabel XXXVII. Distribusi tindakan responden berdasarkan tempat
membeli obat………. 66
Tabel XXXVIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat sikap dan intensitas mengontrol tekanan darah……… 67 Tabel XXXIX. Distribusi tindakan responden terkait cara menjaga
kesehatan………... 68
Tabel XL. Distribusi tindakan yang dilakukan responden apabila lupa meminum obat…... 69 Tabel XLI. Distribusi tindakan responden berdasarkan makanan
yang dikonsumsi………...… 69
Tabel XLII. Distribusi tindakan responden terkait hal yang dilakukan pada saat memeriksakan diri ke dokter……… 70 Tabel XLIII. Distribusi tindakan responden pada saat merasakan
gejala hipertensi……… 71
Tabel XLIV. Distribusi tindakan responden dalam hal konsumsi makanan yang dihindari………. 72 Tabel XLV. Distribusi tindakan responden dalam hal menjaga
tekanan darah dalam batasan normal……… 72 Tabel XLVI. Distribusi tindakan responden terkait durasi konsumsi
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme Patofisiologi Hipertensi ………... 18 Gambar 2. Distribusi jumlah responden dengan jawaban benar pada
kategori pengetahuan terkait penyakit hipertensi………... 51 Gambar 3. Distribusi jumlah responden dengan jawaban benar pada
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner penelitian………... 82
Lampiran 2. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kecamatan Kraton (Kelurahan Panembahan, Patehan dan Kadipaten)………… 87
Lampiran 3. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Fakultas Farmasi……… 90
Lampiran 4. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Rumah Sakit Panti Rapih 91 Lampiran 5. Data Prevalensi Hipertensi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY……… 92
Lampiran 6. Data rawat inap pasien penyakit hipertensi esensial (primer) tahun 2007–2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY…….. 93
Lampiran 7. Data rawat inap pasien hipertensi portal tahun 2009–2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY………... 95
Lampiran 8. Data rawat inap pasien hipertensi lainnya tahun 2007–2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY………... 96
Lampiran 9. Data monografi Kecamatan Kraton Tahun 2011 …………... 98
Lampiran 10. Data demografi Kelurahan Panembahan tahun 2011……… 100
Lampiran 11. Data demografi Kelurahan Patehan tahun 2011……… 101
Lampiran 12. Data demografi Kelurahan Kadipaten tahun 2011………… 102
Lampiran 13. Peta wilayah Kecamatan Kraton dengan pembagian tiga kelurahan (Panembahan, Patehan dan Kadipaten)…………. 103
Lampiran 14. Data RT dan RW Kecamatan Kraton ………... 104
Lampiran 15. Uji reliabilitas pada variabel pengetahuan………. 105
Lampiran 16. Uji reliabilitas pada variabel sikap……… 106
Lampiran 17. Karakteristik responden………. 107
Lampiran 18. Data tingkat pengetahuan responden………. 109
Lampiran 19. Rata-rata jumlah responden yang menjawab benar & salah pada bagian pernyataan pengetahuan……… 116
Lampiran 20. Uji normalitas skor pengetahuan ………... 117
Lampiran 21. Hasil uji Mann Whitney antar pengetahuan responden pada variabel jenis kelamin……… 118
Lampiran 22. Hasil uji Kruskal Willis antar pengetahuan pada variabel usia………. 118
Lampiran 23. Hasil uji Kruskal Willis antar pengetahuan pada variabel kelurahan……… 120
Lampiran 24. Hasil uji Mann Whitney antar pengetahuan responden pada variabel status pernikahan………. 120
Lampiran 25. Hasil uji Kruskal Willis antar pengetahuan pada variabel tingkat pendidikan terakhir……… 121
Lampiran 26. Hasil uji Mann Whitney antar pengetahuan responden pada variabel pekerjaan……….. 121
Lampiran 27. Hasil uji Mann Whitney antar pengetahuan responden pada variabel riwayat penyakit………... 122
xvi
Lampiran 29. Hasil uji Mann Whitney antar pengetahuan responden pada variabel informasi yang pernah didapat………. 123 Lampiran 30 . Data tingkat sikap responden………. 124 Lampiran 31. Rata-rata jumlah responden yang memberikan sikap positif
& negatif pada bagian pernyataan sikap………. 131 Lampiran 32. Uji normalitas skor sikap………... 132 Lampiran 33. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel
jenis kelamin……….. 133
Lampiran 34. Hasil uji Kruskal Wiliisantar sikap responden pada variabel usia………. 133 Lampiran 35. Hasil uji Kruskal Wiliisantar sikap responden pada variabel
kelurahan……… 134
Lampiran 36. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel
status pernikahan………... 134
Lampiran 37. Hasil uji Kruskal Wiliisantar sikap responden pada variabel tingkat pendidikan terakhir………. 135 Lampiran 38. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel
pekerjaan……… 137
Lampiran 39. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel
riwayat penyakit………. 138
Lampiran 40. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel hipertensi/nonhipertensi………. 138 Lampiran 41. Hasil ujiMann Whitneyantar sikap responden pada variabel
xvii INTISARI
Hipertensi merupakan keadaan terjadinya tekanan darah tinggi (140/90 mmHg). Hipertensi menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas tinggi karena hipertensi menjadi penyebab utama meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Menurut WHO sekitar 20% umat manusia berusia setengah baya telah menderita hipertensi. Hal ini terjadi karena sebagian besar penderita tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi, sehingga sering disebut silent killer. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit hipertensi, perlu dilakukan pengukuran terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.
Penelitian ini bertujuan mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta terkait penyakit hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan teknik pengambilan sampel
purposive sampling dengan instrumen kuisioner terkait data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan responden terkait penyakit hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan kategori tinggi sebesar 21,6%, kategori sedang sebesar 56,0% dan kategori rendah sebesar 22,4%. Tingkat sikap kategori baik 78,4% dan kategori cukup sebesar 21,6% dan tindakan masyarakat sudah baik. Informasi yang dibutuhkan adalah pengetahuan akan pencegahan penyakit hipertensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia sedangkan sikap dipengaruhi tingkat pendidikan terakhir dan sumber informasi yang pernah diperoleh.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di Kecamatan Kraton terkait penyakit hipertensi.
xviii ABSTRACT
Hypertension is a condition of developing high blood pressure (140/90 mmHg). Hypertension caused morbidity and mortality. Mostly, hypertension will lead to stroke, heart attack and kidney problem. According to WHO, it is approximately 20% of the middle-aged human suffering from hypertension. This happens because most people do not know that he/she has hypertension. Therefore, hypertension is known as the silent killer. To enhance the public awareness of the danger of hypertension, it needs to measure the people knowledge, attitudes, and actions related to hypertension.
