432 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Desain Kurikulum Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah
Malang dengan tools Lective Huluakan
Galih Wasis Wicaksono1, Hari Windu Asrini2, Daroe Iswatiningsih3 1Teknik Informatika / Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
2Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / Universitas Muhammadiyah Malang, Malang 3Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia / Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Alamat Korespondensi : Jalan Raya Tlogomas No. 246, (0341) 464318/fax 460435 / Universitas
Muhammadiyah Malang
E-mail: 1)[email protected] 2)[email protected] 3)[email protected]
Abstrak
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) merupakan salah satu amanat Undang – Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Dikti). Pada praktiknya perancangan atau restrukturisasi KPT yang dilaksanakan oleh program studi membutuhkan waktu yang lama dan tentunya membutuhkan kolaborasi berbagai pihak guna memperoleh struktur kurikulum yang baik. Lective™ sebagai platform perancangan kurikulum menyediakan solusi komprehensif melalui Lective Huluakan. Lective Hulukan adalah tools perancangan KPT berbasis online yang menyediakan alur, panduan penyusunan serta basis data. Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah memanfaatkan Lective Huluakan dalam perumusan kurikulum 2017. Pada pemanfaatannya Lective Huluakan menyediakan fitur kelola hasil tracer study, kelola profil lulusan, kelola capaian pembelajaran lulusan, kelola bahan kajian dan penelusuran atau pembobotan bahan kajian, serta pembentukan mata kuliah. Dengan Menggunakan Lective Huluakan, Program Studi
Teknik Informatika UMM telah membentuk 54 mata kuliah dengan pengguna 27 orang dosen.
Kata kunci: Kurikulum, Pendidikan Tinggi, Lective. 1. PENDAHULUAN
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) yang telah diatur melalui Undang-undang no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mesyaratkan perumusannya dilakukan oleh setiap program studi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). Pemerintah melalui Peraturan menteri riset teknologi dan pendidikan tinggi (Permenristekdikti) no. 44 tahun 2015 telah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, pemerintah melalui keputusan presiden (kepres) no. 8 tahun 2012 telah merumuskan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sehingga kedua komponen tersebut menjadi acuan dalam perumusan KPT.
Program Studi Teknik Informatika UMM sebagai program studi non kependidikan memiliki berbagai masalah dalam penyusunan kurikulum. Salah satunya adalah keterbatasan kemampuan tim penyusun sehingga membutuhkan bimbingan pakar kurikulum. Masalah lain adalah integrasi dan dokumentasi dokumen sangat diperlukan karena penyusunan kurikulum merupakan kerja tim yang sangat membuthkan kolaborasi antar tim. Oleh karena itu penelitian ini mengembangkan software
as service (SaaS) yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun KPT salah satunya telah dimanfaatkan
di Program Studi Teknik Informatika UMM.
Berbagai penelitian di bidang penyusunan kurikulum telah dilakukan oleh banyak pihak beberapa diantaranya melakukan rekonstruksi dari Kurikukulum Inti menjadi model Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau menjadi model KPT sesuai dengan aturan yang berlaku (1–3). Kajian-kajian yang telah dilakukan tersebut belum memanfaatkan teknologi informasi sebagai tools. Sehingga pada penelitian ini ditekankan pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung penyusunan kurikulum yang integratif, komprehensif dan kolaboratif diantara tim perumus kurikulum dengan tetap berpatokan pada aturan-aturan yang berlaku.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 433 2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus (case study) sebagai acuan karena pendekatan studi kasus dapat digunakan pada ruang lingkup kecil sehingga lebih mendalam, namun tetap mampu mengikuti evolusi perkembangan perangkat lunak tersebut pada skala yang lebih besar (4). Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang. Fase yang diteliti dalam penyusunan kurikulum ialah dari fase perumusan profil lulusan sampai dengan pembentukan mata kuliah.
Sumber data penelitian adalah orang dan benda. Orang berperan sebagai pakar dan informan, pakar memberikan pengetahuan teoritis dan praktis terkait dengan fase penyusunan kurikulum, sedangkan informan memberikan data kurikulum. Sedangkan benda merupakan sumber data yang dapat berupa buku, artikel, manuskript kurikulum, undang-undang dan dokumen-dokumen terkait lainnya. Adapun jenis data pada penelitian ini terbagi menjadi 2 yakni data primer yang memberikan informasi penyusunan kurikulum dapat bersumber dari orang atau benda, kemudian data sekunder yakni dokumen kurikulum program studi dan dokumen penunjang lainnya.
