• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Implementasi

4.1.1 Spesifikasi Hardware untuk Pengembangan Aplikasi

Program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix dikembangkan pada satu buah PC dengan spesifikasi sebagai berikut.

Processor : AMD Barton 2400 +

Memory : 512 MB DDR SDRAM PC 3200 Hard Drive : HDD IDE Maxtor 80 GB 7200 rpm Mother Board : GigaByte GA - 7VT600

4.1.2 Spesifikasi Software untuk Pengembangan Aplikasi

Program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix dikembangkan dengan perangkat lunak Borland Delphi 6. Borland Delphi 6 menggunakan bahasa pemrograman Pascal dan merupakan software perancangan yang bersifat visual.

4.1.3 Spesifikasi Hardware untuk Implementasi Sistem

Aplikasi akan diterapkan pada lingkungan stand-alone, tidak membutuhkan hubungan dengan komputer server maupun jaringan internet. Aplikasi yang akan diimplementasikan sangat ramah terhadap hardware, karena tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu canggih. Komputer kelas

(2)

menengah, bahkan komputer kelas bawah dapat menggunakan aplikasi ini tanpa hambatan.

Spesifikasi minimal hardware untuk implementasi: • Processor : Pentium 1 200 MHz Memory : 32 MB RAM

4.1.4 Spesifikasi Software untuk Implementasi Sistem

Untuk mendukung aplikasi, maka dibutuhkan software pendukung Sistem Operasi Windows 9x. Aplikasi ini termasuk mudah untuk diimplementasikan karena hanya membutuhkan sistem operasi Windows 9x yang sudah sangat umum digunakan.

4.2 Cara Kerja Program Aplikasi

Pertama-tama user harus memasukkan data selang diameter, banyak kelas, jenis kayu, dan harga kayu. Setelah itu dengan menggunakan data dari hutan di Pulau Obi dapat dibentuk Usher Matrix dan dihitung harga kayu tiap kelas diameter. Usher matrix digunakan untuk menghitung menghitung jumlah pohon tiap diameter setelah selang waktu tertentu (x(i) setelah). Penentuan jumlah pohon yang ditebang tiap kelas diameter dilakukan dengan metode Simplex untuk mengoptimalkan pendapatan. Lalu dapat dihitung jumlah pohon tiap kelas diameter setelah ditebang dan jumlah pohon yang harus ditanam kembali. Proses di atas dapat diulang dengan menggunakan jumlah pohon akhir setelah ditebang dan ditanami kembali.

(3)

4.2.1 LayarInisialisasi

Gambar 4.1 Layar Inisialisasi

Pada layar ini, user diminta memasukkan inisialisasi awal. Data menurut hutan di Pulau Obi yaitu, selang diameter adalah 10 meter, banyak kelas ada 8 kelas, jenis kayu adalah meranti (Maluku), dan harga kayu adalah Rp.640.000. Tekan Tombol “Keluar” untuk keluar dari program. Tekan tombol “Berikutnya” untuk melanjutkan ke layar utama.

(4)

4.2.2 Layar Utama

Gambar 4.2 Layar Utama

Dibentuk tabel perhitungan dengan 9 buah kolom dan baris yang disesuaikan dengan banyaknya kelas diameter. Kelas diameter ditentukan berdasarkan data pada layar inisialisasi awal, yaitu selang diameter dan banyak kelas.

Apabila pada layar inisialisasi awal, user memasukkan insialisasi awal selang diameter adalah 10 meter, banyak kelas ada 8 kelas, jenis kayu adalah meranti (Maluku), dan harga kayu adalah Rp.640.000, maka pada Layar Utama tombol “Data Hutan P. Obi” diaktifkan. Apabila pada layar inisialisasi awal, user memasukkan inisialisasi awal yang berbeda, maka Tombol “Data Hutan P. Obi” dinonaktifkan. Jadi user harus

