• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MOGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MOGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - repository perpustakaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Studi Korelasis

Studi berasal dari bahasa Inggris study yang arti secara empiris adalah

belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia studi berarti penelitian ilmiah,

kajian, telaahan (2008: 1377). Perbedaan antara penelitian biasa pengamatan

dengan penelitian ilmiah adalah terletak pada konsep dasar pemikiran dari

masing-masing penentuan obyek penelitian. Dasar pemikiran dimaksud adalah

sebuah kesimpulan akhir dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para

ahli, para ilmuwan, para tokoh yang sudah kompeten pada bidang keilmuannya.

Penelitian ilmiah adalah sebuah penelitian yang mempunyai dasar pemikiran kuat

dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun secara keilmuan.

Dalam hal ini studi bisa diartikan sebagai penelitian ilmiah yang mengacu dari

sebuah masalah penelitian.

Dalam teori probabilitas dan statistika, korelasi juga disebut koefisien

korelasi, adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara

dua peubah acak (random variable). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

korelasi berarti hubungan timbal balik atau sebab akibat (2008: 775).

Menurut Jonathan Sarwono (2011 :57) :

(2)

teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient, Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.

Korelasi adalah adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan

antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis

satistik yang banyak digunakan oleh peneliti karena peneliti umumnya tertarik

terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menghubungkannya. Besar tingkat

keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih dapat diketahui dengan mencari

angka korelasi.

Menurut H Usman dan Setiady Akbar Purnomo (2000: 3), macam-macam

teknik korelasi antara lain sebagai berikut.

1. Product Moment Pearson.

Menurut Anas Sudijono (2008 : 190) Product Moment Correlation atau

lengkapnya Product of the Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk

mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini

di kembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya sering dikenal dengan istilah

Teknik Korelasi Pearson. Disebut Product Moment Correlation karena koefisien

korelasinya diproleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen

variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment ).

Teknik Korelasi Product Moment dipergunakan apabila baerhadapan

dengan kenyataan berikut ini.

a. Kedua variabelnya berskala interval.

Sumadi Surya Brata (2005: 27) membagi skala variabel sebagai berikut.

i. Variabelnya berskala interval yaitu variabel yang dihasilkan dari

(3)

(unit) pengukuran yang sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi

belajar, sikap terhadap suatu program yang dinyatakan dengan skor,

penghasilan dan sebagainya.

ii. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang

dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasanya diberi angka 1, jenjang

dibawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya beri angka 3 dan seterusnya

(rangking).

iii. Variabel nominal yaitu varibel yang ditetapkan berdasarkan atas proses

penggolongan. Contoh: Jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan

dll.

b. Sampel yang diteliti bersifat homogen, atau setidaknya mendekati homogen.

Menurut Sugiyono (2010: 145) Populasi Homogen adalah sumber

data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu

mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi Heterogen adalah sumber

data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi)

sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

c. Regresinya merupakan regresi linear.

Jonathan Sarwono (2011) regresi linear mendefinisikan analisis regresi

sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai kajian

terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan

dengan satu atau dua variabel yang menerankan . Variabel pertama disebut juga

(4)

2. Rank Spearman : Kedua variabelnya berskala ordinal.

Adakalanya kita ingin mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel

tidak berdasarkan pasangan nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan

rankingnya. Hubungan tersebut dinamankan rankcorrelation coefficient. Analisis

korelasi Spearman termasuk dalam statistik non-parametrik. Metode korelasi ini

ditemukan Carl Spearman pada tahun 1904.

3. Point Serial : Satu berskala nominal sebenarnya dan satu berskala interval.

Menurut Hartono (2011 : 105) Teknik ini digunakan apabila dua variabel

yang akan dikorelasikan varibel pertama berskala nominal dan variabel yang

kedua berskala interval. Misalnya korelasi antara jenis kelamin dengan kecakapan

berbahasa.

