2.1Teori Entitas
Dalam teori entitas Paton (Suwardjono, 2005) menyatakan bahwa organisasi dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas nama sendiri dan kedudukan terpisah dari pemilik atau pihak lain yang dinamakan dana dalam organisasi dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
a. Entitas pelaporan adalah unit pemerintah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban laporan keuangan
b. Entitas akuntansi adalah unit pemerintah pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk di gabungkan pada entitas pelaporan
Manurut jensen dan Meckling (Jensen, 1976) bahwa hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen.
2.2Teori Keagenan
Karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh agent (terjadi asimetri informasi) maka principal membutuhkan pihak ke tiga yang mampu meyakinkan principal bahwa apa yang dilaporkan oleh agent itu benar. Dalam posisi pihak ke tiga ini sebenarnya adalah akuntan sektor publik diharapkan berperan besar.sedangkan itu (johanes, 1990) mengatakan bahwa mengingat bahwa sebagian (atau bahkan sebagian besar) laporan yang diberikan oleh pemerintah adalah bentuk informasi keuangan. Akuntan (dalam hal ini sebagai auditor) mempunyai posisi penting dengan alasan bahwa : (1) dia mempunyai akses terhadap informasi keuangan, (2) dia mempunyai akses terhadap informasi terhadap manajemen, (3) dia independent, (4) dia telah mendapat pelatihan profesional.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Eisenhardt dalam Ujihanto dan Pramuka, 2007).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya. Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry) (Ujihanto dan Pramuka, 2007).
2.3Kompetensi aparatur pemerintah
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10 menyatakan kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat di ukur dari kriteria yang di gunakan. (Nadler, 1969) sebagai salah satu orang yang yang pertama kali mencetuskan istilah Humman Resource developmen (HRD) dalam samsudian, 2005 membedakan
Training : Learning to present job. Education : Learning to prepare the individual for a different but indetified job. Developmen : Learning for
growth of the individual but not related to a specific present or future job.
2.4 Penerapan Akuntabilitas Keuangan
Mashun dalam Mardiasmo (2006) Concept Statement No 1 tentang Objektives of Financial menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar
pelaporan keuangan di pemerintah yang didasari oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaanya.
2.5Akuntansi Sektor Publik
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya masih diperanyakan apakah memang ada teori sektor publik. Sektor swasta yang berkembang akuntansinya lebih pesat saja oleh beberap ilmuan masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu didukung berbagai riset yang didalamnya hipotesa-hipotesa yang teruji kebenarannya. (mardiasmo, 2004) mengumkapkan bahwa teori memiliki tiga karakteristik dasar yaitu: (1) kemampuan untuk menerangkan menjelaskan fenomena yang ada ( the abiliti to explain), (2) kemampuan untuk memperediksi ( the ability to predict), (3) kemampuan mengendalikan fenomena ( the ability to control
Pada dasarnya terdapat tiga tujuan untuk mempelajari teori akuntansi yaitu: 1) untuk memahami praktik akuntansin yang ada saat ini, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Pengembangan teori sektor publik untuk memperbaiki praktik yang saat ini di lakukan. Hal ini terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat di andalkan.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat di andalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi,daya bandingtepat waktu,ekonomis dalam penyajian laporan dan materialistik.
a. Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama periode waktu tertentu kepada pihakeksternal yang menjadi stakeholder organisasi.
terhadap stakeholder lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.
b. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang, sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode akuntansinya.
c. Daya Banding
d. Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta untuk menghindan tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan lama waktu penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehinga menghasilkan berbagai iiiformasi tersebut.
Laporan keuangan rnungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.
e. Ekonomis dalam Penyajian Laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan dapat berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
f. Materialitas
2.6Laporan keuangan sektor publik
Laporan keuangan sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi terhadap publik, salah satunya adalah informasi yang berupa laporan keuangan.
Meskipun demikian informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Selarna ini akuntansi identik dengan pelaksnaan akuntabilitas keuangan saja.
Mardiasmo (2004) mengatakan bahwa sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi.
Laporan keuangan organisasi sektor publik di buat tentunya mempunyai tujuan dan fungsi, menurut (Mardiasmo, 2004) secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuanan adalah :
2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif. Laporan keuangan di gunakan sebagai sebuah bentuk pertanggung jawaban kepada publik. Laporan keuangan di gunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi menejemen, memberikan dasar uuntuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah di tetapkan, dan membandingkannya dengan organisasi sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang atau jasa yang di terima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya organisasi
3. Perencanaan dan informasi otorisasi. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otoritas penggunaan data.
4. Kelangsungan organisasi. Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan penyediaan barang atau jasa di masa yang akan datang.
5. Hubungan masyarakat. Laporan keuangan bnerfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah di capai kepada pemakai yang di pengaruhi karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi denga publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2.7Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik
Menurut (Jones, 1996) mengindetifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan. Kesepuluh kelompok pemakai laporan keuangan tersebut adalah Pembayar pajak, Pemberi dana bantuan, Investor, Pengguna jasa, Karyawan, pemasok, Dewan legislatif, Manajemen, Pemilih, Badan pengawas
Sedangkan menurut (Henley, 1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sektor publik menjadi dua belas kelomppok yaitu : anggota terpilih, masyarakat sebagai pemilih atau pembayar pajak, pelanggan atau klien, karyawan, pelanggan dan pemasok,pemerintah, pesaing, legurator, pemberi pinjaman, donor dan sponor, investor atau partner bisnis, kelompok penekan lainnya.
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP No 24 tahun 2005, 2005) laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan.
2.8Kerangka Pemikiran
perspektif ini, akuntansi berkepentinggan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha memiliki kesatuan pelopor yang bertanggung jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggung jawaban dan laporan keuangan merupaakan media pertanggungjawabannya. Berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan manajemen untuk mengelola dan mengendalikan harta perusahaan daam upaya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik ini didasarkan pada teori keagenan (Agency Theory) dari Jensen & Meckling (Jensen, 1967).
Sedangkan teori-teori pendukung yang di gunakan dalam penulisan ini di ambil dari teori Organizational Behaviour dari (Robbins,) yang mengkaji prilaku-prilaku dari principal dan agen yang menyelenggarakan aktivitas instansi pemerintah. Dari uraian kerangka pemikiran di atas maka dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Model Penelitian
2.9Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka dapat disusun hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1: Penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
Penerapan Akuntansi Sektor Publik