• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMEGANG SAHAM PENGENDALI, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK - Politeknik Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMEGANG SAHAM PENGENDALI, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK - Politeknik Negeri Padang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMEGANG SAHAM PENGENDALI, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

Zalida Afni 1*), Ancella A. Hermawan 2)

1) Akuntansi, Jurusan Akuntansi,Politeknik Negeri Padang,Padang 2) Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

email : zalida.afni@yahoo.com1)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang hubungan tata kelola perusahaan yaitu para pemegang saham pengendali, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak di perusahaan. Penelitian terdahulu memberikan hasil yang beragam terkait pengaruh dari pemegang saham pengendali, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi atas data panel dengan menggunakan pengujian dengan bantuan program Eviews 6.1. Berdasarkan pengujian empiris untuk periode 2011-2013, diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan proksi yang berbeda untuk pengukuran penghindaran pajak, dapat memberikan pengaruh yang yang sama atau berbeda terhadap hubungan antara pemegang saham pengendali, komisaris independen dan komite audit terhadap penghindaran pajak perusahaan. Pengaruh pemegang saham pengendali mempunyai signifikansi yang sama apabila menggunakan pengukuran yang berbeda. Sedangkan hasil pengujian pengaruh komite audit dan komisaris independen, dengan menggunakan pengukuran penghindaran pajak yang berbeda akan memberikan hasil yang beragam.

Keywords: Penghindaran pajak, komite audit, komisaris independen, Pemegang saham pengendali.

1. Pendahuluan

Penghindaran pajak merupakan tindakan pengurangan pembayaran pajak dengan cara yang

legal misalnya melalui celah-celah peraturan perpajakan yang ada, dengan arti yang lain

menghindaran pajak merupakan suatu tindakan yang dilakukan wajib pajak dalam upaya efisiensi pajak (Kirchler et al. 2002). Setiap perusahaan bertujuan untuk mengoptimalkan laba, dan dengan memanfaatkan ketentuan pajak yang ada, perusahaan akan berusaha meminimalkan beban pajak. Untuk melakukan tindakan pajak agresif, pemilik perusahaan akan mendorong manajemen untuk mengurangi beban pajak yang muncul (Chen et al., 2010). Pada satu sisi penghindaran pajak dapat menghasilkan penghematan pajak (Mills, 1998) tapi juga dapat meningkatkan agency risk (Desai dan Dharmapala, 2006).

Permasalahan agency cost tidak terlepas dari peran dan control dari manajemen dan peran pemegang saham pengendali. Pada penelitian Claessens et al (2000) yag mengevaluasi struktur kepemilikan di 9 negara Asia, termasuk 178 perusahaan public di Indonesia, menemukan bahwa pada cut off 10%, 93% perusahaan public di Asia dikendalikan oleh pemegang saham. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bukti pengaruh pemegang saham pengendali, komisaris independen , dan komite audit terhadap penghindaran pajak dengan memberikan hasil penelitian yang beragam.

(2)

pemegang saham yang memiliki pengaruh yang lebih besar dan dapat memastikan kebijakan tersebut dapat menguntungkan mereka dan memilih kebijakan pajak yang agresif. Penelitian Minnick dan Noga (2010) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan komisaris independen terhadap penghindaran pajak. Sedangkan penelitian Timothy (2010) menemukan bukti empiris bahwa persentase komisaris independen berpengaruh signifikan positif terhadap penghindaran pajak. Sedangkan pada. Terdapat hasil penelitian yang beragam juga mengenai pengaruh komite audit terhadap penghindaran pajak. Latar belakang keahlian akuntansi pada anggota komite audit, mempunyai berpengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak yang tidak berisiko (Robinson et al, 2012). Sedangkan pada penelitian Amstrong et al. (2012) menemukan bukti empiris bahwa adanya financial

expertise yang duduk dalam dewan direksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penghindaran pajak perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang hubungan tata kelola perusahaan yaitu para pemegang saham pengendali, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak diperusahaan. Mengacu pada beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, yang memberikan hasil yang beragam terkait pengaruh dari pemegang saham pengendali, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak, maka peneliti ingin menguji kembali dan melihat pengaruh dari hubungan tersebut dengan menggunakan proksi penghindaran pajak yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini juga menambahkan hasil pengujian tambahan yang melihat pengaruh pemegang saham pengendali terbesar kedua terhadap penghindaran pajak perusahaan. Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi dan memperkaya penelitian sebelumnya mengenai pengaruh pemegang saham pengendali, komisaris independen, dan komite audit terhadap penghindaran pajak, dengan menggunakan pengukuran penghindaran pajak yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

2. Tinjauan Pustaka 2.1Penghindaran Pajak

Pembayaran pajak merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan bisnis. Pembayaran pajak kepada pemerintah oleh pihak perusahaan merupakan proses transfer kekayaan dari pihak perusahaan (terutama pemilik) kepada pemerintah. Hal ini menyebabkan pemilik perusahaan diasumsikan akan mempunyai preferensi bagi manajemen perusahaan untuk menjadi agresif dalam perpajakan (Chen et al. 2010). Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan rekayasa tax affairs yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan (Suandy, 2011) .

Definisi penghindaran pajak sebagai pengurangan pajak eksplisit secara umum dan merefleksikan semua transaksi yang memiliki efek terhadap kewajiban pajak perusahaan secara eksplisit (Dyreng et al., 2006). Kirchler et al. (2002) juga berpendapat bahwa penghindaran pajak mengacu pada pengurangan pembayaran pajak dengan cara yang legal, misalnya melalui celah-celah peraturan perpajakan yang ada. Praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan terkait dengan adanya agency theory (Desai dan Dharmapala, 2006) Berdasarkan agency theory, pemegang saham mengharapkan manajer untuk melakukan penghindaran pajak se-optimal mungkin.

Pada penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa penghindaran pajak merupakan suatu tindakan dalam upaya meminimalkan beban pajak agar laba optimal. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua proksi penghindaran pajak yaitu Effective Tax

Rate, dan Book Tax Difference (BTD).

Effective tax rate, dihitung berdasarkan rasio beban pajak yang dibayarkan dengan

(3)

karakteristik perusahaan, semakin besar perusahaan, semakin besar keterlibatan perusahaan dalam tax saving, sehingga ETR akan semakin kecil.

Book Tax Difference. Pelaporan keuangan yang menyediakan informasi bagi

pemegang saham, didasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku, dan berbeda dengan pelaporan perpajakan. Hal ini menyebabkan berbedaan dalam hal pengukuran asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan, sehingga menyebabkan adanya perbedaan dalam pencatatan akuntansi dan pelaporan pajak dan menjadi penyebab munculnya BTD. Hanlon (2010) perbedaan ini dapat berupa deferred tax liability atau deferred tax asset apabila perusahaan memperoleh tax benefit dimasa yang akan datang. Perbedaan antara akuntansi dan pajak juga disebabkan karena adanya tax sheltering (Desai, 2003) dan memberi informasi tentang pelaporan pajak yang agresif (Heltzer, 2008). Penelitian Mills (1998)

menunjukkan jika BTD besar, kemungkinan dilakukannya audit juga lebih besar, sehingga dengan semakin besarnya BTD (positif) menunjukkan meningkatnya ketidakpatuhan terhadap pajak.

2.2Pemegang Saham Pengendali

Mekanisme untuk mengontrol terjadinya masalah agensi di perusahaan dapat dilakukan secara optimal dengan adanya pemegang saham pengendali. Adnya pengontrolan yang optimal dari pemegang saham pengendali dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Xu dan Wang, 1999; Desai dan Dharmapala, 2009). Akan tetapi dengan adanya pemegang saham pengendali dapat secara penuh mengontrol kebijakan perusahaan dan secara langsung terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Zhou (2011) pada penelitiannya di China, menemukan adanya hubungan yang positif antara proporsi pemegang saham pengendali dengan penghindaran pajak perusahaan. Cina memiliki karakteristik perusahaan yang berbeda dari Negara-negara Eropa dan Amerika. Kepemilikan saham perusahaan-perusahaan di Cina terkonsentrasi pada pemegang saham tunggal yang mempunyai hubungan yang kuat dengan pemerintah, sehingga dengan semakin besar kekuatan yang secara penuh mengontrol keputusan perusahaan dan secara langsung terlibat dalam pengelolaan perusahaan, semakin besar proporsi kepemilikan yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali, maka makin besar pengaruh yang dimilikinya dalam RUPS. Penelitian Timothy (2010) juga melihat bahwa semakin tingginya persentase pemegang saham terbesar, maka sebagian besar kebijakan perusahaan ditentukan oleh pemegang saham yang memiliki pengaruh yang lebih besar dan dapat memastikan kebijakan tersebut dapat menguntungkan mereka dan memilih kebijakan pajak yang agresif.

2.3Komisaris Independen

Komisaris independen mempunyai peran dalam hubungannya dengan kepentingan pemegang saham minoritas, dan karena berasal dari pihak luar perusahaan, komisaris independen lebih mencerminkan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi keuntungan stakeholder, serta dengan perannya tersebut diharapkan dapat mengurangi agency problem

(4)

2.4Komite Audit

Adanya mekanisme dalam tata kelola perusahaan, salahsatunya adalah peran dari komite audit, diharapkan dapat memberikan peran yang signifikan dalam kebijakan perusahaan, meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan serta menurunkan tingkat penghindaran pajak. Apabila diihat dari latar belakang keahlian komite audit di perusahaan, yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, diprlukan anggota komite audit yang mempunyai latar belakang keahlian dibidang akuntasi dan keuangan. Akan tetapi hal ini dapat menyebabkan pengaruh yang berlawanan. Disatu sisi, dengan latar belakang keahliannya di bidang akuntansi dan keuangan, komite audit dapat mencegah terjadi nya praktek praktek dan kebijakan yang merugikan perusahaan, tapi disisi lain, dengan latar belakang keahliannya tersebut, komite audit mengetahui celah yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari penghindaran pajak prusahaan

Beberapa penelitian memberikan bukti empiris yang beragam mengenai pengaruh komite audit terhadap penghindaran pajak. Adanya latar belakang keahlian akuntansi pada anggota komite audit, mempunyai berpengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak yang tidak berisiko (Robinson et al, 2012). Sedangkan pada penelitian Amstrong et al. (2012) menemukan bukti empiris bahwa adanya financial expertise yang duduk dalam dewan direksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak perusahaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komite audit yang mempunyai latar belakang keahlian akuntansi dan keuangan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kegiatan perusahaan, dan dengan latar belakang keahliannya tersebut lebih memahami resiko yang terdapat diperusahaan dan dapat memberikan peran yang baik bagi keuntungan para pemegang saham.

2.5 Pengembangan Hipotesa

Pada penelitian terdahulu (Zhou, 2011) memberikan bukti empiris adanya hubungan yang positif antara pemegang saham pengendali dengan penghindaran pajak perusahaan. Adanya corporate governance yang lemah menyebabkan pemegang saham pengendali lebih tertarik untuk mendapatkan manfaat pribadi atas kontrol yang dimiliki. Oleh karena itu pemegang saham pengendali lebih mudah mendapatkan manfaat pribadi atas kontrol yang dimiliki (La Porta et al., 2000). (Timothy, 2010) menilai bahwa makin tinggi persentase pemegang saham terbesar, makin besar pengaruhnya dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Hipotesa 1 : Terdapat pengaruh positif Pemegang saham pengendali terhadap penghindaran pajak

Penelitian sebelumnya menemukan hasil yang berbeda – beda, positif, negative dan ketidak signifikan-an terkait hubungan komisaris independen dan kecenderungan penghindaran pajak. Solomon (2007) menilai bahwa dengan adanya komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan, akan meningkatkan peran pengawasan untuk mengatasi permasalahan agensi.

(5)

Hipotesa 2 : Terdapat pengaruh negative proporsi komisaris independen terhadap penghindaran pajak.

Robinson, et al. (2012) menemukan bahwa dari segi latar belakang keahlian, komite audit yang mempunyai latar belakang keahlian selain akuntansi, cendrung melakukan penghindaran pajak beresiko dibandingkan dengan komite audit yang mempunyai latar belakang keahlian akuntansi. Berbeda dengan Robinson et al. (2012), Armstrong, et al. (2013) ) menemukan bahwa jumlah ahli keuangan (financial expertise) dalam dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap distribusi penghindaran pajak. Berdasarkan uraian diatas terdapat dua hal yang berbeda, bahwa dengan latar belakang keahlian akuntansi dan keuangan komite audit dapat berpengaruh positif atau negative terhadap penghindaran pajak. Adanya komite audit yang berlatar belakang keahlian akuntansi dan keuangan tentunya dapat mencegah terjadinya penghindaran pajak di perusahaan.

Hipotesa 3 : Terdapat pengaruh positif komite audit terhadap penghindaran pajak.

