• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL : Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pangandaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL : Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pangandaran."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pangandaran)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan kewarganegaraan

Oleh Rosidah 1200916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal

(Studi Kasus di SMA N 1 Pangandaran)

Oleh Rosidah

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rosidah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ROSIDAH

1200916

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL)

(STUDI KASUS DI SMAN 1 PANGANDARAN)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

PROF. DR. H. DASIM BUDIMANSYAH M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

Pembimbing II

DR. HJ. KOKOM KOMALASARI 19721001 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS

PLAGIARISME

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... iv

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Karakter, Pendidikan Karakter Dan Karakter Kewarganegaraan ... 10

1. Pengertian karakter ... 10

2. Pendidikan Karakter ... 14

(5)

ii

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Tinjauan Umum Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

1. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 21

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 22

3. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Citizenship Education ... 23

C. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pembinaan Karakter Kewarganegaraan ... 25

D. Tinjauan Umum Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal ... 27

1. Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 27

2. Landasan Yuridis dan Operasional PBKL ... 36

E. Penelitian Terdahulu ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Subyek Penelitian ... 40

B. Desain Penelitian ... 43

C. Metode Penelitian ... 45

D. Definisi Operasional ... 48

E. Instrument Penelitian ... 49

F. Teknik Pengumpulan ... 52

G. Validitas Data ... 54

H. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 60

1. Sejarah SMA N 1 Pangandaran... 60

(6)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

1. Persepsi atau Pemahaman Warga Sekolah Mengenai Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) ... 65

2. Nilai-nilai yang dapat mendukung pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal. ... 70

3. Implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal ... 74

4. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya pembelajaraan berbasis keunggulan lokal untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik ... 82

5. Peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik ... 86

C. PEMBAHASAN ... 89

1. Persepsi warga sekolah mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal 2. Nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran berbasis keunggulan lokal ... 89

3. Pembinaan karakter kewarganegaraan melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal ... 97

4. Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran berbasis keunggulan local ... 105

5. Kontribusi pembelajaran berbasis keunggulan lokal dalam membina karakter kewarganegaraan peserta didik ... 106

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 110

A. KESIMPULAN ... 110

1. Kesimpulan Umum ... 110

2. Kesimpulan Khusus ... 111

(7)

iv

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Pedoman observasi ... 51

Tabel 3.3 Pedoman analisis dokumentasi ... 51

Tabel 4.1 Pemahaman Warga Sekolah Mengenai Pembelajaran Berbasis

Keunggulan Lokal ... 68

Tabel 4.2 Nilai-Nilai Yang Dapat Mendukung Pembinaan Karakter

Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal .... 73

Tabel 4.3 Nilai-Nilai Yang Dapat Mendukung Pembinaan Karakter

Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal .... 81

Tabel 4.4 Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya

pembelajaraan berbasis keunggulan lokal untuk membina karakter

kewarganegaraan peserta didik ... 84

Tabel 4.5 Peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan

(8)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Nilai-Nilai Yang Dikembangkan Pemerintah Untuk Mebina Karakter

Peserta Didik ... 94

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Triangulasi subyek penelitian ... 55

(9)

vi

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 44

(10)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

(11)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

ROSIDAH. (1200916). 2014. PEMBINAAN KARAKTER

KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan mengenai penurunan moral dikalangan remaja yang sebagian besar merupakan pelajar. Selain itu, masih banyaknya pembelajaran yang cenderung lebih menekankan pada perkembangan aspek knowledge, padahal seharusnya ada keseimbangan antara aspek knowledge, skill dan attitude. Melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal ini, sekolah berusaha untuk membangun pengetahuan peserta didik, membina karakter kewarganegaraan peserta didik, melatih skill peserta didik, serta menerapkan konsep pembelajaran bermakna melalui pemanfaatan keunggulan lokal yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Permasalahan khusus dalam penelitian ini berkaitan dengan persepsi warga sekolah mengenai PBKL, nilai-nilai yang mendukung dalam dalam pembinaan karakter kewarganegaraan, implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui PBKL, faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya PBKL dan peran PBKL untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Pangandaran, serta melibatkan berbagai pihak yang terdiri dari guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, peserta didik, dan dinas pendidikan pemuda dan olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Pangandaran. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai persepsi warga sekolah terhadap PBKL, nilai-nilai yang cocok diintegrasikan dalam PBKL, implementasi PBKL, faktor-faktor yang menghambat dan mendukung terlaksananya PBKL, serta peran PBKL dalam membina karakter kewarganegraaan peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian studi kasus eksploratori dan teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan temuan yang menunjukkan bahwa implementasi PBKL di SMAN 1 Pangandaran memiliki berbagai faktor penghambat dan pendukung, mengintegrasikan nilai-nilai lokalnya, dan memiliki beberapa peranan diantaranya adalah sebagai sarana pembelajaran kontekstual, pendayagunaan dan pelestarian keunggulan lokal dan membina karakter kewarganegaraan peserta didik. Berdasarkan simpulan tersebut, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah, sekolah dan masyarakat untuk meminimalisir faktor penghambat serta meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis keunggulan lokal. Selain itu juga, diperlukan adanya

“komunitas” untuk membina para lulusan yang memerlukan bantuan dalam

mengimplementasikan skill yang mereka dapatkan.