Akuisisi data diperoleh melalui wawancara dan observasi baik dengan pakar, tim penyusun kurikulum program studi serta dosen program studi. Selanjutnya pengembangan sistem Lective Huluakan menggunakan model pengembangan purwarupa (prototyping). Model tersebut dipilih karena kedinamisan proses dan berbasis pada kebutuhan pengguna (5). Adapun langkah-langkah dalam model prototyping meliputi: 1) menggali kebutuhan pengguna atas masalah penyusunan kurikulum, 2) merancang spesifikasi dan layanan sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna, 3) meningkatkan unjuk kerja Lective Huluakan dalam beberapa percobaan berdasarkan masukan dari pengguna setelah melakukan serangkaian uji coba. Selain feedback dari pengguna, hasil penelitian berupa alur dan konten sistem juga divalidasi oleh pakar.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tahapan penelitian, maka langkah-langkah yang telah dilakukan dalam membangun dan mengimplementasikan Lective Huluakan sebagai berikut:
3.1 Analisis kebutuhan pengguna
Pada langkah ini dilakukan focuss group discussion (FGD) dengan pakar dan workshop
untuk memperoleh alur lengkap penyusunan kurikulum. Selain itu dilakukan juga observasi terhadap siklus penyusunan kurikulum yang telah dilaksanakan di Program Studi Teknik Informatika. Guna menunjang kebutuhan penyusunan kurikulum yang komprehensif, maka dilakukan juga telaah kepustakaan dari berbagai referensi (6,7). Hasil analisis kebutuhan pengguna diperoleh alur penyusunan kurikulum disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Daftar aktivitas penyusunan kurikulum
Langkah Aktivitas
1 Melakukan analisis kebutuhan pasar 2 Menyusun profil lulusan
3 Merumuskan CPL
4 Menentukan bahan kajian serta membentuk matrik CPL dengan bahan kajian 5 Membentuk mata kuliah serta menentukan bobot sks mata kuliah
6 Menyusun perangkat pembelajaran
Hasil FGD dengan pakar juga diperoleh rumusan formula penentuan bobot sks yakni bobot sks mata kuliah dihitung berdasarkan bobot mata kuliah (bersumber dari keluasan dan kedalaman bahan kajian pembentuk mata kuliah) dibagi total bobot mata kuliah dikalikan total sks yang ditempuh pada program studi tersebut, formula tersebut juga dijelaskan pada buku pedoman kurikulum pendidikan tinggi (6).
𝑠𝑘𝑠 = 𝑤𝑖
∑𝑛𝑖=1𝑤× 𝑁 (1)
Keterangan:
sks : besarnya bobot sks
434 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk n : jumlah mata kuliah
i : mata kuliah
N : total sks program studi
3.2 Rancangan prototype Lective Huluakan
Berdasarkan hasil penggalian kebutuhan pengguna, maka selanjutnya disusun fitur-fitur
prototype Lective Huluakan. Daftar fitur disajikan pada Tabel 8
Tabel 8 Daftar fitur Lective Huluakan
No Nama Fitur Fungsi
1 Kelola tracer study Melaporkan hasil penelusuran alumni serta merelasikan hasil tracer study dengan profil lulusan
2 Kelola dokumen penunjang
Mengelola dokumen-dokumen penunjang penyusunan kurikulum. 3 Kelola profil lulusan Mengelola profil lulusan serta mengkorelasikannya dengan
kompetensi dan dokumen-dokumen penunjang
4 Kelola CPL Mengelola CPL, mengkorelasikan CPL dengan profil lulusan, dan memetakan CPL dalam KKNI.
5 Kelola bahan kajian Mengelola bahan kajian pada level paling spesifik 6 Pembobotan bahan
kajian
Membobot bahan kajian dengan dua metode: 1) Berdasarkan keluasan dan kedalaman bahan kajian; 2) Berdasarkan kedalaman dengan menggunakan level pada taksonomi anderson.
7 Pembentukan mata kuliah
Membentuk mata kuliah dari bahan kajian yang saling berkorelasi, serta menentukan bobot sks mata kuliah berdasarkan keluasan dan kedalaman bahan kajian
8 Penentuan dosen pengampu mata kuliah
Menentukan dosen pengampu mata kuliah, dosen dapat saling berkolaborasi dalam merumuskan kurikulum.
