Setiap tahun perempuan diseluruh dunia hamil. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, yang ditemukan menderita
komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu (Prawirohardjo, 2010; h. 53). Persalinan adalah proses
alamiah tetapi dapat pula buatan karena sesuatu hal, dalam pelayanan
persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Kematian
ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi (RAN-PP-AKI,
2013; h.3) Kematian ibu nifas disebabkan Hipertensi (preeklampsia,
eklampsia), infeksi nifas, perdarahan nifas. (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2012; h. 47). Kematian bayi penyebab kematiannya adalah asfiksia,
trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab
lain. Jika tidak meninggal, keadaan ini akan meniggalkan masalah bayi
dengan cacat (Prawirohardjo, 2010; h. 58)
Salah satu penyebab kematian ibu antara lain karena masih
rendahnya pemahaman tentang KB dan kesehatan reproduksi. Rendahnya
akses terhadap pelayanan KB juga akan meningkatkan AKI. Banyak
Pasangan Usia Subur (PUS) tidak mendapat pelayanan KB (unmet need),
padahal hal itu berisiko meningkatkan jumlah kematian ibu karena aborsi
yang tidak aman (Budijanto, 2013; h. 17)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012 berdasarkan
Ibu (AKI) yang mengalami kenaikan secara signifikan yakni dari 228 menjadi
359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2012 Kementrian
Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal danNeonatal Survival
(EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal
sebesar 25 %(Profil Kesehatan Indonesia. 2014; h.127).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011
sebesar116,01/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 per 100.000 kelahiran
hidup, menurun dibanding tahun 2013 sebesar 124.13 per 100.000 kelahiran
hidup. Jadi, target di Banyumas tahun 2013 baik. Sedangkan AKB di
Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup,
menurun dibanding tahun 2013 sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup, di
tahun 2014 jika dibandingkan dengan target Millineium Development Goals
(MDG‟s) tahun 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup maka AKB di
Kabupaten Banyumas sudah baik karena telah melampaui target. (Profil
Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014; h. 8-10).
Angka kematian Ibu (AKI) menurut jumlah kematian ibu hamil, ibu
bersalin maupun ibu nifas di Puskesmas II Sumpiuh dengan jumlah 0 (Profil
Kesehatan Indonesia, 2014). Jadi, Puskesmas II Sumpiuh bukan merupakan
penyumbang AKI yang terjadi di Kabupaten Banyumas karena sudah baik
(Profil kesehatan kabupaten Banyumas, 2014). Sedangkan jumlah AKB di
Tahun 2014 perkiraan neonatal komplikasi / risti sebanyak 4200 dari jumlah
neonatal komplikasi ditangani sebesar 3423 atau 81,5%. Bila dibanding
tahun 2013 perkiraan neonatal komplikasi / risti ditangani sebanyak 3462
atau 81,8%, sedikit menurun. (Profil kesehatan kabupaten Banyumas, 2014)
Strategi tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi
tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan
menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan
dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan. Upaya
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui
program EMAS dilakukan dengan cara, yaitu Meningkatkan kualitas
pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit
(PONEK) dan 300 puskesmas/balkesmas (PONED) dan Memperkuat sistem
rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit(Profil
Kesehatan Indonesia, 2014; h. 86).
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pelayanan
professional yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil,
saja perbedaan antara pelayanan dasar dengan pelayanan komprehensif
yaitu terletak pada fasilitasnya bukan pada kemampuan tenaga kesehatan.
Menurut E. Astuti (komunikasi pribadi, 23 Februari 2016), menyatakan
bahwa seluruh pertolongan persalinan wajib dilaksanakan di Puskesmas,
dengan alasan Puskesmas II Sumpiuh melaksanakan standar pelayanan
minimal pertolongan persalinan dan hal itu merupakan kesepakatan yang
sudah disepakati bersama antara tenaga kesehatan yang bekerja di
Puskesmas II Sumpiuh.
Ketertarikan penulis mengambil kasus tersebut, karena ingin
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana terutama pada Ny. S
G1P0A0 umur 24 tahun agar dalam kehamilan pertamanya ini bisa lancar
dengan melakukan pendekatan pada pasien sedini mungkin sejak kehamilan
untuk membuat skrining awal dan melakukan standar kompetensi bidan,
sehingga jika ada komplikasi dapat segera ditangani sesuai dengan
kebutuhan pasien, karena Ny. S mengalami hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) sehingga dilakukan asuhan karena dalam
perkembangan kehamilan dapat mengancam ibu dan janin. Jadi, dalam
mengasuh akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak karena ikut berperan
serta mengasuh satu pasien. Peran bidan dalam hal ini sangat dibutuhkan
agar dapat memberikan pelayanan kebidanan kepada kliennya untuk
mengurangi angka kematian maternal yang terjadi di wilayah banyumas yaitu
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat digunakan dalam upaya
menambah ilmu bagaimana pelayanan yang baik dalam asuhan kebidanan
komprehensif ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana yang diterapkan di Puskesmas II Sumpiuh.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah
studi kasus ini adalah “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Komprehensif
pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan KB pada Ny.S umur 24
tahun G1P0A0 di Puskesmas II Sumpiuh, Selanegara, Kecamatan Sumpiuh
Kabupaten Banyumas.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin,
Nifas, Bayi Baru Lahir, dan KB pada Ny.S umur 24 tahun G1P0A0 di
Puskesmas II Sumpiuh, Selanegara, Kecamatan Sumpiuh Kabupaten
Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kehamilan pada Ny. S mulai dari
pengkajian data, menginterpretasikan data, mendiagnosa, masalah
potensial, kebutuhan akan tindakan segera, mengidentifikasi
rencana tindakan, merencanakan asuhan, melaksanakan rencana
asuhan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan
hasil asuhan pada Ny. S dengan Asuhan kebidanan Komprehensif
b. Mampu melakukan asuhan persalinan pada Ny. S mulai dari
pengkajian data, menginterpretasikan data, mendiagnosa, masalah
potensial, kebutuhan akan tindakan segera, mengidentifikasi
rencana tindakan, merencanakan asuhan, melaksanakan rencana
asuhan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan
hasil asuhan pada Ny. S dengan Asuhan kebidanan Komprehensif
pada persalinan.
