• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100

MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

Errya Satrya

1

; Holder Simorangkir

2 1Staf peneliti Pusat Roket LAPAN, Rumpin Serpong

2Universitas IndoNusa Esa Unggul, Jakarta.

ABSTRACT

Since two decades LAPAN has launched many kinds of ballistic and guided rockets known as RX and RKX serials. In designing of rockets (flight vehicles), there are two factors must be watched: the structure is lighter and stronger. Base of the factors, this paper describes an analysis of weight of rocket RX100 power supply with low thrust approach. The result shows that for 289 kgf thrust the ideal mass of power supply ranges between 3.2 - 32.9 kgs. Meanwhile, the weight of the power supply rocket RX 100 is 25.3 kg. Therefore, it is concluded that the weight design of rocket RX100 is good enough.

Keywords: weight, thrust, ideal mass of power supply

ABSTRAK

LAPAN sampai saat ini telah banyak meluncurkan roket, baik roket balistik yang dikenal dengan roket seri RX, maupun roket kendali dengan roket seri RKX, dengan berbagai ukuran panjang

dan diameter. Sehubungan dengan prinsip roket yang harus mempunyai bobot seringan mungkin,

tulisan ini mengkaji apakah desain motor roket LAPAN, khususnya bobot power supply roket seri RX100 apakah cukup optimal (bobot seringan mungkin). Kajian ini berdasarkan pendekatan prinsip gaya dorong optimal. Hasil kajian secara teoritis, untuk gaya dorong 289 kgf (gaya dorong motor roket RX100) massa power supply ideal berkisar antara 3.2 kg s/d 32,9 kg. Sedangkan bobot power supply roket RX 100 adalah sebesar 25,3 kg, berarti berada dalam range bobot massa power supply ideal. Dengan demikian dapat disimpulkan desain motor roket RX100 cukup ideal.

(2)

PENDAHULUAN

Roket adalah suatu wahana yang akan terbang baik di atmosfir, maupun di luar angkasa. Salah satu konsep dasar dari suatu wahana terbang adalah wahana ini harus sekuat dan seringan mungkin.

LAPAN sampai saat ini telah banyak meluncurkan roket, baik roket balistik yang dikenal dengan roket seri RX, maupun roket kendali dengan roket seri RKX, dengan berbagai ukuran panjang dan diameter.

Penerbangan roket-roket ini ditujukan untuk penelitian atmosfir, pengujian system telemetri, system kendali maupun untuk uji dinamika terbang dari roket itu sendiri.

Sehubungan dengan prinsip roket harus mempunyai bobot seringan mungkin, tulisan ini mengkaji apakah desain motor roket LAPAN, khususnya motor roket seri RX100 cukup optimal. Kajian ini berdasarkan pendekatan dengan menggunakan prinsip gaya dorong optimal.

METODE

Persamaan Gaya Dorong Roket

Andaikan suatu roket dengan massa mt sedang terbang pada waktu t, tentunya roket ini

bergerak akibat adanya gaya dorong. Daya yang timbul dari gaya dorong dinyatakan dengan Pt, yang

mana merupakan hasil dari proses pembakaran propelan dalam motor roket.

Apabila daya maksimum yang dihasilkan dinyatakan dengan Pa, tentunya:

P(t) < Pa (1)

Dalam selang waktu Δt, jumlah energi kinetis yang dicatu dari sejumlah massa propelan mp

dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

(2)

atau

(3) P(t) = Besar daya motor roket

= laju perobahan massa propelan dalam selang waktu t (kg/t) Ct = Kecepatan gas buang propelan di nosel (m/det)

Gaya dorong (Ft) roket bisa juga dianggap sebagai hasil reaksi massa (mt) terhadap

momentum yang berasal dari gas buang hasil pembakaran propelan. Hal mana akan menimbulkan akselerasi (at).