(12)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

ROSIDAH. (1200916). 2014. CIVIC DISPOSITION BUILDING THROUGH LOCAL EXCELLENCE BASED LEARNING (PBKL)

The background of this research is fidgetiness of moral deterioration of teenagers most of whom are students. Besides, there is quite a number of learning which tends to emphasize only on knowledge aspect development, whereas there supposed to be a balance between knowledge, skill, and attitude aspect in learning. Through this local excellence based learning, the school tries to develop

students’ knowledge, builds their characteristic, trains their skill, and also

implement meaningful learning concept through utilization of the local excellence

around the school. Specific problem in this research is related to school residents’

perception about local excellence based learning (PBKL), supporting values in civic disposition building through PBKL, the factors that obstruct and support the implementation local excellence based learning (PBKL), and the role of PBKL to build students civic disposition. This research is conducted in SMAN 1 Pangandaran by involving some parties consist of teacher, principle, vice principle, students, and also department of education, youth, and sport (DISDIKPORA) of Kabupaten Pangandaran. The goals of this research are to find

out the school residents’ perception towards PBKL, the appropriate values to be

integrated in PBKL, the implementation of PBKL, moreover the role of PBKL in building students civic disposition. Research approach used in this research is qualitative, by using exploratory case study method and data collecting technique used are interview, observation, and documentation study. The research shows that the implementation of PKBL in SMAN 1 Pangandaran has some obstructing and supporting factors in integrating the local values, and it has some roles such as medium of contextual learning, the utilization and preservation of local

excellence and building students’ disposition. Based on that conclusion, there

supposed to be a corporation between local government, school, and society to minimize obstructing factors and also to improve the quality of local excellence based learning. Furthermore, it is important to have a community to help the graduates who needs help in implementing their skill.

(13)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH DAN BEBAS

PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pembinaan Karakter

Kewarganegaraan melalui Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (Studi Kasus di

SMA N 1 Pangandaran)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya

sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada

saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 14 Juli 2014

Yang membuat pernyataan

Rosidah

(14)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai

masalah yang ada di Indonesia dan memiliki posisi sentral karena sasarannya

adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya

peningkatan SDM ini bukan hanya dilihat dari segi kecerdasan literasi, tetapi juga

menyangkut kecerdasan moral. Kecerdasan literasi dan kecerdasan moral

diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia baik

masalah ekonomi, sosial dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita

jumpai ketimpangan sosial maupun moral, baik di kalangan pelajar dan

mahasiswa, masyarakat umum, pejabat publik, maupun pemerintah. Ketimpangan

social maupun moral tersebut bisa jadi implikasi dari belum berhasilnya

pendidikan ataupun adanya ketimpangan antara cerdas literasi dan cerdas secara

moral. Oleh karena itu, pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia

menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang terjadi saat ini.

Baik secara historis konstitusional maupun kurikuler, tujuan pendidikan di

Indonesia bukan hanya untuk membentuk peserta didik yang cerdas tetapi juga

berakhlak mulia. Hal ini tersurat dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa: “ Tujuan pendidikan

adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Selanjutnya untuk

mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, pemerintah mengurainya dalam visi dan

misi pembangunan nasional 2005-2025 yang memiliki visi Indonesia yang

mandiri, maju adil dan makmur. Untuk mewujudkan visi tersebut pendidikan

karakter menjadi misi yang pertama sebagaimana tercantum dalam Rencana

(15)

2

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka

memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa”

Berdasarkan tujuan pendidikan dan visi misi yang telah diungkapkan

sebelumnya, dapat kita maknai bahwa pendidikan tidak semata-mata diarahkan

untuk menambah kuantitas dan kualitas keilmuan peserta didik, tetapi juga lebih

difokuskan pada karakter peserta didik dan bagaimana peserta didik tersebut dapat

berkembang sepanjang hidupnya.

Masalah karakter saat ini menjadi masalah yang sangat penting bagi dunia

pendidikan. Hal ini dikarenakan generasi muda saat ini tengah mengalami

penurunan karakter. Penurunan karakter ini dapat kita lihat dari terjadinya tawuran

antar pelajar, pelanggaran disiplin berlalu lintas, bolos sekolah, miras dan

narkoba, dan pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja yang sebagian besar

merupakan peserta didik. Selama tahun 2013, sepuluh anggota geng motor di

bandung telah ditembak polisi karena mengganggu kenyamanan masyarakat dan

berbuat kriminal (Okezone.com Bandung, 27 Desember 2013). Selain di

Bandung, di Makasar kebrutalan geng motor telah merenggut nyawa tujuh orang

dan 15 lainnya luka-luka (Kompas.com Makasar, 31 Desember 2013). Pada

penghujung tahun 2013, di Sukabumi terjadi tawuran antar pelajar yang

menyebabkan empat orang pelajar tewas karena sang pelajar berusaha kabur dari

kejaran pelajar lainnya sampai akhirnya menceburkan diri ke sungai dan hanyut

(Okezone.com Bandung 27 November 2013). Penuturan walikota Surabaya dalam

sebuah acara televisi tidak kalah mengkhawatirkan dari kasus-kasus di atas.

Ketika Walikota Surabaya dan jajarannya berusaha menutup salah satu lokalisasi

di Surabaya dan mencari tahu efek lokalisasi tersebut pada anak sekitar lokalisasi,

(16)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa orang pelajar yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) dan fakta

bahwa anak sekolah dasar (SD telah menjadi pelanggan lokalisasi tersebut dengan

membayar seribu atau duaribu rupiah (Mata Najwa, 15 Februari 2014).

Fakta-fakta tersebut menunjukan bahwa karakter generasi muda telah mengalami

penurunan.

Sejalan dengan hal tersebut, pembinaan karakter kewarganegaraan

menjadi hal yang sangat penting dan mendesak. Pembinaan karakter dapat

dilaksanakan melalui pendidikan dengan cara pembudayaan (enkulturasi) dan yang terpenting dari pembudayaan tersebut adalah pembentukan karakter dan

watak (nation and character building) untuk membangun negara dan bangsa yang lebih maju, beradab dan berkarakter.

