Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal
(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pangandaran)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan kewarganegaraan
Oleh Rosidah 1200916
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal
(Studi Kasus di SMA N 1 Pangandaran)
Oleh Rosidah
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rosidah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ROSIDAH
1200916
PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL)
(STUDI KASUS DI SMAN 1 PANGANDARAN)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
PROF. DR. H. DASIM BUDIMANSYAH M.Si NIP. 19620316 198803 1 003
Pembimbing II
DR. HJ. KOKOM KOMALASARI 19721001 200112 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Kewarganegaraan
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS
PLAGIARISME
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... iv
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Tesis ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Pengertian Karakter, Pendidikan Karakter Dan Karakter Kewarganegaraan ... 10
1. Pengertian karakter ... 10
2. Pendidikan Karakter ... 14
ii
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Tinjauan Umum Pendidikan Kewarganegaraan ... 18
1. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 21
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 22
3. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Citizenship Education ... 23
C. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pembinaan Karakter Kewarganegaraan ... 25
D. Tinjauan Umum Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal ... 27
1. Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 27
2. Landasan Yuridis dan Operasional PBKL ... 36
E. Penelitian Terdahulu ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 40
1. Lokasi Penelitian ... 40
2. Subyek Penelitian ... 40
B. Desain Penelitian ... 43
C. Metode Penelitian ... 45
D. Definisi Operasional ... 48
E. Instrument Penelitian ... 49
F. Teknik Pengumpulan ... 52
G. Validitas Data ... 54
H. Teknik Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 60
1. Sejarah SMA N 1 Pangandaran... 60
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63
1. Persepsi atau Pemahaman Warga Sekolah Mengenai Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 65
2. Nilai-nilai yang dapat mendukung pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal. ... 70
3. Implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal ... 74
4. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya pembelajaraan berbasis keunggulan lokal untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik ... 82
5. Peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik ... 86
C. PEMBAHASAN ... 89
1. Persepsi warga sekolah mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal 2. Nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran berbasis keunggulan lokal ... 89
3. Pembinaan karakter kewarganegaraan melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal ... 97
4. Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran berbasis keunggulan local ... 105
5. Kontribusi pembelajaran berbasis keunggulan lokal dalam membina karakter kewarganegaraan peserta didik ... 106
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 110
A. KESIMPULAN ... 110
1. Kesimpulan Umum ... 110
2. Kesimpulan Khusus ... 111
iv
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 42
Tabel 3.2 Pedoman observasi ... 51
Tabel 3.3 Pedoman analisis dokumentasi ... 51
Tabel 4.1 Pemahaman Warga Sekolah Mengenai Pembelajaran Berbasis
Keunggulan Lokal ... 68
Tabel 4.2 Nilai-Nilai Yang Dapat Mendukung Pembinaan Karakter
Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal .... 73
Tabel 4.3 Nilai-Nilai Yang Dapat Mendukung Pembinaan Karakter
Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal .... 81
Tabel 4.4 Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya
pembelajaraan berbasis keunggulan lokal untuk membina karakter
kewarganegaraan peserta didik ... 84
Tabel 4.5 Peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.6 Nilai-Nilai Yang Dikembangkan Pemerintah Untuk Mebina Karakter
Peserta Didik ... 94
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Triangulasi subyek penelitian ... 55
vi
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 44
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
ROSIDAH. (1200916). 2014. PEMBINAAN KARAKTER
KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan mengenai penurunan moral dikalangan remaja yang sebagian besar merupakan pelajar. Selain itu, masih banyaknya pembelajaran yang cenderung lebih menekankan pada perkembangan aspek knowledge, padahal seharusnya ada keseimbangan antara aspek knowledge, skill dan attitude. Melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal ini, sekolah berusaha untuk membangun pengetahuan peserta didik, membina karakter kewarganegaraan peserta didik, melatih skill peserta didik, serta menerapkan konsep pembelajaran bermakna melalui pemanfaatan keunggulan lokal yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Permasalahan khusus dalam penelitian ini berkaitan dengan persepsi warga sekolah mengenai PBKL, nilai-nilai yang mendukung dalam dalam pembinaan karakter kewarganegaraan, implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui PBKL, faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya PBKL dan peran PBKL untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Pangandaran, serta melibatkan berbagai pihak yang terdiri dari guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, peserta didik, dan dinas pendidikan pemuda dan olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Pangandaran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai persepsi warga sekolah terhadap PBKL, nilai-nilai yang cocok diintegrasikan dalam PBKL, implementasi PBKL, faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya PBKL, serta peran PBKL dalam membina karakter kewarganegraaan peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian studi kasus eksploratori dan teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan temuan yang menunjukkan bahwa implementasi PBKL di SMAN 1 Pangandaran memiliki berbagai faktor penghambat dan pendukung, mengintegrasikan nilai-nilai lokalnya, dan memiliki beberapa peranan diantaranya adalah sebagai sarana pembelajaran kontekstual, pendayagunaan dan pelestarian keunggulan lokal dan membina karakter kewarganegaraan peserta didik. Berdasarkan simpulan tersebut, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah, sekolah dan masyarakat untuk meminimalisir faktor penghambat serta meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis keunggulan lokal. Selain itu juga, diperlukan adanya
“komunitas” untuk membina para lulusan yang memerlukan bantuan dalam
mengimplementasikan skill yang mereka dapatkan.
