PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD MAJENANG
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan Oleh : Shinta Yuliana Wigati
A11300941
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
iv PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, Agustus 2017
Shinta Yuliana Wigati 1), Basirun 2), Putra Agina WS 3)
PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA
DI RSUD MAJENANG
ABSTRAK
Latar Belakang : Gagal ginjal kronik merupakan penyakit berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa penderitanya. Terapi pengganti fungsi ginjal yang paling banyak digunakan adalah hemodialisis. Dukungan keluarga sangat berpengaruh untuk anggota keluarga yang menjalani hemodialisa. Pengalaman yang dialami keluarga dalam hal respon psikologis berbeda, oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang pengalaman keluarga yang merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di ruang hemodialisa RSUD Majenang.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif. Dengan jumlah 6 partisipan yang didapatkan dengan teknik criterion. Data diambil dari hasil wawancara dan catatan lapangan, kemudian dianalisa menggunakan teknik Collaizzi.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman keluarga dalam merawat angota keluarga yang menjalani hemodialisa berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan pengalaman dan persepsi. Dukungan keluarga merupakan faktor penting untuk menambah motivasi dan rasa percaya diri.
Kesimpulan : Pengalaman keluarga dalam bentuk respon terhadap anggota keluarga yang menjalani hemodialisa adalah respon psikologis awal dan selama perawatan. Sudut pandang dari setiap keluarga berbeda dalam memberikan pandangan karena pengalaman dan persepsi berbeda.
v S1 PROGRAM OF NURSING DEPT
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Minithesis, August 2017
Shinta Yuliana Wigati 1), Basirun 2), Putra Agina WS 3)
THE EXPERIENCE OF FAMILY IN TAKING CARE FOR THEIR MEMBER OF FAMILY WITH CHRONIC RENAL FAILURE HAVING HEMODIALYSIS
IN REGIONAL GENERAL HOSPITAL OF MAJENANG
ABSTRACT
Background: Chronic renal failure’s a high-cost disease and it can complicatedly endanger the sufferer’s life. The most widely used therapy for replacing renal function is hemodialysis. Family support is very influential for their family member undergoing hemodialysis. The family’s experience’s different in terms of psycological responses. The researcher is interested in exploring more deeply about the experience of family whose member is undergoing hemodialysis.
Objective: Finding out the family’s experience in proving care for their family member with chronic renal failure having hemodialysis in RSUD Majenang.
Method: This research is qualitative phenomenology descriptive. The participants are 6 members obtained by criterion techniques. The data were collected through interviews and from field notes, analyzed by applying the Collaizzi technique.
Result: The study resulted in the findings indicating that family’s experience’s different in caring for their family’s member undergoing hemodialysis. This is differences in experience and perception. Family support is important factor to improve the motivation and self-confidence.
Conclusion: The family’s experience in the form of response upon their family’s member undergoing hemodialysis are early psychological response and psychological response during the treatment. The point of view every family is different because different about experiences and perceptions.
Keywords : Hemodialysis, family, experience.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis tugas akhir yang berjudul ”Pengalaman Keluarga dalam Merawat Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa RSUD Majenang” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis tugas akhir ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan gelar Strata 1 Stikes Muhammadiyah Gombong. Dalam penyusunan karya tulis tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/ Ibu :
1. Herniyatun, M.Kep.,Sp.Mat Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep. Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
3. Basirun, S.Pd.,M.Kes. Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan skripsi ini mulai dari awal sampai akhir.
4. Putra Agina WS, M.Kep. Pembimbing II yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Arnika Dwi Asti, M.Kep. Penguji utama yang telah banyak memberikan saran dalam pembuatan skripsi ini.
6. Adi Makmur Hidayat, S.Kep. Kepala ruang hemodialisa RSUD Majenang yang telah memberikan izin dan kesempatan pada penulis dalam mengadakan penelitian.
7. Seluruh staf program studi S1 Keperawatan yang telah membantu administrasi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Alm. Achmad Supardi, Ibu Budi Hartati dan Kakak Bayu Eko Budiono atas kasih sayang, cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan
x
9. Teman-temanku Mahasiswa S1 Keperawatan, atas perhatiannya semoga kita tetap menjalin serta menjaga silaturrokhim diantara kita semua, amin. Khususnya teman berkeluh kesah setiap saat Wahyu Riyanti, Utari, Susi Dwi Lestari, dan Stevany Putri Setyowiniji terima kasih atas cinta kalian yang apa adanya.