c. Mampu melakukan asuhan nifas pada Ny. S mulai dari pengkajian
data, menginterpretasikan data, mendiagnosa, masalah potensial,
kebutuhan akan tindakan segera, mengidentifikasi rencana
tindakan, merencanakan asuhan, melaksanakan rencana asuhan,
mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan
pada Ny. S dengan Asuhan kebidanan Komprehensif pada masa
nifas
d. Mampu melakukan asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. S mulai dari
pengkajian data, menginterpretasikan data, mendiagnosa, masalah
potensial, kebutuhan akan tindakan segera, mengidentifikasi
rencana tindakan, merencanakan asuhan, melaksanakan rencana
asuhan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan
hasil asuhan pada Bayi Ny.S dengan Asuhan kebidanan
Komprehensif pada bayi baru lahir.
e. Mampu melakukan asuhan keluarga berencana pada Ny. S mulai
dari pengkajian data, menginterpretasikan data, mendiagnosa,
mengidentifikasi rencana tindakan, merencanakan asuhan,
melaksanakan rencana asuhan, mengevaluasi hasil tindakan, dan
mendokumentasikan hasil asuhan pada Ny. S dengan Asuhan
kebidanan Komprehensif pada KB.
D. MANFAAT
1. Teoritis
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat
selama di perkuliahan serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan secara asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas,
masa antara, bayi baru lahir dan neonatal.
2. Praktis
a. Bagi Bidan Desa
Sebagai bahan untuk mempertahankan serta meningkatkan
profesionalitas kerja sebagai tenaga kesehatan didesa dalam
mengatasi masalah kesehatan yang terdapat didesa tersebut
dengan memberikan asuhan yang komprehensif.
b. Bagi institusi
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan
kebidanan pada klien.
c. Bagi penulis
Diharapkan dari hasil asuhan kebidanan dapat memperluas dan
menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan bagi
mahasiswa tentang asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas,
d. Bagi klien
Dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang asuhan
komprehensif pada kehamilan, persalinan,nifas, bayi baru lahir,
sampai keluarga berencana.
e. Bagi keluarga klien
Keluarga klien mendapatkan informasi mengenai kondisi dan
perkembangan kesehatan klien yang baik dan sesuai harapan
sekeluarga harapkan.
E. RUANG LINGKUP
1. Sasaran
Pada ibu hamil trimester I sampai keluarga berencana pada Ny. S
G1P0A0.
2. Tempat
Pengambilan kasus ini dilaksanakan di Puskesmas II Sumpiuh dan di
rumah Ny.S Selanegara, Sumpiuh, Banyumas.
3. Waktu
Pengambilan kasus dimulai bulan September 2015 dan penyusunan
proposal ini dimulai dari bulan November 2015 sampai Februari 2016,
dilanjutkan penyusunan KTI sampai Juli 2016.
F. PENGUMPULAN DATA
Dalam pengambilan kasus penulis menggunakan metode studi kasus
dengan pendekatan 7 langkah Varney dan Pendokumentasian
menggunakan SOAP, sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan
1. Data Primer
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini
memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam
serta jumlah responden sedikit. Dalam metode ini wawancara ini,
dapat digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian
daftar periksa atau checklist. (Hidayat A, 2011; h. 87)
b. Pemeriksaan Fisik
Menurut Mochtar (2012; h.39-41) pemeriksaan yang dilakukan
penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik antara lain:
1) Inspeksi
Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan inspeksi
lokal.Pada inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang
terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan dan
keadaan umum pasien.Pada inspeksi local, dilihat
perubahan-perubahan lokal sampai sekecil-kecilnya.Untuk bahan
pembanding perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya.
2) Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan
3) Perkusi
Pemeriksaan dengan mengetuk bagian tubuh yang diperiksa.
Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui perbedaan suara
ketuk sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ
misalnya jantung, paru dan hati atau mengetahui batas massa
abnormal di rongga abdomen.
4) Auskultasi
Pemeriksaan dengan mempergunakan stetoskop. Dengan cara
auskultasi dapat didengar suara pernafasan, bunyi bising
jantung, peristaltik usus dan aliran darah dalam pembuluh
darah.
c. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
melakukan pengamatan secara langsung kepada responden
penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
(Hidayat A, 2011; h. 87)
2. Data Sekunder
Menurut Sulistyawati, (2010; h.109), menyebutkan bahwa Data
sekunder:
a. Dokumentasi
Penulis menggunakan data status buku KIA pasien, register pasien
b. Studi Pustaka
Penulis menggunakan buku sebagai acuan referensi dengan kasus
yang berkaitan dengan Asuhan Komprehensif dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL), dan keluarga berencana
(KB).
c. Metode Elektronik
Penulis menggunakan media elektronik untuk mencari
journal-journal yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir (BBL), dan keluarga berencana (KB).
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan Proposal ini meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
studi kasus, pembatasan kasus, metode pengumpulan data,
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan kepustakaan meliputi: Konsep
dasar medis (Uraian teori dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan perencanaan KB), konsep manajemen kebidanan, dan dasar
hukum, standar pelayanan kebidanan dan kompetensi bidan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana secara sistematis
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara
teori dan kasus yang penulis temukan dilapangan tentang asuhan
komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan
keluarga berencana.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban
dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif