• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi dan Permasalahan

Dalam dokumen SA Kiri Suka Maju SA Kanan (Halaman 58-64)

7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM .1 Kondisi Eksisting Pelayanan air minum

7.4.4 Potensi dan Permasalahan

Berdasarkan kondisi eksisting diatas serta arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya tingkat pusat maupun daerah maka potensi dan permasalahan terkait rencana pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan khusus sektor penyehatan lingkungan permukiman yang teridentikasi adalah sebagai berikut :

Tabel 7-36

Potensi dan Permasalahan Pembangunan Sektor Penyehatan lingkungan Permukiman

I. POTENSI

Target Gerakan Nasional 100-0-100, Renstra Dirjen Cipta Karya 2015-2019, dan Arahan Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Ketapang terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya merupakan dorongan motivasi sekaligus potensi dasar untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur kecipta-karyaan di Kabupaten Ketapang.

Adanya kesadaran masyarakat yang tinggi untuk berprilaku hidup sehat dan bersih merupakan potensi kuat untuk mewujudkan pembangunan dan pengembangan sanitasi yang layak (sehat) dan berkelanjutan baik diperkotaan maupun di perdesaan.

Terdapat lahan kosong yang luas hampir diseluruh wilayah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Ketapang merupakan potensi untuk pengembangan dan peningkatan infrastruktur pengelolaan maupun pengolahan limbah cair, persampahan dan jaringan drainase.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-183 Banyaknya perusahaan skala besar berinvestasi di sektor kehutanan, pertambangan dan

perkebunan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang dapat dijadikan mitra untuk berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan air limbah.

II. PERMASALAHAN

A. Sub Sektor Air Limbah

1. Cakupan pelayanan air limbah layak (sehat) berkelanjutan masih tergolong rendah yakni baru mencapai 53,72 %, dari jumlah tersebut yang terakses masyarakat perkotaan 37,39 % dan masyarakat perdesaan 62,61 %.

2. Pengolahan air limbah masih menggunakan sistem setempat yang aksesnya didominasi oleh masyarakat secara individual di bandingkan komunal.

3. Pewadahan air limbah black water menggunkan septi tank tidak kedap air dengan jumlah baru mencapai 68,28 % dari total sarana jamban leher angsa dan komunal. Untuk jenis air limbah grey water tidak menggunakan pewadah sama sekali dan langsung di salurkan ke tanah, saluran drainase atau sungai.

4. Pengelolaan dan pengolahan air limbah sistem terpusat skala kawasan, kota maupun komunal melalui pembangunan IPLT atau IPAL masih belum dapat terwujud hingga kini oleh karena terkendala pembebesan lahan yang berjalan lambat.

5. Perencanaan pembangunan air limbah belum didukung data yang akurat oleh karena itu kegiatan pendataan secara meyeluruh terkait persoalan air limbah perlu

ditingkatkan guna menghasilkan suatu kerangka kerja yang konprehensif, terpadu, impelmentatif dan adaptif terhadap kondisi kini maupun yang akan datang sehingga berdampak terhadap percepatan pencapaian pelayanan sesuai target nasional yang efektif, efisien dan profesional.

6. Keterpaduan antar program misalnya pembangunan MCK dengan dengan

pengembangan inrastruktur jaringan perpipaan PDAM atau antar kelembagaan yang tekait belum terlaksana dengan baik dan efektif.

7. Pembinaan serta pengawasan pengelolaan dan pengolahan air limbah belum berjalan maksimal sehingga berdampak pada rendah kinerja pencapaian SPM pelayanan air limbah (sanitasi lingkungan).

8. Kurangnya dukungan serta komitmen pemerintah daerah dan stakeholder terkait pembangunan maupun pengembangan pengelolaan dan pengolahan air limbah, yang indikasinya terlihat dari sedikitnya jumlah alokasi anggaran pertahun untuk

penanganan sanitasi lingkungan.

9. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan maupun

pengembangan pengelolaan dan pengolahan air limbah perlu lebih dioptimalkan dengan pengarusutamaan jender mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pasca konstruksi melalui peran dan fungsi secara kelembagaan melalui program sanimas. 10.Belum tersediannya regulasi yang berdiri sendiri (menyatu dengan peraturan

persampahan) tentang pengaturan sanitasi lingkungan sehingga penegakan hukum terkait air limbah belum dapat dilaksanakan di Kabupaten Ketapang.

