BAB II
LANDASAN TEORI
A.Studi Korelasis
Studi berasal dari bahasa Inggris study yang arti secara empiris adalah
belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia studi berarti penelitian ilmiah,
kajian, telaahan (2008: 1377). Perbedaan antara penelitian biasa pengamatan
dengan penelitian ilmiah adalah terletak pada konsep dasar pemikiran dari
masing-masing penentuan obyek penelitian. Dasar pemikiran dimaksud adalah
sebuah kesimpulan akhir dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para
ahli, para ilmuwan, para tokoh yang sudah kompeten pada bidang keilmuannya.
Penelitian ilmiah adalah sebuah penelitian yang mempunyai dasar pemikiran kuat
dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun secara keilmuan.
Dalam hal ini studi bisa diartikan sebagai penelitian ilmiah yang mengacu dari
sebuah masalah penelitian.
Dalam teori probabilitas dan statistika, korelasi juga disebut koefisien
korelasi, adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara
dua peubah acak (random variable). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
korelasi berarti hubungan timbal balik atau sebab akibat (2008: 775).
Menurut Jonathan Sarwono (2011 :57) :
teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Korelasi adalah adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis
satistik yang banyak digunakan oleh peneliti karena peneliti umumnya tertarik
terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menghubungkannya. Besar tingkat
keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih dapat diketahui dengan mencari
angka korelasi.
Menurut H Usman dan Setiady Akbar Purnomo (2000: 3), macam-macam
teknik korelasi antara lain sebagai berikut.
1. Product Moment Pearson.
Menurut Anas Sudijono (2008 : 190) Product Moment Correlation atau
lengkapnya Product of the Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk
mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini
di kembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya sering dikenal dengan istilah
Teknik Korelasi Pearson. Disebut Product Moment Correlation karena koefisien
korelasinya diproleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen
variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment ).
Teknik Korelasi Product Moment dipergunakan apabila baerhadapan
dengan kenyataan berikut ini.
a. Kedua variabelnya berskala interval.
Sumadi Surya Brata (2005: 27) membagi skala variabel sebagai berikut.
i. Variabelnya berskala interval yaitu variabel yang dihasilkan dari
(unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi
belajar, sikap terhadap suatu program yang dinyatakan dengan skor,
penghasilan dan sebagainya.
ii. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang
dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasanya diberi angka 1, jenjang
dibawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya beri angka 3 dan seterusnya
(rangking).
iii. Variabel nominal yaitu varibel yang ditetapkan berdasarkan atas proses
penggolongan. Contoh: Jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
dll.
b. Sampel yang diteliti bersifat homogen, atau setidaknya mendekati homogen.
Menurut Sugiyono (2010: 145) Populasi Homogen adalah sumber
data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi Heterogen adalah sumber
data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi)
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
c. Regresinya merupakan regresi linear.
Jonathan Sarwono (2011) regresi linear mendefinisikan analisis regresi
sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai kajian
terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan
dengan satu atau dua variabel yang menerankan . Variabel pertama disebut juga
2. Rank Spearman : Kedua variabelnya berskala ordinal.
Adakalanya kita ingin mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel
tidak berdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan
rankingnya. Hubungan tersebut dinamankan rankcorrelation coefficient. Analisis
korelasi Spearman termasuk dalam statistik non-parametrik. Metode korelasi ini
ditemukan Carl Spearman pada tahun 1904.
3. Point Serial : Satu berskala nominal sebenarnya dan satu berskala interval.
Menurut Hartono (2011 : 105) Teknik ini digunakan apabila dua variabel
yang akan dikorelasikan varibel pertama berskala nominal dan variabel yang
kedua berskala interval. Misalnya korelasi antara jenis kelamin dengan kecakapan
berbahasa.
4. Biserial : Satu berskala nominal buatan dan satu berskala interval.
Menurut Anas Sudijono (2008 : 257) Teknik korelasi point biserial adalah
salah satu teknik yang biasa digunakan untuk mencari korelasi antara dua
variabel. Teknik analisis korelasional point biserial ini juga dapat dipergunakan
unuk menguji validity item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana
skor tes unuk tiap butir soal dikorelasikan dengan hasil tes untuk tiap butir soal
dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.