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
ROSIDAH. (1200916). 2014. CIVIC DISPOSITION BUILDING THROUGH LOCAL EXCELLENCE BASED LEARNING (PBKL)
The background of this research is fidgetiness of moral deterioration of teenagers most of whom are students. Besides, there is quite a number of learning which tends to emphasize only on knowledge aspect development, whereas there supposed to be a balance between knowledge, skill, and attitude aspect in learning. Through this local excellence based learning, the school tries to develop
students’ knowledge, builds their characteristic, trains their skill, and also
implement meaningful learning concept through utilization of the local excellence
around the school. Specific problem in this research is related to school residents’
perception about local excellence based learning (PBKL), supporting values in civic disposition building through PBKL, the factors that obstruct and support the implementation local excellence based learning (PBKL), and the role of PBKL to build students civic disposition. This research is conducted in SMAN 1 Pangandaran by involving some parties consist of teacher, principle, vice principle, students, and also department of education, youth, and sport (DISDIKPORA) of Kabupaten Pangandaran. The goals of this research are to find
out the school residents’ perception towards PBKL, the appropriate values to be
integrated in PBKL, the implementation of PBKL, moreover the role of PBKL in building students civic disposition. Research approach used in this research is qualitative, by using exploratory case study method and data collecting technique used are interview, observation, and documentation study. The research shows that the implementation of PKBL in SMAN 1 Pangandaran has some obstructing and supporting factors in integrating the local values, and it has some roles such as medium of contextual learning, the utilization and preservation of local
excellence and building students’ disposition. Based on that conclusion, there
supposed to be a corporation between local government, school, and society to minimize obstructing factors and also to improve the quality of local excellence based learning. Furthermore, it is important to have a community to help the graduates who needs help in implementing their skill.
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS
PLAGIARISME
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pembinaan Karakter
Kewarganegaraan melalui Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (Studi Kasus di
SMA N 1 Pangandaran)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada
saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, 14 Juli 2014
Yang membuat pernyataan
Rosidah
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai
masalah yang ada di Indonesia dan memiliki posisi sentral karena sasarannya
adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya
peningkatan SDM ini bukan hanya dilihat dari segi kecerdasan literasi, tetapi juga
menyangkut kecerdasan moral. Kecerdasan literasi dan kecerdasan moral
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia baik
masalah ekonomi, sosial dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita
jumpai ketimpangan sosial maupun moral, baik di kalangan pelajar dan
mahasiswa, masyarakat umum, pejabat publik, maupun pemerintah. Ketimpangan
social maupun moral tersebut bisa jadi implikasi dari belum berhasilnya
pendidikan ataupun adanya ketimpangan antara cerdas literasi dan cerdas secara
moral. Oleh karena itu, pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia
menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang terjadi saat ini.
Baik secara historis konstitusional maupun kurikuler, tujuan pendidikan di
Indonesia bukan hanya untuk membentuk peserta didik yang cerdas tetapi juga
berakhlak mulia. Hal ini tersurat dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa: “ Tujuan pendidikan
adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Selanjutnya untuk
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, pemerintah mengurainya dalam visi dan
misi pembangunan nasional 2005-2025 yang memiliki visi Indonesia yang
mandiri, maju adil dan makmur. Untuk mewujudkan visi tersebut pendidikan
karakter menjadi misi yang pertama sebagaimana tercantum dalam Rencana
2
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa”
Berdasarkan tujuan pendidikan dan visi misi yang telah diungkapkan
sebelumnya, dapat kita maknai bahwa pendidikan tidak semata-mata diarahkan
untuk menambah kuantitas dan kualitas keilmuan peserta didik, tetapi juga lebih
difokuskan pada karakter peserta didik dan bagaimana peserta didik tersebut dapat
berkembang sepanjang hidupnya.
Masalah karakter saat ini menjadi masalah yang sangat penting bagi dunia
pendidikan. Hal ini dikarenakan generasi muda saat ini tengah mengalami
penurunan karakter. Penurunan karakter ini dapat kita lihat dari terjadinya tawuran
antar pelajar, pelanggaran disiplin berlalu lintas, bolos sekolah, miras dan
narkoba, dan pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja yang sebagian besar
merupakan peserta didik. Selama tahun 2013, sepuluh anggota geng motor di
bandung telah ditembak polisi karena mengganggu kenyamanan masyarakat dan
berbuat kriminal (Okezone.com Bandung, 27 Desember 2013). Selain di
Bandung, di Makasar kebrutalan geng motor telah merenggut nyawa tujuh orang
dan 15 lainnya luka-luka (Kompas.com Makasar, 31 Desember 2013). Pada
penghujung tahun 2013, di Sukabumi terjadi tawuran antar pelajar yang
menyebabkan empat orang pelajar tewas karena sang pelajar berusaha kabur dari
kejaran pelajar lainnya sampai akhirnya menceburkan diri ke sungai dan hanyut
(Okezone.com Bandung 27 November 2013). Penuturan walikota Surabaya dalam
sebuah acara televisi tidak kalah mengkhawatirkan dari kasus-kasus di atas.
