• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik SDA Pegunungan Kendeng Ekbudbang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Konflik SDA Pegunungan Kendeng Ekbudbang"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Pegunungan Kendeng Utara:

Lansekap Pertarungan Akses SDA

Soeryo Adiwibowo

Departemen Sains Komunikasi & Pengembangan Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia IPB

(2)

B

agian 1

Melihat fenomena perubahan lingkungan

(3)

Wajah Taman Nasional:

Politik Konservasi

(4)

NCICD (NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT)

REKLAMASI TELUK JAKARTA

POLITIK SDA & LINGKUNGAN HIDUP?

EKOLOGI POLITIK?

(5)

POLITIK SDA & LINGKUNGAN HIDUP?

EKOLOGI POLITIK?

SOSIOLOGI LINGKUNGAN?

(6)

Bagaimana Ilmu-ilmu Sosial

“Membaca, Memaknai, dan Menyikapi” Perubahan Lingkungan?

We are not left nor right we are in front (Green Peace)

(7)

Bagaimana Ilmu-ilmu Sosial

“Membaca, Memaknai, dan Menyikapi” Perubahan Lingkungan?

(8)

B

agian 2

Lansekap Pegunungan Kendeng Utara

(9)
(10)

Cekungan Air Tanah Watuputih di Zona Rembang (sebelah Utara Zona

Kendeng) atau di Pegunungan Kendeng Utara

CAT

(11)

Terdapat 74 gua, 29 mata air, 44 ponor yang berada di daerah Tegaldowo dan Timbrangan; serta 47 sumur gali yang berada di sekitar

Pegunungan Watuputih, 10 gua dan 3 mata air. 11

Karakteristi k

CAT Watuputih

Peta Sebaran Gua, Ponor, Mata Air dan Sumur

Gali Daerah CAT Watuputih (Nugroho

et al.

(12)

Karakteristik CAT Watuputih

Peta Sebaran

Gua, Ponor,

Mata Air dan

Sumur Gali

Daerah CAT

Watuputih

(Nugroho

et al.

(13)

Mata Air Penambangan eksisting

Kompl, Pemunc

ulan m ata

air Mata Air

Sumber Semen

(14)

Karakteristik CAT Watuputih

Mata air Demang di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu. Di dalam IUP

Mata air Patiren di Desa Pasuncen, Kec Gunem. Di dalam IUP

Ponor (sinkhole) di Kebun Harjo. Dalam IUP

(15)

Zona Jenuh Air

Zona Transisi

Zona

Kering Ma. Brubulan Sendang Ngandong

Ma. Trimbangan

Fm. Paciran (batugamping pejal dan batugamping dolomitan)

Fm. Wonocolo (Napal pasiran berselingan dengan batugamping pasiran)

Fm. Bulu (Batugamping) pasiran dengan sisipan batunapal pasiran)

Sayatan Geologi Kawasan CAT Watuputih

Karakteristi k

(16)

Perpaduan antara sistem porositas dan permeabilitas karst dalam mengalirkan air (peran sebagai daerah

imbuhan air), serta sistem aliran bawah tanah dan munculnya mata air (peran menyuplai keluaran air)

Sistem Hidrogeologi Karst CAT Watuputih

Karakteristik

Fm. Paciran (batugamping pejal dan batugamping dolomitan)

Fm. Wonocolo (Napal pasiran berselingan dengan batugamping pasiran)

(17)

CAT Watuputih

Data sekunder yg

tersedia menunjukkan indikasi sistem aliran air bawah tanah

Batas delineasi CAT Watuputih merujuk pada Badan Geologi.

Indikasi karakteristik karst yang disepakati adalah ciri dan bentuk karst luar (eksokarst)

Daerah Imbuhan dan Distribusi Mata Air di

Kawasan CAT Watuputih

(18)

Model estimasi aliran air bawah tanah dengan Inv2DVLF (Nugroho dkk, 2016)

Penampang 3D dan korelasi sungai bawah permukaan (Nugroho dkk, 2016)

Identifikasi Aliran Air Tanah di Bawah Permukaan

dengan Metode

Very Low Frequency

(VLF, Nugroho

et al.

