• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menjadi indikator penting dan prioritas dari pembangunan suatu negara, karena dimana pertumbuhan ekonomi sendiri juga merupakan salah satu dari indikator dalam keberhasilan pembangunan. Menurut Sukirno (2012), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisik produksi, barang, dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti; pertambahan jumlah produksi barang dan industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertamban produksi barang modal.

Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja ekonomi disuatu daerah atau negara, selain itu juga pertumbuhan ekonomi dipandang sebagi masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi biasanya dilihat dari nilai PDB (Produk Domestik Bruto) yang merupakan rangkuman atau ringkasan dari aktivitas ekonomi masyarakat selama periode waktu tertentu. Paradigma pembangunan yang saat ini sedang berkembang ialah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan terkait

perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada

yang dicapai sebelumnya. Menurut Suparmoko (2002), tujuan

pembangunan ekonomi disamping untuk meningkatkan pendapatan riil

nasional juga utnuk meningkatkan produktivitas. Keberhasilan

pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan

ekonominya. Dan indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu

wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto), semakin tinggi PDRB suatu daerah maka akan

semakin besar juga potensi suatu daerah. Perkembangan PDRB

mengindikasikan tingkat keberhasilan implementasi kebijakan-kebijakan

di suatu daerah dalam mendorong peningkatan output daerahnya. Salah

(2)

satu kebijakan ekonomi adalah mengatur penerimaan dan pengeluaran suatu daerah (Sukirno, 2012).

IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dapat diukur dengan menggunakan tingkat kualitas pendidikan, ekonomi (daya beli) dan kesehatan, dengan ketiga indikator tersebut agar menjadi peningkatan kualitas hidup manusia. Peningkatan terhadap kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan salah satu peran yang tidak pernah terlepas dari pembangunan ekonomi suatu daerah maupun negara dalam pembentukan kualitas SDM atau modal manusia yang memiliki keahlian atau kualitas skill yang baik. Karena modal manusia yang berkualitasa merupakan hal yang penting dalam meningkatan IPM dalam suatu negara atau daerah dan menjadi tolak ukur dari kesejahteraan masyarakat dari suatu daerah maupun negara. Terdapat tiga unsur yang meliputi IPM, yang pertama ialah life expectancy at birth, literacy rate, dan yang terakhir yaitu purchasing powewr parity.

Sebuah negara dikatakan sebagai negara yang maju juga diukur dari harapan hidup masyarakatnya dan pendidikan, dan tidak hanya diukur dari PDB (Produk Domestik Bruto). Dan peran penting dari pemerintah dalam hal meningkatkan pembangunan manusianya dapat melalui peningkatan di sektor pendidikan, sektor kesehatan, maupun sektor lainnya yang mendukung pembangunan modal manusia. Meier dan Rauch berpendapat mengenai pendidikan dan menjelaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu modal manusia yang dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pendidikan, yang dimana pendidikan merupakan salah satu bentuk dari investasi dan penyebab terjadinya akumulasi modal manusia maupun peningkatan output secara komposit atau agregat. Sedangkan hal lain yang menjadia kesejahteraan selain dari pendidikan yaitu kesehatan, namun pendidikan masih menjadi hal yang pokok dalam mencapai kehidupan yang lebih layak lagi.

IPM Provinsi NTB terus mengalami peninggakatan disetiap

tahunnya, pada tahun 2018 IPM Provinsi NTB meningkat dari tahun

(3)

sebelumnya 2017 yaitu sebesar 66,58 naik menjadi 67,30. Pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan hal penting , dan upaya untuk meningkatkankannya juga menjadi suatu keharusan atau kebutuhan.

Kualitas atau mutu Sumber Daya Manusia (SDM) disetiap daerah juga memilki peranan dalam menentukan keberhasilan dalam pengelolaan pembangunan di sautu daerah, dan kesehatan dan pendidikan juga merupakan tujuan mendasar dalam pembangunan suatu daerah.

Gambar 1. IPM Provinsi NTB dan IPM Nasional Tahun 2010-2018

Grafik diatas menunjukkan laju IPM untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat dan IPM nasional dari negara Indonesai, dan dari grafik diatas dapat diketahui bahwa IPM Provinsi NTB terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2018.

Sementara itu IPM nasional tahun 2010 hingga 2018 juga terus mengalami peningkatan sama halnya dengan IPM Provinsi NTB. Walaupun memiliki selisih peningkatan yang tidak terlalu jauh.

Gambar 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB Tahun 2011-2020

(4)

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat dari grafik gambar diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan dan penurunan atau fluktuasi baik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan tambang maupun PDRB tanpa tambang, bahkan sampai menyentuh angka minus yaitu pada tahun 2011, 2012, 2018, dan 2020.

Pada tahun 2012, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB sebesar 315.955 rupiah untuk makanan dan 241.133 rupiah untuk pengeluaran bukan makanan. Secara keseluruhan, pengeluaran penduduk NTB per bulan per kapita sebesar 557.099 rupiah, meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 449.901 rupiah.