Ketika Walikota Surabaya dan jajarannya berusaha menutup salah satu lokalisasi
di Surabaya dan mencari tahu efek lokalisasi tersebut pada anak sekitar lokalisasi,
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa orang pelajar yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) dan fakta
bahwa anak sekolah dasar (SD telah menjadi pelanggan lokalisasi tersebut dengan
membayar seribu atau duaribu rupiah (Mata Najwa, 15 Februari 2014).
Fakta-fakta tersebut menunjukan bahwa karakter generasi muda telah mengalami
penurunan.
Sejalan dengan hal tersebut, pembinaan karakter kewarganegaraan
menjadi hal yang sangat penting dan mendesak. Pembinaan karakter dapat
dilaksanakan melalui pendidikan dengan cara pembudayaan (enkulturasi) dan yang terpenting dari pembudayaan tersebut adalah pembentukan karakter dan
watak (nation and character building) untuk membangun negara dan bangsa yang lebih maju, beradab dan berkarakter.
Pendidikan karakter dalam PKn memiliki posisi yang sangat penting, hal
ini terlihat dalam dalam Peraturan kementrian pendidikan nasional Repubik
Indonesia (Permendiknas RI) No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
mengungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan :
Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Posisi pendidikan karakter dapat kita lihat dalam visi dan misi PKn, Visi
Pendidikan kewarganegaraan adalah : Menjadi sumber nilai dan pedoman
penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif menegakkan demokrasi
menuju masyarakat madani. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:
1. PKn sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy), serta kemampuan berpartisipasi politik (political participation) yang tinggi.
4
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. PKn sebagai pendidikan nilai (value education), yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character building. (Sapriya & Maftuh, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep, 2005, hal. 321)
Pendidikan berbasis keunggulan dapat menjadi alternatif untuk membina
karakter kewarganegraan yang sesuai dengan nilai-nilai lokalnya. Pendidikan
berbasis keunggulan lokal dirancang secara sadar untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan nilai dan norma yang sesuai dan berkembang
dalam lingkungannya. Jika kita telaah secara mendalam, ada beberapa
pertimbangan yang menjadi dasar mengenai pendidikan berbasis keunggulan lokal
ini.
Pertama, pertimbangan ontologis yang mendasarinya adalah bahwa setiap daerah di Indonesia berbeda satu sama lain, baik dalam hal budaya, geografis, tata
nilai maupun keragaman sumber daya alamnya (SDA). Selain itu, peserta didik
sebagai manusia dilahirkan dalam keadaan berbeda serta mempunyai kemampuan
untuk belajar dan mengembangkan diri yang berbeda. Kemampuan belajar dan
mengembangkan diri juga akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan
keluwesan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dan pengeruh dari
lingkungannya yang berupa nilai-nilai akan diinternalisasi dan membentuk
karakter yang melekat pada dirinya. Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat kita
simpulkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dimungkinkan mampu membina
civic disposition peserta didik.
Kedua, pertimbangan epistimologis kurikulum hanya didesign untuk menyiapkan peserta didik dalam penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
Pengembangan kurikulum yang seperti itu hanya akan mengembangakan peserta
didik dari aspek pengetahuannya saja. Sedangkan pengembangan keunggulan
lokal, tidak hanya memerlukan penguasaan disiplin ilmu tertentu, melainkan lebih
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan bertanggung jawab atas apa yang dihadapi dalam masyarakatnya, serta beserta
berusaha menggali potensi daerahnya yang dapat dimanfaatkan.
Ketiga, pertimbangan aksiologis atau azas manfaat pendidikan berbasis keunggulan lokal ditujukkan bagi peserta didik agar mereka dimungkinkan
mengikuti pendidikan yang sesuai dengan nilai yang berlaku didaerahnya. Peserta
didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang sesuai dengan daerahnya,
mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi daerahnya dan pendidikan berbasis
keunggulan lokal ini menjadi sarana memupuk karakter kewarganegaraan peserta
didik yang sesuai dengan nilai-nilai lokalnya.
Pentingnya Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat kita kaji
berdasarkan filsafat pendidikan yang mendasarinya, yaitu perenialisme.
Perenialisme memandang bahwa pendidikan sebagai proses yang sangat penting
dalam pewarisan nilai budaya terhadap peserta didik. Nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat sangat penting ditransfromasikan dalam pendidikan,
sehingga diketahui, deterima dan dapat dihayati oleh peserta didik.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) telah diterapkan di SMA
negeri 1 Pangandaran. Pengembangan PBKL di SMAN 1 Pangandaran
dilatarbelakangi oleh potensi keunggulan lokal berupa potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia di lingkungan dimana SMA ini berada. Kondisi
geografis sekolah yang terletak di kawasan pedesaan menyebabkan sekolah
didukung oleh potensi sumber daya alam berupa hasil perkebunan dan pertanian
dan potense sumber daya manusia yang masih terikat erat dengan adat istiadat,
kegiatan seni dan kebudayaan lokal. Dengan PBKL diharapkan siswa memiliki
kompetensi di bidang pariwisata lebih awal sehingga lebih siap nanti ketika terjun
di masyarakat baik di bangku kuliah maupun di lapangan kerja. Salah satu
program unggulannya PBKL di SMA N 1 Pangandaran yaitu Pengolahan Hasil
Laut. Produk olahan yang berbahan baku ikan laut, telah diolah menjadi bahan
jadi siap konsumsi antara lain berupa : Bakso Ikan, Nugget Ikan, Kerupuk Ikan,
6
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pembinaan Karakter
Kewarganegaraan Melalui Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Di
SMAN 1 Pangandaran : Studi kasus Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal di
SMA N 1 Pangandaran”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diismpulkan bahwa terdapat sejumlah permasalahan mengenai pembangunan dan
pembinaan karakter kewarganegaraan pada peserta didik pada umumnya.
