• Tidak ada hasil yang ditemukan

OUTLOOK KOMODITI KRISAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OUTLOOK KOMODITI KRISAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

                                           

(2)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

OUTLOOK

KOMODITI KRISAN

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

2014

(3)
(4)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii

OUTLOOK KOMODITI KRISAN

ISSN : 1907-1507

Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 42 halaman

Penasehat : Ir. M. Tassim Billah, MSc. Penyunting :

Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Ir. Noviati, MSi.

Naskah : Ir. Ekanantari Design dan Layout : Ir. Ekanantari Design Sampul : Suyati, S.Kom

Diterbitkan oleh :

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014

(5)
(6)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v

KATA PENGANTAR

Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditas Hortikultura.

Publikasi Outlook Komoditi Krisan Tahun 2014 menyajikan keragaan data series komoditi krisan secara nasional dan internasional selama 14 tahun terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.

Publikasi ini disajikan dalam bentuk hard copy dan soft copy yang dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui website Pusdatin yaitu http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/.

Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi krisan secara lebih lengkap dan menyeluruh.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.

Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,

Ir. M. Tassim Billah, MSc. NIP.19570725.198203.1.002

(7)
(8)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. LATAR BELAKANG ... 1

1.2. TUJUAN ... 2

1.3. RUANG LINGKUP ... 2

BAB II. METODOLOGI ... 3

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ... 3

2.2. METODE ANALISIS ... 4

2.2.1 Analisis Keragaan ... 4

2.2.2 Analisis Penawaran ... 4

2.2.3 Analisis Permintaan ... 4

2.2.4 Kelayakan Model ... 4

2.2.5 Program Pengolahan Data ... 5

BAB III. KERAGAAN KRISAN NASIONAL ... 7

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KRISAN DI INDONESIA ... 7

3.1.1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia ... 7

3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Krisan di Indonesia ... 8

3.1.3. Sentra Produksi Krisan di Indonesia ... 10

(9)

viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

3.3. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN INDONESIA ... 15

3.3.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Indonesia ... 15

3.3.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Krisan Indonesia ... 16

3.3.3. Negara Tujuan Ekspor dan Negara Asal Impor Krisan Indonesia ... 17

BAB IV. KERAGAAN KRISAN DUNIA ... 19

4.1. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN DI ASEAN ... 19

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN DI DUNIA ... 21

BAB V. PENAWARAN DAN PERMINTAAN ... 25

5.1. PROYEKSI PENAWARAN KRISAN TAHUN 2014-2019 ... 25

5.2. PROYEKSI PERMINTAAN KRISAN TAHUN 2014-2019 ... 26

5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KRISAN DI INDONESIA TAHUN 2014-2019 ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(10)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data ... 3 Tabel 3.1. Kontribusi Rata-rata Luas Panen Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 8 Tabel 3.2. Kontribusi Rata-rata Produksi Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 9 Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Krisan di Indonesia,

Tahun 2014-2019 ... 26 Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Krisan di Indonesia,

Tahun 2014-2019 ... 27 Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Krisan di Indonesia,

(11)
(12)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 7 Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 9 Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 10 Gambar 3.4. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia,

Rata-Rata 2009-2013 ... 11 Gambar 3.5. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia,

Tahun 2011 - 2013 ... 11 Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Barat, Tahun 2013 .... 12 Gambar 3.7. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Tengah, Tahun 2013 .. 13 Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Timur, Tahun 2013 ... 14 Gambar 3.9. Perkembangan Konsumsi Krisan di Indonesia,

Tahun 2007-2013 ... 15 Gambar 3.10. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Indonesia,

Tahun 2007-2013 ... 16 Gambar 3.11. Perkembangan Neraca Perdagangan Krisan Indonesia,

Tahun 2007-2013 ... 17 Gambar 3.12. Negara-negara Tujuan Ekspor Krisan Segar Indonesia,

Tahun 2013 ... 17 Gambar 3.13. Negara-negara Asal Impor Krisan Segar Indonesia,

Tahun 2013 ... 18 Gambar 4.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan ASEAN,

Tahun 2008-2012 ... 19 Gambar 4.2. Negara-negara Eksportir Krisan di ASEAN,

Rata-rata Tahun 2009-2012 ... 20 Gambar 4.3. Negara-negara Importir Krisan di ASEAN,

(13)

xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Gambar 4.4. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Dunia,

Tahun 2008-2013 ... 22 Gambar 4.5. Negara-negara Eksportir Krisan Terbesar Dunia,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 22 Gambar 4.6. Negara-negara Importir Krisan Terbesar Dunia,

(14)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013. ... 33

Lampiran 2. Perkembangan Produksi Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 34

Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Krisan di Indonesia,

Tahun 2000-2013 ... 35

Lampiran 4. Kontribusi Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 35

Lampiran 5. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Jawa Barat,

Tahun 2011-2013 ... 36

Lampiran 6. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Barat,

Tahun 2013 ... 36

Lampiran 7. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Tengah,

Tahun 2013 ... 37

Lampiran 8. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Timur,

Tahun 2013 ... 37

Lampiran 9. Perkembangan Konsumsi Krisan di Indonesia,

Tahun 2007-2013 ... 39

Lampiran 10. Perkembangan Ekspor dan Impor Krisan Indonesia,

Tahun 2007-2013 ... 39

Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Krisan ASEAN,

Tahun 2008-2013 ... 39

Lampiran 12. Negara Eksportir Krisan di ASEAN,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 39

Lampiran 13. Negara Importir Krisan di ASEAN,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 39

Lampiran 14. Perkembangan Ekspor dan Impor Krisan Dunia,

(15)

xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 15. Negara Eksportir Krisan Dunia,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 40

Lampiran 16. Negara Importir Krisan Dunia,

Rata-rata Tahun 2009-2013 ... 40

Lampiran 17. Hasil Pengolahan Penawaran Data Krisan menggunakan Double

Exponential Smoothing (DES) ... 41

Lampiran 18. Hasil Pengolahan Permintaan Data Krisan menggunakan

(16)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bunga krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa

yunani yang mempunyai arti kuning megah. Tanaman krisan adalah Famili asteraceae, Genus Chrysantemum, dan Spesies Chrysantemum morifolium

Ramat, Chrysantemum indicum, Chrysantemum roseum, Chrysantemum

maximum, Chrysantemum coccineun dan lain lainnya (Royhan Alaika, 2014). Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan

lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan

kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Negara Jepang pada abad ke 4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai symbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.

Tanaman krisan dari Cina dan Jepang ini menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795, dan dikembangkan di Inggris sebanyak 8 (delapan) varietas krisan oleh Mr. Colvil dari Chelsa pada tahun 1808. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke 17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial (Prihatman dalam BAPPENAS,2008).

Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga yang sangat popular dan memiliki nilai ekonomi yang relative tinggi di Indonesia serta mempunyai prospek pemasaran cerah. Selain menghasilkan bunga potong dan tanaman hias bunga pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan dan menyegarkan suasana, beberapa varietas krisan juga ada yang berkhasiat sebagai obat, antara lain untuk mengobati sakit batuk, nyeri perut, dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus (sinusitis) dan sesak nafas ( Widiastuti, Tohari, Sulistyaningsih 2004).

