• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta yang mempunyai luas 574,82 km2 1 yang memiliki banyak desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta yang mempunyai luas 574,82 km2 1 yang memiliki banyak desa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai luas 574,82 km21 yang memiliki banyak desa wisata. Setiap desa wisata di Kabupaten Sleman ini memiliki keunggulan bedasarkan potensi yang dimiliki masing-masing desa. Desa wisata yang berlokasi di Kabupaten Sleman diantaranya adalah Desa Wisata pentingsari, Desa Wisata Sambi, Desa Wisata Kembang Arum dan lain sebagainya.

Desa Wisata Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak Desa Wisata Pentingsari sekitar 22 km dari pusat kota Yogyakarta atau sekitar 12,5 km dari puncak Gunung Merapi. Waktu tempuh menuju Desa Wisata Pentingsari sekitar 45 menit dari pusat kota dengan menggunakan kendaraan darat.

Desa Wisata Pentingsari mendapat penghargaan Cipta Award kategori pengelolaan daya tarik wisata budaya berwawasan lingkungan. Penghargaan tersebut diberikan oleh kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF). Selain itu, juga mendapat penghargaan Desa Wisata

1 Sumber:

http://informasipedia.com/wilayah-indonesia/daftar-luas-kabupaten-kota-di-indonesia/790-daftar-luas-kabupaten-kota-di-provinsi-di-yogyakarta.html, diakses 8 Juni 2017 pukul: 21:03

(2)

tingkat provinsi2 dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan dalam pengelolaan Desa Wisata Pentingsari dan Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM).

Peran pemimpin dalam pengembangan Desa Wisata Pentingsari penting untuk diketahui karena pemimpin merupakan seorang penggerak yang menuntun masyarakatnya menuju tujuan bersama. Peran pemimpin juga merupakan peran sentral dari setiap kepengelolaan dalam suatu lembaga kepengurusan untuk mencapai keberhasilan bersama.

Sebagai desa wisata yang menerima penghargaan dari pihak pemerintah, ini tak lepas dari peran yang dilakukan pemimpin beserta masyarakatnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pada umumnya peran pemimpin sebagai motor dalam menentukan ide, gagasan, kebijakan dan keputusan lainnya. Dalam hal kepengurusan Desa Wisata Pentingsari peran pemimpin menjadi peran yang paling berpengaruh dalam penerima penghargaan yang didapatkan Desa Wisata Pentingsari dan bertahan sampai saat ini.

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan ini adalah:

“Bagaimana peran pemimpindalam pengembangan Desa Wisata Pentingsari di Kabupaten Sleman Yogyakarta?”

2 Sumber: http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=1845, diakses 14 Mei 2015 pukul

(3)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepemimpinandalam pengembangan Desa Wisata Pentingsari di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa manfaat teoritis serta manfaat praktis ;

a) Manfaat teroritis

Manfaat teoritis berupa kajian keilmuan dalam bidang pariwisata, khususnya dalam aspek pemanfaatan desa wisata sebagai salah satu sektor pembangunan perekonomian masyarakat pedesaan.

b) Manfaat praktis

Manfaat praktis sebagai rujukan bagi pengelola desa wisata lain khususnya bagi desa wisata yang masih dalam tahap berkembang maupun bagi pengelola Desa Wisata Pentingsari sendiri. Desa wisata lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai gambaran umum langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan desa wisata.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan tinjauan pustaka sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan Moh. Syamsu Enga, Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada pada tahun 2002 yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja

(4)

Karyawan pada Dinas Penanaman Modal dan Pariwisata Kabupaten Alor.” Penelitian yang berjenis tesis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah hubungan antara gaya kepemimpinan yang dilaksanakan oleh seorang pimpinan dengan motivasi kerja karyawan. Selain itu untuk melihat dan mengetahui tingkat hubungan serta besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini, memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan gaya kepemimpinan, dapat pula memberikan presepsi seorang karyawan kepada atasannya secara positif yang akhirnya dapat menumbuhkan dan mempengaruhi motivasi kerja karyawan yang lebih baik. Hal itu dikarenakan pimpinan Dinas Penanaman Modal dan Pariwisata Kabupaten Alor menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif, karena gaya kepemimpinan partisipatif ini lebih manusiawi dan lebih mengutamakan hubungan interpersonal.