3.3 Hasil pengembangan
prototype
Lective Huluakan
Berdasarkan hasil rancangan sistem, maka prototype sistem berhasil dikembangkan dengan fitur kelola tracer study. Fitur ini memetakan dan melaporkan hasil tracer study, sistem juga menampilkan pie chart kompetensi dan bidang kerja alumni seperti pada Gambar 9. Program studi Teknik Informatika UMM memetakan kompetensi alumni dalam 4 bidang yakni 1) Software analysis dan development; 2) Pengajar (Dosen atau guru); 3) Programmer atau staf IT dan 4) Jenis pekerjaan lainnya.
Gambar 9 Fitur laporan tracer study Lective Huluakan
Salah satu kendala dalam perumusan kurikulum ialah ketersediaan dokumen baik yang secara langsung menunjang penyusunan kurikulum maupun yang tidak secara langsung seperti panduan, dasar hukum dan lain-lain. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk menyediakan fitur
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 435 pengelolaan dokumen dalam sistem Lective Huluakan untuk mendukung fungsi tersebut seperti pada Gambar 10.
Gambar 10 Fitur kelola dokumen pendukung/penunjang kurikulum
Fitur ketiga yang dikembangkan ialah perumusan profil lulusan. Profil lulusan disusun berdasarkan hasil analisis dan tracer study, kemudian dihubungkan dengan kompetensi lulusan yang diperlukan untuk menunjang profil tersebut. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Berdasarkan hasil analisis dan penelusuran alumni, maka Program Studi Teknik Informatika UMM menetapkan 4 profil lulusan yakni: 1) Pengembang game; 2) Analis dan perekayasa jaringan, administrator jaringan dan pengembang aplikasi jaringan; 3) Ilmuwan data dan 4) Perekayasa perangkat lunak.
Gambar 11 Profil lulusan dan relevansinya dengan kompetensi
Fitur keempat yang dikembangkan dari Lective Huluakan ialah perumusan CPL. Dalam fitur tersebut program studi dapat mengkorelasikan profil lulusan dengan CPL tertentu, serta menentukan kedudukan CPL di dalam penjenjangan KKNI. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Program Studi Teknik Informatika UMM merumuskan 54 butir CPL yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus.
Gambar 12 Capaian pembelajaran lulusan
Fitur kelima adalah penentuan bahan kajian, pada fitur ini program studi dapat merumuskan bahan kajian apa saja yang akan digunakan dalam pembentukan mata kuliah. Program studi juga dapat memberikan keterangan sumber bahan kajian tersebut, sehingga jika ada bahan kajian yang bersumber dari asosiasi program studi, maka dapat dideteksi. Detail penyusunan bahan kajian dapat dilihat pada Gambar 13. Program Studi Teknik Informatika UMM telah merumuskan 255 bahan kajian untuk selanjutnya digunakan dalam mata kuliah.
436 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk Gambar 13 Perumusan bahan kajian
Setelah bahan kajian ditentukan, maka langkah selanjutnya ialah pemetaan bahan kajian, pada prosedur penyusunan kurikulum secara manual, proses ini dilakukan dengan membentuk matrik relevansi bahan kajian dengan CPL. Pada sistem Lective Huluakan setiap bahan kajian dipetakan dengan 4 aspek CPL. Program studi dapat memilih salah satu atau seluruh aspek, dapat juga memiliki lebih dari satu CPL pada aspek yang sama. Proses tersebut seperti pada Gambar 14. Program Studi Teknik Informatika UMM telah membobot 210 bahan kajian beserta relevansinya dengan 54 butir CPL.
Gambar 14 Relevansi bahan kajian dengan CPL (membentuk matriks)
Setelah dipetakan maka langkah selanjutnya ialah membobot kedalaman bahan kajian. Setiap bahan kajian ditentukan bobot kedalamannya mengacu pada taksonomi anderson yang membagi kompetensi menjadi 3 kategori yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembobotan bahan kajian ditunjukkan seperti pada Gambar 15.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 437 Gambar 15 Pembobotan kedalaman bahan kajian
Hasil pembobotan bahan kajian selanjutnya akan digunakan pembentukan mata kuliah. Sesuai dengan analisis kebutuhan, pembentukan mata kuliah didasarkan atas persamaan (1), akan tetapi untuk menyederhanakan prosedur, maka sistem Lective Huluakan telah dilengkapi dengan prosedur tersebut. Pengguna tinggal menginputkan bobot setiap bahan kajian. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Hasil pembobotan bahan kajian
Pembentukan mata kuliah diawali dengan mengelompokkan bahan kajian yang mendukung kompetensi tertentu, atau pengelompokkan dapat juga didasarkan atas rekomendasi asosiasi program studi. Pengguna program studi tinggal memberi tanda centang (check) pada bahan kajian yang relevan untuk membentuk 1 mata kuliah. Pemilihan bahan kajian seperti pada Gambar 17.