(5)

menginput data tinggi rata-rata tiap kelas diameter pada kolom ke-2, jumlah pohon tiap kelas diameter (x(i)) pada kolom ke-3, dan probabilitas pertumbuhan ke kelas berikutnya (g(i)) pada kolom ke-4. Untuk memasukkan data tinggi rata-rata tiap kelas diameter, jumlah pohon tiap kelas diameter (x(i)), probabilitas pertumbuhan ke kelas berikutnya (g(i)) dari hutan berdasarkan data Pulau Obi, tekan tombol “Data Hutan P.Obi”. Jika ingin keluar dari program tekan tombol “Keluar”. Jika ingin kembali ke layar inisialisasi tekan tombol “Kembali”. Tombol “Simpan Ke File” digunakan untuk menyimpan hasil perhitungan ke dalam file.

(6)

4.2.3 Layar Utama Setelah Data Tinggi Rata-Rata, x(i), dan g(i) Diinput dan Tombol “Hitung Harga” Ditekan

Gambar 4.3 Layar Utama Setelah Data Tinggi Rata-Rata, x(i), dan g(i) Diinput dan Tombol “Hitung Harga” Ditekan

Setelah tombol “Data Hutan P.Obi” ditekan atau user menginput data, maka tombol “Hitung Harga aktif”, sedangkan tombol “Data Hutan P.Obi” dinonaktifkan. Tombol “Hitung Harga” digunakan untuk menghitung harga kayu tiap kelas diameter (berdasarkan volumenya/meter kubik). Setelah tombol “Hitung Harga” ditekan, maka Tombol “Usher Matrix” aktif. Tombol ini digunakan untuk menghitung dan menampilkan matriks pertumbuhan (Usher Matrix) berdasarkan data-data yang ada.

(7)

4.2.4 Layar Utama Setelah Tombol “Usher Matrix” Ditekan

Gambar 4.4 Layar Utama Setelah Tombol “Usher Matrix” Ditekan

Setelah tombol “Usher Matrix” ditekan, maka Usher Matrix ditampilkan, tombol “Hitung x(i) setelah” diaktifkan, dan Tombol “Usher Matrix” dinonaktifkan. Tombol “Hitung x(i) setelah” digunakan untuk menghitung jumlah pohon tiap diameter setelah selang waktu tertentu. Pada program, selang waktu pertumbuhan didefault 2 tahun.

(8)

4.2.5 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung x(i) Setelah” dan “Hitung h(i) dan x(i) Akhir” Ditekan

Gambar 4.5 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung x(i) Setelah” dan “Hitung h(i) dan x(i) Akhir” Ditekan

Setelah tombol “Hitung x(i) setelah” ditekan, maka tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” diaktifkan, sedangkan tombol “Hitung x(i) setelah” dinonaktifkan. Tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” digunakan untuk menghitung jumlah pohon tiap kelas diameter yang dapat ditebang agar pendapatan maksimal dan jumlah pohon tiap kelas diameter setelah dilakukan penebangan dan penanaman kembali. Dihitung juga pendapatan optimal yang didapat dari penebangan pohon dan jumlah pohon yang harus ditanam kembali. Setelah tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” ditekan, maka tombol

(9)

“Hitung dengan x(i) akhir” diaktifkan, sedangkan tombol “Hitung h(i) dan x(i) akhir” dinonaktifkan. Tombol “Simpan Ke File” digunakan untuk menyimpan hasil perhitungan ke dalam file.

4.2.6 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung Dengan x(i) Akhir” Ditekan

Gambar 4.6 Layar Utama Setelah Tombol “Hitung Dengan x(i) Akhir” Ditekan

Setelah tombol “Hitung dengan x(i) akhir” ditekan, maka data x(i) pada tabel kolom 3 diganti dengan data x(i) akhir. Kemudian tombol “Hitung x(i) setelah” diaktifkan kembali. Kolom x(i) sesudah, y(i), h(i), dan x(i) akhir direset. Proses perhitungan diulang kembali seperti pada Gambar 4.3.