Penelitian yang dilakukan oleh Sharasto Nur Utomo, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 yang berjudul “Kepemimpinan Pemimpin Informal di Kali Code.” Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana proses Totok Pratopo menjadi pemimpin informal di Kali Code dan untuk mengetahui hubungan Totok Pratopo dengan masyarakat dan negara di dalam mengatasi permasalahan sosial yang terdapat di Kali Code. Hasil dari penelitian ini, memperlihatkan bahwa Totok Pratopo menggunakan strategi kepemimpinan dengan menyuruh kelompok, karena warga yang dipimpin masih belum matang dalam memikirkan permasalahan yang dihadapi. Sehingga penggunaan kekuasaan Totok lebih terlihat jelas. Dalam

(5)

memutuskan masalah warga sangat tergantung pada peran kepemimpinan Totok, seperti kegiatan keagamaan, inisiator warga dan masalah pernikahan usia dini. Totok juga mampu menjadi fasilitator antar warga Kali Code, sampai-sampai Totok menggunakan strategi kepemimpinan dengan “bergabung”. Totok berupaya meneruskan perjuangan Romo Mangun yang sebelumnya hadir disana pada kurun waktu 1980-an. Sehingga Totok menjadi ketua Pemerti Code yang kemudian mendatangkan banyak penghargaan untuk Kali Code, karena kinerja dan jerih payah Totok bersama warga membangun dan menjaga kelestarian Kali Code.

Penelitian yang dilakukan oleh Lina Nurrachma Sari, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 yang berjudul “Kepemimpinan di Ngudi Makmur Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuin kepemimpinan yang dijalankan di ngudi makmur dan bagaimana ketuanya mengarahkan anggota agar tetap konsisten berada dalam organisasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi Ngudi Makmur merupakan wadah kreasi anggota dalam mengelola sampah. Bertambahnya keterampilan dan kreativitas anggota menjadi nilai plus bagi anggota, sedangkan untuk masyarakat sekitar yang belum menjadi anggota dikarenakan masih kurangnya minat masyarakat dalam kegiatan organisasi. Kegiatan yang diselenggarakan baik oleh Ngudi Makmur maupun dari organisasi lain mendapat partisipasi dari masyarakat dengan hadirnya masyarakat namun kurang berminat dalam kegiatan berorganisasi.

Penelitian yang dilakukan Ermita, Program Studi Magister Manajemen, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014 yang berjudul

(6)

“Pengaruh Kepercayaan Pada Pemimpin dan Imbalan dan Umpan Balik Yang Saling Tergantung Pada Berbagi Pengetahuan Dengan Tujuan Pembelajaran Tim Sebagai Moderator: Studi Pada Tim Kreatif”. Penelitian yang berjenis tesis ini bertujuan untuk menguji variabel-variabel yang berpengaruh pada perilaku berbagi pengetahuan dalam tim kreatif pada stasiun tv dan radio. Hasil penelitian menyatakan bahwa kepercayaan tim pada pemimpin tim berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan dalam tim kreatif. Peran pemoderasi tujuan pembelajaran tim pada pengaruh kepercayaan tim pada pemimpin tim terhadap berbagi pengetahuan juga signifikan. Sedangkan imbalan dan umpan balik yang saling tergantung ditemukan tidak berpengaruh pada perilaku berbagi pengetahuan dalam tim. Tujuan pembelajaran tim juga tidak signifikan memoderasi pengaruh tersebut. Hasil penelitian ini berhasil mengkonfirmasi penelitian terdahulu dan dilakukan pembahasan terhadap hasilhasil penelitian yang unik. Pembahasan dan simpulan penelitian menghasilkan beberapa implikasi dan diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap perilaku berbagi pengetahuan dalam tim kreatif.