Pendidikan karakter dalam PKn memiliki posisi yang sangat penting, hal

ini terlihat dalam dalam Peraturan kementrian pendidikan nasional Repubik

Indonesia (Permendiknas RI) No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

mengungkapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan :

Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Posisi pendidikan karakter dapat kita lihat dalam visi dan misi PKn, Visi

Pendidikan kewarganegaraan adalah : Menjadi sumber nilai dan pedoman

penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan

kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif menegakkan demokrasi

menuju masyarakat madani. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

1. PKn sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy), serta kemampuan berpartisipasi politik (political participation) yang tinggi.

(17)

4

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. PKn sebagai pendidikan nilai (value education), yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character building. (Sapriya & Maftuh, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep, 2005, hal. 321)

Pendidikan berbasis keunggulan dapat menjadi alternatif untuk membina

karakter kewarganegraan yang sesuai dengan nilai-nilai lokalnya. Pendidikan

berbasis keunggulan lokal dirancang secara sadar untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan, keterampilan nilai dan norma yang sesuai dan berkembang

dalam lingkungannya. Jika kita telaah secara mendalam, ada beberapa

pertimbangan yang menjadi dasar mengenai pendidikan berbasis keunggulan lokal

ini.

Pertama, pertimbangan ontologis yang mendasarinya adalah bahwa setiap daerah di Indonesia berbeda satu sama lain, baik dalam hal budaya, geografis, tata

nilai maupun keragaman sumber daya alamnya (SDA). Selain itu, peserta didik

sebagai manusia dilahirkan dalam keadaan berbeda serta mempunyai kemampuan

untuk belajar dan mengembangkan diri yang berbeda. Kemampuan belajar dan

mengembangkan diri juga akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan

keluwesan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dan pengeruh dari

lingkungannya yang berupa nilai-nilai akan diinternalisasi dan membentuk

karakter yang melekat pada dirinya. Sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat kita

simpulkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dimungkinkan mampu membina

civic disposition peserta didik.

Kedua, pertimbangan epistimologis kurikulum hanya didesign untuk menyiapkan peserta didik dalam penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

Pengembangan kurikulum yang seperti itu hanya akan mengembangakan peserta

didik dari aspek pengetahuannya saja. Sedangkan pengembangan keunggulan

lokal, tidak hanya memerlukan penguasaan disiplin ilmu tertentu, melainkan lebih

(18)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan bertanggung jawab atas apa yang dihadapi dalam masyarakatnya, serta beserta

berusaha menggali potensi daerahnya yang dapat dimanfaatkan.

Ketiga, pertimbangan aksiologis atau azas manfaat pendidikan berbasis keunggulan lokal ditujukkan bagi peserta didik agar mereka dimungkinkan

mengikuti pendidikan yang sesuai dengan nilai yang berlaku didaerahnya. Peserta

didik mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang sesuai dengan daerahnya,

mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi daerahnya dan pendidikan berbasis

keunggulan lokal ini menjadi sarana memupuk karakter kewarganegaraan peserta

didik yang sesuai dengan nilai-nilai lokalnya.

Pentingnya Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat kita kaji

berdasarkan filsafat pendidikan yang mendasarinya, yaitu perenialisme.

Perenialisme memandang bahwa pendidikan sebagai proses yang sangat penting

dalam pewarisan nilai budaya terhadap peserta didik. Nilai-nilai budaya yang

dimiliki oleh masyarakat sangat penting ditransfromasikan dalam pendidikan,

sehingga diketahui, deterima dan dapat dihayati oleh peserta didik.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) telah diterapkan di SMA

negeri 1 Pangandaran. Pengembangan PBKL di SMAN 1 Pangandaran

dilatarbelakangi oleh potensi keunggulan lokal berupa potensi sumber daya alam

dan sumber daya manusia di lingkungan dimana SMA ini berada. Kondisi

geografis sekolah yang terletak di kawasan pedesaan menyebabkan sekolah

didukung oleh potensi sumber daya alam berupa hasil perkebunan dan pertanian

dan potense sumber daya manusia yang masih terikat erat dengan adat istiadat,

kegiatan seni dan kebudayaan lokal. Dengan PBKL diharapkan siswa memiliki

kompetensi di bidang pariwisata lebih awal sehingga lebih siap nanti ketika terjun

di masyarakat baik di bangku kuliah maupun di lapangan kerja. Salah satu

program unggulannya PBKL di SMA N 1 Pangandaran yaitu Pengolahan Hasil

Laut. Produk olahan yang berbahan baku ikan laut, telah diolah menjadi bahan

jadi siap konsumsi antara lain berupa : Bakso Ikan, Nugget Ikan, Kerupuk Ikan,

(19)

6

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pembinaan Karakter

Kewarganegaraan Melalui Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) Di

SMAN 1 Pangandaran : Studi kasus Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal di

SMA N 1 Pangandaran”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diismpulkan bahwa terdapat sejumlah permasalahan mengenai pembangunan dan

pembinaan karakter kewarganegaraan pada peserta didik pada umumnya.

1. Menurunnya karakter peserta didik yang ditandai dengan maraknya tawuran

antar pelajar, aksi kriminal yang melibatkan geng motor dimana sebagian

besar anggotanya adalah pelajar, dan berbagai pelanggaran peraturan sekolah.

Sehingga diperlukannya pembinaan karakter kewarganegaraan bagi peserta

didik.

2. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang ditandai dengan derasnya arus

informasi yang seolah tanpa batas, ruang dan waktu memungkinkan terjadinya

pengikisan nilai-nilai lokal, sehingga penanaman nilai-nilai lokal yang dapat

mendukung karakter kewarganegaraan peserta didik menjadi hal yang sangat

penting.

3. Pemilihan strategi yang dapat mendukung terhadap pembinaan karakter

kewarganegaraan dan menempatkan siswa sebagai subyek yang dapat

menerima nilai-nilai tertentu yang sesuai dengan lingkungannya.

4. Pembelajaran berbasis keunggulan masih belum banyak dikenal dan

dikembangkan di sekolah, namun diharapkan dapat membina karakter

kewarganegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam

(20)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerahnya kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat mengolah dan

memanfaatkannya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah persepsi warga sekolah (kepala sekolah, guru dan peserta

didik) dengan adanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal?

2. Nilai-nilai apakah yang dapat mendukung pembinaan karakter

kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal?

3. Bagaimanakah implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan melalui

pembelajaran berbasis keunggulan lokal?

4. Faktor-faktor apakah yang menghambat dan mendukung terlaksananya

pembelajaran berbasis keunggulan local untuk membina karakter

kewarganegaraan peserta didik?

5. Bagaimanakah peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk

pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengenai pembinaan karakter

kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal di SMA N I

Pangandaran. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan mengkaji persepsi warga sekolah dengan adanya

pembelajaran berbasis keunggulan lokal

2. Mengetahui dan mengkaji nilai-nilai yang dapat mendukung pembinaan

karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal

3. Mengetahui dan mengkaji implementasi pembinaan karakter kewarganegaraan

(21)

8

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengetahui dan mengkaji Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung

terlaksananya pembelajaran berbasis keunggulan local untuk membina

karakter kewarganegaraan peserta didik

5. Mengetahui dan mengkaji peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal

untuk pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritik

dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Teoritik

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan proses dan

materi pembelajaran berbasis keunggulan lokal dalam membina karakter

kewarganegaraan (civic disposition), khususnya karakter peserta didik yang sesuai

dengan tujuan PKn yaitu to be smart and good citizenship (membentuk warga negara yang baik dan cerdas).

2. Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini menambah khazanah wawasan keilmuan

peneliti dalam hal pembelajaran berbasis keunggulan local dan pembinaan

karakter kewarganegaraan (civic disposition) pada peserta didik

b. Bagi sekolah, penelitian ini berguna untuk memberikan makna

pemanfaatan keunggulan local yang ada di sekitar sekolah dengan

mengintegrasikan pembelajaran berbasis keunggulan local kedalam

intrakurikuler maupun ko-kurikuler dan pembinaan karakter

kewarganegaraan (civic disposition) pada peserta didik

c. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan manfaat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis keunggulan yang

dilaksanakan disekolah

(22)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur organisasi dalam penulisan tesis ini terdiri dari bab I, bab II, bab

III, bab IV dan Bab V. Bab I terdiri dari alasan yang melatar belakangi penelitian

ini, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi

penelitian, dan struktur organisasi dalam penulisan penelitian ini.

Bab II menguraikan sejumlah hasil kajian kepustakaan yang meliputi

pengertian karakter, pendidikan karakter dan karakter kewarganegaraan, tinjauan

umum pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kewarganegaraan sebagai

wahana pembinaan karakter kewarganegaraan dan tinjauan umum pendidikan

berbasis keunggulan lokal. Dalam bab ini juga diuraikan hasil penelitian

terdahulu.

Bab III menguraikan aspek metodologi sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari jalannya penelitian yang dapat mendukung dalam proses

pengumpulan dan analisis data, diantaranya adalah pendekatan, metode dan teknik

pengumpulan data, definisi operasional, instrument penelitian, penentuan subyek

dan sumber data, dan analisis data

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini

menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari berbagi sumber dengan

berbagai metode baik melalui wawancara, observasi maupun studi dokumentasi

yang terkait dengan pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran

berbasis keeunggulan lokal. Penyajian diawali dengan deskripsi hasil penelitian

yang diuraikan dalam susunan pembahasan sebagai berikut : persepsi warga

sekolah dengan adanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal, Nilai-nilai

apakah yang dapat mendukung pembinaan karakter kewarganegaraan melalui

pembelajaran berbasis keunggulan lokal, strategi pembinaan karakter

kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal, Faktor-faktor

yang menghambat dan mendukung terlaksananya ppembelajaran berbasis

keunggulan local untuk membina karakter kewarganegaraan peserta didik, dan

peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal untuk pembinaan karakter

kewarganegaraan peserta didik. Selanjutnya dalam pembahasan diuraikan secara

(23)

10

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V merupakan simpulan dan saran, dalam bab ini menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan

(24)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan aspek metodologi dan prosedur penelitian sebagai

bagian dari penelitian. Metodologi dan prosedur penelitian sangat berperan dalam

proses pengumpulan data dan analisis data, diantaranya adalah metode dan desain

penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument

penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. Pada bagian

akhir dari bab ini disajikan pula bagan proses penelitian.

