• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki beragam produk wisata andalan seperti wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata alam, wisata belanja yang tersebar di kelima kabupaten yaitu Kotamadya Yogyakarta dengan wisata budaya, pendidikan dan minat khusus, Kabupaten Sleman dengan wisata alam dan minat khusus, Kabupaten Bantul, Kulon Progo serta Gunung Kidul dengan wisata alam (pantai). Kota Yogyakarta sebagai ibukota propinsi yang menyandang predikat sebagai kota pendidikan (kota pelajar), kota budaya dan juga kota pariwisata menjadi menarik untuk dikunjungi dalam rangka berwisata maupun untuk pendidikan. Sehingga disini jelas bahwa kepariwisataan Yogyakarta merupakan salah satu penggerak perekonomian daerah sehingga potensi dan peluang pariwisata harus terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Penetapan Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa tidak terlepas dari

keberadaan Kraton Yogyakarta dimana menurut sejarah bahwa Kraton

Yogyakarta mulai dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada

tanggal 9 Oktober 1755 dan mulai dihuni pada tanggal 7 oktober 1756,

pada tanggal inilah mulai berdirinya Kota Yogyakarta yang dirayakan

setiap tahunnya hingga saat ini

1

. Dengan demikian Kawasan Kraton

Yogyakarta sebagai titik awal pertumbuhan kota Yogyakarta, selama ini

(2)

2 telah berfungsi sebagai salah satu unsur pembentuk citra positif kepada kota Yogyakarta sebagai kota budaya.

Posisi Kawasan Kraton Yogyakarta terletak di pusat Kota Yogyakarta, secara administratif terletak di Kecamatan Kraton, Kotamadya Yogyakarta. Kraton Yogyakarta merupakan kawasan bersejarah yang menjadi aset berharga warisan Kerajaan Mataram Islam tidak hanya dalam kepentingan ilmu pengetahuan untuk mempelajari sejarah masa lalu namun juga sangat strategis untuk pengembangan pariwisata. Sejak pertama kali didirikan tahun 1755, Kawasan Kraton Yogyakarta telah tumbuh dan berkembang selama lebih dari dua setengah abad dan saat ini menjadi daya tarik dan tujuan utama wisata budaya Kota Yogyakarta.

Selain itu Kraton juga menjadi pusat kegiatan pelestarian berbagai khasanah budaya khususnya budaya Jawa dan sebagai objek wisata, kawasan Kraton Yogyakarta memiliki aspek produk, lingkungan fisik, dan elemen penggerak wisata. Oleh sebab itu pengelolaan Kawasan Kraton Yogyakarta sangat penting demi keberlangsungan segala kegiatan budaya dan juga pelestarian kawasan sebagai benda cagar budaya.

Salah satu kekuatan Kraton Yogyakarta sebagai sebagai objek wisata

budaya adalah keberadaan living attraction yang dapat ditawarkan

kepada wisatawan. Berbagai bentuk upacara adat kraton atau Hajad

Dalem yang merupakan bukti eksistensi Kraton sebagai Lembaga

Kerajaan Islam masih berlangsung hingga saat ini dan masih terjaga

secara utuh baik dari segi keaslian tradisi maupun rutinitas

(3)

3 pelaksanaannya sehingga bisa diandalkan sebagai kalender wisata tahunan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Seiring dengan perubahan jaman, Kraton Yogyakarta telah mengalami perubahan peran dan fungsi; dari pusat kekuasaan politik Jawa (pada masa pra kemerdekaan) menjadi pusat pelestarian dan pengembangan Budaya Jawa (pada masa kemerdekaan). Sebagai konsekuensi perubahan fungsi dan peran tersebut diatas, Abdi Dalem Kraton, sebagai bagian tak terpisahkan dari Kraton Yogyakarta, ikut mengalami metamorfosa fungsi dan peran; dari pegawai kerajaan menjadi abdi kebudayaan (guardian of culture) sejak 17 Agustus 1945

2

.

Kelangsungan berbagai atraksi wisata budaya tersebut maupun kegiatan keseharian di lingkungan Kraton Yogyakarta tidak lepas dari peran Abdi Dalem Kraton sebagai pengelola maupun penggerak kegiatan.