B. Sub Sektor Persampahan

1. Cakupan pelayanan persampa-han layak berkelanjutan masih tergolong rendah yakni baru mencapai 40,00 % dan hanya di akses masyarakat kawasan Kota Ketapang dan belum melayani kawasan IKK atau Perdesaan.

2. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah tergolong rendah yang terindikasi dari prilaku sebagian besar masyarakat menggunakan cara bakar dan buang ke berbagai tempat mencapai 78,40 %. Disamping itu prilaku membuang sampah tidak ke dalam TPS.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-184 3. Rasio timbulan sampah dengan TPS belum mencukupi akibatnya banyak sampah

berserakan di luar TPS, disamping sebab prilaku pemulung dan hewan. Distiribusi TPS pun belum merata penyebarannya di pusat-pusat timbulan sampah. Penempatan titik-titik TPS terutama jenis kontainer jauh dari timbulan sampah karena kesulitan lahan menambah peliknya persoalan pengelolaan persampahan.

4. Rasio laju timbulan sampah dengan pengangkutan sampah belum seimbang akibatnya sampah di TPS sering menumpuk atau berserakan di luar TPS dan menimbulkan bau tidak sedap serta tidak estitis.

5. Pengelolaan persampahan dengan konsep 3 R (reduce-reuse-recycle) dalam Dokumen SSK Tahun 2015 atau konsep 4 R (reduce-reuse-recycle-recovery) dalam RTRW

Kabupaten Ketapang 2015-2035 belum dilaksanakan secara optimal, terutama dikalangan anak usia dini dan sekolah untuk berbagai tingkatan.

6. Pengelolaan persampahan belum terencanakan secara optimal dan maksimal, artinya perencanaan harus konprehensif, terpadu, implementatif dan adaptif terhadap kondisi kini maupun yang akan datang serta memperluas ruang lingkup pelayanan, sehingga dapat berperan dalam rangka percepatan pencapaian target nasional terkait

pelayanan persampahan yang efektif, efisien dan profesional.

7. Pembinaan serta pengawasan pengelolaan dan pengolahan persampahan belum berjalan maksimal sehingga berdampak pada rendah kinerja pencapaian SPM pelayanan persampahan.

8. Kurangnya dukungan serta komitmen pemerintah daerah dan stakeholder terkait pengelolaan persampahan, yang indikasinya terlihat dari sedikitnya jumlah alokasi anggaran pertahun untuk penanganan persampahan.

9. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan persampahan perlu lebih dioptimalkan dengan pengarusutamaan jender serta ditingkat kelembagaanya melalui program sanimas.

10.Belum berjalannya penegakan hukum terkait pengelolaan dan pengolahan persampahan di Kabupaten Ketapang.

C. Sub Sektor Drainase

1. Cakupan pelayanan jaringan drainase layak berkelanjutan masih tergolong rendah yakni baru mencapai 39,34 % dan hanya mampu mengurangi luasan daerah genangan kurang lebih 5 %.

2. Tingkat kesadaran msyarakat terkait dengan pengelolaan drainase tergolongan rendah oleh karena sebagian besar prilaku masyarakat masih melakukan

pembuangan sampah dan mengalirkan air limbah rumah tangga ke saluran drainase. Disampig itu prilaku menutup/mempersempit saluran drainase masih sering

dilakukan terutama di kawasan permukiman dan perdagangan serta prilaku membangun habis lahan dengan semen atau aspal tanpa menyisakan lahan resapan air.

3. Saluran drainase yang sudah terbangun baik dipermukiman maupun sepanjang koridor jalan banyak mengalami kerusakan, penyempitan, pendakalan, penyumabatan dan lain sebagainya sehingga tidak berfungsi secara efektif. 4. Perencanaan bangunan jaringan drainase kurang memperhatikan aspek fisik alami

seperti kontur lahan, arah aliran air, faktor cuaca serta jaringan drainase yang telah terbangun sehingga dalam pelaksanaan pembangunan jaringan drainase tidak sistimatis, sporadis tidak sesuai kapasitas dan tidak terpadu akibatnya antar saluran (primer, sekunder dan tersier) tidak saling terkoneksi dan kurang berfungsi efektif dalam mengurangi genangan/banjir. Perencanaan harus konprehensif, terpadu dan adaptif terhadap kondisi kini maupun yang akan datang serta memperluas ruang lingkup pelayanan, sehingga berdampak terhadap percepatan peningkatan pelayanan yang efektif, efisien dan profesional.