1. Menurunnya karakter peserta didik yang ditandai dengan maraknya tawuran
antar pelajar, aksi kriminal yang melibatkan geng motor dimana sebagian
besar anggotanya adalah pelajar, dan berbagai pelanggaran peraturan sekolah.
Sehingga diperlukannya pembinaan karakter kewarganegaraan bagi peserta
didik.
2. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang ditandai dengan derasnya arus
informasi yang seolah tanpa batas, ruang dan waktu memungkinkan terjadinya
pengikisan nilai-nilai lokal, sehingga penanaman nilai-nilai lokal yang dapat
mendukung karakter kewarganegaraan peserta didik menjadi hal yang sangat
penting.
3. Pemilihan strategi yang dapat mendukung terhadap pembinaan karakter
kewarganegaraan dan menempatkan siswa sebagai subyek yang dapat
menerima nilai-nilai tertentu yang sesuai dengan lingkungannya.
4. Pembelajaran berbasis keunggulan masih belum banyak dikenal dan
dikembangkan di sekolah, namun diharapkan dapat membina karakter
kewarganegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerahnya kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat mengolah dan
memanfaatkannya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan sebelumnya,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah persepsi warga sekolah (kepala sekolah, guru dan peserta
didik) dengan adanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal?
2. Nilai-nilai apakah yang dapat mendukung pembinaan karakter
kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal?
3. Bagaimanakah implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui
pembelajaran berbasis keunggulan lokal?
4. Faktor-faktor apakah yang menghambat dan mendukung terlaksananya
pembelajaran berbasis keunggulan local untuk membina karakter
kewarganegaraan peserta didik?
5. Bagaimanakah peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk
pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengenai pembinaan karakter
kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal di SMA N I
Pangandaran. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan mengkaji persepsi warga sekolah dengan adanya
pembelajaran berbasis keunggulan lokal
2. Mengetahui dan mengkaji nilai-nilai yang dapat mendukung pembinaan
karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal
3. Mengetahui dan mengkaji implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan
8
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mengetahui dan mengkaji Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
terlaksananya pembelajaran berbasis keunggulan local untuk membina
karakter kewarganegaraan peserta didik
5. Mengetahui dan mengkaji peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal
untuk pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik
E. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritik
dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Teoritik
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan proses dan
materi pembelajaran berbasis keunggulan lokal dalam membina karakter
kewarganegaraan (civic disposition), khususnya karakter peserta didik yang sesuai
dengan tujuan PKn yaitu to be smart and good citizenship (membentuk warga negara yang baik dan cerdas).
2. Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini menambah khazanah wawasan keilmuan
peneliti dalam hal pembelajaran berbasis keunggulan local dan pembinaan
karakter kewarganegaraan (civic disposition) pada peserta didik
b. Bagi sekolah, penelitian ini berguna untuk memberikan makna
pemanfaatan keunggulan local yang ada di sekitar sekolah dengan
mengintegrasikan pembelajaran berbasis keunggulan local kedalam
intrakurikuler maupun ko-kurikuler dan pembinaan karakter
kewarganegaraan (civic disposition) pada peserta didik
c. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan manfaat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis keunggulan yang
dilaksanakan disekolah
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Struktur organisasi dalam penulisan tesis ini terdiri dari bab I, bab II, bab
III, bab IV dan Bab V. Bab I terdiri dari alasan yang melatar belakangi penelitian
ini, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi
penelitian, dan struktur organisasi dalam penulisan penelitian ini.
Bab II menguraikan sejumlah hasil kajian kepustakaan yang meliputi
pengertian karakter, pendidikan karakter dan karakter kewarganegaraan, tinjauan
umum pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kewarganegaraan sebagai
wahana pembinaan karakter kewarganegaraan dan tinjauan umum pendidikan
berbasis keunggulan lokal. Dalam bab ini juga diuraikan hasil penelitian
terdahulu.
Bab III menguraikan aspek metodologi sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari jalannya penelitian yang dapat mendukung dalam proses
pengumpulan dan analisis data, diantaranya adalah pendekatan, metode dan teknik
pengumpulan data, definisi operasional, instrument penelitian, penentuan subyek
dan sumber data, dan analisis data
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini
menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari berbagi sumber dengan
berbagai metode baik melalui wawancara, observasi maupun studi dokumentasi
yang terkait dengan pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran
berbasis keeunggulan lokal. Penyajian diawali dengan deskripsi hasil penelitian
yang diuraikan dalam susunan pembahasan sebagai berikut : persepsi warga
sekolah dengan adanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal, Nilai-nilai
apakah yang dapat mendukung pembinaan karakter kewarganegaraan melalui
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, strategi pembinaan karakter
kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal, Faktor-faktor
yang menghambat dan mendukung terlaksananya ppembelajaran berbasis
keunggulan local untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik, dan
peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan karakter
kewarganegaraan peserta didik. Selanjutnya dalam pembahasan diuraikan secara
10
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V merupakan simpulan dan saran, dalam bab ini menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan aspek metodologi dan prosedur penelitian sebagai
bagian dari penelitian. Metodologi dan prosedur penelitian sangat berperan dalam
proses pengumpulan data dan analisis data, diantaranya adalah metode dan desain
penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument
penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. Pada bagian
akhir dari bab ini disajikan pula bagan proses penelitian.