10.Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis tugas akhir ini masih
belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis tugas akhir selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis tugas akhir ini bermanfaat.
Gombong, 15 Agustus 2017
xi MOTTO
“Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, naiklah tinggi tanpa menjatuhkan
orang lain, dan berbahagialah tanpa menyakiti orang lain...”
“Jadikan pengalaman hidup sebagai guru terbaik, tak bisa dipungkiri bahwa
pengalaman yang telah sanggup dilalui menjadi cambuk dan memberi kekuatan
xii
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...6
A. Tinjauan Teori...6
1. Gagal Ginjal Kronik...6
2. Hemodialisa...10
xiii
4. Peran Keluarga dalam Merawat Pasien Hemodialisa...19
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...21
A. Jenis Penelitian...21
1. Desain Penelitian...21
2. Partisipan Penelitian...22
3. Lokasi dan Waktu Penelitian...22
4. Instrumen Penelitian...23
5. Prosedur Pengumpulan Data...24
6. Analisa Data...26
7. Etika Penelitian...27
8. Keabsahan Data...29
BAB IV : HASIL PENELITIAN...31
A. Karakteristik Penelitian...31
B. Analisis Tema...31
C. Pembahasan...40
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...47
A. Kesimpulan...47
B. Saran...47
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Penjelasan Penelitian...51
2. Lembar Persetujuan...52
3. Data Demografi Partisipan...53
4. Pendoman Wawancara...54
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan yang sehat dan berkualitas menjadi harapan semua orang, tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman yang terjadi saat
ini memungkinkan semakin banyaknya penyebab dari kematian salah satunya karena yang diderita pasien penyakit kronik. Hal ini dikarenakan oleh
beberapa faktor yaitu gaya hidup, kebiasaan, budaya. Menurut World Health Organisation (2014), menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal tidak termasuk 10 (sepuluh) penyakit berbahaya dan mematikan di dunia. Akan tetapi saat ini penyakit gagal ginjal menjadi perhatian badan kesehatan dunia tersebut. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta orang yang mengalami gagal ginjal dan sekitar 1,5 juta penderita dan beberapa diantaranya diharuskan untuk menjalani terapi hemodialisa sepanjang hidupnya diharapkan untuk memperpanjang masa hidup dan memperbaiki kualitas hidupnya (Wijiati, 2014).
Di Indonesia saat ini telah terjadi perubahan pola penyakit, antara lain dengan meningkatnya tren penyakit katastropik. Penyakit latastropik ini termasuk dalam kategori penyakit berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa penderitanya, antara lain : penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit syaraf, diabetes mellitus, haemofilia dan kanker (Kemenkes RI, 2016).
Penyakit ginjal tahap akhir (End State Renal Disease/ ERDS) diharuskan menggunakan terapi pengganti ginjal yang menjadi satu-satunya pilihan untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk memperbaiki kualitas
2
digunakan adalah hemodialisis (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2008, dalam Hagita, 2015).
Penatalaksanaan terapi pengganti ginjal pada penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia antara lain, hemodialisis, transplantasi ginjal, dan (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis) CAPD, serta (Continous Renal Replacement Therapy) CRRT. Pelayanan CRRT biasanya dilakukan di (Intensive Care Unit) ICU (IRR, 2014). Meskipun CRRT merupakan pilihan yang sangat baik bagi pasien gagal ginjal kronis, akan tetapi terapi tersebut
bukan obat untuk penyakit gagal ginjal. Penatalaksanaan CRRT hanya dianggap sebagai perawatan pada pasien gagal ginjal kronis untuk memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup tidak untuk memulihkan kembali fungsi ginjal seperti semula (Lily, 2016).
Transplantasi ginjal merupakan cara pengobatan yang lebih diminati untuk pasien gagal ginjal stadium akhir. Akan tetapi karena jumlah ketersediaan ginjal yang ada tidak mencukupi kebutuhan transplantasi ginjal, biasanya ginjal yang cocok dengan pasien adalah yang memiliki ikatan darah keluarga pasien, dalam hal ini biasanya dari keluarga pasien itu sendiri. Oleh sebab itu hal ini yang membatasi transplantasi ginjal menjadi pengobatan yang dipilih oleh pasien (Wilson LM, 2006, dalam Agustin, 2015).