Permintaan bunga potong dan tanaman krisan (Chrysanthemum mor

(17)

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

peningkatan taraf hidup masyarakat. Menurut Abidin (1990) perkiraan peningkatan ketersedian krisan di dalam negeri sekitar 25% per tahun, bahkan menjelang akhir tahun 2003 permintaan pasar diproyeksikan meningkat sebesar 31,62% dari total permintaan tahun 1995, sekitar tujuh juta tanaman. Permintaan tersebut akan terus meningkat baik di pasar dalam negeri (domestic) maupun pasar internasional. Situasi ini member peluang bagi petani produsen dan pengusaha bunga krisan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi bunga krisan yang sesuai dengan permintaan pasar (Marwoto dkk, 1999 dalam Widiastuti, Tohari, Sulistyaningsih 2004).

Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi krisan dalam mendukung sector pertanian di Indonesia saat ini, berikut ini akan disajikan perkembangan luas panen, produksi, produktivitas, ketersedian, ekspor dan impor serta proyeksi penawaran dan permintaan nasional krisan tahun 2014-2019. Selain itu juga disajikan ekspor dan impor krisan di ASEAN dan dunia tahun 2008-2013.

1.2. TUJUAN

Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Krisan yang berisi keragaan data series secara nasional, ASEAN dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional tahun 2014-2019.

1.3. RUANG LINGKUP

Kegiatan yang dicakup dalam penyusunan outlook komoditi krisan adalah:

Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis mencakup luas panen,

produksi, produktivitas, sentra produksi di provinsi dan kabupaten, ketersedian, ekspor, impor krisan di Indonesia, serta ekspor dan impor krisan di ASEAN dan dunia.

Penyusunan analisis komoditi pada situasi nasional, ASEAN dan dunia serta penyusunan proyeksi penawaran dan permintaan di Indonesia komoditi krisan tahun 2014-2019.

(18)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

BAB II. METODOLOGI

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI

Outlook Komoditi Krisan tahun 2014 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data sekunder yang bersumber dari instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian yaitu Direktorat Jenderal Hortikultura, dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat

Statistik (BPS) dan UN comntrade (United Nations Commodity Trade). Secara

rinci disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data

No Variabel Periode Sumber Data Keterangan

1. Luas panen, produksi & produktivitas 2000-2013 BPS Tahunan 2. Produksi Rata-rata 2009-2013 BPS -Provinsi Sentra -Wujud: Bunga Segar 3. Produksi 2012 Dinas Pertanian TP & Hortikultura Provinsi Jabar, Jateng dan Jatim -Kabupaten Sentra -Wujud: Daun Kering

4. Ekspor & Impor 2007-2013 BPS Kode HS: 0603140000.

5. Ekspor dan Impor Krisan ASEAN 2008-2013 UN comtrade Wujud produksi: Bunga Segar 6. Ekspor dan Impor Krisan Dunia 2008-2013 UN comtrade Wujud produksi:

(19)

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

2.2. METODE ANALISIS

Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditi Krisan adalah sebagai berikut:

2.2.1. Analisis keragaan

Analisis keragaan atau perkembangan komoditi krisan dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang mencakup indikator luas panen, produktivitas, produksi, sentra produksi, konsumsi, ekspor-impor dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia.

2.2.2. Analisis Penawaran

Penawaran krisan didekati dengan fungsi produksi krisan Indonesia. Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis penawaran krisan dilakukan dengan menggunakan model analisis pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing). Periode series

data yang digunakan adalah tahunan.

2.2.3. Analisis Permintaan

Analisis permintaan komoditas krisan merupakan representasi dari ketersediaan permintaan bunga krisan, dari perhitungan :

Ketersedian = Produksi – Volume Ekspor + Volume Impor.

Ketersediaan ini merupakan ketersediaan permintaan bunga krisan untuk kebutuhan dekorasi, florist dan lainnya

Proyeksi permintaan krisan yang didasarkan pada fungsi ketersediaan karena keterbatasan ketersediaan data, dilakukan dengan

menggunakan model analisis pemulusan eksponensial berganda (double

exponential smoothing). Periode series data yang digunakan adalah tahunan.

(20)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

2.2.4. Kelayakan Model

Ketepatan sebuah model time series baik analisis trend maupun

pemulusan eksponensial berganda (double exponential smoothing),

ukuran kelayakan model berdasarkan nilai kesalahan dengan

menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau

kesalahan persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut:

dimana: Xt adalah data aktual

Ft adalah nilai ramalan.

Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh

semakin baik.

2.2.5. Program Pengolahan Data

Pengolahan data untuk analisis penawaran dan permintaan menggunakan software statistik Minitab Release 13.20. Software ini digunakan untuk pemodelan regresi berganda dan time series, seperti analisis trend atau pemulusan eksponensial berganda.

(21)
(22)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

BAB III. KERAGAAN KRISAN NASIONAL

3.1. PERKEMBANGAN LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KRISAN DI INDONESIA

3.1.1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia

Krisan termasuk bunga yang cukup populer di Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan antara lain warna bunganya yang cukup beragam seperti merah tua, kuning, hijau, putih, pink, unggu dan lainnya. Selain itu bunga krisan juga tahan lama dan memiliki jenis yang cukup banyak.

Perkembangan luas panen krisan di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat sejak tahun 2000 hingga 2013 (Gambar 3.1), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 25,84% per tahun dari sebesar 1.160.170

m2 menjadi 9.080.709 m2 (Lampiran 1). Luas panen krisan di Jawa jauh

lebih tinggi dibandingkan luas panen krisan di Luar Jawa. Rata-rata kontribusi krisan di Jawa tahun 2000-2013 sebesar 93,09%, sedangkan di Luar Jawa hanya sebesar 6,91% dari total luas panen krisan Indonesia (Tabel 3.1). Oleh sebab itu perkembangan krisan di Jawa dapat mencerminkan perkembangan krisan nasional.

(23)

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia, Tahun 2000-2013

Namun bila dilihat rata-rata pertumbuhannya per tahun, pertumbuhan krisan di Luar Jawa sangatlah pesat hingga mencapai

99,15% per tahun, dari sebesar 47.948 m2 pada tahun 2000 menjadi

397.832 m2 pada tahun 2013. Sementara pertumbuhan di Jawa sebesar

25,16% per tahun (Tabel 3.1). Luas panen krisan Indonesia tertinggi pada periode 2000-2013 terjadi pada tahun 2010 sebesar 10.024.605 tangkai (Lampiran 1).

Tabel 3.1. Kontribusi Rata-rata Luas Panen Krisan Di Indonesia, Tahun 2000-2013

Jawa Luar Jawa Indonesia

Rata-rata Kontribusi (%)

2000-1013 93,09 6,91 100,00

Rata-rata Pertumb. (%)

2000-2013 25,16 99,15 25,84

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Luas Panen Tahun

3.1.2. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Krisan di Indonesia Sejalan dengan pertumbuhan luas panen krisan, pertumbuhan produksi krisan di Indonesia juga mengalami peningkatan sejak tahun 2000 hingga 2013 (Gambar 3.2) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 62,57% per tahun (Tabel 3.2). Pertumbuhan produksi krisan ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan luas panennya. Ini menunjukkan produktivitas krisan yang sangat baik. Pertumbuhan produksi krisan Indonesia sebesar 62,57% per tahun lebih dipicu oleh pertumbuhan luas panen krisan di, karena 94,95% produksi krisan Indonesia berasal dari Jawa (Tabel 3.2). Meskipun demikian, dari sisi pertumbuhan produksi maupun luas panen lebih tinggi di luar Jawa namun absolut nominalnya didominasi Jawa.