Gambar 17 Pemilihan bahan kajian pembentuk mata kuliah
Langkah terakhir ialah membentuk mata kuliah dan menentukan dosen penyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) / dosen pengampu mata kuliah. Lective Huluakan memberikan rekomendasi bobot sks berdasarkan persamaan 1. Detail proses pembentukan mata kuliah dan penentuan dosen pengampu dapat dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 19. Program Studi Teknik Informatika UMM telah berhasil membentuk 67 mata kuliah dengan menggunakan Lective Huluakan.
438 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk Gambar 18 Pembentukan mata kuliah
Gambar 19 Penentuan dosen pengampu mata kuliah
Lective Huluakan juga menyediakan beragam bentuk laporan hasil perumusan kurikulum pendidikan tinggi. Pada Gambar 20 Lective memberikan format laporan berdasarkan dosen pengampu mata kuliah. Dengan demikian, proses identifikasi dan pengendalian lebih mudah dilakukan oleh program studi. Selain itu, Lective Huluakan juga menyediakan format visualisasi laporan kurikulum seperti relevansi antara mata kuliah dengan CPL, relevansi antara program studi dengan bahan kajian, serta relevansi antara mata kuliah dengan profil lulusan seperti pada Gambar 21.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 439 Gambar 20 Laporan hasil penyusunan kurikulum
Gambar 21 Berbagai bentuk visualisasi kurikulum
3.4 Validasi Pakar
Hasil sistem Lective Huluakan pada tahap akhir di validasi oleh pakar kurikulum dan pendidikan tinggi. Hasil validasi berupa rekomendasi dan koreksi terhadap sistem Lective Huluakan.
440 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk 4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengembangan sistem Lective Huluakan alur penyusunan kurikulum mengikuti alur sesuai dengan rekomendasi pakar. Lective Huluakan kemudian digunakan di Program Studi Teknik Informatika UMM untuk desain KPT dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna program studi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fidiyani R. PERGESERAN PARADIGMA DALAM PENDIDIKAN TINGGI HUKUM (Dari Kurikulum Inti dan Institusional ke Kurikulum Berbasis Kompetensi). J Din Huk [Internet]. 2010 [cited 2017 Oct 9];10(3). Available from: http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/95/45
[2] Febriyanti F. Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Globalisasi (Pergeseran dari Kurikulum Inti dan Institusional ke Kurikulum Berbasis Komptensi). Ta’dib [Internet]. 2013 [cited 2017 Oct
9];18(2):294–327. Available from:
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/view/51/46
[3] Nuryanto N. INTEGRASI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KKNI UNTUK PERGURUAN TINGGI. EDUKASI J Pendidik Islam [Internet]. 2016 Nov 1 [cited 2017 Oct 9];4(2):234–52. Available from: http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/EDUKASI/article/view/2/pdf [4] Wohlin C, Höst M, Henningsson K. Empirical Research Methods in Software Engineering. In
Springer, Berlin, Heidelberg; 2003 [cited 2017 Oct 7]. p. 7–23. Available from: http://link.springer.com/10.1007/978-3-540-45143-3_2
[5] Susanto R, Andriana AD. Perbandingan Model Waterfall dan Prototyping untuk Pengembangan Sistem Informasi. Maj Ilm UNIKOM [Internet]. 2016 May 12 [cited 2017 Sep 5];14(1). Available from: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jurnal-unikom/article/view/174 [6] Menristekdikti. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi [Internet]. 2nd ed.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 2016 [cited 2017 Jul 6]. 1-68 p. Available from: https://drive.google.com/file/d/0B7445iemftkMdkRjTko5RHlMVG8/view
[7] Sutrisno & Suyadi. Desain Kurikulum Perguruan Tinggi; Mengacu Kerangka Nasional Indonesia. Latifah P, editor. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2016. 302 p.