• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada

Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

Dini Wahyuni(1), Irwan Budiman(2) , Savudan N Sihombing(3), Meilita Tryana Sembiring(4), Nismah Panjaitan(5)

(1), (2), (3), (4), (5)

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155

(1)

diniwahyuni2015@gmail.com, (2)irwanb01@gmail.com, (3)natarsavudan@gmail.com (4)

meilita_tryana@yahoo.co.id, (5)nismahpjt@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan beras menjadi tepung beras. Proses produksinya meliputi pencurahan, pembersihan, pencucian, penghalusan, pengepressan, pengeringan, pengayakan, dan pengemasan. Terdapat 9 orang pekerja pengemasan yaitu 2 orang di bagian pemeriksaan hasil pengemasan tepung ke dalam kantong plastik, 2 orang di bagian pembentukan kotak kardus, 3 orang di bagian pemuatan kemasan tepung ke dalam kotak kardus, dan 2 orang di bagian isolasi penutup kardus. Ketidakseimbangan beban kerja terlihat pada masing-masing pekerja stasiun pengemasan yang ditandai dengan adanya penumpukan work in process (WIP). Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka perlu dilakukan analisis beban kerja dan perhitungan jumlah pekerja optimum. Metode work sampling digunakan untuk mendapatkan persentase waktu produktif dan metode workload analysis digunakan untuk menganalisis beban kerja dan menentukan jumlah pekerja optimum. Hasil perhitungan beban kerja menunjukkan beban kerja yang diterima oleh 2 orang pekerja tergolong rendah (di bawah 50%), 5 orang pekerja tergolong sedang (di antara 50%-100%), dan 2 orang pekerja tergolong tinggi (di atas 100%). Usulan perbaikan adalah pengaturan ulang pekerja untuk mendapatkan beban kerja yang lebih seimbang dan terjadi pengurangan jumlah pekerja dari 9 orang menjadi 8 orang.

Kata kunciBeban kerja, pengemasan, Workload Analysis (WLA), Work Sampling

I. PENDAHULUAN

Penelitian ini dilakukan di perusahaan pengolahan beras menjadi tepung beras. Produk yang dihasilkan yaitu tepung beras dalam kemasan 500 gram dan kemudian akan dikemas ke dalam kotak kardus berisi 20 kemasan per kardus. Perusahaan ini memiliki delapan stasiun kerja yaitu stasiun pencurahan, pembersihan, pencucian, penghalusan, pengepressan, pengeringan, pengayakan, dan pengemasan. Hampir seluruh stasiun kerja menggunakan mesin sebagai alat produksi kecuali pada bagian pengemasan dimana pekerja melakukan pekerjaan secara manual. Terdapat 9 orang pekerja dengan beberapa elemen kerja, yaitu: (1) Pemeriksaan hasil pengemasan tepung ke dalam kantong plastik, (2) Pembentukan lipatan kardus menjadi kotak kardus, (3) Pemuatan kemasan tepung ke dalam kotak kardus, (4) Isolasi penutup kardus menggunakan mesin isolasi. Data waktu siklus elemen kerja bagian pengemasan tertera pada Tabel 1.

(2)

Tabel 1 Waktu Siklus Elemen Kerja Pengemasan Elemen Kerja Jumlah Pekerja (orang) Waktu Siklus Kerja (detik)

Jumlah Produk/ Siklus

Pemeriksaan kemasan

2 3 12 bungkus tepung

Pembentukan kardus

2 4 2 buah kotak kardus

Pemuatan kemasan ke dus

3 13 3 kardus berisi kemasan

tepung Isolasi kardus

dengan

2 6 1 kardus terisolasi

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa waktu siklus setiap bagian kerja berbeda-beda sehingga menyebabkan bagian isolasi tutup kardus sering mengalami penumpukan work in process (WIP). Berikut adalah ilustrasi stasiun kerja pengemasan.

