• Tidak ada hasil yang ditemukan

SA Kiri Suka Maju SA Kanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SA Kiri Suka Maju SA Kanan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-125

BAB 7

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman Kabupaten Ketapang meliputi kawasan Kumuh dan Kawasan Permukiman di Pusat Perkotaan Ketapang dan Ibukota Kecamatan. Kawasan Kumuh yang akan dibangun dan dikembangan adalah sebagaimana Surat Keputusan Bupati No. 648/179/DPU-A tanggal 21 Maret 2015 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Ketapang yang meliputi Kecamatan Delta Pawan dan Muara Pawan. Untuk Kawasan Permukiman yang akan dibangun dan dikembangkan didasarkan pada skala prioritas SPPIP Kabupaten Ketapang Tahun 2013 yang meliputi 7 kawasan dan tersebar di 4 Kecamatan. Kerangka rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman tersebut secara lengkap diuraikan dibawah ini.

7.1.1 Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh di Kabupaten Ketapang berada di Kelurahan Sampit, Desa Kalinilam dan Desa Suka Bangun Kecamatan Delta Pawan dan Desa Sei. Awan Kanan, di Kecamatan Muara Pawan. Luas total kawasan kumuh di Kecamatan Delta Pawan adalah 59,43 Ha dan di Kecamatan Muara Pawan seluas 38,50 Ha. Kawasan kumuh di Desa Kalinilam, Desa Sei Awan Kanan, Desa Suka Maju, Desa Sei. Awan Kiri, Desa Tanjung Pura, Desa Tanjung Pasar dan Desa Mayak pada umumnya merupakan perumahan kumuh yang tidak layak huni dan sebagian besar berada di pinggiran Sungai Ketapang Kecil dan Sungai Pawan. Sedangkan kawasan kumuh di Kelurahan Sampit dan Desa Suka Bangun merupakan kawasan permukiman kumuh yang berada di Pinggiran Sungai Ketapang Kecil, Sungai Pawan dan Muara Sungai Pawan. Kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Sampit dan Desa Suka Bangun termasuk kategori kumuh berat berdasarkan hasil penilaian tahun 2010.

(2)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-126 Tabel 7-1

Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kabupaten Ketapang

Komponen Kumuh

Lokasi Kawasan Kumuh

Kec. Delta Pawan Kec. Muara Pawan Sampit Kalinilam

Suka-bangun SA Kiri Suka Maju

SA

Kanan Tj Pasar Mayak Tj Pura

1. Lokasi Per Satuan RT 41;42;43 14;15;16

2. Luas Kawasan (ha) 37.93 9.8 11.7 10.4 5.6 8.7 4.5 3.7 5.6

3. Legalitas Tanah 30 % 20 %

4. Jumlah Penduduk (org) 13.780 11.369 7.153 3.728 1.802 3.650 1.200 1.150 950 5. Status Pengusaan Bangunan

6. Frekuensi Bencana Kebakaran

7. Frekuensi Bencana Banjir 2 2

8. Frekuensi Bencana Longsor 2 2

9. Jumlah Penduduk (orang)

10. Kepadatan Penduduk (org/Km2) 2 2

11. Rerata Anggota R Tangga (org) 3-4 5 12. Pertumbuhan Penduduk

13. Jumlah KK per Rumah 14. Angka Kematian Kasar 15. Status Gizi

16. Angka Kesakitan Malaria 17. Angka Kesakitan Diare 18. Angka Kesakitan DBD 19. Jumlah Bangunan (unit) 20. Tingkat Kualitas Bangunan

21. Kepadatan Bangunan (unit/ha) 70 60 22. Tingkat Kelayakan Bangunan

23. Tingkat Penggunaan L Bgn

24. Layanan Air Bersih tidak tidak

25. Layanan Sanitasi Lingkungan 90 % 50 % 26. Layanan Persampahan tidak tidak

27. Jaringan Drainase tidak tidak

28. Jalan Lingkungan rusak rusak

29. Kondisi Ruang Terbuka Sedang buruk 30. Tingkat Kemiskinan miskin miskin 31. Tingkat Pendapatan

32. Tingkat Pendidikan 33. Tingkat Rawan Keamanan

Tingkat Kekumuhan Kumuh Berat

(3)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-127 Gambar 7-1

Peta Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Ketapang

(4)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-128 7.1.2 Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman

7.1.2.1 Kawasan Permukiman Padat Kota Sampit

Kawasan permukiman ini berada di wilayah Kelurahan Sampit Kecamatan Delta Pawan dan sebagian kecil Wilayah Kelurahan Tengah. dengan luas wilayah 143.57 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-2

Gambaran Kawasan Permukiman Padat Kota Sampit

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar 0 - 2 %

▪ Elevasi sebagian besar kawasan rendah hingga mudah tergenang/banjir

▪ Jenis tanah alluvial dan berpasir

▪ Di lalui sungai Pawan dan sungai Ketapang Kecil

Penggunaan Lahan ▪ Didominasi oleh permukiman dan kawasan perdagangan dan jasa ▪ Lahan kosong terdapat di barat daya yakni kawasan pendidikan dan

sungai Ketapang Kecil yang sebagian aset Pemkab dan aset Kelurahan

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk Kelurahan Sampit berjumlah 13.642 jiwa ▪ Laju pertumbuhan penduduk 3.56 % per tahun

Sosial Ekonomi ▪ Mata pencaharian penduduk sebagian besar disektor perdagangan, rumah makan dan sebagian kecil nelayan

▪ Berkembangn industri kecil yakni pabrik pembuatan tahu dan industri rumah tangga berupa pembuatan kerupuk ikan

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Jumlah bangunan dalam kawasan 1.217 unit dengan kepadatan 9 unit/Ha

▪ Berkembangn secara linier sepanjang koridor jalan dan alur sungai ▪ Tergenang/banjir akibat rob dan hujan deras

▪ Terdapat permukiman tidak layak huni Tata Bangunan dan

Lingkungan

▪ Ruang terbuka hijau dan taman bermain belum ada ▪ Berkembang industri kecil dan skala rumah tangga

▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

▪ Berkembang bangunan sarang burung walet di sempadan sungai Air Minum ▪ Layanan air minum PDAM belum maksimal, sudah ada jaringan

perpipaan

▪ Sebagian besar menggunakan air sungai, sumur gali dan PAH Persampahan ▪ Layanan persampahan ada berupa TPS di koridor jalan utama

▪ Sebagian besar dibuang atau di bakar

▪ Sampah menunpuk di sungai pekarangan rumah Sanitasi dan

Limbah

▪ Permukiman di sepanjang sungai menggunakan MCK tanpa septitank ▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah

Jalan Lingkungan ▪ Sebagian besar jalan lingkungan sudah beraspal dan kondisinya baik ▪ Masih ada sebagian kecil jalan lingkungan dengan permukaan tanah Drainase Ada jaringan induk namun tidak terkoneksi dengan saluran sekunder dan

(5)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-129 Gambar 7-2

Kawasan Permukiman Pada Kota Sampit

(6)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-130 7.1.2.2 Kawasan Permukiman Sekitar Kawasan Perdagangan dan Jasa

Utara Delta Pawan

Kawasan permukiman ini meliputi wilayah Desa Suka Bangun Dalam, Desa Sukabangun, Desa Kalinilam, Desa Paya Kumang dan Kelurahan Sukaharja di Kecamatan Delta Pawan dengan luas wilayah 549.04 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-3

Gambaran Permukiman Sekitar Kawasan Perdagangan dan Jasa Utara Delta Pawan

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar 0 - 2 %

▪ Elevasi 1 - 5 m dpl tergolong rendah hingga mudah tergenang/banjir ▪ Jenis tanah alluvial dan berpasir

▪ Sebagian dilalui sungai Pawan hingga ke muara

Penggunaan Lahan ▪ Didominasi permukiman dan perdagangan dan jasa (campuran) ▪ Kawasan permukiman formal di desa Kalinilam, Paya Kumang,

Sukaharja

▪ Lahan kosong terdapat di antara jalan Gatot Subroto - Katamso ▪ Terdapat Pelabuhan Nasional dan Terminal Penumpang Tipe C ▪ Terdapat Pasar Tradisional di desa Sukabangun dan Paya Kumang ▪ Terdapat lahan pertanian (DIR Kabupaten) seluas 1.050 Ha di

