• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 yang seluruh data keuangannya telah diterbitkan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang ikut dalam survei dan mendapat peringkat CGPI (Corporate Governance Perception Index) yang diberikan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) untuk tahun 2010-2013 dengan metode purposive sampling dan data laporan keuangan tahunan diambil dari situs www.idx.co.id. Sementara data tentang indeks GRI 4 tahun 2013 untuk pengungkapan Corporate Social Disclosure Index (CSDI) dalam laporan tahunan perusahaan diambil dari www.globalreporting.org. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai periode Maret 2015 sampai dengan Oktober 2015.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain causal relationship, yaitu tipe hubungan yang menjelaskan hubungan sebab akibat atau pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) (Sekaran, 2006:164). Penelitian ini betujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas Corporate

(2)

Governance Perception Index (CGPI), Corporate Social Disclosure Index (CSDI) terhadap variabel terikat Kinerja Keuangan Perusahaan yang diproksikan dengan

Return on Equity (ROE) melalui pengujian hipotesis.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel terikat (dependent variable), variabel bebas (independent variable), dan variabel kontrol (controlling variable).

a. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh atau menjadi akibat dari variabel lain (variabel bebas). Variabel terikat sering juga disebut dengan varibel dependen, variabel respons, atau endogen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Variabel terikat dilambangkan denganY.

Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang diproksikan berupa

Return on Equity (ROE) sebagai Y untuk mengukur profitabilitas. Sebagaimana digunakan oleh Maya (2008) dalam Indrawan (2011) dalam Rosiliana, Yuniarta, dan Darmawan (2014) untuk ROE maka rumus berikut digunakan dalam penelitian ini:

Return on Equity (ROE) = Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas

(3)

b. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab berubahnya variabel lain (disebut variabel terikat). Variabel bebas sering juga disebut sebagai variabel prediktor, stimulus, eksougen atau antecedent. Variabel bebas dilambangkan dengan X. Penelitian ini menggunakan variabel bebas

Corporate Governance Perception Index (CGPI) sebagai X1 dan Corporate Social Disclosure Index (CSDI) sebagai X2.

1) Corporate Governance Perception Index (CGPI)

Penelitian ini mengukur Good Corporate Governance (GCG) menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) atas skor atau peringkat yang diperoleh oleh perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 melalui survei yang diadakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance

(IICG) untuk tahun 2010-2013. Ukuran ini juga digunakan oleh Purwani (2010), Retno dan Priantinah (2012), serta Sugiharto (2014).

Penilaian CGPI meliputi 11 aspek dan skor diperoleh berdasarkan 4 tahapan penilaian yaitu: a) self-assessment berupa kuesioner seputar penerapan GCG di perusahaan, b) pengumpulan dokumen perusahaan sebagai bukti pendukung penerapan GCG di perusahaan, c) makalah dan presentasi atas penerapan GCG di perusahaan, dan d) observasi oleh tim penilai terhadap kepastian pelaksanaan GCG di perusahaan. Bobot

(4)

untuk masing-masing tahapan tidak selalu sama setiap tahunnya, namun tahapan terakhir (observasi) selalu mendapat bobot tertinggi.

2) Corporate Social Disclosure Index (CSDI)

Pengungkapan CSR dilihat pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar pada BEI periode 2010–2013, dengan menghitung jumlah pengungkapan sosial perusahaan berdasarkan kategori GRI Guidelines

2013 (GRI 4). Untuk menghitung Corporate Social Disclosure Index

(CSDI), setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai: 1 jika diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Semakin tinggi rasio indeks pengungkapan CSR dalam laporan tahunan maka semakin baik pelaksanaan aktivitas CSR perusahaan.

Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut sebagaimana disampaikan oleh Haniffa dkk. (2005) dalam Kurnianto (2011) dalam Wieliana (2013) dalam Rosiliana, Yuniarta, dan Darmawan (2014):

Dimana:

CSDIij : Corporate social disclosure index perusahaan j tahun i Nj : Jumlah item untuk perusahaan j, Nj = 91

ij :Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan j untuk tahun i CSDI =X

(5)

c. Variabel Kontrol

1) Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang tinggi membutuhkan perbaikan dalam cara-cara operasional perusahaan dalam rangka menurunkan biaya modal untuk ekspansi (La Porta, dkk., 1999; Klapper dan Love, 2002) dalam Wardani (2008) dan Purwani (2010). Perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh akan lebih mampu menghasilkan laba, pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rumus:

Growth = −

2) Ukuran Perusahaan (size)

Perusahaan besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar daripada sebelumnya karena lebih sulit untuk dimonitor. Untuk itu dibutuhkan sistem tata kelola (corporate governance) yang lebih baik. Sedangkan pada perusahaan kecil, corporate governance berguna untuk memberi kesempatan tumbuh yang tinggi dengan dana eksternal (Wardani, 2008) dalam Retno dan Priantinah (2012).

Waryanto (2010) dalam Retno dan Priantinah (2012) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

(6)

3) Jenis Industri (industry)

Penelitian ini mengikuti model klasifikasi yang digunakan oleh Utomo (2010) dalam Purwanto (2011) yaitu 2 jenis industri yang digolongkan berdasarkan tingkat sensitivitas perusahaan terhadap lingkungan, tingkat risiko politik, atau tingkat kompetisinya. Perusahaan dikatakan high profile

ketika tingkat sensitivitas terhadap faktor-faktor tadi tinggi, dan sebaliknya dikatakan low profile ketika sensitivitasnya rendah.

Perusahaan yang dikatakan high profile umumnya merupakan perusahaan yang cenderung disorot masyarakat akibat aktivitas operasional perusahaan berpotensi terhadap atau berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat secara luas. Beberapa ciri yang ditemukan pada perusahaan

high profile misalnya antara lain memiliki jumlah tenaga kerja yang besar dan dalam proses produksinya mengeluarkan residu, seperti limbah dan polusi (Zuhroh dan Sukmawati, 2003 dalam Purwanto, 2011).

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang tergolong high profile

dipercaya memerlukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang lebih daripada perusahaan-perusahaan yang tergolong low profile.

D. Pengukuran Variabel

Terdapat 6 variabel pengukuran pada penelitian ini. Variabel terikat berupa kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROE (perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas).

(7)

Variabel bebas terdiri dari 2 variabel. Yang pertama adalah CGPI yang diukur menggunakan 12 aspek besar penilaian CGPI sebagai indikator. Variabel bebas kedua adalah CSDI yang merupakan perbandingan antara jumlah item

pengungkapan yang seharusnya dengan jumlah item yang diungkapkan oleh perusaahaan untuk tahun tertentu, diukur berdasarkan 3 indikator dengan 91 aspek penilaian GRI 4 tahun 2013.

Serta 3 variabel kontrol yaitu pertumbuhan perusahaan (growth) yang diukur dengan pertumbuhan penjualan dengan membandingkan laba operasi tahun t dengan laba operasi tahun t-1, ukuran perusahaan (size) yang dihitung menggunakan log dari total nilai buku aset, dan jenis industri (industry) yang diklasifikasikan ke dalam kategori low profile dan high profile.

TABEL 3.1

PENGUKURAN OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

No. Variabel Pengukuran Skala

Variabel Terikat

1. Kinerja Perusahaan ROE =Laba bersih setelah pajak

Ekuitas Rasio

Variabel Bebas

1. CGPI Skor CGPI dari IICG Rasio

2. CSDI CSDI =X

N Rasio

Variabel Kontrol

1. Pertumbuhan Perusahaan = − Rasio

2. Ukuran Perusahaan SIZE = log (nilai buku total aset) Rasio

3. Jenis Industri Dikotomi. Low Profile dan High Profile dimana 0 = Low Profile

dan 1 = High Profile Nominal Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

(8)

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini berjumlah 61 perusahaan yang merupakan perusahaan peserta CGPI (Corporate Governance Perception Index) tahun 2010-2013. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam survei yang diadakan oleh IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance) selama periode 2010-2013 berturut-turut. Penilaian sampel melalui metode purposive sampling berdasarkan kriteria berikut:

a. Perusahaan adalah yang berpartisipasi dalam survei dan pemeringkatan yang diadakan oleh IICG selama periode 2010-2013 berturut-turut dan mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunan selama periode 2010-2013. b. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar sebagai emiten di BEI dan menerbitkan

serta mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit per 31 Desember pada periode 2010-2014.

c. Perusahaan mempunyai data lengkap untuk faktor-faktor yang akan diteliti pada periode 2009-2014.