(10)

4.3 Evaluasi

Sistem penebangan yang digunakan PT Yubarsons pada hutan di Pulau Obi adalah short term harvesting dengan selang waktu pertumbuhan 2 tahun. Jadi setiap 2 tahun sekali pohon meranti yang berdiameter 30 meter ke atas ditebang sebanyak-banyaknya. Data yang didapat mengenai penebangan hutan di Pulau Obi adalah data penebangan pada tahun 1973 sampai tahun 2005.

Pada evaluasi ini, akan dibandingkan hasil penebangan dengan sistem lama dan hasil penebangan yang dihitung dengan Usher Matrix; mana yang lebih efektif dan lebih menguntungkan bagi PT Yubarsons. Pengujian dilakukan dengan data tahun 1973. Pengujian diulang sebanyak 16 kali setiap selang 2 tahun.

(11)

4.3.1 Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973

Gambar 4.7 Hasil Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1973, didapat pendapatan optimal Rp. 26.219.378.423,65 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1973 dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1973 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1975 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1975 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 18999 10 – 19 14500 0 15149 20 – 29 11000 0 16552 30 – 39 7000 0 11430 40 – 49 4750 5614 369 50 – 59 3000 3532 0 60 – 69 2250 2514 0 70 – 79 1000 1257 0

(12)

4.3.2 Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975

Gambar 4.8 Hasil Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1975, didapat pendapatan optimal Rp. 8.147.877.808,93 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1975 dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1975 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1977 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1977 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 18999 10 – 19 15149 0 15392 20 – 29 16552 0 19826 30 – 39 11430 8871 8282 40 – 49 369 3801 0 50 – 59 0 242 0 60 – 69 0 3 0 70 – 79 0 0 0

(13)

4.3.3 Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977

Gambar 4.9 Hasil Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1977, didapat pendapatan optimal Rp. 7.413.796.073,93 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1977 dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1977 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1979 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1979 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 18999 10 – 19 15392 0 15483 20 – 29 19826 0 21684 30 – 39 8282 9947 6333 40 – 49 0 2845 0 50 – 59 0 125 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(14)

4.3.4 Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979

Gambar 4.10 Hasil Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1979, didapat pendapatan optimal Rp. 7.129.069.708,19 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1979 dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Pengujian 4 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1979 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1979 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1981 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1981 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 18999 10 – 19 15483 0 15517 20 – 29 21684 0 22714 30 – 39 6333 10392 5269 40 – 49 0 2430 0 50 – 59 0 95 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(15)

4.3.5 Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981

Gambar 4.11 Hasil Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1981, didapat pendapatan optimal Rp. 6.973.990.238,17 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1981 dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Pengujian 5 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1981 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1981 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1983 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1983 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 18999 10 – 19 15517 0 15530 20 – 29 22714 0 23276 30 – 39 5269 10634 4694 40 – 49 0 2204 0 50 – 59 0 79 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(16)

4.3.6 Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983

Gambar 4.12 Hasil Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1983, didapat pendapatan optimal Rp. 6.890.737.319,90 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12917 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1983 dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Pengujian 6 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1983 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1983 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1985 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1985 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 19000 10 – 19 15530 0 15535 20 – 29 23276 0 23580 30 – 39 4694 10766 4384 40 – 49 0 2082 0 50 – 59 0 71 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(17)

4.3.7 Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985

Gambar 4.13 Hasil Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1985, didapat pendapatan optimal Rp. 6.845.643.732,55 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1985 dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Pengujian 7 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1985 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1985 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1987 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1987 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 19000 10 – 19 15535 0 15537 20 – 29 23580 0 23744 30 – 39 4384 10836 4218 40 – 49 0 2016 0 50 – 59 0 66 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(18)

4.3.8 Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987

Gambar 4.14 Hasil Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1987, didapat pendapatan optimal Rp. 6.821.524.588,69 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1987 dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Pengujian 8 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1987 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1987 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1989 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1989 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 19000 10 – 19 15535 0 15538 20 – 29 23580 0 23832 30 – 39 4384 10836 4129 40 – 49 0 2016 0 50 – 59 0 66 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(19)