2016)

(19)

Ilustrasi menggunakan modifikasi peta rekonstruksi Sulistiyo (2017)

HUJAN

Q SUMBER SEMEN

Q BRUBULAN

Aliran Air Bawah Ta nah

Akuifer air masih berjalan dengan sangat baik ditandai dengan mata air permanen yang keluar melalui zona – zona rekahan seperti Brubulan (100 l/s), Sumber Semen (700 l/s) dan Brubulan Pasucen (48 l/s). Terdapat 45 mata air (ANDAL SI 2012) atau 136 mata air (JMPPK).

Pola Aliran dan Karakteristik CAT Watuputih

(20)

Titik Bor 5

Titik Bor 3

Sumber Semen

Brubulan

Identifikasi Aliran Air Bawah Permukaan melalui

Tracer Study

Karakteristik CAT Watuputih

(21)

Tanggal Jam Lokasi Konduktifitas

(μS/cm) Keterangan

23 Januari 2012 Malam Mata air Brubulan 580 Sebelum penuangan di Bor 3

25 Januari 2012 02.00 Bor 3 (penuangan) 40.000 Nilai tracer yang dimasukan

29 Januari 2012 02.00 Mata air Brubulan 1.800 Setelah hujan 9 Februari 2012 11.09 Mata air Brubulan 3.315,2 Setelah hujan

Sumber:

1) Purwoarminta (2012). Tesis S2 UPN Veteran Yogyakarta

2) Dokumen Adendum ANDAL, RKL, dan RPL Kegiatan Penambangan Bahan Baku Semen dan Pembangunan serta Pengoperasian Pabrik Semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kabupaten Rembang (PT Semen Indonesia 2017: III-87)

Identifikasi Aliran Air Bawah Permukaan melalui

Tracer Study

(22)

Lansekap Pegunungan Kendeng Utara

a) Lansekap akses Pegunungan Kendeng Utara:

kawasan hutan produksi Perum Perhutani

Pertanian lahan kering

Pertanian padi sawah irigasi.

Pertambangan batu kapur, batu gamping, & tanah liat

Pabrik semen: Sukolilo, Pati (PT SG), Rembang (PT SI), Tambakromo

& Kayen, Pati (PT SMS)

b)

Sebagian wilayah Pegunungan Kendeng Utara ditetapkan sebagai

Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo.

(23)

Industri Semen vs Budidaya Pertanian

(Sukolilo, Pati): 2009

Warga Sukolilo mengajukan gugatan ke PTUN Semarang, 23

Januari 2009

Obyek sengketa: Izin Pertambangan Bahan Galian Golongan C PT

SG

Warga mengajukan saksi untuk memberikan keterangan ahli

pada aspek AMDAL, proses perijinan, & ekosistem karst.

(24)

Industri Semen vs Budidaya Pertanian

(Tambakromo & Kayen, Pati): 2015

Gugatan warga ke PTUN Semarang, 18 Februari 2015

Obyek sengketa: Izin Lingkungan PT SMS

Hasil putusan dimenangkan Bupati Pati. Permohonan gugatan

warga ditolak.

(25)

Industri Semen vs Budidaya Pertanian

(Rembang): 2014

Obyek sengketa: Izin Lingkungan kegiatan penambangan PT SI

Gugatan warga ke PTUN Semarang, 1 September 2014

Warga mengajukan saksi untuk keterangan ahli pada aspek AMDAL, &

ekosistem karst.

Gugatan penggugat tidak diterima oleh PTUN Semarang (16 April

2015). Penggugat mengajukan banding ke PTUN Surabaya (27 April

2015)

Gugatan banding warga ke PTUN Surabaya kalah (3 November 2015)

Mengajukan PK ke MA (4 Mei 2016). Putusan MA: penggugat menang

(26)

B

agian 3

(27)

K

ERANGKA

K

ERJA

B

ERSAMA

P

EMANFAATAN

P

EGUNUNGAN

K

ENDENG

YANG

B

ERKELANJUTAN

&

B

ERKEADILAN

(28)

Memanfaatkan dan mendayagunakan sumberdaya alam

Pegunungan Kendeng secara berkelanjutan dan berkeadilan,

baik dari sisi kepentingan ekonomi, ekologi dan sosial

kemasyarakatan.

Tujuan Kerangka Kerja Bersama

Penggagas

(29)

Strategi Resolusi Konflik Pemanfaatan SDA

Pegunungan Kendeng Utara (2013)

1. Jangka Pendek

Penanganan dan pencegahan sengketa warga dengan industri

semen.

Penanganan dan pencegahan sengketa warga masyarakat dengan

industri semen

2. Jangka Panjang

(30)

Faktor-faktor yang menjadi dasar membangun

Kerangka Kerja Bersama

Penanganan/penyelesaian sengketa harus dilakukan secara komprehensif (tidak parsial), yakni:

Mencakup rencana pendirian pabrik semen di Kabupaten Pati; Rembang & Grobogan (Purwodadi).

Mencakup kegiatan penambangan batu kapur dan batu gamping yang sekarang ini tengah berlangsung.

Mencakup seluruh ekoregion pegunungan Kendeng Utara;

(31)

Pertemuan Para Pihak & Persiapan

Lokakarya Multi-Pihak 2014

1

2

3

4

• Pertemuan Koena-Koeni 17 Januari 2013

• Pimpinan SKPD Jateng & Akademisi

• MSW-1, 30 Januari 2013, Tempat: ESDM Jateng

• Topik: Tata Ruang Jateng. Peserta: SKPD & Akademisi

• MSW-3, 6 Mei 2013, Tempat: Dinas Kehutanan Jateng

• Topik: Kehutanan Wilayah Kendeng. SKPD & Akademisi

• MSW-2, 21 Feb 2013, Tempat: BLHD Jateng

• Topik: Data SDA dan LH. Peserta SKPD & Akademisi

2

3

4

35

• MSW-4, 4 Juni 2013, Tempat: PSIL UNDIP

(32)

Peg

Kendeng

Masy Peg Kendeng

PemProv &

Pemkab

Pengusaha

LSM

Multi Pihak (Multi Stakeholders)

(33)

Status Inisiatif Kerangka Kerja Bersama 2014

Lokakarya Multi Pihak 2014 belum terlaksana hingga sekarang.

Lokakarya 2014 direncanakan melibatkan Pemerintah Pusat

(Kementerian LHK, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian ATR), Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten, Perusahaan, LSM, Organisasi akar

rumput.

Lokakarya Multi Pihak dapat menjadi ajang

deliberative

democracy

yang efektif, jika dan hanya jika, para pihak

(34)

B

agian 4

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

(35)

Dua Jalur

Konflik Akses Pemanfaatan SDA

Peg Kendeng

Jalur Resolusi Konflik

KLHS

Pemanfaatan Peg Kendeng

Berkelanjutan

Jalur Hukum/

(36)

Tahap 3. Rekomendasi

Tahap Pembuatan & Pelaksanaan

KLHS

Tahap 2. Alternatif Penyempurnaan

KRP

Tahap 1. Pengkajian Pengaruh KRP

terhadap

Lingkungan Hidup

(37)

Tahap 1. Pengkajian Pengaruh KRP

terhadap Lingkungan Hidup

1.1.

Identifikasi Isu Strategis Pembangunan

Berkelanjutan

1.2.

Identifikasi KRP yang Berpengaruh

terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

1.3

Pengaruh KRP terhadap

(38)

Lingkup KLHS Sebelum dan Sesudah

14 Desember 2016

Lingkup KLHS Sebelum 14

Desember 2016 Setelah 14 Desember 2016

Tahap 1 Menyelesaikan 6 dari

23 Bab KLHS KLHS difokuskan di wilayah Rembang Tahap 2 Menyelesaikan 17 dari

(39)

Identifikasi & Perumusan Isu Pembangunan

Berkelanjutan untuk Ekosistem CAT Watuputih

1

2

3

4

Daya Dukung Lingkungan Hidup

Jasa Keanekaragaman Hayati

Produksi Pertanian Pangan

Perekonomian Kabupaten

Tahap 1.

Proses:

1. Pengumpulan &

Penyusunan Informasi 2. Identifikasi Isu-Isu

Strategis Pembangunan Berkelanjutan

3. Perumusan Isu-isu

Strategis Pembangunan

Berkelanjutan

5

Valuasi Ekonomi Jasa Lingkungan

(40)

Identifikasi KRP

RTRW Jateng

(Perda Jateng No. 6

Tahun 2010) yang Berpengaruh thd CAT Watuputih)

Pola Ruang CAT Watuputih

RTRW Jawa Tengah

Kawasan Lindung Sebagai Kawasan Lindung Geologi, berupa Kawasan Imbuhan Air

Kawasan Budidaya

Sebagai pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan, dan batubara. Penetapan ini tidak teridentifikasi dalam Peta Rencana Pola Ruang (Lampiran Perda No 6 tahun 2010)