Dari penelitian-penelitian yang sudah ada, penelitian tentang “Peran Kepemimpinan dalam Pengembangan Desa Wisata Pentingsari di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta” memiliki perbedaan pembahasan penelitian yang telah dilakukan penulis. Pada penelitian sebelumnya terdapat kesamaan pada lokus atau kepemimpinan, namun berbeda pada fokus atau peran yang dilakukan di tempat yang berbeda. Penelitian yang dilaksanakan akan berfokus pada peran kepemimpinan yang dilakukan pemimpin di Desa Wisata

(7)

Pentingsari. Penulis berusaha mengungkap peran kepemipinan yang dilakukan oleh pemimpin di Desa Wisata Pentingsari dalam pengembangannya.

1.6 Landasan Teori 1.6.1 Konsep Pemimpin

Menurut Hasibuan (2011:157), pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Pengertian tersebut diperkuat oleh Henry Pratt Fairchild (dalam Kartono 2010: 23) pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui kekuasaan dan posisi.

Sebagaimana diungkapkan Sedarmayanti (2009:119) bahwa pemimpin

(leader) adalah :

a. Seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan.

b. Seseorang yang menjalankan kepemimpinan sedangkan pimpinan

(manager) adalah seseorang yang menjalankan manajemen. Orang yang sama harus menjalankan dua hal secara efektif: manajemen dan kepemimpinan.

c. Orang yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan.

Kata “pemimpin” mencerminkan kedudukan seseorang atau kelompok orang pada hierarki tertentu dalam organisasi, yang mempunyai bawahan, karena

(8)

kedudukan yang bersangkutan memdapatkan atau mempunyai kekuasaan formal, dan tanggung jawab.

Kartono (2008: 5-8) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan salah relasi dan pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

1.6.2 Ciri-ciri dan Indikator-indikator Pemimpin

Menurut Davis yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2003: 290-291), ada 10 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam pemerintahan antara lain sebagai berikut:

1. Kecerdasan (Intelligence)

Penelitian-penelitian pada umumnya menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.

2. Kedewasaan, Sosial dan Hubungan Sosial yang luas (Social maturity and Breadht). Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas. 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

(9)

Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi, mereka bekerja keras lebih untuk nilai intrinsik.

4. Sikap-sikap hubungan manusiawi

Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikutpengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada bawahannya.

5. Memiliki Pengaruh Yang Kuat

Seorang pemimpin harus memiliki pengaruh yang kuat untuk menggerakkan orang lain atau bawahan agar berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela.

6. Memiliki Pola Hubungan Yang Baik

Seorang pemimpin sukses mampu menciptakan pola hubungan agar individu, dengan menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap sekelompok orang agar bekerja sama dalam mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

7. Memiliki Sifat-Sifat Tertentu

Seorang Pemimpin sukses memiliki sifat-sifat khusus seperti kepribadian baik, kemampuan tinggi dan kemampuan tinggi dan kemauan keras, sehingga mampu menggarakkan bawahannya.

8. Memiliki Kedudukan atau Jabatan

Seorang pemimpin selalu memiliki kedudukan atau jabatan dalam organisasi, baik di pemerintahan maupun di masyarakat karena kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak

(10)

dapat dipisahkan dari kedudukan jabatan dan gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.

9. Mampu Berinteraksi

Seorang pemimpin yang baik akan selalu berinteraksi secara baik dengan sesama pemimpin, bawahan dan masyarakat yang dipimpinnya, dalam situasi dan kondisi apa pun, buruk maupun menyenangkan.

10.Mampu Memberdayakan

Seorang pemimpin yang sukses biasanya mampu memberdayakan bawahan dan masyarakat yang dipimpinnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada bawahannya dan mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi pula.

