BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Setiawan A (2013; hal. 34) dalam upaya meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi, dilakukan persiapan sebelum dan selama kehamilan
yang bertujuan untuk mendapatkan bayi yang sehat. Gangguan kesehatan
yang terjadi selama kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungan hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya.
Menurut Kusmiyati dkk (2010;hal1) pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup
bulan melalui jalan lahir, namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah, oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Manuaba (2010;hal 99) menambahkan dengan melakukan
pengawasan antenatal penyakit yang menyertai kehamilan dan penyulit
hamil dapat ditentukan sehingga mendapat pertolongan yang adekuat.
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan
Evariny (2007,hal;8) menyebutkan bahwa proses persalinan
dimulai sejak pertama kali menculnya tanda-tanda persalinan hingga
dilahirkannya bayi dari rahim, ibu yang baru pertama kali melahirkan
membutuhkan waktu kurang lebih 18 jam, sementara yang sudah pernah
melahirkan membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Setiap perempuan
mengalami hal yang berbeda dan banyak wanita yang menjalani bedah
cesar yang tidak direncanakan sebelumnya, hal ini disebabkan karena
adanya masalah dalam proses persalinan. Proses persalinan normal
dapat berjalan baik bila ada kerjasama antara ibu, bidan/ dokter, bayi
dalam kandungan, dan suami.
Kehadiran suami dalam kamar bersalin disambut dengan baik.
Disamping kehadiran suami biasanya membawa ketentraman bagi istri
yang akan bersalin, suami juga dapat memainkan peranan yang aktif
dalam memberikan dukungan fisik dan dukungan emosional. Suami yang
sudah ikut berpatisipasi dalam kursus antenatal care dan persiapan
kelahiran memandang keseluruhan persalinan sebagai hal yang sangat
positif, pikiran sehat suami bisa menjadi faktor yang sangat penting bagi
wanita dalam proses persalinannya (Farrer, 2004;hal 130-131).
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan merupakan proses
yang normal serta merupakan kejadian yang sehat. Fokus utama dari
asuhan persalinan merupakan mencegah terjadinya komplikasi, hal ini
merupakan pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani
komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir (Sumarah,
dkk 2009;h9).
Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total
ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai
periode transisi, periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan
beranjut beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Transisi ekstrauterin
bayi baru lahir yang paling dramatis dan cepat terjadi dalam empat area:
sistem pernapasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan
kemampuan memperoleh sumber glukosa. Ada kalanya bidan perlu memberi
dukungan yang luar biasa bagi bayi baru lahir supaya transisi ke kehidupan
ekstrauterin berhasil dilakukan (Varney, 2007;hal 878).
Rukiyah (2013; h 37- 42) menyatakan pada bayi baru lahir
kemungkinan terjadi infeksi amat besar, disebabkan karena bayi belum
memiliki kemampuan yang sempurna, maka untuk perlindungan dari orang
lain sangatlah diperlukan, dengan peningkatan hiegenis yang maksimal akan
mencegah dari kemungkinan terkena infeksi. Varney (2007; h 57)
menambahkan bahwa kurang lebih 8 juta kematian perinatal terjadi setiap
tahun. Dari jumlah ini, sekitar 85% kematian bayi baru lahir terjadi akibat
asfiksia, cedera, dan infeksi
Beberapa upaya untuk mencapai target penurunan Angka Kematian
Bayi (AKB) dapat dilakukan dengan cara pemberian ASI secara eksklusif,
imunisasi, dan kunjungan neonatus secara teratur. Menurut penelitian yang
dilakukan Dhaka pada tahun 1667 mengatakan bahwa pemberian ASI
secara ekslusif dapat menurunkan risiko kematian akibat infeksi saluran
Pemberian ASI secara eklusif memilikai banyak kelebihan bagi ibu
maupun bayinya, bagi ibu disamping memberikan manfaat fisik dengan
membantu mempercepat proses involusi uterus pemberian ASI juga
memberikan kepuasan emosional, mencegah terjadinya kanker payudara,
serta mencegah kehamilan pada enam bulan pertama pascapersalinan
(Farrer, 2004;hal 200).
Saifuddin (2010;hal 357-362) menyebutkan periode pascapersalinan
merupakan masa kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis,
emosional, dan sosial. Baik dinegara maju maupun negara berkembang
perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikannya karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi
lebih sering terjadi pada pascapersalinan. Selama masa perawatan
pascapersalinan ibu memerlukan konseling penggunaan kontrasepsi. Bila
ibu menyusui dengan maksimal (8-10 kali dalam sehari) selama 6 minggu
ibu akan mendapatkan efek kontrasepsi dari (MAL) Metode Amenore Laktasi. Setelah 6 minggu diperlukan kontrasepsi alternative seperti penggunaan pil progestin, injeksi depo-medroksiprogesteron asetat (DMPA), alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), atau metode barier seperti kondom dan
diafragma. Kontrasepsi oral kombinasi harus dihindari selama bulan pertama
laktasi .
Kontrasepsi mengacu pada pencegahan kehamilan yang dicapai
lewat penggunaan kontrasepsi spesifik, atau metode pengendalian
kehamilan (Varney,2007;ha; 414). Dalam melakukan pemilihan metode
masyarakat semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu kontap,
suntikan KB, susuk KB, dan IUD. Salah satu peranan bidan adalah untuk
meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas metode KB kepada
masyarakat, sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan.
(Manuaba, 2010;hal 592).