(41)

Identifikasi KRP

RTRW Rembang

(Perda Rembang

No. 14 Tahun 2011) yang Berpengaruh terhadap

CAT Watuputih

Pola Ruang CAT Watuputih RTRW Rembang

Kawasan Lindung

(1) kawasan lindung geologi berupa Kawasan imbuhan air (Pasal 19); (2) Kawasan

perlindungan resapan air (11.314 Ha); (3) Kawasan perlindungan setempat karena banyak mata air

Kawasan Budidaya

Kawasan pertambangan mineral dan batubara. Mencakup hampir seluruh kawasan Watuputih

(1) kawasan hutan produksi terbatas, (2) kawasan hutan produksi tetap, (3) kawasan peruntukan hutan rakyat, (4) kawasan peruntukan

perkebunan, dan (5) kawasan peruntukan permukiman

(42)

1. Terdapat ketidak-sesuaian implementasi Kawasan Imbuhan Air menurut PP No 26/2008. Pada CAT Watuputih, lokasi dengan banyak mata air justru

ditetapkan sebagai kawasan resapan air, sebaliknya lokasi-lokasi yang berciri sebagai kawasan imbuhan air (seperti adanya ponor, dolina, gua) justru

ditetapkan sebagai kawasan budidaya.

2. Pasal 19 menetapkan CAT Watuputih sebagai Kawasan Lindung Geologi berupa Kawasan Imbuhan Air namun pada Lampiran Perda Rencana Pola Ruang sebagian besar CAT Watuputih ditetapkan sebagai Kawasan

Peruntukan Pertambangan.

3. Ketidak konsisten serta tidak-tepatan dalam memberikan arahan

Tiga Hasil Penting

Identifikasi KRP RTRW Rembang yang Berpengaruh

terhadap CAT Watuputih

(43)

Pola Ruang RTRW Rembang Kawasan Lindung & Kawasan

Budidaya di CAT Watuputih

Kawasan Lindung (Resapan air)

Kawasan Budidaya (Peruntukkan Pertambangan)

(44)

Kawasan Budidaya (Peruntukkan Pertambangan)

Kawasan Lindung (Resapan air)

• CAT Watuputih tergolong sebagai kawasan lindung geologi, yakni Kawasan imbuhan air

• Kawasan Imbuhan Air pada CAT Watuputih meliputi kawasan resapan air. Kawasan resapan air adalah kawasan lindung yang melindungi daerah bawahnya. Di CAT Watuputih kawasan resapan air justru

Peruntukan Ruang CAT Watuputih menurut RTRW Kabupaten

Rembang

(45)

+

Keanekaragaman Hayati & Jasa Lingkungan

Kelelawar di beberapa Gua CAT Watuputih

Rhinolophus sp.

Miniopterus sp.

Hipposideros larvatus

Foto: S. Wiantoro (LIPI)

(46)

Sumber data : Kab. Rembang, 2014

IUP batu gamping dari Kabupaten Rembang banyak yang

diperkirakan menjadi input pada banyak pabrik semen di Jawa Tengah dan Jawa

Timur

Penerbitan IUP Pertambangan Kabupaten

Rembang

(47)

Beberapa Lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di CAT Watuputih

1. ICCI (Indonesia Comco Crown Industry),

2. SAF (Sinar Asia Fortuna) 3. Vinesco

4. CV Bio Alam Indo

5. CV AMP (Alam Megah Putih)

6. UTSG (United Tractors Semen Gresik 7. Wahyu Bumi Pertiwi

8. Karangjati 9. Bangun Arta 10. Karangjati 11. Ahaka 12. Kurnia 13. Alfa Mineral

14. CV Alam Mulyo Putro 15. CV DJS

16. CV Salema 17. PT BKM 18. PT SBR 19. PT RBP

20. PT Tuder Kapur Bumi 21. PT Semen Indonesia

(48)

Tahap

1.

Pengaruh KRP Terhadap Lingkungan Hidup

Perekonomian Daerah, Peluang Bekerja &

Berusaha

Jasa Keanekaragaman

Hayati Sumber Daya Air

Produksi Tanaman Pangan

Daya Dukung Lingkungan

Tanpa KRP vs dengan KRP RTRW

(49)

Pengaruh KRP terhadap Sumber Daya Air

Tahap

1.

