BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Legalitas penjualan Bahan Bakar Minyak eceran oleh Pertamini
Nama pertamini maka yang akan teringat pertama kali adalah Pertamina
sebuah perusahaan BUMN yang mengelola minyak negara. Lalu apa
hubungannya antara Pertamina dengan pertamini mengapa mereka seolah
sama, sebenarnya pertamini sama sekali bukan anak perusahaan dari
Pertamina, meskipun baik logo, warna box penjualan dan ada label juga yang
dituliskan “Pasti Pas” persis mirip Pertamina, namun memang pertamini
bukanlah bagian dari Pertamina alias masih ilegal. Label pertamini sendiri
merupakan label yang diberikan oleh penjual (Bahan Bakar Minyak) BBM
eceran.
Sedangkan stasiun resmi pertamini adalah Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) serta
agen premium dan minyak solar (APMS). Memang ada juga SPBU yang
bernama pertamini yang memang memiliki surat izin resmi namun untuk
membuka usaha ini tentunya membutuhkan biaya yang sangat tinggi hingga
miliaran rupiah.
Pertamini adalah lebel yang digunakan oleh penjual Bahan Bakar Minyak
(BBM) eceran yang tidak lagi menggunakan jerigen atau botol, melainkan
ada sekitar Tahun 2012 dan mulai marak pada Tahun 2014. Kios ini menjadi
altenatif tempat pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya bagi
kendaraan roda dua yang kehabisan bahan bakar sementara lokasi SPBU
masih jauh. Selain menjual bensin jenis Premium, sebagian kios Pertamini
juga mulai menjual jenis Pertamax.
Meskipun memiliki nama yang mirip, pertamini bukan bagian dari PT.
Pertamina dan dimasukkan ke dalam kelompok bisnis yang ilegal. Sales
Eexecutive BBM Retail VI, Sigit Wicaksono HP, menyebutkan bahwa yang
termasuk ke dalam bagian resmi Pertamina adalah Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dan
Agen Premium dan Minyak Solar (APMS).
Kondisi ketidakpastian hukum penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak)
ini sebenarnya telah berlangsung lama. Para penjual BBM (Bahan Bakar
Minyak) eceran menjual tanpa disertai surat izin dan studi kelayakan
keamanan. Standar dari ancaman kebakaran misalnya tidak pernah dilakukan.
Pertamina, Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah selama bertahun tahun
membiarkan hal ini terjadi di depan mata. Demikian juga aparat penegak
hukum menganggap penjualan ilegal seperti angin yang berlalu.27
Undang Undang No 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi,
menurut Pasal 55 memberikan sanksi bagi pengecer BBM (Bahan Bakar
27
www.HukumOnline.com. Bolehkah menjual Bensin Eceran di Pinggir jalan. Diaksese 18
Minyak) ilegal diluar Pertamina ancaman hukuman penjara 6 tahun atau denda
60 Miliyar rupiah. Akan tetapi sejak diundangkan 15 tahun yang lalu, ribuan
bahkan mungkin puluhan ribu pengecer BBM (Bahan Bakar Minyak) tanpa
nama dan ada juga pengecer yang menamakan dirinya “ Pertamini” plesetan
dari Pertamina, bebas menjual BBM (Bahan Bakar Minyak) eceran tanpa
dasar legal yang jelas. Keberadaan pengecer BBM (Bahan Bakar Minyak)
yang jelas melanggar Undang Undang Minyak dan Gas Bumi ini dibiarkan
begitu saja oleh pemerintah dan aparat penegak hukum.
Eksistensi Undang Undang Migas ini dikalahkan oleh realitas ditengah
masyarakat. Sehingga pada akhir Agustus tahun lalu BPH Migas
mengeluarkan aturan No 6 tahun 2015 tentang Penyaluran Jenis Bahan Bakar
Minyak (BBM). Aturan ini ditunjukan untuk daerah terpencil yang tidak bisa
dijangkau oleh SPBU, akan tetapi dalam relisasinya bisa digunakan untuk
legalisasi penjual BBM (Bahan Bakar Minyak) eceran. Pemerintah bahkan
pada akhir April 2016, yang lalu sepakat menyiapkan seperangkat aturan yang
jauh lebih operasional lagi dilapangan. Aturan ini bisa dimanfaatkan oleh para
pengecer untuk melegalkan usahanya dihadapan hukum. Akan tetapi peraturan
yang dilakukan oleh BPH Migas dan Pertamina untuk mengkomodir UU
Migas ini terbilang sangat ketinggalan zaman.
Pengaturan penjual BBM (Bahan Bakar Minyak) baru diatur setelah 15
tahun UU Migas, merupakan sebuah ironi penegakan hukum yang parah.