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Babakan yang merupakan

bagian dari wilayah kabupaten Pangandaran, tepatnya di SMA Negeri 1

Pangandaran. Peneliti memilih lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan

yang mendasarinya. Pertama, Pangandaran merupakan salah satu daerah dengan potensi keunggulan lokal yang cukup banyak, baik keunggulan lokal fisik (sumber

daya alam maupun keunggulan lokal non fisik (nilai-nilai yang hidup dan

berkembang di masyarakatnya). Kedua, Sebagai kabupaten yang relatif masih baru, pembelajaran berbasis keunggulan lokal diharapkan menjadi salah satu

program unggulan yang dikembangakan oleh satuan pendidikan dan diharapkan

mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kabupaten

Pangandaran. Ketiga, SMA N 1 Pangandaran telah melaksanakan pembelajaran berbasis keunggulan lokal sejak tahun 2007, sehingga gambaran implementasi

pembelajran berbasis keunggulan lokal diharapkan dapat peneliti peroleh di

sekolah ini. Dan Keempat, SMA N 1 Pangandaran menjadi salah satu percontohan bagi implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal.

(25)

41

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, penelitian ini merupakan

penelitian dengan menggunakan kualitatif, maka subjek penelitian adalah

pihak-pihak yang menjadi sumber informasi (informan). Partisipan dan lokasi penelitian

dipilih secara sengaja dan penuh perencanaan, penelitian yang dapat membantu

peneliti memahami masalah penelitian (Creswell, 1998, hal. 266). Subjek

penelitian yang dipilih secara purposive memudahkan peneliti untuk menjawab

How dan Why dalam penelitian ini.

Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek

penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Creswell, 1998, hal. 268). Kriteria pertama adalah latar, yang dimaksud adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan

data. Kriteria kedua, pelaku, yang dimaksud adalah kepala sekolah, para guru, dan siswa yang menjadi pelaksana pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL).

Kriteria ketiga adalah peristiwa, yang dimaksud adalah pandangan, pendapat dan penilaian pembelajaran berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang berkembang di

masyarakat serta karakter kewarganegaraan yang muncul. keempat adalah proses, yang dimaksud dengan proses adalah bagaimana proses penelitian berlangsung,

baik wawancara, observasi, studi literature maupun kajian pustaka yang bertujuan

untuk menggali focus masalah dan memperoleh jawaban atas pertanyaan

penelitian.

Subjek dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang diharapkan mampu

memberikan gambaran mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal di

SMA N I Pangandaran. subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala

sekolah, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Guru Pembelajaran berbasis

(26)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

NO Subjek Penelitian Jumlah

1 Kepala Sekolah (dalam pelaksanaannya

diwakili oleh tim pengembang PBKL pusat) 1

2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum 1

3 Guru Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal 1

4 Guru lain (PKn) 1

5 Peserta didik SMA N 1 Pangandaran 8

6 Sekretaris dinas Pendidikan (yang diwakili

oleh kepala seksi pengawas SMA) 1

7 Perwakilan Orang tua peserta didik 3

(Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2014)

Subjek penelitian yang telah peneliti tetapkan tersebut diharapkan mampu

memberikan informasi mengenai pembelajaran berbasis keunggulan lokal di SMA

N 1 Pangandaran.

Kepala Sekolah dipilih untuk mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan pembelajaran berbasis keunggulan lokal, serta peran sekolah dalam

memfasilitasi dan mengembangkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal.

Namun dalam pelaksanaan penelitian, Kepala sekolah mendelegasikan Bapak

AGS untuk mewakilinya. Bapak AGS adalah salah satu tim pengembang PBKL di

Pusat dan wakil kepala sekolah di SMA N 1 Pangandaran.

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum (NN) dipilih sebagai responden

untuk mengetahui bagaiman posisi PBKL dalam kurikulum pada satuan

pendidikan di SMA N 1 Pangandaran serta untuk memperoleh informasi

mengenai pelaksanaan PBKL di SMA N 1 Pangandaran.

Guru PBKL dipilih sebagai responden karena guru PBKL mengetahui

(27)

43

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari segi persiapan, implementasi, evaluasi dan kontribusi PBKL terhadap

pembinaan karakter kewarganegaraan peserta didik. Guru lain dipilih sebagai

responden untuk memperkuat dan memperoleh pembanding mengenai pembinaan

karakter kewarganegaran melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal.

Peserta didik dipilih sebagai responden untuk mengatahui implementasi

PBKL dari sudut pandang peserta didik, pengealaman peserta didik dalam

pembelajaran berbasis keunggulan serta untuk mengetahui pendapat serta usulan

dari mereka.

B. Desain Penelitian

Secara sederhana, desain penelitian merupakan gambaran atau rencana

langkah-langkah yang aka dilaksanakan dalam penelitian ini yang memiliki kaitan

logis antara data empiris dengan pertanyaan awal penelitian sampai pada

simpulan-simpulan dari penelitian ini. Dalam bahasa sehari-hari desain penelitian

digambarkan sebagai berikut :

Desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk brangkat dari sini ke sana, dimana “ di sini” bisa diartikan sebagai rangkaian pertanyaan

awal yang harus di jawab, dan “di sana” merupakan serangkaian konklusi

(jawaban) tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut. Antara di sini dan di sana ada sejumlah langkah, termasuk pengumpulan data dan analisis data yang relevan (Yin, 2011, hal. 27).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat kita simpulkan bahwa desain

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian. Philliber dkk (Yin, 2011, hal. 28) mengistilahkan desain

penelitian sebagai blue print (induk) suatu penelitian. Blue Print inilah yang menentukan pelaksanaan penelitian. Penyusunan desain ini dilakukan setelah

peneliti menetapkan topik (judul) penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam

desain penelitian terdapat pertanyaan tentang apa, mengapa dan bagaimana

masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis.

(28)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

(29)

45

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber : Diolah Peneliti, 2014)

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada tiga pertimbangan. Pertama,

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data

lapangan yang bersifat aktual dan kontekstual. Kedua, keterkaitan masalah yang

dikaji dengan beberapa data primer dan memerlukan analisis yang mendalam.

