• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. New World of Words pada tahun 1678 (Halfacre dan Barden, 1979). Istilah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. New World of Words pada tahun 1678 (Halfacre dan Barden, 1979). Istilah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Hortikultura Pengertian

Perkembangan hortikultura berkaitan erat dengan sejarah peradaban manusia. Istilah hortikultura itu sendiri masih relatif baru. Istilah tersebut untuk pertama kalinya tersurat pada Abad XVII dalam tulisan Peter Launberg tahun 1631. Sedangkan hortikultura dalam bahasa Inggris terdapat di dalam buku The New World of Words pada tahun 1678 (Halfacre dan Barden, 1979). Istilah tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu hortus dan colere (Janick, 1986) atau

cultura. Hortus bermakna kebun, sedangkan colere berarti menanam (to cultivate). Dengan demikian hortikultura mengandung arti pengusahaan tanaman di kebun atau di seputar tempat tinggal. Hortikultura dalam terjemahan bebas dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman yang intensif dan produknya digunakan manusia sebagai bahan pangan, bahan obat (tanaman empon-empon), bahan bumbu (tanaman rempah-rempah), bahan penyegar atau penyedap dan sebagai pelindung serta penyaman lingkungan (tanaman hias). Berdasarkan jenis krop yang diusahakan hortikultura mencakup bidang ilmu buah-buahan (pomology), sayuran (olericulture), bunga dan tanaman hias (floriculture), serta pertanaman (landscape horticulture) (Lakitan, 1995).

(2)

Jenis Hortikultura Cabai Merah

Cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian antara 0-1200 m dpl. Tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Jenis tanah yang ringan maupun berat tak ada masalah asalkan diolah dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, sebaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik. Sedang pH tanah yang dikehendaki antara 6,0-7,0. Satu hektar tanaman ini rata-rata menghasilkan 5 ton cabai segar. Bila dirawat dengan baik cabai merah sudah bisa dipanen hasilnya saat berumur 2,5 bulan (Nazaruddin, 1999).

Kentang

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500 – 3.000 m dpl. Yang terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain itu, daerah dengan curah hujan 200 – 300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase baik, dan pH antara 5 – 6,5. Pada tanah yang pH-nya rendah akan dihasilkan kentang yang mutunya jelek (Tim Penulis PS, 1992).

(3)

Bawang Merah

Bawang merah (Alliun ascalonicum) sering disebut sebagai sayuran bumbu karena fungsinya sebagai pemberi rasa ketika digunakan untuk dimasak. Tanaman bawang merah dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0−1000 m dpl. Meskipun demikian ketinggian optimalnya adalah 0−400 m dpl saja. Secara umum tanah yang tepat ditanami bawang merah ialah tanah yang bertekstur remah, sedang sampai liat, berdrainase baik, memiliki bahan organik yang cukup, dan pH-nya antara 5,6−6,5. Syarat lain, penyinaran matahari minimum 70%, suhu udara harian 25−32°C, dan kelembaban nisbi sedang 50−70% (Nazaruddin, 1999).

Usahatani

Pengertian Usahatani

Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input. (Shinta, 2011). Modal Usahatani

Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya: tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, saprodi, piutang dari bank dan uang tunai. Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman

(4)

kontrak sewa. Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai peminjam dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah, rumah dll.) menjadi dan dikuasai pemilik modal (Shinta, 2011).

Struktur Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

... (1) Keterangan:

TRi = Total penerimaan dalam suatu usahatani i

Yi = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i

Pyi = Harga Y dalam suatu usahatani i

Bila macam tanaman yang diusahakan adalah lebih dari satu, maka rumus (1) berubah menjadi:

... (2) Keterangan:

n = jumlah macam tanaman yang diusahakan

Oleh karena itu dalam menghitung total penerimaan usahatani perlu dipisahkan: (a) Analisis parsial usahatani; dan (b) Analisis keseluruhan usahatani (Soekartawi, 1995).

Struktur Biaya Usahatani

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya

(5)

didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh, contohnya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan kadang-kadang tergantung dari peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya variabel (tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian dan iuran irigasi. Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan. Cara menghitung biaya tetap adalah:

... (3) Dimana:

FC = biaya tetap;

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap;

Pxi = harga input; dan

N = macam input.

Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus, maka sekaligus ditetapkan nilainya saja. Kadang-kadang biaya tetap ini berubah atau diperlakukan sebagai biaya variabel bila angka penyusutan (alat-alat pertanian misalnya) dihitung. Rumus diatas juga dapat dipakai untuk menghitung biaya variabel.