Masyarakat dihadapkan pada para pengelola aturan migas dari BPH Migas
demikian para penjual BBM (Bahan Bakar Minyak) eceran berjualan tanpa
standar keamanan.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Polkrim
berhasil menemukan bahwa melalui Peraturan Daerah No 7 tahun 2004
tentang Perijinan Usaha di Bidang Minyak dan Gas Bumi, Pemkab Sleman
dengan sigap telah mengatur para penjual BBM (Bahan Bakar Minyak) eceran
ilegal ini lebih cepat 12 tahun dari aturan yang dikeluarkan oleh BPH Migas
dan bahkan Pertamina. Perda Kabupaten Sleman No 7 tahun 2004 itu bahkan
mengatur dengan detail persyaratan teknis bagi pengecer BBM (Bahan Bakar
Minyak) yang menjual BBM (Bahan Bakar Minyak) maksimal 400 liter, sama
persis dengan aturan yang dikeluarkan oleh BPH Migas dan Pertamina 12
tahun kemudian. Para penjual BBM (Bahan Bakar Minyak ) eceran juga dapat
mendaftar usahanya dengan mudah lewat layanan pendaftaran online.
Pertamini adalah sebutan lebel bagi penjual bensin eceran yang sudah
tidak lagi menggunakan jerigen botol atau literan manual sebagai alat jualnya
melainkan menggunakan gelas takaran yang sudah ada takarannya (pertamini
manual) dan juga menggunakan alat ukur modern baik itu assy meter tatsuno
tipe atau juga flowsensor yang mana sudah dilengkapi dengan cpu serta
display sebagai penunjuk segala aktivia dari mesin pertamini tersebut.
Pertamini ini pada awalnya hanya merupakan pertamini manual yang
mana alat takarnya cuma menggunakan tabung atau gelas yang ada takarannya
beberapa tahun kemudian dengan berkembangnya teknologi serta pola pikir
para produsen pertamini tersebut maka lahirlah pertamini digital yang secara
umum sistem kinerjannya sudah sama dengan SPBU pertamini walaupun dari
segi kualitasnya belum bisa menyamai. Kios pertamini ini sangat penting
keberadaannya sebagai altenatif bagi para pengguna kendaraan dalam
membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama bagi yang lokasinya sangat
jauh dengan lokasi SPBU Pertamina baik itu premium, pertamax pertalite,
solar dan juga bahan bakar yang lainnya yang banyak dibutuhkan masyarakat
sekitar.
Legalitas atau badan usaha adalah merupakan unsur yang penting karena
legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan
usaha sehingga diakui oleh masyarakat, dengan kata lain legalitas harus sah
menurut Undang Undang dan peraturan dimana badan usaha tersebut
dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah dimata
hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu. Keberlangsungan suatu
usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah keberadaan unsur
legalitas dari usaha tersebut, dalam suatu usaha faktor legalitas ini berwujud
pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki.
Legalitas pertamini dari sebuah benda di dalam suatu negara hukum
memang sangat diperlukan demi keamanan dan kenyamanan ketika sedang
beroperasi atau berjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), pertamini digital legal
hal ini merupakan hasil perjuangan para pengusaha perakit pertamini seluruh
Mini Indonesia (APPMI), tepatnya pada bulan februari legalitas pertamini
digital rakitan itu resmi dirilis oleh pemerintah melalui badan metrologi,
legalitas pertamini tersebut tentu saja merupakan hasil uji tera berserta uji
kelayakan yang niatnya bisa menjadikan mesin pertamini yang nantinya bisa
menjadikan mesin pertamini digital legal menjadi lebih baik dan berstandar
nasioanal.28
Berkat hasil usaha pengusaha perakit pertamini atau pom mini tergabung
dalam Asosiasi Pengusaha Pom Mini Indonesia (APPMI) sekarang legalitas
tersebut telah berhasil didapatkan yakni tepatnya pada tahun 2018 ini.
Legalitas pertamini tersebut didapatkan melalui beberapa tahap test dari badan
terkait pemerintah guna menghasilkan sebuah mesin pertamini yang layak,
aman serta standar. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengeluhkan terkait
legalitas usaha Pertamini ini, mulai dari izin usaha, pasokan BBM,
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), sampai dengan alat
ukurnya, serta jumlahnya yang semakin banyak, mendapatkan izin legalitas
dan juga bersertifikat izin tanda pabrik serta sudah dilengkapi dengan garansi
selama 6 bulan sebagai bukti tanggung jawab kualitas yang diberikan.