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-185 5. Keterpaduan antar program misalnya pembangunan jaringan drainase dengan

pembangunan infrastruktur jalan, jaringan perpipaan atau kawasan maupun antar kelembagaan belum terlaksana dengan baik dan efektif.

6. Pembinaan serta pengawasan pembangunan dan pengelolaan jaringan drainase belum berjalan maksimal sehingga berdampak pada rendah kinerja pencapaian SPM pelayanan drainse.

7. Kurangnya dukungan serta komitmen pemerintah daerah dan stakeholder terkait Pembangunan dan pengelolaan jaringan drainase, yang indikasinya terlihat dari sedikitnya jumlah alokasi anggaran pertahun untuk penanganan daerah genangan dan banjir.

8. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainase perlu lebih dioptimalkan dengan pengarusutamaan jender serta ditingkat

kelembagaanya melalui program sanimas.

9. Belum tersediannya regulasi yang berdiri sendiri (menyatu dengan peraturan persampahan) tentang pengaturan jaringan drainase sehingga penegakan hukum terkait drainase belum dapat dilaksanakan di Kabupaten Ketapang

7.4.5 Pemetaan dan Evaluasi Program

Program kegiatan pembangunan dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang telah dilaksanakan di Kabupaten Ketapang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7-37

Penanganan Penyehatan Lingkungan Permukiman

SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN LOKASI SATUAN

PENANGANAN PLP

KETERANGAN TARGET DITANGANI AKAN

DITANGANI

SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

a. Cakupan Pelayanan SPAL Terpusat - % - - -

b. Cakupan Pelayanan SPAL Setempat Menyebar di 20 kecamatan % 100 53.72 46,28 c. Kapasitas IPLT Setempat (septitank) Menyebar di 20 kecamatan M3 100 40,63 59.37

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

a. Cakupan Pelayanan Persampahan 22 kel/desa dalam 2 Kec % 75,00 37,35 37,65 Wilayah Kota Ketapang b. Jumlah Sampah Diolah dari Sumber 3R - M3 / Hari - - - c. Jumlah Sampah Diolah di TPA Sei Awan Kanan M3 / Hari 23,83 13,,6 1,17

DRAINASE PERMUKIMAN

a. Luas Genangan di Permukiman 22 kel/desa dalam 2 Kec Ha 3.609 2.609 1.000 Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber, 2015

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-186 7.4.6 Sasaran Program

Berdasarkan kondisi eksisting diatas maka sasaran rencana pembangunan dan pengembangan sektor penyehatan lingkungan permukiman di Kabupaten Ketapang akan disesuaikan dengan target pembangunan Bidang Cipta Karya tingkat nasional maupun daerah, yakni sebagai berikut :

Tabel 7-38

Sasaran Program Pembangunan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

URAIAN SASARAN PROGRAM LOKASI

SASARAN SASARAN PROGRAM

SATUAN TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

a. Cakupan Pelayanan SPAL

Terpusat - - - - - - - -

b. Cakupan Pelayanan SPAL Setempat

Menyebar di 20

kecamatan % 46,28 0,08 14,52 31,67

c. Kapasitas IPLT Setempat (septitank)

Menyebar di 20

kecamatan % 59,37 0,11 18,52 40,63

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN a. Cakupan Pelayanan

Persampahan 22 kel/desa dalam 2 Kec % 37;65 3,23 3,70 2,25 12,93 41,26 b. Jumlah Sampah Diolah dari

Sumber 3R - M3/Hari - - - - - -

c. Jumlah Sampah Diolah di TPA Sei Awan Kanan M3/Hari 1,17 0,10 0,12 0,07 0,40 0,48

DRAINASE PERMUKIMAN

a. Luas Genangan di Permukiman 22 kel/desa dalam 2 Kec Ha 62.07 1,64 12,33 15,54 16,61 25,95 Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber, 2015

7.4.7 Usulan Kebutuhan Program

Berdasarkan analisa terhadap sasaran program dan mempedomani target kinerja Ditjen Bidang Cipta Karya nasional maka usulan program yang teridentifikasi untuk mencapai sasaran program pembangunan Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman diatas adalah sebagai berikut :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-187 Tabel 7-39

Usulan Kebutuhan Program Pembangunan dan Pengembangan Sistim Penyehatan Lingkungan Permukiman

KEBUTUHAN PROGRAM SEKTOR PLP

RENCANA KEGIATAN

2015 2016 2017 2018 2019

PEMBINAAN PLP - - 2 Kgt 6 Kgt 3 Kgt

1. Peningkatan Pelayanan PLP - - - 3 Kgt 3 Kgt

2. Pembinaan Pengembangan PLP - - 1 Kgt 2 Kgt -

3. Pengendalian dan Pengawasan PLP - - 1 Kgt 1 Kgt -

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH - - 1 Kgt 29 Kgt 40 Kgt

1. Perencanaan Teknis - - 1 Kgt 2 Kgt -

2. SPAL Skala Kota - - - 1 Kgt 1 Kgt

3. SPAL Skala Kawasan - - - 1 Kgt 1 Kgt

4. SPAL Komunal - - - 25 Kgt 38 Kgt INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN - 9 Kgt 10 Kgt 20 Kgt 27 Kgt 1. Infrastruktur TPA - 4 Kgt 4 Kgt 6 Kgt 14 Kgt 2. Infrastruktur TPS - 4 Kgt 5 Kgt 13 Kgt 12 Kgt 3. Ifrastruktur Persampahan 3R - 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt DRAINASE PERMUKIMAN 1 Kgt 1 Kgt 22 Kgt 18 Kgt 13 Kgt 1. Perencanaan Teknis - - - 1 Kgt -

2. Pembangunan dan Pengembangan Drainase 1 Kgt 1 Kgt 19 Kgt 17 Kgt 13 Kgt

3. Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan - - 3 Kgt - -

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - - 3 Kgt 2 Kgt 2 Kgt

1. Bantuan Sarana Air Limbah MBR - - - 1 Kgt 1 Kgt

2. Sanimas - - 3 Kgt 1 Kgt 1 Kgt

Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber, 2015

7.4.8 Usulan Kebutuhan Pembiayaan

Berdasarkan usulan program diatas dan mempertimbangkan kerangka pendanaan Ditjen Bidang Cipta Karya nasional dan propinsi serta kemampuan keuangan daerah maka usulan kebutuhan pembiayaan pembangunan Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman adalah sebagai berikut :

SATGAS RPIJM Kabupaten Ketapang Tahun 2015 Bab 7-188 Tabel 7-40

Usulan Kebutuhan Pembiayaan Pembangunan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN RENCANA BIAYA (X RP 1 000 000) 2015 2016 2017 2018 2019 PEMBINAAN PLP - - 400 2.100 300 1. Peningkatan Pelayanan PLP - - - 300 300 2. Pembinaan Pengembangan PLP - - - 200 1.500

3. Pengendalian dan Pengawasan PLP - - - 200 300

INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH - - 200 34.500 75.250

1. Perencanaan Teknis - - 200 600 -

2. SPAL Skala Kota - - - 100 6.000

3. SPAL Skala Kawasan - - - 2.000 2.000

4. SPAL Komunal - - - 31.800 67.250 INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN 10.895 12.495 7.600 43.600 52.400 1. Infrastruktur TPA 2.495 1.095 - 16.000 27.200 2. Infrastruktur TPS 6.400 9.400 7.200 27.200 24.000 3. Ifrastruktur Persampahan 3R 2.000 2.000 400 400 - DRAINASE PERMUKIMAN 2.000 15.000 19.500 20.700 19.400 1. Perencanaan Teknis - - - 500 -

2. Pembangunan dan Pengembangan Drainase 2.000 15.000 18.900 20.200 19.400

3. Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan - - 600 -

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - - 500 2.000 2.320

1. Bantuan Sarana Air Limbah MBR - - - 1.000 1.000

2. Sanimas - - 500 1.000 1.320

Sumber : Diolah dari Berbagai Sumber, 2015

Dalam dokumen SA Kiri Suka Maju SA Kanan (Halaman 58-64)

Dokumen terkait