Terapi hemodialisa di Indonesia semakin ditingkatkan, hal ini dikarenakan seiring dengan semakin banyaknya penderita gagal ginjal kronik yang cukup besar. Berdasarkan laporan IRR (2014), pada tahun 2009 tercatat penderita gagal ginjal di Indonesia ada 5.450 pasien yang menjalani hemodialisa, kemudian terjadi peningkatan pada tahun berikutnya pada tahun 2010 yaitu sebanyak 8.034 pasien, selanjutnya pada tahun 2011 jumlah penderita kembali meningkat yaitu ada 12.804 pasien. Terjadi peningkatan
3
Hemodialisa adalah salah satu penatalaksanaan pada penyakit gagal ginjal dengan menggunakan alat yang dinamakan dializer yang memiliki fungsi yaitu sebagai penyaring sisa metabolisme seperti kreatinin dan ureum yang tidak dapat dikeluarkan dengan urin dikarenakan ketidakefektifan fungsi ginjal pada umumnya. Hemodialisa adalah terapi utama selain transplantasi ginjal pada penderita penyakit gagal ginjal kronik, dalam pelaksanaannya akan terjadi penurunan fungsi ginjal dalam proses eritropoisis yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, edema, anemia dan gangguan psikologis
(Rahman, Rudiansyah, Triawanti, 2013).
Pada pasien yang menjalani hemodialisa mengalami ketergantungan seumur hidupnya, kecuali pasien yang manjalani transplantasi ginjal (Raharjo, 2006, dalam Dewi, 2014). Ketergantungan tersebut akan berdampak luas dan menimbulkan masalah baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun secara ekonomi (Indrawati, 2009, dalam Dewi, 2012).
Terapi hemodialisa ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup pasien, seperti kesehatan fisik, psikologis, spiritual, status sosial ekonomi dan dinamika dalam forum keluarga (Charuwanno, 2005, dalam Mariset al, 2013). Keperawatan keluarga merupakan kegiatan perawatan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Friedman et al (2003), dalam Jamiat (2011), menyatakan bahwa keperawatan keluarga adalah memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan anggota keluarga dalam keadaan sehat dan sakit. Tujuannya adalah membantu keluarga untuk merawat dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi.
Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga, dan akan berpengaruh pada interaksi antar anggota keluarga dalam kondisi sehat sakit yaitu tingkat fungsi keluarga
4
peran pada anggota keluarga yang sakit, misalnya peran ibu yang sedang sakit akan digantikan oleh ayah. Peran keluarga sangat penting dalam perawatan keluarga mulai dari peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan sampai rehabilitasi.
Rumah Sakit Umum Daerah Majenang merupakan lahan praktek peneliti selama 8 minggu dari tanggal 7 November - 31 Desember 2016 di
Ruang Hemodialisa. Fenomena yang peneliti temukan yaitu ada perbedaan antara situasi kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang perawatan
dengan keluarga pasien di ruang hemodialisa, dimana apabila ditemukan pasien yang mengalami gejala biologis seperti menggigil, kecemasan yang ditunjukkan keluarga pasien yang dirawat di ruang perawatan akan lebih terlihat ditunjukkan dengan keluarga langsung melapor perawat yang sedang berjaga. Berbeda dengan situasi di ruang hemodialisa, jika terjadi hal serupa maka keluarga akan berinisiatif untuk melakukan pertolongan pertama dengan menambahkan selimut berlapis dan menyiapkan air panas yang dimasukkan ke botol kaca lalu diapitkan di ketiak pasien.
Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga pasien hemodialisa yang sudah berpengalaman merawat pasien hemodialisa memiliki pengetahuan yang mereka dapatkan baik dari informasi dokter/ perawat tetapi juga mereka saling mencari informasi dari sesama keluarga yang merawat pasien hemodialisa. Dan karena menjalani terapi hemodialisa adalah seumur hidup dijalani oleh pasien, maka keluarga yang memiliki peran sebagai caregiver harus merelakan waktu, biaya, perasaan dan kebiasaan/ gaya hidup mereka sebelumnya.