5. Koefisien kontingensi : Kedua varibelnya berskala nominal.
Menurut Anas Sudijono (2008 : 252) teknik Korelasi koefisien
kontingensi adalah salah satu teknik korlasi yang dua buah variabel dikorelasikan
menengah, rendah. Pemahaman terhadap agama islam: baik, cukup, kurang dan
sebagainya.
Kuat-lemah, tinggi-rendah, atau besar-kecilnya korelasinya antar dua
variabel yang sedang diselidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar- kecilnya
angka indeks korelasi yang disebut Coefficient Contingency yang umumnya diberi
lambang huruf C atau KK (singkatan dari Koefisien Kontingensi).
Dari pendapat di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti memilih Teknik
Korelasi Product Moment. Alasan peneliti menggunakan teknik product moment
sebagai berikut.
1. Teknik ini sebagai alat pengetesan hipotesis tentang hubungan antara 2
variabel.
2. Hubungan antara dua variabel berbentuk garis linier dan tidak berlawanan,
artinya antara satu dengan yang lain memiliki strata dan level yang sama.
3. Data yang diperoleh merupakan data interval, yaitu data tentang penggunaan
media belajar dengan minat belajar.
Gambaran dari korelasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
2
N = Jumlah responden
∑X2
= Skor jumlah item kuadrat
Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menuliskan Ho dan Ha dalam bentuk kalimat
Misalnya:
Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran
dengan minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.
Ha: terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran dengan
minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.
2. Menuliskan HO dan Ha dalam bentuk statistik.
Misalnya :
Ho : r = 0
Ha : r ≠ 0
3. Menentukan X dan Y dan kemudian membuat tabel penolong
X adalah variabel yang mempengaruhi (misal media pembelajaran)
Y adalah variabel yang dipengaruhi (misal misal minat belajar siswa)
Kemudian ditentukan angka dan dimasukkan dalam tabel sebagai berikut:
No. X Y XY X2 Y2
4. Memasukkan data dalam sebuah rumusan.
Rumus :
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi anatara X dan Y
∑ X = Jumlah skor item
∑ Y = Jumlah skor total
∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
N = Jumlah responden
∑X2
= Skor jumlah item kuadrat
Dengan interpretasi nilai r adalah sebagai berikut :
R Interprestasi / Hubungan
0,80 < r < 1,00 Sangat kuat
0,60 < r < 0,80 Kuat
0,40 < r < 0,60 Cukup Kuat
0,20 < r < 0,40 Rendah
0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan (2005 : 138)
4. Menentukan taraf signifikasi (α)
Dalam hal ini taraf signifikasi α = 0,01 atau α = 0,05
5. Menghitung dinilai r tabel (df)
Rumus : df = n - 2
6. Menentukan kriteria pengujian
7. Membandingkan rhitung dengan rtabel
8. Menyimpulkan
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar
Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad
(2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi
dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut
Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011: 4) media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran
kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru
menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 4), media
pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan
penerima.
1. Penggunaan dan Pemilihan Media Pembelajaran.
Menurut Strauss dan Frost dalam Dina Indriana (2011: 32)
mengidentifikasikan sembilan faktor kunci yang harus menjadi pertimbangan
dalam memilih media pengajaran. Kesembilan faktor kunci tersebut antara lain
batasan sumber daya institusional, kesesuaian media dengan mata pelajaran
yang diajarkan, karakteristik siswa atau anak didik, perilaku pendidik dan
tingkat keterampilannya, sasaran pembelajaran mata pelajaran, hubungan
pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu dan tingkat keragaman media.
Sedangkan menurut Arief S. Sadiman, dkk (2011: 84) mengemukakan
pemilih media antara lain adalah a) bermaksud mendemonstrasikannya
seperti halnya pada kuliah tentang media, b) merasa sudah akrab dengan
media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan
proyektor transparansi, c) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang
lebih konkret, dan d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang
Pendapat lain mengungkapkan bahwa dalam memilih media
hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.
a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual
atau audio).
b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio
atau kegiatan fisik).
c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi
atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes
menggunakan media yang sama).
e. Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan
keefektivan biaya (Azhar Arsyad, 2011: 71)
2. Fungsi Media Pada Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2011: 15) fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan
menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011 : 45) menyebutkan bahwa
kegunaan-kegunaan media pembelajaran yaitu.
a. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
b. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik.
c. Memberikan perangsang belajar yang sama.
d. Menyamakan pengalaman.
e. Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Kemp dan Dayton (dalam Yamin, 2007: 200-203) mengidentifikasi
delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu.