Sukabangun Dalam, Suka Bangun, Kalinilam dan Sukaharja

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 36.885 jiwa

▪ Kepadatan rerata penduduk 7.377 jiwa/km2 tergolong padat

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 2.90 % per, tahun tergolong tiggi Sosial Ekonomi ▪ Sebagian besar penduduk bermata pencaharian disektor perdagangan

dan jasa dan sebagian kecil disektor pertanian dan nelayan ▪ Berkembang pusat perdangan dan jasa seperti ruko dan rukan di

sepanjang koridor jalan utama

▪ Berkembang industri kecil dan usaha pengolahan barang bekas

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Jumlah bangunan dalam kawasan 2.992 unit dengan kepadatan 5 unit/ha ▪ Perkembangan permukiman kurang memperhatikan estetika visual ▪ Terdapat kawasan permukiman dengan kerapatan dan kepadatan tinggi ▪ Tergenang/banjir akibat rob dan hujan deras

▪ Terdapat permukiman tidak layak huni Tata Bangunan dan

Lingkungan

▪ Ruang terbuka hijau dan taman bermain belum ada kecuali lapangan olah raga sepak bola di Paya Kumang

(7)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-131 ▪ Berkembang bangunan ruko dan rukan di sepanjang koridor jalan

utama

▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum PDAM belum maksimal, sudah ada jaringan perpipaan

▪ Sebagian besar menggunakan air sungai, PAH dan sumur gali yang digunakan oleh beberapa rumah

Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS belum ada ▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar

▪ Sampah menunpuk di pinggiran jalan dan tanah kososng Sanitasi dan

Limbah

▪ Permukiman di sepanjang sungai menggunakan MCK tanpa septitank ▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah

▪ Sungai menjadi tempat mandi cuci dan sekaligus drainase

Jalan Lingkungan ▪ Sebagian besar jalan lingkungan sudah beraspal dan kondisinya baik ▪ Masih ada sebagian kecil jalan lingkungan dengan permukaan tanah Drainase ▪ Sebagian besar kawasan belum memiliki jaringan drainase

(8)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-132 Gambar 7-3

Kawasan Permukiman Sekitar Perdagangan dan Jasa Utara Delta Pawan Ketapang

(9)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-133 7.1.2.3 Kawasan Permukiman Tradisional/Bersejarah Sekitar Keraton

Matan

Kawasan permukiman ini terletak di wilayah Kelurahan Mulia Kerta Kecamatan Benua Kayong seluas 341.12 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-4

Gambaran Permukiman Tradisonal/Bersejarah Sekitar Keraton Matan

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar 0 - 2 %

▪ Elevasi 5 m dari permukaan laut dan tidak tergenang/banjir ▪ Jenis tanah alluvial dan berpasir

▪ Sebagian dilalui sungai Pawan Penggunaan Lahan ▪ Didominasi permukiman

▪ Terdapat aktivitas penambangan pasir

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 6.637 jiwa ▪ Kepadatan rerata penduduk 290 jiwa/km2

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 2.08 % per tahun

Sosial Ekonomi ▪ Sebagian besar penduduk bermata pencaharian disektor pertanian tanaman holtikultura

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Jumlah bangunan dalam kawasan 723 unit dengan kepadatan 2 unit/ha ▪ Perkembangan kawasan permukiman linier mengikuti koridor jalan dan

alur sungai pawan Tata Bangunan dan

Lingkungan

▪ Terdapat Keraton Matan

▪ Ruang terbuka hijau berupa taman rekreasi dan taman bermain di depan Keraton Matan sudah ada termasuk ruang oleh raga ▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum perpipaan PDAM belum ada

▪ Sebagian besar menggunakan air sungai, PAH dan sumur gali yang digunakan oleh beberapa rumah

Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS belum ada ▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar Sanitasi dan

Limbah

▪ Sebagian besar RT sudah menggunakan MCK dengan septitank ▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah

▪ Sungai menjadi tempat pembuangan limbah RT

Jalan Lingkungan ▪ Sebagian besar jalan utama sudah beraspal dan kondisinya baik ▪ Sebagian besar jalan lingkungan masih dengan permukaan tanah Drainase ▪ Sebagian besar kawasan belum memiliki jaringan drainase lingkungan

(10)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-134 Gambar 7-4

Kawasan Permukiman Tradisional/Bersejarah Sekitar Keraton Matan Ketapang

(11)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-135 7.1.2.4 Kawasan Permukiman Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa

Sandai

Kawasan permukiman ini terletak di wilayah Desa Sandai Kiri dan Desa Sandai Kanan Kecamatan Sandai dengan luas wilayah 285 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-5

Gambaran Permukiman Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa Sandai

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar hingga berbukit

▪ Elevasi 100 m dari permukaan laut dan kadang tergenang/banjir ▪ Jenis tanah podzolik Merah Kuning (PMK)

▪ Sebagian dilalui sungai Pawan Hulu Penggunaan Lahan ▪ Didominasi permukiman

▪ Pusat pemerintahan berada di desa Sandai Kanan

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 11.614 jiwa ▪ Kepadatan rerata penduduk 39 jiwa/km2

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 2.49 % per tahun

Sosial Ekonomi ▪ Sebagian besar penduduk bermata pencaharian disektor pertanian tanaman pangan dan sawit serta perdagangan dan jasa (rumah makan dan perhotelan)

▪ Adanya kawasan perkebunan sawit besar dan pertambangan

▪ Aksesibilitas mudah karena di lalui koridor jalan Trans Kalimantan serta transfortasi sungai.

▪ Karakter masyarakat masih bersifat rural (pedesaan)

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Permukiman berkembang secara swadaya

▪ Perkembangan permukiman linier mengikuti alur snugai dan koridor jalan

▪ Permukiman di bantara sungai rawan banjir dan tanah lonsor ▪ Terdapat rumah tidak layak huni dalam kawasan

Tata Bangunan dan Lingkungan

▪ Belum ada perwujudan secara sengaja ruang terbuka hijau publik ▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum perpipaan PDAM belum ada

▪ Sebagian besar menggunakan air sungai, PAH dan sumur gali dan mata air bukit Berguruh dan Mantas

Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS belum ada ▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar Sanitasi dan

Limbah

▪ Sebagian besar RT di pinggiran sungai menggunakan MCK tanpa septitank

▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah ▪ Sungai menjadi tempat pembuangan limbah RT

(12)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-136 Gambar 7-5

Kawasan Permukiman Sekitar Koridor Perdagangan dan Jasa Sandai

(13)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-137 7.1.2.5 Kawasan Permukiman Potensial Cepat Tumbuh Kendawangan

Kawasan permukiman ini meliputi desa Banjar Sari dan Kendawangan Kiri di Kecamatan Kendawangan dengan luas wilayah 192 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-6

Gambaran Permukiman Potensial Cepat Tumbuh Kendawangan

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar dengan kemiringan 0 - 2 %

▪ Elevasi 10 m dari permukaan laut dan kadang tergenang/banjir ▪ Jenis tanah alluvial dan podzolik Merah Kuning (PMK)

▪ Di kelilingi Sungai Kendawangan, Tapah dan laut Selat Karimata Penggunaan Lahn ▪ Didominasi permukiman dan kawasan perdangan dan jasa

▪ Pelabuhan Nasional Kendawangan

▪ Pusat pemerintahan berada di desa Kendawangan Kiri

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 11.459 jiwa ▪ Kepadatan rerata penduduk 15 jiwa/km2

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 1.86 % per tahun

Sosial Ekonomi ▪ Sebagian besar penduduk bermata pencaharian disektor pertanian tanaman pangan, nelayan dan kehutanan.

▪ Adanya kegiatan perkebunan sawit besar dan pertambangan dan industri

▪ Karakter masyarakat masih bersifat rural (pedesaan)

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Permukiman berkembang secara swadaya

▪ Perkembangan permukiman linier mengikuti alur snugai, pantai dan koridor jalan.

▪ Cenderung terjadi pemusatan pertumbuhan rumah mengelompok ke pusat kota dan sekitar kawasan perdagangan.