Setelah dilakukan purposive sampling, maka diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan yang terdaftar sebagai emiten di BEI, berpartisipasi dalam survei dan pemeringkatan yang diadakan oleh IICG selama periode 2010-2013 berturut-turut, dan memiliki data lengkap untuk faktor-faktor yang akan diteliti.

(9)

TABEL 3.2

KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL

No. Keterangan Emiten

1 Jumlah populasi perusahaan dalam pemeringkatan IICG

tahun 2010-2013 61

2 Jumlah perusahaan yang tidak mengikuti pemeringkatan IICG

berturut-turut selama 2010-2013 (13)

3 Jumlah perusahaan yang tidak terdaftar sebagai emiten di BEI

periode 2010-2014 (29)

4 Jumlah perusahaan yang tidak memiliki data lengkap untuk

faktor-faktor yang diteliti periode 2009-2014 (6)

5 Jumlah perusahaan yang datanya outlier (3)

Jumlah perusahaan sampel penelitian 10 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2015

TABEL 3.3

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

No Nama Perusahaan Emiten Klasifikasi BEI Jenis

Industri

1 PT. ANEKA TAMBANG TBK Mining High profile 2 PT. ASTRA OTOPARTS TBK Infrastructure, Utilities, and

Transportation High profile 3 PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK Property, Real Estate, and

Building Construction Low profile 4 PT. CIMB NIAGA TBK Finance Low profile 5 PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Finance Low profile 6 PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Finance Low profile 7 PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK Infrastructure, Utilities, and

Transportation High profile 8 PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK Infrastructure, Utilities, and

Transportation High profile

9 PT. TIMAH TBK Mining High profile

10 PT. UNITED TRACTORS TBK Miscellaneous Industry High profile

(10)

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan kepustakaan (library research) dimana Peneliti mempelajari dan mengutip catatan-catatan, mengumpulkan bahan dan data yang berkaitan dengan obyek penelitian yang terdapat dalam kepustakaan untuk kemudian disusun sesuai obyek pembahasan dan dianalisis. Data yang dimaksud merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

G. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan teknik statistik deskriptif dan kausal dengan bantuan software SPSS versi21.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran atau deskripsi atas suatu data yang dilihat dari: a) nilai rata-rata (mean), b) nilai tertinggi, dan c) nilai terendah dari variabel-variabel yang diteliti. Kemudian data setiap tahun dideskripsikan dan dibandingkan. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran umum atas semua variabel yang digunakan dalam penelitian dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan menguji kelayakan model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian ini juga untuk memastikan

(11)

bahwa di dalam model regresi yang digunakan, data terdistribusikan secara normal, bebas dari autokolerasi, multikolinieritas, dan heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji suatu model regresi, variabel bebas, variabel terikat, dan apakah keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas digunakan alat statistik yang dikenal dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah nilai residual mendekati normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal adalah data yang sebaran nilai datanya memusat di nilai rata-ratanya. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi normal dan bebas (independen). Dua kriteria penentuan normalitas (Ghozali, 2011 : 29) dalam Sugiharto (2014), yaitu: 1. Jika asymp.sig ≥ 5% , maka nilai residual telah berdistribusi normal. 2. Jika asymp.sig < 5% , maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan linear antara variabel bebas yang dilibatkan dalam model. Jika terdapat korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat

(12)

ditemukan gejala multikolinearitas yang tinggi maka standar error koefisien regresi akan semakin besar, akibatnya convidence internal untuk pendugaan parameter semakin lebar. Sebagai dasar kesimpulan:

1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam suatu model regresi terdapat kesamaan variance dari residual antara pengamatan yang satu dengan yang lain. Jika nilainya tetap maka dinamakan homoskedastisitas, tetapi jika tidak maka disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2011 : 139).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:

a. Jika ada pola tertentu misalnya titik-titik yang ada membentuk pola teratur tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas; titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

(13)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik autokorelasi; yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Syarat awal yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang lazim digunakan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan berikut:

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak. Ini berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU) maka hipotesis nol diterima. Ini berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL) maka tidak ada kesimpulan pasti yang didapat.