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar
itu sendiri dapat ditinggalkan
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedangkan manfaat media menurut Luca (2009: 105) diantaranya
sebagai berikut.
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan.
pengajaran bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
d. Semua indera murid dapat diaktifkan.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media pembelajaran
memudahkan anak siswa menerima materi pelajaran, mempermudah pengajar
dalam menyampaikan materi, dapat menarik perhatian siswa dan menimbulkan
kegairahan atau minat belajar siswa.
5. Jenis Media Pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran
pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.
Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011 : 43) mengklasifikasikan
media atas empat kelompok, yaitu.
a. Media hasil teknologi cetak.
b. Media hasil teknologi audio-visual.
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam
Azhari Arsyad 2011: 33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu :
media tradisional dan media teknologi mutakhir.
a. Pilihan media tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi
overhead, slides, filmstrips.
2) Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts , grafik,
3) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.
4) Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).
5) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.
6) Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook , majalah
ilmiah, lembaran lepas (hand-out ).
7) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.
8) Media realita yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).
b. Pilihan media teknologi mutakhir
1) Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen , kuliah jarak jauh.
2) Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted
3) instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif,
hipermedia, compact (video) disc .
Sedangkan klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip
oleh Daryanto (2011) media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa
proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi,
televisi, video, dan komputer.
Kemp & Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 37)
mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu : media cetakan, media
pajang, overhead transparancies , rekapan audiotape, seri slide dan filmstrips,
1. Penggunaan media
Penggunaan media pengajaran menurut Nana Sudjana (dalam
Djamarah dan Zain, 2006: 134) terbagi dalam enam kategori, sebagai
berikut.
a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar.
c. Penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran
d. Penggunaan media pengajaran digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengetian
yang diberikan guru.
f. Penggunaan media pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.
Beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan
menurut Sadiman (2009: 189) sebagai berikut.
a. Pemanfaatan media dalam situasi kelas. Media pembelajaran dimanfaatkan
untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya dipadukan
dengan proses mengajar dalam situasi kelas.
b. Pemanfaatan media di luar situasi kelas, dibedakan dalam tiga kelompok
1) Pemanfaatan media secara bebas. Media digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan
masing-masing.
2) Pemanfaatan media secara terkontrol. Media digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu.
3) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, atau massal, meliputi
sebagai berikut.
a. Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh
perseorang saja.
b. Pemanfaatan media secara berkelompok, baik kelompok kecil (2-8 orang)
maupun kelompok besar (9-40 orang).
c. Media juga dapat digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan
oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan.
C. Media Komputer
Media komputer adalah suatu mesin yang dirancang secara khusus
guna memanipulasi informasi, kode-kode, mesin elektronik ini dapat melakukan
pekerjaanperhitungan, penyimpanan dan operasional mulai dari yang
sederhana hingga yangpaling komplek sekalipun dapat dikerjakan lebuh
cepat dan lebih teliti. Satu unitkomputer biasanya terdiri dari empat
komponen dasar yaitu : input, processor,memori, dan output. Dalam
berbagai peralatan antara lain: CD player, video tape, Computer . Media
berbasis komputer (CAI) juga audio tape. Lebih dari itu komputer dapat
merekam, menganalisis, dan memberi reaksi terhadap masukan yang diperoleh
dari pemakai.
Menurut Oemar Hamalik (1994: 18) disebutkan bahwa “ komputer
merupakan satu teknologi canggih yang memiliki peran utama untuk
memproses informasi secara cermat, cepat, dan dengan hasil yang akurat”.
Sebagai sebuah media pembelajaran komputer dapat membangkitkan minat
dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Selain itu, komputer
sendiri dapat berfungsi sebagi salah satu sumber informasi, dengan demikian
dapat menjadi sumber belajar bagi seorang siswa beberapa bagian utama
dalam pembelajaran yang menggunakan komputer.
Program yang digunakan dalam penelitian ini dalah Power Point. Pogram
ini adalah suatu aplikasi dalam paket Microsoft Office. Dengan Microsoft
Power point dapat berkreasi menyusun presentasi semenarik mungkin, sesuai
dengan kebutuhan. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa
tulisan, gambar, animasi,serta suara sehingga siswa dapat lebih tertarikdalam
mengikuti pelajaran. Sekarang ini banyak guru yang lebih berminat
menggunakan power point sebagai media pembelajaran. Dengan bantuan
media power point guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa.
Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik,
1. Pengertian Microsoft Power Point
Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice.
Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung
dalam Microsoft office. Microsoft Office Power Point merupakan program
aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.
Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008: 102) sebagai berikut.
Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.
Menurut Daryanto (2010: 163) Microsoft Power Point merupakan
sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft,
dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Didalam komputer,
biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft Office.
Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang
diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun
perorangan dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai
media komunikasi yang menarik.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa MicrosoftOffice
Power Point adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program
multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif
murah. Riyana (2008: 102) mengatakan Microsoft Office Power Point memiliki
kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsure media seperti pengolahan
Microsoft Office Power Point yaitu personal presentation, stand alone dan web
besed.
Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi
dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan
program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola
penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power
Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal
presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan
sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol
pembelajaran terletak pada guru.
Riyana (2008: 103) mengatakan prosedur pengembangan media
menggunakan MicrosoftOffice Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu
identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di
MicrosoftOffice Power Point dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya
telah dilakukan reviw program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat
kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber
pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan
pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang
diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul
2. Keunggulan dan Kelemahan Microsoft Power Point
Banyak orang yang menggunakan power pointsebagai media pembelajaran
dikarenakan program ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai
berikut.
a. Mudah dipergunakan karena merupakan bagian dari Ms. Office.
b. Presentasi Multimedia, kita dapat menambahkan berbagai multimedia
pada slide presentasi seperti: clip art, picture, gambar animasi (GIF dan
Flas), background audio / musik, narasi, movie (video klip).
c. Custom Animation. Power point memiliki fasilitas custom animation yang
sangat lengkap. Dengan fasilitas ini presentasi dapat menjadi lebih
„hidup‟, menarik, dan interaktif.
Selain memiliki keunggulan, program power point juga memiliki
kelemahan,antara lain sebagai berikut.
a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan power point.
b. Dibutuhkan biaya yang mahal
c. Membutuhkan ketrampilan khusus (Daryanto, 2010: 56)
2. Langkah-Langkah Mendesain Presentasi Dengan Power Point
Mempresentasikan materi ajar melalui power point perlu memperhatikan
langkah-langkah yang tepat agar materi yang dipresentasikan dapat dipahami
siswa secara maksimal. Membuat desain presentasi pembelajaran tidak hanya
sekedar „mempercantik‟ tampilan presentasi, namun lebih dari itu, yaitu
mendesain presentasi yang memudahkan siswa menyerap informasi dan tujuan
Menurut Daryanto (2010: 66-83) banyak guru yang mendesain
presentasi sedemikian indahnya, sayangnya desain tersebut hanya enak dilihat
tapi sulit dipahami. Kebanyakan siswa hanya melihat indahnya biground, gambar
serta animasi dari presentasi itu, dan tidak memperhatikan materi yang
disampaikan, untuk mengatasi hal tersebut maka sebelum mulai mendesain
presentasi ada beberapa langkah untuk mendesain presentasi dengan
menggunakan power point yaitu sebagai berikut.
1) Tetapkan dahulu materi apa yang akan dibuat power point. Pemilihan ini
sangat penting karena tidak semua materi dianjurkan untuk menggunakan
power point. Konsep-konsep materi yang bersifat abstrak dan mustahil untuk
di tunjukan bendanya sangat cocok untuk dibuat dalam bentuk presentasi.
2) Mulailah membuat outline presentasi. Tuliskan outline diatas kertas
ataudalam dokumen MS Word atau langsung diatas slide power point. Pada
saat membuat outline ini pikirkan juga bahan-bahan pendukung presentasi,
misalnya clip art, picture, sound background musik, video klip dan lain
sebagainya.
3) Tuangkan desain diatas slide power point. Lengkapi outline yang sudah dibuat
dengan keterangan tambahan. Berilah warna pada font. Atur tata letaknya dan
berilah warna pada background.
4) Mulai menambahkan multimedia ke dalam slide. Tambahkan clip art,
picture,atau gambar lainnya. Atur tata letaknya agar tampak menarik,
bahwa semua komponen multimedia ini harus memperjelas isi presentasi
dan mendukung pencapaian tujuan presentasi.
5) Menyelesaikan desain, ulas ulang desain yang telah dibuat. Jika perlu
minta pendapat dan masukan dari orang lain. Lakukan
perbaikan-perbaikan jika diperlukan, hingga anda telah yakin presentasi telah seperti yang
diinginkan.