Skenario Qmax (m3/dtk)

Qmin (m3/dtk)

Qrata

(m3/dtk) Qmax/Qmin

Skenario-1 (Tanpa KRP) 4,07 0,37 0,78 11,12

Skenario-2 (Dengan KRP) 4,18 0,22 0,79 20,18

Kegiatan penambangan pada 552 ha akan menambah pasokan air tanah secara langsung pada musim hujan melalui sistem rekahan terbuka (Qmax meningkat) dan pada musim kemarau debit

(50)

Pengaruh KRP terhadap Jasa Keanekaragaman Hayati

Tahap

1.

• > 4 spesies kelelawar

• Informasi baru gua yang dihuni kelelawar: Gua

Nglengkir, Gua Wiyu 1, dan Gua Rambut

• Kelelawar pemakan serangga

(51)

• Penurunan rasio Qmak/Qmin

berpotensi menyebabkan resiko gagal panen 315 ha sawah

• Terganggunya habitat kelelawar

meyebabkan fungsi jasa lingkungan menurun dan berakibat pada penurunan

produksi pertanian di Kawasan CAT Watuputih ± 15.443 ha

sawah)

• Pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong alih fungsi lahan

pertanian yg mengakibatkan

penurunan produksi pertanian

Pengaruh KRP Terhadap Produksi Tanaman Pangan

(52)

Pengaruh KRP terhadap Kab Rembang 2015 (Hasil Simulasi)

Multiplier Output

Multiplier Output sektor padi (1,82) lebih besar dari sektor penggalian (1,39) dan industri mineral non logam (1,04).

Masa depan: sektor padi & sektor penggalian

(53)

Pengaruh KRP terhadap Kab Rembang 2015 (Hasil Simulasi)

Multiplier PDRB

• Sektor padi (1,65) lebih besar dari sektor penggalian (1,20) dan industri mineral non logam (0,91).

• Masa depan: sektor padi & sektor penggalian

• Masa depan: harus dihindari sifat mutually exclusive antara sektor padi & sektor

penggalian

(54)

Pengaruh KRP terhadap Kab Rembang 2015 (Hasil

Simulasi)

Multiplier Pendapatan

• Sektor padi (1,57) lebih besar dari sektor penggalian (1,02) dan industri mineral non logam (0,54).

• Masa depan: sektor padi penting terus dihadirkan & ditingkatkan karena multiplier pendapatannya paling tinggi

• Peran sektor pertanian padi masih sangat signifikan sebagai sumber peningkatan kesejahteraan

dibandingkan industri dan pertambangan

• Masa depan: harus dihindari sifat

(55)

Dalam perspektif masyarakat Pegunungan Kendeng Utara merupakan suatu kesatuan ekosistem yang dimetaforakan sebagai Naga yang Sedang Tidur

Tradisi, sejarah lokal dan praksis sehari-hari masyarakat menempatkan

lingkungan alam sebagai bagian tidak terpisahkan dari manusia (deep ecology) dan sakral (sacred ecology)

Kedekatan manusia dengan alam terwujud dalam matapencaharian sebagai petani, kesakralan alam dihadirkan dalam ritus nyadran bumi

Pertanian sebagai ruang hidup terancam dengan adanya penambangan karst yang merupakan sumber air

Penolakan terhadap kehadiran Pabrik Semen tidak sekedar merupakan refleksi dari keterancaman ruang kehidupan tetapi nilai-nilai kehidupan yang

menempatkan lingkungan sebagai realita sakral

Untuk mencari jalan keluar dari konflik akibat penolakan kehadiran pabrik semen, masyarakat harus diajak berbicara untuk menemukan solusi yang terbaik

Pengaruh KRP Terhadap Dinamika Sosial Budaya

Tahap

(56)

Alternatif Penyempurnaan KRP

Tahap 2

1. Perlu keseimbangan baru antara pertumbuhan ekonomi dan

perlindungan ekosistem pada tataran Kabupaten Rembang.