This study aims to measure people knowledge, attitudes and actions in the Kraton Sub-District of Yogyakarta related hypertension. Research was done by doing observation using purposive sampling technique by questionnaire sampling related to demographic, knowledge, attitudes and actions of the respondent related to hypertension.
The results showed that the people who have high knowledge of hypertension are 21.6%, medium 56.0% low 22.4%. Regarding the people attitudes, 78.4% are good, 21.6% are average. The people actions are good. However, the needed information is the knowledge on hypertension prevention. Factors that influence the knowledge are people age. However, people attitudes are determined by the level of educational background and obtained information. It is concluded that the level of knowledge and attitudes determine the actions related to hypertension.
1 BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan keadaan terjadinya tekanan darah tinggi di dalam arteri berupa pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung dan memompa darah ke seluruh jaringan organ-organ tubuh. Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi karena hipertensi merupakan penyebab utama meningkatnya risiko penyakit stroke, jantung dan ginjal. Terutama pada hipertensi yang tidak di obati akan mengakibatkan stroke dan serangan jantung yang berbahaya ini mempunyai peluang dua kali lebih besar.
Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan bahwa 20% umat manusia yang berusia setengah baya telah menderita tekanan darah tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pada umumnya sebagian besar penderita tidak mengetahui dirinya menderita tekanan darah tinggi dan kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada waktu penderita berobat ke dokter untuk memeriksakan penyakit yang lain, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7 % dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
antara hipertensi esensial dan sekunder adalah hipertensi esensial menempati posisi kedua dengan jumlah 2.892 dibandingkan dengan hipertensi sekunder yang menempati posisi kesembilan dengan jumlah 120. Hipertensi primer berdasarkan data yang ada pada Dinas Kesehatan tahun 2007-2010 menunjukkan angka morbiditas tertinggi pada Kota Yogyakarta sedangkan pada tahun 2011 Kota Yogyakarta menempati posisi kedua setelah Kabupaten Sleman.
Hipertensi memberikan dampak yang sangat merugikan terutama pada tingginya biaya ekonomi yang dikeluarkan untuk pengobatan hipertensi. Tingginya biaya ekonomi dapat disebabkan karena pengkonsumsian obat hipertensi setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya pada era globalisasi ini, masyarakat bisa dengan cepat dan mudah untuk mendapatkan informasi dari media massa maupun melalui media elektronik. Informasi tentang hipertensi dapat diperoleh juga melalui internet, yaitu artikel-artikel dan jurnal-jurnal kesehatan yang terkait. Akan tetapi, sepertinya kesadaran masyarakat pada penyakit hipertensi masih kurang. Hal ini terbukti dari prevalensi angka kejadian yang semakin meningkat setiap tahunnya.
edukasi serta melakukan berbagai tindakan preventif selanjutnya dalam upaya menurunkan resiko hipertensi.
Penelitian dilakukan pada Kota Yogyakarta, DIY karena berdasarkan data kasus kejadian dari 4 kabupaten DIY angka kejadian hipertensi yang paling besar pada Kota Yogyakarta dibandingkan kabupaten lainnya. Pemilihan kecamatan dilakukan secara acak dari sepuluh kecamatan Kota Yogyakarta dan diambil empat kecamatan karena dilakukan oleh empat peneliti. Penelitian ini dilakukan pada empat kecamatan secara bersamaan di Kota Yogyakarta, yaitu pada Kecamatan Kraton, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Pakualaman
1. Permasalahan
Dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan tersebut maka timbul permasalahan sebagai berikut:
a. Seperti apakah karakteristik demografi masyarakat di Kecamatan Kraton? b. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan masyarakat terkait penyakit
hipertensi di Kecamatan Kraton?
c. Seberapa baik sikap masyarakat terkait penyakit hipertensi di Kecamatan Kraton?
d. Seperti apakah tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi di Kecamatan Kraton?
f. Faktor apa saja yang mempangaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat Kecamatan Kraton terkait penyakit hipertensi?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan terkait hipertensi di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta, Provisi DIY belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah :
a. Knowledge, attitude and practices on hypertension in a country in epidemiological transition pada tahun 2012, dengan pengambilan data
random samplingmenggunakan kuisioner. Perbedaan yang dilakukan oleh Aubert, Bovet, Gervasoni, Rwebogara, Waeber and Paccaud dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti mengukur bukan hanya pada tingkat pengetahuan dan sikap tetapi juga dilakukan identifikasi pada tindakan responden.
c. Determinan tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit hipertensi di Kecamatan Belawan, Medan pada tahun 2008 dengan rancangan penelitian proporsional sampling dan dilakukan analisis data menggunakan uji chi squere dan regeresi logistik. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ginting dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti tidak hanya melihat pada tindakan responden tetapi mengukur juga tingkat pengetahuan dan sikap responden masyarakat di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta terkait penyakit hipertensi.
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran pengetahuan, sikap serta tindakan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Manfaat praktis. Secara praktis diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan program edukasi untuk masyarakat mengenai penyakit hipertensi sehingga edukasi akan berjalan lebih efektif.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Untuk mencapai tujuan umum maka penelitian ini secara khusus ditujukan: a. Mengidentifikasi karakteritik demografi masyarakat di Kecamatan Kraton. b. Mengukur tingkat pengetahuan masyarakat terkait hipertensi di Kecamatan
Kraton.
c. Mengukur tingkat sikap masyarakat terkait hipertensi di Kecamatan Kraton.
d. Mengidentifikasi tindakan masyarakat terkait hipertensi di Kecamatan Kraton.
e. Identifikasi informasi terkait penyakit hipertensi yang masih perlu ditingkatkan pemahamannya.
