BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan kesehatan 1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah istilah yang di terapkan pada penggunaan proses pendidikan secara terancana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan di dalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Pakar lain Craven dan Hirlne (1996) mengatakan pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seorang melalui tekhnik belajar atau instruksi dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata dengan cara dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberi informasi atau ide baru.
Suliha, et al (2012) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang didalamnya perawat sebagai pendidik.
teratur, menghindari perilaku negatif kebiasaan merokok,penggunaan obat-obatan berbahaya, dan kekerasan. Kesehatan sekolah juga perlu di dukung oleh orangtua yang menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dengan memulai gaya hidup yang sehat di lingkungan rumah (Pender, 2002; Anne, 2002).
Upaya mengatasi bahaya merokok juga di lakukan melalui penetapan peraturan kawasan tanpa rokok. (Depkes RI, 2004). Penetapan kawasan tanpa rokok telah lama di laksanakan baik di tempat umum, tempat kerja, dan angkutan umum, mall, kantor-kantor pemerintah swasta. Hal ini juga di tunjang oleh peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang pengamanan merokok bagi kesehatan. Upaya untuk mencegah dan menanggulagi kebiasaan merokok telah banyak di lakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, Rumah sakit telah berupaya melakukan promosi kesehatan.
1. Konsep dan tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo (2005) adalah. a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan sehat
c. Mendorong penggunaan dan sasaran secara tepat sasaran pelayanan kesehatan yang ada.
2. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang di dalamnya perawat sebagai pendidik (Suliha, et al, 2002).
Menurut (Suliha, et al, 2002) berdasarkan peranannya perawat pendidik, perawat mengalihkan pengetahuan, ketrampilan pembentukan sikap selama pembelajaran berfokus. Perubahan perilaku pada pasien selama proses pembelajaran pola pikir, sikap, dan ketrampilan yang spesifik.
3. Metode pendidikan kesehatan
kelompok/ masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan serta ketersediaan fasilitas yang mendukung (Suliha, et al, 2002).
4. Media atau alat bantu pendidikan
Menurut anita (2008) media pembelajaran setiap orang, bahan alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pelajar menerima pengetahuan, ketrampilan, dan hidup.
Menurut Hikmawati (2011) media adalah sebagai alat peraga digunakan dalam rangka atau bertujuan kemudahan dalam menyampaikan pesan. Alat peraga di susun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada manusia diterima atau di tangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan akan semakin jelas. Macam-macam media sebagai alat peraga antara lain :
a. Alat-alat visual (yang dapat dilihat), seperti : film trip, papan tulis, poster, peta
b. Alat-alat auditif (dapat didengar), seperti : radio, rekaman tape recorder.
c. Alat-alat yang dapat diliat dan didengar seperti : film, TV, video d. Dramatisasi seperti : pantomisme, bermain peran, sandiwara boneka. Tujuan dari menggunakan alat latihan/pendidikan.
a. Sebagai alat bantu dalam latihan/pendidikan. b. Menimbulkan perhatian.
d. Menjelaskan fakta, prosedur, tindakan.
Jadi alat bantu peragaan dalam kegiatan promosi kesehtan sangat memegang peranan yang perlu diperhatikan. Beberapa alat bantu peragaan untuk penyuluhan dari mulai yang sederhana sampai dengan yang canggih bisa digunakan pemanfaatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi (tempat, waktu, sasaran, kenutuhan, dan tujuan). Alat peraga yang mungkin sering dipakai di sekolah-sekolah seperti papan pengumuman/mading, (bulletin board), poster, leaflet . flash card dan flipchart.
a. Papan pengumuman/mading (bulletin board)
Sebagai sarana untuk menempelkan informasi yang dianggap penting disekolah. Yang dimaksud dengan papan pengumuman (bulletin board) adalah papan yang ukuran biasanya dipasang di
dindingsekolah, rumah sakit, balai desa atau kantor kecamatan untuk tempelan bahan informasi. Biasanya berukuran 90 x 120 cm papan tadi bisa ditempelkan gambar-gambar yang mengandung informasi penting, tulisan-tulisan untuk informasi tertentu.
b. Leaflet, poster, flash card, flipchart Pengertian leaflet :
1) Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak biasanya juga di selingi gambar-gambar, isi leaflet harus dapat dibaca sekali pandang.
2) Ukuran biasanya 20 x 30 cm.
3) Misalnya leaflet tentang penanganan diare, imunisasi, dan sebgainya.
Penggunaan leaflet :
1). Untuk mengingatkan kembali tentang hal-hal yang pernah diajarkan diceramahkan.
Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setelah selesai pelajaran dan ceramah atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang di sampaikan.
Keuntungan leaflet :
i. Dapat disimpan lama, kalau lupa bisa dilihat kembali ii. Dapat dipakai sebagai bahan bacaan, rujukan.
iii. Isi dipercaya karena dicetak atau dikeluarkan oleh instansi resmi
iv. Jangkauan jauh dan dapat menjangkau yang lain v. Jika perlu dicetak ulang
Kerugian leaflet :
1) Jika cetakannya tidak menarik orang enggan menyimpannya.
2) Kebanyakan orang enggan membacanya, apalagi hurufnya terlalu kecil dan susunannya tidak menarik.
3) Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membacanya atau buta huruf.
Pengertian poster :
Poster ialah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada materi yang di informasikan atau juga untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Biasanya sekolah memperoleh distribusi poster-poster yang diproduksi oleh pusat penyuluhan kesehatan ataupun program-program lainnya.
Pengertian Flash cards
Flash card adalah beberapa kertas/ kartu dengan ukuran kira-kira 25-30
cm yang berisi suatu masalah atau program tertentu. Biasanya tulisan terletak dilembar balik dan gambar ada pada lembar depan.
Keuntungan :
1) Mudah dibawa kemana-mana dan dapat disimpan untuk bahan materi kalau diperlukan.
3) Jika gambar-gambarnya menarik akan merupakan daya rangsang kelompok sasaran untuk memperhatikan dan mendengarkan secara tekun.
Flip chart
Flip chart ialah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan
dan berisi tulisan dengan gambar yang disatukan dengan ikatan atau ring spiralpada bagian sisi atas. Biasanya jumlah kartu tersebut sekitar 12 lembar, berukuran poster atau lebih kecil, memakai kertas tebal dan bisa ditegakkan.
B. Sikap
1. Definisi Sikap
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2005) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 2005) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1. Pengalaman pribadi.
2. Kebudayaan.
B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. 3. Orang lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4. Media massa.
5. Institusi Pendidikan dan Agama.
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri.
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
C. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2013).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)
Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2006).
2. Domain pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2006) pengetahuan yang di cakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:
b. Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (re-call) terhadap rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
c. Memahami (Comperhension)
paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang akan di pelajari. d. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi misalnya yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Misalnya hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahkan masalah (Problem Solving Cycle) di dalam pemecahan masalah dari kasus yang di berikan.
e. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu dama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, misalnya dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya.
f. Sintesis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghungi bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
g. Evalusi ( Evaluation)
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari suatu objek penelitian atau responden.
3. Sumber-sumber pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003) : a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan berati bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap berperan serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang makin menerima informasi sehingga makin banyak pola pengetahuan yang di miliki.
sosial (Arifin, 2008). Pendidikan merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Apabila seseorang memiliki tingkat pendidikan yang baik maka akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang baik juga akan merubah sikap seseorang, yaitu perubahan sikap yang buruk berubah menjadi sikap yang lebih baik. b. Paparan media massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik informasi dapat diterima masyarakat, sehingga yang lebih sering terpapar , media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berati paparan media massa mempengaruhi pengetahuan yang di miliki oleh seseorang.
c. Ekonomi
d. Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai dengan demikian hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
e. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya semianr organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
f. Umur
Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin komplek susunan sel saraf dan semakin meningkat pula kemampuannya (Suyatno, 2005). Seiring bertambah umur kematangan dan kekuatan berjalan beriringan. Pada saat seseorang menuju kedewasaan maka dia akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang nantinya menimbulkan perubahan dalam stuktur kognitifnya (Budiningsih, 2008)
5. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003). Cara memperoleh pengetahuan ada 2, yaitu: a. Cara tradisional atau non ilmiah.
1) Cara coba salah
Cara ini adalah merupakan cara tradisional, dilakukan apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahan dilakukan dengan coba-coba.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan dalam cara ini berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, atau otoritas ilmu pengetahuan, sehingga banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan.
b. Berdasarkan pengalaman pribadi
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
Dalam hal ini pengetahuan di peroleh dengan menggunakan penalaran atau jalan pikiran. Cara ini melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaanyang dikemukakan kemudian dicari hubungannya sehingga dibuat suatu kesimpulan.
c. Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah yang mempunyai sifat lebih sistematis, logis dan ilmiah.
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja di sebut juga adolescent yang berasal dari kata latin adolescere yang berati tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Piaget (dalam Hurlock, 2004) mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Masa remaja berlagsung antara usia 13 sampai 19 tahun.