▪ Terdapat rumah tidak layak huni dalam kawasan Tata Bangunan dan

Lingkungan

▪ Belum ada perwujudan secara sengaja ruang terbuka hijau publik ▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum melalui perpipaan PDAM namun sebagian besar belum mencakup seluruh RT dan pendistribusian belum mencapai 24 jam

▪ Sebagian besar menggunakan PAH dan sumur gali. Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS dan TPA belum ada

▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar Sanitasi dan

Limbah

▪ Sebagian besar RT di pinggiran sungai menggunakan MCK tanpa septitank

▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah ▪ Sungai menjadi tempat pembuangan limbah RT

(14)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-138 Gambar 7-6

Kawasan Permukiman Cepat Tumbuh Kendawangan

(15)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-139 7.1.2.6 Kawasan Permukiman Pesisir Suka Baru-Sungai Kinjil

Kawasan permukiman ini meliputi desa Sei Kinjil dan Desa Suka Baru Kecamatan Benua Kayong dengan luas wilayah 113.80 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-7

Gambaran Permukiman Pesisir Suka Baru-Sungai Kinjil

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar dengan kemiringan 0 - 2 %

▪ Elevasi 2 - 10 m dari permukaan laut dan kadang tergenang/banjir ▪ Jenis tanah alluvial dan berpasir

▪ Berbatasan dengan pantai bagian selatan Kota Ketapang Penggunaan Lahan ▪ Didominasi permukiman dan persawahan

▪ Terdapat DIR Nasional desa Sei. Kinjil seluas 4.050 Ha dan DIR Propinsi di desa Suka Baru seluas 1.650 Ha

▪ Kawasan wisata Pantai Cilincing di desa Suka Baru dan Pantai Sei Kinjil ▪ Kawasan Permukiman Nelayan

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 4.225 jiwa ▪ Kepadatan rerata penduduk 675 jiwa/km2

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 2.80 % per tahun

Sosial Ekonomi ▪ Sebagian penduduk bermata pencaharian pertanian tanaman pangan dan nelayan.

▪ Sebagian kecil bermata pencaharian disektor UKM, industri rumah tangga dan perdangan

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Jumlah permukiman 221 unit dengan kepadatan 2 unit Ha tergolong rendah

▪ Permukiman berkembang secara swadaya ▪ Belum terdapat permukiman formal

▪ Potensi rawan banjir dan terpaan gelombang pasang atau angin kencang

▪ Terdapat rumah tidak layak huni dalam kawasan Tata Bangunan dan

Lingkungan

▪ Belum ada perwujudan secara sengaja ruang terbuka hijau publik ▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Faslitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum melalui perpipaan PDAM belum tersedia ▪ Sebagian besar menggunakan PAH dan sumur gali.

Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS dan TPA belum ada ▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar Sanitasi dan

Limbah

▪ Sebagian RT telah menggunakan MCK dengan kondisi sehat ▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah

Jalan Lingkungan ▪ Sebagian jalan lingkungan rusak dan masih dengan permukaan tanah Drainase ▪ Sebagian besar jalan utama dan jalan lingkungan belum dilengkapi

(16)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-140 Gambar 7-7

(17)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-141 7.1.2.7 Kawasan Permukiman Tepian Sungai Pawan Banjar

Kawasan permukiman ini berada di Kelurahan Banjar Kecamatan Benua Kayong dengan luas wilayah 26.37 Ha. Kondisi eksisting kawasan permukiman tersebut sebagai berikut :

Tabel 7-8

Gambaran Permukiman Tepian Sungai Pawan Banjar

a. Kondisi Fisik dan Penggunaan Lahan

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Kondisi Fisik Lahan ▪ Tofografi datar dengan kemiringan 2 - 10 %

▪ Elevasi 2 - 10 m dari permukaan laut dan kadang tergenang/banjir ▪ Jenis tanah alluvial dan berpasir

Penggunaan Lahan ▪ Didominasi permukiman

▪ Bangunan perumahan memiliki persil yang besar dengan kerapatan jarang

▪ Terdapat lahan kosong yang cukup luas

b. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Penduduk ▪ Penduduk secara keseluruhan berjumlah 1098 jiwa ▪ Kepadatan rerata penduduk 2.11 jiwa/km2

▪ Laju pertumbuhan rerata penduduk 3.00 % per tahun Sosial Ekonomi ▪ Sumber penghasilan utama penduduk adalah sektor jasa

▪ Karakteristik masyarakat adalah urban

▪ Aksesibilitas mudah karena dilalui jalan propinsi

c. Kondisi Permukiman dan Infrastruktur

Komponen Kondisi dan Permasalahan

Permukiman ▪ Tingkat kepadatan bangunan 9 unit/ha

▪ Permukiman berkembang membelakangi sungai ▪ Permukiman terbangun sudah cukup tertata ▪ Potensi rawan banjir

Tata Bangunan dan Lingkungan

▪ Belum ada perwujudan secara sengaja ruang terbuka hijau publik ▪ Ruas jalan belum dilengkapi lampu penerangan dan pedistrian ▪ Fasilitas pencegahan kebakaran belum ada

Air Minum ▪ Layanan air minum melalui perpipaan PDAM belum tersedia ▪ Sebagian besar menggunakan PAH dan sumur gali.

Persampahan ▪ Layanan persampahan berupa TPS, namun TPA belum ada ▪ Sebagian besar sampah dibuang atau di bakar

Sanitasi dan Limbah

▪ Sebagian besar RT telah menggunakan MCK dengan kondisi sehat dilengkapi septitank

▪ Limbah rumah tangga disalurkan langsung ke sungai ▪ Belum ada jaringan pengelohan limbah

(18)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-142 Gambar 7-8

Kawasan Permukiman Tepian Sungai Pawan Banjar

(19)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-143 7.1.3 Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan

Tabel 7-9

Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman

Kawasan

Potensi dan Tantangan

Fisik Ekonomi Sosial

Permukiman Kawasan ▪Ada Industri kecil dan

rumah tangga yang potensial menjadi pusat ekonomi lokal

▪Terdapat BKM

(20)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-144

(21)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-145 ▪Kawasan DIR Propinsi

dan Nasional untuk

▪Terdapat DIR Nasional dan Propinsi potensial meningkatkan pendapatan masyarakat

▪Kawasan wisata pantai cilincing dan sei kinjil potensial untuk dikembangkan dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal ▪Ada Industri kecil dan

rumah tangga yang potensial menjadi pusat ekonomi lokal ▪Berdekatan dengan

kawasan pusat perdagangan dan jasa kota Ketapang di Kec Delta Pawan dan

7.1.4 Pemetaan dan Evaluasi Program

(22)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-146 Tabel 7-10

Penanganan Kawasan Permukiman

SEKTOR PENGEMBANGN KAWASAN

PEMUKIMAN

PENANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

KETERANGAN LOKASI TARGET DITANGANI AKAN

DITANGANI Kumuh Perkotaan Kelurahan 1 Lokasi dan Desa 7

Lokasi di 2 Kecamatan 97,93 Ha 49,63 Ha 48,30 Ha

Sedang di tangani Kelurahan Sampit

Permukiman Perkotaan Kelurahan 8 Lokasi dan Desa 11

Lokasi 2.275.54 Ha - 2.275,54 Ha

Permukiman Perdesaan Menyebar di 20 Kecamatan 2.128 Ha - 2.128 Ha

Permukiman Khusus Menyebar di 20 Kecamatan 161,11 Ha - 161,11 Ha

Fasilitasi Pengembangan

Permukiman Menyebar di 8 Kecamatan 12.553 Ha - 12.553 Ha Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2015

7.1.5 Sasaran Program

Berdasarkan kondisi eksisting diatas maka sasaran pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Ketapang akan disesuaikan dengan target pembangunan Bidang Cipta Karya tingkat nasional dan daerah, yakni sebagai berikut :

Tabel 7-11

Sasaran Program Pengembangan Permukiman

URAIAN SASARAN PROGRAM

SASARAN TAHAPAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 Kumuh Perkotaan Kelurahan 1 Lokasi dan Desa 7

Lokasi di 2 Kecamatan 48,30 Ha - 8 Ha 8 Ha 12,20 Ha 20,10 Ha Permukiman Perkotaan Kelurahan 8 Lokasi dan Desa 2.275,54 Ha - - - 1.137.77 Ha 1.137,77 Ha

Permukiman Perdesaan Menyebar di 20 Kecamatan 2.128 Ha - - - 502,67 Ha 1.625,33 Ha

Permukiman Khusus Menyebar di 20 Kecamatan 161,11 Ha 0,03 Ha 0.24 Ha 0,02 Ha 78,46 Ha 82,36 Ha Fasilitasi Pengembangan

(23)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-147 7.1.6 Usulan Kebutuhan Program

Berdasarkan analisa terhadap sasaran program dan mempedomani target kinerja Ditjen Bidang Cipta Karya nasional maka usulan program yang teridentifikasi untuk mencapai sasaran program pembangunan Sektor Permukiman diatas adalah sebagai berikut :

Tabel 7-12

Usulan Program Pengembangan Permukiman

KEBUTUHAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

RENCANA KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

PENINGKATAN PELAYANAN PKP - - - 14 Kgt 4 Kgt

1. Peningkatan pelayanan PKP - - - 3 Kgt -

2. Pembinaan Pengembangan PKP - - - 9 Kgt 2 Kgt

3. Pengendalian dan Pengawasan PKP - - - 2 Kgt 2 Kgt

KAWASAN KUMUH PERKOTAAN - 1 Kgt 1 Kgt 9 Kgt 9 Kgt

1. Penungkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan - 1 Kgt 1 Kgt 3 Kgt 3 Kgt 2. Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh Perkotaan - - - 6 Kgt 6 Kgt KASAWAN PERMUKIMAN PERKOTAAN - 1 Kgt 3 Kgt 19 Kgt 19 Kgt 1. Peningkatan Kualitas Perumahan Pusat Kota Ketapang - - - 9 Kgt 9 Kgt