Abdi Dalem Kraton sebagai komunitas budaya merupakan salah satu

pilar penegak atau unsur tak terpisahkan dari keberadaan Kraton

Yogyakarta, sejak awal mula berdirinya Kraton Yogyakarta hingga saat

ini. Dalam konteks pengelolaan wisata budaya, komunitas ini memiliki

posisi dan peran yang unik; di satu sisi sebagai aset budaya dan bagian

dari daya tarik wisata di Kawasan Kraton Yogyakarta. Di sisi lain

komunitas ini, bersama dengan Kerabat Kraton, merupakan pengelola

sekaligus penggerak (hampir) semua kegiatan atraksi budaya, sehingga

Kraton merupakan monumen hidup (living monument) dan warisan

budaya yang masih eksis dan lestari (living heritage)

2

.

(4)

4 Menjadi sebuah hal yang menarik yaitu bahwa pengelolaan wisata budaya Kawasan Kraton Yogyakarta dipegang oleh Abdi Dalem, sehingga hal ini menjadi perbedaan yang signifikan dengan kawasan wisata budaya lainnya, karena Abdi Dalem itu sendiri terkait erat dengan keberadaan Kraton Yogyakarta dan memiliki norma-norma tersendiri dalam melakukan tugas-tugasnya

3

. Disamping itu Abdi Dalem merupakan aset wisata budaya itu sendiri sebagai salah satu daya tarik wisata budaya. Kebijakan dalam pengelolaan secara mandiri dan keterbatasan kemampuan serta daya dukung persona menjadi hal yang menarik untuk diteliti.

1.2. PERMASALAHAN

Beberapa permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Kraton Yogyakarta sebagai lembaga pengelola wisata budaya belum menerapkan sistem pengelolaan wisata secara optimal dan profesional. indikasi dari permasalahan tersebut bisa dilihat dari jangkauan pengelolaan Kraton sebagai objek wisata budaya.

Berbagai potensi wisata berupa lingkungan fisik berupa karya

arsitektur peninggalan sejarah, upacara adat, maupun kegiatan atau

kehidupan keseharian serta berbagai daya tarik lainnya yang ada

belum dikemas dan ditampilkan secara lebih atraktif. Belum

diketahui apakah kraton telah melakukan promosi secara aktif untuk

meningkatkan arus kunjungan wisata. Demikian pula dengan

lingkungan fisik; apakah sudah ditata, dipelihara dan dikelola

(5)

5 sedemikian rupa untuk menciptakan daya tarik maupun kenyamanan bagi wisatawan.

2. Abdi Dalem sebagai sumber daya manusia menghadapi berbagai keterbatasan dan kendala dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kraton sebagai lembaga naungan bagi Abdi Dalem sudah melakukan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Indikasi dari permasalahan ini bisa dilihat dari proses perekrutan (baca:

pengangkatan) seseorang menjadi Abdi Dalem, penugasan sesuai dengan potensi yang dimiliki, hingga kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi Abdi Dalem dalam menjalankan tugas-tugas kesehariannya di lingkungan Kraton Yogyakarta.

3. Abdi Dalem sebagai aset dan daya tarik wisata, belum ditangani dan

dikelola secara optimal. Abdi Dalem menjalankan tugas

kesehariannya lebih didasari oleh komitmen pengabdiannya

terhadap keberlangsungan warisan budaya dibandingkan dengan

kapasitas dan kemampuan personal. Sebagai imbalan atas

pengabdian yang telah mereka lakukan, komunitas ini tidak

mendapatkan kompensasi finansial secara memadai kecuali

penghargaan yang mereka peroleh dari kraton dan masyarakat di

lingkungan tempat tinggal mereka. Demikian pula kraton sebagai

lembaga pengelola Abdi Dalem tidak bisa mengharapkan kinerja

masksimal dari mereka baik dari segi kapasitas dan kemampuan

personal maupun efektifitas kerja kesehariannya.

(6)

6 1.3. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan ketiga permasalahan diatas dapat dirumuskan tiga pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan wisata budaya di Kraton Yogyakarta?

Apakah pengelolaan sudah berjalan optimal dan dilakukan secara profesional?