4. Biserial : Satu berskala nominal buatan dan satu berskala interval.

Menurut Anas Sudijono (2008 : 257) Teknik korelasi point biserial adalah

salah satu teknik yang biasa digunakan untuk mencari korelasi antara dua

variabel. Teknik analisis korelasional point biserial ini juga dapat dipergunakan

unuk menguji validity item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana

skor tes unuk tiap butir soal dikorelasikan dengan hasil tes untuk tiap butir soal

dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.

5. Koefisien kontingensi : Kedua varibelnya berskala nominal.

Menurut Anas Sudijono (2008 : 252) teknik Korelasi koefisien

kontingensi adalah salah satu teknik korlasi yang dua buah variabel dikorelasikan

(5)

menengah, rendah. Pemahaman terhadap agama islam: baik, cukup, kurang dan

sebagainya.

Kuat-lemah, tinggi-rendah, atau besar-kecilnya korelasinya antar dua

variabel yang sedang diselidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar- kecilnya

angka indeks korelasi yang disebut Coefficient Contingency yang umumnya diberi

lambang huruf C atau KK (singkatan dari Koefisien Kontingensi).

Dari pendapat di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti memilih Teknik

Korelasi Product Moment. Alasan peneliti menggunakan teknik product moment

sebagai berikut.

1. Teknik ini sebagai alat pengetesan hipotesis tentang hubungan antara 2

variabel.

2. Hubungan antara dua variabel berbentuk garis linier dan tidak berlawanan,

artinya antara satu dengan yang lain memiliki strata dan level yang sama.

3. Data yang diperoleh merupakan data interval, yaitu data tentang penggunaan

media belajar dengan minat belajar.

Gambaran dari korelasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

2

(6)

N = Jumlah responden

∑X2

= Skor jumlah item kuadrat

Dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menuliskan Ho dan Ha dalam bentuk kalimat

Misalnya:

Ho: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran

dengan minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.

Ha: terdapat hubungan yang signifikan antara media pembelajaran dengan

minat belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Moga.

2. Menuliskan HO dan Ha dalam bentuk statistik.

Misalnya :

Ho : r = 0

Ha : r ≠ 0

3. Menentukan X dan Y dan kemudian membuat tabel penolong

X adalah variabel yang mempengaruhi (misal media pembelajaran)

Y adalah variabel yang dipengaruhi (misal misal minat belajar siswa)

Kemudian ditentukan angka dan dimasukkan dalam tabel sebagai berikut:

No. X Y XY X2 Y2

(7)

4. Memasukkan data dalam sebuah rumusan.

Rumus :

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi anatara X dan Y

∑ X = Jumlah skor item

∑ Y = Jumlah skor total

∑XY = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

N = Jumlah responden

∑X2

= Skor jumlah item kuadrat

Dengan interpretasi nilai r adalah sebagai berikut :

R Interprestasi / Hubungan

0,80 < r < 1,00 Sangat kuat

0,60 < r < 0,80 Kuat

0,40 < r < 0,60 Cukup Kuat

0,20 < r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Riduwan (2005 : 138)

4. Menentukan taraf signifikasi (α)

Dalam hal ini taraf signifikasi α = 0,01 atau α = 0,05

5. Menghitung dinilai r tabel (df)

Rumus : df = n - 2

6. Menentukan kriteria pengujian

(8)

7. Membandingkan rhitung dengan rtabel

8. Menyimpulkan

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar

Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad

(2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi

dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,

buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut

Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011: 4) media merupakan salah satu

komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju

komunikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran

kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru

(9)

menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat

bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan

pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 4), media

pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan

penerima.

1. Penggunaan dan Pemilihan Media Pembelajaran.

Menurut Strauss dan Frost dalam Dina Indriana (2011: 32)

mengidentifikasikan sembilan faktor kunci yang harus menjadi pertimbangan

dalam memilih media pengajaran. Kesembilan faktor kunci tersebut antara lain

batasan sumber daya institusional, kesesuaian media dengan mata pelajaran

yang diajarkan, karakteristik siswa atau anak didik, perilaku pendidik dan

tingkat keterampilannya, sasaran pembelajaran mata pelajaran, hubungan

pembelajaran, lokasi pembelajaran, waktu dan tingkat keragaman media.