(24)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Krisan di Indonesia, Tahun 2000-2013

Tabel 3.2. Kontribusi Rata-rata Produksi Krisan Di Indonesia, Tahun 2000-2013

Jawa Luar Jawa Indonesia

Rata-rata Kontribusi (%)

2000-1013 94,95 5,05 100,00

Rata-rata Pertumb. (%)

2000-2013 64,62 84,22 62,57

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Produksi Tahun

Secara umum produktivitas krisan di Indonesia cukup fluktuatif namun cenderung meningkat selama periode 2000-2013 (Gambar 3.3), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 38,35% per tahun. Pada tahun 2007 terjadi penurunan produktivitas krisan di Indonesia hingga 52,37%. Penurunan produktivitas tersebut disebabkan terjadinya peningkatan luas panen krisan di Indonesia yang sangat tinggi pada tahun 2007 dari

1.939.039 m2 menjadi 4.279.390 m2, dengan pertumbuhan 120,70%

(Lampiran 1), sementara produksi hanya tumbuh meningkat sebesar 5,12% (Lampiran 2). Ini menandakan produktivitas yang sangat rendah

(25)

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

dari tanaman krisan tersebut, yang dapat disebabkan karena rendahnya mutu benih krisan yang digunakan. Karena menurut Soedarjo (2010), salah satu permasalahan dalam industri dan agribisnis krisan di Indonesia adalah faktor benih. Ketergantungan terhadap benih impor dan ketidaksediaan benih yang dibutuhkan tepat waktu, jumlah dan jenis sering kali menjadi kendala peningkatan produktivitas pertanaman pada skala petani tradisional.

Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Krisan di Indonesia, Tahun 2000-2013

3.1.3. Sentra Produksi Krisan di Indonesia

Pusat produksi bunga dan tanaman hias harus dikembangkan dengan mempertimbangkan pada kondisi iklim, tanah, dan jaraknya dari kota besar (sebagai pusat penjualan bunga). Budidaya komoditi krisan menyebar di 31 (tiga puluh satu) provinsi di Indonesia selama periode 2009-2013. Berdasarkan data produksi krisan yang diterbitkan oleh BPS ( Biro Pusat Statistik) rata-rata tahun 2009-2013 terdapat 3 (tiga) provinsi sentra produksi yang mempunyai kontribusi kumulatif hingga mencapai 96,75% yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (Gambar 3.4). Jawa Barat memberikan kontribusi terbesar yaitu 48,39% terhadap total produksi krisan Indonesia atau sebesar 133.915.172 tangkai. Jawa Tengah sebesar 84.514.458 tangkai (30,54%), Jawa Timur sebesar 49.331849 tangkai (17,82%). Sementara

(26)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

provinsi lainnya hanya memberikan kontribusi sebesar 3,25% atau setara 9.000.171 tangkai krisan(Lampiran 4.)

48,39%

30,54% 17,82%

3,25%

Jabar Jateng Jatim Provinsi Lainnya

Gambar 3.4. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia Rata-rata Tahun 2009-2013

Berdasarkan perkembangan data selama tahun 2011-2013, Provinsi Jawa Barat selalu berada pada peringkat pertama sentra bunga krisan di Indonesia. Posisi ke dua dan ke tiga juga tidak berubah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun Produksi Jawa barat pada tahun 2012 merupakan produksi tertinggi selama periode tersebut (Gambar 3.5).

0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 2011 2012 2013 Jabar 142.223.484 217.879.685 197.826.269 Jateng 103.953.499 106.356.842 111.960.992 Jatim 51.005.632 57.126.398 65.675.925 (Ton)

Gambar 3.5. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2011-2013

(27)

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Jawa Barat sebagai provinsi terbesar sentra produksi krisan nasional memiliki 9 (sembilan) kabupaten penghasil krisan. Namun berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat tahun 2013, hanya 3 (tiga) kabupaten yang memberikan total kontribusi hingga 99,11% yaitu Kabupaten Cianjur (53,67%), Kabupaten Bandung Barat (24,75%), dan Kabupaten Sukabumi (20,69%). Sementara kabupaten lainnya hanya memberikan kontribusi sebesar 0,89% atau setara dengan 716.436 tangkai dari total produksi krisan di Provinsi Jawa Barat sebesar 197.826.269 tangkai. Secara rinci produksi krisan di Jawa Barat ini tersaji pada Lampiran 6 dan Gambar 3.6.

Besarnya produksi krisan di daerah Kabupaten Cianjur disebabkan kabupaten tersebut memiliki kondisi lahan dan agroklimat yang sangat sesuai bagi pertumbuhan tanaman hias. Disamping itu terdapat 63,52% tenaga kerja di sektor pertanian (Rukmana dan Mulyana, 1997).

Gambar 3.6. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Barat, Tahun 2013

Provinsi kedua sentra produksi krisan di Indonesia adalah Jawa Tengah, dengan kontribusi sebesar 30,54% atau setara dengan 84.514.458 tangkai. Berdasarkan data yang diterbitan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, terdapat (lima) kabupaten penghasil krisan pada tahun 2013 yaitu

(28)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

Kabupaten Semarang, Wonosobo, Karanganyar, Wonogiri dan Temanggung, dengan total produksi sebesar 111.960.992 tangkai. Namun hanya Kabupaten Semarang yang memberikan kontribusi produksi krisan terbesar hingga 99,26% atau sebesar 2.103.763 tangkai (Gambar 3.7 dan Lampiran 7)

97,26%

2,74%

Semarang Kabupaten Lainnya

Gambar 3.7. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Tengah, Tahun 2013

Provinsi ketiga sentra produksi krisan adalah Provinsi Jawa Timur yang memberikan kontribusi sebesar 17,82% atau sebesar 49.331.849 tangkai (rata-rata 2009-2013). Di Provinsi Jawa Timur terdapat 12 (dua belas) kabupaten/kota penghasil krisan, namun hanya 2 (dua) kabupaten/ kota yang memberikan total kontribusi hingga 91,66% yaitu Kabupaten Pasuruan (56,90%) dan Kota Batu (34,76%) seperti terlihat pada Gambar 3.8.