2. Apa peran Abdi Dalem Kraton Yogyakarta dalam pengelolaan wisata budaya Kraton Yogyakarta?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peran abdi dalem pada pengelolaan wisata budaya kraton Yogyakarta?

1.4. TUJUAN DAN SASARAN PENELITIAN 1.4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem pengelolaan wisata budaya di lingkungan Kraton Yogyakarta

2. Mengetahui peran Abdi Dalem dalam pengelolaan wisata budaya di lingkungan Kraton Yogyakarta.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran Abdi Dalem dalam pengelolaan wisata budaya Kraton Yogyakarta.

1.4.2. Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah :

1. Sistem pengelolaan wisata budaya kawasan Kraton Yogyakarta

2. Produk wisata budaya di kawasan Kraton Yogyakarta

(7)

7 3. Abdi Dalem Kraton Yogyakarta

1.5. FAEDAH PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi peneliti agar lebih memahami keberadaan Kraton Yogyakarta secara utuh dan penting untuk dilestarikan dengan pengelolaan secara optimal dan profesional.

2. Bagi Kraton Yogyakarta sebagai lembaga pengelola wisata budaya agar dapat menjadi bahan acuan untuk menentukan strategi pengembangan wisata budaya kawasan Kraton Yogyakarta.

3. Bagi Komunitas dan elemen masyarakat penggiat wisata berbasis budaya sebagai peluang untuk memajukan kegiatan pendukung wisata dilingkungan Kraton Yogyakarta.

4. Bagi civitas akademika pengembangan ilmu kepariwisataan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya ataupun penelitian wisata budaya di kawasan lain.

5. Bagi ilmu pengetahuan dan ilmu pariwisata sebagai pengetahuan

tentang Kraton Yogyakarta yang merupakan monumen hidup (living

monument) dan warisan budaya yang masih eksis dan lestari (living

heritage).

(8)

8 1.6. A L U R P I K I R P E N E L I T I A N

Tujuan Penelitian Data Kondisi Existing Kraton Yogyakarta

Cagar Cudaya

Abdi Dalem Aset Budaya

Analisis dan Pembahasan Managerial, Fungsional, Operasional dan Spasial

Data Primer Data Sekunder

Sistem Pengelolaan Peran Abdi Dalem Faktor Pengaruh Peran

Kesimpulan Saran

Feed back

(9)

9 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I, Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran penelitian, faedah penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II, Kajian Pustaka berisi kajian pustaka tentang pariwisata budaya, pengelolaan secara umum dan pengelolaan wisata budaya

Bab III, Metodologi Penelitian berisi tentang pendekatan metode penelitian, tahapan penelitian, cara pengumpulan data dan cara analisis Bab IV, Analisis dan Pembahasan berisi tentang identifikasi Kawasan Kraton Yogyakarta, analisis sistem pengelolaan Wisata Budaya Kraton Yogyakarta, analisis peran Abdi Dalem pada pengelolaan wisata budaya, analisis faktor pengaruh pada peran Abdi Dalem dalam pengelolaan.

Bab V, Kesimpulan berisi kesimpulan dan saran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui kandungan klorofil-α, komposisi dan kelimpahan larva dan juvenil ikan serta di sungai, muara dan laut yang

fisik dimana seorang balita yang seharusnya dirawat dengan segenap kasih sayang dari kedua orang tuanya, mendapatkan hak- hak nya untuk dilindungi oleh orang dewasa,

Dengan menggunakan tehnik pelacak imunohistokimia, ditemukan konsentrasi yang tinggi baik reseptor estrogen dan progesteron pada lapisan basalis endometrium

Dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan IFB terhadap dominasi status ISIS lakukan sebagai bentuk kontra terhadap cap takfiri ISIS karena hal ini juga kedepannya

Pengujian dari pengaruh variabel efektivitas PMW terhadap variabel minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis dilakukan dengan menggunakan analisa korelasi

Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat lebih berhati hati dan penuh pertimbangan dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya terhadap pengembangan nuklir Korea Utara

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Berdasarkan kerangka pikir dan hipotesis dari penelitian ini, maka dapat diidentifikasi variabel-variabel yang digunakan yaitu CEO Duality dan interlocking