Sedangkan menurut Arief S. Sadiman, dkk (2011: 84) mengemukakan

pemilih media antara lain adalah a) bermaksud mendemonstrasikannya

seperti halnya pada kuliah tentang media, b) merasa sudah akrab dengan

media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan

proyektor transparansi, c) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang

lebih konkret, dan d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang

(10)

Pendapat lain mengungkapkan bahwa dalam memilih media

hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.

a. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual

atau audio).

b. Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio

atau kegiatan fisik).

c. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi

atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes

menggunakan media yang sama).

e. Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan

keefektivan biaya (Azhar Arsyad, 2011: 71)

2. Fungsi Media Pada Pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (2011: 15) fungsi utama media pembelajaran

adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi,

dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan

menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011 : 45) menyebutkan bahwa

kegunaan-kegunaan media pembelajaran yaitu.

(11)

a. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

b. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

c. Memberikan perangsang belajar yang sama.

d. Menyamakan pengalaman.

e. Menimbulkan persepsi yang sama.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Kemp dan Dayton (dalam Yamin, 2007: 200-203) mengidentifikasi

delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu.

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.

d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar

itu sendiri dapat ditinggalkan

h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

Sedangkan manfaat media menurut Luca (2009: 105) diantaranya

sebagai berikut.

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan.

pengajaran bagi guru.

b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).

(12)

d. Semua indera murid dapat diaktifkan.

e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.

f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media pembelajaran

memudahkan anak siswa menerima materi pelajaran, mempermudah pengajar

dalam menyampaikan materi, dapat menarik perhatian siswa dan menimbulkan

kegairahan atau minat belajar siswa.

5. Jenis Media Pembelajaran

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran

pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.

Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011 : 43) mengklasifikasikan

media atas empat kelompok, yaitu.

a. Media hasil teknologi cetak.

b. Media hasil teknologi audio-visual.

c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam

Azhari Arsyad 2011: 33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu :

media tradisional dan media teknologi mutakhir.

a. Pilihan media tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi

overhead, slides, filmstrips.

2) Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts , grafik,

(13)

3) Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.

4) Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).

5) Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.

6) Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook , majalah

ilmiah, lembaran lepas (hand-out ).

7) Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.

8) Media realita yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).

b. Pilihan media teknologi mutakhir

1) Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen , kuliah jarak jauh.

2) Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted

3) instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif,

hipermedia, compact (video) disc .

Sedangkan klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip

oleh Daryanto (2011) media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks

tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa

proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi,

televisi, video, dan komputer.

Kemp & Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011: 37)

mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu : media cetakan, media

pajang, overhead transparancies , rekapan audiotape, seri slide dan filmstrips,

(14)

1. Penggunaan media

Penggunaan media pengajaran menurut Nana Sudjana (dalam

Djamarah dan Zain, 2006: 134) terbagi dalam enam kategori, sebagai

berikut.

a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan tetapi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar

mengajar yang efektif.

b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar.

c. Penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran

d. Penggunaan media pengajaran digunakan hanya sekedar melengkapi proses

belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

e. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses

belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengetian

yang diberikan guru.

f. Penggunaan media pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu

belajar mengajar.

Beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan

menurut Sadiman (2009: 189) sebagai berikut.

a. Pemanfaatan media dalam situasi kelas. Media pembelajaran dimanfaatkan

untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya dipadukan

dengan proses mengajar dalam situasi kelas.

b. Pemanfaatan media di luar situasi kelas, dibedakan dalam tiga kelompok

(15)

1) Pemanfaatan media secara bebas. Media digunakan tanpa dikontrol atau

diawasi. Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan

masing-masing.

2) Pemanfaatan media secara terkontrol. Media digunakan dalam suatu

rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan

tertentu.

3) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, atau massal, meliputi

sebagai berikut.

a. Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh

perseorang saja.

b. Pemanfaatan media secara berkelompok, baik kelompok kecil (2-8 orang)

maupun kelompok besar (9-40 orang).

c. Media juga dapat digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan

oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan.