D. Minat Belajar
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terdapat subyek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut (Slameto, 1991 : 180).
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh dikemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Mengembangkan terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa
dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa
melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,
melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan
yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat untuk mempelajarinya (Slameto, 2003: 180).
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efekif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada
Turnner dan Turnner dalam Slameto (2003: 181) menyarankan agar para pengajar
juga berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Ini dapat dicapai dengan
jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
Menurut Safari (Wahyuningsih 2012: 10) minat belajar adalah kesenangan
dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk
memenuhi kesediaannya dalam belajar. Kemudian definisi operasional dari minat
belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur
aspek.
1. Perasaan senang.
Yang dimaksud dengan perasaan adalah perasaan momentum dan
intensional, Urjono (2010: 108) mengemukakan “Momentum adalah perasaan
diberikan terhadap sesuatu dari hal-hal tertentu. Intensional adalah reaksi dari
perasaan yang diberikan terhadap sesuatu dan hal-hal tertentu. Perasaan disini
terbagi menjadi 2, yaitu perasaan senang dan tidak senang sehingga dari perasaan
itu akan timbul sebuah sikap”
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap materi
pembelajaran, maka ia akan menerima materi pembelajaran dengan senang, terus
menerus mempelajiranya, tidak merasa terpaksa dalam belajar dan tidak
merasakan bosan akan pembelajaran. Dalam penelitian ini instrumen yang
mengajukan indikator perasaan senang adalah menerima pembelajaran dengan
senang, terus menerus belajar dan tidak merasa bosan dalam mempelajari materi
pembelajaran.
2. Ketertarikan
Ketertarikan itu muncul mungkin karena sifat objek yang membuat
menarik atau ada karena perasaan senang terhadap objek atau pelajaran tersebut
(WS. Wingkel dalam Kurjono 2010: 130). Siswa yang memiliki ketertarikan pada
materi pembelajaran, ia akan berusaha untuk mencari tantangan pada isi materi
pembelajaran yang dikaji, mencari contoh sesuai dengan keadaan sekarng yang
berkaitan dengan materi pembelajaran dan secara terus menerus akan membahas
materi pembelajaran. kegiatan dengan baik,dalam hal ini akan berpengaruh pula
terhadap minat belajar siswa.
3. Perhatian.
Menurut Sumadi (1989: 14) perhatian adalah banyak sedikitnya
114) perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang
dikerahkan dalam pemusatan kepada barang sesuatu baik yang ada didalam
maupun diluar individu. Sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto
(1995: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan
dari luar. Kemudian Soemanto (1984: 32) berpendapat perhatian adalah
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada objek, atau pendayagunaan
kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Aktivitas yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinyapun akan lebih tinggi.
Oleh karena itu seorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu
pembelajaran, Ia pasti berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu
akan memberikan perhatian yang lebih, memiliki konsentrasi dalam pembelajaran
dan mengikuti penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
4. Keterlibatan
Yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri
siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di
mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang
berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian,
siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan
Beberapa peranan minat dalam belajar menurut Arianto (2008: 84) antara
lain.
a. Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar.
b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.
c. Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru.
d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.
e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Berhasil atau tidak
seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar. Menurut Arianto (2008 : 87) faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Faktor intern
a. Faktor kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu dapat
mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk
belajar.
c. Faktor cacat tubuh
Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya dapat
mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
a. Faktor Psikologis
1) Perhatian untuk mencapai asil belajar yang baik, maka siswa harus
materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun
rendah.
2) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberikan respons atau bereaksi
kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan.
3) Bakat dan intelegensi, bakat dapat mempengaruhi belajar, jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan
berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang
memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya
cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan
mengalami kesukaran dalam belajar.
2. Faktor ekstern
a. Faktor Keluarga
1) Cara orang tua mendidik, jika orang tua tidak memperhatikan
pendidikan anaknya seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak
melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya
belajar atau tidak, maka akan berpengaruh pada semangat belajar anaknya.
Hasil yang didapatkan tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam
studinya.
2) Suasana rumah, Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada
kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bisa
berkonsentrasi dalam belajarnya.
3) Keadaan ekonomi keluarga, dalam kegiatan belajar seorang anak
kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar
seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya.
b. Faktor Sekolah
1) Metode mengajar, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru
hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif
yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan
materi.