1

Di sektor kesehatan masyarakat, rendahnya usia harapan hidup pada tahun 2013 sebesar 63,21 yang merupakan cerminan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data program Dinas Kesehatan NTB pada tahun 2013, sebagian besar kematian ibu sebanyak 32 persen, disebabkan oleh pendarahan dan kasus kematian neonatal sebanyak 43 persen dan penyebab yang lebih mendasar ialah masih tingginya angka pernikahan dini.

2

Menurut Riskesdas (2010), sebanyak 41,6% perempuan di Provinsi NTB menikah perkali sejak di usia 15-19 tahun. Tingginya masalah pernikahan dini tersebut sangat berkaitan erat dengan tingkat pendidikan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Survei Badan Pusat Statistik tahun 2013 menunjukkan rata-rata angka lama

1

Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2013, Bab X: Konsumsi, hal. 563.

2

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat: GEN2025

(5)

sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih berkisar pada 7,20.

Pendidikan yang memadai merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang bijak untuk masa depan yang baik.

3

Sedangkankan untuk kasus pernikahan dini merupakan salah satu indikator langsung yang berkaitan dengan kemampuan tersebut yang dapat berdampak pada kematian, pola asuh anak yang tidak optimal, kemiskinan, isu gender, dan juga kembali pada tingkat pendidikan yang rendah. Dan untuk memutuskan lingkaran permasalahan tersebut, peningkatan paparan atau sosialisasi terhadap pendidikan yang cukup dan berkualitas wajib menjadi fokus utama pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi menjamin perbaikan dalam tingkat teknologi yang digunakan dan berkembang di masyarakat.

Dan perbaikan harapan hidup saat lahir juga sangat penting karena merupakan sebagian besar dari penurunan berkelanjutan terkait dengan kematian. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan, sejurang kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) serta dari APBD yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No.

48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

4

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indek pembangunan manusia dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik secara positif maupun negatif. Untuk mengetahui pengaruh dari pengeluaran per kapita, kesehatan dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka penulis tertarik untuk menganalisanya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Kesehatan, dan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2020”.

3

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat: GEN2025

4

Luh Dita Darmayanti dan Surya Dewi Rustayani. “Pengaruh Pendapatan Per kapita, Pengeluaran

Pemerintah Bidang Pendidikan dan Kesehatan Terhadap AHH Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi

Pembangunan: JEP-Vol. 8, No. 2, Juli 2019, hal. 127.

(6)

B. Batasan Masalah

1. Analisa ini dilakukan berkaitan dengan pengaruh pengeluaran per kapita, Kesehatan, dan Pendidikan tahun 2014-2020 yang juga sebagai variabel independen (X)

2. Pengelolaan sumber datanya menggunakan data dan juga informasi pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik NTB tahun 2014-2020 dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen (Y)

C. Rumusan Masalah

Pengaruh indeks pengeluaran per kapita, kesehatan, dan pendidikan secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi ntb 2014-2020 dan pengaruh pengeluaran per kapita, kesehatan, dan pendidikan secara simultan terhadap pertummbuhan ekonomi di provinsi ntb tahun 2014-2020.

D. Tujuan

Mengetahui pengaruh pengeluaran per kapita, kesehatan, dan pendidikan secara parsial dan secara simultan terhadap pertummbuhan ekonomi di NTB tahun 2014-2020

E. Manfaat

1. Dapat dijadikan referensi ilmu pengetahuan ekonomi bagi mahasiswa dan akademi khususnya mengenai pengaruh pengeluaran per kapita, kesehatan, dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan masukan bagi pemerintah daerah agar lebih bijak dan efektif terhadap pengeluaran per kapita, kesehatan, dan pendidikan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

3. Bagi penulis, untuk memenuhi tugas akademik yang menjadi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana Ekonomi.

Gambar

Gambar 1. IPM Provinsi NTB dan IPM Nasional Tahun 2010-2018

Referensi

Dokumen terkait

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

Dalam penelitian ini Algoritma Latent Semantic Analysis (LSA) dapat melakukan proses reduksi kalimat dengan lebih baik dibandingkan algoritma Feature Based sehingga mendapatkan

Abad XXI sebagai era globalisasi merupakan era perubahan, atau era yang mau tak mau menuntut adanya perubahan. Perubahan kadang muncul sebagai suatu paradoks dalam

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel yang paling dominan dalam pola hubungan antara variabel bebas yang meliputi pengaruh peran orang tua,

Seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang Kompilasi Hukum Islam maupun wasiat wajibah tidak akan melakukan perbuatan yang sesuai dengannya, meskipun pada

1 Telah ada organisasi profesi dalam bentuk Komite Medik dan Kelompok Staf Medis (SMF), akan tetapi belum/tidak sesuai dengan yang dianjurkan sebagaimana dalam Peraturan

Harga Pokok Standard ( Standard Costing ) adalah pembebanan harga pokok kepada produk atau jasa tertentu yang ditentukan di muka dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari

Information Strategy System bertujuan untuk mengkonstruksi arsitektur informasi dan strategi yang mendukung tujuan dan kebutuhan organisasi secara menyeluruh, menyangkut