• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu pengetahuan, masih banyak misteri pada diri manusia yang belum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu pengetahuan, masih banyak misteri pada diri manusia yang belum"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia memang selalu menjadi objek penelitian yang menarik diberbagai bidang ilmu pengetahuan, masih banyak misteri pada diri manusia yang belum terungkap. Demikianpun perilaku manusia, banyak teori dan model-model yang telah dikembangkan agar dapat memahami perilaku yang komplek dari mahluk yang bernama manusia. Banyak teori yang sudah diciptakan untuk dapat memahami hal-hal yang mendasari seseorang untuk bertingkah laku; kenapa, bagaimana, kapan, siapa, dan dimana sajakah lingkungan atau suatu hal dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

Mark Simpson (2002), seorang penulis dan pengamat life style asal Inggris yang dianggap sebagai penemu metroseksual, mengatakan David Beckham menghabiskan uang yang banyak untuk urusan busana, dan meluangkan banyak waktu untuk menikur, pedikur, serta perawatan spa maupun salon. Ia juga lambang metroseksual. Lambang lelaki yang sangat memperhatikan penampilan sehari-hari termasuk model pakaian apa yang akan digunakan, lelaki yang sangat peduli terhadap kesempurnaan setiap jengkal tubuhnya. Lelaki yang dalam merawat tubuhnya tidak kalah dari perempuan.

Hendrik L Blum dari hasil penelitiannya di Amerika menyatakan bahwa status kesehatan seseorang itu dipengaruhi oleh 4 faktor; genetik atau keturunan,

(2)

pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Hendrik L Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan; perilaku, pelayanan, kesehatan, dan keturunan.

Perilaku mengambil bagian terbesar dari faktor penentu status kesehatan seseorang karena pola hidup yang sehat dan baik akan membentuk tubuh yang kuat, dan sehat. Sebuah perilaku baru telah teramati, khususnya di daerah ibukota. Para pengusaha atau orang-orang yang telah mapan dalam karirnya banyak menghabiskan waktu dan biaya untuk melakukan perawatan diri, pemanjaan diri lebih tepatnya perilaku tersebut adalah metroseksual. Kata Metroseksual diambil dari kata Etimologi: dari kata Yunani, metropolis artinya ibu kota plus seksual. (Kompas, 2003). Bermacam-macam definisi tentang metroseksual bermunculan antara lain: Pria metroseksual adalah pria yang senang merawat diri, tampil harum, penggemar fashion, hidup terjaga, menyenangi tanggung jawab, dan dapat pula hidup lintas sosial. Di samping liberal secara politik, mereka pun mendukung kesamaan gender (Male Emporium, 2004) atau pria-pria metroseksual adalah mereka yang memiliki karir yang cerah, penikmat hidup yang ditopang finansial yang baik, sangat perhatian terhadap penampilan diri, namun bukan sekedar pembelanja potensial, tetapi juga pekerja cerdas yang penuh percaya diri, berdedikasi serta berkomitmen kepada kerja dan keluaraga (Kartajaya, Hermawan 2004).

Pria metroseksual saat ini berani melakukan eksperimen dengan baju yang dipakainya. Kemeja warna pink yang diserasikan dengan dasi senada bukan tabu

(3)

untuk dipakai. Dulu pria memang tak seheboh wanita untuk urusan fashion dan mode. Tapi kini semuannya berubah. Seiring semakin maraknya buzzword metroseksual di seluruh dunia, kini pria pun semakin tak mau kalah kalau menyangkut tren terbaru mulai dari baju, tatanan rambut, sepatu dan tas, hingga beragam aksesoris dari anting hingga kalung.

Ini tentu saja tak lepas dari tuntutan perubahan diri pria yang mulai tidak “malu-malu kucing” lagi menunjukkan sisi-sisi feminimnya (Giorgio Armani). Kecenderungan pria metroseksual ke arah fashion-oriented tak lepas dari keinginan para pria untuk selalu dilihat dan dipersepsi bagus oleh lawan jenisnya. Karena keinginan ini pria menjadi tak mau kalah dengan si wanita untuk terus mencari sensasi dalam rangka menarik perhatiannya, salah satunya adalah melalui fashion. Mereka mulai mengikuti model-model baju terbaru.