Besarnya akselerasi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut:

(3)

(5) di mana = perubahan massa roket (m/det)

Kecepatan roket (V) dapat diturunkan dari persamaan (4), sebagaiaplikasi dari hukum Newton Kedua yaitu:

(6)

di mana: m = massa roket

Dari persamaan (4) dan (6) dapat dibentuk hubungan:

atau

(7) Integrasi dari persamaan (7) di atas akan menghasilkan:

(8) Massa awal (m0) roket terdiri dari massa muatan (ml), massa struktur roket (ms), massa

propelan (mp) dan massa power supply (mw). Atau dapat ditulis sebagai berikut:

mi = m0 = ml + ms + mp + mw (9)

dan massa akhir roket dapat dinyatakan:

mf = mt = ml + ms + mw (10)

Jika dipakai suatu variabel α, di mana α adalah massa spesifik dari power supply, yaitu

besarnya massa per daya yang dihasilkan (kg /W). Dari hubungan ini dapat dibuat persamaan yaitu:

(11)

mw = massa power supply (kg)

α = massa spesifik power supply (kg/W)

Pa = daya maksimum yang dihasilkan power supply (W)

Nilai α merupakan suatu standard (untuk roket buatan USA untuk propelan padat, harga α = 0,01kg/W), dari hubungan di atas terlihat semakin besar daya yang diperlukan maka massa power

supply harus semakin kecil. Karena dalam pembuatan massa power supply mempunyai keterbatasan,

sudah tentu harus ada hubungan yang serasi antara massa power supply dengan daya yang dihasilkan

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Konfigurasi Berat Maksimum

Roket yang digunakan adalah RX – 100/1000, yaitu roket RX – 100 dengan panjang propelan 1000 mm.

Roket ini berupa roket padat dengan motor roket yang mempunyai gaya dorong maksimal 289 kgf, dan tekanan rata-rata 43 kg/cm2.

Propelannya mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) jenis propelan HTPB (Hidroxy Terminated Poly Butadiene); (2) berat jenis propelan 1,5 gr/cm3 ; (3)rasio panas jenis 1,2; (4) berat

molekul gas hasil pembakaran 25 gr/mol; (5) kecepatan pembakaran rata-rata propelan 0,7 cm/detik; (6) tetapan gas umum 8314 J/Kmol K

Roket ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut (Tabel ):

Tabel 1. Rincian berat komponen roket

No. Komponen Mass (Gram)

1 Nose cone 330 2 Tabung muatan 1350 3 Muatan 1500 4 Canard (4) 0 5 Rumah parasut 0 6 Parasut 0 10 Cap 1015 11 Igniter 300 12 Tabung motor 22150 13 Propelan, Lin, Inh 20000

14 Grafit 802

15 Nozzle 1142

16 Tabung Ds 282 17 Sirip +Ds(4) 1000

Total 49871

Berdasarkan data Thrust Roket RX100/1000, dengan menggunakan persamaan (5) kecepatan gas buang pada nosel ( ) roket RX dapat dihitung yakni:

= Perobahan massa roket = perobahan massa propelan = 20 kg / 5 detik = 3,33 kg/detik = (289 kg.m/s2) / (3,33kg/s) = 86,8 m/s

Kecepatan roket dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8) yaitu: (m/s) 

(5)

Dengan menggunakan persamaan (3), besar daya yang dihasilkan oleh motor roket (Pt) adalah:

Pt = 0,5 * 3,33 * (44.49)2 = 3295.5 Watt

Analisis Hasil

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan daya motor roket adalah sebesar 3295,5 W. Berdasarkan persamaan (2 – 14), biasanya sebagai referensi harga αatau angka spesifik power supply

yang digunakan untuk roket dengan propelan padat, berkisar antara 0,1 - 001 kg/W.

Berkaitan dengan hal ini jika digunakan α = 0,01 sebagaimana yang biasa digunakan oleh roket buatan USA. maka massa power supply (mw) untuk roket RX 100/1000 adalah:

mwRX100 = * Pt

= 0,01kg/W * 3295.5 W = 32.9 kg

Berdasarkan Tabel 1 mengenai rincian berat komponen roket dapat dilihat bahwa besarnya massa power supply (tak termasuk propelan) untuk roket RX 100/1000 adalah:

Tabung motor : 22150 gram

Cap : 1015 gram

Igniter : 300 gram

Grafit : 802 gram Nosel : 1142 gram Total massa mwRX100 : 25359 gram

Ternyata berdasarkan hasil rincian massa power supply di atas dapat dilihat bahwa massa total

power supply sebesar 25,4 kg. Bobot massa power supply RX 100 ini masih di dalam range dari total

massa power supply yang ideal yang didapat secara teoritis yaitu sebesar 32,9 kg.