4.3.9 Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989

Gambar 4.15 Hasil Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1989, didapat pendapatan optimal Rp. 6.808.594.893,97 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1989 dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Pengujian 9 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1989 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1989 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1991 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1991 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 19000 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23832 0 23879 30 – 39 4129 10894 4082 40 – 49 0 1962 0 50 – 59 0 62 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(20)

4.3.10 Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991

Gambar 4.16 Hasil Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1991, didapat pendapatan optimal Rp. 6.801.347.732,17 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1991 dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Hasil Pengujian 10 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1991 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1991 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1993 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1993 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 18999 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23879 0 23904 30 – 39 4082 10904 4058 40 – 49 0 1952 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(21)

4.3.11 Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993

Gambar 4.17 Hasil Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1993, didapat pendapatan optimal Rp. 6.798.321.314,46 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1993 dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Pengujian 11 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1993 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1993 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1995 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1995 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 19000 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23904 0 23917 30 – 39 4058 10910 4044 40 – 49 0 1947 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(22)

4.3.12 Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995

Gambar 4.18 Hasil Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1995, didapat pendapatan optimal Rp. 6.796.268.154,54 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1995 dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Hasil Pengujian 12 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1995 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1995 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1997 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1997 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 18999 0 19000 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23917 0 23924 30 – 39 4044 10913 4337 40 – 49 0 1944 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(23)

4.3.13 Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997

Gambar 4.19 Hasil Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1997, didapat pendapatan optimal Rp. 6.795.253.011,29 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12918 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1997 dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Hasil Pengujian 13 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1997 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1997 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 1999 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 1999 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 19000 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23917 0 23928 30 – 39 4044 10915 4033 40 – 49 0 1942 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(24)

4.3.14 Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999

Gambar 4.20 Hasil Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999 Dengan data konfigurasi pohon tahun 1999, didapat pendapatan optimal Rp. 6.795.104.129,44 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12920 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 1999 dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14 Hasil Pengujian 14 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1999 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 1999 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 2001 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 2001 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19000 0 19001 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23928 0 23930 30 – 39 4033 10917 4030 40 – 49 0 1942 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(25)

4.3.15 Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001

Gambar 4.21 Hasil Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001 Dengan data konfigurasi pohon tahun 2001, didapat pendapatan optimal Rp. 6.794.646.194,62 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12919 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 2001 dapat dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15 Hasil Pengujian 15 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2001 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 2001 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 2003 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 2003 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19001 0 19001 10 – 19 15538 0 15538 20 – 29 23930 0 23931 30 – 39 4030 10917 4028 40 – 49 0 1941 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(26)

4.3.16 Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2003

Gambar 4.22 Hasil Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2003 Dengan data konfigurasi pohon tahun 2003, didapat pendapatan optimal Rp. 6.794.333.280,27 dan jumlah pohon yang ditebang dan ditanam kembali adalah 12919 pohon. Hasil pengujian dengan data konfigurasi pohon tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16 Hasil Pengujian 16 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 2005 Kelas Diameter (cm) Jumlah Pohon Tahun 2003 (x(i))

Jumlah Pohon Yang Ditebang Pada

Tahun 2005 (h(i))

Jumlah Pohon Tahun 2005 Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali

(x(i) akhir) 0 – 9 19001 0 19002 10 – 19 15538 0 15540 20 – 29 23931 0 23932 30 – 39 4028 10918 4026 40 – 49 0 1940 0 50 – 59 0 61 0 60 – 69 0 0 0 70 – 79 0 0 0

(27)

Pada subbab Analisis Hasil Evaluasi ini, disertakan rangkuman hasil 16 kali pengujian dari tahun 1973 sampai 2005. Kemudian dibandingkan dengan data-data dari hutan di Pulau Obi yang masih menggunakan sistem lama. Tujuan analisis ini untuk melihat keefektifan dari program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix dibandingkan dengan

sistem penebangan yang sudah berjalan.

Tabel 4.17 Jumlah Pohon Setelah Ditebang dan Ditanami Kembali Tahun 1973-2005 Berdasarkan Perhitungan Dengan Usher Matrix Kelas Diameter (cm) 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 0 – 9 19000 18999 18999 18999 18999 18999 19000 19000 19000 19000 18999 18999 19000 19000 19001 19001 19002 10 – 19 14500 15149 15392 15483 15517 15530 15535 15535 15538 15538 15538 15538 15538 15538 15538 15538 15540 20 – 29 11000 16552 19826 21684 22714 23276 23580 23580 23832 23879 23904 23917 23917 23928 23930 23931 23932 30 – 39 7000 11430 8282 6333 5269 4694 4384 4384 4129 4082 4058 4044 4044 4033 4030 4028 4026 40 – 49 4750 369 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 – 59 3000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 – 69 2250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 – 79 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 62500 62499 62499 62499 62499 62499 62499 62499 62499 62499 62499 62498 62499 62499 62499 62498 62500

(28)

Manggala Wanabakti. Kelas Diameter (cm) 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 0 – 9 19000 17653 20774 18151 16410 16453 16367 17230 17513 17069 17139 17092 16547 16914 17434 17295 17354 10 – 19 14500 15149 14704 16133 15327 14135 13717 13510 13873 14154 14032 14022 13995 13706 13785 14081 14081 20 – 29 11000 16552 19599 21080 22089 22411 21979 21509 21298 21423 21560 21581 21579 21472 21327 21679 21379 30 – 39 7000 10650 3009 235 988 1605 1105 530 113 102 100 124 800 142 175 162 103 40 – 49 4750 0 60 318 135 16 288 363 46 95 11 24 21 702 179 18 18 50 – 59 3000 0 10 5 8 7 3 4 3 3 2 0 0 6 41 6 6 60 – 69 2250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 – 79 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 62500 6004 58156 55922 54957 54627 53459 53146 52846 52846 52844 52843 52942 52942 52941 53241 52941

Angka 0 pada kelas diameter tertentu di Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 menggambarkan bahwa pohon pada kelas diameter tersebut habis ditebang, tetapi bukan berarti area hasil tebangan gundul. Lokasi bekas tumbuhnya pohon yang ditebang ditanami kembali dengan pohon kecil sehingga dapat meregenerasi pohon yang telah ditebang.

Dengan membandingkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa jumlah pohon yang dihitung dengan pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix stabil. Sedangkan jumlah pohon berdasarkan sistem lama semakin berkurang. Hal ini

(29)

pohon yang sudah ditebang sehingga jumlah pohon semakin berkurang

Tabel 4.19 Jumlah Pohon Yang Ditebang Tahun 1973-2005 Berdasarkan Perhitungan Dengan Usher Matrix. Kelas Diameter (cm) 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 0 – 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 – 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 – 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 – 39 0 8871 9947 10392 10634 10766 10836 10836 10894 10904 10910 10913 10915 10917 10917 10918 40 – 49 5614 3801 2845 2430 2204 2082 2016 2016 1962 1952 1947 1944 1942 1942 1941 1940 50 – 59 3532 242 125 95 79 71 66 66 62 61 61 61 61 61 61 61 60 – 69 2514 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 – 79 1257 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 12917 12917 12917 12917 12917 12918 12918 12918 12918 12918 12918 12918 12920 12919 12919 12919

(30)

Manggala Wanabakti. Kelas Diameter (cm) 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 0 – 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 – 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 – 29 0 0 425 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 – 39 780 13571 12000 10000 10287 11256 11230 11000 10652 10730 10750 10100 11251 10658 10641 10700 40 – 49 5983 3250 1247 100 1200 1000 1000 1215 800 925 850 870 356 1255 1000 1000 50 – 59 3532 150 60 60 40 30 70 78 10 20 5 6 10 100 65 65 60 – 69 2514 0 2 4 2 1 3 4 1 1 0 0 0 7 8 8 70 – 79 1257 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 14066 16971 13734 10664 11529 12287 12303 12297 11463 11676 11605 10976 11617 12020 11714 11773