2) Kurikulum, adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan
siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga
siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
3) Pekerjaan rumah, pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru
kepada murid untuk dikerjakan di rumah merupakan penghambat dalam
kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan.
c. Faktor masyarakat
1) Kegiatan dalam masyarakat, disamping belajar, anak juga mempunyai
kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah
raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan
2) Teman bergaul, pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat
masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh
baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya.
E. Kerangka Berpikir
Salah satu upaya untuk meningkatan kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media yang bervariasi..
Media dapat membangkitkan daya imajinasi siswa dalam . Selain itu
gambar yang dimunculkan dapat dimodifikasi dengan menggunakan warna yang
menarik sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan kreatifitas mahasiswa
dalam memahami materi tersebut.
Ketertarikan siswa pada suatu materi pembelajaran dapat diketahui dari minat
belajarnya, dengan minat tersebut maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi mahasiswa untuk lebih berusaha memahami materi sehingga
pengetahuan siswa akan semakin bertambah. Bila minat belajar tinggi maka
pengetahuan siswa akan semakin baik. Sebaliknya bila minat belajar rendah
maka pengetahuan siswa akan kurang baik. Dengan demikian diharapkan ada
pengaruh yang signifikan antara minat belajar dengan pengetahuan.
Penyampaian materi menggunakan variasi media pembelajaran dapat
merangasang kreatifitas dan memudahkan siswa dalam memahami suatu
materi. Masing-masing media mempunyai kelemahan dan kelebihan sehingga
pemahaman atau pengetahuan siswamengenai materi yang dipelajari akan
Selain itu perbedaan pengetahuan dari masing-masing siswa dapat terjadi
karena minat belajar yang timbulpun berbeda. Oleh karena itu, diduga ada
interaksi yang signifikan antara media pembelajaran dan minat belajar
terhadap pengetahuan siswa.
F. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Helmy
Rosyadi (2012). Dengan judul “Hubungan antara media pemebelajaran dengan
minta belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Warureja Tahun Pelajaran 2011 /
2012”. Disimpulkan bahwa Media belajar dengan menggunakan aplikasi
visualatif mempunyai hubungan erat dengan minat belajar siswa. Terlihat dengan
rumus bahwa signifikasi antara keduanya adalah Sangat Kuat ditunjukkan dengan
angka 0,931 [Riduwan, 2005, 138. 0,8 s/d 1,0 Sangat Kuat]. Sehingga asumsi
terdapat hubungan / korelasi antara Media Pembelajaran Aplikasi Presentasi
dengan Minat Belajar Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dapat adalah
diterima.
Peneliatian Triyono Sukarjo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “
Penggaruh media pembelajaran dengan minat belajar kelas VII Muhammdyah
Karang Tengah” penelitian ini menunjukkan bahwa Media pembelajaran video
tutorial dan media pembelajaran benda sebenarnya memberi pengaruh yang
berbeda secara signifikan terhadap perbedaan hasil belajar pada Standar
Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem
media pembelajaran video tutorial terhadap hasil belajar Fhitung > Ftabel atau
(96,62) > (4,01); dan pengaruh media pembelajaran benda sebenarnya terhadap
hasil belajar Fhitung > Ftabel atau (5,55) > (4,01); dan terdapat interaksi antara
media pembelajaran video tutorial , media pembelajaran benda sebenarnya dengan
minat belajar terdapat hasuil belajar Fhitung > Ftabel atau (41,87) > (4,01).
Perbedaan penelitian Helmy Rosyadi dan Tryono Sukarjo dengan
penelitian ini adalah jika kedua penelitian menggunakan aplikasi visualitatif maka
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi presentatif.
G. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, samapi terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi, 2010: 10). Kebenaran pendapat tersbut perlu diuji atau dibuktikan
secara empiris yakni melalui data atau fakta dilapangan, bukan semata-mata oleh
penalaran.
Menurut Sugiono (2010: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data
Berdasarakan uraian-uraian diatas, maka peneliti mengemukakan hipotesis
a. Hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan “Terdapat hubungan yang
signifikan antara media pembelajaran dan minat belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Moga Tahun Pelajaran 2013/2014.”
b. Hipotesis Nol (Ho), yang menyatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan
antara media pembelajaran dan minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Moga Tahun Pelajaran 2013/2014.”