Pertamini mengenai salah satu legalitas usaha pertamini dalam
pendistribusian bahan bakar minyak (BBM). Bahan bakar minyak merupakan
kebutuhan pokok yang sangat diperlukan masyarakat, sehingga ketersediaan
28
www.CNNIndonesia.com. Pemerintah akan Terbitkan Aturan Soal Pertamini. Diakses 18
akan berpengaruh terhadap kestabilan dan keamanan perekonomian di dalam
negeri, oleh karena itu pemerintah menganggap penting menjaga ketersediaan
dan pendistribusian ke masyarakat. Saat ini banyak beredar usaha penjualan
Bahan Bakar minyak mirip SPBU tetapi dengan skala kecil atau lebih dikenal
dengan istilah pertamini. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengeluhkan
terkait legalitas usaha pertamini mulai dari izin usaha, pasokan Bahan bakar
minyak sampai dengan alat ukur. Dengan demikian alat ukur yang digunakan
sebaiknya tidak ditera atau ditera ulang, selain itu pertamini tidak termasuk
dalam UTTP yang wajib ditera.
Produsen pertamini manual tech merupakan salah satu anggota APPMI
yang sudah mendapatkan izin lisensi dalam merakit unit mesin pertamini legal
bergaransi serta dengan izin tanda pabrik, produsen pertamini manual tech
siap melayani dalam pengadaan unit mesin pertamini legal bergaransi dan
memberikan kualitas dan harga pertamini legal yang standar.
Pertama adalah legalitas secara umum pemerintah belum mengatur
mengenai syarat dan prasyarana untuk mendirikan pertamini, namun
menyebutkan bahwa pelaku usaha pom mini telah mendapatkan izin dari dinas
terkait. Bahwa memang izin dari pom mini belumlah ada karena sepanjang
toko dan rumahan juga bisa dengan mudah mendapatkan pom mini. Kedua
mengenal aspek keselamatan, berjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan
menggunakan mesin berupa pompa atau nozzle memiliki resiko kebakaran
lebih besar dari pada menggunakan botol kaca. Karena prinsip kerja dari
melewati selang. Proses critical ada diselang pengisian tersebut apabila
rembes atau bocor dan pengguna motor atau mobil dengan tidak sengaja
menyalakan korek api dan merokok hal ini sangat beresiko kurang baik untuk
penjual maupun pembeli karena tidak ada peraturan yang baik dari pemerintah
mengenai syarat dan ketentuan pom mini. Ketiga krusial adalah aspek
perlindungan konsumen pada dasarnya ketika kita berjualan sesuatu yang
bersifat cairan dan itu merupakan kebutuhan orang banyak maka takaran yang
diberikan penjual harus tepat.
Praktik ilegal yang bekerjasama antara pengusaha pom mini dengan
pengusaha dengan menggunakan solar bersubsidi, terkait dengan legalitas
pom mini atau pertamini yang masih tabu. Pertamini termasuk usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) yang perlu dibina. Diharapkan, para pengusaha
pertamini bisa berusaha dan meningkatkan tarap hidup mereka, dalam hal
keamanan dan keselamatan. Menyayangkan mengapa PT Pertamina
memperbolehkan adanya pertamini tersebut, bukan melarang adanya bensin
eceran. Selama ini, bensin eceran memberikan manfaat dan membuka
lapangan kerja. Namun, fokus regulasi soal penjualan BBM eceran akan lebih
kepada standar keamanan agar tidak menimbulkan kecelakan atau bencana.
dan regulasi pertamini tidak ada legalitasnya. Untuk menjual bahan bakar
minyak (BBM) satu unit usaha harus ada izin niaga yang diperoleh
kementerian ESDM bahwa dalam menjual bahan bakar minyak (BBM) seperti
SPBU maka penjual wajib memiliki sertifikat terkait saranan penimbunan,
jawabkan. Legalitas pertamini memang tidak ada (belum jelas) dan secara
hukum keberadaan pertamini sebagai pengecer bahan bakar minyak (BBM)
tidak sesuai kaidah regulasi pemerintah. Perusahaan yang mempunyai izin
niaga umum berkewajiban mendistribusikan bensin melalui penyalur.
Pertamini selesai mendapatkan legalitas maka harus mengurus Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP) yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
pedagangan secara sah, hak itu perusahaan kecil, perusahaan menengah
apalagi besar. Untuk mengatasi maraknya penjualan bensin eceran, BPH
Migas menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan masyarakat untuk bisa
membuka usaha semacam itu dengan modal minim. Berikut adalah hal hal
yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk mendapatkan usaha gerai
pertamini:
a) Proses dan cara mendapatkan izin usaha pertamini
Ada beberapa hal yang haru dipersiapak terlebih dahulu. persiapan
saat meminta izin usaha sangat penting agar nantinya tidak akan
kebingungan dan lebih terlihat profesional dalam menjalankan usaha.
Berikut adalah hal hal penting yang harus dipersiapkan untuk membuka
usaha Pertamini.
b) Lokasi
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menyiapkan lokasi
Pertamini jauh dari tempat tempat yang rentang terbakar seperti dekat
dengan pabrik kain, pabrik elektronik, dll. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kebakaran besar jika terjadi masalah pada pom
bensin.
c) Mesin Pertamini
Setelah menyiapkan lahan atau lokasi usaha, langkah selanjutnya
adalah memastikan mesin pertamini seperti apa yang akan dipakai.