7 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Fitriani, 2011).
Tingkat pengetahun terbagi kedalam enam tingkatan, yaitu tahu (know) dalam mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, memahami (comprehension) terhadap kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan diinterpretasikan dengan benar, aplikasi (application) terhadap kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari, analisis (analysis) terkait kemampuan untuk menjabarkan materi namun masih dalam struktur organisasi dan saling berkaitan, sintesis (synthesis) terhadap kemampuan menyusun formulasi baru berdasarkan formulasi yang ada, dan evaluatif (evaluation) berdasarkan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu obyek (Notoatmodjo, 2003).
alternatif jawaban yang tersedia lebih dari dua, maka bukan lagi skala diktomi. Pada skala diktomi, alternatif jawaban yang disediakan pada dasarnya menggunakan pendekatan logika “benar (true)” dan “salah (false)” atau “ya (yes)” dan “tidak (no)”. Hasil dari skala diktomi ini, bisa data yang berskala nominal ataupun data yang berskala ordinal (Mustafa, 2009).
Menurut Arikunto (2006) pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuisioner atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pada pengukuran tingkat pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring, yaitu kategori tinggi dengan skor 76-100%, kategori sedang dengan skor 56-75%, kategori kurang dengan skor 40-55% dan kategori buruk dengan skor <40%.
B. Sikap
Sikap mengandung tiga bagian, yaitu pada bagian pertama adalah kognitif (keyakinan, kesadaran) tentang yang diyakini dan dipikirkan seseorang mengenai suatu obyek tertentu. Bagian kedua adalah afektif (perasaan) yang merupakan keseluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu obyek terutama penilaian. Pada bagian ketiga adalah komponen perilaku terdiri dari kesiapan seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap obyek, terutama penilaian (Hutagalung, 2007).
Ada berbagai tingkatan dalam sikap yang terdiri dari, bagian pertama adalah menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subyek mau dan memeperhatikan stimulus yang diberikan obyek. Bagian kedua adalah merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada bagian ketiga adalah menghargai (valuing) dimana mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Bagian keempat adalah bertanggungjawab (responsible) yaitu segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resikonya (Fitriani, 2011).
Dalam penelitian sikap digunakan skala likert disebut pula dengan
likert tersebut harus disesuaikan dengan jenis narasi pertanyaannya, yaitu apakah narasi pertanyaan bersifat negatif (unfavourable) atau narasi pertanyaannya positif (favourable) (Mustafa, 2009).
Menurut Arikunto (2006), sikap dapat dibagi menjadi empat kategori dalam pengukuran dan menggunakan sistem skoring, skala yang digunakan sebagai acuan adalah kategori baik jika skor 76-100, kategori sedang jika skor 56-75%, kategori kurang jika skor 40-55% dan kategori buruk jika skor <40%.
C. Tindakan
Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati secara langsung dan disebut bentuk aktif perilaku. Secara teoritis, perilaku terbentuk dari stimulus yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian tindakan ini dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara terbatas. Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang sedang berlangsung (Notoatmodjo, 2010).
dengan benar secara otomastis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. Dan pada bagian keempat adalah adopsi (adoption) merupakan suatu praktek atau tindakan nyata yang sudah berkembang dengan baik.
Pada penelitian tindakan digunakan dengan skala kategori atau sering disebut dengan multiple choice . Skala kategori merupakan suatu instrumen berupa pertanyaan yang umumnya telah disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh reponden. Perbedaan antara skala diktomi dengan skala kategori terletak pada jumlah alternatif jawaban yang disediakan. Apabila skala diktomi hanya mempunyai dua alternatif jawaban maka pada skala kategori mempunyai lebih dari dua alternatif jawaban yang disediakan. Pilihan atau respon yang diminta dari responden merupakan respon tunggal, artinya responden hanya dapat memilih satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan (sama seperti skala diktomi). Skala kategori digunakan untuk menghasilkan data berskala nominal maupun data ordinal (Mustafa, 2009).
D. Hipertensi 1. Pengertian
tersebut memiliki resiko dua kali lipat untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya normal.
Menurut Corwin (2001) hipertensi adalah tekanan darah tinggi dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah adalah ukuran kekuatan terhadap dinding arteri saat jantung memompa darah dalam tubuh. Pembacaan tekanan darah biasanya diberikan sebagai dua angka misalnya, 120 lebih dari 80 (ditulis sebagai 120/80 mmHg). Pada angka 120 disebut dengan tekanan darah sistolik, dan angka 80 disebut dengan tekanan darah diastolik. Hipertensi tejadi jika tekanan lebih besar dari 140/90 mmHg. 2. Klasifikasi
MenurutThe Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, yaitu suatu badan peneliti USA yang lebih dikenal dengan sebutan JNC VII, menentukan klasifikasi tekanan darah yang disajikan dalam tabel I.
Tabel I. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130–139 85–89
Hipertensi (+)
Tingkat 1 (ringan) 140–159 90–99 Tingkat 2 (sedang) 160–179 100–109
3. Etiologi
Penyebab dari hipertensi hampir sebagian besar tidak memiliki sebab yang jelas. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua; yaitu hipertensi primer (primary hypertension) dan hipertensi sekunder (secondary hypertension), sebagai berikut:
a) Hipertensi Primer. Penyebab yang mendasari 90% kasus hipertensi tidak diketahui. Hipertensi semacam ini dikenal sebagai hipertensi primer (esensial atau idiopatik). Hipertensi primer adalah suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang diketahui dan bukan entitas tunggal. Orang dapat memperlihatkan kecenderungan genetik yang kuat mengidap hipertensi primer, yang dapat dipercepat atau diperburuk oleh faktor kontribusi misalnya kegemukan, stress, merokok atau kebiasaan makan (Sherwood, 2011).
Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada banyak orang. Penyebab yang mendasarinya tidak selalu diketahui, namun dapat terdiri dari beberapa faktor antara lain: tekanan darah tidak terdeteksi (diastolik >90 mmHg, sistolik >140 mmHg), peningkatan kolesterol plasma (>240-250 mg/dl), kebiasaan merokok/alkohol, kelebihan berat badan/kegemukan/obesitas, kurang olah raga, penggunaan garam yang berlebihan, gagal ginjal (renal insufficiency), faktor genetik/keturunan dan usia (Price dan Lorraine, 2006).
dengan hipertensi sekunder yang telah diketahui penyebabnya. Contoh penyakit yang termasuk hipertensi sekunder adalah kasus pada hipertensi ginjal, hipertensi endokrin dan hipertensi neurogenik (Sherwood, 2011). Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta (Price dan Lorraine, 2006).