Gambar 1 Ilustrasi Stasiun Kerja Pengemasan

Gambar 1. menunjukkan terjadi penumpukan work in process pada bagian isolasi tutup kardus. Data WIP pada bagian isolasi yang diperoleh saat pengamatan awal mencapai 242 kardus. Penelitian pernah dilakukan Jono (2015) terhadap tenaga kerja di salah satu perusahaan mebel dan menemukan adanya kelebihan beban kerja sehingga tidak dapat memenuhi target produksi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan work sampling dapat dilakukan untuk menentukan jumlah pekerja optimum berdasarkan pengukuran beban kerjanya.

Penelitian lain pernah dilakukan Wibawa (2014) di sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang konstruksi dan pengecoran. Pengamatan awal menunjukkan terdapat perbedaan nilai persentase produktif yang disebabkan oleh perbedaan jumlah aktivitas dan metode kerja sehingga beban kerja setiap pekerja berbeda. Pengukuran beban kerja dilakukan dengan metode workload analysis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat 6 orang pekerja yang beban kerjanya diatas 100%. Penelitian tersebut tidak merekomendasikan penambahan jumlah tenaga kerja, tetapi pemberian insentif bagi pekerja yang menerima beban kerja di atas 100%.

Penelitian sejenis juga dilakukan Hutagalung (2013) terhadap unit administrasi salah satu perusahaan timah. Penelitian dilakukan terhadap 19 dari 66 orang karyawan berbeda posisi kerja. dengan menggunakan work sampling, diperoleh beban kerja yang dialami karyawan mulai dari 25,31% hingga 117,91%. Sesuai nilai beban kerja tersebut, terdapat karyawan yang mengalami beban kerja yang tidak seimbang. Hasil perhitungan dengan workload analysis diperoleh bahwa jumlah karyawan pada bagian unit administrasi hanya membutuhkan 40 orang karyawan saja.

Pada penelitian ini akan dihitung beban kerja setiap pekerja dari hasil pengamatan work sampling dan perhitungan waktu standarnya. Dari beban kerja yang diperoleh akan dilakukan

(3)

pengalokasian ulang pekerja dengan metode workload analysis sehingga akan diperoleh beban kerja yang lebih seimbang dan jumlah pekerja yang optimum.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bergerak dalam produksi tepung beras dalam kemasan, pada bulan Desember 2016 sampai April 2017. Objek yang diamati adalah elemen-elemen kegiatan dari aktivitas pengemasan, beban kerja, dan data work dan idle masing-masing pekerja.

Data-data yang dikumpulkan meliputi:

a. Elemen kegiatan pengemasan, diperoleh dari informasi yang diberikan oleh atasan pekerja, jobs description, dan pengamatan secara langsung

b. Jam kerja perusahaan

c. Work dan idle pekerja, dari pengamatan dengan metode work sampling

d. Rating Factor, diperoleh dari pengamatan secara langsung menggunakan westinghouse factor

e. Allowance, diperoleh dari pengamatan secara langsung dengan mempertimbangkan kebutuhan pribadi, menghilangkan fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan.

f. Jumlah produksi selama pengamatan

Penelitian ini dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah:

a. Perhitungan persentase waktu produktif dari masing-masing pekerja b. Pengujian keseragaman data

c. Pengujian kecukupan data

d. Perhitungan tingkat ketelitian untuk melihat sejauh mana ketelitian dari hasil pengamatan. e. Perhitungan waktu standar

f. Perhitungan beban kerja g. Penentuan jumlah tenaga kerja

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan dilakukan pukul pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB (dengan istirahat pukul 12.00-13.00 WIB) dalam 5 hari kerja. Jumlah pengamatan sebanyak 200 sampel per hari. Waktu-waktu pengamatan ditentukan secara acak.

Hasil work sampling menunjukkan persentase waktu produktif masing-masing pekerja seperti tertera pada Tabel 2. Terlihat bahwa pekerja 8 dan 9 lebih produktif dari pekerja lainnya sedangkan pekerja 3 dan 4 adalah yang terendah waktu produktifnya.