2. Pembangunan Rumah Susun Sewa 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt

3. Pengembangan Permukiman Kota Layak Huni - - 2 Kgt 2 Kgt - 4. Penataan Permukiman Kota Tradisional/Pusaka - - - - 2 Kgt 5. Pembangunan Permukiman Kawasan Cepat Tumbuh - - - 1 Kgt 2 Kgt 6. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota - - - 6 Kgt 5 Kgt

KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN - - 2 Kgt 15 Kgt 49 Kgt

1. Penataan Permukiman Potensial - - 2 Kgt 4 Kgt 4 Kgt

2. Peningkatan Permukiman Desa Tertinggal - - - - 7 Kgt

3. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan - - - 11 Kgt 38 Kgt KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS 5 Kg 20 Kgt 3 Kgt 16 Kgt 19 Kgt

1. Permukiman Nelayan 5 Kgt 10 Kgt 2 Kgt - -

2. Permukiman Pulau Kecil - - - 4 Kgt 6 Kgt

3. Permukiman Rawan Bencana - - 1 Kgt 12 Kgt 13 Kgt

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - - - 2 Kgt 4 Kgt

1. Peningkatan Peran Pengembang - - - 2 Kgt 2 Kgt

2. Peningkatan Peran Masyarakat - - - - 2 Kgt

FASILITASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - - - 2 Kgt 2 Kgt

1. Fasilitasi Pengembangan Permukiman Hijau - - - 1 Kgt 1 Kgt

(24)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-148 7.1.7 Usulan Kebutuhan Pembiayaan

Berdasarkan usulan program diatas dan mempertimbangkan kerangka pendanaan Ditjen Bidang Cipta Karya nasional dan propinsi serta kemampuan keuangan daerah maka usulan kebutuhan pembiayaan pembangunan Sektor Permukiman adalah sebagai berikut :

Tabel 7-13

Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN RENCANA BIAYA ( X RP 1 000 000)

2015 2016 2017 2018 2019

PENINGKATAN PELAYANAN PKP - - - 4.050 1.100

1. Peningkatan pelayanan PKP - - - 600 -

2. Pembinaan Pengembangan PKP - - - 2.950 600

3. Pengendalian dan Pengawasan PKP - - - 500 500

KAWASAN KUMUH PERKOTAAN - - 1.000 5.800 8.800

1. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan - 500 1.000 2.200 5.200 2. Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh Perkotaan - - - 3.600 3.600 KASAWAN PERMUKIMAN PERKOTAAN - 1.000 5.500 17.400 26.700 1. Peningkatan Kualitas Perumahan Pusat Kota Ketapang - - - 10.800 10.800

2. Pembangunan Rumah Susun Sewa 1.000 4.000 1.000 4.000

3. Pengembangan Permukiman Kota Layak Huni 1.500 1.500 -

4. Penataan Permukiman Kota Tradisional/Pusaka - - - - 4.000

5. Permukiman Kawasan Cepat Tumguh (KCT) - - - 1.700 2.900

6. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan - - - 2.400 5.000

KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN - - 1.400 6.250 25.900

1. Penataan Permukiman Potensial - - 1.400 2.400 2.800

2. Peningkatan Permukiman Desa Tertinggal - - - - 11.000

3. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan - - -- 3.850 12.100 KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS 7.770 4.750 1.175 38.600 51.350

1. Permukiman Nelayan 5.750 4.750 675 - -

2. Permukiman Pulau Kecil - - - 16.000 14.750

3. Permukiman Rawan Bencana - - 500 22.600 36.600

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - - - 175 17.175

1. Peningkatan Peran Pengembang - - - 175 175

2. Peningkatan Peran Masyarakat - - - - 17.000

FASILITASI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - - - 3.800 17.500

1. Fasilitasi Pengembangan Permukiman Hijau - - - 800 15.000

(25)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-149 7.4.8 Pemenuhan Readinees Criteria

Kesiapan daerah untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman sebagaimana usulan program diatas antara lain sebagai berikut :

1. Ketersediaan Dokumen Perencanaan Teknis :

a. Strategi Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (SPPIP) Tahun 2013, wilayah perencanaan meliputi :

▪ Permukiman Padat Kota di Kel. Sampit Kec. Delta Pawan

▪ Permukiman Sekitar Kawasan Pusat Perdagangan dan Jasa Pusat Kota Ketapang bagian utara Kecamatan Delta Pawan di Desa Sukabangun Dalam, Suka Bangun, Kalinilam, Paya Kumang dan Sukaharja seluas 549.04 Ha.

▪ Permukiman Sekitar Keraton Matan Kel. Mulia Kerta Kecamatan Benua Kayong seluas 341.12 Ha

▪ Permukiman Kawasan Cepat Tumbuh Kendawangan di desa Kendawangan Kiri dan Banjar Sari Kecamatan Kendawangan seluas 192 Ha

▪ Permukiman Sekitar Kawasan Perdagangan dan Jasa Sandai di Desa Sandai Kiri dan Sandai Kanan Kecamatan Sandai seluas 285 Ha.

▪ Permukiman Pesisir Pantai Suka Baru di desa Suka Baru dan Sungai Kinjil Kecamatan Benua Kayong seluas 113.80 Ha

▪ Permukiman Pinggiran Sungai di Kel. Banjar Kecamatan Benua Kayong seluas 26.37 Ha

b. FS belum ada c. DED belum ada

2. Kesiapan Dokumen ANDAL belum ada. 3. Kesediaan Lahan belum ada.

4. Institusi Pengelola yang menangani urusan permukiman ada yakni Dinas Perumahan Rakyat, Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup yang dibentuk melalui Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

5. Kesediaan Menerima kegiatan pasca konstruksi dengan Surat Pernyataan Bupati Ketapang.

(26)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-150 7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pelayanan penataan bangunan dan lingkungan telah memiliki landasan yang kuat sejak terbitnya Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2015 yang mengatur tentang bangunan gedung di Kabupaten Ketapang. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi masyarakat terkait dengan pembangunan gedung sesuai fungsinya serta ketentuan teknis, estetika dan rasa aman bagi penghuni maupun lingkungan sekitarnya. Sebelumnya pelayanan pembangunan gedung dan lingkunganya pempedomani peraturan perundangan yang lebih tinggi yakni UU No. 28 Tahun 2002 berikut aturan turunan sebagai instrumen pelaksanaanya serta arahan kebijakan penataan bangunan dan lingkungan nasional serta propinsi. Pelaksanaan pelayanan sektor bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Ketapang sampai tahun 2015 akan di uraikan lebih lanjut di bawah ini.

7.2.1 Kondisi Eksisting Penataan Gedung dan Bangunan

Pelaksana tugas dan fungsi sektor pembangunan gedung dan lingkungan menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Ketapang khususnya Bidang Cipta Karya. Realisasi pelaksanaan tugas terkait penataan bangunan gedung dan lingkungan tersebut berdasarkan laporan Bidang Cipta Karya DPUTR sampai akhir tahun 2015 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 7-14

Kondisi Eksisting Penataan Gedung dan Bangunan

Uraian Penataan Bangunan dan Lingkungan

Tahun Pendataan

s/d 2012 2013 2014 2015

Aspek Pelayanan : a. Bangunan Ber-IMB b. Sertifikat Laik Fungsi

c. Tenaga Ahli Bangunan Gedung

(27)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-151 7.2.2 Kondisi Eksisting Bangunan Gedung dan Kawasan Strategis

Secara umum kondisi eksisting penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya di Kabupaten Ketapang belum dilaksanakan secara maksimal dan terpadu. Untuk di kawasan perkotaan Ketapang masih banyak bangunan tanpa IMB, pembangunan gedung tidak sesuai dengan peruntukan lahan, infrastruktur fisik pendukung kawasan yang belum terbangun secara layak dan merata, belum terpenuhinya ruang terbuka hijau publik serta penyediaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran secara proposrsional di setiap wilayah. Termasuk penataan lingkungan di pinggiran atau bantaran sungai sampai saat ini belum ada aksi atau kegiatan sesuai dengan Permen PU no. 63/PRT/1993.