Menurut Varney (2007) menyatakan bahwa asuhan kebidanan
komprhensif mencangkup kegiatan pemeriksaan yang berkesinambungan
seperti antenatal care, intranatal care, postnatal care, neonatal care sampai
pemilihan kontrasepsi. Saleha (2009;hal 2) menambahkan bahwa asuhan
kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan
sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dan sebagai seorang
bidan professional bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan
kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintergrasi model
konseptual.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengkaji
dan mengobservasi ibu hamil secara komperhensif mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana. Sehingga penulis
mengambil kasus dengan judul “Asuhan komperhensif kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan masa dua antara kehamilan (KB) di
Puskesmas Wanadadi 1, Banjarnegara”.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penatalaksanaan asuhan komprehensif kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, nifas dan masa dua antara kehamilan (KB) dengan
Menggunakan Manajemen Varney dan Metode Pendokumentasian dengan
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan komprehensif kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, nifas dan masa dua antara kehamilan (KB) dengan
menggunakan manajemen varney metode pendokumentasian dengan
SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan
Pelayanan KB.
b. Melakukan identifikasi diagnose atau masalah konseptual pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL, dan Pelayanan KB.
c. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL
dan Pelayanan KB.
d. Melasanakan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL dan Pelayanan KB.
e. Merencanakan tindakan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL
dan Pelayanan KB.
f. Melaksanakan tindakan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL
dan Pelayanan KB.
g. Mengevaluasi asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan
Pelayanan KB.
D. Manfaat studi kasus
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan
khususnya mengenai penatalaksanaan pada asuhan komprehensif
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa dua antara
kehamilan (KB).
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam
memberikan asuhan komprehensif kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, nifas dan masa dua antara kehamilan (KB).
b. Bagi Bidan
Memberikan tambahan informasi kepada bidan mengenai asuhan
komprehensif kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa
dua antara kehamilan (KB).
c. Bagi Pasien
Meningkatkan pengetahuan pada pasien.
d. Bagi Puskemas
Menambah referensi dan masukan untuk meningkatkan pelayanan
kebidanan baik kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa
dua antara kehamilan (KB).
e. Bagi Institusi
Menambah referensi dan masukan untuk meningkatkan pelayanan
dua antara kehamilan (KB) sehingga dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik.
E. Ruang lingkup
1. Sasaran
Lingkup sasaran Asuhan Kebidanan Pada Karya Tulis Ilmiah ini
dilaksanakan kepada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru lahir dan
masa dua antara kehamilan (KB).
2. Tempat
Tempat pengambilan kasus di Puskesmas Wanadadi 1, Banjarnegara.
3. Waktu
a. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan pada bulan
Nopember 2013 - Juli 2014.
b. Pengambilan Kasus Asuhan Kebidanan dilaksanakan pada bulan
Maret 2014 - April 2014.
F. Metode memperoleh data
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis berencana
menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan langkah varney.
Yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan dan
evaluasi. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Adalah data yang diambil secara langsung diambil dari objek atau objek
penelitian atau peneliti perorangan atau organisasi.
a. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana penulis mendapatkan keterangan atau
peneliti secara lisan dari seseorang atau sasaran penulis atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010;hal 139).
b. Pengamatan (Observasi) dan pemeriksaan
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang berencana antara
lain: melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010;hal
131).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeiksaan fisik meliputi:
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran, dan penciuman (Prawirojardjo, 2007
hal 25).
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan dengan menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif
3) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop
untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
(Prawirojardjo, 2007 hal 26).
4) Perkusi
Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukan jari
kebagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan
bagian yang kiri dengan bagian yang kanan (Prawirojardjo, 2007
hal 27).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber
informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah untuk menegakan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan
dan memonitor respon pasien terhadap tindakan.
a. Studi dokumentasi
Penulis menggunakan data rekam medik yang ada kaitannya dengan
pasien. Contohnya: status pasien, register ibu bersalin dan nifas.
(Notoatmodjo, 2010; hal 22).
b. Studi kepustakaan
Penulis menggunakan buku, liflet yang berhubungan dengan
perawatan masa nifas. (Notoatmodjo, 2010; hal 22).
c. Studi literatur
Penulis menggunkan buku-buku literatur baik berupa buku teks (teori)
maupun hasil penelitian orang lain, serta jurnal (Notoatmodjo, 2010;
G. Sistematika penulisan
Penulisan Karya Tulis lmiah ini terdiri dari dua bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, ruang lingkup,
metode memperoleh data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan teori medis
Pada tinjauan teori medis yang dibahas adalah tentang
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas serta Keluarga
Berencana (KB).
b. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Tinjauan teori asuhan kebidanan memuat tentang manajemen
kebidanan dengan menggunakan 7 langkah varney yaitu:
pengumpulan data dasar, interpretasi data untuk
mengidentifikasi diagnosa atau masalah, mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien, menyusun rencana
asuhan dengan efisien dan aman, dan mengevaluasinya.
Penerapan asuhan Kebidanan menjelaskan pendokumentasian
asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan menggunakan
metode SOAP.
d. Aspek hukum
Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun
kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur
tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan
sesuai kasus yang diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi tentang pengkajian data kehamilan trimester tiga,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan merupakan bagian dari laporan
kasus yang membahas tentang kendala atau hambatan selama
melakukan Asuhan Kebidanan pada klien. Kendala tersebut
menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjuan
kasus. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan
pemecahan masalah untuk perbaikan atau masukan demi
meningkatkan asuhan Kebidanan.
BAB V PENUTUP