(6)

Karena total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC); maka:

... (4) (Soekartawi, 1995).

Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Jadi: - ... (5) Keterangan: Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya

Dalam banyak hal jumlah TC ini selalu lebih besar bila analisis ekonomi yang dipakai, dan selalu lebih kecil bila analisis finansial yang dipakai. Oleh karena itu, setiap kali melakukan analisis, perlu disebutkan analisis apa yang digunakan (Soekartawi, 1995).

Analisis Usahatani

Pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut dengan analisis anggaran arus uang tunai (cash flow analysis). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani

(7)

dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran (Soekartawi, 1995).

Analisis Usahatani Hortikultura Analisis Usahatani Cabai Merah

Adapun dalam analisis usahatani dari cabai merah untuk komponen biaya terbagi atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam komponen tersebut adalah biaya investasi awal (tanah dan peralatan), biaya gaji pengelola, dan biaya administrasi. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya bibit, pupuk (kandang, urea, ZA, SP, KCL, NPK, cair, kieserit), pestisida, tenaga kerja, transportasi, plastik mulsa, polybag dan plastik semai dan sewa traktor. Adapun diasumsikan cabai merah dapat dipanen dalam periode 3 – 6 bulan (Bank Indonesia, 2012).

Analisis Usahatani Kentang

Adapun dalam analisis usahatani dari tomat untuk komponen biaya terbagi atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap yang termasuk dalam komponen tersebut adalah sewa lahan, pompa air dan instalasi dan peralatan budi daya. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya bibit, pupuk organik, pupuk kimia, obat/pestisida dan tenaga kerja. Adapun diasumsikan tomat dapat dipanen dalam periode 3 atau 4 bulan (Saparinto, 2011).

Analisis Usahatani Bawang Merah

Adapun dalam analisis usahatani dari bawang merah untuk komponen biaya terbagi atas biaya tetap dan tidak tetap. Untuk biaya tetap, menurut

(8)

Saparinto (2011) yang termasuk dalam komponen tersebut adalah sewa lahan, sarana dan prasarana budidaya bawang merah. Menurut Rusdi dkk. (2009) yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya bibit/umbi, pupuk (urea, ZA, dan NPK), pestisida (nabati, herbisida dan insektisida), tenaga kerja(pengolahan tanah, pembuatan bedengan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengairan, penyemprotan, panen dan transportasi). Adapun diasumsikan bawang merah dapat dipanen dalam periode 2,5 – 3 bulan.

Analisis Kelayakan Investasi Bisnis

Break Even Point (BEP)

Blank dan Tarquin (2008) menyatakan analisis break even adalah suatu analisis yang menentukan nilai dari parameter atau variabel keputusan yang membuat dua hubungan menjadi sama. Analisis break even dapat menentukan waktu yang kita perlukan untuk mengembalikan modal awal dan biaya operasional produksi yang dilakukan. Halim (2009) menyatakan analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan.

Break even adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost. Dengan demikian, dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak memperoleh kerugian. Adapun BEP dapat dicari dengan persamaan berikut:

... (6) Keterangan:

(9)

F : biaya tetap per tahun (Rp)

R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rp) V : biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)

Analisis Return Cost Ratio (R/C)

R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

... (7)

R = Py.Y ... (8)

C = FC+VC ... (9)

a = {( Py.Y)/( FC+VC)} ... (10) Keterangan:

a = perbandingan penerimaan dan biaya R = penerimaan

C = biaya Py = harga output

Y = output

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

Jika nilai R/C yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan sedangkan jika nilai R/C kurang dari nol maka usaha tidak layak untuk dijalankan (Soekartawi, 1995).

(10)

Analisis Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik dengan cara menilai sekarangkan seluruh aliran kas bersih atas dasar faktor diskonto. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan initial investment atau incremental outlay. Selisih antara keduanya merupakan NPV. Apabila Net Cash Flow (NCF) pada masa mendatang mutlak terjamin maka Discount Factor (DF) adalah sama dengan tingkat bunga atas surat berharga yang aman seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apabila NCF pada masa mendatang bersifat tidak pasti, maka NCF yang diharapkan harus didiskontokan menurut tingkat kembalian yang ditawarkan oleh jenis surat berharga yang mengandung resiko yang sama besar. Model teknik NPV adalah sebagai berikut:

C - CO 0 ... (12) Keterangan:

CIF = Cash in flow

COF = Cash out flow

Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:

Penerimaan (CIF) = pendapatan (P ⁄ ,i, n) nilai akhir (P ⁄ ,i, n) Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan (P ⁄ ,i, n)

Kriteria pengambilan keputusan investasi apakah layak dijalankan atau tidak adalah jika usul investasi menghasilkan NPV lebih atau sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).