Disamping itu untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat melalui indikator. Menurut Siagian (2002: 121), indikator-indikator yang dapat dilihat adalah sebagai berikut :

a. Iklim saling mempercayai

Hubungan seorang pemimpin dengan bawahannya yang diharap-harapkan adalah suatu hubungan yang dapat menumbuhkan iklim/suasana saling mempercayai. Keadaan seperti ini akan menjadi suatu kenyataan apabila di pihak pemimpin memperlakukan bawahannya sebagai manusia yang bertanggungjawab dan di pihak lain bawahan dengan sikap mau menerima kepemimpinan atasannya.

(11)

Penghargaan terhadap ide bawahan dari seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau instansi akan dapat memberikan nuansa tersendiri bagi para bawahannya. Seorang bawahan akan selalu menciptakan ide-ide yang positif demi pencapaian tujuan organisasi pada lembaga atau instansi dia bekerja.

c. Memperhitungkan perasaan para bawahan

Dari sini dapat dipahami bahwa perhatian pada manusia merupakan visi manajerial yang berdasarkan pada aspek kemanusiaan dari perilaku seorang pemimpin.

d. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan

Hubungan antara individu dan kelompok akan menciptakan harapan-harapan bagi perilaku individu. Dari harapan-harapan-harapan-harapan ini akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan. Sebagian orang harus memerankan sebagai pemimpin sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai bawahan. Dalam hubungan tugas keseharian seorang pemimpin harus memperhatikan pada kenyamanan kerja bagi para bawahannya.

e. Perhatian pada kesejahteraan bawahan

Seorang pemimpin dalam fungsi kepemimpinan pada dasarnya akan selalu berkaitan dengan dua hal penting yaitu hubungan dengan bawahan dan hubungan yang berkaitan dengan tugas. Perhatian adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak dengan menggunakan cara yang sopan dan mendukung, memperlihatkan perhatian segi

(12)

kesejahteraan mereka. Misalkan berbuat baik terhadap bawahan, berkonsultasi dengan bawahan atau pada bawahan dan memperhatikan dengan cara memperjuangkan kepentingan bawahan. Konsiderasi sebagai perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan seringkali ditandai dengan perilaku pemimpin yang cenderung memperjuangkan kepentingan bawahan, memperhatikan kesejahteraan diantaranya dengan cara memberikan gaji tepat pada waktunya, memberikan tunjangan, serta memberikan fasilitas yang sebaik mungkin bagi para bawahannya.

f. Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya.

Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin memang harus senantiasa memperhitungkan faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dengan demikian hubungan yang harmonis antara pemimpin dan bawahan akan tercapai.

g. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan profesional

Pemimpin dalam berhubungan dengan bawahan yang diandalkan oleh bawahan adalah sikap dari pemimpin yang mengakui status yang disandang bawahan secara tepat dan professional. Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional yang melekat pada seorang pemimpin menyangkut sejauh mana para bawahan dapat menerima dan mengakui kekuasaannya dalam menjalankan kepemimpinan.

(13)

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berarti mempengaruhi orang lain untuk mengambil tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model(menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi tmbalan dan hukuman, restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat membujuk para pengikutnya untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka demi keberhasilan organisasi.

1.7Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan memfokuskan peran pemimpin dalam pengembangan Desa Wisata Pentingsari. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau field research yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui atau mempelajari secara intensif sebuah fenomena alam atau sosial untuk mencari keterkaitan di antara berbagai fenomena yang menyertainya (Wardiyanta, 2006: 5). Dengan demikian penelitian yang dilakukan dengan menggali informasi dari nara sumber di Desa Wisata Pentingsari serta berbagai lapisan masyarakat yang turut andil dalam mengembangkan desa wisata tersebut. Sehingga dapat dianalisis berdasarkan konsep-konsep yang ada dan memperoleh kesimpulan serta hasil yang bermanfaat bagi peneliti.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

