• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 104,15 atau mengalami

penurunan 0,46 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2016) yang sebesar

104,64.

Menurut subsektornya, Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) tercatat sebesar 108,28 (naik 0,10

persen); Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 109,35 (naik 1,31 persen); Nilai Tukar Petani

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 98,24 (turun 1,90 persen); Nilai Tukar Petani Peternakan

(NTPT) 108,52 (turun 0,53 persen); dan untuk Nilai Tukar Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya

Ikan/NTNP) sebesar 101,20 (naik 0,41 persen), dimana untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar

100,66 (naik 0,59 persen) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 106,86 (turun 1,35

persen).

 Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP Juni 2016 terhadap Mei 2016 terjadi peningkatan NTP di tujuh provinsi, sementara tiga provinsi mengalami mengalami penurunan NTP. Sulawesi Tenggara merupakan provinsi dengan peningkatan NTP terbesar di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 1,10 persen. Sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Maluku sebesar 0,48 persen.

 Secara nasional NTP mengalami penurunan dari Mei 2016 ke Juni 2016 yaitu dari 101,55 menjadi 101,47 atau turun 0,08 persen.

Pada Juni 2016, Provinsi Maluku Utara mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,06 persen. Inflasi

perdesaan di Maluku Utara ini disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok

pengeluaran.

Inflasi perdesaan Nasional pada bulan Juni 2016 sebesar 0,59 persen, yang juga disebabkan

oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara Juni 2016 sebesar

No. 36/07/82/Th.XV, 01 Juli 2016

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di tujuh kabupaten se-Provinsi Maluku Utara pada Juni 2016, NTP Provinsi Maluku Utara turun 0,46 persen dibandingkan NTP Mei 2016, yaitu dari 104,64 menjadi 104,15. Penurunan NTP pada Juni 2016 disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen, akan tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang mencapai 0,87 persen.

Penurunan NTP Provinsi Maluku Utara Juni 2016 disebabkan oleh turunnya NTP pada dua subsektor yaitu NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,90 persen, dan NTP Subsektor Peternakan turun 0,53 persen. Sementara itu NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami peningkatan 0,10 persen, NTP Subsektor Hortikultura naik sebesar 1,31 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik sebesar 0,41 persen.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juni 2016, di Maluku Utara indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen jika dibandingkan dengan It pada Mei 2016, yaitu dari 124,82 naik menjadi 125,32.

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Juni 2016, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara naik sebesar 0,87 persen bila dibanding Ib Mei 2016, yaitu dari 119,28 menjadi 120,32.

(3)

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Maluku Utara Per Subsektor, Mei – Juni 2016 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan (%) Mei 2016 Juni 2016 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It)

130.40

131.63

0.95

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

120.54

121.56

0.85

c. Nilai Tukar Petani (NTPP)

108.18

108.28

0.10

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It)

129.48

132.28

2.16

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

119.96

120.97

0.84

c. Nilai Tukar Petani (NTPH)

107.94

109.35

1.31

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It)

119.70

118.63

-0.90

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

119.53

120.75

1.02

c. Nilai Tukar Petani (NTPR)

100.15

98.24

-1.90

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It)

126.21

126.20

-0.01

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

115.68

116.29

0.53

c. Nilai Tukar Petani (NTPT)

109.10

108.52

-0.53

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It)

120.24

121.73

1.24

b. Indeks yang Dibayar (Ib)

119.30

120.28

0.83

c. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP)

100.79

101.20

0.41

5.1 Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima Nelayan (It)

119.32

121.01

1.42

b. Indeks yang Dibayar Nelayan (Ib)

119.24

120.22

0.82

c. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

100.07

100.66

0.59

5.2 Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)

129.88

129.31

-0.44

b. Indeks yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)

119.90

121.00

0.92

c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

108.32

106.86

-1.35

Gabungan/Maluku Utara

a. Indeks yang Diterima (It)

124.82

125.32

0.40

(4)

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) mengalami peningkatan sebesar 0,10 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,95 persen, lebih besar daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,85 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Pangan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok palawija yaitu sebesar 1,45 persen (terutama ketela pohon/ubi kayu, ubi jalar dan jagung). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,85 persen disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,90 persen, dan 0,55 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Holtikultura (NTPH) mengalami peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 2,16 persen, jauh lebih besar daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,84 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Holtikultura ini disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sayur-sayuran (terutama cabai rawit, tomat, cabai merah). dan buah-buahan (terutama durian, jeruk dan alpukat) yaitu masing-masing sebesar 1,95 persen dan 2,49 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Holtikultura sebesar 0,84 persen disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,94 persen, dan 0,25 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami penurunan sebesar 1,90 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,90 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 1,02 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,90 persen (terutama komoditi biji pala, dan cengkeh). Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 1,02 persen dikarenakan naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,18 persen, dan Indeks BPPBM naik 0,27 persen.