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Babakan yang merupakan
bagian dari wilayah kabupaten Pangandaran, tepatnya di SMA Negeri 1
Pangandaran. Peneliti memilih lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan
yang mendasarinya. Pertama, Pangandaran merupakan salah satu daerah dengan potensi keunggulan lokal yang cukup banyak, baik keunggulan lokal fisik (sumber
daya alam maupun keunggulan lokal non fisik (nilai-nilai yang hidup dan
berkembang di masyarakatnya). Kedua, Sebagai kabupaten yang relatif masih baru, pembelajaran berbasis keunggulan lokal diharapkan menjadi salah satu
program unggulan yang dikembangakan oleh satuan pendidikan dan diharapkan
mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kabupaten
Pangandaran. Ketiga, SMA N 1 Pangandaran telah melaksanakan pembelajaran berbasis keunggulan lokal sejak tahun 2007, sehingga gambaran implementasi
pembelajran berbasis keunggulan lokal diharapkan dapat peneliti peroleh di
sekolah ini. Dan Keempat, SMA N 1 Pangandaran menjadi salah satu percontohan bagi implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal.
41
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan kualitatif, maka subjek penelitian adalah
pihak-pihak yang menjadi sumber informasi (informan). Partisipan dan lokasi penelitian
dipilih secara sengaja dan penuh perencanaan, penelitian yang dapat membantu
peneliti memahami masalah penelitian (Creswell, 1998, hal. 266). Subjek
penelitian yang dipilih secara purposive memudahkan peneliti untuk menjawab
How dan Why dalam penelitian ini.
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek
penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Creswell, 1998, hal. 268). Kriteria pertama adalah latar, yang dimaksud adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan
data. Kriteria kedua, pelaku, yang dimaksud adalah kepala sekolah, para guru, dan siswa yang menjadi pelaksana pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL).
Kriteria ketiga adalah peristiwa, yang dimaksud adalah pandangan, pendapat dan penilaian pembelajaran berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat serta karakter kewarganegaraan yang muncul. keempat adalah proses, yang dimaksud dengan proses adalah bagaimana proses penelitian berlangsung,
baik wawancara, observasi, studi literature maupun kajian pustaka yang bertujuan
untuk menggali focus masalah dan memperoleh jawaban atas pertanyaan
penelitian.
Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal di
SMA N I Pangandaran. subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala
sekolah, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Guru Pembelajaran berbasis
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
NO Subjek Penelitian Jumlah
1 Kepala Sekolah (dalam pelaksanaannya
diwakili oleh tim pengembang PBKL pusat) 1
2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1
3 Guru Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal 1
4 Guru lain (PKn) 1
5 Peserta didik SMA N 1 Pangandaran 8
6 Sekretaris dinas Pendidikan (yang diwakili
oleh kepala seksi pengawas SMA) 1
7 Perwakilan Orang tua peserta didik 3
(Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2014)
Subjek penelitian yang telah peneliti tetapkan tersebut diharapkan mampu
memberikan informasi mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal di SMA
N 1 Pangandaran.
Kepala Sekolah dipilih untuk mendapatkan informasi mengenai
pelaksanaan pembelajaran berbasis keunggulan lokal, serta peran sekolah dalam
memfasilitasi dan mengembangkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal.
Namun dalam pelaksanaan penelitian, Kepala sekolah mendelegasikan Bapak
AGS untuk mewakilinya. Bapak AGS adalah salah satu tim pengembang PBKL di
Pusat dan wakil kepala sekolah di SMA N 1 Pangandaran.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum (NN) dipilih sebagai responden
untuk mengetahui bagaiman posisi PBKL dalam kurikulum pada satuan
pendidikan di SMA N 1 Pangandaran serta untuk memperoleh informasi
mengenai pelaksanaan PBKL di SMA N 1 Pangandaran.
Guru PBKL dipilih sebagai responden karena guru PBKL mengetahui
43
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari segi persiapan, implementasi, evaluasi dan kontribusi PBKL terhadap
pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik. Guru lain dipilih sebagai
responden untuk memperkuat dan memperoleh pembanding mengenai pembinaan
karakter kewarganegaran melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Peserta didik dipilih sebagai responden untuk mengatahui implementasi
PBKL dari sudut pandang peserta didik, pengealaman peserta didik dalam
pembelajaran berbasis keunggulan serta untuk mengetahui pendapat serta usulan
dari mereka.