Tabel 7-15

Kondisi Eksisting Bangunan Gedung

Jenis Bangunan

b. Gedung Sosial Budaya c. Gedung Keagamaan

Sumber : Diolah dari Laporan DPUTR Kabupaten Ketapang, 2015

Tabel 7-16

Kondisi Eksisting Kawasan Strategis

Jenis Kawasan Lokasi Luas Jumlah

Kawasan Strategis a. Kawasan Permukiman b. Kawasan Kumuh c. Kawasan Khusus d. Kawasan Strategis

Ketapang, Sandai, Kendawangan Kec Delta Pawan, Muara Pawan Kabupaten

Kec Kendawangan, MH Utara

2.733,24 Ha a. Ruang Terbuka Publik b. Ruang Terbuka Privat

Kota Ketapang

(28)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-152 7.2.3 Potensi dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Berdasarkan kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan diatas terdapat potensi sekaligus tantangan untuk penyelenggaraan pembangunan ke depan yang yang antara lain sebagai berikut :

1. Aspek Regulasi

Dari aspek regulasi masih banyak peraturan daerah, peraturan bupati dan Norma Standar Prosedur Kerja (NSPK) yang di perlukan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan. Kondisi ini merupakan potensi sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah untuk segera merealisasikan ketersediaan regulasi tersebut dalam rangka untuk tertib dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat. Regulasi yang perlu diwujudkan yakni :

a. Peraturan Bupati sebagai instrumen pelaksana Perda No. 7 Tahun 20015 b. SOP terkait penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan.

2. Aspek Perencanaan

Perencanaan sangat penting dalam perwujudan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan yang akan berfungsi sebagai arahan dan pedoman. Oleh karena itu beberapa wilayah kecamatan yang telah di tetapkan sebagai PKL dalam RTRW Kabupaten Ketapang 2015-2035 merupakan potensi yang memerlukan dukungan perencanaan dalam perwujudan penataan bangunan dan lingkungannya yakni sebagai berikut :

a. RTR Pusat Kegiatan Lokal Kendawangan, Manis Mata, Tumbang Titi, Sandai dan Balai Berkuak.

b. RTBL Pusat Kegiatan Lokal Kendawangan, Manis Mata, Tumbang Titi, Sandai dan Balai Berkuak.

Tantangan dalam perwujudan perencanaan tersebut adalah keterbatasan anggaran untuk penyusunan perencanaan, ketersediaan data yang akurat maupun sumber daya manusia.

(29)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-153

evaluasi dan pengendalian adalah juga potensi peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak bumi dan bangunan (PBB).

Tantangan dalam perwujudan pendataan tersebut adalah keterbatasan anggaran untuk melaksanakan pendataan, belum terbangunnya sistem digital berbasis internet yang menintegrasikan atau memadukan pendataan mulai dari desa, kecamatan hingga kabupaten secara terpadu hingga menjadi satu satuan informasi ter up todat dan publis.

4. Kabupaten Ketapang telah di tetapkan sebagai PKW, KIP dan Pusat Perkotaan sedang berkembang Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas dalam WPS Nasional. Dan penetapan Kendawangan, Manis Mata, Tumbang Titi, Sandai dan Balai Berkuak sebagai PKL Dalam RTRW Kabupaten Ketapang. Serta Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitas perekomian di Kabupaten Ketapang juga menuntut pelayanan pemerintah yang cepat prosesnya, singkat waktunya, murah biayanya serta profesional dalam pelayanannya. Kesemuanya ini merupakan potensi untuk pembangunan prasarana perkantoran pemerintah daerah guna memenuhi tuntutan tersebut. Perwujudan pembangunan prasarana perkantoran pemerintah masih memungkinkan oleh karena masih terdapat lahan kosong yang sangat luas baik di Ibu Kota Kabupaten maupun Ibu Kota Kecamatan dan perdesaan.

Tantangan implementasinya sudah tentu keterbatasan anggaran baik untuk perencanaan, pembangunan maupun pembebasan lahan yang untuk saat ini tidak ada lagi lahan kosong tanpa tanpa pemilik.

5. Pembangunan berbagai kawasan di Kabupaten Ketapang sebagaimana arahan kebijakan pembangunan pusat, propinsi dan kabupaten khususnya bidang cipta karya memerlukan infrastruktur pendukungnya. Infrastruktur pendukung tersebut berupa jalan, jembatan, drainase, lampu penerangan, traffic laight, rambu dan marka jalan, halte dan sebagainya. Khusus jalan merupakan infrastruktur pendukung utama yang berfungsi menghubungkan intern maupun antar kawasan ataupun pusat pertumbuhan sehingga arus perpindahan orang dan barang dapat berjalan lancar. Ketersediaan jalan sesuai kriterianya diharapkan dapat membuka keterisolasian dan kesejangan pembangunan serta memicu tumbuhnya ekonomi lokal karena kemudahan aksesibilitas dari daerah hinterland dalam memasarkan komoditasnya ke pusat kota maupun dari perkotaan ke daerah hinterland dalam memasarkan produknya. Kondisi ini merupakan potensi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan baik jalan poros, sekunder maupun jalan lingkungan inter maupun antar kawasan dan pusat pertumbuhan.

(30)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-154

sangat jauh. Sedangkan pembangunan jalan intern kawasan di pusat perkotaan sebagian besar terkendala sempitnya lokasi untuk pelebaran badan jalan yang dibatasi perumahan atau pertokoan. Sementara itu Jalan yang telah terbangun sebagian besar belum memenuhi kriteria baik jalan utama, sekunder maupun lingkungan di pusat perkotaan dan IKK.

6. Perwujudan Ruang Terbuka Hijau dalam setiap pembangunan kawasan merupakan kewajiban yang diamanatkan oleh peraturan perundangan. Minimal 30 % dari luas wilayah pada perencanaan peruntukan lahan didalam kawasan dialokasikan untuk konservasi termasuk RTH. Perwujudan lahan koservasi atau RTH masih sangat di mungkinkan dalam rencana pembangunan dan pengembangan kawasan atau pusat pertumbuhan baik di pusat kota ketapang maupun di IKK. Hal ini dikarenakan masih adanya ruang kosong yang cukup luas dan lokasinya menyebar di setiap wilayah atau kawasan.

Tantangan dalam perwujudan RTH adalah pembebasan lahan yang memerlukan biaya cukup besar serta ketersediaan pemilik hak untuk melepaskannya. Disamping itu RTH sering memicu timbulnya perumahan kumuh dan pedagang liar yang sulit dikendalikan.

7. Bangunan rumah dan gedung adalah merupakan aset yang sangat vital bagi setiap masyarakat, pelaku usaha maupun pemerintah. Bahkan negara sekalipun sangat berkepentingan dengan aset tersebut karena bagian dari objek pajak yang merupakan sumber penerimaan negara. Kawasan rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) dan rumah non formal serta kompleks permukiman atau perumahan yang terbangun di Kabupaten Ketapang sudah sangat banyak jumlahnya. Untuk ruko dan rukan dibangun berderet mengikuti koridor jalan yang hanya dibatasi oleh jalan lingkungan (gang) yang sempit. Sedangkan permukiman atau perumahan baik formal maupun rumah alami tumbuh dengan jumlah signifikan sehingga berhimpitan antar satu rumah dengan rumah lainnya di dalam gang yang sempit. Jika terjadi kebakaran maka resiko menjalarnya api dalam waktu singkat hingga menghanguskan satu satuan komplek pertokoan atau perumahan akan terjadi. Hal ini tentu sangat merugikan terutama korban yang mengalami musibah. Kondisi tersebut merupakan potensi untuk mewujudkan pembangunan sarana dan prasrana pemadam kebakaran yang memadai dengan letak yang proporsional terutama di wilayah permukiman padat dan pertimbangan sumber air.

(31)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-155

8. Adanya arahan kebiijakan Renstra Bidang Cipta Karya 2015-2019 berkaitan dengan penataan kota pusaka, dan penetapan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan pada Lampiran II.4 RTRW Kabupaten Ketapang 2015-2035, merupakan potensi untuk membangun dan mengembangkan kota pusaka di Kabupaten Ketapang. Berdasarkan lampiran tersebut terdapat 129 objek/situs cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang lokasinya menyebar di 17 Kecamatan sebagai dukungan perwujudan Kota Pusaka di Kabupaten Ketapang.

Dukungan penelitian kesejarahan terhadap objek/situs cagar budaya dan ilmu pengetahuan sangat kurang bahkan belum dilakukan sama sekali. Fakta ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan kota pusaka dengan langkah awal melakukan penelitian/pengkajian sejarah.