Diprovinsi Jawa Timur, budidaya krisan dilakukan oleh petani bunga yang tergabung dalam kelompok tani yang sudah memiliki banyak kegiatan bersama, termasuk pemesanan bibit dan penjualan secara berkelompok. Pengembangan bunga krisan di provinsi ini berada pada dataran medium hingga dataran tinggi seperti Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Daerah-daerah tersebut memiliki agroklimat yang cocok untuk pertumbuhan bunga krisan (Kuntoro Boga Andri, 2013)

(29)

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

56,90% 34,76%

8,34%

Pasuruan Kota Batu Kab./Kota Lainnya

Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Timur, Tahun 2013

3.2. PERKEMBANGAN KONSUMSI KRISAN DI INDONESIA

Krisan merupakan komoditi yang umumnya digunakan sebagai tanaman hias

atau bunga potong, walaupun saat ini sudah mulai tersedia teh krisantemum

yang dijual di pasaran. Konsumsi krisan di Indonesia didekati dengan ketersediaan yang dihitung dari produksi dikurang ekspor dan ditambah impor. Ekspor dan impor krisan Indonesia dalam bentuk bunga segar dan satuan kilogram. Sementara, produksi krisan Indonesia walaupun wujudnya sama (segar), namun dalam satuan tangkai. Oleh sebab itu, satuan tangkai harus dikonversi ke satuan berat. Konversi tangkai kedalam kilogram yang digunakan dalam tulisan ini adalah konversi Pusdatin dari hasil Survei Konversi Satuan Produksi Tanaman Hias, yang dilakukan oleh Pusdatin pada tahun 2013. Dari hasil survei tersebut didapat rata-rata dalam 1 (satu) kilogram terdapat 10 (sepuluh) tangkai bunga krisan.

Perkembangan ketersedian krisan selama periode 2007-2013 terlihat meningkat, walaupun sedikit mengalami penurunan pada tahun 2013 (Gambar 3.9), dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 37,12% per tahun. Penurunan ketersedian krisan pada tahun 2013 sebesar 2,59% (Lampiran 9) disebabkan

(30)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

pada tahun tersebut terjadi penurunan produksi krisan sebesar 2,63% (Lampiran 2).

Gambar 3.9. Perkembangan Konsumsi Krisan di Indonesia, Tahun 2007-2013

Menurut Farid Ashari (2003), salah satu konsumen bunga krisan adalah florist. Selain florist, konsumen bunga potong krisan adalah hotel, restoran dan rumah tangga.

Dilihat dari persentase ekspor krisan yang sangat kecil setiap tahunnya bila dibandingkan produksinya (kurang dari 1%), menandakan bahwa ketersediaan krisan yang ada sepenuhnya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri diantaranya florist, hotel dan rumah tangga.

3.3. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN INDONESIA

3.3.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Indonesia Ekspor dan impor krisan Indonesia adalah dalam bentuk bunga segar dengan kode HS 0603140000. Seperti terlihat pada Gambar 3.10, perkembangan volume ekspor krisan Indonesia sejak tahun 2007 hingga tahun 2013 sangatlah fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,94% per tahun. Volume ekspor krisan tertinggi pada periode ini terjadi pada tahun 2012 sebesar 79.102 kg. Sementara pertumbuhan

(31)

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 66,87% terhadap tahun 2009, dari 37.791 kg menjadi 63.063 kg (Lampiran 10).

Berdasarkan data ekspor impor BPS (Biro Pusat Statistik) bulan Maret 2014, volume ekspor krisan Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 27,88% menjadi 57.049 kg dari tahun sebelumnya sebesar 79.102 kg (Lampiran 9).

Berbeda dengan volume ekspor, meskipun secara absolute volume impor krisan lebih kecil, namun perkembangan volume impor krisan Indonesia pada periode ini terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 114,09% per tahun dari 177 kg pada tahun 2007 menjadi 2.976 kg pada tahun 2013. Namun sebenarnya pada tahun 2013, impor bunga krisan segar Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 62,80% (Lampiran 10).

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Kg)

Volume Ekspor Volume Impor

Gambar 3.10. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Indonesia, Tahun 2007-2013

3.3.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Krisan Indonesia

Berdasarkan Gambar 3.11 terlihat bahwa nilai ekspor krisan jauh lebih besar dibandingkan nilai impornya. Nilai ekspor yang lebih besar tersebut disebabkan volume ekspor yang memang jauh lebih besar dibandingkan volume impornya. Hal ini menunjukkan bahwa bunga krisan merupakan komoditi ekspor Indonesia. Pada periode 2007-2013 neraca krisan Indonesia sangat fluktuatif namun cenderung meningkat,

(32)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17

walaupun pada tahun 2013 terjadi penurunan yang sangat signifikan menjadi 716.000 US$ dari tahun sebelumnya sebesar 1.418.000 US$. Penurunan neraca krisan segar pada tahun 2013 disebabkan nilai ekspor krisan turun sangat signifikan hingga mencapai 53,12% (Lampiran 10).

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (US$)

Nilai Ekspor Nilai Impor Neraca

Gambar 3.11. Perkembangan Neraca Perdagangan Krisan Indonesia, Tahun 2007-2013

3.3.3. Negara Tujuan Ekspor dan Negara Asal Impor Krisan Indonesia Pada tahun 2013 negara tujuan ekspor krisan segar Indonesia adalah Jepang, Singapura dan Australia. Sebesar 97,38% krisan segar Indonesia ternyata di ekspor ke Jepang. Sementara Australia dan Singapura masing-masing hanya sebesar 2,44% dan 0,18% (Gambar 3.12).

97,38%

2,44% 0,18%

Jepang Australia Singapura

Gambar 3.12. Negara-negara Tujuan Ekspor Krisan Segar Indonesia, Tahun 2013

(33)

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Negara asal impor krisan segar Indonesia pada tahun 2013 hanya berasal dari China sebesar 50% dan Singapura juga 50% (Gambar 3.13).

50,00% 50,00%

China Singapura

Gambar 3.13. Negara-negara Asal Impor Krisan Segar Indonesia, Tahun 2013

(34)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19

BAB IV. KERAGAAN KRISAN DUNIA

4.1. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN DI ASEAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari UN Comtrade, perkembangan ekspor dan impor krisan di ASEAN dalam bentuk bunga

segar(Fresh chrysanthemums) terus mengalami peningkatan sejak tahun

2008 hingga 2012 (Gambar 4.1). 0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 2008 2009 2010 2011 2012 (Kg)

Volume Ekspor Volume Impor

Gambar 4.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan ASEAN, Tahun 2008-2012

Rata-rata pertumbuhan volume ekspor krisan di ASEAN sebesar 669,57% per tahun, dan volume impor krisan ASEAN sebesar 147,10% per tahun (Lampiran 11). Pertumbuhan volume ekspor krisan yang sangat besar pada periode tersebut dipicu oleh pertumbuhan pada tahun 2009 yang mencapai 2.635,15% menjadi 41.369.835 kg dari hanya sebesar 1.512.523 kg pada tahun 2008. Pada Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa tahun 2013 tidak terdapat transaksi ekspor dan impor bunga krisan segar di Negara-negara ASEAN. Bila kita lihat secara rinci, pada tahun 2013 Indonesia melakukan transaksi ekspor dan impor di wilayah ASEAN,

namun bukan tergolong dalam kriteria bunga krisan segar (Fresh

(35)

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

tergolong dalam kriteria

live trees and other plants; bulbs, roots and the like; cut flowers and ornamental foliage // Cut flowers and flower buds of a kind suitable for bouquets or for ornamental purposes, fresh, dried, dyed, bleached, impregnated or otherwise prepared. // - Fresh : // -- Chrysanthemums.

94,22%

5,78%

Malaysia Negara Lainnya

Gambar 4.2. Negara-negara Eksportir Krisan di ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2012

Terdapat 5 (lima) negara eksportir bunga krisan segar di ASEAN berdasarkan data rata-rata 2009-2012 yang bersumber dari UN Comtrade yaitu Malaysia, Viet Nam, Thailand, Indonesia dan Singapore. Namun dari kelima nergara tersebut hanya Malaysia sebagai negara eksportir krisan terbesar hingga mencapai 94,22% atau setara dengan 41.523.312 kg dari total ekspor krisan segar ASEAN sebesar 44.071.035 kg, seperti terlihat pada Gambar 4.2. Indonesia berada pada posisi keempat yaitu hanya sebesar 0,14% atau setara dengan 61.305 kg bunga krisan segar (Lampiran 12).

(36)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21

42,98% 27,19% 13,16% 7,95% 6,71% 2,00%

Thailand Brunei Darussalam Malaysia Indonesia Viet Nam Singapore

Gambar 4.3. Negara-negara Importir Krisan di ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2012

Tidak hanya sebagai Negara eksportir, ternyata Negara-negara eksportir krisan segar di ASEAN merupakan Negara-negara impor krisan segar. Seperti terlihat pada Gambar 4.3 di atas, terdapat 6 (enam) Negara importir krisan segar di ASEAN yaitu Thailand (42,98%),Brunei Darussalam (27,19%), Malaysia (13,16%), Indonesia (7,95%), Viet Nam (6,71%) dan Singapore (2,00%). Negara-negara importer bunga krisan segar, secara rinci tersaji pada Lampiran 13.

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KRISAN DI DUNIA

Selama periode 2008 hingga 2013, baik volume ekspor maupun impor krisan dunia terus mengalami penurunan seperti terlihat pada Gambar 4.4. Pada tahun 2008, volume ekspor krisan dunia sebesar 185.890.054 kg turun terus hingga menjadi hanya sebesar 12.802 kg pada tahun 2013, dengan rata-rata pertumbuhan turun sebesar 35,03% per tahun. Sementara volume impor krisan rata-rata turun sebesar 9,38% per tahun menjadi 2.615.943 kg pada tahun 2013, dari sebesar 109.502.216 kg pada tahun 2008 (Lampiran 14). Ekspor dan impor krisan dunia adalah dalam bentuk bunga krisan segar.

(37)

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Gambar 4.4. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Krisan Dunia, Tahun 2008-2013

Berdasarkan data dari UN Comtrade rata-rata tahun 2009-2013, terdapat 65 (enam puluh lima) negara pengekspor bunga krisan segar. Namun hanya 3 (tiga) Negara saja yang dapat mengekspor bunga krisan dengan jumlah yang besar hingga mencapai 91,14% dari total ekspor bunga krisan segar dunia yaitu Netherland (52,89%), Malaysia (22,77%) dan Colombia (15,48%). Sementara Indonesia berada pada posisi ke 22 (dua puluh dua) sebesar 0,03% atau setara dengan 61.305 kg dari total ekspor sebesar 182.334.995 kg (Gambar 4.5 dan Lampiran 15).

52,89% 22,77%

15,48%

8,86%

Netherlands Malaysia Colombia Negara Lainnya

Gambar 4.5. Negara-negara Eksportir Krisan Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2013

(38)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23

Jumlah negara pengimpor krisan dunia jauh lebih banyak dibandingkan jumlah negara pengekspornya yaitu 107 negara. Namun demikian hanya 7 (tujuh) negara saja yang dapat memberikan total kontribusi impor krisan segar hingga 80,35% (Lampiran 16). Ke tujuh negara tersebut adalah United Kingdom (UK) sebesar 26,38%, USA (17,33%), Jepang (14,29%), Russia (10,69%), Jerman (5,30%), Perancis (3,76%) dan Poland (2,59%). Sementara Negara-negara lainnya memberikan kontribusi sebesar 19,65% (Gambar 4.6). Sedangkan Indonesia berada pada peringkat 73 dengan kontribusi sebesar 0,002% dari total impor krisan dunia.

26,38% 17,33% 14,29% 10,69% 5,30% 3,76% 2,59% 19,65%

UK USA Japan Russia Germany France Poland Negara Lainnya

.

Gambar 4.6. Negara-negara Importir Krisan Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2013

(39)
(40)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

BAB V. PENAWARAN DAN PERMINTAAN

5.1. PROYEKSI PENAWARAN KRISAN TAHUN 2014-2019

Penawaran krisan Indonesia merupakan representasi dari produksi krisan (dalam wujud bunga potong segar) di Indonesia. Proyeksi penawaran krisan

dilakukan dengan metode analisis deret waktu (time series analysis). Model ini

dilakukan karena keterbatasan data yang tersedia. Data yang digunakan pada proyeksi ini adalah data Angka Tetap produksi bunga krisan segar tahun 2000-2013, yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Dari hasil penilaian terhadap keragaan penawaran, terlihat bahwa series data produksi krisan Indonesia memiliki trend meningkat tanpa adanya

indikasi musim (seasonal factor). Dengan demikian metode yang digunakan

adalah analisis Pemulusan Eksponensial Berganda (Double Exponential

Smoothing) dengan MAPE 2,199, dari jumlah series data sebanyak 14 titik. Meskipun demikian penulis juga mencoba melakukan proyeksi dengan menggunakan metode analisis Trend, namun analisis Trend memiliki tingkat keakurasian yang kurang untuk series data produksi krisan. Hasil analisis pemulusan Berganda untuk penawaran krisan tahun 2014-2019 dapat dilihat Pada Lampiran 17.

Dari model yang terpilih diperkirakan penawaran krisan akan terus mengalami

peningkatan sampai dengan tahun 2019 hingga mencapai 237.865 ton, dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 39,93% per tahun. Pada tahun 2014, produksi krisan diperkirakan akan sebesar 44.332 ton, dan pada tahun berikutnya diperkirakan akan tumbuh sebesar 39,93% menjadi 62.035 ton, dan akan terus meningkat hingga tahun 2019 seperti tersaji pada Tabel 5.1.

(41)

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Penawaran Krisan di Indonesia, Tahun 2014-2019 Pertumb. (Kg) (Ton) (%) 2014 44.331.893 44.332 2015 62.035.348 62.035 39,93 2016 86.808.483 86.808 39,93 2017 121.474.498 121.474 39,93 2018 169.984.006 169.984 39,93 2019 237.865.253 237.865 39,93 Rata-rata Pertumbuhan (%/th) 39,93 Tahun Penawaran

5.2. PROYEKSI PERMINTAAN KRISAN TAHUN 2014-2019

Proyeksi permintaan krisan direpresentasikan dari ketersediaan yang merupakan hasil perhitungan produksi ditambah impor dan dikurangi ekspor, seperti di bawah ini:

Permintaan = Produksi + Volume Impor – Volume Ekspor.

Dari beberapa motode yang dicobakan, ternyata metode analisis terbaik

untuk permintaan krisan adalah Pemulusan Eksponensial Berganda (Double

Exponential Smoothing) dengan MAPE 22, dari jumlah series data sebanyak 7 titik. Hasil analisis pemulusan Berganda untuk permintaan krisan tahun 2014-2019 dapat dilihat Pada Lampiran 18.

Dari model yang dilakukan diperkirakan permintaan krisan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2019 hingga mencapai 70.676 ton, dengan rata-rata pertumbuhan yang cukup besar yaitu 12,40% per tahun. Pada tahun 2014, permintaan krisan diperkirakan akan sebesar 39.435 ton, dan akan terus meningkat hingga tahun 2019 seperti tersaji pada Tabel 5.2.

(42)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Krisan di Indonesia, Tahun 2014-2019 Pertumb. (Kg) (Ton) (%) 2014 39.435.041 39.435 2015 45.683.143 45.683 15,84 2016 51.931.245 51.931 13,68 2017 58.179.348 58.179 12,03 2018 64.427.450 64.427 10,74 2019 70.675.552 70.676 9,70 Rata-rata Pertumbuhan (%/th) 12,40 Tahun Permintaan

5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KRISAN DI INDONESIA TAHUN 2014-2019 Berdasarkan hasil proyeksi penawaran dan permintaan krisan di Indonesia, selama periode tahun 2014-2019 krisan Indonesia diperkirakan berada pada posisi surplus. Pada tahun 2014 surplus krisan diperkirakan sebesar 4.897 ton, dan pada tahun 2019 diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 167.190 ton (Tabel 5.3). Surplus ini dapat digunakan untuk kebutuhan floris, dekorasi dan lain-lain yang terus meningkat seiring berkembangnya seni dekorasi, disamping perlunya pengkajian lebih lanjut mengenai besarnya proporsi penggunaan bunga potong krisan Indonesia dibeberapa sektor.

Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Krisan di Indonesia, Tahun 2014-2019

Penawaran Permintaan Surplus/Defisit

(Ton) (Ton) (Ton)

2014 44.332 39.435 4.897 2015 62.035 45.683 16.352 2016 86.808 51.931 34.877 2017 121.474 58.179 63.295 2018 169.984 64.427 105.557 2019 237.865 70.676 167.190 Tahun

(43)
(44)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2008. Krisan. dalam http://warintek.ristek.go.id/.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. 2014. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah. 2014 Farid Ashari. 2003. Analisis Komparatif Preferensi Konsumen pada Florist di

Kota Malang dan Surabaya Terhadap pembelian Bunga Krisan. Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret.

Kontoro Boga Andri. 2013. Analisis Rantai Pasok dan Rantai Nilai Bunga Krisan di Daerah Sentra Pengembanagn Jawa Timur. Solo: Universitas Negeri Sebelas Maret.

Royhan Alaika. 2014. Klasifikasi Bunga Krisan (crhysantimum). dalam

http://www.academia.edu/4099697/klasifikasi_bunga_krisan.

Rukmana dan Mulyana. 1997. Agribisnis Bunga Krisan. dalam

http://Cianjurkab.go.id.

Soedarjo, M. 2010. Diseminasi Teknologi produksi Stek Benih Sebar Krisan Yang Sehat (Bebas Cendawan > 90 %), Murah (Rp. 200,-/Stek) Dan Seragam Melalui Demplot Terkendali (Screen House) Di Jatim, Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Bali (60.000 Benih). Cianjur: Balai Penelitian Tanaman Hias Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.

Widiastuti, L. Tohari dan Sulistyaningsih, E. 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Dominosida Terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. Ilmu Pertanian, 11 (2): 35-42

(45)
(46)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

(47)
(48)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33

Lampiran 1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia, Tahun 2000 – 2013

Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb.

(m2) (%) (m2) (%) (m2) (%) 2000 1.112.222 47.948 1.160.170 2001 2.120.252 90,63 530.257 1.005,90 2.650.509 128,46 2002 3.099.936 46,21 151.620 -71,41 3.251.556 22,68 2003 1.868.016 -39,74 221.764 46,26 2.089.780 -35,73 2004 1.416.132 -24,19 126.680 -42,88 1.542.812 -26,17 2005 1.900.109 34,18 176.437 39,28 2.076.546 34,59 2006 1.776.567 -6,50 162.472 -7,92 1.939.039 -6,62 2007 3.866.365 117,63 413.025 154,21 4.279.390 120,70 2008 6.053.576 56,57 505.594 22,41 6.559.170 53,27 2009 9.618.155 58,88 124.522 -75,37 9.742.677 48,54 2010 9.920.703 3,15 103.902 -16,56 10.024.605 2,89 2011 8.058.227 -18,77 321.294 209,23 8.379.521 -16,41 2012 9.429.145 17,01 423.467 31,80 9.852.612 17,58 2013 8.682.877 -7,91 397.832 -6,05 9.080.709 -7,83 2000-1013 25,16 99,15 25,84

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

(49)

34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 2. Perkembangan Produksi Krisan di Indonesia, Tahun 2000 – 2013

Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb.

(Tangkai) (%) (Tangkai) (%) (Tangkai) (%)

2000 2.120.036 161.089 2.281.125 2001 6.146.577 189,93 1.241.160 670,48 7.387.737 223,86 2002 25.088.738 308,17 715.892 -42,32 25.804.630 249,29 2003 26.424.493 5,32 981.971 37,17 27.406.464 6,21 2004 26.502.079 0,29 1.181.370 20,31 27.683.449 1,01 2005 45.405.465 71,33 2.060.329 74,40 47.465.794 71,46 2006 60.679.028 33,64 3.037.228 47,41 63.716.256 34,24 2007 61.764.385 1,79 5.214.875 71,70 66.979.260 5,12 2008 95.396.469 54,45 6.380.657 22,35 101.777.126 51,95 2009 104.292.061 9,32 3.555.011 -44,28 107.847.072 5,96 2010 182.799.852 75,28 2.433.118 -31,56 185.232.970 71,76 2011 297.610.039 62,81 8.257.843 239,39 305.867.882 65,13 2012 383.152.812 28,74 14.498.759 75,58 397.651.571 30,01 2013 379.353.323 -0,99 7.855.431 -45,82 387.208.754 -2,63 2000-1013 64,62 84,22 62,57

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun) Tahun

(50)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35

Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Krisan di Indonesia, Tahun 2000-2013

Tahun Jawa Pertumb. Luar Jawa Pertumb. Indonesia Pertumb. (Tangkai/m2) (%) (Tangkai/m2) (%) (Tangkai/m2) (%)

2000 1,91 3,36 1,97 2001 2,90 52,09 2,34 -30,33 2,79 41,76 2002 8,09 179,18 4,72 101,72 7,94 184,72 2003 14,15 74,78 4,43 -6,22 13,11 65,25 2004 18,71 32,30 9,33 110,61 17,94 36,82 2005 23,90 27,69 11,68 25,22 22,86 27,39 2006 34,16 42,93 18,69 60,09 32,86 43,76 2007 15,97 -53,23 12,63 -32,46 15,65 -52,37 2008 15,76 -1,35 12,62 -0,05 15,52 -0,86 2009 10,84 -31,19 28,55 126,22 11,07 -28,66 2010 18,43 69,93 23,42 -17,98 18,48 66,92 2011 36,93 100,44 25,70 9,76 36,50 97,54 2012 40,63 10,03 34,24 33,21 40,36 10,57 2013 43,69 7,52 19,75 -42,33 42,64 5,65 2000-1013 39,32 25,96 38,35

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)

Lampiran 4. Kontribusi Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia, Rata-rata Tahun 2009 – 2013

Provinsi Rata-rata Share Share Kum.

2009 2010 2011 2012 2013 (Tangkai) (%) (%) 1 Jabar 55.715.528 55.930.892 142.223.484 217.879.685 197.826.269 133.915.172 48,39 48,39 2 Jateng 18.636.348 81.664.611 103.953.499 106.356.842 111.960.992 84.514.458 30,54 78,92 3 Jatim 29.361.122 43.490.166 51.005.632 57.126.398 65.675.925 49.331.849 17,82 96,75 Provinsi Lainnya 4.134.074 4.147.301 8.685.267 16.288.646 11.745.568 9.000.171 3,25 100,00 Nasional 107.847.072 185.232.970 305.867.882 397.651.571 387.208.754 276.761.650 100,00

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Tahun No.

(51)

36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lampiran 5. Provinsi Sentra Produksi Krisan di Indonesia, Tahun 2011 – 2013 2011 2012 2013 1 Jabar 142.223.484 217.879.685 197.826.269 2 Jateng 103.953.499 106.356.842 111.960.992 3 Jatim 51.005.632 57.126.398 65.675.925 Provinsi Lainnya 8.685.267 16.288.646 11.745.568 Nasional 305.867.882 397.651.571 387.208.754

Sumber: BPS, diolah Pusdatin

No. Provinsi Tahun

Lampiran 6. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Barat, Tahun 2013

Kabupaten/Kota 2013 Share Share Kum.

( Tangkai) (%) (%) 1 Cianjur 106.176.250 53,67 53,67 2 Bandung Barat 48.966.400 24,75 78,42 3 Sukabumi 40.920.390 20,69 99,11 4 Bandung 1.046.793 0,53 99,64 5 Bogor 476.760 0,24 99,88 6 Sumedang 182.528 0,09 99,97 7 Kota Bogor 30.976 0,02 99,99 8 Kota Bekasi 21.372 0,01 100,00 9 Kota Cimahi 4.800 0,00 100,00 197.826.269 100,00

Sumber: Dinas Pertanian TP & Horti Provinsi Jawa Barat

No.

(52)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37

Lampiran 7. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Tengah, Tahun 2013

2013 Share Share Kum.

( Tangkai) (%) (%) 1 Semarang 108.892.905 97,26 97,26 2 Wonosobo 2.103.763 1,88 99,14 3 Karanganyar 483.732 0,43 99,57 4 Wonogiri 1.304 0,00 99,57 5 Temanggung 479.288 0,43 100,00 111.960.992 100,00

Sumber: Dinas Pertanian TP & Horti Provinsi Jawa Tengah

No. Kabupaten/Kota

Jawa Barat

Lampiran 8. Kontribusi Kabupaten Sentra Produksi Krisan di Jawa Timur, Tahun 2013

(53)

38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Kabupaten/Kota 2013 Share Share Kum.

( Tangkai) (%) (%) 1 Pasuruan 37.370.000 56,90 56,90 2 Kota Batu 22.830.240 34,76 91,66 3 Malang 2.812.698 4,28 95,95 4 Mojokerto 2.597.159 3,95 99,90 5 Tulungagung 44.102 0,07 99,97 6 Magetan 12.510 0,02 99,99 7 Banyuwangi 6.191 0,01 100,00 8 Kota Malang 2.220 0,00 100,00 9 Sumenep 738 0,00 100,00 10 Probolinggo 32 0,00 100,00 11 Tuban 25 0,00 100,00 12 Trenggalek 10 0,00 100,00 65.675.925 100,00

Sumber: Dinas Pertanian TP & Horti Provinsi Jawa Timur

No.

Jawa Barat

Lampiran 9. Perkembangan Konsumsi Krisan di Indonesia, Tahun 2007-2013

Vol. Ekspor Vol. Impor Konsumsi Pertumb.

(Tangkai) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (%) 2007 66.979.260 6.697.926 39.059 177 6.659.044 2008 101.777.126 10.177.713 60.501 1.010 10.118.222 51,95 2009 107.847.072 10.784.707 37.791 2.016 10.748.932 6,23 2010 185.232.970 18.523.297 63.063 3.024 18.463.258 71,77 2011 305.867.882 30.586.788 59.547 4.424 30.531.665 65,36 2012 397.651.571 39.765.157 79.102 8.000 39.694.055 30,01 2013 387.208.754 38.720.875 57.049 2.976 38.666.802 -2,59 2007-2013 37,12

Sumber : BPS, diolah Pusdatin

Catatan : Konversi yg digunakan berdasarkan hasil Survei Konversi Satuan Produksi Tanaman Hias yang dilakukan oleh Pusdatin tahun 2013. Yaitu 10 tangkai krisan = I kg.

Produksi Tahun

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

(54)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39

Tahun 2007-2013

Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb.

(Kg) (%) ( US$) (%) (Kg) (%) ( US$) (%) 2007 39.059 646.601 177 580 646.021 2008 60.501 54,90 960.557 48,55 1.010 470,62 11.129 1.818,79 949.428 2009 37.791 -37,54 695.491 -27,60 2.016 99,60 16.880 51,68 678.611 2010 63.063 66,87 1.397.751 100,97 3.024 50,00 45.265 168,16 1.352.486 2011 59.547 -5,58 1.329.468 -4,89 4.424 46,30 71.808 58,64 1.257.660 2012 79.102 32,84 1.647.127 23,89 8.000 80,83 228.800 218,63 1.418.327 2013 57.049 -27,88 772.117 -53,12 2.976 -62,80 56.534 -75,29 715.583 2007-2013 13,94 14,64 114,09 373,43

Sumber : BPS, diolah Pusdatin

Catatan : th 2013 data BPS release Maret 2014, diolah Pusdatin Kode HS: 0603140000

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) Tahun

Ekspor Impor

Neraca ( US$)

Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Krisan ASEAN, Tahun 2008-2013

Volume Nilai Volume Nilai

(Kg) ( US$) (Kg) ( US$) 2008 1.512.523 5.224.445 2.003 10.769 2009 41.369.835 2.635,15 42.395.028 711,47 7.024 250,67 41.388 284,33 2010 31.209.407 -24,56 62.136.954 46,57 27.467 291,04 100.310 142,36 2011 45.684.864 46,38 67.954.464 9,36 56.136 104,38 166.106 65,59 2012 55.411.007 21,29 81.386.347 19,77 23.752 -57,69 128.253 -22,79 2013 -100,00 -100,00 -100,00 -100,00 2008-2012 669,57 196,79 147,10 117,37

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

th 2013 ada exim namun campur dg bentuk lainnya (tdk dipisahkan yg segarnya) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun)

Tahun Ekspor Impor Pertumb. (%) Pertumb. (%) Pertumb. (%) Pertumb. (%)

Lampiran 12. Negara Eksportir Krisan di ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013

(55)

40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Rata-rata Share Kum. Share

2009 2010 2011 2012 2013 (Kg) (%) (%) 1 Malaysia 39.522.819 28.208.919 42.950.504 55.411.007 41.523.312 94,219 94,22 2 Viet Nam 1.743.151 2.843.046 2.494.139 2.360.112 5,355 99,57 3 Thailand 103.470 91.600 180.298 125.123 0,284 99,86 4 Indonesia 63.063 59.547 61.305 0,139 100,00 5 Singapore 395 2.779 376 1.183 0,003 100,00 41.369.835 31.209.407 45.684.864 55.411.007 44.071.035 100,00

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

th 2013 ada exim namun campur dg bentuk lainnya (tdk dipisahkan yg segarnya)

No. Negara

ASEAN

Tahun

Lampiran 13. Negara Importir Krisan di ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013

Rata-rata Share Kum. Share

2009 2010 2011 2012 2013 (Kg) (%) (%) 1 Thailand 100 18.136 42.182 20.139 42,98 42,98 2 Brunei Darussalam 12.741 12.741 27,19 56,14 3 Malaysia 1.128 3.970 8.553 11.011 6.166 13,16 83,33 4 Indonesia 3.024 4.424 3.724 7,95 91,28 5 Viet Nam 5.582 710 3.146 6,71 98,00 6 Singapore 214 1.627 977 939 2,00 100,00 7.024 27.467 56.136 23.752 0 46.855 100,00

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

th 2013 ada exim namun campur dg bentuk lainnya (tdk dipisahkan yg segarnya)

No. Negara

ASEAN

Tahun

Lampiran 14. Perkembangan Ekspor dan Impor Krisan Dunia, Tahun 2008-2013

Volume Nilai Volume Nilai

(Kg) ( US$) (Kg) ( US$) 2008 185.890.054 650.296.531 109.502.216 668.675.444 2009 171.486.860 -7,75 583.951.693 -10,20 74.681.443 -31,80 463.154.673 -30,74 2010 196.270.814 14,45 653.622.815 11,93 120.084.069 60,80 765.263.756 65,23 2011 164.824.918 -16,02 809.088.649 23,79 126.431.093 5,29 816.703.500 6,72 2012 56.320.188 -65,83 85.454.316 -89,44 2.234.405 -98,23 11.881.817 -98,55 2013 12.802 -99,98 29.262 -99,97 2.615.943 17,08 12.466.107 4,92 2008-2013 -35,03 -32,78 -9,38 -10,48

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

Pertumb. (%) Pertumb. (%) Pertumb. (%)

Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) Tahun

Ekspor Impor

Pertumb. (%)

(56)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41

Rata-rata Share Kum. Share

2009 2010 2011 2012 2013 (Kg) (%) (%) 1 Netherlands 91.375.658 123.246.051 74.683.600 96.435.103 52,89 52,89 2 Malaysia 39.522.819 28.208.919 42.950.504 55.411.007 41.523.312 22,77 75,66 3 Colombia 27.398.285 27.844.186 29.442.411 28.228.294 15,48 91,14 Negara Lainnya 13.190.098 16.970.658 17.748.403 909.181 12.802 16.148.285 8,86 100,00 171.486.860 196.269.814 164.824.918 56.320.188 12.802 182.334.995 100,00

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

Negara No.

Dunia

Tahun

Lampiran 16. Negara Importir Krisan Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2013

Rata-rata Share Kum. Share

2009 2010 2011 2012 2013 (Ton) (%) (%) 1 UK 33.060.225 29.794.184 31.427.205 26,38 26,38 2 USA 15.369.308 22.164.905 24.408.791 20.647.668 17,33 43,72 3 Japan 14.633.866 17.591.203 18.837.536 17.020.868 14,29 58,01 4 Russia 11.254.387 12.558.132 14.373.712 12.728.744 10,69 68,69 5 Germany 6.292.558 6.233.400 6.419.446 6.315.135 5,30 73,99 6 France 4.406.371 4.736.737 4.293.074 4.478.727 3,76 77,75 7 Poland 3.270.602 3.086.837 2.913.146 3.090.195 2,59 80,35 Negara Lainnya 19.454.351 20.652.630 25.391.204 2.234.405 2.615.943 23.407.972 19,65 100,00 74681443 120084069 126431093 2234405 2615943 119.116.513 100,00

Sumber : UN Comtrade, diolah Pusdatin

wujud produksi : bunga segar

Negara No.

Dunia

Tahun

Lampiran 17. Hasil Pengolahan Penawaran Data Krisan Menggunakan

(57)

42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Double Exponential Smoothing : Penawaran Krisan

Data : Ln Produksi

Length : 14,0000

Smoothing Constants :

Alpha (level) : 1,57159 (actual) 1,57159 (adjusted) Gamma (trend) : -0,00509 (actual) 0,01000 (adjusted)

Accuracy Measures :

MAPE : 2,19912

MAD : 0,36782

MSD : 0,28099

Forcast :

Period Forecast Lower Upper

2014 19,9098 19,0086 20,8110 2015 20,2458 18,2170 22,2746 2016 20,5818 17,4170 23,7467 2017 20,9178 16,6152 25,2204 2018 21,2538 15,8128 26,6949 2019 21,5898 15,0100 28,1696

(58)

OUTLOOK KOMODITI KRISAN 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43

Lampiran 18. Hasil Pengolahan Permintaan Data Krisan Menggunakan

Double Exponential Smoothing (DES)

Double Exponential Smoothing : Permintaan Krisan

Data : Ketersediaan

Length : 7,00000 NMissing : 0

Smoothing Constants :

Alpha (level) : 2,07847(actual) 1,99000(adjusted) Gamma (trend) : 0,16196(actual) 0,00005(adjusted) Accuracy Measures : MAPE : 22 MAD : 3256578 MSD :1,49E+13 Forcast :

Period Forecast Lower Upper

2014 39.435.041 31.456.425 47.413.657 2015 45.683.143 21.906.337 69.459.950 2016 51.931.245 12.356.196 91.506.295 2017 58.179.348 2.806.047 113.552.648 2018 64.427.450 -6.744.104 135.599.004 2019 70.675.552 -16.294.257 157.645.360

(59)

Gambar

Tabel 2.1.  Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data  ............................... 3  Tabel 3.1
Gambar 3.1.  Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia,
Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Panen Krisan di Indonesia,   Tahun 2000-2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh Economic Value Added (EVA), Ownership Structure (OSS), dan Country of Origin (COO) terhadap kinerja pasar

mengoordinasikan Perangkat Daerah dan Instansi Pemerintah di Kota dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan operasional Badan Narkotika Nasional [BNN] di

Al-dzahabi beranggapan bahwa Ibn Jarir at-Thabari dipandang sebagai tokoh terpenting dalam tradisi keilmuan Islam klasik, yaitu dalam ilmu fiqih, hadis,

Dengan demikian banyak hal yang bisa didapatkan melalui metode eksperimen yang akan menggiring siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih jauhnya

Hubungan kerja sama antarnegara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional,

Berdasarkan hasil penelitian Machali (2014) dengan judul “Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013” memberikan kesimpulan dalam penelitiannya bahwa Kurikulum

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa unit wacana dalam Bab V, Buku I, KUHPer mempunyai empat jenis klausa yang berbeda, yaitu klausa simpleks, klausa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh varietas kedelai terhadap pertumbuhan, hasil, dan intensitas penyakit karat, pengaruh agens hayati terhadap pertumbuhan,