Hasil wawancara kepada beberapa keluarga pasien, didapati pernyataan bahwa pada awalnya tidak menyangka anggota keluarga mereka
5
Studi kualitatif fenomenologi akan memunculkan pemahaman yang mendalam, baik tentang dampak yang ditimbulkan, perubahan peran, ekonomi, sosial, psikis, fisik, lingkungan maupun gaya hidup. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang menjalani hemodialisa. Hasil penelitian akan memberikan gambaran tentang bagaimana pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa.
Berdasakan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengalaman Keluarga dalam Merawat
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Ruang
Hemodialisa RSUD Majenang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah tertera di atas maka masalah
dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pengalaman keluarga dalam
merawat pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisa saat di rumah
b. Mengetahui peran caregiver yang dilakukan kepada anggota keluarga penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
D. Manfaat Penelitian
6
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan keluarga dalam hal meningkatkan asuhan keperawatan terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah tentang pengalaman keluarga dalam merawat pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pihak rumah sakit
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan dalam menangani pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
b. Bagi pendidikan
Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi bagi ilmu keperawatan khususnya dalam penanganan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
c. Bagi keluarga
Peneliti berharap anggota keluarga termotivasi untuk lebih tanggap dalam merawat pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dan mampu memberikan dukungan baik secara fisik maupun psikis kepada pasien, agar pasien merasa lebih dihargai dan mendapat kasih sayang dari keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. (2002). Pengertian Keluarga Definisi Ciri Bentuk Fungsi
Menurut Para Ahli.
http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-keluarga-definisi-ciri.html?m=1Diakses pada tanggal 5 Januari 2017
Baughman, Diane C. (2010). Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku untuk Brunner dan Suddart
Baradero, Mari., et al. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal
Beandlands., et al. (2005). Caregiving by Family and Friends of Adults Receiving Dialysis. Neprhology Nursing Journal
Bungin, Burhan. (2008). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
Creswell. J. W. (1998). Quality Inquiry and Research Design; Choosing Among Five Traditions. New Delhi: Sage Publication
Daugirdas, J. T., et al. (2001). Manuals Handbook Hemodialysis. USA: Lippincott Williams and Wilkins
____________________. (2007). Handbook of Dialysis. 4th ed. Philadelphia : Lippicott Williams and Wilkins
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press
Friedman, M. M., et al. (2003). Family Nursing: Research Theong & Practice. New Jersey: Prentice Hall
Hagita, Dwi. (2015). Studi Fenomenologi Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD Achmad Pekanbaru Diakses pada 1 Februari 2017
Kemenkes. (2016). Hari Jadi Ginjal Sedunia 2016: Cegah Nefropati
Sejak Dini.
http://www.depkes.go.id/article/print/16031000001/hari-ginjal-sedunia-2016-cegah-nefropati-sejak-dini.html Diakses pada 10 Desember 2016
Mac Iver & Page. (1997). Pengertian Keluarga Definisi Ciri Bentuk
Fungsi Menurut Para Ahli.
http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-keluarga-definisi-ciri.html?m=1Diakses pada 5 Januari 2017
Moloeng, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Nurmala, F. A. (2014). Gambaran Self Care Management Pasien Gagal Ginjal Kronis dengan Hemodialisis di Wilayah Tangerang Selatan Tahun 2013
Polit and Hungler. (1999). Principle and Method Nursing Research. Sixth Edition. Philadelphia : Lippicott Williams and Wilkins
Ratnawati. (2011). Tingkat Kecemasan Pasien Dengan Tindakan Hemodialisa di BLUD RSU dr. M. M Dunda Kabupaten Gorontalo: Jurnal Health & Sport, Vol. 3, Nomor 2
Smeltzer, S. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC
Speziale, H. J. S & Carpenter, D. R. (2003). Qualitative Research in Nursing third edition. Philadelphia: Lippicott Williams and Wilkins
Vitahealth. (2008). Gagal Ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Widiyati, Sri. (2016). Hubungan Mekanisme Koping Individu dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Bangsal Teratai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian :Pengalaman Keluarga dalam Merawat Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD Majenang
Peneliti : Shinta Yuliana Wigati
NIM : A11300941
Peneliti adalah mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Bapak/Ibu telah diminta kerjasamanya dalam penelitian ini. Bapak/Ibu secara sukarela mengikuti sepenuhnya dalam partisipasi ini, boleh memutuskan untuk ikut berpartisipasi atau mengajukan keberatan atas penelitian ini. Sebelum Bapak/Ibu memutuskan, saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapat gambaran tentang pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita penyakit Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa.
