• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penerimaan user terhadap Learning Management System menggunakan Tecnology Acceptance Model (TAM) : studi kasus exelsa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis penerimaan user terhadap Learning Management System menggunakan Tecnology Acceptance Model (TAM) : studi kasus exelsa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENERIMAAN USER TERHADAP

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

STUDI KASUS : EXELSA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Maria Goretti Soepono Putri 085314062

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

USER ACCEPTANCE EVALUATION OF

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM USING TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

CASE STUDY : EXELSA OF SANATA DHARMA UNIVERSITY

A

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Department

By:

Maria Goretti Soepono Putri 085314062

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO

Kalau anda keras terhadap diri anda, maka kehidupan akan lunak kepada anda. Sebaliknya apabila anda lunak kepada diri anda, maka kehidupan akan

keras kepada anda.

-Andrie Wongso

Kehidupan seseorang menjadi berubah saat dia merubah dirinya.

-Andrew Matthews

Orang yang kemampuannya biasa-biasa saja tetapi tekun lebih dihormati dan dihargai daripada orang yang cakap tetapi kemauannya rapuh.

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ku ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Bapak (FX. Soepono) dan Ibu (Anastasia S.)

Kakak (Maria Vianney Y. dan Pascalis Dwi Priyo R.)

Adik (Agustinus Firman Soepono P.)

Temanku tercinta (Paulus Herdiyatma)

Semua sahabat yang aku sayangi

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain kecuali telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Juli 2013 Penulis,

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Goretti Soepono Putri NIM : 085314062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ANALISIS PENERIMAAN USER TERHADAP LEARNING MANAGEMENT SYSTEM

MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM). STUDI KASUS EXELSA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 29 Juli 2013

Yang menyatakan,

(9)

ix ABSTRAK

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang dikembangkan oleh Davis dalam penelitiannya mengenai perilaku pengguna sistem informasi. Model TAM menjelaskan perilaku pengguna komputer yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention),

dan hubungan perilaku pengguna (pengguna behaviour relationship). Tujuan model ini menjelaskan tentang penerimaan Teknologi Informasi dengan dimensi - dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya Teknologi Informasi oleh pengguna (pengguna ). Learning Management System (LMS) merupakan salah satu teknologi yang perlu diketahuifaktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunanya. LMS adalah infrastuktur dimana e-Learning dapat dibangun dan diantarkan. Sementara definisi e-Learning menurut Gilbert & Jones (dalam Herman, 2009) adalah materi pembelajaran melalui media elektronik seperti;

audio/video tape, CD-ROM, tv, satelit, dan komputer baik yang terhubung melalui internet/intranet maupun komputer pribadi. Sejak tahun 2008 Universitas Sanata Dharma telah mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah LMS yang diberi nama Experiential E-Learning of Sanata Dharma University, atau yang lebih dikenal dengan Exelsa. Exelsa yang ada di Universitas Sanata Dharma ini akan dievaluasi menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat penerimaan pengguna terhadap LMS Exelsa.

(10)

x

aspek TAM terbagi menjadi 5 aspek yaitu aspek persepsi pennguna terhadap kemudahan dalam penggunaan, aspek persepsi pengguna terhadap manfaat, sikap pengguna, aspek perilaku pengguna untuk tetap menggunakan, dan aspek kondisi nyata penggunaan sistem. Data dari responden dianalisis berdasarkan nilai rata-rata dan persebaran data setiap jawaban kuesioner.

(11)

xi

ABSTRACT

Technology Acceptance Model (TAM) is a research model developed by Davis concerning the user behaviour of information system. TAM describes a computer user behaviour based on belief, attitude, intention and user behaviour relationship. The aim of this model is to illustrate the acceptance of Information Technology with certain dimensions, which can give an influence to Information Technology accepted by the user. Learning Management System is one of the technologies which factors needs to be known in order to influence its user acceptance. LMS is an infrastructure in which e-Learning can be built and delivered. Meanwhile, according to Gilbert and Jones (in Herman, 2009), the definition of e-Learning is a learning material using electronic media such as: audio/ video tape, CD-ROM, television, satellite, and computer either connected by means of internet/ intranet or personal computer. Since 2008, Sanata Dharma University has developed and implemented a LMS namely Experiential E-Learning of Sanata Dharma University or it is known as Exelsa. Exelsa, which currently operated in Sanata Dharma University, will be evaluated by using Technology Acceptance Model (TAM). The evaluation is intended to identify how high the level of user acceptance to LMS Exelsa.

(12)

xii

from the respondent were analyzed based on average value and data distribution on each answer in the questionnaire.

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Penerimaan User terhadap Learning Management System menggunakan Technologi Acceptance Model (TAM). Studi kasus Exelsa Universitas Sanata Dharma”.

Penelitian ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan, semangat, doa dan motivasi yang telah diberikan oleh banyak pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua Tercinta yang telah memberi dukungan kepada penulis baik moral, spiritual maupun material selama masa studi.

2. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, bantuan dan dorongan kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(14)

xiv

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA selaku Kepala P3MP yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

7. Bapak Yanuar. Terima kasih telah membantu mempersiapkan ruangan untuk ujian Tugas Akhir.

8. Mba Vina, Mas Priyo, Firman. Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

9. Paulus Herdiyatma. Terimakasih atas semangat, cinta, dukungan dan kesetiaan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Ardell Hasiholan Wirawan. Terima kasih karena telah menghibur.

11. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2008, sungguh merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan dapat berdiskusi dan bercanda bersama-sama selama ini. Terima kasih atas semangat dan bantuan yang sangat berarti sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Teman-teman Kost Kartika Dewi (Tia, Tinuk, Festi, Desi). Terima kasih atas

semangat yang selalu diberikan, persahabatan yang telah dijalin selama ini. 13. Rekan-rekan Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas kesediaan

rekan-rekan untuk mengisi kuesioner penelitian skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung selama ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(15)

xv

untuk perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ataupun menjadi referensi bagi para pembaca sekalian khususnya pada mahasiswa Teknik Informatika.