Pasalnya ada banyak model Pertamini yang dijual dipasaran. Agar surat
izin usaha diterbitkan oleh instansi terkait, penjelasan mengenai mesin
pertamini sangatlah penting agar pihak pemerintah merasa bahwa usaha
yang dilakukan aman dan tidak akan merugikan masyarakat setempat.
Langkah selanjutnya yang harus dipersiapkan untuk memulai usaha
pertamini adalah sebagai berikut:
1. Mencari Pegawai
Jika semua sudah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah
menyiapkan karyawan atau pegawai untuk melayani pelanggan yang
memberi bensin di pertamini.
2. Mendapatkan Surat izin usaha
Proses mendapatkan surat izin usaha, hanya perlu mengikuti
prosedur yang diarahkan oleh pom bensin besar atau SPBU ditempat
diminta oleh karyawan kantor SPBU untuk mengisi formulir terkait
dengan surat izin usaha pertamini. Dalam hal ini, akan dikenakan biaya
adminitrasi surat izin usaha berjualan bensin. Manfaat surat izin usaha ini
adalah agar bisa mendapatkan pasokan bensin Pertamini dari SPBU. Jika
tidak memiliki izin usaha maka pihak SPBU akan menyulitkan dengan
memberikan bensin dalam jumlah volume yang sedikit.
Semua jenis usaha membutuhkan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) agar mendapatkan pengesahan dan juga pengakuan dari pemerintah
terkait dengan bisnis yang dijalankan. Suarat izin usaha dibedakan menjadi
tiga kategori berdasarkan besar kecilnya dana modal yang dipakai untuk
melakukan kegiatan usaha. Hal ini tercantum dalam peraturan menteri
perdagangan terkait dengan penerbitan SIUP atau Surat izin usaha. Jenis
jenis yang harus diketahui sebelum memulai bisnis pertamini adalah:
1) SIUP Kecil
SIUP ini wajib dimiliki setiap perusahaan perdagangan dalam
bisnis apapun yang memiliki jumlah bersih Rp. 50 jt lebih dan
maksimal RP. 500 jt. Angka ini tidak termasuk bangunan dan tanah
yang dimiliki.
2) SIUP Menengah
SIUP menengah wajib dimiliki oleh perusahaan yang memiliki
Miliyar. Besaran total kekayaan tersebut tidak berikut dengan
bangunan dan juga tanah.
3) SIUP Besar
Bagi perusahaan perdagangan yang memiliki total kekayaan
bersih sebesar Rp. 10 Miliyar lebih maka wajib untuk membuat SIUP
Besar. Sama halnya seperti SIUP Kecil dan Menengah, SIUP Besar ini
juga tidak termasuk tanah dan bangunan.
Pengawasan dan pembinaan kepada depo atau SPBU/badan
usaha yang meniagakan kembali bahan bakar minyak bersubsidi harus
berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian
yang berobjektif serta mendalam dengan acuan perencanaan program
dari pemerintah, proses pengawasan yang diorientasikan kepada upaya
peningkatan mutu pelayanan konsumen sehingga binan benar benar
tepat sasaran.
Mekanisme yang dilakukan dinas perindustrian terhadap para
penjual bahan bakar minyak terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, tahap pelaporan, meskipun
pedoman tentang tata cara dan mekanisme pengawasan telah ada tetap
saja pelanggaran pelanggaran yang dilakukan terus terjadi. Fungsi
pengawasan terhadap depo atau SPBU memiliki izin sebagai penjual
bahan bakar minyak eceran, karena hasil pegawasan menjadi
Perwakilan PT. Pertamina menyebutkan bahwa pertamini
merupakan bisnis ilegal yang tidak memenuhi standar keamanan,
terutama bahaya kebakaran, pertamini maupun penjual bensin eceran
lainnya yang tidak memiliki izin usaha dapat dikenai hukuman pidana
penjara 6 tahun atau denda sebesar Rp 60 Miliyar karena melanggar
Undang undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 tahun 2001 pasal
55.