(14)

Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000: 162) studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber kepustakaan yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh melalui buku, internet dan hasil-hasil penelitian ilmiah yang berhubungan dengan lokus dan fokus penelitian. Peneliti akan meninjau kembali tulisan ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya untuk menjadi referensi yang berkaitan dengan penelitian sebagai pedoman dalam penulisan. Peninjauan kembali tersebut berguna untuk mengklarifikasikan kepada pihak-pihak terkait untuk mengetahui kebenaran tulisan tersebut.

b) Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara yang bersifat langsung dengan objek penelitian. Terwawancara merupakan seluruh komponen manusia yang ada dalam lingkup penelitian tersebut diantaranya pengurus serta masyarakat setempat. Beberapa terwawancara diantaranya Bapak Doto (Ketua dan Pemasaran), Bapak Sugeng (Seksi Homestay), Bapak Nugroho (Pemandu), Bapak Gono (Koordinator Homestay). Wawancara dilakukan secara personal kemudian mencatat poin-poin penting yang disampaikan terwawancara.

c) Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat dan dokumentasi berupa foto-foto yang berada di Desa Wisata Pentingsari. Observasi dilakukan selama magang yang berlangsung selama 3 bulan pada bulan Januari-maret 2015. Data yang didapatkan dikumpulkan dan diolah sesuai dengan relevansi penelitian.

(15)

1.7.2 Metode Analisis Data

Data mentah yang diperoleh dari proses observasi dan wawancara dikaji ulang kembali berdasarkan rumusan masalah secara kualitatif, namun terdapat juga dalam bentuk tabel. Hasil akhir dari peroses analisis data berupa deskripsi analisis peran pemimpin dalam pengembangan.

1.8Sistematika Penulisan

Bab pertama mencakup beberapa persoalan mendasar pra penelitian berupa penjelasan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori serta metode penelitian.

Bab kedua secara umum mendeskripsikan tentang gambaran umum profil

Desa Wisata Pentingsari. Deskripsi profil Desa Wisata Pentingsari yang mencakup beberapa hal mendasar diantaranya kependudukan, keadaan fisik, letak secara geografis, batas wilayah, daya tarik wisata dan kepengurusan di Desa Wisata Pentingsari.

Bab ketiga merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap penelitian yang dilakukan mengenai peran kepemimpinan di Desa Wisata Pentingsari dalam pengembangannya. Pembahasan tersebut berupa dokumentasi objek penelitian, menganalisis peran kepemimpinan yang dijelaskan dalam bentuk kalimat secara kualitatif.

Bab keempat merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penulisan yang dilakukan dan saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian. Diharapkan dari hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat

(16)

terhadap perkembangan pariwisata di Indonesia terutama terhadap perkembangan desa-desa yang memilik banyak potensi untuk lebih dikembangkan kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

adalah: “Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Penerapan

Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Divisi Pelayanan Sdm Kantor Pusat Pos Indonesia Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

PAUD juga dijadikan sebagai titik awal pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan diperlukan SDM yang berkualitas

Menurut Pemimpin Bank Indonesia (BI) Semarang, Amril Arief, perbankan syariah di Indonesia masih memerlukan sumber daya manusia (SDM) andal yang mampu memahami

Dalam konteks pengelolaan wisata budaya, komunitas ini memiliki posisi dan peran yang unik; di satu sisi sebagai aset budaya dan bagian dari daya tarik wisata di Kawasan

Bertanggung jawab di dalam pengelolaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan sumber daya manusia,

Bagaimanakah kendala yang dihadapi dari peran pembangunan wisata kuliner pinggir kali Nngrowo water front terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di bantaran Sungai

Kemampuan kepala Desa sebagai administrator pembangunan dan semangat gotong-royong masyarakat adalah kunci utama bagi keberhasilan sebagai pemimpin Desa, tugas yang