B. Desain Penelitian
Secara sederhana, desain penelitian merupakan gambaran atau rencana
langkah-langkah yang aka dilaksanakan dalam penelitian ini yang memiliki kaitan
logis antara data empiris dengan pertanyaan awal penelitian sampai pada
simpulan-simpulan dari penelitian ini. Dalam bahasa sehari-hari desain penelitian
digambarkan sebagai berikut :
Desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk brangkat dari sini ke sana, dimana “ di sini” bisa diartikan sebagai rangkaian pertanyaan
awal yang harus di jawab, dan “di sana” merupakan serangkaian konklusi
(jawaban) tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut. Antara di sini dan di sana ada sejumlah langkah, termasuk pengumpulan data dan analisis data yang relevan (Yin, 2011, hal. 27).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat kita simpulkan bahwa desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Philliber dkk (Yin, 2011, hal. 28) mengistilahkan desain
penelitian sebagai blue print (induk) suatu penelitian. Blue Print inilah yang menentukan pelaksanaan penelitian. Penyusunan desain ini dilakukan setelah
peneliti menetapkan topik (judul) penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam
desain penelitian terdapat pertanyaan tentang apa, mengapa dan bagaimana
masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis.
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
45
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sumber : Diolah Peneliti, 2014)
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada tiga pertimbangan. Pertama,
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data
lapangan yang bersifat aktual dan kontekstual. Kedua, keterkaitan masalah yang
dikaji dengan beberapa data primer dan memerlukan analisis yang mendalam.
Ketiga, dalam penelitian ini subjek penelitian tidak dapat dipisahkan dari latar
alamiahnya. Sehingga berdasarkan ketiga alasan tersebut, pendekatan kualitatif
dianggap sebagai pendekatan yang paling cocok dan diharapkan mampu
memberikan data aktual dan kontekstual tentang pembinaan karakter
kewarganegaraan melalui PBKL. Vernon Van Dyke mengemukakan bahwa “An
approach consists of criteria of selection-criteria employed in selecting the problems or questions to consider and in selecting the data to bring to bear; it
consists of standards governing the inclusion of questions and data” (Sapriya, Perspektif Pemikiran Pakar Tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Pembangunan Karakter Bangsa, 2007, hal. 130). Dari Ungkapan Dyke tersebut,
untuk memilih suatu pendekatan diperlukan kriteria-kriteria yang yang akan
dipergunakan dan memiliki standar untuk menentukan masalah, pertanyaan
penelitian dan data.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif memerlukan pemahaman secara
mendalam dan menyeluruh untuk menghasilkan kesimpulan dan situasi dan waktu
tertentu karena yang menjadi subyek penelitian tidak dapat dipisahkan dari latar
alamiahnya. Keirl dan Miller (Moleong, 2000, hal. 131) yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengematan, manusia, kawasannya sendiri,
dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya‟. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Creswell
47
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analysis words, reports detailed views of informants, and conduct the study in a natural setting. (Creswell, 1998, hal. 15)
Dari pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif
merupakan proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi
penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti
membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata,
melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan
penelitian dalam situasi alamiah.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus (case study). Menurut Maxfield (2003: 62-63), Studi kasus adalah
penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu tahap
yang spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Hal ini diperkuat oleh Yin
yang merumuskan bahwa :
Studi kasus sebagai sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa (kasus) yang ditelitinya. (Yin, 2011, hal. 1)
Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami
suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu
ataupun situasi unik secara mendalam (Poerwandari, 2001, hal. 25). Dari berbagai
pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode studi
kasus merupakan metode yang ingin mengungkapkan dan menyajikan bagaimana
fenomena yang terjadi pada subjek penelitian secara alami, dengan unsure
pertanyaan bagaimana dan mengapa, serta sedikitnya peluang peneliti untuk
mengontrol subyek penelitian sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil
penelitian yang spesifik dan mendalam mengenai fenomena tersebut.
Studi Kasus ini menggunakan model eksploratoris yaitu penelitian yang
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan
(eksploration) Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum
memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali
mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan
hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan
sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan, informasi,
sebagai data awal yang diperlukan.
Dengan menggunakan metode studi kasus model eksploratoris ini,
diharapkan dapat memeproleh jawaban dari pertanyaan mengenai pembinaan
karakter kewarganegaraan melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Pendekatan studi kasus sangat berkontribusi untuk memperoleh pemahaman utuh
dan terintegrasi mengenai berbagai fakta yang ada dilapangan dengan alami tanpa
adanya manipulasi. Selanjutnya Yin mempertegas, bahwa “Bilamana batas-batas
antara fenomena dan konteks kehidupan tak tampak dengan tegas dan akhirnya
multi sumber bukti dimanfaatkan” (Yin, 2011, hal. 18).
Beberapa “tantangan” dalam perkembangan studi kasus kualitatif sebagai
berikut :
a. Peneliti hendaknya dapat mengidentifikasi kasusnya dengan baik
b. Peneliti hendaknya mempertimbangkan apakah akan mempelajari sebuah kasus tunggal atau multikasus
c. Dalam memilih suatu kasus diperlukan dasar pemikiran dari peneliti untuk melakukan strategi sampling yang baik sehingga dapat pula mengumpulkan informasi tentang kasus dengan baik pula
d. Memiliki banyak informasi untuk menggambarkan secara mendalam suatu kasus tertentu. Dalam merancang sebuah studi kasus, peneliti dapat mengembangkan sebuah matriks pengumpulan data dengan berbagai informasi yang dikumpulkan mengenai suatu kasus
e. Memutuskan “batasan” sebuah kasus. Batasan-batasan tersebut dapat dilihat
dari aspek waktu, peristiwa dan proses (Creswell, 1998, hal. 63)
Dalam Penelitian ini, penulis mencoba menggambarkan subyek penelitian
di dalam keseluruhan latar alamiahnya mengenai Pembinana karakter
kewarganegaraan dan pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) di SMAN 1
49
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran yang jelas mengenai pembinaan karakter kewarganegaraan (civic disposition) melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) di SMAN 1 Pangandaran.