4. Faktor resiko hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor resiko. Resiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan tingkat keparahan dari faktor-faktor resiko yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (non modifiable) dan faktor resiko yang dapat diubah (modifiable) dapat dilihat sebagai berikut.
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (non modifiable) terdiri dari : a) Riwayat keluarga. Faktor keturunan memiliki resiko terhadap terjadinya
b) Usia terkait perubahan tekanan darah. Adanya pematangan dan pertumbuhan seiring bertambahnya usia menyebabkan pula terjadi peningkatan tekanan darah. Kaitannya dalam perubahan tekanan darah, insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia dan hal ini merupakan pengaruh degenerasi seiring bertambahnya usia. Setelah usia 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan diastolik meningkat sampai 50 tahun dan kemudian menurun, sedangkan tekanan darah sistolik terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Porth dan Matfin, 2009).
kerentanan yang sama seperti pada laki-laki (Kumar, Abbas and Fausto 2005).
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi (modifiable):
a) Asupan garam berlebih. Menurut World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) per hari.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (Porth dan Matfin, 2009).
b) Obesitas. Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik disemua usia. Menurut World Health Organization(WHO) klasifikasi BMI digolongkan ke dalam tabel II sebagai berikut:
Tabel II. Klasifikasi BMI menurut WHO
Klasifikasi IMT (kg/m2)
BB kurang (underweight) <18,5
Normal 18,5-24,9
BB lebih (overweight) 25,0-29,9
Obesitas, kelas I 30,0-34,9
Obesitas, kelas II 35,0-39,9
c) Konsumsi alkohol. Telah diakui sebagai faktor penting yang berhubungan dengan tekanan darah. Konsumsi alkohol secara teratur dapat berperan dalam peningkatan hipertensi. Efek ini terlihat dengan berbagai jenis minuman beralkohol, pada laki-laki dan perempuan, dan dalam berbagai kelompok etnis. Pada laporan pertama dari hubungan antara konsumsi alkohol dan hipertensi datang dari Oakland-San Francisco Kaiser (Porth dan Matfin, 2009).
d) Merokok. Menyebabkan tingginya tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan resiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami arteriosklerosis. Perokok pasif memiliki potensi yang sama besar dengan perokok aktif. Asap rokok (CO) memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya (Karyadi, 2002).
5. Patofisiologi kontraksi. Akan te jantung dengan hipe dan gagal jantun
nisme bagaimana hipertensi menimbulkan ke tan langsung dengan pengaruhnya pada jantung
tan tekanan darah sistemik meningkatkan resi ah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jant ya, terjadi hipertrofi ventrikel untuk meningka n tetapi, kemampuan ventrikel untuk memper
hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan ntung. Jantung semakin terancam oleh sem
koroner. Bila proses arterosklerosis berlanjut dium akan berkurang. Peningkatan kebutuhan jadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkat a akhirnya akan menyebabkan angina atau infa kematian akibat hipertensi disebabkan oleh inf ung (Price, 2006).
ambar 1. Mekanisme Patofisiologi Hipertensi i: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan D
harmaceutical Careuntuk Penyakit Hipertensi. Ha
kelumpuhan atau dan terjadi dilatasi semakin parahnya njut, ketersediaan uhan oksigen pada katan beban kerja nfark miokardium. infark miokardium
ensi
6. Gambaran Klinis
Hipertensi itu sendiri tidak menyebabkan gejala. Nyeri kepala, rasa lelah dan pusing bergoyang kadang-kadang dianggap disebabkan oleh hipertensi, tetapi gejala nonspesifik seperti ini tidak lebih sering terjadi pada pengidap hipertensi ketimbang pada orang dengan normotensi. Hipertensi diketahui saat pemeriksaan penyaring rutin atau ketika pasien berobat untuk penyulitnya. Penyulit-penyulit ini serius dan berpotensi mematikan, yang mencakup infark miokardium, gagal jantung kongestif, stroke trombotik dan hemoragik, ensefalopati hipertensif, dan gagal ginjal. Hal ini yang menyebabkan mengapa hipertensi disebut “the silent killer” (McPhee, 2010).
Kausa tersering hipertensi adalah meningkatnya resistensi vaskular perifer. Terjadi peristiwa tekanan darah sama dengan perifer total dikali curah jantung, peningkatan berkepanjangan curah jantung juga dapat menyebabkan hipertensi. Selain itu, peningkatan volume darah juga menyebabkan hipertensi, khusunya pada orang dengan kelebihan mineralkortikol atau gagal ginjal; dan peningkatan kekentalan darah, jika mencolok dapat meningkatkan tekanan arteri (McPhee and Ganong, 2010).
7. Tatalaksana
besar menunjukkan 40% penurunan stroke dan 16% penurunan kasus jantung (Gray, Downkins, Morgan and Simpson, 2005).
Secara nonfarmakologis dapat dilakukan modifikasi gaya hidup, dimana semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu dinasehati perubahan gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan, asupan garam (total <5 g/hari), asupan lemak jenuh dan alkohol (laki-laki <21 unit dan perempuan <14 unit per minggu), banyak makan buah dan sayur (setidaknya 7 porsi/hari), tidak merokok, dan berolah raga teratur; semua ini terbukti dapat merendahkan tekanan darah dan dapat menurunkan penggunaan obat-obatan. Bagi penderita hipertensi ringan atau nilai batas tanpa komplikasi, pengaruh perubahan ini dapat dievaluasi dengan pengawasan selama 4-6 bulan pertama (Gray, dkk, 2005).