(11)

Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Soekartawi (1995) menyatakan tingkat pengembalian internal/internal rate of return (IRR) merupakan parameter yang dipakai apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriterianya layak atau tidak layak bagi usahatani bila IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat usahatani itu diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai neto sekarang (net present value, NPV = 0). Haming dan Basalamah (2003) menyatakan IRR ialah balikan laba yang dinyatakan dalam persen. Oleh karena itu IRR adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu, dimana nilai sekarang arus kas masuk adalah sama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi inisial. Halim (2009) menyatakan IRR adalah hasil bunga yang sesungguhnya dijanjikan oleh suatu usul investasi selama umurnya. Dengan kata lain IRR usul investasi adalah tingkat diskonto/tingkat bunga/tingkat kembalian yang akan menjadikan present value terminal cash flow (PVTCF) dan

present value net cash flow (PVNCF) yang diharapkan akan diterima sama dengan present value initial investment/incremental outlay. Besarnya tingkat diskonto/tingkat bunga/tingkat kembalian yang menjadikan NPV sama dengan nol tersebut menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi. Higgins (2007) menyatakan jika IRR lebih tinggi dari bunga biaya modal kita maka suatu usaha layak untuk dijalankan, jika IRR sama dengan bunga biaya modal usaha yang dijalankan tidak akan menguntungkan dan merugikan, dan jika IRR lebih rendah dari bunga biaya modal maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan keadaan IRR yang berlaku ketika NPV = 0 maka rumus untuk mencari IRR dapat

(12)

dicari dengan cara interpolasi. Untuk menghitung IRR dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

( ) { ( )

( ) ( )} { ( ) ( )} ... (13)

Keterangan:

NPV(+) = NPV perkiraan yang bernilai positif

NPV(-) = NPV perkiraan yang bernilai negatif

I(+) = suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai positif

I(-) = suku bunga pada saat NPV perkiraan yang bernilai negatif

Sistem

Pengertian Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang menggambarkan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah sistem (Sutabri, 2005).

Pengembangan Sistem

Pembuatan sistem informasi menggunakan SDLC (System Development life Cycle) menggunakan 4 fase fundamental:

(13)

Fase perencanaan adalah proses fundamental untuk memahami mengapa sebuah sistem informasi harus dibuat dan menentukan bagaimana suatu tim proyek akan membuatnya.

2. Analisis

Fase analisis berguna untuk menjawab siapakah yang akan menggunakan sistem yang dirancang tersebut, apa yang dapat dilakukan sistem tersebut, dan dimana dan kapan sistem tersebut digunakan. Selama fase ini, tim proyek menyelidiki sistem yang ada sekarang ini, mengidentifikasi peluang-peluang dilakukannya peningkatan, dan mengembangkan konsep untuk sistem yang baru.

3. Perancangan

Fase perancangan menentukan bagaimana sistem tersebut akan beroperasi pada perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan yang akan ditempati; user interface, forms, dan laporan-laporan yang akan digunakan; dan program-program spesifik, databases, dan berkas-berkas yang akan digunakan. Meskipun keputusan-keputusan strategik tentang sistem dibuat di konsep pengembangan sistem selama fase analisis, langkah-langkah pada fase perancangan memutuskan secara jelas bagaimana suatu sistem beroperasi.

4. Implementasi

Fase terakhir di SLDC adalah fase implementasi, fase dimana suatu sistem sebenarnya dibuat. Fase ini adalah fase yang biasanya memperoleh perhatian terbesar, karena hampir untuk semua sistem bagian terlama dan

(14)

terlama untuk proses pengembangannya adalah fase ini (Dennis et al, 2012)

Sistem Pendukung Keputusan

Definisi awal sistem pendukung keputusan (SPK) menunjukkan SPK sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai SPK sebagai berikut:

 Menurut Mann dan Watson, Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif, yang membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.  Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), Sistem pendukung keputusan

adalah sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur.