2. Apabila Bapak/Ibu bersedia ikut serta dalam penelitian ini, saya akan melakukan wawancara pada waktu dan tempat yang Bapak/Ibu inginkan. Jika Bapak/Ibu tidak keberatan, saya akan merekam percakapan dengan handphone(HP) selama wawancara berlangsung. Wawancara akan dilakukan selama tiga kali selama 30-45 menit dengan menggunakan HP sebagai alat perekam.
4. Semua catatan yang berhubungan dengan penelitian akan dijamin kerahasiaannya. Hasil penelitian ini akan diberikan kepada institusi dan BAPPELITBANGDA setempat dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas Bapak/Ibu.
5. Bapak/Ibu bisa menanyakan hal-hal yang belum jelas kepada saya.
6. Apabila Bapak/Ibu sudah memahami dan bersedia untuk ikut serta berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan Bapak/Ibu berkenan untuk menandatangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.
Majenang,...2017
Peneliti,
Shinta Yuliana Wigati
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti dan membaca penjelasan
penelitian, saya memahami bahwa penelitian ini akan menjunjung tinggi hak-hak saya selaku partisipan. Saya berhak-hak tidak melanjutkan berpartisipasi dalam
penelitian ini jika suatu saat merugikan saya.
Saya sangat memahami bahwa penelitian ini sangat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya yang juga memiliki peran yang sama seperti saya selaku keluarga yang merawat pasien hemodialisa. Dengan menandatangi surat persetujuan ini berarti saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari siapapun.
Majenang,...2017
Peneliti Saksi Partisipan
Lampiran 3
DATA DEMOGRAFI PARTISIPAN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Suku :
Hubungan dengan pasien :
Berapa lama merawatpasien di rumah ?
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA Pernyataan Pembuka
Saya merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh anggota keluarga Bapak/Ibu saat ini, dengan keadaan anggota keluarga yang menjalani hemodialisa, tetapi saya salut, bangga dan kagum karena Bapak/Ibu tabah dan sabar menjalaninya sampai saat ini. Maka dari itu saya tertarik dengan
pengalaman Bapak/Ibu dalam merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa di rumah.
Pertanyaan dalam pedoman wawancara sebagai berikut :
1. Bagaimana respon Bapak/Ibu saat mengetahui fonis dokter tentang penyakit yang anggota keluarga Bapak/Ibu alami dan harus menjalani hemodialisa ?
2. Bisa diceritakan bagaimana pengalaman Bapak/Ibu merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa ?
3. Apa yang membuat Bapak/Ibukuat dan begitu sabar merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa ?
4. Perubahan apa yang dialami Bapak/Ibu selama merawat anggota keluarga yang menjalani hemodialisa ?
Lampiran 5
FORMAT CATATAN LAPANGAN
Kode Partisipan : Waktu wawancara :
Tempat wawancara:
Suasana tempat saat akan dilakukan wawancara :
Gambaran partisipan saat akan dilakukan wawancara :
Posisi partisipan dengan peneliti :
Gambaran Respon Partisipan selama wawancara berlangsung :
Gambaran suasana tempat selama wawancara berlangsung :
Lampiran 5
FORMAT CATATAN LAPANGAN
Kode Partisipan : P1 Waktu wawancara : Kamis, 25 Mei 2017
Tempat wawancara : RS Majenang
Suasana tempat saat akan dilakukan wawancara : Tenang
Gambaran partisipan saat akan dilakukan wawancara : Antusias
Posisi partisipan dengan peneliti : Duduk berhadap sejajar
Gambaran Respon Partisipan selama wawancara berlangsung : Antusias, kooperatif
Gambaran suasana tempat selama wawancara berlangsung : Sesekali terdengar orang berbincang di luar ruangan
Respon Partisipan saat terminasi :