Seiring dengan perkembangan fashion untuk pria, kini berbagai majalah yang mengupas fashion pria pun mulai menjamur. Banyak majalah baik lama maupun baru yang menyediakan informasi mengenai perkembangan fashion untuk pria seperti FHM, ME, Men’s health, atau majalah Cosmopolitan yang memberikan edisi khusus pria, Cosmo Men. Penyebabnya dari dua sumber. Pertama karena segmen pasarnya ada dan prospeknya sangat menantang. Kedua, pendapatan iklan majalah jenis ini dari produk-produk fashion pria kian menantang.

Fenomena yang sementara ini berbasis dalam pria kelas Aplus bukan tidak mungkin akan turun ke bawah dan menjadi Trend pada level kedua dan ketiga.

(4)

Keinginan pria untuk bisa tampil sempurna bukanlah monopoli orang-orang berduit saja. Kini, hampir semua pria terjangkit wabah metroseksual.

Dengan melihat fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang: “Fenomena Metroseksual Terhadap Perubahan Trend Gaya Hidup Pria Masa Kini (Dalam Life Style Fashion di Kota Yogyakarta)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumusakan :

a) Apakah ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap fashion (attitude toward product) terhadap keputusan membeli (behavior)?

b) Apakah ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap pemilihan fashion (attitude toward the behavior) terhadap keputusan membeli (behavior)?

c) Apakah ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel rekomendasi (subjective norm) terhadap keputusan membeli (behavior)?

1.3. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan mendapatkan hasil yang lebih baik, maka penulis menentukan batasan masalah sebagai berikut:

1. Para pria yang tergolong metroseksual dengan ciri-ciri sebagai berikut (Kartajaya, Hermawan 2004):

(5)

• Sosok pria muda berpenampilan dendi

• Sangat perduli dengan kesehatan dan penampilan tubuh • Melakukan perawatan tubuh

• Tertarik dan mengikuti perkembangan fesyen terkini • Up to date terhadap model baju

• Suka belanja (fashion oriented) • Senang jalan – jalan ke mal • Menyukai aksesoris terbaru • Senang bersosialisasi

• Berani menonjolkan sisi feminim-nya • Senang memanjakan diri

• Senang menjadi pusat perhatian (bahkan menikmatinya). • Mencintai diri sendiri secara berlebihan

• Mereka tergila-gila dengan gaya hidup berkualitas metropolitan • Seorang family oriented

• Menyukai teknologi dan trend produk yang terbaru • Kesetaraan gender

2. Tempat penelitian dilakukan di kota Yogyakarta.

3. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2005 – November 2005. 4. Objek yang diteliti

• Karakter pria metroseksual • Attribute Pakaian

(6)

5. Responden yang diteliti adalah para pria metroseksual yang berdomisili di Kota Yogyakarta.

6. Atribut yang diteliti

Atribut ini diperoleh melalui buku, surat kabar, dan majalah mengenai atribut yang mempengaruhi dalam membeli pakaian pria.

• Model • Kualitas • Merek • Harga • Bahan • Keserasian/kecocokan • Warna • Motif

7. Data yang diteliti yaitu :

7.1. profil responden yang terdiri dari : a. Usia : 1. > 20 – 25 tahun

2. > 25 – 30 tahun 3. > 30 – 35 tahun 4. > 35 – 40 tahun b. Status : 1. Belum menikah

2. Menikah tanpa anak 3. Menikah dengan anak c. Pendidikan : 1. Sampai dengan SMU

(7)

2. Akademi (D1, D2, D3) 3. Perguruan tinggi (S1, S2, S3) d. Pekerjaan : 1. Pelajar / mahasiswa

2. Pegawai Negeri 3. Pegawai Swasta

4. Wiraswasta (pedagang / pengusaha)

6. Lain-lain (Sebutkan: ABRI)

e. Pendapatan : 1. > Rp 500.000 – Rp 1.000.000 / bulan 2. > Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 / bulan 3. > Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 / bulan 4. > Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 / bulan 5. lebih dari 2.500.000 / bulan

f. Pengeluaran : 1. > Rp 50.000 – Rp 100.000 / bulan 2. > Rp 100.000 – Rp 200.000 / bulan 3. > Rp 200.000 – Rp 300.000 / bulan 4. > Rp 300.000 – Rp 400.000 / bulan 5. lebih dari 400.000 / bulan

7.2. Atribut – atribut yang diteliti

1) Karakteristik pria metroseksual: a) Sangat senang bersosialisasi b) Sangat memperhatikan kesehatan c) Seorang yang modern

(8)

e) Pecinta makanan f) Pecinta budaya pop

g) Pecinta peralatan/gadget lover h) Suka berpergian/hang out i) Orang rumahan

j) Sangat senang mengikuti trend k) Seorang yang tradisional l) Pecinta budaya serius

m) Sangat emperhatikan penampilan n) Kesetaraan gender

2) Atribut Pakaian Pria a) Model b) Kualitas c) Merek d) Harga e) Bahan f) Keserasian g) Warna h) Motif

3) Pengaruh sikap responden terhadap fashion (attitude toward

product) dan sikap responden terhadap pemilihan fashion

(attitude toward behavior):

(9)

b) Afektif (Emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi)

4) Pengaruh norma sosial terhadap responden (subjective norm):

a) Pendapat anggota keluarga b) Pendapat teman

8. Dasar teori permodelan yang digunakan adalah Theory of Reasoned Action (teori tindakan beralasan) yang dikembangkan oleh Martin Fishbein.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap fashion (attitude toward product) terhadap keputusan membeli (behavior).

b) Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap pemilihan fashion (attitude toward behavior) terhadap keputusan membeli (behavior).

c) Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel rekomendasi (subjective norm) terhadap keputusan membeli (behavior).

(10)

1.5. Hipotesis

Dalam identifikasi konsumen ada 3 aspek hubungan yang akan dilakukan:

a) Ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap fashion (attitude toward product) terhadap keputusan membeli (behavior). b) Ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel sikap terhadap

pemilihan fashion (attitude toward behavior) terhadap keputusan membeli (behavior).

c) Ada pengaruh yang signifikan dan positif pada variabel rekomendasi (subjective norm) terhadap keputusan membeli (behavior).

1.6. Manfaat Penelitian 1). Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Kristen Duta Wacana.

2). Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan referensi penelitian lain yang ingin melakukan dan mengembangkan penelitian lainnya.

1.7. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

(11)

1.7.1. Metode pengumpulan data a) Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa melalui pihak lain. Data primer dapat diperoleh melalui riset lapangan dengan cara :

1.1. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan kemudian dibagi untuk dijawab oleh responden. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel sebanyak 250 orang dengan proporsi (30 orang) dari Max Fitness Center, (30 orang) Klub Ade Rai, (10 orang) dari Hanna Fitnes Center, dari Distro (30 orang) dari UII, (30 orang) dari Atmajaya, (30 orang) dari UKDW (20 orang), Grand Zero Jayakarta Hotel (30 orang), Novo Hotel (10 orang), dan Met’z pure home (30 orang),

1.2. Interview / wawancara

Adalah mengumpulkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak yang berkepentingan yang berhubungan erat dengan obyek penelitian. Cara ini digunakan dengan maksud memperoleh data tambahan yang tidak tercakup dalam kuisioner.

1.3.1. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung untuk memperoleh gambaran jelas tentang obyek yang akan diteliti, serta melakukan pencatatan sistematis sesuai data yang diperlukan.