3. Metode Penelitian

3.1Model penelitian

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Operasional :

Penghindaran pajak didefinisikan sebagai pengurangan pajak secara eksplisit per dolar laba sebelum pajak (Hanlon dan Heitzman, 2010), dan penghindaran pajak tersebut sulit untuk diukur (Desai dan Dharmapala, 2006, 2009). Pada penelitian ini, pengukuran penghindaran pajak (PP) digunakan adalah dua jenis proksi penghindaran pajak yaitu PP_01 (ETR) dan PP_02 (BTD).

ETR (Effective tax rate) adalah tingkatan yang mempengaruhi laba akuntansi. ETR diperoleh dari total beban pajak penghasilan dibagi dengan penghasilan sebelum pajak, sehingga ETR dapat mempengaruhi laba akuntansi (Gupta and Newberry, 1997). Apabila nilai ETR kurang dari 1, diindikasikan terdapat penghindaran pajak di perusahaan. Terdapat hubungan yang negarif antara ETR dan penghindaran pajak.

BTD (book tax difference) merupakan perbedaan antara laba komersial dengan laba fiscal. Adanya perbedaan buku pajak dan komersil dapat memberikan informasi tentang penghindaran pajak (Hanlon dan Heitzman, 2010). Mills (1998) bahwa perusahaan dengan perbedaan buku-pajak yang besar (diukur pada pengembalian pajak dan menggunakan beban pajak tangguhan dari laporan keuangan) lebih memungkinkan untuk dilakukan audit.

Pemegang Saham Pengendali merupakan memiliki kepemilikan saham terbesar di perusahaan. Besarnya persentase kepemilikan saham menunjukkan konsentrasi kepemilikan yang kuat diperusahaan. Menurut Claessens et al. (2000b), La Porta et al.

(2002), dan Claessens et al. (2002), penggunaan pisah batas hak kontrol 10% cukup efektif untuk mengendalikan perusahaan. Akan tetapi kebanyakan di negara-negara Asia pada umumnya sebagian besar jumlah perusahaan yang dikendalikan oleh pemegang saham pengendali tunggal cukup besar, yaitu 68% di Asia (Claessens et al., 2000a) dan 54% di Eropa (Faccio dan Lang, 2002). Oleh karena itu pada penelitian ini persentase kepemilikan saham pengendali diperoleh pada kepemilikan yang lebih besar dari 50%.

PP_01it = β0 + β1PSP it + β2KomInd it + β3KomAud it + β4Size it + β5ROA it + β6Levit + ε it

(6)

Robinson et al., 2012; dan Abernathy et al., 2013 dalam penelitiannya komite audit yang berada di perusahaan haruslahmempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai. Latar belakang keahlian akuntansi dan keuangan komite audit diukur darin proporsi para anggota komite audit yang memiliki pengalaman sebagai akuntan, auditor, direktur keuangan atau chief financial officer, kepala akuntansi atau chief accounting officer.

Solomon (2007) menilai dari perspektif teori agensi, bahwa anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau yang independen, mempunyi peran untuk mengawasi jalannya peran eksekutif yang lain. Sehingga komisaris independen merupakan representasi dari kepentingan pemegang saham minoritas, atau pemegang saham publik

Ukuran perusahaan (size) mempunyai hubungan dengan ETR rata-rata perusahaan (Gupta and Newberry, 1997). Semakin besar dan sukses sebuah perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut menjadi objek peraturan pajak. Sehingga makin besar perusahaan, makin besar ETR. ROA (Return on asset) digunakan untuk melihat performa perusahaan dengan pembandingkan penghasilan sebelum pajak dengan total asset perusahaan ( Atwood et al., 2012). Leverage menggunakan rasio utang jangka panjang dengan total asset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai marginal tax rate yang tinggi, cendrung melakukan pembiayaan dengan debt financing, sehingga ETR makin rendah.

PP_01 adalah ETR (Effective Tax Rate), diperoleh melalui

income tax expense/pre-tax income perusahaan i pada tahun t

PP_02 adalah BTD (Book Tax Difference), diperoleh melalui LAba komersial – laba fiscal.

Variabel Independen :

Persentasi komisaris independen terhadap jumlah dewan komisaris.

Jumlah anggota komite audit yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntasi dan keuangan dibagi total jumlah anggota komite audit

Penghasilan sebelum pajak dibagi log total asset Rasio utang jangka panjang terhadap total sset.

3.3 Sampel

Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20011-2013. Sampel adalah perusahaan yang dikategorikan sebagai industry manufaktur, tidak termasuk perusahaan keuangan, asuransi, dan utilitas. Informasi mengenai kepemilikan, dewan komisaris, komite audit dan data keuangan diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan yang diperoleh dari BEI.

3.4 Teknis Analisis

(7)

(Wooldridge, 2003 dalam Ariefianto, 2012). Data panel memiliki keunggulan karena bersifat robust terhadap beberapa pelanggaran tipe asumsi Gauss Markov, yaitu heterokedastisitas dan normalitas. Pengujian hipotesa untuk melihat pengaruh variabel independen yang diuji terhadap variabel dependen akan menggunakan pengujian dengan bantuan program Eviews 6.1.

4. Hasil dan Pembahasan 4.1Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 dengan sampel akhir 128 perusahaan dan 384 firm-year.

Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik sampel dalam penelitian yang terdiri dari mean, median, nilai minimum dan nilai maksimum. Pada tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif seluruh variabel yang digunakan. Salahsatu proksi untuk pengukuran tax

avoidance yaitu book tax defferent (BTD) mempunyai nilai mean yang lebih kecil dari

median/hamper sama (-0,014; -0,016), artinya hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pada sampel penelitian memiliki laba fiskal yang lebih besar daripada laba komersial. ETR menunjukkan nilai yag kurang dari 1 yang mengindikasikan adanya penghindaran pajak. Pada PSP terlihat bahwa rata-rata kepemilikan saham pengendali diatas 50%.

4.2Analisis Hasil

Pada table 2 saat dilihat bahwa masing-masing variabel tidak terdapat korelasi antar variabel yang terkait. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian regresi. Hasil menunjukkan pada kedua proksi pengukuran penghindaran pajak yaitu PP_01 (ETR) dan PP_02 (BTD) menunjukkan hubungan yang positif signifikan. Artinya pemegang saham pengendali mempunyai pengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak perusahaan. Hasil ETR dan BTD berkebalikan. Apabila ETR negatif, penghindaran pajak akan positif. Apabila BTD positif, maka penghindaran pajak juga positif. Hal ini terlihat pada PP_01(ETR), hasil yang negatif (-0.006) menunjukkan bahwa dengan menggunakan proksi pengukuran pajak (ETR), terdapat pengaruh yang positif antara pemegang saham pengendali dan penghindaran pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou (2011).

Hasil pengujian mengeai pengaruh komisi audit dengan penghindaran pajak, mempunyai hasil yang berbeda dengan masing-masing proksi yang digunakan. Ini merupakan salahsatu kontribusi penelitian seperti yang diuraikan sebelumnya pada pendahuluan, bahwa penggunaan proksi yang berbeda dapt memberikan hasil yang berbeda. Dengan menggunakan proksi pengukuran PP_02 (BTD) terdapat pengaruh yang positif signifikan antara komite audit dengan penghindaran pajak, dan ini sejalan dengan penelitian Amstrong et al. (2013)

Hasil pengujian terhada pengaruh komisaris independen terhadap penghundaran pajak juga memberikan hasil yang berbeda dengan menggunakan proksi pengukuran yang berbeda. Dengan proksi PP_01 (ETR) hasil penelitian sejalan dengan penelitian Richarson (2011) bahwa terdapat pengaruh yang negative antara komisaris independen dengan penghindaran pajak. Dengan menggunakan proksi PP_02 (BTD), hasil penelitian sejalan dengan Timothy (2010) bahwa terdapat hubungan yang positif antara komisaris independen dan penghindaran pajak. Pada pengujian tambahan yang dilakukan, yang memasukkan cutoff kepemilikan saham pengendali 10%, 20%, dan 30%, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak, hal ini dikarenakan persentase yang lebih kecil dari pemegang saham pengendali yang diuji sebelumnya dengan kepemilikan pengendali yang sebagian besar diatas 50%

5. Kesimpulan dan Saran

(8)

independen dan komite audit terhadap penghindaran pajak perusahaan. Pengaruh pemegang saham pengendali mempunyai signifikansi yang sama apabila menggunakan pengukuran yang berbeda. Sedangkan hasil pengujian pengaruh komite audit dan komisaris independen, dengan menggunakan pengukuran penghindaran pajak yang berbeda akan memberikan hasil yang beragam.

Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya masih terdapat data yang belum tersedia dengan lengkap di BEI sehingga jumlah sampel yang diinginkan berkurang dan kemungkinan berpengaruh terhadap hasil pengujian, karena banyak perusahaa yang harus dikeluarkan dalam sampel. Untuk penelitian yanga akan dating disarankan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan proksi pengukuran pajak yang berbeda, karena bentuk penghindaran pajak merupakan sesuatu yang sulit untuk diukur dan disarankan untuk menambah periode penelitian, sehingga dalam jangka panjang pengaruh variabel yang diuji lebih tepat.

Daftar Pustaka

Armstrong, C.S., J.L. Blouin, dan D.F. Larcker. 2012. “The incentives for tax planning.” Journal of Accounting and Economics 53 (2012), h. 391-411.

Ariefianto, Moch.Doddy. (2012). Ekonometrika, esensi dan aplikasi dengan menggunakan Eviews, Penerbit Erlangga. Atwood, T.J., Drake, M.S., Myers, J., (2012). Home country tax system characteristics and corporate tax avoidance :

International evidence. The Accounting Review 87 No.6, 1831-1860

Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, T. (2010). Are family firms more tax aggressive than non-family firms?.Journal of Financial Economics 95, 41–61.

Desai, M.A. & Dharmapala, D. (2006).Corporate tax avoidance and high-powered incentives. Journal of Financial Economics, 79, 145-179.

Dyreng, S., M. Hanlon, and E. Maydew. 2008. Long-Run Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review 83: 61-62 Hanlon, M., Heitzman, S., 2010. A review of tax research. Journal of Accounting and Economics 50, 127-178

Hanlon, M., Slemrod, J., 2009. What does tax aggressiveness signal? Evidence from stock price reactions to news about tax shelter involvement. Journal of Public Economics 93, 126-141

Lanis, R. dan G. Richardson. 2011. “The effect of board of director composition on corporate tax aggressiveness.”

Journal of Accounting & Public Policy 30 (2011), h. 50-70.

McGuire, S., T, Wang., Wilson. (2014). Dual Class ownership and Tax Avoidance. The Accounting Review. 89(4), 1487-1516

Mills, L. 1998, Book-tax differences and internal revenue service adjusments. Journal of Accounting Reseach 36 (2), 213-233

Minnick, K. dan T. Noga. 2010. “Do corporate governance characteristics influence tax management?” Journal of Corporate Finance 16 (2010), h. 703-718.

Petersen, M.A., R.G., 1994. The benefit of lending relationship: evidence from small business data. Journal of Finance

49, 3-37

Rego, S., Wilson, R., 2012. Equity risk incentives and corporate tax aggresivitasness. Journal of Accounting Research 50, 775-810

Robinson, J.R., Y. Xue, dan M.H. Zhang. 2012. “Tax planning and financial expertise in the audit committee.” Diakses tanggal 2 Desember 2012, dari http://ssrn.com/abstract=2146003.

Shackelford, D.A., Shevlin, T., 2001. Empirical tax research in accounting. Journal of Accounting and Economics 31 (1-3), 321-387

Slemrod, J. 2001. A general model of the behavioral response to taxation. International Tax and publik Finance 8 (2), 119-128

Solomon, J. 2007. Corporate Governance and Accountability. 2 ed. The Atrium, West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. Timothy, Y.C.K. 2010. “Effects of Corporate Governance on Tax Aggressiveness.” Hong Kong Baptish University

Xu, X. dan Y. Wang. 1999. “Ownership structure and corporate governance in Chinese stock companies.” China Economic Review 10 (1999) 75-98.

Zhou, Y. 2011. “Ownership Structure, Board Characteristics, and Tax Aggressiveness.” Thesis, Lingnan University. Biodata Penulis :

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai kearifan lokal sebagai upaya pemeliharaan lingkungan di Kampung Sukadaya tercermin dari aktifitas warga dalam memelihara sumber mata air, memelihara kelestarian

Rumus untuk mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan  bulat negatif adalah ..... Daerah yang diarsir menunjukkan

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Net Profit

Dari sudut pandang permintaan penumpang, area tangkapan suatu bandar udara dapat didefinisikan sebagai jumlah penumpang yang menggunakan bandar udara tersebut, yang

Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan lingkar perut dan memori jangka pendek pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

maupun fisiologis yang berpengaruh terhadap jumlah zinc yang diserap dari bahan makanan sampai menjadi bentuk biologis yang aktif untuk dapat dimanfaatkan

Pada hari ini, Jumat tanggal 16 Januari 20L5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 14.1.11/UN32lKPl20L5 tanggal 14 Januari 20L5,

Pertama, menghitung penjualan (dengan nilai tukar). Kedua, penyesuaian volume barang –barang yang dijual dalam jumlah produksi dengan membuat penelitian yang tepat, penjualan dan