SIMPULAN

Berdasarkan kajian dengan menggunakan konsep optimum gaya dorong, di mana secara teroritis untuk gaya dorong motor roket sebesar 289 kgf, dibutuhkan massa power supply ideal

sebesar 32,9 kg.

Pada kenyataannya untuk roket RX 100 dengan besar gaya dorong yang sama membutuhkan massa power supply sebesar 25,4 kg .

Dari kenyataan ini dapat disimpulkan massa power supply untuk roket RX 100 berada dalam

range bobot massa power supply ideal. Dari kajian ini dapat disimpulkan desain motor roket RX

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Cornelisse J.W. (1979).

Rocket Propulsion and Spaceflight Dynamics

. London: Pitman.

Diktat Kuliah Program Pasca Sarjana Dinamika Pesawat Ruang Angkasa, Lapan –Lapi ITB,

Bandung.

Howard S. Seifert. (1959).

Space Technology

. New York: John Wiley and Sons.

Jenie, Said D. (1986).

Persamaan Gerak Roket.

Keaton, Paul W. (2002).

Low-Thrust Rocket Trajectories.

New Mexico: Los Alamos Nat.

Lab.

Ketcham, B, et al. (1967).

Rocket and Space Science Series, Vol I Propulsion

. England:

Amateur Association, W. Foulsham and Co.

Marty, D. (1986).

Conception Des Vehicules Spatiau.

Paris: Masson.

Turner, Martin J. L. (2006).

Rocketand Spcecraft Propulsion.

Chichester: Springer and Praxis

(7)

Lampiran 1. Hasil Uji Statik RKX 100 L-400

 

Lampiran 2. Data Kurva Trajectori Roket RX100/1000

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 0 1 2 3 4 5 6 7 jarak tempuh (km) ti nggi t e rb ang ( k m ) sudut peluncuran 80o sudut peluncuran 70o sudut peluncuran 60o

Lampiran 3. Perobahan massa Roket RX 100/1000

    20 30 40 5 0 6 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V a lu e (k g) time (s )

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak - &amp;XVWRPHU 5HODWLRQVKLS 0DQDJHPHQW GDSDW PHQLQJNDWNDQ OR\DOLWDV GRQDWXU GDODP PHPEHULNDQ GRQDVL NHSDGD RUJDQLVDVL QLUODED WHUPDVXN 9LKDUD 'KDPPDGLSD 6XUDED\D

Kasus tersebut diteliti secara komprehensif dengan mewawancarai pihak-pihak terkait antara lain pastor paroki Ganjuran, penanggungjawab seksi musik liturgi pada perayaan Jumat Agung

Hal ini berarti kesenian, budi pekerti, syarat-syarat agama (nilai-nilai agama), sastra (dongeng, babat, cerita-cerita rakyat dan sebagainya), juga pendidikan

Pada kriteria diatas memiliki bobot yang berbeda-beda yang dapat digunakan sebagai karakteristik yang dapat membantu dalam pemilihan lokasi terbaik. Berikut ini

Gejala positif terdiri dari fenomena yang tidak muncul pada individu sehat (Santosh, et al., 2013) antara lain yang paling penting, halusinasi (persepsi yang salah dari

Coplin tersebut, penulis akan mencoba menjelaskan terkait proses pengambilan kebijakan politik luar negeri dari studi kasus yang menjadi objek penelitian dalam

pembayan, (restukturing) yaitu merubah persyaratan pembiayaan dengan cara konversi akad, penataan kembali, penghapus bukuan (write off). Penyelesaian pembiayaan

Penelitian ini merupakan penelitian yang baru pertama kali dilakukan, yaitu dengan menilai hubungan antara stimulasi ibu terhadap perkembangan anak, baik perkembangan bahasa,