Ketiga, dalam penelitian ini subjek penelitian tidak dapat dipisahkan dari latar

alamiahnya. Sehingga berdasarkan ketiga alasan tersebut, pendekatan kualitatif

dianggap sebagai pendekatan yang paling cocok dan diharapkan mampu

memberikan data aktual dan kontekstual tentang pembinaan karakter

kewarganegaraan melalui PBKL. Vernon Van Dyke mengemukakan bahwa “An

approach consists of criteria of selection-criteria employed in selecting the problems or questions to consider and in selecting the data to bring to bear; it

consists of standards governing the inclusion of questions and data” (Sapriya, Perspektif Pemikiran Pakar Tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Pembangunan Karakter Bangsa, 2007, hal. 130). Dari Ungkapan Dyke tersebut,

untuk memilih suatu pendekatan diperlukan kriteria-kriteria yang yang akan

dipergunakan dan memiliki standar untuk menentukan masalah, pertanyaan

penelitian dan data.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif memerlukan pemahaman secara

mendalam dan menyeluruh untuk menghasilkan kesimpulan dan situasi dan waktu

tertentu karena yang menjadi subyek penelitian tidak dapat dipisahkan dari latar

alamiahnya. Keirl dan Miller (Moleong, 2000, hal. 131) yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengematan, manusia, kawasannya sendiri,

dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

peristilahannya‟. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Creswell

(31)

47

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analysis words, reports detailed views of informants, and conduct the study in a natural setting. (Creswell, 1998, hal. 15)

Dari pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif

merupakan proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi

penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti

membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata,

melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan

penelitian dalam situasi alamiah.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

studi kasus (case study). Menurut Maxfield (2003: 62-63), Studi kasus adalah

penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu tahap

yang spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Hal ini diperkuat oleh Yin

yang merumuskan bahwa :

Studi kasus sebagai sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer (masa kini) serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa (kasus) yang ditelitinya. (Yin, 2011, hal. 1)

Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami

suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu

ataupun situasi unik secara mendalam (Poerwandari, 2001, hal. 25). Dari berbagai

pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode studi

kasus merupakan metode yang ingin mengungkapkan dan menyajikan bagaimana

fenomena yang terjadi pada subjek penelitian secara alami, dengan unsure

pertanyaan bagaimana dan mengapa, serta sedikitnya peluang peneliti untuk

mengontrol subyek penelitian sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil

penelitian yang spesifik dan mendalam mengenai fenomena tersebut.

Studi Kasus ini menggunakan model eksploratoris yaitu penelitian yang

(32)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan

(eksploration) Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum

memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali

mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan

hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan

sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan, informasi,

sebagai data awal yang diperlukan.

Dengan menggunakan metode studi kasus model eksploratoris ini,

diharapkan dapat memeproleh jawaban dari pertanyaan mengenai pembinaan

karakter kewarganegaraan melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal.

Pendekatan studi kasus sangat berkontribusi untuk memperoleh pemahaman utuh

dan terintegrasi mengenai berbagai fakta yang ada dilapangan dengan alami tanpa

adanya manipulasi. Selanjutnya Yin mempertegas, bahwa “Bilamana batas-batas

antara fenomena dan konteks kehidupan tak tampak dengan tegas dan akhirnya

multi sumber bukti dimanfaatkan” (Yin, 2011, hal. 18).

Beberapa “tantangan” dalam perkembangan studi kasus kualitatif sebagai

berikut :

a. Peneliti hendaknya dapat mengidentifikasi kasusnya dengan baik

b. Peneliti hendaknya mempertimbangkan apakah akan mempelajari sebuah kasus tunggal atau multikasus

c. Dalam memilih suatu kasus diperlukan dasar pemikiran dari peneliti untuk melakukan strategi sampling yang baik sehingga dapat pula mengumpulkan informasi tentang kasus dengan baik pula

d. Memiliki banyak informasi untuk menggambarkan secara mendalam suatu kasus tertentu. Dalam merancang sebuah studi kasus, peneliti dapat mengembangkan sebuah matriks pengumpulan data dengan berbagai informasi yang dikumpulkan mengenai suatu kasus

e. Memutuskan “batasan” sebuah kasus. Batasan-batasan tersebut dapat dilihat

dari aspek waktu, peristiwa dan proses (Creswell, 1998, hal. 63)

Dalam Penelitian ini, penulis mencoba menggambarkan subyek penelitian

di dalam keseluruhan latar alamiahnya mengenai Pembinana karakter

kewarganegaraan dan pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) di SMAN 1

(33)

49

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran yang jelas mengenai pembinaan karakter kewarganegaraan (civic disposition) melalui pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) di SMAN 1 Pangandaran.

D. Definisi Operasional

1. Karakter Kewarganegaraan

Karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

karakter yang harus dimiliki oleh warga negara dalam bersosialisasi sebagai upaya

untuk mengembangkan demokrasi konstitusional serta memberikan kontribusi

terhadap negaranya. Karakter kewarganegaraan tidak jauh berbeda dengan watak

kewarganegaraan. Karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini mengarah pada

karakter publik dan karakter privat yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara

serta nilai-nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah yang bersumber

dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Aspek-aspek

karakter kewarganegaraan dalam penelitian ini dibatasi oleh karakter publik dan

privat dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :

a. Menjadi anggota masyarakat yang independen

b. Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan dibidang ekonomi dan politik

c. Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan setiap individu d. Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif

dan bijaksana

e. Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat (Branson, 1999, hal. 23-26)

Selain karakter publik dan karakter privat tersebut, dalam penelitian ini

ingin mengungkapkan karakter kewarganegaraan yang sesuai dengan budaya

di lingkungan masyarakat Pangandaran.

2. Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal

Program pendidikan yang dicanangkan oleh pusat maupun satuan

pendidikan yang mengintegrasikan keunggulan lokal dengan tujuan unuk

(34)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lokal daerahnya. Untuk mengembangkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal

diperlukan beberapa tahapan, diantaranya adalah :

a. Analisis potensi daerah dan potensi satuan pendidikan atau analisis keunggulan lokal

b. Penentuan program PBKL sesuai dengan hasil analisis

c. Penentuan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

d. Pengintegrasian substansi PBKL ke dalam SK/KD mapel beserta indikator yang dikembangkan

e. Pemetaan standar isi - SK - KD f. Penyusunan silabus bermuatan PBKL g. Pengembangan RPP-PBKL

h. Pengembangan bahan ajar untuk membantu pelaksanaan program PBKL i. Pelaksanaan pembelajaran PBKL sesuai dengan silabus dan RPP PBKL

(Depdiknas : 2008)

Karakteristik utama pendidikan berbasis keunggulan lokal yang mudah

kita lihat adalah, mengembangkan keunggulan lokal yang ada di daerahnya baik

keunggulan lokal fisik (sumberdaya alam) maupun keunggulan lokal non fisik

(nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan budaya).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama memiliki

peranan penting atas jalannya penelitian. Peneliti berperan sebagai instrument

kunci (researcher as key instrument) atau yang utama (Creswell, 1998, hal. 261). Sebagai instrument utama, peneliti mengumpulkan sendiri data-data baik berupa

wawancara, observasi maupun studi literature. Keberhasilan peneliti untuk

menggali dan mendapatkan data dibangun atas dasar pengetahuan dan

menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. peneliti terlibat

dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para

partisipan/informan. Instrument pendukung yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dibuat oleh penulis berdasarkan rumusan masalah

(35)

51

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

panduan ketika wawancara berlangsung. Meskipun pedoman wawancara dibuat

secara terstruktur, dalam pelaksanaannya penulis boleh mengembangkan

pertanyaan wawancara sesuai dengan pertanyaan penelitian. Pedoman wawancara

ini dibuat agar peneliti lebih terarah dalam melaksanakan penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti membuat lima model pedoman wawancara, yaitu pedoman

wawancara untuk kepala sekolah untuk menjawab pertanyaan mengenai persepsi

warga sekolah berkaitan dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai

yang mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi

pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan

lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis

keunggulan lokal.

Pedoman wawancara untuk wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,

ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga

sekolah berkaitan dengan pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang

mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi

pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan

lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis

keunggulan lokal.

Pedoman wawancara bagi guru PBKL, ditunjukkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga sekolah berkaitan dengan

pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang mendukung

pembebelajaran berbasis keunggulan lokal, implementasi pembelajaran berbasis

keunggulan lokal, peran pembelajaran berbasis keunggulan lokal dan

Faktor-faktor penghambat serta pendukung pendidikan berbasis keunggulan lokal.

Pedoman wawancara bagi guru lain ditunjukkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian mengenai persepsi warga sekolah berkaitan dengan

pendidikan berbasis keunggulan lokal, nilai-nilai yang mendukung

pembebelajaran berbasis keunggulan lokal. Pedoman wawancara bagi peserta

didik ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai persepsi

(36)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal, peran pembelajaran

berbasis keunggulan lokal dan Faktor-faktor penghambat serta pendukung

pendidikan berbasis keunggulan lokal

2. Pedoman observasi

Pedoman observasi dibuat oleh peneliti sebagai alat yang membantu

peneliti dalam penelitian ini. Pedoman observasi merupakan format observasi

yang di dalamnya terdapat unsure-unsur yang akan diteliti.

Tabel 3.2 Pedoman observasi

Aspek yang diamati Hasil pengamatan

Implementasi PBKL a. Tahap persiapan

b. Praktek PBKL di Lab BKLK 1) Sikap peserta didik

2) Kerjasama antar peserta didik 3) Antusiasme dan motivasi peserta

didik dalam PBKL

Upaya pembinaan karakter

kewarganegaraan melalui PBKL

a. Nilai-nilai yang terlihat pada saat PBKL b. Upaya pembinaan nilai-nilai melalui

PBKL

c. Karakter kewarganegaraan yang muncul pada saat PBKL

(Sumber : Diolah peneliti, 2014)

Pedoman observasi ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian

mengenai nilai-nilai yang mendukung pembebelajaran berbasis keunggulan lokal

dan implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal.

3. Pedoman analisis dokumentasi

Analisis dokumentasi dibuat untuk memudahkan peneliti dalam

menganalisis dokumen ataupun hasil dokumentasi pribadi yang penulis dapatkan

selama penelitian.

(37)

53

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman analisis dokumentasi

Nama dokumen/ hasil dokumentasi Keterangan – analisis Perangkat pembelajaran (RPP dan

Silabus)

Dokumentasi selama penelitian (berupa foto)

(Sumber : Diolah peneliti, 2014)

Analisis dokumentasi ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian

mengenai implementasi pembelajaran berbasis keunggulan lokal baik dilihat dari

perencanaan pembelajaran, dokumentasi milik pribadi, dan hasil karya peserta

didik yang didokumentasikan oleh sekolah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun

bukan manusia.

1. Data Primer

a) Wawancara mendalam (In-Depth Interviews)

Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mengetahui tentang apa yang

ingin penulis tahu guna mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Wawancara mendalam merupakan

proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah

dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian” (Moleong, 2000, hal.