Yogyakarta, 29 Juli 2013

(16)

xvi

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

(17)

xvii

2.1.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan ...7

2.1.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat ...8

2.1.3 Sikap penggunaan ...8

2.1.4 Perilaku dalam penggunaan ...9

2.1.5 Kondisi nyata penggunaan sistem ...9

2.2 E-learning ... 9

2.2.1 Karakteristik e-learning...13

2.2.2 Teknologi pendukung e-learning ...14

2.2.3 Berbagai kekhasan dari e-learning ...15

2.3 Exelsa ... 18

2.4 Isu-isu dalam pengembangan dan pemanfaatan e-learning ... 19

2.4.1 Isu Manusia (Human issues) ...20

2.4.2 Isu Teknologi ...25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...31

3.1 Data yang diukur ... 31

3.2 Pengumpulan Data ... 31

3.3 Pengorganisasian Data ... 32

3.4 Analisa Data ... 32

3.5 Penarikan Kesimpulan ... 33

BAB IV ANALISIS DATA ...34

4.1 Karakteristik Responden ... 34

4.1.1 Program Studi ...34

(18)

xviii

4.2 Aspek TAM ... 37

4.2.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan ...37

4.2.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat ...49

4.2.3 Sikap penggunaan ...55

4.2.4 Perilaku untuk tetap menggunakan ...58

4.2.5 Kondisi nyata penggunaan sistem ...62

4.3 Rangkuman ... 67

4.3.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan ...67

4.3.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat ...68

4.3.3 Sikap penggunaan ...69

4.3.4 Perilaku untuk tetap menggunakan ...70

4.3.5 Kondisi nyata penggunaan sistem ...71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.1.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan ...73

5.1.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat ...74

5.1.3 Sikap penggunaan ...74

5.1.4 Perilaku untuk tetap menggunakan ...75

5.1.5 Kondisi nyata penggunaan sistem ...75

5.2 Saran ... 76

Daftar Pustaka...77

Lampiran ...79

(19)

xix

(20)

xx

DAFTAR TABEL

(21)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Halaman Utama Mahasiswa ...42

Gambar 4.2 Halaman Utama Exelsa ...43

Gambar 4.3 Buku Panduan Untuk dosen ...44

Gambar 4.4 Fasilitas Forum di halaman Utama Exelsa ...45

Gambar 4.5 Fasilitas Forum Mata Kuliah ...46

Gambar 4.6 Fasilitas di Halaman Utama Mahasiswa ...46

Gambar 4.7 Bahan Ajar ...48

Gambar 4.8 Tugas Online Keseluruhan ...48

Gambar 4.9 Tugas Online Rinci ...52

Gambar 4.10 Pengumuman BAA,AUK dan Dosen ...53

(22)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan dilakukan.

1.1Latar Belakang Masalah

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang dikembangkan oleh Davis dalam penelitiannya mengenai perilaku pengguna sistem informasi. Davis mengungkapkan bahwa hasil yang diinginkan dari penggunaan sistem informasi, tidak akan maksimal, atau bahkan mungkin tidak akan tercapai, karena adanya resistensi atau penolakan dari pengguna sistem itu sendiri (Davis, 1989).

Model TAM menjelaskan perilaku pengguna komputer yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan

(intention), dan hubungan perilaku pengguna (pengguna behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi dengan dimensi - dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya teknologi informasi oleh pengguna.

(24)

Sejak diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989 sampai dengan tahun 2000, tercatat 424 jurnal telah menyadur teori TAM, dari dua jurnal yang telah diterbitkan oleh Davis (Vankatesh & Davis , 2000). Namun demikian kegiatan penelitian untuk menganalisis penerimaan pengguna terhadap LMS terutama yang ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu Exelsa dengan menggunakan teori TAM belum pernah dilakukan.

Salah satu teknologi yang perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunanya adalah LMS. LMS adalah infrastuktur dimana e-learning dapat dibangun dan digunakan. Sementara definisi e-learning menurut Gilbert & Jones (dalam Herman, 2009) adalah materi pembelajaran melalui media elektronik seperti; audio/video tape, CD-ROM, tv, satelit, dan komputer baik yang terhubung melalui internet/intranet maupun komputer personal. Meskipun dari definisi tersebut dinyatakan bahwa e-learning dapat menggunakan media elektronik tetapi penerapan e-learning yang paling populer di dunia pendidikan adalah penggunaan materi pembelajaran menggunakan komputer. Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat atau gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah on-line learning, internet enabled learning, virtual learning, atau web based learning.

(25)

mendukung salah satu sasaran jangka pendek Universitas Sanata Dharma yaitu peningkatan efisiensi dan produktifitas. Untuk mencapai sasaran ini, sejak tahun 2008 Universitas Sanata Dharma telah mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah LMS yang diberi nama Experiential E-learning of Sanata Dharma University, atau yang lebih dikenal dengan Exelsa.

Sebagai sebuah media pembelajaran, Exelsa harus dapat diterima dan digunakan oleh para penggunanya sehingga dapat meningkatkan produktifitas. Namun demikian, masih ada beberapa masalah yang bisa menjadi penghambat dari keberhasilan penggunaan LMS ini. Salah satu penghambat tersebut adalah masalah penerimaan pengguna terhadap penggunaan LMS. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui sejauh mana TAM mampu mendeteksi dan mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap LMS.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah seberapa tinggi tingkat penerimaan pengguna terhadap LMS Exelsa menggunakan kerangka TAM ?

1.3Batasan Masalah

(26)

1. Penelitian ini tentang mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap LMS yang berpedoman pada teori TAM (Technology Acceptane Model). 2. Penelitian ini tidak membandingkan LMS Exelsa LMS yang lain.

3. Penelitian ini tidak meneliti hubungan/pengaruh setiap aspek

4. Eksternal variabel tidak diteliti, hanya 5 aspek saja, yaitu perceived ease of use (persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan), perceived usefullness (persepsi pengguna terhadap manfaat), attitude toward using

(sikap penggunaan), behavioral intention to use (perilaku dalam menggunakan), dan actual system usage (kondisi nyata penggunaan sistem).

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menpengaruhi penerimaan LMS Exelsa?

2. Mengetahui seberapa tinggi penerimaan pengguna terhadap LMS Exelsa?

Manfaat dari analisis sistem ini adalah :

(27)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

2.1Technology Acceptance Model (TAM)

TAM adalah model yang dikembangkan oleh Davis dalam penelitiannya mengenai perilaku pengguna sistem informasi. Davis mengungkapkan bahwa hasil yang diinginkan dari penggunaan sistem informasi, tidak akan maksimal, atau bahkan mungkin tidak akan tercapai, karena adanya resistensi atau penolakan dari pengguna sistem itu sendiri (Davis, 1989).

(28)

menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.

Model TAM menjelaskan perilaku pengguna komputer yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan

(intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviourrelationship).

Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensi - dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna (user).

Berikut ini adalah bagan TAM model 1.

Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap – tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu :

1. Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use)

2. Persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness)

(29)

penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).

Penelitian ini menggunakan 5 konstruksi yang telah dimodifikasi dari model penelitian TAM sebelumnya yaitu: Persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), persepsi terhadap kemanfaatan

(Perceived Usefulness), sikap penggunaan (Attitude Toward Using),

perilaku untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention To Use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (Actual SystemUsage).