2. Kabupaten Rembang membutuhkan pertumbuhan ekonomi melalui

industri pengolahan dan juga peningkatan produksi pangan yang

dapat membangkitkan multiplier yang lebih besar pada output,

pendapatan, dan PDRB

3. KRP

Alternatif 1

, CAT Watuputih perlu ditetapkan sebagai

Sebagai Kawasan Lindung berupa Kawasan Resapan Air

(57)

Alternatif Penyempurnaan KRP

Tahap 2

4. Konsekuensi

KRP Alternatif 1

CAT Watuputih:

Fungsi CAT Watuputih sebagai penyedia jasa ekosistem khususnya

sumber daya air harus dicegah dari kerusakan.

Kehilangan keanekaragaman hayati sebagai jasa pengatur

keseimbangan ekosistem harus dicegah.

Konflik pemanfaatan ruang di CAT Watuputih dan sekitarnya harus

dicegah dan dicari solusinya.

Kerentanan produksi pangan harus dicegah.

Bila CAT Watuputih tetap ditambang, akan timbul kerugian setara Rp

2,2 Trilyun per tahun sebagai akibat dari rusaknya fungsi jasa

(58)

Alternatif Penyempurnaan KRP

Tahap 2

4. KRP Alternatif 2. CAT Watuputih perlu ditetapkan sebagai:

Sebagai Kawasan Lindung berupa Kawasan Resapan Air

Sebagai Kawasan Lindung Geologi berupa Kawasan Imbuhan Air Tanah

Diusulkan sebagai Kawasan Keunikan Bentang Alam yang yang perlu

ditindaklanjuti dengan proses penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK).

5. Konsekuensi KRP Alternatif 2 CAT Watuputih:

Selama proses penetapan status CAT Watuputih sebagai Kawasan Lindung dan/atau KBAK, daya dukung lingkungan di CAT Watuputih harus dijaga.

(59)

Rekomendasi

Tahap 3

1. Menetapkan CAT Watuputih dan sekitarnya sebagai kawasan lindung sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam RTRWN; dan melakukan proses

penetapan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK).”

2. Perbaikan KRP RTR Nasional, RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan RTRW Rembang

3. Selama proses penetapan status CAT Watuputih dan sekitarnya sebagai kawasan lindung dan/atau KBAK, dilarang melakukan kegiatan yang

mengganggu sistem akuifer, dengan melakukan

a. Keterbukaan informasi publik terkait IUP yang mencakup nama perusahaan, lokasi, luas, & masa berakhir IUP yang dilakukan oleh PemProv dan Pemkab.

(60)

Rekomendasi

Tahap 3

Selama proses penetapan status CAT Watuputih dan sekitarnya sebagai kawasan lindung dan/atau KBAK, dilarang melakukan kegiatan yang mengganggu sistem akuifer, dengan melakukan (lanjutan)

c. Penghentian kegiatan penambangan tanpa izin yang beroperasi di CAT Watuputih dan sekitarnya.

d. Pemerintah memerintahkan audit lingkungan hidup sebagai dasar untuk menentukan penutupan dan/atau menentukan kelayakan kegiatan

penambangan sampai IUPnya berakhir serta tindak-lanjut perbaikan kinerja. e. Bagi perusahaan telah memiliki IUP namun belum melakukan operasi

(61)

Referensi

Dokumen terkait

maka pada penelitian ini dilakukan ekstraksi senyawa bioaktif inhibitor tirosinase dari kulit batang Artocarpus heterophyllus Lamk menggunakan pelarut air dan campuran air :

Sama dengan Al, unsur Cu dengan temperatur leburnya yang juga rendah memengaruhi perilaku kebasahan dari fasa yang kaya akan logam tanah jarang dimana fasa-fasa seperti itu banyak

mencapai batas usia pensiun yang akan diberhentikan dalam pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV lb ke bawah dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian

2003, National Kidney Foundation’s Kidney Disease Outcomes Quality Initiative Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease in Children and Adolescents:

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian yang menyatakan bahwa “Keamanan, Kepercayaan, dan Persepsi Risiko berpengaruh secara

Alumni Ramadhan harus meningkatkan kesabaran, tidak mudah marah dan terpancing dengan isu-isu, tenang dalam situasi dan kondisi apapun, tidak mudah kaget menerima

Kesimpul-an bagi yang percaya Alkitab kanon terbuka adalah bahwa tidak ada doktrin yang absolut yang dapat disimpulkan dari Alkitab, karena Alkitab hanya salah satu

Tidak ada kendala teknis untuk komunikasi antara pemateri dan peserta melalui media zoom dapat berjalan dengan