 Menurut Keen dan Scott Morton (1978), Sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.

(15)

 Menurut Kendall dan Kendall (1992), SPK merupakan suatu cara untuk mengatur atau mengorganisir informasi dengan tujuan penggunaan dalam pengambilan keputusan.

SPK secara tidak langsung memberikan output dalam bentuk laporan, tetapi lebih bertujuan untuk menyediakan atau menunjang proses pengambilan keputusan melalui penyajian informasi yang di desain untuk pemecahan masalah dan kebutuhan aplikasi. Jadi, SPK tidak dapat menggantikan pengambilan

keputusan manajerial dengan membuat keputusan untuk pengguna (Render dan Stair, 1994).

SPK adalah sistem yang memberi penekanan pada proses, bukan pada produk seperti halnya sistem informasi manajemen (Management Information System = MIS). Interaksi antara pengambil keputusan (Decision Maker = DM) dengan sistem merupakan fokus dalam SPK. Melalui interaksi dalam sistem, DM akan diberikan pilihan atau alternatif oleh SPK yang dapat membantu DM dalam membuat keputusan. O’Brien (1990) menuliskan bahwa SPK terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

 Perangkat keras (hardware resource) berupa sistem komputer yang terhubung dengan jaringan telekomunikasi

 Perangkat lunak (software resource) terdiri dari paket software SPK yang disebut SPK generator, yang meliputi modul basis data, model dan manajemen dialog

 Basis data yang mengandung data dan informasi yang diekstrak dari suatu organisasi, data eksternal, dan basis data manajer

(16)

 Basis model yang merupakan kumpulan dari model matematis dan teknik analitis yang disimpan dalam berbagai modul program dan file

Sumber daya manusia (people resources) yaitu manajer atau staf spesialis untuk mengeksplorasi alternatif keputusan. Penerapan SPK telah berkembang di berbagai bidang, termasuk bidang pertanian. Baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan telah mulai menggunakan SPK. Untuk tanaman suatu komoditi yang sama bisa terdapat lebih dari satu SPK, terutama disebabkan sudut pandang perancang SPK yang berbeda (O’Brien, 1990).

Algoritma

Algoritma adalah prosedur komputasi yang disusun dengan baik yang terdiri dari sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai input dan menghasilkan sejumlah nilai, atau sekumpulan nilai, sebagai output. Kita juga dapat mendefenisikan algoritma sebagai alat untuk memecahkan masalah komputasi yang terspesifikasi dengan jelas. Pernyataan dari persoalan tersebut menjelaskan secara umum hubungan dari input/output yang diinginkan. Algoritma menjelaskan prosedur komputasi secara spesifik untuk memperoleh hubungan input/output itu (Carmen et al, 2002).

Bahasa Pemrograman Java

Java adalah bahasa pemrograman yang bertujuan umum dan berfitur lengkap yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi dengan tugas yang sulit. Dewasa ini, java tidak hanya digunakan untuk pemrograman web

tapi juga untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri untuk perangkat-perangkat pada server, komputer dan perangkat genggam. Java dulunya

(17)

digunakan untuk mengembangkan kode untuk berkomunikasi dan mengotrol robot penjelajah di Mars. Untuk setiap proyek yang dikembangkan sekarang ini, perusahaan-perusahaan memikirkan bagaimana mereka dapat menggunakan java untuk membuat pekerjaan mereka lebih mudah (Liang, 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan

(X) pada pilihan jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/I paling tepat atau paling sesuai.. dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara/I responden.Setiap pertanyaan hanya

Dalam indikator ini dapat diukur dengan menggunakan,Apakah komunitas ORArT ORET Semarang berani bernegosiasi dengan cara dan faktor nilai yang tepat, Apa dampak yang

Alur rancangan Sistem akan dibangun dalam tugas akhir ini adalah sistem yang dapat menentukan klasifikasi suatu opini terhadap dokumen movie review kedalam kelas negatif dan

We’ll build a class for array data and functions that encapsulates some of the normal array operations: inserting new data, displaying array data, and calling the different

2 Saya merasa puas karena gaji yang saya terima sesuai dengan apa yang saya kerjakan. Kepuasan dengan Promosi ( Satisfaction With

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) hubungan pengetahuan mahasiswa terhadap perilaku menghadapi virus corona 2) hubungan sikap mahasiswa terhadap

Desa Dadapan Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan dalam mengelola keuangan desa sudah menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu Peraturan