2.1.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai "tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha" (Davis, 1989: 320) dalam Yuadi (2009).

Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi:

a. Komputer/sistem sangat mudah dipelajari.

b. Komputer/sistem mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna.

c. Komputer/sistem sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna.

(30)

2.1.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat

Menurut Davis (1989: 320) dalam Yuadi (2009), definisi dari persepsi kegunaan adalah "tingkat dimana seorang individu percaya bahwa menggunakan sistem akan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan tertentu". Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat diartikan bahwa penggunaan komputer adalah untuk meningkatkan kinerja dan prestasi kerja penggunanya.

Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.

Variabel tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi:

a. Kegunaan, meliputi variabel: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas.

b. Efektivitas, meliputi variabel: mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan.

2.1.3 Sikap Penggunaan

Sikap Penggunaan dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. (Davis, 1989: 321) dalam Yuadi (2009).

(31)

terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).

2.1.4 Perilaku Dalam Penggunaan

Perilaku dalam Menggunakan adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.

Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.

2.1.5 Kondisi Nyata Penggunaan Sistem

Kondisi nyata penggunaan sistem adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.

Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.

2.2E-learning

Learning Management System (LMS) adalah infrastuktur dimana e-learning dapat dibangun dan digunakan. Sementara definisi e-learning

(32)

melalui media elektornik seperti; audio/video tape, CD-ROM, tv, satelit, dan komputer baik yang terhubung melalui internet/intranet maupun komputer

personal. Meskipun dari definisi tersebut dinyatakan bahwa e-learning

dapat menggunakan media elektronik tetapi penerapan e-learning yang paling populer di dunia pendidikan adalah penggunaan materi pembelajaran menggunakan komputer. Menurut Brown (2000) dan Feasey (2001), pembelajaran elektronik (e-learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of

teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,

teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized

web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as

(33)

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-Learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik

dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan secara „synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun

asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan

pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk grup diskusi dengan bantuan profesional dalam bidangnya.

Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu kelas „tradisional‟, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan

untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran „e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran „e-learning’ akan „memaksa‟

(34)

membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.

Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut : 1. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,

pendidikan, pelatihan secara on-line.

2. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

3. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan isi dan pengembangan teknologi pendidikan.

(35)

2.2.1 Karakteristik e-learning

E-learning mempunyai karakteristik, antara lain :

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).

3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

(36)

pada belajar menggunakan sistem e-learningnya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

2.2.2 Teknologi Pendukung E-learning

Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan

computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.

Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Technology based learning dan Technology based web-learning. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari

Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail

(37)

text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning

pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas

(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.

Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning.

1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.

2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet.

3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.

2.2.3 Berbagai kekhasan dari e-learning

(38)

dari pembelajaran tatap muka di kelas serta untuk menambah jam tatap muka di kelas. Berbagai keunikan dari e-learning ternyata tidak hanya dari sudut pandang teknologi saja, namun lebih pada unsur pedagogis. Fakta dan keunikan yang menarik tersebut antara lain : a. Lewat pembelajaran mandiri (self-paced) yang ada dalam

e-learning, memberikan tantangan dan kesempatan kepada para siswa untuk belajar lebih cepat ataupun lambat. Hal ini dikarenakan dalam ruang kelas virtual telah tersedia berbagai sumber belajar dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir, dan siswa memiliki kesempatan belajar hal-hal baru diluar sesi yang tengah dijalaninya. Selain itu lewat belajar mandiri, siswa terbebas dari tekanan seperti halnya ketika mereka belajar di kelas, sehingga mereka akan mudah untuk belajar.

(39)

mampu mengevaluasi hasil belajar mereka. (Malcolm Knowles, 1975)

c. Mengakomodasi berbagai gaya belajar dan menggunakan berbagai cara penyampaian untuk berbagai tipe pembelajar yaitu tipe visual lewat penggunakan gambar, grafik/diagram serta visual lain, tipe aural lewat penggunaan musik dan suara, tipe verbal lewat penggunaan kata dan pidato, tipe physical dengan penggunaan badan, tangan dan sentuhan (ketika mereka menggunakan komputer dan alat bantu lain untuk belajar dan mengerjakan tugas), tipe logical lewat penggunaan logika, alasan dan sistem, tipe social (Intrapersonal) lewat belajar dalam kelompok dengan siswa lain, dan tipe solitary lewat belajar mandiri.

d. Siswa dapat belajar 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu – kapan saja, dan dimana saja (asalkan tersedia koneksi internet). Hal ini merupakan kelebihan e-learning dimana siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Mereka dapat mengakses bahan ajar yang ada kapan saja, karena telah terupload dalam ruang kelas virtual.

(40)

dan rekan sejawatnya, karena mampu mengajukan pertanyaan (jika mengalami kesulitan) kepada dosennya kapan saja lewat fasilitas yang tersedia (misalnya Forum Diskusi). Karena tidak bertemu langsung dengan dosen, seringkali mereka justru lebih leluasa dan berani untuk memberikan ide, bertanya dan berpendapat tentang suatu materi dibandingkan ketika mereka berdiskusi dalam kelas tatap muka.

f. Meningkatkan keterampilan komputer dan Internet. Lewat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, maka secara tidak langsung, kemampuan dan keterampilan penggunaan teknologi akan ikut terasah. Nilai-nilai diatas inilah yang sepantasnya menjadi pertimbangan tersendiri dalam penerapan e-learning di dalam homeschooling sebagai pendukung proses pembelajaran yang ada. Banyak nilai positif yang dapat diadopsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam homeschooling.

2.3Exelsa

Exelsa (Experiential E-learning of Sanata Dharma University)

(41)

melihat pengumuman, forum mata kuliah, kalender kegiatan dan sebagainya. Lebih lanjut, Exelsa diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan kualitas komunikasi pembelajaran dengan pendekatan knowledge management diantara berbagai pihak seperti dosen, mahasiswa, program studi, biro administrasi akademik, penyedia media pembelajaran serta berbagai pihak lainnya yang berkepentingan.

Penggunaan Exelsa di Universitas Sanata Dharma tidak bersifat wajib. Mesti demikian, beberapa jurusan seperti Teknik Informatika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Pendidikan Akuntansi, Bimbingan dan Konseling telah memanfaatkannya. Para mahasiswa dari jurusan-jurusan ini memiliki pengalaman yang relatif sama dalam menggunakan Exelsa. Usia mereka pun tidak terpaut jauh antara satu dengan yang lainnya.

2.4Isu-isu dalam pengembangan dan pemanfaatan e-learning

(42)

2.4.1 Isu Manusia (Human issues)

Perkembangan dari keberhasilan setiap pembelajaran didasarkan pada pemahaman peserta didik, perilaku dan kesuksesan mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membantu mencapai tujuan dari teori pedagogy. Ketika mengembangkan sistem

e-learning yang harus dilakukan pertama kali adalah klasifikasi dari kebutuhan dan perilaku pembelajar. Beberapa peneliti menyebutkan kebutuhan pengguna untuk sistem e-learning adalah bagian dari web desain yang prosesnya lebih umum dan detail yang disesuaikan dengan konteks e-learning. Sebagai contoh saran dari peneliti dalam merancang sebuah sistem e-learning adalah :

a. Jauhkan tombol navigasi untuk minimum b. Jauhkan scroll untuk minimum

c. Memiliki antarmuka pengguna yang konsisten.

(43)

memungkinkan untuk diverifikasi sama sekali dan akan menyajikan urutan belajar yang sama dengan modul untuk setiap pengguna sistem.

Beberapa sistem yang memungkinkan programmer untuk menentukan bahan yang harus diberikan. Fasilitas tersebut ada namun jarang digunakan. Hal ini disebabkan upaya waktu dan biaya yang terlibat dalam memproduksi beberapa bagian konten penyajian materi yang sama dalam cara yang berbeda dan kemudian membangun sistem untuk menyampaikan hal tersebut hanya untuk hak siswa. Secara otomatis diperlukan sebuah solusi memilih materi untu pengguna dengan gaya belajar yang berbeda sehingga menghilangkan beban dari perancang program.

Peserta didik memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sebelumnya, peserta didik sangat berbeda sehingga mungkin perlu untuk fokus belajar obyektif pada materi yang berbeda untuk mencapai akhir yang sama. Peserta didik pada tingkat pencapaian yang berbeda atau mengikuti kurikulum yang berbeda mungkin menggunakan istilah pencarian yang sama tetapi mencari materi yang berbeda.

2.4.1.1Tipe kebutuhan mahasiswa

(44)

dapat diterapkan untuk e-learning juga. Jenis perilakunya adalah sebagai berikut : pelajar tradisional, pencapai, pelajar interaktif, pelajar gigih.

a. Pelajar tradisional : berfokus pada membaca materi yang dibutuhkan dan mencakup lebih dari setengah bahan yang disediakan untuk lebih lanjut membaca. b. Pencapai : berfokus pada upaya menyelesaikan kuis dan

pertanyaan review yang disediakan.

c. Pelajar interaktif : berfokus pada usaha interaksi dengan teman sebaya dan tutor dan membentuk tertinggi jumlah persahabatan.

d. Pelajar gigih : studi lebih jarang daripada semua siswa lainnya, dan menghabiskan rata-rata paling banyak jumlah waktu belajar.

Semua jenis pembelajar memerlukan berbagai jenis sumber belajar dan berbagai jenis dukungan belajar untuk memenuhi kebutuhan individu.

2.4.1.2Faktor sosial dan budaya

(45)

sistem. Karakteristik utamanya adalah : karakteristik negara.

Aplikasi e-learning harus dibuat khusus untuk setiap negara, wilayah di negara yang sama dan kelompok negara-negara yang terletak di wilayah geografis yang sama. Karakteristik khusus yang ditargetkan oleh aplikasi e-learning harus ditempatkan dalam tahap analisis adalah : a. Demografi :

Hal ini juga diketahui bahwa perilaku manusia bervariasi menurut gender dan usia. Oleh karena itu, masalah ini dapat secara signifikan mempengaruhi desain sistem. Para insinyur web atau project manager harus menentukan dan membuat desain aplikasi e-learning berbasis pada populasi yang ditargetkan. b. Karakteristik Sosial :

Analisis / pengembang harus memeriksa sistem pendidikan, serta bahasa yang dipakai. Aplikasi e-learning harus dirancang sedemikian rupa sehingga akan mengakomodasi fitur menyimpang.

c. Karakteristik Hukum :

(46)

sebelum pengembangan e-learning. Hukum nasional dan internasional harus dianalisa untuk memandu sistem terhadap keselarasan dan kepatuhan penuh pada operasi.

2.4.1.3Teori pedagogi

Mentransfer sifat dinamis dari sistem pembelajarn yang baru, peserta didik mempertahankan individualitas dan diferensiasi sesuai kemampuan serta motivasi dan inspirasi siswa adalah faktor kunci untuk penerimaan lingkungan belajar yang baru. Kunci faktor diidentifikasi sebagai berikut :

a. Identifikasi kebutuhan pelajar. e-learning dibentuk harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang telah ditetapkan dan tentu saja diperlukan hasil pedagogy. b. Penataan materi pedagogy. Materi pedagogy harus

dibangun dengan cara memberikan fasilitas pertukaran pengetahuan.

c. Kemampuan e-learning untuk menjawab dan memecahkan pertanyaan-pertanyaan dan masalah siswa.

(47)

Pembentukan mekanisme kolaboratif kalangan siswa. Dalam lingkungan virtual, siswa dapat dengan mudah diisolasi dan dipisahkan dari kelas. Hal ini biasanya dihindari dalam kelas virtual juga, dengan mengorganisasikan secara kolaboratif sehingga siswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi.

2.4.2 Isu Teknologi

Masing-masing negara mentargetkan mengidentifikasi tingkat teknologi untuk memutuskan jenis teknologi dan sumber daya untuk digunakan. Negara yang mempunyai teknologi canggih dan penggunaan web yang sangat baik menjadi kandidat untuk menggunakan aplikasi e-learning yang memanfaatkan poetnsi penuh dari teknologi. Pada sisi lain, internet di negara-negara yang teknologinya masih dasar dan mungkin perlu untuk merancang e-learning dengan bandwith rendah dan kemampuan komunikasi yang buruk.