Tabel 2 Persentase Waktu Kerja Produktif

Pekerja %Produktif Jumlah

Produk 1 0,7840 256676 2 0,7610 246604 3 0,4320 13284 4 0,4090 12713 5 0,7640 8552 6 0,7880 8271 7 0,7710 8341 8 0,8580 12582 9 0,8580 12582

Hasil uji keseragaman data menyatakan semua data berada dalam batas kontrol dan jumlah data sudah mencukupi syarat ketelitian yang ditetapkan. Tingkat ketelitian hasil pengamatan sebesar 3,9% atau lebih kecil dari tingkat ketelitian yang ditetapkan.

(4)

(1)

Dari nilai waktu standar dan jumlah produk per pekerja akan diperoleh nilai beban kerja: Total Waktu Pengerjaan = Waktu Standar x Jumlah Produk (2)

= 0,0071 x 256676 = 1827,8801 menit

(3)

Beban kerja yang baik sebaiknya mendekati 100% atau dalam kondisi normal. Beban kerja masing-masing pekerja ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Total Waktu Pengerjaan dan Beban Kerja

Pekerja Ke- Waktu Standar (menit) Total Waktu Pengerjaan (menit) Beban Kerja 1 0,0071 1827,8801 0,8704 2 1756,1538 0,8363 3 0,0763 1013,2807 0,4825 4 969,7258 0,4618 5 0,2356 2015,2018 0,9596 6 1948,9867 0,9281 7 1965,4815 0,9359 8 0,1897 2387,3850 1,1369 9 2387,3850 1,1369

Dari Tabel 3. terlihat adanya pekerja yang beban kerjanya diatas 100% yaitu beban kerja pekerja 8 dan 9, tetapi ada juga pekerja yang beban kerjanya dibawah 50%, sehingga perlu dilakukan pengaturan ulang alokasi tenaga kerja.

1. Rata-rata beban kerja dari 2 orang pekerja pemeriksaan hasil pengemasan adalah 0,8533; sehingga jumlah pekerja tetap sebanyak 2 orang

2. Rata-rata beban kerja dari 2 orang pekerja pembentukan kotak kardus adalah 0,4721. Nilai ini sangat rendah sehingga tugas ini cukup dikerjakan oleh 1 orang pekerja (terjadi pengurangan 1 orang tenaga kerja)

3. Rata-rata beban kerja dari 3 orang pekerja pemuatan tepung ke dalam kardus adalah 0,9412 sehingga tidak perlu penambahan atau pengurangan jumlah pekerja.

4. Total beban kerja dari 2 orang pekerja bagian isolasi tutup kardus adalah 2,2737. Nilai ini menunjukkan bagian isolasi membutuhkan lebih dari 2 orang pekerja.

Pekerja yang dihemat dari bagian pembentukan kotak kardus dapat saja ditugaskan ke bagian isolasi. Tetapi masih dibutuhkan tambahan 1 pekerja karena bagian isolasi merupakan regu kerja yang terdiri dari 2 orang dan juga perlu pengadaan 1 mesin isolasi baru. Hal ini bukanlah solusi yang tepat, sehingga dilakukan pengaturan ulang pembagian tugas pekerja.

Untuk setiap bagian tugas, pekerja pertama akan dibebani 100% terlebih dahulu, lalu sisa tugas akan dibebankan ke pekerja berikutnya. Dengan cara ini, maka alokasi beban kerja dapat dilihat pada Tabel 4.

(5)

Tabel 4 Alokasi Beban Kerja Bagian Kerja Beban Kerja Total Jumlah Pekerja Beban Kerja Dioptimumkan Bagian Pemeriksaan Hasil Kemasan 170% 2 Pekerja 1: 100% Pekerja 2: 70% Bagian Pembentukan Kotak Kardus 94% 1 Pekerja 3: 96% Pemuatan Kemasan ke dalam Kardus 282% 3 Pekerja 5: 100% Pekerja 6: 100% Pekerja 7: 82% Bagian Isolasi Tutup

Kardus

227% 2 Pekerja 8: 100%

Pekerja 9: 100%

Total 8

Berdasarkan Tabel 4, beberapa pekerja masih dapat diberikan alokasi tugas ke bagian lain, seperti pekerja bagian pemeriksaan kemasan (pekerja 2 dengan beban kerja 70%), dan pekerja yang memasukkan kemasan ke dalam kardus (pekerja 7 dengan beban kerja 82%) akan ditugaskan juga membantu pekerja 8 dan 9. Tambahan tugas yang diberikan kepada pekerja tersebut adalah mengangkat kardus bagian isolasi tutup kardus.