C. Media Komputer

Media komputer adalah suatu mesin yang dirancang secara khusus

guna memanipulasi informasi, kode-kode, mesin elektronik ini dapat melakukan

pekerjaanperhitungan, penyimpanan dan operasional mulai dari yang

sederhana hingga yangpaling komplek sekalipun dapat dikerjakan lebuh

cepat dan lebih teliti. Satu unitkomputer biasanya terdiri dari empat

komponen dasar yaitu : input, processor,memori, dan output. Dalam

(16)

berbagai peralatan antara lain: CD player, video tape, Computer . Media

berbasis komputer (CAI) juga audio tape. Lebih dari itu komputer dapat

merekam, menganalisis, dan memberi reaksi terhadap masukan yang diperoleh

dari pemakai.

Menurut Oemar Hamalik (1994: 18) disebutkan bahwa “ komputer

merupakan satu teknologi canggih yang memiliki peran utama untuk

memproses informasi secara cermat, cepat, dan dengan hasil yang akurat”.

Sebagai sebuah media pembelajaran komputer dapat membangkitkan minat

dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Selain itu, komputer

sendiri dapat berfungsi sebagi salah satu sumber informasi, dengan demikian

dapat menjadi sumber belajar bagi seorang siswa beberapa bagian utama

dalam pembelajaran yang menggunakan komputer.

Program yang digunakan dalam penelitian ini dalah Power Point. Pogram

ini adalah suatu aplikasi dalam paket Microsoft Office. Dengan Microsoft

Power point dapat berkreasi menyusun presentasi semenarik mungkin, sesuai

dengan kebutuhan. Program ini dapat menampilkan informasi yang berupa

tulisan, gambar, animasi,serta suara sehingga siswa dapat lebih tertarikdalam

mengikuti pelajaran. Sekarang ini banyak guru yang lebih berminat

menggunakan power point sebagai media pembelajaran. Dengan bantuan

media power point guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa.

Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik,

(17)

1. Pengertian Microsoft Power Point

Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice.

Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung

dalam Microsoft office. Microsoft Office Power Point merupakan program

aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.

Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008: 102) sebagai berikut.

Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

Menurut Daryanto (2010: 163) Microsoft Power Point merupakan

sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft,

dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Didalam komputer,

biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft Office.

Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang

diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun

perorangan dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai

media komunikasi yang menarik.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa MicrosoftOffice

Power Point adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program

multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif

murah. Riyana (2008: 102) mengatakan Microsoft Office Power Point memiliki

kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsure media seperti pengolahan

(18)

Microsoft Office Power Point yaitu personal presentation, stand alone dan web

besed.

Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi

dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan

program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola

penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power

Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal

presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan

sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol

pembelajaran terletak pada guru.

Riyana (2008: 103) mengatakan prosedur pengembangan media

menggunakan MicrosoftOffice Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu

identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di

MicrosoftOffice Power Point dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya

telah dilakukan reviw program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat

kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber

pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan

pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang

diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul

(19)

2. Keunggulan dan Kelemahan Microsoft Power Point

Banyak orang yang menggunakan power pointsebagai media pembelajaran

dikarenakan program ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai

berikut.

a. Mudah dipergunakan karena merupakan bagian dari Ms. Office.

b. Presentasi Multimedia, kita dapat menambahkan berbagai multimedia

pada slide presentasi seperti: clip art, picture, gambar animasi (GIF dan

Flas), background audio / musik, narasi, movie (video klip).

c. Custom Animation. Power point memiliki fasilitas custom animation yang

sangat lengkap. Dengan fasilitas ini presentasi dapat menjadi lebih

„hidup‟, menarik, dan interaktif.

Selain memiliki keunggulan, program power point juga memiliki

kelemahan,antara lain sebagai berikut.

a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan power point.

b. Dibutuhkan biaya yang mahal

c. Membutuhkan ketrampilan khusus (Daryanto, 2010: 56)

2. Langkah-Langkah Mendesain Presentasi Dengan Power Point

Mempresentasikan materi ajar melalui power point perlu memperhatikan

langkah-langkah yang tepat agar materi yang dipresentasikan dapat dipahami

siswa secara maksimal. Membuat desain presentasi pembelajaran tidak hanya

sekedar „mempercantik‟ tampilan presentasi, namun lebih dari itu, yaitu

mendesain presentasi yang memudahkan siswa menyerap informasi dan tujuan

(20)

Menurut Daryanto (2010: 66-83) banyak guru yang mendesain

presentasi sedemikian indahnya, sayangnya desain tersebut hanya enak dilihat

tapi sulit dipahami. Kebanyakan siswa hanya melihat indahnya biground, gambar

serta animasi dari presentasi itu, dan tidak memperhatikan materi yang

disampaikan, untuk mengatasi hal tersebut maka sebelum mulai mendesain

presentasi ada beberapa langkah untuk mendesain presentasi dengan

menggunakan power point yaitu sebagai berikut.

1) Tetapkan dahulu materi apa yang akan dibuat power point. Pemilihan ini

sangat penting karena tidak semua materi dianjurkan untuk menggunakan

power point. Konsep-konsep materi yang bersifat abstrak dan mustahil untuk

di tunjukan bendanya sangat cocok untuk dibuat dalam bentuk presentasi.

2) Mulailah membuat outline presentasi. Tuliskan outline diatas kertas

ataudalam dokumen MS Word atau langsung diatas slide power point. Pada

saat membuat outline ini pikirkan juga bahan-bahan pendukung presentasi,

misalnya clip art, picture, sound background musik, video klip dan lain

sebagainya.

3) Tuangkan desain diatas slide power point. Lengkapi outline yang sudah dibuat

dengan keterangan tambahan. Berilah warna pada font. Atur tata letaknya dan

berilah warna pada background.

4) Mulai menambahkan multimedia ke dalam slide. Tambahkan clip art,

picture,atau gambar lainnya. Atur tata letaknya agar tampak menarik,

(21)

bahwa semua komponen multimedia ini harus memperjelas isi presentasi

dan mendukung pencapaian tujuan presentasi.

5) Menyelesaikan desain, ulas ulang desain yang telah dibuat. Jika perlu

minta pendapat dan masukan dari orang lain. Lakukan

perbaikan-perbaikan jika diperlukan, hingga anda telah yakin presentasi telah seperti yang

diinginkan.

D. Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Suatu minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terdapat subyek

tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek

tersebut (Slameto, 1991 : 180).

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh dikemudian. Minat

terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Mengembangkan terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa

(22)

dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa

melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa

menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan

yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman

belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan

berminat untuk mempelajarinya (Slameto, 2003: 180).

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efekif untuk

membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada

Turnner dan Turnner dalam Slameto (2003: 181) menyarankan agar para pengajar

juga berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Ini dapat dicapai dengan

jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.

Menurut Safari (Wahyuningsih 2012: 10) minat belajar adalah kesenangan

dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk

memenuhi kesediaannya dalam belajar. Kemudian definisi operasional dari minat

belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur

aspek.

1. Perasaan senang.

Yang dimaksud dengan perasaan adalah perasaan momentum dan

intensional, Urjono (2010: 108) mengemukakan “Momentum adalah perasaan

(23)

diberikan terhadap sesuatu dari hal-hal tertentu. Intensional adalah reaksi dari

perasaan yang diberikan terhadap sesuatu dan hal-hal tertentu. Perasaan disini

terbagi menjadi 2, yaitu perasaan senang dan tidak senang sehingga dari perasaan

itu akan timbul sebuah sikap”

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap materi

pembelajaran, maka ia akan menerima materi pembelajaran dengan senang, terus

menerus mempelajiranya, tidak merasa terpaksa dalam belajar dan tidak

merasakan bosan akan pembelajaran. Dalam penelitian ini instrumen yang

mengajukan indikator perasaan senang adalah menerima pembelajaran dengan

senang, terus menerus belajar dan tidak merasa bosan dalam mempelajari materi

pembelajaran.

2. Ketertarikan

Ketertarikan itu muncul mungkin karena sifat objek yang membuat

menarik atau ada karena perasaan senang terhadap objek atau pelajaran tersebut

(WS. Wingkel dalam Kurjono 2010: 130). Siswa yang memiliki ketertarikan pada

materi pembelajaran, ia akan berusaha untuk mencari tantangan pada isi materi

pembelajaran yang dikaji, mencari contoh sesuai dengan keadaan sekarng yang

berkaitan dengan materi pembelajaran dan secara terus menerus akan membahas

materi pembelajaran. kegiatan dengan baik,dalam hal ini akan berpengaruh pula

terhadap minat belajar siswa.

3. Perhatian.

Menurut Sumadi (1989: 14) perhatian adalah banyak sedikitnya

(24)

114) perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang

dikerahkan dalam pemusatan kepada barang sesuatu baik yang ada didalam

maupun diluar individu. Sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto

(1995: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah

pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan

dari luar. Kemudian Soemanto (1984: 32) berpendapat perhatian adalah

pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada objek, atau pendayagunaan

kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Aktivitas yang disertai dengan

perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinyapun akan lebih tinggi.

Oleh karena itu seorang yang mempunyai perhatian terhadap suatu

pembelajaran, Ia pasti berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu

akan memberikan perhatian yang lebih, memiliki konsentrasi dalam pembelajaran

dan mengikuti penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

4. Keterlibatan

Yakni keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri

siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di

mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang

berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian,

siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan

(25)

Beberapa peranan minat dalam belajar menurut Arianto (2008: 84) antara

lain.

a. Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar.

b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.

c. Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru.

d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.

e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran .

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Berhasil atau tidak

seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar. Menurut Arianto (2008 : 87) faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Faktor intern

a. Faktor kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu dapat

mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk

belajar.

c. Faktor cacat tubuh

Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya dapat

mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

a. Faktor Psikologis

1) Perhatian untuk mencapai asil belajar yang baik, maka siswa harus

(26)

materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun

rendah.

2) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberikan respons atau bereaksi

kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan

kecakapan.

3) Bakat dan intelegensi, bakat dapat mempengaruhi belajar, jika bahan

pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan

berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang

memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya

cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan

mengalami kesukaran dalam belajar.

2. Faktor ekstern

a. Faktor Keluarga

1) Cara orang tua mendidik, jika orang tua tidak memperhatikan

pendidikan anaknya seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak

melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya

belajar atau tidak, maka akan berpengaruh pada semangat belajar anaknya.

Hasil yang didapatkan tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam

studinya.

2) Suasana rumah, Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada

(27)

kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bisa

berkonsentrasi dalam belajarnya.

3) Keadaan ekonomi keluarga, dalam kegiatan belajar seorang anak

kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar

seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya.

b. Faktor Sekolah

1) Metode mengajar, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru

hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif

yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan

materi.

2) Kurikulum, adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan

siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga

siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

3) Pekerjaan rumah, pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru

kepada murid untuk dikerjakan di rumah merupakan penghambat dalam

kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan.

c. Faktor masyarakat

1) Kegiatan dalam masyarakat, disamping belajar, anak juga mempunyai

kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah

raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan

(28)

2) Teman bergaul, pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh

baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya.

E. Kerangka Berpikir

Salah satu upaya untuk meningkatan kemampuan siswa dalam

memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media yang bervariasi..

Media dapat membangkitkan daya imajinasi siswa dalam . Selain itu

gambar yang dimunculkan dapat dimodifikasi dengan menggunakan warna yang

menarik sehingga dapat menimbulkan ketertarikan dan kreatifitas mahasiswa

dalam memahami materi tersebut.

Ketertarikan siswa pada suatu materi pembelajaran dapat diketahui dari minat

belajarnya, dengan minat tersebut maka secara tidak langsung akan

mempengaruhi mahasiswa untuk lebih berusaha memahami materi sehingga

pengetahuan siswa akan semakin bertambah. Bila minat belajar tinggi maka

pengetahuan siswa akan semakin baik. Sebaliknya bila minat belajar rendah

maka pengetahuan siswa akan kurang baik. Dengan demikian diharapkan ada

pengaruh yang signifikan antara minat belajar dengan pengetahuan.