Kelebihan dan keuntungan dari penjual eceran bahan bakar
minyak dengan pom mini atau pertamini:
1) Mesin pertamini digital memiliki konsep yang sama seperti
penjual bensin botolan yang lainnya hanya ini tampilan yang
lebih inovatif dan modern atau pertamini legal/pertamini resmi
dan memiliki legalitas pertamini;
2) Sebagai sara menjual bensin eceran yang dapat meningkat
omzet penjual/pendapat bagi penjual;
3) Tampilan yang menarik jadi daya tarik sendiri dan pusat
perhatian sehingga membuat orang yang lewat banyak
mampir;
4) Aman, mudah dan praktis, tidak ribet seperti eceran yang harus
diwadaih botol terlebih dahulu dan mengukur timbangan;
5) Pengukuran literan yang akurat pasti tepat, tidak usah ragu
pengukuran bensinnya dan tidak ada kecurangan karena ini
sudah disetting atau diatur oleh alat digital canggih modern;
6) Bensin langsung dapat disisikan pada kendaraan mobil atau
motor karena sistemnya sama seperti SPBU;
7) Kapasitas penyimpanan bensin yang cukup luas yakni 210
liter;
8) Pembeli jadi rame karena lebih percaya dengan kekuratan
takaran yang pas dan merasa puas dengan mengisi bensin di
Pom mini atau pertamini digital;
9) Dengan adanya pembeli yang ramai sehingga keuntungan jadi
tambah dan melimpah;
10)Dengan adanya usaha pertamini setidaknya dapat mengurangi
angka pengangguran
B. Pengaturan Penjualan Bahan Bakar Minyak Eceran oleh Pertamini yang akan datang.
Keberadaan penjual bensin eceran ditengah masyarakat sejak dahulu
memang banyak dirasakan manfaatnya, jauhnya pembelian BBM (Bahan
Bakar Minyak) di SPBU menjadi alternatif bagi masyarakat, tidak dipungkiri
selain mudah penjualannya, keuntungan yang didapat juga sangat menjanjikan.
Penjual bensin eceran menggunakan botol untuk menaruh BBM (Bahan
Bakar Minyak) yang akan dijual, namun sekarang sudah mulai meniru
BBM (Bahan Bakar Minyak) menggunakan mesin atau pompa yang kini
banyak diminati oleh para penjual bensin eceran. Dengan menggunakan
pompa untuk mengalirkan BBM (Bahan Bakar Minyak) ke tanki para pembeli.
Pertamini juga melengkapi dengan takaran BBM (Bahan Bakar Minyak), ada
yang berupa tabung transparan dan juga model digital dan tak kalah hebatnya.
Pertamini memiliki dua type, banyak dijumpai terutama di daerah tempat
tinggal saya. Bagi masyarakat yang enggan jauh jauh membeli BBM (Bahan
Bakar Minyak) di pom bensin besar seperti SPBU. Penjualan bensin eceran
berdasarkan Undang Undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas,
keberadaan mereka dinyatakan ilegal. Padahal sebelum para penjual bensin
eceran yang menggunakan botol tidak pernah dibahas sama sekali. Hadirnya
penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) menggunakan nama pertamini, secara
tidak langsung membuat resah Pertamina selaku pengecer BBM (Bahan Bakar
Minyak) resmi saat ini. Padahal Pertamina dengan Pertamini jelas tidak ada
hubungan bisnis sama sekali.
Peran utama pemerintah adalah untuk membuat suatu kerangka aktivitas
maupun transaksi ekonomi dimana didalam kerangka tersebut tersedia
beberapa regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah, Pemerintah dalam
melaksanakan kewajibannya mengelola negara untuk melakukan beberapa
tugas termasuk pengeluaran pemerintah (Government expenditure).
Pengeluaran pemerintah ini dapat berupa subsidi, pemberian gaji negeri,
pembangunan infrastruktur, Stiglitz menyatakan subsidi termasuk salah satu
hakikat subsidi. Subsidi diberikan dengan maksud untuk mengurangi beberapa
beban masyarakat dan meningkatkan output produksi. Pemerintah mencoba
menuntaskan kewajibannya sebagai pengatur perekonomian negara dengan
fokus pada keuntungan dan memiliki nilai manfaat bagi masyarakat, oleh
karena itu subsidi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan adalah
memajukan kesejahteraan rakyat.
Kecurangan yang dilakukan oleh beberapa SPBU untuk mengeruk
keuntungan dari para pelanggan tentu tidak dapat dibenarkan, masyarakat
harus aktif melaporkan jika mendapat terjadinya indikasi kecurangan. Jika kita
sendiri diam, maka akan makin banyak masyarakat yang akan dirugikan.
Pemerintah dan Pertamina dalam hal ini, harus segera melakukan upaya
penerbitan karena dengan makin menjamurnya penjual BBM (Bahan Bakar
Minyak) eceran, maka semakin susah kontrol yang akan ditetapkan nantinya.
Masyarakat awam akan mengira Pertamini adalah mitra bisnis Pertamina,
padahal tidak ada hubungannya sama sekali. Jikat ditinjau dari segi safety,
sudah pasti tidak safety. Soal kecurangan tidak ada yang bisa menjaminnya,
karena sekelas SPBU yang besar saja melakukan kecurangan.
Badan pengatur kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas
telah menerbitkan peraturan BPH Migas Nomor 6 tahun 2015 yang
memberikan kesempatan pengusaha kecil menjual Bahan Bakar Minyak
(BBM) secara legal. Peraturan untuk mengatasi penyaluran Bahan Bakar
Minyak di wilayah terpencil yang sangat minim fasilitas SPBU. pada pasal 2
sudah mengantongi izin yang sudah di setujui oleh mentri. Berdasarkan
peraturan diatas jika merunjuk kepada undang undang yang ada seseorang
melaksanakan usaha sejenis pertamini atau pom mini dapat dikenakan sanksi
jika tidak mempuyai izin.
Namun izin disini di berlakukan bagi mereka yang akan mengambil dari
spbu pertamina. Pasal 53 Undang undang nomor 22 tahun 2001 pasal a
“pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 tanpa izin usaha
pengelolahan dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun atau denda paling
besar lima puluh miliyar rupiah“. Bahwa pihak pertamina sudah memberikan ketegasan bahwa mereka yang melakukan usaha pertamini tanpa izin dari
pertamina dianggap tidak sah, jika sudah mempunyai izin maka dianggap legal
sebab sudah ada izin yang diterima. Pihak pertamina walaupun begitu tidak
bisa menindak pertamini yang ilegal sebab bukan anak cabang usaha mereka.
Alat pemadam kebakaran juga tidak tersedia hampir seluruh pom mini
atau pertamini yang saya temui. Padahal sudah pernah ada kejadian kebakaran
yang menimpa pengguna pertamini memungkinkan penjualnya bisa menimbun
lebih banyak penjual BBM (Bahan Bakar Minyak), kalau sebelumnya hanya
menggunakan drigen. Sekarang sudah menggunakan drum besar dan ditanam
di dalam tanah. Gaya pembeli di BBM (bahan bakar minyak) eceran terkadang
sangat berbahaya, contohnya para angkot supir masih saja merokok saat
mengisi BBM (bahan bakar minyak). Mungkin hanya di SPBU saja, padahal
jika api menyebar akan berakibat fatal. Untuk itu berhati hati saat sedang
Untuk mengatasi maraknya penjualan bensin eceran BPH Migas
menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan masyarakat untuk bisa membuka
usaha, sub penyalur sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka 7 peraturan BPH
Migas Nomor 6 tahun 2015 adalah perwakilan dari sekelompok konsumen
penguna jenis Bahan Bakar Minyak khusus penugasan daerah yang tidak
terdapat penyaluran dan menyalurkan Bahan Bakar minyak hanya khusus
kepada anggota dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peraturan wilayah
operasional.29
Berikut syarat untuk menjadi sub penyalur BBM (bahan bakar minyak)
atau pertamini berdasarkan Peraturan BPH Migas Nomor 6 tahun 2015, seperti
berikut:
1. Anggota dan/atau perwakilan masyarakat yang akan menjadi sub
penyalur memiliki kegiatan usaha dagang dan/atau unit usaha yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa.
2. Lokasi pendirian sub penyalur memenuhi standar keselamatan kerja dan
lindungan lingkungan sesuai ketentuan Peraturan perundang undangan.
3. Memiliki sasaran penyimpanan dengan kapasitas paling banyak 3.000
liter dan memenuhi persyaratn teknis keselamatan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.
29
4. Memiliki atau menguasai alat angkut BBM (Bahan Bakar Minyak)
yang memenuhi standar pengangkutan BBM (Bahan Bakar Minyak)
sesaui denagn ketentuan peraturan perundang undangan.
5. Memiliki peralatan penyaluran yang memenuhi persayaratn teknis dan
keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
6. Memiliki izin lokasi dari pemerintah daerah setempat untuk dibangun
fasilitas sub penyalur. Lokasi yang akan dibangun saran sub penyalur
secara umum berjarak minimal 5 km dari lokasi penyalur berupa APMS
terdekat, atau 10 km dari penyalur berupa SPBU terdekat atas
pertimbangan lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
7. Memiliki data konsumen pengguna yang kebutuhannya telah
diverifikasi oleh pemerintah daerah setempat.
Membiarkan keberadaan pertamini yang kian menjamur, tanpa ada
pengaturan dan pengawasan. Mudahnya izin diberikan oleh instansi
pemerintah setempat membuat usaha kian menjamur dan tak terkontrol.
Setidaknya Pertamina atau SPBU dapat membuat aturan jika akan melakukan
penjualan ulang tingkat pengecer.
Pihak Kementrian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendeg)
menyatakan bahwa aspek keamanan pertamini masih sangat kurang karena
juga ditengarai merugikan konsumen karena berdasarkan pengawasan, volume
yang dikeluarkan alat pertamini tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya.
Penegakan hukum pidana yang dalam hal ini merupakan penjualan BBM
yang dilakukan secara ilegal mewajibkan turut sertanya badan penegak
hukum. Kewenangan kepada suatu badan sebagai badan pengatur dalam hal
pengawasan terhadap kegiatan usaha hilir telah diberikan menurut Undang
Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Dalam hal ini
badan yang mendapat kewenangan sebagai badan pengatur yang mengatur dan
mengawasi kegiatan hilir (pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, niaga)
minyak dan gas bumi adalah BPH Migas.
Pasal 23 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan
Gas Bumi menjelaskan bahwa kegiatan usaha hilir sebagaimana dapat
dilaksanakan oleh badan usaha setelah mendapat izin usaha dari Pemerintah
izin usaha yang diperlukan untuk kegiatan usaha minyak bumi dan/atau
kegiatan usaha gas bumi sebagaimana dibedakan atas izin usaha pengolahan,
izin usaha pengangkutan, izin usaha penyimpanan, dan izin usaha niaga.
Bisnis yang tumbuh secara pesat pertamini hanya menjual bensin eceran
dengan satu jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) misal premium, seiring
berjalannya waktu kini pertamini menjelma menjadi pom yang benar benar
lengkap dalam kebutuhan konsumen seperti dilengkapi dengan nozzle berupa
dengan satu nozzle juga lumayan 8 untuk 2 sampai 3 nozzle. Jadi semakin
banyak, besar dan canggih maka otomatis maka harga pom mini akan naik.
Pedagang eceran bahan bakar minyak (BBM) merupakan aktivitas
perniagaan sektor hilir dalam penyelenggaran usaha minyak dan gas bumi.
Pada Pasal 1 butir 14 Undang undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi. Pasal 1 butir 14 UU Migas: Niaga adalah kegiatan pembelian,
penjualan, ekspor dan impor minyak bumi dan/atau hasil olahannya termasuk
niaga gas bumi melalui pipa.
Perdagangan Bahan bakar minyak eceran sebagaimana diatas
memerlukan izin usaha yang diberikan kepada badan usaha untuk
melaksanakan pengolahan, pengangkutan penyimpanan dan/atau niaga dengan
tujuan memperoleh keuntungan laba. Pemerintah juga akan mengatur jumlah
kapasitas penyaluran bahan bakar minyak yang bisa disalurkan sub penyalur,
pemerintah juga akan meberikan batas margin tertinggi pernjualan bahan
bakar minyak mengingat hingga saat ini belum ada peraturan yang mengatur,
namun margin ini tidak teratur padahal bisa kami atur mungkin bisa diatur Rp
1000 liter dimana Rp 500 margin penjualan SPBU ada tambahan lagi dari sub
penyaluran.30
BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk transpotasi masyarakat tersedia saat
ini memiliki jenis yang beragam. Karena masyarakat perlu diberi penjelasan
30
www.Otosia.com. Pertamini menjamur Pertamina tidak ada Legalitasnya. Diakses 28 Maret
detail terkait jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) yang beredar, merengkan
sebagai contoh masih ada anggapan bahwa jenis bensin (gasoline) RON 88
identik dengan sebutan premium. Padahal premium sendiri merupakan sebuah
merk dagang dari produk bensin RON 88 milik Pertamina. Sesuai Peraturan
Presiden (Perpes) Nomor 191 tahun 2014, yang harganya ditetapkan melalui
keputusan Menteri (Kepmen) ESDM bersama dengan jenis BBM (bahan bakar
minyak) tertentu.
Sejak tahun 2014, sejatinya Pemerintah telah mengklasifikasikan BBM
(Bahan Bakar Minyak) menjadi tiga jenis kategori, yaitu BBM tertentu, BBM
Khusus, BBM umum melalui Peraturan presiden (Perpres) Nomor 191 tahun
2014 guna melakukan penataan atas penyediaan, pendistribusian dan harga
jual eceran BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. Ketiga jenis BBM
secara rinci dijelaskan sebagai berikut. BBM Tertentu, merupakan jenis BBM
(Bahan bakar minyak) yang terdiri atas minyak tanah (kerosene) dan Minyak
solar (gasoli) yeng diberikan oleh subsidi oleh pemerintah untuk konsumen
tertentu. Sasaran konsumen pengguna BBM tertentu adalah rumah tangga,
usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transpotasi dan pelayanan
umum. Penyediaan dan pendistribusian BBM Tertentu diberikan kepada
Badan usaha yang telah memiliki izin usaha niaga umum, fasilitas
penyimpanan dan fasilitas distribusi dengan sistem pendistribusian tertutup.
Pendistribusiannya BBM difasilitasi dengan menggunakan dua model
1. BBM Khusus Penugasan,
Merupakan BBM jenis bensin (Gasoline) RON minimum 88 untuk
didistribusikan diwilayah penugasan dan tidak diberikan subsidi oleh
pemerintah. Wilayah penugasan meliputi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia kecuali di wilayah provinsi Daerah
ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Yogyakarta, Bali. Pemerintah menunjuk Badan Usaha melalui
penugasan oleh Badan Pengatur dalam penyedian dan pendistribusian
atas volume kebutuhan tahunan jenis BBM Tertentu dan BBM Khusus
penugasan.
2. BBM Umum
Merupakan seluruh jenis BBM diluar jenis BBM Tertentu dan jenis
BBM Khusus penugasan.
Harga dasar sebagaimana terdiri atas biaya perolehan, biaya distribusi
dan biaya penyimpanan serta margin pada pasal 14 ayat (2) Perpres. Biaya
Perolehan adalah biaya penyediaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dari produksi
kilang dalam negeri dan impor sampai denagn terminal BBM (Bahan Bakar
Minyak) atau depot dengan dasar perhitungan menggunakan harga indeks
pasar. Adapun harga jual eceran BBM (Bahan Bakar Minyak), menurut
Perpres ini, merupakan harga dasar ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai
jenis BBM Tertentu dan BBM Khusus penugasan ditetapkan 5% (lima
persen).
Perpres ini menegaskan, jenis BBM tertentu untuk minyak tanah
(kerosene) diberikan subsidi perliter merupakan pengeluaran negara yang
dihitung dari selisih kurang antara jual eceran perliter jenis BBM tertentu
untuk minyak tanah setelah dikurangi pihak pajak, dengan harga dasar perliter
jenis BBM terntentu untuk minyak tanah. Pasal 18 Perpes ini juga menegaskan
bahwa jenis BBM tertentu dilarang diangkut dan/atau diperdagangkan ke luar
negeri.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 191 tahun
2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga jual eceran bahan bakar
minyak, memutuskan:
Pasal 14
1. Dalam rangka penyediaan dan pendistribusian minyak, Menteri
menetapkan harga dasar dan harga jual eceran bahan bakar minyak
2. Harga dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas biaya
perolehan, biaya distribusi, dan biaya penyimpanan serta margin.
3. Biaya perolehan sebagiaman dimaksud pada ayat 2 merupakan biaya
penyediaan bahan bakar minyak dari produksi kilang dalam negeri dan
import sampai dengan terminal bahan bakar minyak/depot dengan dasar
4. Harga jual eceran bahan bakar minyak sebagaimana dimaksud pada ayat 1
merupakan harga dasar sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditambah
dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB).
5. Besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebagaiaman
diamaksud pada ayat 4 untuk:
a. Harga jual eceran jenis BBM tertentu dan harga jual eceran jenis
BBM khusus penugasan sebesar 5% (lima persen);
b. Harga jual eceran jenis BBM umum sesuai dengan Peraturan Daerah
provinsi setempat
Pasal 15
1. Harga indeks pasar bahan bakar minyak dan harga indeks pasar bahan
bakar nabati ( Biofuel ) yang dicampurkan kedalam jenis BBM tertentu
dan jenis BBM khusus penugasan ditetapkan oleh Menteri.
2. Harga indeks pasar bahan bakar minyak dan harga indeks pasar bahan
bakar nabati ( Biofuel ) yang dicampurkan kedalam jenis BBM umum
ditetapkan oleh Badan Usaha dan dilaporkan kepada Mentri.
Pasal 16
1. Jenis BBM tertentu untuk Minyak tanah ( Kerosene ) diberikan subsidi per
antara harga jual eceran per liter jenis BBM Tertentu untuk Minyak Tanah
(Kerosene) setelah dikurangi pajak pajak, dengan harga dasar per liter
jenis BBM tertentu untuk Minyak Tanah (Kerosenen).
2. Jenis BBM Tertentu untuk Minyak Solar (Gas Oil) diberikan subsidi tetap
dari selisih kurang harga per liter jenis BBM tertentu untuk minyak Solar
(gas oil) setelah ditambah pajak pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
Pasal 17
1. harga jual eceran jenis BBM tertentu sebagaiman dimaksud dalam pasal 3
ayat 1 hanya berlaku untuk konsumen pengguna pada titik serah
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
2. perubahan rincian konsumen dan titik sebagaimana dimaksud pada ayat 1
ditetapkan oleh Menteri berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dipimpin
oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Pemerintah mengeluarkan peraturan presiden Nomor 191 tahun 2014
yang mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak jenis bensin RON 88 dan
memberikan subsidi tepat sebesar 1000 perliter untuk Bahan Bakar Minyak
jenis solar, peraturan ini berlaku sejak januari tahun 2015, kebijkan ini
memang telah berhasil mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak secara
signifikan namun bila ditelah kebijakan subsidi ini masih belum tepat sarana
umum berbahan bakar bensin RON 88 tidak lagi menerima subsidi tetapi
mobil pribadi berbahan bakar solar masih menerima subsidi. Peraturan
presiden nomor 191 tahun 2014 juga mengatur untuk ditetapkan sistem
distribusi tertutup bagi Bahan Bakar Minyak bersubsidi, hal ini belum
ditetapkan karena belum ada mekanisme kebijakan subsidi bahan bakar