2.4.2.1Faktor kualitas

(48)

a. Kegunaan. Masalah seperti understandability, learnability, friendliness, operability, playfulness dan

ethics faktor penting desain web yang tidak boleh dilupakan. Sistem harus diimplementasikan sedemikian rupa untuk memudahkan pemahaman tentang fungsi. Estetika user interface, konsistensi, dan kemudahan penggunaan adalah atribut dari e-learning.

b. Fungsi. Sistem harus mencakup semua fitur yang diperlukan untuk mencapai tugas yang diperlukan. Masalah akurasi, kesesuaian, kepatuhan,

interoperability dan privasi harus diselidiki dalam merancang sebuah e-learning untuk memastikan bahwa sistem akan melakukan seperti yang diharapkan. Aplikasi e-learning harus memiliki semua kemampuan yang dihadapi dalam proses belajar tradisonal yang ditingkatkan dengan fitur teknologi yang tinggi.

c. Sistem Keandalan. Memproduksi sistem yang handal dengan melibatkan isu-isu pemahaman seperti frekuensi

(49)

Aplikasi e-learning harus memiliki pengenalan link

yang benar, validasi user input.

d. Efisiensi. Mahasiswa berharap ketika menggunakan e-learning, sistem dapat berjalan dengan efisien. Respon sistem, waktu kinerja, serta kecepatan harus cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan siswa. Kecepatan akses informasi harus diperiksa sepanjang sistem masih hidup untuk memastikan bahwa sistem tetap kompetitif dan berguna.

e. Maintainability. Sasaran utama dalam aplikasi e-learning adalah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan pengguna. Dengan perubahan teknologi yang cepat khususnya di bidang rekayasa web, serta kebutuhan pengguna untuk terus menerus meng-update

situs web. Modifikasi sitem yang mudah dan baik, juga merupakan faktor kesuksesan pengembangan dan peningkatan e-learning.

2.4.2.2Lingkungan e-learning (E-learning Environtment)

(50)

2.4.2.2.1 Lingkungan Fungsional (Functional Environtment)

Sistem e-learning setidaknya harus menyediakan operasi utama: kelas pengumuman, akses ke tugas materi pelajaran, dan kasus studi, kuis online dengan timer dan mekanisme umpan balik. Selain itu, bagian Preferensi Pribadi dimana sistem menyediakan akses ke email, laporan kemajuan, akses ke teman-teman sekelas, dan informasi publik. Sebuah bagian Pengaturan harus mencakup fasilitas bantuan online dengan akses ke administrator help, kalender untuk penjadwalan, sebuah utilitas kustomisasi untuk spesifik preferensi seperti, perubahan bahasa, persyaratan analisa alat untuk menyarankan persyaratan baru, dan link eksternal untuk basis data online dan materi terkait.

Sebuah faktor penting dalam e-learning adalah

(51)

interoperability antara berbagai sistem pembelajaran dengan tiga alasan utama, yaitu : a. Informasi yang dibagi antara sistem

e-learning memiliki standar XML.

b. Arsitektur web service adalah platform dan bahasa.

c. Layanan web memberikan transparansi kepada pengembang dan pengguna layanan. 2.4.2.2.2 Lingkungan Mobile

Dengan meningkatnya popularitas komputasi mobile dan ketersediaan perangkat mobile, migrasi e-learning untuk lingkungan mobile akan terkait erat dengan perluasan sistem e-learning. Manfaat mobilitas baru yang diperoleh di bidang pendidikan dan pelatihan diharapkan berkontribusi untuk mencapai tujuan pedagogis. Teknologi yang dapat digunakan untuk menyediakan akses nirkabel WLAN, WAP,

(52)
(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang : data yang akan diukur, cara memperoleh data, cara mengorganisir data, cara menganalisa data, serta bagaimana hasil dari analisa data kemudian dipakai untuk membuat kesimpulan.

3.1Data yang diukur

Dalam melakukan penelitian ini, data yang akan diukur adalah data statistik mengenai tingkat penerimaan pengguna yang meliputi aspek :

 persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use

 persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness)

 sikap penggunaan (attitude toward using)

 perilaku dalam menggunakan (behavioral intention to use)  kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage)

Variabel eksternal tidak digunakan dalam penelitian ini karena hanya berfokus pada 5 aspek TAM diatas.

3.2Pengumpulan Data

(54)

mengenai tingkat penerimaan pengguna terhadap Exelsa yang berisi pertanyaan-pertanyaan berdasarkan 5 aspek dari TAM. Setiap aspek terdiri dari beberapa pertanyaan. Untuk rincian kuesioner yang dibuat berdasarkan aspek-aspek dari TAM, bisa dilihat dilampiran.

3.3Pengorganisasian Data

Setelah memperoleh data, maka data tersebut diorganisir. Semua data dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dikategorikan menurut program studi mahasiswa yang mengisi kuesioner. Setelah itu data dicatat dalam program microsoft excel. Data tersebut meliputi Nama, NIM, Prodi, Jenis Kelamin. Data hasil jawaban kuesioner dari pengguna dicatat. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju bernilai 1, Tidak Setuju bernilai 2, Ragu-Ragu bernilai 3, Setuju bernilai 4, dan Sangat Setuju bernilai 5.

3.4Analisa Data

Ketika data sudah selesai diorganisir, kemudian data dianalisa menggunakan teori statistik, yaitu menggunakan statistika deskriptif, tetapi dalam penelitian ini hanya akan menghitung rata-rata dan standar deviasinya. Data yang dianalisa meliputi :

1. Jenis kelamin digunakan untuk mengetahui jenis kelamin dari seluruh responden.

(55)

3. Mencari rata-rata dari jawaban setiap pertanyaan kuesioner untuk mengetahui bagaimana suatu data mempunyai kecenderungan memusat pada suatu nilai tertentu.

3.5Penarikan Kesimpulan

Hasil dari analisa rata-rata data di atas akan menentukan tingkat penerimaan pengguna terhadap Exelsa Universitas Sanata Dharma berdasarkan aspek-aspeknya. Nilai penentuan tingkat penerimaan pengguna antara 1 sampai dengan 5. Rincian setiap nilai adalah

 1-1,99 : tidak baik

 2-2,99 : kurang baik

 3-3,99 : standar

 4-4,99 : baik

 5 : sangat baik

Selain itu, ditampilkan pula data mengenai:

 Data jenis kelamin digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah jenis kelamin responden.

(56)

34 BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang proses analisa data yang dibuat berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisa dan hasil dari analisa data akan menghasilkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah.

4.1 Karakteristik Responden

Analisa data berdasarkan karakteristik responden dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan program studi dan jenis kelamin.

4.1.1 Program Studi

Data responden berdasarkan program studi ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Responden berdasarkan Program Studi

No Nama Program Studi Jumlah

responden

Persentase

1 Teknik Informatika 31 21,23

2 Akuntansi 26 17,81

3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 18 12,33

4 Pendidikan Matematika 17 11,64

(57)

11 Teknik Mesin 3 2,05

12 Pendidikan Akuntansi 2 1,37

13 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

1 0,68

14 Mekatronika 1 0,68

15 Manajemen 1 0,68

Total 146 100

Grafik 4.1 Responden berdasarkan Program Studi

Tabel 4.1 berisi data frekuensi responden berdasarkan program studi. Berdasarkan tabel 4.1, jumlah responden terbanyak berasal dari program studi Teknik Informatika sebanyak 31 responden dengan persentase sebesar 21,23%. Jumlah responden paling sedikit berasal dari program studi

0 5 10 15 20 25 30 35

(58)

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, program studi Manajemen, dan program studi Mekatronika yang masing-masing berjumlah 1 responden untuk setiap program studi dengan persentase masing-masing sebesar 0,68%. 4.1.2 Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan jenis kelamin ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase

1 Laki-laki 60 41,1

2 Perempuan 86 58,9

Total 146 100

Grafik 4.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 berisi data frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan tabel 4.2, jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60 responden dengan persentase sebesar 41,10% dan jumlah responden

(59)

berjenis kelamin perempuan sebanyak 86 responden dengan persentase sebesar 58,90%.

4.2 Aspek TAM

Analisa data berdasarkan aspek TAM dibagi menjadi 5, yaitu berdasarkan aspek perceived ease of use, perceived usefulnes, attitude toward using, behavioral intention to use, actual system usage.

4.2.1 Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (Perceived Ease of Use)

Data responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan

dalam penggunaan Jawaban Rata-rata Standar Deviasi

eou_1 3,84 1,12

(60)

Grafik 4.3 Rata-rata penilaian responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan

Grafik 4.4 Standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan

0,00

eou_1 eou_2 eou_3 eou_4 eou_5 eou_6 eou_7 eou_8

rata-rata

eou_1 eou_2 eou_3 eou_4 eou_5 eou_6 eou_7 eou_8

standar deviasi

(61)

Tabel 4.3 berisi data rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan. Dari hasil rata-rata penilaian responden, aspek ini mempunyai rata-rata total sebesar 3,58 dan standar deviasi total sebesar 0,84. Aspek ini mempunyai penilaian yang biasa saja dari responden. Berdasarkan grafik 4.3, jawaban yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah jawaban eou_2 dengan rata-rata sebesar 4,23 dan standar deviasi sebesar 0,73. Sedangkan jawaban yang mempunyai rata-rata terendah adalah jawaban eou_7 dengan rata-rata sebesar 2,84 dan standar deviasi sebesar 0,92. Aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan terbagi menjadi 8 pernyataan yaitu : 1. Pengguna dapat mengakses Exelsa dengan mudah dari luar kampus (dari

rumah/warnet).

2. Pengguna dapat mengakses Exelsa dengan mudah melalui fasilitas kampus (laboratorium komputer).

3. Cara penggunaan Exelsa, mudah untuk dipelajari. 4. Susunan menu pada Exelsa mudah dipahami.

5. Pengguna dapat menggunakan dengan mudah fasilitas-fasilitas/fitur yang ada di Exelsa.

6. Pengguna mudah untuk berinteraksi dengan unit layanan pendidikan melalui Exelsa.

7. Exelsa mempermudah pengguna berinteraksi dengan sesama mahasiswa. 8. Kemudahan penggunaan Exelsa memperlancar tugas-tugas

(62)

Jawaban eou_1 berhubungan dengan tingkat kemudahan pengguna dalam mengakses Exelsa dari luar kampus (dari rumah/warnet). Dari hasil perhitungan rata penilaian responden, jawaban eou_1 mempunyai rata-rata sebesar 3,84 dan standar deviasi sebesar 1,12. Responden cenderung menilai biasa saja terhadap Exelsa dalam kemudahan diakses dari luar kampus, walaupun nilai rata-rata kurang bisa untuk mewakili keseluruhan penilaian responden karena mempunyai standar deviasi yang besar, yaitu 1,12. Karena standar deviasi untuk jawaban ini besar, lebih dari 0,9 maka hasil rata-rata kurang bisa digunakan untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Namun berdasarkan observasi peneliti di lingkungan Universitas Sanata Dharma, pengguna dapat mengakses Exelsa dengan mudah baik dari luar kampus maupun menggunakan fasilitas kampus, hal ini disebabkan karena Exelsa merupakan sebuah e-learning yang berupa website yang bisa diakses dari luar kampus karena telah menggunakan teknologi internet.

(63)

yang disediakan di kampus cukup memadai untuk mengakses Exelsa, misalnya terdapat laboratorium komputer, WIFI, dan workstation yang berada di perpustakaan.

(64)

Gambar 4.1 Halaman Utama Mahasiswa

(65)

Gambar 4.2 Halaman Utama Exelsa

(66)

tersebut menggunakan teknologi flash paper dan bisa diunduh juga melalui tautan yang ada disebelah kiri bawah (gambar 4.3). Namun, ketika menu panduan tersebut diklik, hanya panduan untuk dosen saja yang bisa dilihat, sedangkan untuk mahasiswa tidak bisa dilihat.

Gambar 4.3 Buku Panduan Untuk dosen

(67)

layanan pendidikan melalui fasilitas forum yang terdapat pada Exelsa. Fasilitas Forum yang terdapat di Exelsa ada 2 macam, yaitu forum yang terdapat di Halaman Utama Exelsa dan forum yang terdapat di Halaman Utama Mahasiswa. Forum yang terdapat di Halaman utama Exelsa ini dapat digunakan untuk berinteraksi baik dengan sesama mahasiswa, dosen maupun dengan unit layanan pendidikan ataupun bagian lain (gambar 4.4). Forum yang terdapat di Halaman Utama Mahasiswa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan dosen dan sesama mahasiswa yang mempunyai kesamaan mengambil suatu mata kuliah (gambar 4.5).

(68)

Gambar 4.5 Fasilitas Forum Mata Kuliah

Gambar 4.6 Fasilitas di Halaman Utama Mahasiswa

(69)

eou_7 mempunyai rata-rata sebesar 2,84 yang merupakan nilai rata-rata terendah untuk aspek persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan. Jawaban ini juga mempunyai standar deviasi sebesar 0,92. Karena standar deviasi untuk jawaban ini besar, lebih dari 0,9 maka hasil rata-rata kurang bisa digunakan untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Responden cenderung menilai buruk sampai dengan biasa saja terhadap Exelsa dalam hal kemudahan berinteraksi antar mahasiswa. Namun berdasarkan observasi peneliti di lingkungan Universitas Sanata Dharma, di Exelsa terdapat fasilitas chatting, namun fasilitas tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan chatting terhadap dosen saja dan hanya bisa digunakan jika dosen yang memulai dahulu (Gambar 4.6). Selain itu, di Exelsa juga terdapat fasilitas forum mata kuliah berfungsi untuk memberikan pengumuman kepada mahasiswa berkaitan dengan kegiatan perkuliahan.

(70)

mahasiswa dapat memperoleh bahan ajar yang diberikan oleh dosen (gambar 4.7), dan bisa mengumpulkan tugas menggunakan fasilitas Tugas Online

yang tersedia (gambar 4.8).

Gambar 4.7 Bahan Ajar

(71)

4.2.2 Persepsi pengguna terhadap manfaat(Perceived Usefulnes) Tabel 4.4 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden

berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap manfaat Jawaban Rata-rata Standar Deviasi

u_9 3,53 0,95

(72)

Grafik 4.6 Standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek Persepsi pengguna terhadap manfaat

Tabel 4.4 berisi data rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek persepsi pengguna terhadap manfaat. Dari hasil rata-rata penilaian responden, aspek ini mempunyai rata-rata total sebesar 3,44 dan standar deviasi total sebesar 0,89. Aspek ini penilaian yang biasa saja dari responden. Berdasarkan grafik 4.5, jawaban yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah jawaban u_11 dengan rata-rata 3,57 dan standar deviasi sebesar 0,90. Sedangkan jawaban yang mempunyai rata-rata terendah adalah jawaban u_12 dengan rata-rata 3,26 dan standar deviasi sebesar 0,89. Aspek persepsi pengguna terhadap manfaat terbagi menjadi 5 pernyataan yaitu: 1. Exelsa membantu meningkatkan efektivitas dalam mengerjakan

tugas-tugas kuliah pengguna.

(73)

3. Pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkan melalui Exelsa. 4. Exelsa dapat meningkatkan produktivitas akademik pengguna.

5. Exelsa membuat pengguna lebih mudah untuk mempelajari materi perkuliahan

Jawaban u_9 berhubungan dengan tingkat kepercayaan pengguna dalam menggunakan Exelsa yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Dari hasil perhitungan rata-rata penilaian responden, jawaban u_9 mempunyai rata-rata sebesar 3,53 dan standar deviasi sebesar 0,96. Karena standar deviasi untuk jawaban ini besar, lebih dari 0,9 maka hasil rata-rata kurang bisa digunakan untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Namun berdasarkan observasi peneliti di lingkungan Universitas Sanata Dharma, Exelsa dapat meningkatkan efektivitas pengguna dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah karena dengan Exelsa mahasiswa dapat memperoleh bahan ajar yang diberikan dosen secara cepat dan mudah dengan cara mengunduh bahan ajar yang ada di Exelsa. Karena bahan ajar dapat diperoleh secara cepat dan mudah, maka pengguna dapat dengan mudah untuk mempelajari materi perkuliahan.

(74)

mewakili keseluruhan penilaian responden. Exelsa mempunyai fasilitas Tugas

Online yang dapat meminimalkan hilangnya informasi dalam pengerjaan tugas misalnya ketika dosen memberikan tugas kepada mahasiswa, mahasiswa dapat memahami tugas apa yang diberikan oleh dosen karena deskripsi rinci mengenai tugas tersebut dapat dituliskan di dalam Tugas

Online (gambar 4.9).

Gambar 4.9 Tugas Online Rinci

(75)

sebesar 0,85. Persebaran data aspek ini antara 2,75 sampai 4,45. Nilai rata-rata aspek ini tinggi tetapi standar deviasinya rendah, ini berarti nilai rata-rata-rata-rata bisa untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Aspek ini mempunyai nilai tertinggi karena pada Exelsa pengguna bisa melihat pengumuman baik dari BAA(Biro Administrasi Akademik), pengumuman dari AUK(Administrasi Uang Kuliah), maupun pengumuman dari dosen (gambar 4.10).

(76)

Jawaban u_12 berhubungan dengan tingkat kepercayaan pengguna terhadap Exelsa yang dapat meningkatkan produktivitas akademik mahasiswa. Dari hasil perhitungan rata-rata penilaian responden, jawaban u_12 mempunyai rata-rata sebesar 3,29 yang merupakan nilai rata-rata terendah untuk aspek persepsi pengguna terhadap manfaat. Jawaban ini juga mempunyai standar deviasi sebesar 0,85. Fasilitas Bahan Ajar yang terdapat pada Exelsa, memudahkan mahasiswa untuk memperoleh materi perkuliahan secara cepat dan mudah sehingga pengguna bisa mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dengan cepat.

(77)

4.2.3 Sikap Penggunaan (Attitude Toward Using)

Tabel 4.5 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek Sikap Penggunaan

Jawaban Rata-rata Standar Deviasi

atu_14 3,47 0,79

(78)

Grafik 4.8 Standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek Sikap Penggunaan

Tabel 4.5 berisi data rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek sikap penggunaan. Dari hasil rata-rata penilaian responden, aspek ini mempunyai rata-rata total sebesar 3,02 dan standar deviasi total sebesar 0,92. Aspek ini mempunyai penilaian yang biasa saja dari responden. Berdasarkan grafik 4.7, jawaban yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi adalah jawaban atu_14 dengan rata-rata-rata-rata 3,47 dan standar deviasi sebesar 0,79. Sedangkan jawaban yang mempunyai rata-rata terendah adalah jawaban atu_15 dengan rata-rata 2,70 dan standar deviasi sebesar 0,92. Aspek Sikap Penggunaan terbagi menjadi 3 pernyataan, yaitu :

1. Belajar menggunakan bantuan Exelsa merupakan suatu langkah yang baik.

2. Pengguna memperoleh manfaat positif dari Exelsa. 3. Pengguna bosan dengan tampilan Exelsa.

(79)

Jawaban atu_14 berhubungan dengan penerimaan pengguna bahwa belajar menggunakan Exelsa merupakan suatu langkah yang baik. Dari hasil perhitungan rata penilaian responden, jawaban atu_14 mempunyai rata-rata sebesar 3,49 yang merupakan nilai rata-rata-rata-rata tertinggi untuk aspek sikap penggunaan. Jawaban ini juga mempunyai standar deviasi sebesar 0,79. Persebaran data untuk aspek ini antara 2,7 sampai 4,28. Nilai rata-rata aspek ini tinggi tetapi standar deviasinya rendah, ini berarti nilai rata-rata bisa untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Responden cendurung menilai biasa saja dalam hal belajar menggunakan Exelsa merupakan langkah yang baik.

(80)

Jawaban atu_16 berhubungan dengan sikap pengguna bosan dengan tampilan Exelsa. Dari hasil perhitungan rata-rata penilaian responden, jawaban atu_16 mempunyai rata-rata sebesar 2,88 dan standar deviasi sebesar 1,06. Karena standar deviasi untuk jawaban ini besar, lebih dari 0,9 maka hasil rata-rata kurang bisa digunakan untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Namun berdasarkan observasi peneliti di lingkungan Universitas Sanata Dharma, responden cenderung menilai buruk terhadap tampilan Exelsa yang membosankan.