Menurut Beevers (2002) tatalaksana secara nonfarmakologi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat termasuk didalamnya melakukan olahraga ringan yang dapat membantu tekanan darah menjadi normal. beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai berikut:
dilakukan dengan pengganti garam yang tersedia di toko-toko, yaitu garam yang mengandung sedikit sodium klorida dan lebih banyak potassium klorida.
b. Pengendalian berat badan, untuk setiap kilogram berat badan turun maka tekanan darah akan menurun sekitar satu mmHg. Jadi, tekanan darah hanya sedikit meningkat, dapat kembali menjadi normal jika mengurangi sedikit berat badan. Usaha dalam menurunkan berat badan sesuai target dapat dicapai jika lebih banyak berolahraga dan mengurangi minum alkohol. c. Pengendalian minum, dengan mengurangi minum allohol dapat menurunkan
tekanan darah. Hindarilah pesta minuman keras karena dapat menyebabkan stroke. Minum lebih dari empat kali per hari berkaitan dengan meningkatnya resiko hipertensi dan stroke, juga berdampak merusak pada organ hati, sistema saraf dan kualitas hidup menurun.
e. Suplemen potassium, dengan meningkatkan jumlah potassium dalam pola makan dapat menurunkan tekanan darah, tidak perlu mengkonsumsi suplemen yang berbentuk garam atau tablet potassium. Sebaliknya, harus meningkatkan jumlah potassium dalam pola makan dengan makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran segar, dan pada saat yang sama mengurangi garam dari makanan yang diproses.
f. Konseling stress, stress yang kronik dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Namun, banyak orang yang menderita hipertensi karena mengalami stress berat oleh barbagai alasan. Dengan melakukan konseling stress dapat membantu mengurangi stress sehingga tekanan darah dapat turun pada saat yang sama. Tetapi penanganan stress ini sepertinya tidak berpengaruh pada hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan dirumah selama 24 jam dengan menggunakan alat monitor tekanan darah elektronik.
Dalam pengobatan hipertensi ada beberapa obat-obat yang digunakan dalam pengobatannya yang disajikan dalam tabel III sebagai berikut.
Tabel III. Obat-obat antihipertensi
Golongan Obat Contoh Obat
Diuretik bumetanid, furosemid, hidrokloritiazid, spironilakton, triamteren
Penyekat β atenolol, labetalol, metoprolol, nadolol, propanolol, timolol
Inhibitor ACE benazepril, kaptopril, enalapril, lisinopril, moeksipril, quinapril, ramipril Antagonis Angiotensin II losartan, irbesatran, candesartan cilexetil Penyekat Kanal Kalsium amlodipin, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nisodipin, verapamil Penyekat α doksazosin, prazosin, terazosin
Lain-lain klonidin, diazoksin, hidralazin, α-meti ldopa, minoksidil, natrium nitroprusid
E. Keterangan Empiris
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional (non eksperiment). Penelitian non ekperimental merupakan penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian (Notoamodjo, 2010).
Rancangan penelitian bersifat deskriptif, karena peneliti diarahkan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang suatu keadaan masyarakat terkait tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap penyakit hipertensi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan menggunakan kuisioner.
Menurut Murti, tahun 2010 purposive sampling merupakan pendekatan pencuplikan yang memberikan sampel tidak representatif dengan memilih kasus-kasus untuk mendapatkan sebuah sampel yang mewakili berbagai ragam proses yang terlibat dalam penelitian dalam hal ini pada masyarakat Kecamatan Kraton.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama
a. Variabel bebas (independent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, kelurahan, status pernikahan, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan dan pengalaman penyakit yang pernah diderita dari masing-masing responden terkait hipertensi.
b. Variabel tergantung (dependent). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden terkait penyakit hipertensi.
2. Varibel Pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang diterima responden dari instansi pendidikan, baik secara formal maupun non formal.
b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah sumber informasi yang diterima responden dari media cetak dan elektronik.
C. Definisi Operasional 1. Pengetahuan
menjawab salah diberi skor 0, sehingga jumlah skor maksimal 24 dan jumlah skor minimal adalah 0. Dari sistem pemberian skor yang dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan, dikatakan tinggi bila responden mendapat skor 19-24, sedang bila responden mendapat skor 14-18 dan rendah bila responden mendapat skor <14.
2. Sikap
Sikap responden merupakan pandangan hidup dan kecenderungan responden untuk melakukan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit hipertensi. Mengukur sikap responden berdasarkan jawaban pernyataan yang diberikan dalam kuisioner dengan jumlah 20 pernyataan dengan skor maksimal 80 dan skor minimal 0.
3. Tindakan
Tindakan merupakan suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan responden terkait pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan penanganan terhadap penyakit hipertensi dan tindakan diidentifikasi berdasarkan jumlah persentase jawaban responden pada masing-masing pernyataan sebanyak 10 pernyataan.
4. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas batas normal dalam waktu yang relatif lama dengan tekanan darah 140/90 mmHg.
5. Usia dewasa
Usia dewasa adalah responden baik laki-laki atau perempuan yang berusia >20 tahun keatas yang tinggal di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
6. Tingkat pendidikan terakhir
Pendidikan adalah tingkat sekolah terakhir yang diikuti oleh reponden dan telah dinyatakan lulus, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
7. Pekerjaan
8. Informasi mengenai penyakit hipertensi
Informasi mengenai penyakit hipertensi adalah informasi yang didapatkan responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyakit hipertensi.
9. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi
Asal informasi mengenai penyakit hipertensi adalah sumber informasi yang digunakan responden untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit hipertensi, misalnya media massa dan elektronik.
10. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga adalah keterangan mengenai ada tidaknya keluarga responden yang menderita hipertensi, keluarga responden yang dimaksud adalah hubungan darah seperti kakek, nenek, ayah, ibu, paman dan bibi.
D. Subyek Penelitian dan Sampling 1. Subyek penelitian
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
a) Masyarakat yang tinggal dan menetap di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta yang bersedia menjadi responden.
b) Laki-laki dan perempuan usia dewasa (20 tahun keatas) yang tinggal menetap di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
c) Bisa membaca dan menulis. d) Bukan tenaga kesehatan
Kriteria ekslusi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : a) Tidak bersedia menjadi responden.
b) Responden yang tidak lengkap mengisi kuisioner. c) Responden yang tidak mengisi kuisionernya sendiri.
d) Responden yang mengisi kuisioner tidak sesuai dengan prosedur pengisian kuisioner.