D. Definisi Operasional
1. Karakter Kewarganegaraan
Karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
karakter yang harus dimiliki oleh warga negara dalam bersosialisasi sebagai upaya
untuk mengembangkan demokrasi konstitusional serta memberikan kontribusi
terhadap negaranya. Karakter kewarganegaraan tidak jauh berbeda dengan watak
kewarganegaraan. Karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini mengarah pada
karakter publik dan karakter privat yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara
serta nilai-nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah yang bersumber
dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Aspek-aspek
karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini dibatasi oleh karakter publik dan
privat dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :
a. Menjadi anggota masyarakat yang independen
b. Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan dibidang ekonomi dan politik
c. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan setiap individu d. Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif
dan bijaksana
e. Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat (Branson, 1999, hal. 23-26)
Selain karakter publik dan karakter privat tersebut, dalam penelitian ini
ingin mengungkapkan karakter kewarganegaraan yang sesuai dengan budaya
di lingkungan masyarakat Pangandaran.
2. Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal
Program pendidikan yang dicanangkan oleh pusat maupun satuan
pendidikan yang mengintegrasikan keunggulan lokal dengan tujuan unuk
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lokal daerahnya. Untuk mengembangkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal
diperlukan beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Analisis potensi daerah dan potensi satuan pendidikan atau analisis keunggulan lokal
b. Penentuan program PBKL sesuai dengan hasil analisis
c. Penentuan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik
d. Pengintegrasian substansi PBKL ke dalam SK/KD mapel beserta indikator yang dikembangkan
e. Pemetaan standar isi - SK - KD f. Penyusunan silabus bermuatan PBKL g. Pengembangan RPP-PBKL
h. Pengembangan bahan ajar untuk membantu pelaksanaan program PBKL i. Pelaksanaan pembelajaran PBKL sesuai dengan silabus dan RPP PBKL
(Depdiknas : 2008)
Karakteristik utama pendidikan berbasis keunggulan lokal yang mudah
kita lihat adalah, mengembangkan keunggulan lokal yang ada di daerahnya baik
keunggulan lokal fisik (sumberdaya alam) maupun keunggulan lokal non fisik
(nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan budaya).
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama memiliki
peranan penting atas jalannya penelitian. Peneliti berperan sebagai instrument
kunci (researcher as key instrument) atau yang utama (Creswell, 1998, hal. 261). Sebagai instrument utama, peneliti mengumpulkan sendiri data-data baik berupa
wawancara, observasi maupun studi literature. Keberhasilan peneliti untuk
menggali dan mendapatkan data dibangun atas dasar pengetahuan dan
menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. peneliti terlibat
dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para
partisipan/informan. Instrument pendukung yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dibuat oleh penulis berdasarkan rumusan masalah
51
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panduan ketika wawancara berlangsung. Meskipun pedoman wawancara dibuat
secara terstruktur, dalam pelaksanaannya penulis boleh mengembangkan
pertanyaan wawancara sesuai dengan pertanyaan penelitian. Pedoman wawancara
ini dibuat agar peneliti lebih terarah dalam melaksanakan penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti membuat lima model pedoman wawancara, yaitu pedoman
wawancara untuk kepala sekolah untuk menjawab pertanyaan mengenai persepsi
warga sekolah berkaitan dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai
yang mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan
lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis
keunggulan lokal.
Pedoman wawancara untuk wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga
sekolah berkaitan dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang
mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan
lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis
keunggulan lokal.
Pedoman wawancara bagi guru PBKL, ditunjukkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga sekolah berkaitan dengan
pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang mendukung
pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi pembelajaran berbasis
keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal dan
Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis keunggulan lokal.
Pedoman wawancara bagi guru lain ditunjukkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga sekolah berkaitan dengan
pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang mendukung
pembebelajaran berbasis keunggulan lokal. Pedoman wawancara bagi peserta
didik ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai persepsi
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran
berbasis keunggulan lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung
pendidikan berbasis keunggulan lokal
2. Pedoman observasi
Pedoman observasi dibuat oleh peneliti sebagai alat yang membantu
peneliti dalam penelitian ini. Pedoman observasi merupakan format observasi
yang di dalamnya terdapat unsure-unsur yang akan diteliti.
Tabel 3.2 Pedoman observasi
Aspek yang diamati Hasil pengamatan
Implementasi PBKL a. Tahap persiapan
b. Praktek PBKL di Lab BKLK 1) Sikap peserta didik
2) Kerjasama antar peserta didik 3) Antusiasme dan motivasi peserta
didik dalam PBKL
Upaya pembinaan karakter
kewarganegaraan melalui PBKL
a. Nilai-nilai yang terlihat pada saat PBKL b. Upaya pembinaan nilai-nilai melalui
PBKL
c. Karakter kewarganegaraan yang muncul pada saat PBKL
(Sumber : Diolah peneliti, 2014)
Pedoman observasi ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai nilai-nilai yang mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal
dan implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal.