Perhitungan jumlah pekerja dari pengalokasian ulang pekerja menunjukkan bahwa dengan 8 orang pekerja akan memperoleh hasil kerja yang sama dengan 9 orang pekerja. Dengan demikian, direkomendasikan 8 orang pekerja saja di stasiun kerja pengemasan sehigga terjadi penghematan 1 orang tenaga kerja.

IV. PENUTUP

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pekerja di bagian isolasi tutup kardus lebih produktif dan memiliki beban kerja paling tinggi dari seluruh pekerja lainnya. Pengaturan ulang pekerja sesuai beban kerjanya merekomendasikan jumlah pekerja di stasiun pengemasan berkurang dari 9 orang menjadi 8 orang (terjadi penghematan 1 tenaga kerja).

DAFTAR PUSTAKA

Anggarak, R., 2012, Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Beban Kerja, Bogor.

Barnes, R.M., 1980, Motion and Time Study Design and Measurement of Work, Seventh Edition, New

York: John Wiley & Sons.

Ginting, R., 2009, Perancangan Produk, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hutagalung, R., 2013, Workload Analysis for Planning Needs of Employees in The Corporate

Administration Unit, Bandung: Institute Teknologi Bandung

Sutalaksana, I.Z., 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: ITB.

Jono, 2015, Pengukuran Beban Kerja Tenaga Kerja dengan Metode Work Sampling, Yogyakarta:

Universitas Widya Mataram

Niebel, B., 2007, Method Standards and Work Design, New York: MC Graw Hill.

Sinulingga, S., 2015, Metode Penelitian. Edisi 3, Medan: USU Press.

Wibawa, R.P.N., dkk, 2014, Analisis Beban Kerja dengan Metode Workload Analysis Sebagai

Pertimbangan Pemberian Insentif Pekerja, Malang: Universitas Brawijaya

Gambar

Tabel 1 Waktu Siklus Elemen Kerja Pengemasan  Elemen Kerja  Jumlah  Pekerja  (orang)  Waktu Siklus Kerja  (detik)
Tabel 2 Persentase Waktu Kerja Produktif
Tabel 3 Total Waktu Pengerjaan dan Beban Kerja
Tabel 4 Alokasi Beban Kerja  Bagian Kerja  Beban Kerja  Total  Jumlah  Pekerja  Beban Kerja  Dioptimumkan  Bagian Pemeriksaan  Hasil Kemasan  170%  2  Pekerja 1: 100% Pekerja 2:   70%  Bagian Pembentukan  Kotak Kardus  94%  1  Pekerja 3:   96%  Pemuatan Ke

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Peserta yang dinyatakan LULUS Seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor Formasi Tahun 2019 yang berada di wilayah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanggungjawaban pidana pelayaran khususnya orang yang mempekerjakan seseorang dikapal tanpa dokumen yang di persyaratkan dan

119 Nama Penyumbang : DARMAWANSYAH SEMBIRING.. GOLDEN PALACE BLOK

Quraish Shihab, sebagaimana yang dinyatakan dalam bukunya, pandangan yang dimaksud merupakan pandangannya melalui kacamata kaidah penafsiran 24 , dan secara penuh

Terkait dengan pertimbangan hakim yang mendasarkan ketentuan pada Pasal 119 Ayat (2) Huruf (c) Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menyatakan bahwa Penggugat belum

In this second opportunity, the first relevant characteristic was that the extremely ironic answers like “go back to the moon,” changed to “sorry, we do not accept it yet.”

Skripsi dengan judul : Analisis Eksternalitas Peternakan Ayam Terhadap Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Perusahaan Peternakan Ayam

Selain itu, tingkat keterampilan menulis karangan bahasa Jerman juga dapat dilihat dari perolehan skor yang diperoleh oleh siswa berdasarkan kriteria penilaian pada dua