2. Sampling
Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang berusia dewasa yaitu >20 tahun. Perhitungan banyaknya sampel minimal untuk populasi >10.000 pada penelitian ini menggunakan rumus sampling menurut Notoatmodjo (cit., Kasjono, dkk, 2009) yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
d : derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)
z : standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)
p : proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q : 1,0–p
Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan minimal sampel Kecamatan Kraton adalah 95,55 dan dibulatkan menjadi 96 responden. Pengambilan sampel dilakukan pada seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kraton dengan proporsi berdasarkan jumlah sampel minimal menggunakan perhitungan sebagai berikut :
jumlah penduduk tiap kelurahan
jumlah penduduk kecamatan x besar sampel
Panembahan = 7.586
18.481 × 96 = 39,41 ≈ 39 orang
Patehan = 4.972
18.481 × 96 = 25,83 ≈ 26 orang
Kadipaten = 5.923
18.481 × 96 = 30,77 ≈ 31 orang
Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan dalam penelitian dengan proporsi Kelurahan Panembahan 39 orang, Patehan 26 orang dan Kadipaten 31 orang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri atas lima bagian utama, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian pertama. Berupa lembar pernyataan kesediaan responden mengisi kuisioner dengan sukarela untuk memberikan jawaban dan atau data-data lain yang diperlukan dalam penelitian tanpa adanya rekayasa ataupun paksaan. 2. Bagian kedua. Kuisioner tipe isian dengan bentuk closed form item yang
memuat tentang demografi responden dan skala tingkat pengenalan diantaranya terkait nama, usia, jenis kelamin, alamat rumah, kecamatan, kelurahan, RW/RT, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, riwayat penyakit, penderita hipertensi atau tidak, riwayat keluarga, informasi yang didapat. 3. Bagian ketiga. Kuisioner ini menggunakan tipe dichotomous choice untuk
meneliti fakta-fakta subyektif mengenai pengetahuan tentang hipertensi dan responden diminta memilih salah satu alternatif jawaban “ya” atau “tidak”
bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan unfavorable
disajikan dalam tabel IV sebagai berikut.
Tabel IV. Kategori item pernyataan pada tingkat pengetahuan responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable
Pernyataan Nomor Favorable Unfavorable
4. Bagian keempat. Merupakan kuisioner dengan menggunakan skala likert (likert scale) dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) untuk dapat meneliti fakta-fakta subyektif mengenai sikap responden terkait penyakit hipertensi yang terdiri dari 20 pernyataan. Rangkuman kategori item pernyataan pada bagian sikap responden dengan jenis pernyataan favorabledan unfavorabledisajikan dalam tebel V sebagai berikut.
Tabel V. Kategori item pernyataan pada bagian sikap responden dengan jenis pernyataanfavorabledanunfavorable
Pernyataan Nomor Favorable Unfavorable
Farmakologi 15, 16, 18, 19, 20
pengobatan, pemeriksaan, pencegahan, penanganan sakit dalam hal ini hipertensi.
F. Tata Cara Penelitian 1. Penentuan lokasi
Penentuan lokasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai kemungkinan untuk dilakukan penelitian ini. Lokasi penelitian di Kecamatan Kraton karena letaknya yang strategis dan tepat pada pusat Kota Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan pada semua kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kraton yaitu Kelurahan Panembahan, Patehan dan Kadipaten, dengan cara melalui tempat layanan kesehatan yaitu PUSKESMAS Kecamatan Kraton, mengikuti jadwal pertemuan PKK dan secaradoor to door.
2. Pengurusan surat ijin penelitian
Tahap perijinan ini mulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang selanjutnya akan diserahkan bersama proposal penelitian ke Badan Pemerintah Daerah (BAPPEDA) Kota Yogyakarta, lalu perijinan ini dilanjutkan kepada Pemerintah Kecamatan Kraton dan Kelurahan Panembahan, Patehan dan Kadipaten.
3. Penelusuran data populasi
4. Pembuatan instrumen penelitian a) Pembuatan kuisioner
Pembuatan kuisioner dilakukan dengan menyusun dan mengelompokkan data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan responden kemudian dibuat dalam pernyataan-pernyataan sesuai dengan teori yang ada mengenai hipertensi.
Selanjutnya pada tiap bagian dibuat item-item pernyataan untuk masing-masing kelompok. Pada bagian data demografi dibuat dalam penyataan yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, riwayat penyakit, penderita hipertensi atau bukan penderita dan sumber informasi yang pernah didapat.
b) Uji validitas dan uji pemahaman bahasa
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kesahihan suatu instrumen dalam hal ini kuisioner (Hasan, 2002). Setelah item-item pernyataan yang telah disusun dalam pembuatan kuisioner maka perlu untuk dilakukan uji validitas. Dalam penelitian ini uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (professional judgment).
pengetahuan ada 3 item pernyataan yang dibuang dan menyempurnakan pada kalimat pernyataan yang ada.
Bersamaan dengan uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa kepada pendapat para ahli dan kepada 40 responden yang tidak termasuk dalam sampel. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dipahami atau tidak oleh responden dalam penelitian ini.
c) Uji reliabilitas.
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%. Karena uji validitas yang dilakukan menggunakan professional judgment maka kuisioner tersebut dikatakan reliabel jika nilaiα> 0,75 (Mustafa, 2009).
Hasil pengukuran pada uji reliabilitas yang dilakukan pada 40 responden didapatkan hasil α = 0,751 untuk kuisioner bagian pengetahuan dan α = 0,784 untuk kuisioner bagian sikap.
5. Sampling
Jumlah sampel minimal untuk Kecamatan Kraton adalah 96 orang dengan proporsi masing-masing pada Kelurahan Panembahan 39 orang, Kelurahan Patehan 26 orang dan Kelurahan Kadipaten 31 orang.
merupakan bagian dari populasi target yang tidak dapat dijangkau oleh peneliti dan dibatasi oleh tempat, waktu dan biaya. Pada kelompok subyek sampel yang dikehendaki dipilih secara non random sampling dengan teknik purposive samplingdari populasi terjangkau, sehingga subyek yang diteliti adalah subyek yang menyelesaikan prosedur penelitian sesuai dengan kriteria inklusi.