Penyampaian materi menggunakan variasi media pembelajaran dapat

merangasang kreatifitas dan memudahkan siswa dalam memahami suatu

materi. Masing-masing media mempunyai kelemahan dan kelebihan sehingga

pemahaman atau pengetahuan siswamengenai materi yang dipelajari akan

(29)

Selain itu perbedaan pengetahuan dari masing-masing siswa dapat terjadi

karena minat belajar yang timbulpun berbeda. Oleh karena itu, diduga ada

interaksi yang signifikan antara media pembelajaran dan minat belajar

terhadap pengetahuan siswa.

F. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Helmy

Rosyadi (2012). Dengan judul “Hubungan antara media pemebelajaran dengan

minta belajar siswa kelas VII SMP Negeri 03 Warureja Tahun Pelajaran 2011 /

2012”. Disimpulkan bahwa Media belajar dengan menggunakan aplikasi

visualatif mempunyai hubungan erat dengan minat belajar siswa. Terlihat dengan

rumus bahwa signifikasi antara keduanya adalah Sangat Kuat ditunjukkan dengan

angka 0,931 [Riduwan, 2005, 138. 0,8 s/d 1,0  Sangat Kuat]. Sehingga asumsi

terdapat hubungan / korelasi antara Media Pembelajaran Aplikasi Presentasi

dengan Minat Belajar Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dapat adalah

diterima.

Peneliatian Triyono Sukarjo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “

Penggaruh media pembelajaran dengan minat belajar kelas VII Muhammdyah

Karang Tengah” penelitian ini menunjukkan bahwa Media pembelajaran video

tutorial dan media pembelajaran benda sebenarnya memberi pengaruh yang

berbeda secara signifikan terhadap perbedaan hasil belajar pada Standar

Kompetensi Memperbaiki Unit Kopling dan Komponen-komponen Sistem

(30)

media pembelajaran video tutorial terhadap hasil belajar Fhitung > Ftabel atau

(96,62) > (4,01); dan pengaruh media pembelajaran benda sebenarnya terhadap

hasil belajar Fhitung > Ftabel atau (5,55) > (4,01); dan terdapat interaksi antara

media pembelajaran video tutorial , media pembelajaran benda sebenarnya dengan

minat belajar terdapat hasuil belajar Fhitung > Ftabel atau (41,87) > (4,01).

Perbedaan penelitian Helmy Rosyadi dan Tryono Sukarjo dengan

penelitian ini adalah jika kedua penelitian menggunakan aplikasi visualitatif maka

dalam penelitian ini menggunakan aplikasi presentatif.

G. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, samapi terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi, 2010: 10). Kebenaran pendapat tersbut perlu diuji atau dibuktikan

secara empiris yakni melalui data atau fakta dilapangan, bukan semata-mata oleh

penalaran.

Menurut Sugiono (2010: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data

Berdasarakan uraian-uraian diatas, maka peneliti mengemukakan hipotesis

(31)

a. Hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan “Terdapat hubungan yang

signifikan antara media pembelajaran dan minat belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 3 Moga Tahun Pelajaran 2013/2014.”

b. Hipotesis Nol (Ho), yang menyatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan

antara media pembelajaran dan minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3

Moga Tahun Pelajaran 2013/2014.”

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian salaf berkata: “Mengundang makan sepuluh orang dari sahabat-sahabatku dengan makanan yang mereka gemari lebih aku sukai daripada membebaskan sepuluh orang budak dari

Identitas etnik Tionghoa golongan peranakan didalam penelitian ini merupakan suatu refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnik dan proses

atau santai.Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak. resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data kualitatif analisis data, dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII, IX SMP IT Nurul Jannah dan kelas X

Untuk memenuhi kegiatan penanaman bibit padi di lahan sawah dengan luas lahan yang besar, secara efisiensi waktu dan dari segi biaya dapat diaplikasikan mesin

Untuk Provinsi Aceh, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, pencacahan Susenas tahun 2002 hanya dilakukan di ibu kota provinsi.. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Tipe Daerah

Dari judul tersebut muncul beberapa pembahasan yang menjadi kajian skripsi ini sebagaimana tercantum dalam rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimanakah biografi K.H Achmad Nasihin

[r]