3. Pedoman analisis dokumentasi
Analisis dokumentasi dibuat untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisis dokumen ataupun hasil dokumentasi pribadi yang penulis dapatkan
selama penelitian.
53
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman analisis dokumentasi
Nama dokumen/ hasil dokumentasi Keterangan – analisis Perangkat pembelajaran (RPP dan
Silabus)
Dokumentasi selama penelitian (berupa foto)
(Sumber : Diolah peneliti, 2014)
Analisis dokumentasi ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal baik dilihat dari
perencanaan pembelajaran, dokumentasi milik pribadi, dan hasil karya peserta
didik yang didokumentasikan oleh sekolah.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun
bukan manusia.
1. Data Primer
a) Wawancara mendalam (In-Depth Interviews)
Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mengetahui tentang apa yang
ingin penulis tahu guna mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Wawancara mendalam merupakan
proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah
dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian” (Moleong, 2000, hal.
186) selanjutnya pakar lain mendefinikan wawancara mendalam (in–depth interview) adalah :
“Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama” (Hariwijaya & Triton, 2007, hal.
73-74).
Dalam wawancara mendalam yang akan dilakukan peneliti dibantu dengan
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai landasan dasar atau panduan awal bagi peneliti, sedangkan
pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan sampai pertanyaan penelitian
terjawab dan data yang telah diperoleh dirasa cukup/jenuh. Yang menjadi
informan dalam wawancara ini adalah siswa SMAN I Pangandaran (kelas 1, 2 dan
3 secara acak sesuai kebutuhan penelitian), kepala Sekolah SMAN 1
Pangandaran, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum dan Kesiswaan,
Guru-Guru di SMAN 1 Pangandaran, Pembina Ekstrakurikuler di SMAN 1
Pangandaran dan dinas pendidikan kabupaten Pangandaran.
b) Observasi
Garayibah (Emzir, 2010, hal. 38) mengemukakan bahwa observasi ilmiah
adalah perhatian terfokus pada gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud
menafsirkannya, mengungkapkan Faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan
kaidah yang mengaturnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi
non partisipan yaitu observasi yang menjadikan peneliti sendiiri sebagai observer.
Observasi non partisipan adalah “ observasi yang menjadikan peneliti sebagai
penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topic
penelitian (Emzir, 2010, hal. 40). Dalam observasi ini peneliti dapat
mendengarkan dan melihat dalam situasi sosial di Lingkungan SMAN 1
Pangandaran tanpa partisipasi aktif di dalamnya. Sebelum melakukan observasi
peneliti terlebih dahulu menetapkan aspek-aspek yang ingin diobservasinya, dan
gejala-gejala yang harus dicatat atau direkam. Hasil observasi dicatat sesuai
dengan teknik yang dimengerti oleh peneliti.
2. Data sekunder
a) Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif
yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat seperti yang diungkapkan
hal ini sejalan dengan ungkapan “....dokumen sebagai sumber data untuk menguji,
menfsirkan bahkan untuk meramalkan” (Moleong, 2000, hal. 161). Selanjutnya,
55
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya” (Suharsimi, 1998, hal. 236).
Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan dan
berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Pengumpulan data dapat
berupa informasi yang berasal dari catatan penting perusahaan yang berkaitan
dengan masalah penelitian.
b) Studi literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. studi literatur adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel berupa catatan, transkif, buku-buku, surat kabar, majalah prasasti
dan sebagainya (Suharsimi, 1998, hal. 202). Dalam penelitian ini peneliti
membaca, mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoretis yang sekiranya dapat
mendukung kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.
Studi Kepustakaan ini dilakukan dengan membaca, mempelajari, dan
menganalisis dokumen atau sumber data yang ada, seperti buku-buku dan
membaca skripsi penulis lainnya untuk mendukung pendapat yang dikemukakan.
Studi ini dijadikan acuan dalam penyusunan sebuah skripsi yang tersusun sangat
baik. Penulis menggunakan sumber buku yang dijadikan pedoman dan acuan
dalam penelitian.
G. Validitas Data
Keabsahan data (validitas data) yang diperoleh dalam penelitian kualitatif
harus mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, guru dan wakil
kepala sekolah yang dilakukan melalui prosedur penelitian kualitatif. Selanjutnya
L.J Moleong (2010: 325) menyebutkan prosedur validasi data adalah sebagai
berikut: perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian, ketekunan melakukan
Rosidah, 2014
pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengupayakan referensi yang cukup. Sugiyono (2008: 366) menjelaskan bahwa
“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas Internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan
confirmability (obyektivitas)”.
1. Credibility (Validitas Internal)
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2008, hal. 368) “uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check”.
Rangkaian aktivitas crediblity data tersebut penulis terapkanan dalam penelitian ini sebagai berkut:
a. Memperpanjang pengamatan
Perpanjangan pengamatan peneliti lakukan untuk memperoleh data yang
sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Untuk meyakinkan dan memperoleh data hasil penelitian yang valid,
peneliti harus meningkatkan ketekunan dalam penelitian.
c. Triangulasi data
Tujuan dari triangulasi data adalah pengecekan kebenaran data tertetentu
dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan
terhadap informasi yang diberikan oleh guru PBKL, Wakasek kurikulum,
Pengembang PBKL dan peserta didik.
1) Triangulasi subyek penelitian
Triangulasi subyek penelitian untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa