• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kepadatan arus lalu lintas akhir akhir ini semakin sering ditemui di kota-kota besar di Indonesia, dan permasalahan terkait kepadatan arus lalu lintas ini menjadi salah satu masalah yang harus segera ditangani dikarenakan permasalahan kepadatan arus lalu lintas ini merupakan sebuah masalah besar dan belum ditemukan solusinya sampai dengan saat ini. Tingginya tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Indonesia bukan hanya terjadi di ibukota saja, melainkan sudah mulai terjadi di kota-kota besar lainnya, salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada dasarnya kepadatan arus lalu lintas memiliki pengertian jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, dan kepadatan akan semakin meningkat apabila terjadi arus yang sangat besar pada sebuah ruas jalan sehingga kendaraan menjadi sangat dekat antar satu kendaraan dengan kendaraan yang lainnya, sedangkan kepadatan total adalah apabila kendaraan harus berhenti (Tamin, 2000). Pada umumnya terdapat banyak hal yang berpengaruh terhadap tingkat kepadatan arus lalu lintas di suatu daerah antara lain faktor sarana dan prasarana yang tidak mencukupi dan memadai, jumlah kendaraan yang meningkat pesat, kurangnya informasi tentang tingkat kepadatan yang terjadi di daerah tersebut dan beberapa aspek lainnya.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat signifikan di tiap tahunnya, untuk tahun 2012 pertumbuhan jumlah kendaraan roda empat mencapai angka 71.933 unit (DPKAD, 2012), sedangkan untuk Kabupaten Sleman pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor mencapai angka 32.288 unit (DPKAD, 2012), dan angka tersebut sudah termasuk cukup tinggi untuk kondisi Kabupaten Sleman yang memiliki luas daerah sebesar 57.482 Ha. Meningkatnya jumlah kendaraan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta ini jelas akan menambah kepadatan arus lalu lintas di setiap jalan-jalan raya.

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis terletak diantara 110° 33’ 00’’ - 110° 13’ 00’’ Bujur Timur dan 7° 34’ 51’’ - 7° 47’ 30’’ Lintang Selatan. Kabupaten Sleman memiliki tingkat kepadatan arus lalu lintas yang

(2)

lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan untuk Kota Yogyakarta sendiri memiliki tingkat kepadatan arus lalu lintas yang sangat tinggi, dengan tingkat kepadatan sekitar 7 persen untuk setiap harinya (Munawar, 2013). Sedangkan untuk di daerah sekitar Universitas Gadjah Mada, kepadatan arus lalu lintas merupakan pemandangan yang senantiasa terlihat setiap harinya, terutama pada waktu ketika aktifitas di jalan raya akan meningkat secara signifikan yaitu pada pagi dan sore hari. Ditambah dengan kurangnya informasi bagi masyarakat umum selaku pengguna jalan mengenai informasi tentang tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada ini sedikit banyak telah berpengaruh terhadap meningkatnya tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada.

Meningkatnya tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada ini sudah mulai mengganggu kenyamanan bagi pengguna jalan maupun penduduk sekitar. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas tersebut adalah dengan membuat sebuah website yang dapat menyajikan peta interaktif tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada, sehingga pengguna jalan bisa memilih waktu yang tingkat kepadatan arus lalu lintasnya paling rendah dengan mengakses website tersebut.

I.2. Tujuan Proyek

Tujuan dari kegiatan proyek kali ini adalah membuat sebuah website yang dapat menyajikan peta interaktif tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL yang merupakan jalan akses masuk ke Universitas Gadjah Mada yaitu Persimpangan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Persimpangan Mirota Kampus dan Persimpangan Sagan.

I.3. Manfaat Proyek

Manfaat dari kegiatan proyek kali ini adalah dengan diperolehnya website yang dapat menampilkan peta interaktif tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada, maka website ini dapat dijadikan

(3)

acuan bagi individu atau pengguna jalan yang membutuhkan informasi terkait dengan tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar kampus Universitas Gadjah Mada.

I.4. Lingkup Proyek

Lingkup proyek dalam pembuatan website sistem informasi tingkat kepadatan arus lalu lintas di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada, adalah sebagai berikut:

1. Sistem basisdata dibangun dengan pemanfaatan basisdata MySQL yang terkoneksi dengan Google Maps API.

2. Lingkup area studi dibatasi hanya untuk memetakan tingkat kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Lampu APILL sekitar Universitas Gadjah Mada, dengan lokasi survei meliputi Persimpangan Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada, Persimpangan Mirota Kampus dan Persimpangan Sagan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Data kepadatan arus lalu lintas yang digunakan dalam kegiatan proyek ini diperoleh dengan memotret panjang antrian kendaraan bermotor di setiap lokasi survei, yaitu pada setiap sisi di setiap persimpangan. Pengamatan hanya dilakukan satu kali saat hari kerja dan satu kali saat akhir pekan. Data yang digunakan pada kegiatan proyek ini bukan hasil rata-rata pengamatan kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di lokasi survei dalam rentang waktu tertentu dan bukan data yang bersifat real time.

4. Informasi tingkat kepadatan arus lalu lintas yang ditampilkan di dalam peta interaktif ini adalah panjang antrian kendaraan bermotor di setiap lokasi survei dengan satuan panjang meter.

I.5. Landasan Teori I.5.1. Pengertian Tentang Kepadatan Lalu Lintas

Pada dasarnya tidak terdapat satu definisi yang pasti yang dapat menjelaskan tentang kepadatan arus lalu lintas, sehingga untuk mendefinisikan kepadatan arus lalu lintas harus terdiri dari berbagai macam perspektif, perspektif tersebut antara lain (ECMT, 2007):

(4)

1. Kepadatan arus lalu lintas adalah sebuah fenomena fisik yang berkaitan dengan keadaan ketika satu kendaraan akan menghambat perjalanan dari kendaraan yang lainnya. Hal ini diakibatkan karena permintaan untuk ruang jalan sudah terbatas dan kapasitas dari jalan tersebut sudah tidak dapat dikembangkan lagi.

2. Sebuah fenomena relatif yang berkaitan dengan harapan dari pengguna jalan terhadap kondisi dan performa arus lalu lintas yang baik.

Kedua perspektif diatas merupakan penggabungan dari perspektif sistem operasional lalu lintas dan perspektif dari pengguna dari jalan tersebut. Sehingga dari kedua perspektif diatas didapatkan beberapa definisi mengenai kepadatan arus lalu lintas, yaitu (ECMT, 2007):

1. Kepadatan arus lalu lintas adalah sebuah kondisi yaitu ketika perrmintaan dari sebuah jalan melibihi dari kapasitas yang jalan tersebut sediakan.

2. Kepadatan arus lalu lintas sebuah kondisi yaitu terdapat beberapa kendaraan memaksakan kehendaknya untuk masuk ke dalam arus lalu lintas yang dihadapi, tetapi kondisi arus lalu lintas yang terjadi jalan tersebut sudah melewati dari kapasitas yang ada, sehingga hal tersebut menghambat kecepatan dari arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut.

3. Kepadatan arus lalu lintas adalah sebuah fenomena relatif yang terjadi karena adanya perbedaan antara kinerja sistem operasional jalan yang pengguna harapkan dan sistem operasional jalan yang terjadi di kondisi yang sebenarnya.

Selain definisi yang telah dijelaskan di atas, terdapat definisi lain terkait dengan kepadatan arus lalu lintas, yaitu kepadatan arus lalu lintas adalah kondisi ketika arus lalu lintas yang lewat pada sebuah ruas jalan melebihi kapasitas dari rencana ruas jalan tersebut sehingga mengakibatkan kecepatan bebas pada ruas jalan tersebut mendekati 0 km/jam yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya antrian kendaraan bermotor. Kepadatan lalu lintas akan semakin meningkat apabila arus lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan tersebut sangat besar, sehingga kendaraan menjadi sangat berdekatan antar satu kendaraan dengan kendaraan lainnya. Kepadatan lalu lintas total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak lambat (Tamin, 2000).

(5)

I.5.2. Sistem Basisdata

Basisdata dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Basisdata mempunyai berbagai sumber data dalam proses pengumpulan data, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa pemakai untuk berbagai kepentingan. Pengolahan basisdata ini pada dasarnya dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan perangkat komputer. Basisdata berbasis komputer ini memiliki keunggulan, salah satunya adalah basisdata ini dapat dikelola dengan baik oleh sekumpulan program aplikasi untuk suatu kepentingan atau oleh Sistem Manajemen Basisdata (Waljiyanto 2000).

Sebuah sistem basisdata dapat disusun dari berbagai macam komponen utama, dan komponen penyusun utama dari sebuah sistem basisdata tersebut terdiri dari (Kemenristek, 2013):

1. Hardware, hardware ini biasanya berupa perangkat komputer standard, media

penyimpan sekunder dan media komunikasi untuk sistem jaringan.

2. Operating system, merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai untuk

mengendalikan seluruh sumber daya dan melakukan operasi dasar dalam sebuah sisem komputer.

3. Database, yaitu basisdata yang mewakili sistem tertentu untuk dikelola. Sebuah sistem basisdata bisa terdiri lebih dari satu data.

4. Pengguna sistem basisdata, yaitu orang-orang yang berinteraksi dengan basisdata tersebut, mulai dari perancangan basisdata sampai dengan tingkat akhir.

5. DBMS (Database Management System), yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola basisdata tersebut.

6. Operational system, yaitu perangkat lunak pelengkap yang mendukung dalam

perancangan dan pembuatan basisdata, operational system ini bersifat tidak wajib. Sistem Manajemen Basisdata (SMBD) adalah sekumpulan program yang digunakan untuk membuat dan mengelola sebuah basisdata. Suatu SMBD secara umum dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan dalam hal pendefinisian, penyusunan, dan manipulasi basisdata agar dapat digunakan di berbagai aplikasi. Pendefinisian basisdata ini meliputi pembuatan pembuatan spesifikasi dari struktur data yang disimpan dalam sebuah rekaman untuk setiap berkas data. Penyusunan

(6)

basisdata dilakukan dengan menyimpan data dalam sebuah media penyimpanan. Manipulasi basisdata meliputi pembuatan pertanyaan dan pembaharuan data.

Pengelolaan basisdata dengan menggunakan SMBD yang sudah tersedia di pasaran ataupun mengunakan SMBD yang dibuat sendiri bertujuan untuk dapat memanipulasi data dari baris data, sehingga diperoleh informasi sesuai dengan yang diinginkan. Gabungan antara baris data dan perangkat lunak SMBD dan termasuk didalamnya program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu sistem, yang kemudian disebut dengan Sistem Basisdata, dan dengan menggunakan SMBD ini pengguna bisa mendapatkan beberapa keuntungan, dan keuntungan yang bisa di dapatkan dari SMBD ini antara lain (Kemenristek, 2013):

1. Pengulangan data berkurang, dengan menggunakan SMBD maka pengulangan data atau repetisi akan menjadi berkurang, hal ini diakibatkan karena dengan menggunakan SMBD pemrosesan data dapat dilakukan dengan cepat, tetapi apabila tidak menggunakan SMBD maka pemrosesan data akan menjadi lama, sehingga memungkinkan untuk terjadinya pengulangan data dan akibat yang didapatkan dari pengulangan data ini adalah menyebabkan media penyimpanan menjadi banyak terpakai.

2. Kemudahan pemeliharaan data, dengan menggunakan SMBD maka pengguna dapat menggunakan prosedur standard untuk menambahkan, mengedit dan menghapus data serta untuk memvalidasi data bahwa data tersebut telah masuk dengan benar dan lengkap ke dalam masing-masing tabel yang telah dibuat, sehingga dengan kemampuan back up data yang dimiliki oleh SMBD dapat membantu dalam memastikan tersedianya data jika terjadi kesalahan pada sistem. 3. Keamanan meningkat, dengan menggunakan SMBD akses ke dalam basisdata

yang telah dibuat hanya terbatas pada pengguna tertentu, sehingga dengan kondisi seperti itu maka tingkat keamanan bagi data yang digunakan dalam basisdata tersebut akan menjadi lebih aman.

I.5.3. Kartografi

Kartografi adalah seni, ilmu, dan teknik pembuatan peta yang akan melibatkan disiplin ilmu geodesi, fotogrametri, kompilasi dan reproduksi peta. Dalam arti sempit dapat diartikan sebagai ilmu membuat peta (Prihandito, 1989). Ilmu kartografi

(7)

memegang peranan penting dalam proses pembuatan peta agar peta yang dibuat mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna. Ini berarti bahwa peta mempunyai fungsi komunikasi. Komunikasi melalui peta ini memiliki arti yaitu komunikasi dengan menggunakan media gambar. Ada tujuh variasi gambar yang dapat diterima oleh mata sebagai pembentuk gambar dasar utama yang disebut dengan Variabel Tampak (Riyadi, 1994).

I.5.3.1. Peta. Peta adalah gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu, sistem koordinat tertentu, dan digambarkan pada bidang datar menggunakan simbol-simbol tertentu melalui sistem proyeksi peta. Peta merupakan hasil representasi dari kondisi real life yang dapat disajikan secara visual maupun digital. Peta mengandung arti komunikasi, yang artinya merupakan signal atau channel antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pengguna peta). Dengan demikian peta digunakan untuk menyampaikan pesan yang berupa informasi geografi. Dalam satu kondisi terkadang penyampaian informasi atau penyampaian pesan akan mengalami sebuah masalah. Pada keadaan seperti ini seringkali penyelesaiannya adalah dengan menggunakan gambar sebagai sarana dalam penyampaian pesan kepada penerima pesan. Gambar tersebut dapat berupa simbol yang dirancang sedemikian rupa oleh kartografer sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh pemakai peta (Prihandito, 1989). Gambar I.1. menjelaskan diagram alir mengenai komunikasi kartografi.

Gambar I.1. Komunikasi Kartografi (Riyadi, 1994)

Jenis peta terbagi menjadi 3 macam, antara lain sebagai berikut:

1. Peta foto yaitu peta yang dihasilkan dari mosaik foto udara / orthofoto yang dilengkapi dengan garis kontur, nama dan legenda.

2. Peta garis yaitu peta yang menyajikan detil alam dan buatan manusia dalam bentuk simbol titik, garis dan area. Contohnya adalah peta tematik dan peta topografi. Dunia Nyata Konsep Kartografi PETA Konsep Pemahaman

(8)

3. Peta digital yaitu peta konversi dalam bentuk digital (angka) yang tersimpan di dalam komputer.

Di dalam ilmu kartografi dikenal beberapa macam peta, antara lain sebagai berikut. 1. Peta topografi yaitu peta yang memperlihatkan unsur unsur alam dan unsur buatan

manusia di atas permukaan bumi

2. Peta tematik yaitu peta yang memperlihatkan informasi kualitatif dan kuantitatif dari unsur unsur tertentu.

3. Peta statik yaitu peta yang dihasilkan dari produk kartografi seperti pada peta umumnya. Kebanyakan dari peta jenis statik ini hanya dapat dilihat saja.

4. Peta dinamis yaitu peta yang mempresentasikan perubahan-perubahan. Perubahan tersebut disajikan dalam bentuk animasi. Pada jenis yang interaktif, animasi yang ditampilkan sesuai dengan keinginan pengguna.

5. Peta interaktif yaitu peta yang menyajikan informasi dengan menggunakan media web yang mudah digunakan untuk memperoleh informasi spasial.

I.5.3.2. Kartografi digital. Kartografi digital yaitu penambahan penggunaan perangkat mesin komputer sebagai alat penolong dalam teknik pemetaan secara konvensional. Suatu proses yang penting dalam kartografi adalah digitasi. Digitasi mempuyai arti yaitu konversi data dari yang awalnya data analog ke dalam digit atau pemindahan elemen-elemen peta ke dalam koordinat yang dihubungkan dengan suatu kode yang menunjukan arti dari elemen tersebut (Prihandito, 1999). Otomasi kartografi meliputi tiga tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa data spasial yang menunjukan posisi data (titik, garis, dan luasan) dengan merekam koordinat kartesinya terhadap suatu referensi tertentu dan data diskriptif yang menunjukan sifat, jenis serta atribut dari data dengan member label.

2. Pengolahan data. Dalam pengolahan data ini diperlukan program penyususnan data, pencarian data, dan pengeditan data, yang disebut dengan SMBD.

3. Penyajian data. Penyajian data dilakukan untuk menatukan koordinat sebagai bentuk geometris. Ada 3 metode yaitu: Dot (titik), Draw dan Move.

(9)

1.5.3.3. Simbol kartografi. Simbol adalah suatu gambar menurut penyajiannya yang menyatakan suatu obyek tertentu. Simbol kartografi merupakan bentuk dari semua informasi yang sesuai dengan distribusi geografi dan posisi planimetrik (X, Y) yang dikomunikasikan dengan pengguna peta. Simbol kartografi ini digunakan agar memudahkan pengguna peta dalam membaca informasi yang terdapat di dalam peta. Desain simbol tidak hanya melakukan perancangan simbol-simbol yang berbeda dari setiap obyek dan ditampilkan di peta, tetapi juga merancang suatu simbol merupakan proses intelektual dari keselarasan simbol yang dirancang sehingga menggambarkan secara tepat mengenai ciri-ciri atau karakter dan lokasi dari suatu elemen di dalam sebuah peta. (Riyadi,1994).

Menurut Riyadi (1994) simbol simbol kartografi dapat di kategorikan menjadi dua jenis, antara lain:

1. Simbol menurut ciri cirinya.

a. Simbol titik, simbol ini digunakan untuk menunjukan posisi atau lokasi dan identitas dari unsur yang diwakilinya.

b. Simbol garis, simbol ini digunakan untuk mewakili objek yang berupa garis seperti jalan, sungai dan objek objek lain.

c. Simbol area, simbol ini digunakan untuk menampilkan unsur unsur yang berhubungan dengan sebuah luasan.

2. Simbol menurut bentuknya

a. Simbol piktorial, merupakan simbol yang menggambarkan bentuk atau keadaan suatu objek yang diwakilinya, maupun objek yang telah mengalami penyederhanaan.

b. Simbol geometrik, merupakan simbol dengan bentuk bentuk yang teratur seperti lingkaran, bujur sangkar, segitiga dan bentuk bentuk lainnya.

c. Simbol huruf atau angka, merupakan simbol berbentuk huruf atau angka yang biasanya mempunyai cirri khas dari unsure yang diwakilinya.

1.5.3.4. Variabel tampak. Variabel tampak merupakan tujuh macam variasi gambar yang mampu atau dapat diterima oleh mata sebagai pembentuk dasar utama gambar yang ditampilkan sebagai informasi (Riyadi 1994). Ketujuh variasi tersebut

(10)

dinamakan variabel tampak dan didalam kartografi, ketujuh variabel tampak ini digunakan untuk membentuk simbol. Ketujuh buah variabel tampak serta keteragannya disajikan pada Tabel I.1 dan Gambar I.2.

Tabel I.1. Variabel tampak dan keterangannya (Riyadi, 1994)

Variabel Tampak Keterangan

Posisi Memberikan informasi lokasi (X,Y) di peta

Bentuk Memudahkan menggambarkan perbedaan simbol antara satu dengan yang lain

Orientasi Merupakan arah dari suatu simbol

Warna Perbedaan simbol satu dengan yang lain terlihat jelas

Tekstur Digunakan pada variasi dari gambar elemen dengan value yang tetap

Value Menunjukkan besar derajad keabuan, yang

kisarannya dari putih sampai hitam

Ukuran Menunjukkan variasi dari besaran suatu simbol

Visual Variables Posisi Tekstur Value Ukuran X Warna Orientasi Bentuk Y

(11)

Varibel tampak tersebut harus memiliki sifat pemahaman agar simbol tersebut dapat dipahami secara cepat dan tepat oleh pengguna. Terdapat 4 macam sifat pemahaman dari suatu simbol, keempat macam sifat pemahaman tersebut dapat dilihat dalam tabel I.2.

Tabel I.2. Variabel tampak dan sifat pemahamannya Sifat

Pemahaman Posisi Perspektif

Garis

Perspektif Warna Tekstur Shading Ukuran

Asosiatif + + + + 0 - - Selektif - 0 0 ++ + + + Order - - - - 0 ++ + Kuantitatif - - - ++ Sumber : Riyadi, 1994 Keterangan : ++ : Sangat kuat + : Kuat 0 : Cukup - : Jelek

I.5.4. Pemrogaman Web

Sebuah web pada dasarnya dibangun dengan menggunakan bahasa scripting dan pemrogaman web. Terdapat beberapa bahasa pemrogaman yang ikut serta dalam pembentukan sebuah web, antara lain:

I.5.4.1. WWW (World Wide Web). World Wide Web atau yang biasa kita kenal dengan istilah web adalah suatu sistem yang berkaitan dengan dokumen dan dapat digunakan sebagai media untuk menampilkan sebuah teks, gambar, multimedia dan dokumen lainnya pada sebuah jaringan internet (Sibero, 2013). Dokumen-dokumen yang berada di dalam World Wide Web ini dibuat dengan format HTML dan saling berpautan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya dengan menggunakan tautan yang bernama hypertext.

(12)

I.5.4.2. MySQL. Definisi atau pengertian dari MySQL adalah sebuah sistem manajemen basisdata yang bersifat open source (Ramadhan, 2006). Pada dasarnya

MySQL merupakan pasangan dari PHP, karena PHP merupakan bahasa pemrogaman

yang dapat melakukan akses dengan berbagai SMBD salah satunya adalah MySQL.

MySQL dapat digunakan untuk membuat maupun mengelola basisdata dan dapat

digunakan untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam sebuah basisdata (Ramadhan, 2006). Oleh karena itu MySQL merupakan sebuah server yang multi user dan multi threaded yang menggunakan SQL (Structured

Query Language) yang merupakan sebuah bahasa query basisdata standard dunia.

Structured Query Language mempunyai beberapa kelompok perintah yang berfungsi

untuk membedakan fungsi utamanya seperti : 1. Pernyataan Pendefinisian Data.

Merupakan kelompok SQL yang digunakan untuk melakukan perintah dalam tingkat definisi database, table, dan index. Kelompok SQL ini terdiri dari perintah-perintah seperti CREATE (sebagai perintah untuk membuat obyek baru), ALTER (sebagai perintah untuk mengubah obyek yang ada), USE (sebagai perintah untuk menggunakan obyek), dan DROP (digunakan untuk menghapus obyek). Perintah-perintah ini dapat dilakukan terhadap tabel dan basisdata, seperti Alter basisdata,

Drop basisdata, dan Alter Table. Berikut ini contoh membuat tabel ke dalam

basisdata dengan SQL.

(13)

2. Pernyataan Manipulasi Data.

Merupakan kelompok SQL yang digunakan untuk melakukan perintah manipulasi data. Berikut adalah contoh untuk memanipulasi data berupa perintah

INSERT ke dalam tabel.

Gambar I.4. Pernyataan manipulasi data.

I.5.4.3. Hypertext Prepocessor (PHP). PHP merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dirancang untuk membangun sebuah aplikasi web (Raharjo dkk, 2010). Bahasa PHP memiliki sifat server side scripting, yaitu perintah-perintah yang dapat dieksekusi oleh server kemudian hasilnya ditampilkan pada web browser sehingga keamanan kode program yang ditulis dalam PHP lebih terjamin. Bahasa pemrograman PHP ini memiliki kelebihan antara lain dapat memisahkan kode-kode HTML dengan kode-kode PHP. PHP merupakan program yang bersifat open source dan dapat melakukan koneksi ke berbagai SMBD seperti MySQL, Oracle, Postgres, Sybase, dan Microsoft SQL Server. Penulisan skrip PHP diawali dengan ‘<?PHP’ dan diakhiri dengan ‘?>’. Berikut ini adalah contoh sintaks PHP untuk melakukan koneksi ke basisdata.

Gambar I.5. Contoh sintaks Hypertext Prepocessor (PHP)

I.5.4.4. HTML. HTML (Hypertext Markup Language) adalah file text yang ditulis dengan menggunakan aturan-aturan kode tertentu untuk selanjutnya disajikan kepada pengguna (user) melalui suatu aplikasi web browser (Raharjo dkk, 2010).

(14)

Perintah-perintah HTML memungkinkan pengguna untuk melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Menentukan ukuran dan alur teks.

2. Mengintegrasikan gambar dengan teks (in-line). 3. Membuat tautan.

4. Mengintegrasikan file audio dan video. 5. Membuat formulir interaktif.

Setiap informasi yang tampil di web selalu dibuat menggunakan kode HTML. Oleh karena itu, dokumen HTML sering disebut juga sebagai web page. Membuat dokumen HTML tidak bergantung pada aplikasi tertentu, karena dokumen HTML dapat dibuat menggunakan aplikasi Text Editor apa pun seperti Notepad dan sebagainya. Elemen HTML biasanya berupa tag yang berpasangan yang ditandai dengan simbol < >. Pasangan dari sebuah tag biasanya akan diakhiri dengan tanda /. Dalam penulisan tag HTML ini tidak mempermasalahkan penulisan dengan menggunakan huruf besar atau kecil.

Gambar I.6. Contoh dokumen HTML

1. Pasangan tag <HTML> dan </HTML> menandakan bahwa kode yang terdapat didalamnya adalah kode HTML sehingga browser akan menerjemahkan sebagai dokumen HTML.

2. Bagian yang terdapat dalam <HTML> dan </HTML> umumnya terbagi atas: a. Kepala, ditandai dengan pasangan tag <head> dan </head>

(15)

3. Pada bagian kepala, bisa ditentukan judul dokumen HTML. Judul ini ditulis dalam pasangan tag <title> dan </title>. Pada gambar I.6, judul dokumen HTML adalah Title of the document. Judul ini diletakkan di bagian atas jendela browser.

I.5.4.5. JavaScript. JavaScript merupakan bahasa yang berbentuk kumpulan

script yang berfungsi untuk memberikan tampilan yang tampak lebih interaktif pada

dokumen web (Hernita, 2010). Fungsi dari penggunaan bahasa ini adalah untuk memberikan kemampuan tambahan ke dalam bahasa pemrogaram HTML yang pemasangannya terselip di sebuah dokumen HTML. Bahasa JavaScript ini tidak memerlukan sebuah kompilator atau penerjemah khusus untuk mengeksekusinya. Hal tersebut juga bergantung pada navigator yang terdapat pada setiap browser.

JavaScript bisa digunakan untuk banyak tujuan, misalnya untuk menampilkan peta

dari Google Maps ke dalam web.

Gambar I.7. Contoh dokumen JavaScript untuk Google Maps

I.5.4.6. Cascading Style Sheet (CSS). CSS adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa

markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk membuat format

halaman web yang ditulis dengan HTML. CSS mempermudah dalam melakukan pengaturan keseluruhan tampilan web hanya dengan menggantikan atribut-atribut atau perintah dalam style CSS dengan atribut yang dinginkan tanpa harus mengubah satu-persatu atribut setiap elemen dalam situs yang dibuat. CSS memerlukan style

(16)

sebagai penentu dari jenis tulisan, warna, dan format-format lain untuk mengatur atribut seluruh halaman web (Tambunan, 2012). Setiap style memiliki dua elemen dasar yaitu selector dan declaration. Sebuah selector berupa tag HTML sedangkan

declaration merupakan satu atau beberapa perintah dari CSS yang menunjukkan tipe

bentuk yang diaplikasikan pada selector.

I.5.5 Google Maps API

Google Maps API adalah API yang paling popular penggunaannya di internet

(Svennerberg, 2010). Application Programming Interface atau yang biasa disebut dengan API memiliki pengertian yaitu sekumpulan perintah, fungsi dan protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sebuah sistem operasi tertentu, dengan menggunakan API memungkinkan seorang programmer untuk menggunakan fungsi standard untuk berinteraksi dengan sebuah sistem operasi tertentu. Pada pencatatan yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2010 mengatakan bahwa 43% mashup (aplikasi dan situs web yang menggabungkan dua atau lebih sumber data) menggunakan Google Maps API. Tujuan yang dapat dicapai dari penggunaan Google Maps API ini adalah untuk melihat lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi, dan lain sebagainya. Hampir semua hal yang berhubungan dengan peta dapat memanfaatkan Google Maps. Google Maps pertama kali dikenalkan pada bulan Februari 2005 dan menjadi sebuah revolusi tentang cara menampilkan peta pada halaman web. Beberapa saat setelahnya, ada yang berhasil menggunakan Google Maps untuk ditampilkan di dalam web pribadi. Hal ini membuat Google Maps mengambil kesimpulan bahwa mereka membutuhkan API. Dengan adanya kesimpulan tersebut, akhirnya pada bulan Juni 2005, Google Maps API dirilis secara publik.

Google Maps pada dasarnya merupakan sebuah aplikasi web, sehingga peta

dijalankan dalam halaman web (Svennerberg, 2010). Membuat sebuah peta yang bersumber dari Google Maps, yang kemudian akan ditampilkan pada suatu web atau blog dapat dilakukan hanya dengan menggunakan pengetahuan mengenai HTML dan

JavaScript, serta koneksi internet yang sangat stabil. Dengan menggunakan Google

Maps API, pengembang dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun

(17)

data-data yang akan ditampilkan. Dengan kata lain, pengembang hanya membuat dan mencari data yang ingin ditampilkan, sedangkan peta yang akan digunakan adalah milik Google. Pengembang tidak perlu membuat peta suatu lokasi, bahkan dunia. Pada Google Maps API terdapat empat jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, yaitu :

1. Roadmap, untuk menampilkan peta dua dimensi.

2. Satellite, untuk menampilkan foto satelit.

3. Terrain, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan

seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya adalah untuk menunjukkan sungai dan gunung.

4. Hybrid, akan menunjukkan foto satelit yang di atasnya tergambar pula apa yang

tampil pada Roadmap (jalan dan nama kota).

I.5.6. Macromedia Dreamweaver 8

Macromedia Dreamweaver 8, atau biasa disebut dengan “Dreamweaver 8”,

merupakan sebuah perangkat lunak aplikasi untuk mendesain dan membuat web (Ramadhan, 2007). Dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver 8, pengguna dapat membuat web tanpa harus mengetik kode-kode HTML atau kode-kode lainnya secara manual karena Dreamweaver 8 sudah menyediakan beberapa fitur untuk pembuatan web. Selain kode-kode HTML Dreamweaver 8 juga mendukung bahasa pemrograman lainnya seperti CSS, JavaScript, PHP, ASP, dan sebagainya.

Hasil pembuatan dan editing website ini dapat langsung dilihat pada layar

Dreamweaver 8 tanpa harus membuka browser. Sama seperti perangkat lunak editor

web lainnya. Macromedia Dreamweaver 8 juga memiliki dua bentuk halaman, yaitu halaman rancangan dan halaman kode. Dua halaman ini akan mempermudah dalam menambahkan kode-kode yang berbasis PHP maupun JavaScript.

Gambar

Tabel I.1. Variabel tampak dan keterangannya (Riyadi, 1994)
Gambar I.3. Pernyataan pendefinisian data.
Gambar I.4. Pernyataan manipulasi data.
Gambar I.7. Contoh dokumen JavaScript untuk Google Maps

Referensi

Dokumen terkait

Dapat menjadi bahan yang dapat dikembangkan lebih jauh untuk dapat mengetahui faktor apa saja yang memberikan hasil positif terhadap brand loyalty dalam kasus

Kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 94, tetapi Tidak

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayahnya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan judul: “Strategi

Berkenaan dengan rencana tersebut, berdasarkan penugasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maka pada tahap awal (sambilmenunggu selesainya pembangunan

Sedangkan bahan baku untuk pembuatan minyak goreng dari kelapa adalah kopra dan crude coconut oil (CCO), yang merupakan produk dari perkebunan rakyat... komponen

Bila konselor kurang memiliki kesadaran mengenai beragam budaya yang ada di Indonesia, maka akan mengakibatkan suatu hambatan dalam berkomunikasi dengan konseli, hal ini

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi para guru penjas di Kabupaten Bantul, khususnya dalam mengevaluasi tingkat kebugaran jasmani siswa SD kelompok usia 9 -