9. Sebagian daerah sempadan sungai Pawan di Pusat Kota Ketapang termasuk kategori perumahan atau permukiman kumuh yang menjadi prioritas untuk mendapatkan penanganan hingga mencapai 0 % pada tahun 2019. Permen PU no. 63/PRT/1993 yang mempertegas garis penguasaan sempadan sungai bertanggul dalam kawasan perkotaan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 3 meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul sesuai dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi dan peranan sungai pawan dengan meminimalisir pemanfaatan bantaran sungai sebagai hunian atau tempat usaha serta pencegahan pembuangan limbah domestik padat maupun cair. Arahan lebijakan sebagaimana diatas merupakan mandatori bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan penataan lingkungan di kawasan sempadan sungai pawan.

7.2.4 Pemetaan dan Evaluasi Program

(32)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-156 Tabel 7-17

Penanganan Penataan Bangunan dan Lingkungan

SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

PENANGAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

KETERANGAN LOKASI TARGET DITANGANI AKAN

DITANGANI Penyelenggaraan Bangunan Gedung Kelurahan Kantor, Sukaharja

dan Mulia Kerta 8 Kws - 8 Kws Gedung Kantor Penataan Bangunan dan Lingkungan Menyebar di 13 Kecamatan 34 Kws - 34 Kws Penyusunan RTBL

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan Menyebar di 17 Kecamatan 54 Kws - 54 Kws Kota Pusaka dan Tradisional Pengembangan RTH Menyebar di 7 Kecamatan 8 Kws - 8 Kws Taman Kota, THR

dan RTH di 5 IKK Fasilitasi Pengembangan Kota Layak Huni,

Kota Hijau dan Kota Cerdas

Kelurahan Sukaharja, Kantor

dan Desa Sukabaru 8 Kws 8 Kws

RTH Berfungsi Pendidikan Fasilitas Edukatif dan Pemberdayaan

Masyarakat

Kota Bogor, Bandung dan

Batam 4 Paket 4 Paket Peningkatan SDM

Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2015

7.2.5 Sasaran Program

Berdasarkan kondisi eksisting diatas maka sasaran sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Ketapang akan disesuaikan dengan target pembangunan Bidang Cipta Karya tingkat nasional dan daerah, yakni sebagai berikut :

Tabel 7-18

Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

URAIAN SASARAN PROGRAM

Layak Huni, Kota Hijau dan Kota Cerdas

Kelurahan Sukaharja, Kantor

dan Desa Sukabaru 8 Kws - - - 4 Kws 7 Kws

Fasilitas Edukatif dan Pemberdayaan Masyarakat

Kota Bogor, Bandung dan

Batam 4 Paket - - 1 Paket - 3 Paket

(33)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-157

Berdasarkan analisa terhadap sasaran program dan mempedomani target kinerja Ditjen Bidang Cipta Karya nasional maka usulan program yang teridentifikasi untuk mencapai sasaran program pembangunan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan diatas adalah sebagai berikut :

Tabel 7-19

Usulan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

KEBUTUHAN PROGRAM PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

RENCANA KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019 PENINGKATAN PELAYANAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN - - 3 Kgt 3 Kgt 10 Kgt

1. Peraturan Pelayanan PBL - - - - 3 Kgt

2. Pembinaan Penyelenggaraan PBL - - - - 4 Kgt

3. Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan PBL - - 3 Kgt 3 Kgt 3 Kg Penyelenggaraan Bangunan dan Gedung 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 2 Kgt 2 Kgt 1. Pengembangan Bangunan Gedung Pusaka 2 Kgt 1 Kgt 1 Kgt - -

2. Pembangunan Gedung Berstatus Hijau - - - 2 Kgt 1 Kgt

3. Pengembangan Kawasan Bangunan Hijau - - - - 1 Kgt

Penataan Bangunan dan Lingkungan 2 Kgt 2 Kgt 2 Kgt 6 Kgt 14 Kgt 1. Penataan Kawasan Pusat Pertumbuhan 2 Kgt 2 Kgt 2 Kgt 2 Kgt 3 Kgt 2. Penataan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) - - - 1 Kgt 5 Kgt 3. Penataan Kawasan Strategis Propinsi (KSP) - - - 1 Kgt 1 Kgt

4. Penataan Kawasan Strategis Nasional (KSN) - - - - 1 Kgt

5. Penataan Kawasan Rawan Bencana - - - 2 Kgt 4 Kgt

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan - - - 53 Kgt 37 Kgt

1. Revitalisasi Kawasan Kota Pusaka - - - 1 Kgt -

2. Revitalisasi Kawasan Kota Tradisional/Bersejarah - - - 25 Kgt 10 Kgt 3. Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi / Wisata - - - 27 Kgt 27 Kgt Pembangunan dan Pengembangan RTH - - - 3 Kgt 6 Kgt

1. Pengembangan Ruang Terbuka Publik - - - 2 Kgt 2 Kgt

2. Pembangunan RTH Pusat Pertumbuhan Lokal - - - 1 Kgt 4 Kgt

Fasiitasi Pembangunan Kota Layak Huni, Kota Hijau & Kota Cerdas - - - 6 Kgt 7 Kgt

1. Fasilitasi Pembangunan Kota Cerdas - - - 3 Kgt 3 Kgt

2. Fasilitasi Pembangunan Kota Hijau - - - 2 Kgt 2 Kgt

3. Fasilitasi Pembangunan Ruang Terbuka Publik - - - 1 Kgt 2 Kgt Fasilitas Ruang Terbuka Publik/Edukatif

dan Partisifasi Masyarakat - - - 1 Kgt 3 Kgt

1. Penyebarluasan Informasi PIP2B - - - 1 Kgt -

2. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur - - - - 3 Kgt

(34)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-158

Berdasarkan usulan program diatas dan mempertimbangkan kerangka pendanaan Ditjen Bidang Cipta Karya nasional dan propinsi serta kemampuan keuangan daerah maka usulan kebutuhan pembiayaan pembangunan Sektor Permukiman adalah sebagai berikut :

Tabel 7-20

Usulan Pembiyaan Penataan Bangunan dan Lingkungan

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

RENCANA BIAYA (X RP 1 000 000)

2015 2016 2017 2018 2019 PENINGKATAN PELAYANAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN - - 225 225 1.065

1. Peraturan Pelayanan PBL - - - - 300

2. Pembinaan Penyelenggaraan PBL - - - - 540

3. Pengendalian dan Pengawasan Pelaksanaan PBL - - 225 225 225 Penyelenggaraan Bangunan dan Gedung 3.750 1.500 20.000 24.000 2.500

1. Pengembangan Bangunan Gedung Pusaka 3.750 1.500 - - 2.000

2. Pembangunan Gedung Berstatus Hijau - - 20.000 24.000 -

3. Pengembangan Kawasan Bangunan Hijau - - - - 500

Penataan Bangunan dan Lingkungan 1.000 2.000 2.000 4.100 8.950 1. Penataan Kawasan Pusat Pertumbuhan 1.000 2.000 2.000 2.000 2.500

2. Penataan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) - - - 350 2.150

3. Penataan Kawasan Strategis Propinsi (KSP) - - - 1.000 1.000

4. Penataan Kawasan Strategis Nasional (KSN) - - - - 1.500

5. Penataan Kawasan Rawan Bencana - - - 750 1.800

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan - - - 86.675 65.450

1. Revitalisasi Kawasan Kota Pusaka - - - 700 -

2. Revitalisasi Kawasan Kota Tradisional/Bersejarah - - - 9.225 7.700 3. Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi / Wisata - - - 76.750 57.750 Pembangunan dan Pengembangan RTH - - - 1.000 5.000

1. Pengembangan Ruang Terbuka Publik - - - 500 3.000

2. Pembangunan RTH Pusat Pertumbuhan Lokal - - - 500 2.000

Fasiitasi Pembangunan Kota Layak Huni, Kota Hijau dan Kota Cerdas - - - 1.800 5.550

1. Fasilitasi Pembangunan Kota Cerdas - - - 650 3.500

2. Fasilitasi Pembangunan Kota Hijau - - - 1.000 900

3. Fasilitasi Pembangunan Ruang Terbuka Publik - - - 150 1.150 Fasilitas Ruang Terbuka Publik/Edukatif

dan Partisifasi Masyarakat - - 100 - 4.300

1. Penyebarluasan Informasi PIP2B - - 100 - -

(35)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-159 7.4.7 Pemenuhan Readinees Criteria

Kesiapan daerah untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagaimana usulam program diatas antara lain sebagai berikut :

1. Kesediaan Dokumen Perencanaan Teknis :

a. Rencana Tata Ruang Kota Ketapang Tahun 2014

b. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Perdangan dan Jasa Pusat Kota Ketapang Tahun 2018

c. Rencana Tata Ruang Kawasan Cepat Tumbuh Kuala Tolak-Satong Tahun 2016

d. Rencana Tata Ruang Kawasan Cepat Tumbuh Kendawangan-Sungai Tengar Tahun 2016

e. Rencana Tata Ruang Kawasan Cepat Tumbuh Pagar Mentimun-Sungai Nanjung Tahun 2016

f. FS belum ada g. DED belum ada

2. Kesiapan Dokumen ANDAL belum ada. 3. Kesediaan Lahan belum ada.

4. Institusi Pengelola adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tara Ruang Kabupaten Ketapang.

5. Kesediaan Menerima kegiatan pasca konstruksi dengan Surat Pernyataan Bupati Ketapang.

6. Kesiapan penyediaan anggaran DDUB untuk membiyai kegiatan dalam APBD Kabupaten Ketapang Tahun Anggaran berjalan dengan Surat Pernyataan Bupati.