6. Penyebaran kuisioner
Penyebaran kuisioner dilakukan dengan membagikan kuisioner di tempat pelayanan kesehatan yaitu PUSKESMAS Kraton yang terletak pada Kecamtan Kadipaten dengan tujuan agar efisien baik secara tenaga, waktu serta biaya. Selanjutnya dilakukan pengambilan data pada pertemuan PKK dengan mengikuti jadwal yang telah ada yaitu satu tiga kali pada pertemuan PKK di Kelurahan Patehan dan satu kali pada pertemuan PKK di Kelurahan Panembahan. Tahap selanjutnya dilakukan juga secara door to door pada ketiga kelurahan di Kecamatan Kraton, hal ini dikarenakan jadwal kegiatan pertemuan masyarakat yang kadang kurang cocok dengan waktu peneliti dalam pengambilan data.
Satu responden akan mendapatkan satu kuisioner dengan kesempatan satu kali mengisi lembar kuisioner dan setiap responden diberikan kesempatan untuk mengerjakan kuisioner saat itu juga di tempat penelitian. Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh responden secara sukarela dengan kesadaran dan kemauan dari responden sendiri tanpa adanya paksaan dari peneliti.
menyetujuinya maka peneliti akan membagikan kuisoner penelitian untuk diisi. Responden akan didampingi langsung dan ditunggu oleh peneliti selama pengisian kuisioner berlangsung.
Penyebaran kuisioner yang dilakukan melalui pelayanan kesehatan yaitu di PUSKEMAS, peneliti melakukan sebanyak tiga kali dengan waktu yang berbeda. Penyebaran awal di PUSKESMAS disebar sebanyak 15 kuisioner dan dikembalikan juga sebanyak 15 kuisioner. Penyebaran kedua sebanyak 21 kuisioner dan dikembalikan juga sebanyak 21 responden dan yang ketiga disebar 13 kuisioner dan dikembalikan sebanyak 13 kuisioner juga.
Penyebaran kuisioner dilakukan juga pada empat kali pertemuan PKK tingkat Kelurahan dan RT/RW dengan waktu yang berbeda-beda, pertemuan yang pertama disebar sebanyak 15 kuisioner dan dikembalikan sebanyak 10 kuisioner, pertemuan yang kedua disebar sebanyak 27 kuisioner dan dikembalikan sebanyak 25 kuisioner, pada pertemuan ketiga disebar sebanyak 23 kuisioner dan dikembalikan sebanyak 20 kuisioner dan pada pertemuan keempat disebar sebanyak 12 kuisioner dan dikembalikan sebanyak 10 kuisioner.
15 kuisioner yang disebar dan mendapat 10 kuisioner dari 12 kuisioner yang disebar.
7. Pengolahan data
Dibuat dalam manajemen data untuk menjamin keakuratan data, dilakukan dengan beberapa kegiatan proses manajemen data yaitu :
a. Tahap I dilakukanediting.Editingyaitu melakukan penyuntingan data meliputi pemeriksaan kelengkapan jawaban dari kuisioner hasil penelitian dan pemilihan kuisioner yang memenuhi kriteria inklusi. Sehingga data yang tidak termasuk dalam ketentuan tersebut akan dikeluarkan (drop out). Terdapat 200 kuisioner yang disebarkan dan sebanyak 165 kuisioner yang dikembalikan tetapi hanya 116 kuisioner yang lengkap dan memenuhi kriteria inklusi yang digunakan sebagai sampel penelitian. Sebanyak 49 kuisioner yang dikeluarkan (drop out) karena terdapat 22 kuisioner yang memiliki data tidak lengkap, 20 kuisioner yang bukan merupakan kriteria inklusi dan sebayak 7 kuisioner yang data responden bukan termasuk dalam masyarakat Kecamatan Kraton.
sedangkan skor untuk jawaban pada pernyataannya negatif (unfavorable) adalah SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Pada bagian tindakan tidak diberikan skor hanya diberikan tanda dengan angka 1, 2, 3 dan 4 pada pilihan jawaban yang disediakan karena peneliti akan melihat jawaban rata-rata tindakan yang dilakukan oleh responden terkait hipertensi. Tahap akhir setelah pada masing-masing kuisioner pengetahuan dan sikap diberi skor dan pada tindakan diberikan kode angka, selanjutnya data dimasukkan ke dalam program komputer dan selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk pengetahuan dan sikap sedangkan untuk tindakan tidak dilakukan analisis statistik.
c. Tahap III dilakukan cleaning. Cleaning yaitu data yang dimasukkan ke program komputer dicek atau diperiksa kembali kebenarannya untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan dalam memasukan data sehingga dapat dilakukan pembetulan atau koreksi.
G. Analisis Hasil Penelitian
Identifikasi pada karakteristik demografi responden berdasarkan kategori jenis kelamin, usia, kelurahan, status perkawinan, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, riwayat penyakit, hipertensi/nonhipertensi dan sumber informasi kemudian dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban responden pada masing-masing pernyataan dan kemudian dipersentasekan dengan total 100%.
menjawab salah diberi skor 0, sedangkan pada bagian sikap responden yang menjawab penyataan positif (favorable) yaitu SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1 dan responden yang menjawab pernyataan negartif (unfavorable) yaitu STS diberi skor 4, TS diberi skor 3, S diberi skor 2 dan STS diberi skor 1. Selanjutnya, skor pada tiap pernyataan dijumlahkan dan diketegorikan berdasarkan tingkat pengetahuan tinggi, sedang dan rendah serta tingkat sikap baik, cukup dan buruk. Berdasarkan tingkat pengetahuan yang telah dikategorikan dilakukan analisis statistik dengan uji statistik SPSS.
Identifikasi tindakan responden dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban responden pada masing-masing pernyataan kuisioner. Jawaban responden yang telah dikelompokkan tersebut, kemudian hasilnya dipersentasekan dengan total 100%.
untuk sampel yang besar (>50 responden) maka digunakan uji Kalmogorov –
Smirnov.
H. Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini dilihat dari segi teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik sampling yang digunakan ini mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan terhadap total populasi sampling, yaitu populasi Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dianjurkan menggunakan teknik sampling acak, dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Selain itu juga dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa kuisioner yang dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak lebih mendalam pada tiap responden, seharusnya disertai dengan wawancara agar dapat menyempurnakan hasil penelitian yang akan didapat.
Kelemahan lainnya adalah peneliti melakukan pengambilan data secara
42 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian akan disajikan secara runtut sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta pada tahun 2012 terkait penyakit hipertensi. Kecamatan Kraton terletak di dalam pusat Kota Yogyakarta yang terbagi dalam 3 kelurahan yaitu Kelurahan Panembahan, Patehan dan Kadipaten. Dari ketiga kelurahan tersebut terdiri dari 43 RW dan 175 RT. Berdasarkan data rekapitulasi pendataan kependudukan pada tahun 2011, total jumlah penduduk Kecamatan Kraton adalah 25.098 orang dengan proporsi jumlah menurut usia 20 tahun keatas sebanyak 18.481 orang.
Hasil dan pembahasan disajikan dalam karakteristik demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 116 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
A. Karakteristik Demografi
1. Jenis kelamin
Karakteristik demografi berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil perempuan lebih banyak yaitu 62,9% dibandingkan laki-laki 37,1%. Rangkuman persentase distribusi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel VI.
Tabel VI. Distribusi jumlah responden berdasarkan ketegori jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 43 37,1
Perempuan 73 62,9
Total 116 100
2. Usia
Menurut Papilla, Olds dan Feldman (2009) usia dewasa dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok usia dewasa muda (20-40 tahun), usia dewasa tengah (40-65 tahun) dan usia dewasa tua (> 65 tahun).
Persentase hasil dari responden berdasarkan tingkat kategori usia dewasa, yaitu tertinggi pada usia dewasa tengah sebanyak 56,9%, diikuti dewasa muda sebanyak 32,8% dan dewasa tua sebanyak 10,3%. Hasil persentase distribusi responden berdasarkan kategori usia dewasa disajikan dalam tabel VII.
Tabel VII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori usia Kategori Usia Jumlah Responden Persentase (%)
Dewasa muda 38 32,8
Dewasa tengah 66 56,9
Dewasa tua 12 10,3
3. Kelurahan
Pengambilan data responden dalam penelitian ini berasal dari 3 kelurahan yaitu kelurahan Panembahan, Patehan dan Kadipaten. Dengan proporsi responden yang diambil berbeda-beda pada masing-masing Kelurahan. Ketiga kelurahan di Kecamatam Kraton tersebut terletak pada pusat kota Yogyakarta yang menandakan akses yang dibutuhkan akan dengan mudah diperoleh karena letaknya yang strategis pada pusat kota.
Hasil penelitian diperoleh jumlah responden yang paling banyak diambil pada kelurahan Panembahan sebesar 37,1% dan paling sedikit 28,4% pada kelurahan Kadipaten. Rangkuman distribusi jumlah responden berdasarkan kelurahan tersajikan dalam tabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori kelurahan
Kelurahan Jumlah Responden Persentase (%)
Panembahan 43 37,1
Patehan 40 34,5
Kadipaten 33 28,4
Total 116 100
4. Status pernikahan
Tabel IX. Distribusi jumlah responden berdasarkan status pernikahan Status Jumlah Responden Persentase (%)
Sudah menikah 97 83,6
Belum menikah 19 16,4
Total 116 100
5. Tingkat pendidikan terakhir
Tingkat pendidikan terakhir pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam empat (4) bagian, yaitu SD, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan Perguruan Tinggi termasuk D1, D2, D3 maupun S1. Tingkat pendidikan diukur untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden dan melihat sejauh mana kesadaran responden dalam bersikap terkait penyakit hipertensi. Adanya perbedaan pendidikan terakhir akan berpengaruh pada sikap dari responden yang akan menentukan tindakan yang dilakukan oleh responden, hal ini dikarenakan setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda. Hasil yang diperoleh tingkat pendidikan terakhir SMA atau sederajat paling tinggi yaitu, sebanyak 63,8% dan paling sedikit 4,3% pada tingkat pendidikan terakhir SD. Rangkuman distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir tersajikan dalam tabel X.
Tabel X. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan terakhir
Pendidikan terakhir Jumlah Responden Persentase (%)
SD 5 4,3
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja dan pada ayat 3 menyatakan bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Responden yang termasuk dalam kategori bekerja antara lain PNS, guru, swasta, wiraswasta, pedagang, abdi dalem ataupun buruh. Sedangkan yang termasuk dalam kategori tidak punya pekerjaan adalah responden yang tidak bekerja, antara lain ibu rumah tangga, mahasiswa/i.
Hasil menunjukkan responden yang bekerja lebih banyak daripada responden yang tidak bekerja dengan persentase 56,9% pada responden yang bekerja dan responden yang tidak bekerja sebesar 43,1% responden. Berdasarkan jenis pekerjaan sebesar 41,4% responden sebagai wiraswasta. Rangkuman distribusi karakterietik responden berdasarkan kategori status pekerjaan dan jenis pekerjaan tersajikan dalam tabel XI dan tebel XII.
Tabel XI. Distribusi karakteristik responden berdasarkan kategori status pekerjaan
Status Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
Punya pekerjaan 66 56,9
Tidak punya pekerjaan 50 43,1
Tabel XII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
PNS 7 6,0
Karakteristik responden berdasarkan pengalaman riwayat menderita penyakit, dikelompokkan kedalam responden yang punya riwayat penyakit dan responden yang tidak/belum punya riwayat penyakit. Untuk responden yang punya riwayat penyakit terkait penyakit yang relatif susah untuk disembuhkan antara lain jantung, diabetes, asma, anemia dan sebagainya. Dari hasil penelitian persentase tertinggi yaitu 75,0% responden tidak punya riwayat penyakit. Rangkuman distribusi jumlah responden berdasarkan kategori riwayat penyakit dan tidak punya riwayat penyakit tersaji dalam tabel XIII.
Tabel XIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan kategori riwayat penyakit dan tidak punya riwayat penyakit
Riwayat penyakit Jumlah Responden Persentase (%)
Punya 29 25,0
Tidak punya 87 75,0
Total 116 100
8. Hipertensi/nonhipertensi