4.2.4 Perilaku untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention to Use)

Tabel 4.6 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek Perilaku untuk tetap menggunakan

Jawaban Rata-rata Standar Deviasi

biu_17 2,86 1,02

biu_18 3,13 0,83

biu_19 3,35 0,81

biu_20 2,44 1,11

Total 2,94 0,95

Keterangan tabel :

(81)

Grafik 4.9 Rata-rata penilaian responden berdasarkan aspek perilaku untuk tetap menggunakan

Grafik 4.10 Standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek perilaku untuk tetap menggunakan

Tabel 4.6 berisi data rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek perilaku untuk tetap menggunakan Exelsa. Dari hasil rata-rata penilaian responden, aspek ini mempunyai rata-rata-rata-rata total sebesar 2,94 dan standar deviasi total sebesar 0,95. Aspek ini mempunyai penilaian yang buruk dari responden. Berdasarkan grafik 4.9, jawaban yang mempunyai

(82)

rata tertinggi adalah jawaban biu_19 dengan rata-rata 3,35 dan standar deviasi sebesar 0,81. Sedangkan jawaban yang mempunyai rata-rata terendah adalah jawaban biu_20 dengan rata-rata 2,44 dan standar deviasi sebesar 1,11. Aspek perilaku untuk tetap menggunakan terbagi menjadi 4 pernyataan yaitu : 1. Pengguna sering membaca pengumuman dari Exelsa.

2. Pengguna ingin menjadi pengguna setia Exelsa.

3. Pengguna akan menyarankan penggunaan Exelsa kepada teman yang belum menggunakan.

4. Pengguna selalu membuka Exelsa setiap Minggu.

Jawaban biu_17 berhubungan dengan kecenderungan pengguna membaca pengumuman dari Exelsa. Jawaban ini mempunyai penilaian rata-rata sebesar 2,86 dan standar deviasi sebesar 1,02. Karena standar deviasi untuk jawaban ini besar, lebih dari 0,9 maka hasil rata-rata kurang bisa digunakan untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Namun berdasarkan observasi peneliti di lingkungan Universitas Sanata Dharma, pada Exelsa terdapat fasilitas Pengumuman BAA (Biro Administrasi Akademik), Pengumuman AUK (Administrasi Uang Kuliah), dan Pengumuman Dosen yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk memperoleh informasi yang diberikan baik dari BAA, AUK maupun dari dosen (gambar 4.10). Dari hasil nilai rata-rata, responden cenderung tidak membaca pengumuman dari Exelsa.

(83)

sampai 3,96). Nilai rata-rata aspek ini tinggi tetapi standar deviasinya rendah, ini berarti nilai rata-rata bisa untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Berdasarkan nilai rata-rata, responden cenderung biasa saja dalam hal keinginan dalam menjadi pengguna setia Exelsa.

Jawaban biu_19 berhubungan dengan kecenderungan perilaku pengguna yang akan menyarankan penggunaan Exelsa kepada teman yang belum menggunakan. Jawaban ini mempunyai penilaian rata-rata sebesar 3,35 dan standar deviasi sebesar 0,81 (persebaran datanya antara 2,54 sampai 4,16). Nilai rata-rata aspek ini tinggi tetapi standar deviasinya rendah, ini berarti nilai rata-rata bisa untuk mewakili keseluruhan penilaian responden. Responden cenderung biasa saja dalam menyarankan penggunaan Exelsa kepada teman yang belum menggunakan. Hal ini bisa disebabkan karena penggunaan Exelsa juga tergantung dari dosen yang mengajar, apakah menggunakan Exelsa atau tidak. Jika dosen tidak menggunakan Exelsa, secara otomatis mahasiswa juga tidak menggunakan Exelsa, karena tidak ada bahan ajar atau tugas online yang diberikan oleh dosen melalui Exelsa

(84)

karena responden membuka Exelsa ketika hanya dosen memberi bahan ajar atau tugas online melalui Exelsa.

4.2.5 Kondisi nyata penggunaan sistem (Actual System Usage)

Tabel 4.7 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek Kondisi nyata penggunaan sistem Jawaban Rata-rata Standar Deviasi

asu_21 2,57 1,01

(85)

Grafik 4.12 Standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek kondisi nyata penggunaan sistem

Tabel 4.7 berisi data frekuensi penilaian responden berdasarkan aspek kondisi nyata penggunaan sistem. Dari hasil rata-rata penilaian responden, aspek ini mempunyai rata-rata total sebesar 2,73 dan standar deviasi total sebesar 0,96. Aspek ini mempunyai penilaian yang buruk dari responden. Berdasarkan grafik 4.11 yang mempunyai rata-rata tertinggi adalah jawaban asu_25 dengan rata-rata 3,42 dan standar deviasi sebesar 0,87. Sedangkan yang mempunyai rata-rata terendah adalah jawaban asu_22 dengan rata-rata 1,92 dan standar deviasi sebesar 1,03. Aspek kondisi nyata penggunaan sistem terbagi menjadi 5 pernyataan, yaitu :

1. Pengguna mengakses Exelsa selama hari-hari perkuliahan termasuk liburan.

2. Pengguna mengakses Exelsa hampir setiap hari

Gambar

Tabel 4.4 Rata-rata dan standar deviasi penilaian responden berdasarkan aspek
Tabel 4.1 Responden berdasarkan Program Studi
Grafik 4.1 Responden berdasarkan Program Studi
Tabel 4.2 Responden berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara individual (parsial) MVA sebagai proksi variabel kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.Sedangkan pada pengujian biaya lingkungan,

Lingkaran ini disebut Iingkaran kelengkungan (circle of curvature) atau Iingkaran oskulasi (osculating circle), jari-jarinya R = 11K" disebut jari-jari

Guru Bahasa Indonesia Pertama S.1 Pendidikan Bahasa Indonesia III/a 8 1 SMP Negeri 1 Mau Kec.. Ulugawo 1 SMP Negeri 11

1. menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon Gubernur / Wakil Gubernur *) belum pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur selama dua kali masa jabatan dalam

Pengaruh posisi citra uji pada perhitungan keliling dan luas bangun datar dua dimensi dengan kode rantai ini, tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada

Enam kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok bahan makanan sebesar 4,16 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,83 persen; kelompok makanan jadi,

Kegiatan yang dilakukan pada saat implementasi model EJAS adalah (1) eksplorasi yaitu peserta didik diajak untuk merancang, mengembangkan ide dan pengalaman

Kondisi multikultural dalam masyarakat dunia pada saat ini tidak dapat dihindari karena teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong orang untuk saling