7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 7.3.1 Kondisi Eksisting Pelayanan air minum

Berdasarkan data yang diolah dari berbagai sumber tercatat bahwa sarana pelayanan penyediaan air minum yang terakses oleh masyarakat keseluruhannya berjumlah kurang lebih 68.734 unit. Sarana penyediaan air minum yang telah terbangun/tersedia di kawasan perkotaan berjumlah 30.781 unit dan di kawasan perdesaan berjumlah 37.953 unit.

(36)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-160

(MA), Sumur Bor Pompa (SBP) dan Terminal Air (TA) yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut.

Tabel 7-21

Pelayanan Air Minum Perpipaan dan Non Perpipaan Layak Berkelanjutan

No LOKASI

SARANA PELAYANAN AIR MINUM (UNIT)

JUMLAH PERPIPAAN NON PERPIPAAN

PDAM N-PDAM SG SGA SBP MA PAH TA

1 PERKOTAAN 1 - 7.714 4.747 9 1 15.950 7 30.781 2 PERDESAAN 3 16 15.791 7.988 467 3.319 10.330 39 37.953 KABUPATEN 4 16 23.505 12.735 476 3.320 26.280 46 68.734 Sumber : Data diolah dari PDAM, RAD-AMPL dan Propfil Kesehatan, 2015

Berdasarkan kondisi eksisting, pelayanan infrastruktur penyediaan air minum masyarakat di Kabupaten Ketapang lebih banyak diakses melalui sistem non perpipaan. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan tahun 2015 akses masyarakat terhadap sumber dan sarana penyediaan air minum tersebut telah memenuhi syarat layak secara berkelanjutan.

7.3.2 Kondisi Eksisting Layanan Per Kecamatan

Sampai pada tahun 2015 cakupan layanan air minum di Kabupaten Ketapang telah berjumlah kurang lebih 276.367 orang penduduk atau mencapai 58,05 %. Dari jumlah tersebut akses masyarakat dikawasan perkotaan berjumlah 94.771 orang atau mencapai 34,29 % dan akses masyarakat di kawasan perdesaan sejumlah 181.596 orang atau kurang lebih mencapai 65.71 %.

(37)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-161 Tabel 7-22

Cakupan Layanan Air Minum Per Kecamatan

LOKASI ORANG

BUKAN PERPIPAAN

JUMLAH

PERPIPAAN

JUMLAH

JUMLAH SG SGP SBP TA MA PAH PDAM N-PDAM TOTAL %

PERKOTAAN 128.513 19.334 19.607 123 161 7.404 38.474 85.103 9.668 - 9.668 94.771 73,74 Delta Pawan 83.268 13.787 8.158 123 161 7.404 33.275 62.908 8.368 - 8.368 71.276 85.60 Benua Kayong 39.665 4.477 9.830 - - - 4.569 18.876 1.300 - 1.300 20.176 50.87 Muara Pawan1 5.580 1.070 1.619 - - - 630 3.319 - - - 3.319 59,48 PERDESAAN 347.579 73.247 30.864 1.724 1.523 36.104 29.399 172.861 5.863 2.872 8.291 181.596 52,25 Kendawangan 35.769 9.452 3.542 - - 2.387 2.335 17.716 4.901 - 4.901 22.617 63,23 Manis Mata 27.905 3.329 4.438 - - 1.165 1.742 10.674 - - - 10.674 38,25 Marau 13.517 2.863 - - - 3.571 613 7.047 950 2.258 3.208 10.255 75,87 Singkup 6.791 1.543 1.365 393 - - - 3.301 - - - 3.301 17,95 Air Upas 18.390 8.436 25 - - 58 1.295 9.814 - - - 9.814 53,37 Jelai Hulu 16.804 1.723 1.604 - - 1.645 1.112 6.084 - - - 6.084 36,21 Tumbang Titi 24.779 4.416 4.721 - - 1.631 2.820 13.588 444 - 1.444 15.032 60,66 Pemahan 4.956 532 396 171 - - 174 1.273 - - - 1.273 25,69 Sei M Rayak 12.980 6.815 - 37 - 4.175 176 11.203 - - - 11.203 86,31 MH Selatan 33.581 10.189 - 198 - - 7.677 18.064 - - - 18.064 53,79 MH Utara 15.932 2.412 813 - - 500 4.610 8.335 - - - 8.335 52,32 Nanga Tayap 29.995 4.210 3.471 - - 8.562 2.128 18.371 - - - 18.371 61,25 Sandai 27.306 4.617 4.821 - - 2.780 1.532 13.750 - - - 13.750 50,36 Hulu Sungai 12.371 1.293 1.211 - - - 764 3.268 - - - 3.268 26,42 Sungai Laur 18.812 5.273 - 392 1.523 6.829 226 14.243 - - - 14.243 75,71 Simpang Hulu 30.814 3.598 2.989 - - 2.008 1.198 9.793 - - - 9.793 31,78 Simpang Dua 8.123 1.421 1.251 409 - 793 423 4.297 - - - 4.297 52,90 Muara Pawan2 8.754 1.125 217 124 - - 574 2.040 - - - 2.040 23,30

KABUPATEN 476.092 92.581 50.471 1.847 1.684 43.508 67.873 257.964 15.531 2.872 17.959 276.367 58.05 Sumber : Data diolah dari PDAM, RAD-AMPL dan Propfil Kesehatan, 2015

(38)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-162

perdesaan yaitu Kecamatan Kendawangan, Tumbang Titi dan Marau berjumlah 5.863 orang penduduk.

Pemenuhan layanan air minum yang memenuhi syarat layak berkelanjutan di Kabupaten Ketapang sampai pada tahun 2015 dan dapat diakses masyarakat secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 7-1

Akses Penduduk terhadap Sumber Air Bersih/Minum

Wilayah kecamatan dimana akses masyarakatnya terhadap pelayanan air minum berada dibawah 58.05 % capaian pelayanan kabupaten ada 11 kecamatan dan yang paling rendah diantaranya bahkan termasuk beresiko adalah di Kecamatan Air Upas, Pemahan, Hulu Sungai, Simpang Hulu, Jelai Hulu dan Manis Mata.

Grafik 7-2

Kecamatan Berisiko Pelayanan Air Minum 33.50

18.26 0.67

0.61 15.74 24.56

5.62 1.04

Sumur Gali Sumur Pompa Sumur Bor Terminal Air

Mata Air PAH PDAM Pipanisasi

Jelai Hulu Manis Mata Singkup Pemahan Hulu Sungai SimpangHulu

Cakupan Pelayanan 36.21 38.25 17.95 25.69 26.42 31.78

(39)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-163 7.3.3 Sumber Air Baku

Sumber air baku untuk penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat Kabupaten Ketapang sangat melimpah dan tersebar secara proporsional. Potensi terbesar sumber air baku adalah sungai yang tersebar di 129 lokasi dimana sebagian besar melewati wilayah administratif kecamatan maupun desa. Sungai yang sudah dimanfaatkan sebagai sumber air baku adalah sungai pawan untuk mensupali IPA PDAM dengan kapasitas 80 liter per detik.

Tabel 7-23

Potensi Sumber Air Baku

No SUMBER

AIR BAKU JENIS POTENSI LOKASI

1. Sungai Air Permukaan 33.278 Km2 Menyebar di 129 Lokasi

2. Mata Air Air Permukaan Menyebar di 13 Lokasi

3. Danau Air Permukaan Menyebar di 3 Lokasi

4. Cekungan Air Tanah Air Tanah

Sumber : Diolah dari RISPAM, RAD-AMPL, KLHS Ranperda RTRW Kabupaten Ketapang

7.3.4 Kinerja PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ketapang telah berdiri sejak tahun 1985 dengan Perda Kabupaten Ketapang No. 3 Tahun 1985. Kehadiran PDAM sangat membantu masyarakat guna memperoleh air bersih yang layak, apalagi disaat sekarang ini hingga ke depan nanti akses terhadap sumber air alami yang memenuhi syarat layak akan semakin sulit didapat.