2. Ciri-ciri masa remaja
Ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock (2004) adalah: a. Masa remaja sebagai periode peralihan
terdapat keraguan akan peran yang harus di lakukan. Remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Bila remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan di ajari untuk “bertindak sesuai umurnya”. Kalau remaja berusaha berperilaku seperti orang dewasa, maka ia sering di anggap belum pantas. Di sisi lain, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukkan pola perilaku, nilai dan sifat yang sesuai bagi dirinya.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan
Salah satu tugas perkembangan masa remaja tersulit adalah hal yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari proses sosialisasi sebagai kelompok. Pengaruh teman-teman sebaya pada sikap,Pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Sehingga bila anggota kelompok mencoba minum alkhol, obat-obatan terlarang atau merokok maka remaja cenderung akan mengikutinya (Hurlock, 2004).
C. Bahaya Rokok 1. Pengertian rokok
Upaya mengatasi bahaya merokok juga di lakukan melalui penetapan peraturan kawasan tanpa rokok. (Depkes RI, 2004). Penetapa kawasan tanpa rokok telah lama di laksanakan baik di tempat umum, tempat kerja, dan angkutan umum, mall, kantor-kantor pemerintah swasta. Hal ini juga di tunjang oleh peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang pengamanan merokok bagi kesehatan. Upaya untuk mencegah dan menanggulagi kebiasaan merokok telah banyak di lakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, Rumah sakit telah berupaya melakukan promosi kesehatan.
2. Kandungan Rokok
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan. Dua di antaranya adalah nikotin bersifat adiktif dan tar bersifat karsinogenik.Beberapa zat yang terdapat dalam asap rokok antara lain: a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Niotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif (dapat mengakibatkan ketagihan). (Nainggolan 2006).
b . T a r
ratusan bahan kimia dapat menyebabkan kanker bilamana zat-zat itu di hisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru (Nainggolan 2006).
c. Racun-racun berbahaya
Sebatang rokok mengandung kurang lebih delapan belas racun, di antaranya gas karbon monoksida (CO) , nitrogen oksida, amonia, benzene, metanol, oerilen, hidrogen sianida, akrolen, asetilen, benzaldehid, arsenikum, benzopiren, uretan, koumarin, ortokresol, dan lain-lain (Nainggolan 2006).
3. Rokok
Rokok adalah merugikan kesehatan tidak hanya bagi perokok tetapi juga bagiorang yang menghirup asap rokok. Dalam asap rokok terdapat zat-zat di antaranya gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida, amonia, benzene, metanol, perilen, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, dan
lain-lain (Nainggolan, 2006). Berbahaya yang dapat berakibat buruk pada kesehatan.
a. Dampak pada paru-paru
Akibat perubahan anatomi saluran napas, para perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit paru obstruktif menahun (PPOM). Merokok merupakan penyebab utama timbulnya kanker dan PPOM, termasuk emfisema, brinkitis kronis, dan asma (Tandra, 2005).
b. Dampak pada jantung
Nikotin dari rokok itu dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, serangan jantung karena akibat merokok ini, dapat terjadi karena tiba-tiba yang mengakibatkan kematian. Juga karbon monoksida pada rokok tersebut menghalangi masuknya oksigen pada jantung yang dapat mengakibatkan serangan jantung secara tiba-tiba, apalgi kalau urat nadi pembuluh darah, yang membekali otot-otot jantung dengan darah telah diendapi oleh penyakit karena nikotin dan karbon monoksida dari rokok tersebut (Nainggolan 2006).
c. Dampak terhadap terjadinya kanker
rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan, 2006).
d. Dampak pada kehamilan
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Sumber: Faktor-faktor yang mempengaruhi bahaya merokok menurut Lawrence green (dikutip oleh Notoadmodjo dalam pendidikan dan perilaku kesehatan, 2003).
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan tentang bahaya merokok
- Sikap terhadap merokok - Pencapaian prestasi belajar
rendah
- Harga diri rendah
Faktor Pendukung
- Kebiasaan merokok pada teman
- Akses terhadap rokok
Faktor Penguat
- Keluarga yang merokok
- Kurangnya dukungan orangtua
- Paparan iklan rokok
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dalam suatu penelitian di sebut dengan hipotesis (Notoadmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
“Ada pengaruh antara pendidikan kesehatan, dansikapterhadap tingkat penegetahuan bahaya merokok”
1.Pendidikan kesehatan bahaya merokok 2. Sikap
Tingkat