(12)

b) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung atau terlebih dahulu pernah dikumpulkan atau dilaporkan pihak lain. Data ini diperoleh dengan cara studi pustaka, dalam arti bahan-bahan yang dibutuhkan diperoleh dari buku-buku literatur, dan lain-lainnya yang dianggap berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

1.7.2. Uji validitas dan Reabilitas Kuisioner

Analisis validitas dan reabilitas ini digunakan untuk mengetahui kuisioner yang diberikan kepada responden valid dan reliable. Suatu alat ukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Sedangkan suatu alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Sedangkan suatu alat ukur dikatakan reliable bila itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang realible secara konsistenmemberi hasil ukuran yang sama. Pada penelitian ini penguji melakukan pengujian terhadap 30 responden dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 1.7.3. Data Screening

Data screening merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam persiapan analisis data. Ada dua hal utama yang menjadi prinsip dalam melakukan data screening, yaitu: ketepatan memasukkan data: meliputi missing dan outliers. Dan berhubungan dengan distribusi kenormalan: meliputi normality test.

1.7.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif. Metode pendekatan kuantitatif merupakan metode analisis

(13)

data dengan menggunakan metode perhitungan statistik dan matemetika, hasil analisis dapat berupa informasi sebagai dasar analisis data secara kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah analisis prosentase dan analisis Structural Equation Model (SEM).

1.7.4.1.Analisis Prosentase

Masalah pertama tentang karakteristik responden yang diteliti, dianalisis dengan analisis prosentase. Hasil ini diperoleh dari jawaban kuisioner, tentang identitas karakteristik responden yang meliputi, usia, status, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran untuk fashion. Penggunaan analisis prosentase ini bertujuan untuk mengetahui profil dari responden pria metroseksual di kota Yogyakarta. X P = x 100% N Dimana: P = Nilai Prosentase

X = Jumlah data berdasarkan karakteristik konsumen N = Jumlah data keseluruhan

1.7.4.2. Structural Equation Modeling (SEM)

Structural equation modeling adalah teknik multivarian dikombinasikan dengan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk menilai sebuah rangkaian dari interelasi ketergantungan hubungan secara bersama. SEM meliputi segala kelompok dan nodel yang dikenal dengan banyak nama, antara lain analisis struktur covarian latent analysis, confirm matery factor analysis. Akibat dari

(14)

sebuah evolusi dan multi-equation models dibangun dari prinsip-prinsip ekonomi mate-matika dan digabung dengan prinsip dalam ukuran psikologi dan sosiologi, SEM telah muncul sebagai alat integral dalam pengelolaan dan riset akademi.

1.8. Sistem Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian dan metode analisis data.

BAB II : LANDASAN TEORI

Akan menguraikan teori yang mendukung penelitian. BAB III : GAMBARAN UMUM

Akan membahas tentang gambaran umum pria metroseksual BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dikemukakan analisis atau pembahasan dari masalah skripsi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, secara umum dapat disimpulkan bahwa implementasi kompetensi pedagogik guru dalam

memiliki konsep emosi “Mewah”, “Modern”, “Futuristik” , dan “Kreatif”. Tetapi untuk mempertajam jumlah emosi maka yang digunakan adalah nilai yang memiliki

LBH Jakarta juga mengembangkan bantuan hukum struktural, yaitu bantuan hukum yang tidak hanya bertujuan menyelesaikan kasus per kasus melainkan menciptakan tatanan dan

Mantou merupakan salah satu jenis makanan yang berasal dari negara Cina dan merupakan makanan yang terbuat dari tepung terigu dan dimasak dengan cara dikukus.. Steam bread

Creative talent dapat didefinisikan sebagai orang-orang kreatif yang bekerja di sektor hiburan meliputi sektor periklanan, sektor televisi dan radio, sektor

Peningkatan Kapasitas dan Orientasi SDM Gizi (penilaian pertumbuhan balita, Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling Menyusui, Pencegahan & Penanggulangan Gizi

1) Mengajar Berpusat pada Siswa. Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar

71 Mukti Sintawati, S.Si., M.Pd Hengkang Bara Saputro, M.Pd Pelatihan Olimpiade Matematika SD di SD Muhammadiyah Se-Kota Yogyakarta desa Singosaren, Kecamatan Wirobrajan, Kota