(5)

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Juni 2016, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Peternakan (NTPT) mengalami penurunan sebesar 0,53 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,01 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,53 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok kelompok ternak besar sebesar 0,13 persen (terutama sapi potong dan kerbau) dan kelompok ternak kecil turun 0,85 persen (terutama babi). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,13 persen, sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,09 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada Juni 2016, NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen, lebih besar daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,83 persen.

Peningkatan It pada Juni 2016 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,42 persen. Sementara itu, peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) Subsektor Perikanan Maluku Utara pada Juni 2016 disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 1,16 persen dan 0,25 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (Nilai Tukar Nelayan/NTN)

Pada Juni 2016, NTN mengalami peningkatan sebesar 0,59 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,42 persen, lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu sebesar 0,82 persen.

Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,42 persen (terutama komoditas ikan tongkol, ikan tenggiri dan ikan kembung). Sedangkan peningkatan yang terjadi pada Ib dikarenakan IKRT dan Indeks BPPBM mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,16 persen dan 0,24 persen.

2) Kelompok Budidaya Ikan (Nilai Tukar Pembudidaya Ikan/NTPi)

Pada Juni 2016, NTPi turun sebesar 1,35 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,44 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,92 persen.

Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok budidaya air tawar dan kelompok budidaya air laut masing-masing sebesar -0,36 persen dan -0,46 persen (terutama ikan mujair

(6)

Tabel 2.

Indeks Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Mei – Juni 2016 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok

Bulan Perubahan (%) Mei 2016 Juni 2016 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 130.40 131.63 0.95

- Padi 122.99 122.99 0.00

- Palawija 134.76 136.72 1.45

b. Indeks Dibayar Petani 120.54 121.56 0.85

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.82 123.93 0.90

- Indeks BPPBM 109.70 110.30 0.55

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 129.48 132.28 2.16

- Sayur-sayuran 141.64 144.40 1.95

- Buah-buahan 123.76 126.84 2.49

- Tanaman Obat 130.77 130.22 -0.42

b. Indeks Dibayar Petani 119.96 120.97 0.84

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.82 122.97 0.94

- Indeks BPPBM 110.06 110.34 0.25

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 119.70 118.63 -0.90

- Tanaman Perkebunan Rakyat 119.70 118.63 -0.90

b. Indeks Dibayar Petani 119.53 120.75 1.02

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.13 122.55 1.18

- Indeks BPPBM 112.19 112.49 0.27

(7)

Lanjutan Tabel 2.

Kelompok dan Sub kelompok

Bulan Perubahan (%) Mei 2016 Juni 2016 (1) (2) (3) (4) 4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 126.21 126.20 -0.01

- Ternak Besar 129.30 129.13 -0.13

- Ternak Kecil 122.78 121.74 -0.85

- Unggas 124.91 126.94 1.63

- Hasil Ternak 116.07 117.32 1.08

b. Indeks Dibayar Petani 115.68 116.29 0.53

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.05 123.43 1.13

- Indeks BPPBM 109.80 109.71 -0.09

5. Perikanan

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 120.24 121.73 1.24 b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 119.30 120.28 0.83

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.55 124.98 1.16

- Indeks BPPBM 112.41 112.69 0.25

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 119.32 121.01 1.42

- Penangkapan Laut 119.32 121.01 1.42

b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 119.24 120.22 0.82

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.53 124.96 1.16

- Indeks BPPBM 112.48 112.75 0.24

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 129.88 129.31 -0.44

- Budidaya Air Tawar 125.04 124.59 -0.36

- Budidaya Air Laut 131.45 130.84 -0.46

b. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 119.90 121.00 0.92

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123.71 125.15 1.16

(8)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia

Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP Juni 2016 terhadap Mei 2016 terjadi peningkatan NTP di tujuh provinsi, sementara tiga provinsi mengalami mengalami penurunan NTP. Sulawesi Tenggara merupakan provinsi dengan peningkatan NTP terbesar di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 1,10 persen. Sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Maluku sebesar 0,48 persen. Secara nasional NTP mengalami penurunan dari Mei 2016 ke Juni 2016 yaitu dari 101,55 menjadi 101,47 atau turun 0,08 persen.