Nilai dU dan dL diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung dari banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

3. Uji Kelayakan Model

Selain itu untuk menguji kebenaran prediksi pengujian regresi, dilakukan uji koefisien determinasi (adjusted R2) untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan menjadi penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Untuk itu dilakukan uji F.

(14)

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil menyiratkan keterbatasan kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai yang mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel terikat.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R2pasti meningkat tanpa peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan kedalam model.

Menurut Gujarati (2003) dalam Imam (2011) dalam Sugiharto (2014), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted

R2 dianggap bernilai nol. Secara sistematis, jika nilai R2 = 1, maka adjusted

R2 = R2= 1 sedangkan jika nilai R2= 0, maka adjusted R2= (1 – k)/(n – k). Jika k > 1, maka adjusted R2akan bernilai negatif. Nilai R2 dikatakan baik jika berada diatas 0,5 karena nilai R2 berkisar pada 0-1.

(15)

b. Uji F

Uji F bertujuan untuk melihat apakah model regresi yang sedang diuji secara keseluruhan fit (cocok), untuk menguji signifikansi secara keseluruhan. Apabila sampel yang digunakan memadai dan variabel-variabel bebasnya mempunyai hubungan atau pengaruh yang juga memadai terhadap variabel terikatnya maka model regresi tersebut dikatakan fit. Untuk menguji hipotesis digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan berikut :

1. Quick look: bila nilai F > 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Atau dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif diterima. Ini berarti semua variabel bebas secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.: Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.

 Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima.

(16)

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (test of significant)

Uji statistik t berguna untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara terpisah dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kriterianya yaitu :

a) Jika nilai signifikansi < 0,05 artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

b) Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dimana menggabungkan 1 variabel terikat dengan beberapa variabel bebas dalam suatu model prediktif tunggal. Model regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE = α + β1CGPI+ β2CSDI + β3GROWTH + β4SIZE + β5INDUSTRY+ e

Dimana:

ROE = Return on Equity

α = Koefisien konstanta

β1-5 = Koefisien regresi variabel independen GCGI = Skor CGPI pada periode t

(17)

CSDI = Jumlah pengungkapan Corporate Social Responsibility

perusahaan pada periode t

GROWTH = Pertumbuhan perusahaan pada periode t SIZE = Ukuran perusahaan pada periode t INDUSTRY = Jenis industri pada periode t

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pelaksana Umum Kepegawaian di Dinas Pariwisata dan Kebudayan Provinsi Jawa Barat, data kepegawaian yang menjadi persyaratan dalam penginputan data

3) Menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan KI, KD, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah disusun. 4) Menentukan metode pembelajaran yang

Penulis publikasi ilmiah di bidang SIK yang produktif berasal dari penulis yang terafiliasi dengan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia, Tema publikasi ilmiah

Pada data 5 terdapat tiga citraan penglihatan, yaitu pada bait pertama larik ke3 dan larik ke-4 ditandai dengan kalimat “pohon yang rindang, dan tanaman yang hijau dan

Perekayasaan pesawat sinar-X fluoroscopy dilakukan selain untuk mengurangi resiko paparan radiasi terhadap dokter atau petugas, juga bertujuan untuk memperdalam

menguntungkan. Pola pengelolaan agriwisata yang dikembangkan atau dibangun perlu dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan yang

Keputusan Bawaslu mengenai penyelesaian sengketa Pemilu tersebut merupakan keputusan terakhir dan mengikat, kecuali keputusan terhadap sengketa Pemilu yang

Secara dimensi kompetensi pedagogik guru yang diukur dari Pelaksanaan Pembelajaran yang memiliki skor sebesar 1322 berada pada kategori baik, pra pembelajaran yang