• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - NOVITA WIEKA APRIHATUN BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - NOVITA WIEKA APRIHATUN BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses kehidupan setiap mahluk sosial yaitu manusia, karena pendidikan dapat membuat manusia menjadi manusia yang berkualitas serta dapat mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu potensi penting dan perlu dikembangkan dalam sebuah pendidikan disekolah salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis.

(2)

Menurut Ennis (Kuswana, 2011) berpikir kritis adalah berpikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Hal ini merupakan titik penting tentang bagaimana berpikir kritis berkaitan dengan mengajar dan belajar. Paul (Kuswana, 2011) membedakan dua indra berpikir kritis, pertama yaitu bertolak dari kelemahan berbagai ketrampilan yang dapat digunakan untuk mendeteksi suatu kekeliruan penalaran dan kekuatan di situasi yang paling kompleks, kedua menyatakan bahwa salah satu tujuan berpikir kritis adalah untuk mengembangkan perspektif peserta didik.Berpikir kritis matematis adalah kemampuan seseorang untuk berfikir secara beralasan dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan, mempertahankan suatu pemikiran dan mengevaluasi keyakinan atau kebenaran yang mendasarinya dengan membuktikannya untuk menentukan sebuah keputusan yang tepat dan sistematis dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu permasalahan matematika. Dalam pembelejaran sekarang ini siswa belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis secara sempurna, karena kebanyakan siswa dalam belajar hanya menghafal materi tanpa memikirkan proses yang mengarah kepada proses berpikir kritis.

(3)

menceritakan alur atau langkah penyelesaian untuk mendapatkan sebuah solusi dari permasalahan tersebut, dengan begitu siswa dapat mengerti dan lebih memahami apa yang harus dilakukan saat menyelesaikan masalah matematika atau guru dapat memberikan sebuah pernyataan yang membuat siswa mengeluarkan argumennya mengenai soal tersebut. Oleh karena itu siswa tidak hanya mengerti jawaban masalah matematika tersebut tetapi juga mengerti sebuah proses atau langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan matematika serta argumen yang baik untuk menyelesaikan soal tersebut. Sehingga untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa guru dapat memberikan soal yang penyelesaiannya mengarah kepada kemampuan berpikir kritis, karena apabila dalam belajar matematika siswa dibiaskan berpikir secara kritis maka tingkat pemahaman siswa akan semakin meningkat sehingga pada saat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi siswa sudah dapat berpikir secara kitis.

(4)

kepribadian manusia yang sangat bermacam-macam baik dalam bentuk sikap, cara berpikir maupun cara bertindak siswa dipastikan tidak selalu sama antara individu yang satu dengan yang lainnya, begitu juga dengan karakteristik kepribadian siswa yang berbeda dalam mengikuti proses pembelajaran tentu juga akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda pula.

Menurut Feist (2011) kata kepribadian berasal dari kata personality (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng, yang dipakai oleh aktor Romawi dalam pertunjukan drama Yunani. Para aktor Romawi memakai topeng (pesona) untuk memainkan peran atau penampilan palsu.Akan tetapi dalam psikolog istilah “Kepribadian” mengacu kepada suatu yang lebih dari sekedar peran yang

dimainkan seseorang. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kepribadian diartikan sebagai “keadaan manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat

(5)

dengan kata lain orang ektstrovert pikirannya tertuju ke luar sedangkan orang introvert, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif dan penyesuaian dengan dunia luar kurang baik. Djali (Pratiwi; Ismail, 2017) berpendapat bahwa seseorang yang berkepribadian ekstrovert tidak sabar menghadapi masalah serta ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh, sedangkan kepribadian introvert lebih sabar dan menyimpulkan kesimpulan secara rinci.

Setiap individu mempunyai karakter yang unik. Keunikan yang ada dalam masing-masing individu yang akan membedakan cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Menurut Hassoubah (2004), tidak diragukan lagi bahwa latar belakang kepribadianmempengaruhi usaha seseorang untuk berpikir secara kritis terhadap suatu masalah dalam kehidupan. Begitupun dengan para siswa yang ada di SMP Negeri 1 Bobotsari, masing-masing siswa pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda, perbedaan itu sedikit banyak akan berpengaruh pada proses berpikir siswa terutama proses berpikir kritis siswa. Dengan menyadari perbedaan kondisi pada masing-masing siswa, maka pengajar dapat memberikan metodemengajar terbaik untuk masing-masing pribadi siswa. Metode mengajar akan diberikan berdasar proses berpikir yang dimiliki oleh siswa, dan beberapa proses berpikir dapat diselidiki berdasarkan tipe kepribadian.

(6)

SMP Negeri 1 Bobotsari berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert, untuk itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Deskripsi

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bobotsari Ditinjau dari Tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran kemampuan berpikir kritis ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert?

C. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam serta tidak terlalu luas jangkauannya, maka penelitian terbatas pada gambaran kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert siswa SMP Negeri 1 Bobotsari

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert siswa SMP Negeri 1 Bobotsari

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

(7)

2. Bagi guru

Sebagai alat evaluasi bagi guru terhadap hasil pembelajaran khususnya tentang berpikir kritis matematis siswanya. Ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Faktor karakteristik balita dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

 Disampaikan kepada seluruh jemaat bahwa Minggu, 10 September 2017 akan menggunakan Tata Ibadah dari Majelis Sinode GPIB dalam rangka HUT ke – 58 Pelkat PA.. Hutomo H.S

Perancangan media promosi Semen White Mortar TR30 membutuhkan strategi komunikasi yang tepat seperti materi, cara penyampaian, serta efektifitas kepada khalayak

Fungsi terkait untuk menangani permasalahan tersebut biasanya pakai trigger mas, namun sepengetahuan saya, di MySQL kita tidak dapat memanipulasi row pada tabel yang

Berdasarkan pada hasil uji regresi berganda pada Tabel 4.17 di atas, menunjukkan bahwa variabel Independensi Auditor secara parsial berpengaruh terhadap Kualitas Audit pada

Dana pinjaman ini berasal dari zakat dan infaq beberapa pihak yang digulirkan oleh pengelola kepada masyarakat, atas dasar ini penulis menduga bahwa model