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Perubahannya di Kawasan Timur Indonesia, Juni 2016 (2012=100)

No. Provinsi

It Ib NTP

Indeks Perubahan % Indeks Perubahan % Indeks Perubahan %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sulawesi Utara 119.76 0.82 123.46 0.44 97.00 0.38 2 Sulawesi Tengah 123.27 1.25 122.51 0.54 100.62 0.71 3 Sulawesi Selatan 128.80 0.95 123.62 0.67 104.19 0.28 4 Sulawesi Tenggara 122.57 1.56 121.79 0.45 100.65 1.10 5 Gorontalo 130.49 -0.35 123.61 -0.23 105.57 -0.12 6 Sulawesi Barat 127.10 1.28 118.22 0.43 107.51 0.84 7 Maluku 127.27 -0.08 123.56 0.40 103.01 -0.48 8 Maluku Utara 125.32 0.40 120.32 0.87 104.15 -0.46 9 Papua Barat 123.25 1.09 122.71 0.59 100.44 0.50 10 Papua 117.06 1.65 120.52 0.72 97.13 0.92 Nasional 125.18 0.39 123.37 0.46 101.47 -0.08 5. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Provinsi Maluku Utara, pada Juni 2016 terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,06 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran, yaitu Kelompok Bahan Makanan (1,78 persen), Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (0,68 persen), Kelompok Perumahan (0,06 persen), Kelompok Sandang (0,39 persen), Kelompok Kesehatan (0,61 persen), Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (0,13 persen), serta Kelompok Transportasi & Komunikasi (0,10) persen.

(9)

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Maluku Utara dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, Juni 2016 (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

Maluku Utara Nasional

IKRT Inflasi Perdesaan IKRT Inflasi Perdesaan Mei 2016 Juni 2016 Mei 2016 Juni 2016

Konsumsi Rumah Tangga 121.91 123.21 1.06 127.24 128.00 0.59

Bahan Makanan 126.38 128.64 1.78 137.00 137.87 0.63

Makan Jadi, Minuman,

Rokok & Tembakau 119.71 120.52 0.68 124.16 125.47 1.05

Perumahan 117.34 117.41 0.06 120.15 120.49 0.28

Sandang 119.23 119.70 0.39 120.56 121.67 0.92

Kesehatan 117.49 118.20 0.61 117.04 117.35 0.26

Pendidikan, Rekreasi & Olah

Raga 108.88 109.03 0.13 113.75 113.95 0.17

Transportasi & Komunikasi 117.96 118.08 0.10 119.58 119.75 0.14 Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, Juni 2016 (2012=100)

Provinsi IKRT Inflasi Perdesaan Mei 2016 Juni 2016 (1) (2) (3) (4) Sulawesi Utara 127.26 127.95 0.54 Sulawesi Tengah 126.42 127.26 0.67 Sulawesi Selatan 128.11 129.19 0.84 Sulawesi Tenggara 124.43 125.12 0.56 Gorontalo 129.78 129.45 -0.25 Sulawesi Barat 120.29 120.97 0.57 Maluku 127.42 128.03 0.47 Maluku Utara 121.91 123.21 1.06 Papua Barat 126.53 127.47 0.74 Papua 124.48 125.61 0.91

(10)

Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung IKRT-nya pada Juni 2016, sembilan provinsi mengalami inflasi perdesaan, sedangkan satu provinsi mengalami deflasi. Maluku Utara merupakan provinsi dengan inflasi perdesaan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia, yaitu sebesar 1,06 persen, sedangkan deflasi terjadi di Gorontalo sebesar 0,25 persen. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,59 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos/biaya produksinya.

Walaupun NTP Maluku Utara pada Juni 2016 mengalami penurunan, akan tetapi NTUP Maluku Utara secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen. Peningkatan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada empat subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,40 persen; Subsektor Hortikultura naik 1,90 persen; Subsektor Peternakan naik 0,08 persen; dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,99 persen. Adapun NTUP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 1,16 persen.

Tabel 6.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor, dan Persentase Perubahannya di Provinsi Maluku Utara, Mei – Juni 2016 (2012=100)

Subsektor 2016 Mei 2016 Juni Perubahan %

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 118.87 119.34 0.40

2. Holtikultura 117.65 119.89 1.90

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 106.69 105.45 -1.16

4. Peternakan 114.94 115.03 0.08

5. Perikanan 106.96 108.03 0.99

a. Perikanan Tangkap 106.08 107.32 1.18

b. Perikanan Budidaya 116.36 115.46 -0.78

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Hasil pretest menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan maka peneliti melanjutkan ke tahap pemberian perlakuan (treatment ) pada kelompok eksperimen..

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran BPD dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Program Pembangunan Infarstruktur Perdesaan (PPIP) di Desa Ciputih,

Pada perancangan alat ini, terdapat dua tahap yaitu perancangan hardware yang berisi rancangan mekanik dan rancangan rangkaian yang dibutuhkan, dan rancangan software

Gambar digital merupakan suatu fungsi dengan nilai-nilai yang berupa intensitas cahaya pada tiap-tiap titik pada bidang yang telah diquantisasikan (diambil

Hanum dan Rangga membuat kisah perjalanan yang mempunyai ciri berbeda dari beberapa buku catatan perjalanan. Cerita ini mengandung unsur konflik yang menjadi pembangun

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang perkembangan pesantren dimasa lalu kita hanya bisa menduga- duga tentang ciri-ciri pengaruhnya dalam kehidupan keagamaan