Tabel 7-24

Pelayanan Air Minum PDAM

NO UNIT KERJA PDAM SISTEM PENYEDIAAN

SUMBER AIR BAKU

KAPASITAS

PRODUKSI WILAYAH PELAYANAN

CAKUPAN PELAYANAN

(SL) 1 PDAM Unit Ketapang IPA S. Pawan 80 ltr/det Kawasan Perkotaan Ketapang 4.840

2 PDAM Unit Kendawangan IPA S. Gayam 20 ltr/det IKK Kendawangan 1.174

3 PDAM Unit Tumbang Titi Grafitasi G. 2 ltr/det IKK Tumbang Titi 190

4 PDAM Unit Marau Grafitasi G. 2 ltr/det IKK Marau 200

(40)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-164

Seiring waktu kinerja PDAM Ketapang mengalami penurunan yang signifikan bahkan mengkhawatirkan. Sampai tahun 2014 cakupan pelayanan hanya mencapai 6.404 SL dengan pertumbuhan pelanggan 3.22 % selama periode 2012-2014 dan tanpa adanya pengembangan dan peningkatan kapasitas. Kualitas air yang dihasilkan baru memenuhi standar air bersih dengan kontinyuitas pendistribusian dibawah 18 jam belum sesuai dengan PP No. 16 Tahun 2015 tentang Pengembangan SPAM yang mensyaratkan 24 jam. Tingkat kehilangan air rata-rata sebesar 52.40 % jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ketentuan yaitu sebesar 20 %. Sistim distribusi kepada pelanggan dilakukan dengan pompa untuk wilayah Kota Ketapang dan Kecamatan Kendawangan, sedangkan Kecamatan Tumbang Titi dan Marau dengan sistem grafitasi. Pipa jaringan distribusi telah terpasang yaitu sepanjang 185.264 m sejak tahun 1985, kondisinya kini telah mengalami korosi dan pengapuran sehingga berkontribusi terhadap kehilangan air.

Grafik 7-3

Capaian Kinerja PDAM Ketapang

Hasil audit kinerja perusahaan yang dilakukan BP-SAPM pada tahun 2012 dan 2013 berdasarkan Kepmendagri No. 47 Tahun 1999, menunjukkan capaian kinerja dengan predikat kurang, bahkan terjadi penurunan bobot nilai kinerja dari 44.15 turun 2.48 point menjadi 41.77. Kondisi ini terjadi pula pada kesehatan perusahaan yang menunjukkan predikat kurang sehat dengan hasil bobot nilai total 2.63 dan 2.24 dibawah indikator nilai maksimum 5.00 terhadap 4 aspek penilaian ketegori sehat. Aspek keuangan terkait pengenaan tarif air PDAM telah

10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

70.00 64.80

58.40

41.14

49.33 64.80

30.40

41.14

45.33

CAPAIAN 2012

(41)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-165

diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati Ketapang No. 8 Tahun 2008 dan belum mengalami perubahan sampai tahun 2014. Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan tahun buku 2012-2014 ditemukan bahwa perusahaan selalu mengalami kerugian oleh karena pendapatan yang belum mampu menutupi biaya operasional dan ketidak mampuan melakukan efisiensi. Neraca keuangan selama periode tersebut cenderung fluktuatif dan pada tahun 2013 ada suntikan dana berupa penyertaan modal pemerintah daerah sebesar Rp. 3 M, namun masih ada kewajiban terhutang tahun 2012 sebesar Rp. 573.340.294,-. Hasil analisis rasio keuangan menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menghasilkan laba dari hasil penjualan selama rentang waktu 3 tahun terakhir dan jangka waktu penagihan piutang terhadap pelanggan belum dilakukan secara maksimal.

Sumber daya manusia PDAM telah menunjukkan rasio 11 per 1000 pelanggan yang melampaui target ideal yaitu 8 per 1000 pelanggan. Jumlah dan kualitas SDM tersebut perlu ditingkat dengan pendisribusian secara proforsional agar pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan lebih optimal, efektif dan efisien diwaktu kini dan dimasa yang akan datang.

7.3.5 Potensi dan Tantangan Penyediaan Air Minum

Pembangunan dan Pengembangan pelayanan air minum di Kabupaten Ketapang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini maupun yang akan datang sangat berat. Tantangan berat ini sebagaimana tergambarkan pada kondisi eksisting pelayanan air minum diatas serta berbagai faktor lain yang berkontribusi terhadap lambatnya pencapaian target pelayanan air minum. Potensi dan tantangan penyediaan air minum yang teridentifikasi berdasarkan data dan informasi faktual lapangan antara lain sebagai berikut :

Tabel 7-25

Gambaran Potensi dan Tantangan Penyediaan Air Minum

Pengembangan SPAM

Potensi dan Tantangan

Potensi Tantangan

Sistem Non Perpipaan

a. Aspek Fisik - Wilayah pesisir memiliki tofografi dataran rendah sehingga masih potensial penyediaan air minum dengan sumur gali dan sumur bor. - Iklim hujan trofis menyebabkan

curah hujan yang tinggi disertai jumlah hari hujan yang cukup panjang setiap bulanya

- Kualitas air di wilayah pesisir pada umumnya sangat jelek karena banyak mengandung unsur logam

(42)

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-166 b. Aspek Ekonomi

c. Aspek Sosial

sehingga potensial penyediaan air minum dengan PAH. - Sebagian besar permukiman

penduduk berada atau dilalui sungai besar maupun kecil yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air bersih/minum. - Penduduk yang tinggal disekitar

kawasan hutan dalam memenuhi kebutuhan air minum

bersumber dari mata air pegunungan.

- Penyediaan air minum/bersih sistem non perpipaan tergolong murah dan teknologi sederhana. - Ketersediaan dana desa sangat

potensial untuk membiayai penyediaan air minum non perpipaan.

- Adanya perusahaan perkebunan besar dan pertambangan di wilayah penduduk potensial membantu pembiayaan penggalian sumur maupun pengadaan PAH.

- Hukum adat dan kearifan lokal sangat berperan dalam menjaga kelestarian dan fungsi hutan yang potensial menjaga siklus air dan ketersediaan air secara berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan penduduk

sekitarnya.

musim kemarau. - Aktivitas perkebunan,

pertambangan dan PETI menyebabkan sidimentasi dan pencemaran air sungai maupun air tanah

- Alih fungsi hutan, perubahan bentang alam dan vegetasi tutupan lahan dalam jangka panjang akan mengeringkan mata air pegunungan

- Kualitas air non perpipaan belum memenuhi kriteria layak konsumsi

- Dana desa lebih diprioritaskan pembangunan jalan dan jembatan

- Ketidaktahuan atau ketidak mengetian masyarakat akan kewajiban perusahaan memberikan bantuan kepada masyarakat melalui program CSR

- Marginalisasi atau

keberpihakan lembaga adat dan penggerusan kearifan lokal oleh kepentingan ekonomi segelintir orang perlu diwaspadai dan dicegah

Sistem Pipanisasi a. Aspek Fisik

b. Aspek Ekonomi

- Sumber air baku dari mata air pegunungan di kawasan hutan cukup banyak dan menyebar diwilayah perhuluan sangat potensial untuk di kembangkan dalam penyediaan sumber air bagi masyarakat sekitarnya - Wilayah berbukit, permukiman

mengelompok dengan jumlah KK sedikit sangat cocok penyediaan air minum dengan sistem pipanisasi

- Penyediaan air minum/bersih sistem pipanisasi tergolong murah dan teknologi sederhana. - Ketersediaan dana desa sangat

potensial untuk membiayai penyediaan air minum sistem pipanisasi

- Adanya perusahaan perkebunan

- Alih fungsi hutan, perubahan bentang alam dan vegetasi tutupan lahan dalam jangka panjang akan mengeringkan mata air pegunungan - Hujan deras sering

menyebabkan bendungan sadap jebol

- serasah yang terbawa air hujan sering menyebabkan penyumbatan pipa sadap maupun pipa trasmisi

- Kualitas pembangunan yang jelek sering menyebabkan broncaps jebol

- Dana desa lebih diprioritaskan pembangunan jalan dan jembatan

Gambar

Gambar 7-8 Kawasan Permukiman Tepian Sungai Pawan Banjar
Tabel 7-9  Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman
Tabel 7-11
Tabel 7-13  Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
+7

Referensi

Dokumen terkait