186) selanjutnya pakar lain mendefinikan wawancara mendalam (in–depth interview) adalah :

“Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama” (Hariwijaya & Triton, 2007, hal.

73-74).

Dalam wawancara mendalam yang akan dilakukan peneliti dibantu dengan

(38)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai landasan dasar atau panduan awal bagi peneliti, sedangkan

pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan sampai pertanyaan penelitian

terjawab dan data yang telah diperoleh dirasa cukup/jenuh. Yang menjadi

informan dalam wawancara ini adalah siswa SMAN I Pangandaran (kelas 1, 2 dan

3 secara acak sesuai kebutuhan penelitian), kepala Sekolah SMAN 1

Pangandaran, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum dan Kesiswaan,

Guru-Guru di SMAN 1 Pangandaran, Pembina Ekstrakurikuler di SMAN 1

Pangandaran dan dinas pendidikan kabupaten Pangandaran.

b) Observasi

Garayibah (Emzir, 2010, hal. 38) mengemukakan bahwa observasi ilmiah

adalah perhatian terfokus pada gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud

menafsirkannya, mengungkapkan Faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan

kaidah yang mengaturnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi

non partisipan yaitu observasi yang menjadikan peneliti sendiiri sebagai observer.

Observasi non partisipan adalah “ observasi yang menjadikan peneliti sebagai

penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topic

penelitian (Emzir, 2010, hal. 40). Dalam observasi ini peneliti dapat

mendengarkan dan melihat dalam situasi sosial di Lingkungan SMAN 1

Pangandaran tanpa partisipasi aktif di dalamnya. Sebelum melakukan observasi

peneliti terlebih dahulu menetapkan aspek-aspek yang ingin diobservasinya, dan

gejala-gejala yang harus dicatat atau direkam. Hasil observasi dicatat sesuai

dengan teknik yang dimengerti oleh peneliti.

2. Data sekunder

a) Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif

yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat seperti yang diungkapkan

hal ini sejalan dengan ungkapan “....dokumen sebagai sumber data untuk menguji,

menfsirkan bahkan untuk meramalkan” (Moleong, 2000, hal. 161). Selanjutnya,

(39)

55

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya” (Suharsimi, 1998, hal. 236).

Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan dan

berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Pengumpulan data dapat

berupa informasi yang berasal dari catatan penting perusahaan yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

b) Studi literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan

berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. studi literatur adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel berupa catatan, transkif, buku-buku, surat kabar, majalah prasasti

dan sebagainya (Suharsimi, 1998, hal. 202). Dalam penelitian ini peneliti

membaca, mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoretis yang sekiranya dapat

mendukung kebenaran data yang digunakan dalam penelitian ini.

Studi Kepustakaan ini dilakukan dengan membaca, mempelajari, dan

menganalisis dokumen atau sumber data yang ada, seperti buku-buku dan

membaca skripsi penulis lainnya untuk mendukung pendapat yang dikemukakan.

Studi ini dijadikan acuan dalam penyusunan sebuah skripsi yang tersusun sangat

baik. Penulis menggunakan sumber buku yang dijadikan pedoman dan acuan

dalam penelitian.

G. Validitas Data

Keabsahan data (validitas data) yang diperoleh dalam penelitian kualitatif

harus mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, guru dan wakil

kepala sekolah yang dilakukan melalui prosedur penelitian kualitatif. Selanjutnya

L.J Moleong (2010: 325) menyebutkan prosedur validasi data adalah sebagai

berikut: perpanjangan keikutsertaan dalam penelitian, ketekunan melakukan

(40)

Rosidah, 2014

pembinaan karakter kewarganegaraan melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal (studi kasus di sma negeri 1 pangandaran)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengupayakan referensi yang cukup. Sugiyono (2008: 366) menjelaskan bahwa

“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas Internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

confirmability (obyektivitas)”.

1. Credibility (Validitas Internal)

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2008, hal. 368) “uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check”.

Rangkaian aktivitas crediblity data tersebut penulis terapkanan dalam penelitian ini sebagai berkut:

a. Memperpanjang pengamatan

Perpanjangan pengamatan peneliti lakukan untuk memperoleh data yang

sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat.

b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Untuk meyakinkan dan memperoleh data hasil penelitian yang valid,

peneliti harus meningkatkan ketekunan dalam penelitian.

c. Triangulasi data

Tujuan dari triangulasi data adalah pengecekan kebenaran data tertetentu

dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan

terhadap informasi yang diberikan oleh guru PBKL, Wakasek kurikulum,

Pengembang PBKL dan peserta didik.

1) Triangulasi subyek penelitian

Triangulasi subyek penelitian untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

Gambar

Tabel 3.1  Subjek Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman observasi
Gambar 3.2 Alur Proses Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Regresi Komponen Utama dan Regresi Ridge adalah metode untuk mengatasi masalah multikolinieritas yang terjadi pada analisis regresi linier berganda. Metode Regresi

Peningkatan kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran IPS melalui jurnal belajar (learning journal).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI

Pada gambar 4.26 Desain Input Form Transaksi Registrasi, digunakan untuk menginputkan data diri calon siswa baru yang kemudian akan di simpan sebagai bukti data diri.. Gambar

A klarifikasi pemukulan anggota kpu kota Khitoh NU Tidak Hanya Di Politik

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan usahatani jambu biji 5 tahun terakhir di daerah penelitian, untuk mengetahui karakteristik petani usahatani jambu biji

Hasil penelitian menunjukan lebih dari setengahnya responden mengetahui manfaat hasil belajar Teknik Menjahit 3 sebagai kesiapan kerja menjadi quality control di

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cimalaka III dan SD Negeri Margamukti Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2016/