(31)

Dengan membandingkan Tabel 4.19 dan Tabel 4.20, dapat dilihat bahwa jumlah pohon yang ditebang pada tahun 1973-2005 dengan pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix stabil. Sedangkan jumlah pohon yang ditebang berdasarkan sistem lama semakin berkurang. Pada tahun 1975 dan 1977 pohon yang ditebang berdasarkan sistem lama memang lebih banyak dibandingkan dengan perhitungan Usher Matrix. Tetapi hasil penebangan pada tahun-tahun berikutnya cenderung menurun karena dalam selang 2 tahun, hutan tidak dapat meregenerasi pohon yang ditebang dan jumlah penanaman kembali tidak diperhitungkan dengan baik.

Angka 0 pada kelas diameter tertentu di Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 berarti tidak ada pohon yang ditebang pada kelas diameter tersebut. Pohon yang ditebang hanya pada kelas diameter 30 m ke atas saja.

(32)

Tabel 4.21 Perdapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix

Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix 0 5000000000 10000000000 15000000000 20000000000 25000000000 30000000000 1 3 5 7 9 11 13 15 Tahun P e nda pa ta n

Gambar 4.23 Grafik Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Usher Matrix Tahun Pendapatan (Rp) 1975 26.219.378.423,65 1977 8.147.877.808,93 1979 7.413.796.073,93 1981 7.129.069.708,19 1983 6.973.990.238,17 1985 6.890.737.319,90 1987 6.845.643.732,55 1989 6.821.524.588,69 1991 6.808.594.893,97 1993 6.801.347.732,17 1995 6.798.321.314,46 1997 6.796.268.154,54 1999 6.795.253.011,29 2001 6.795.104.129,44 2003 6.794.646.194,62 2005 6.794.333.280,27 Rata-rata 7.989.117.914

(33)

Tabel 4.21 Perdapatan Tahun 1973-2005 Dengan Sistem Lama

Sumber: “Survey Hutan Sisa Tebangan PT Yubarsons Di Pulau Obi, Maluku Utara”, Pusat Dokumentasi dan Informasi Manggala Wanabakti.

Tahun Pendapatan (Rp) 1975 26.932.084.431 1977 9.435.049.472 1979 6.613.526.854 1981 4.598.955.430 1983 5.737.085.823 1985 5.929.820.910 1987 5.997.998.282 1989 6.135.543.538 1991 5.429.211.539 1993 5.608.384.567 1995 5.510.069.711 1997 5.251.980.796 1999 5.232.194.627 2001 6.078.523.309 2003 5.750.828.910 2005 5.776.269.710 Rata-rata 7.251.095.494

Pendapatan Tahun 1973-2005 Dengan Sistem Lama 0 5000000000 10000000000 15000000000 20000000000 25000000000 30000000000 1 3 5 7 9 11 13 15 Tahun P e nda pa ta n

(34)

Perbandingan Pendapatan Sistem Lama dengan Usher Matrix 0 5000000000 10000000000 15000000000 20000000000 25000000000 30000000000 1 3 5 7 9 11 13 15 Tahun P e n d ap at an Dengan Usher Matrix Dengan Sistem Lama

Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Pendapatan Sistem Lama dengan Usher Matrix

Dengan membandingkan Tabel 4.20 dan tabel 4.21, rata-rata pendapatan Tahun 1973-2005 dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix adalah Rp. 7989.117.914. Sedangkan rata-rata data pendapatan yang didapat berdasarkan sistem lama adalah Rp. 7.251.095.494. Dapat dilihat pendapatan dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix lebih besar, dengan selisih Rp. 738.022.420. Dengan kata lain, pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan program aplikasi pengelolaan penebangan hutan dengan Usher Matrix lebih besar 10,2% dibanding dengan pendapatan dengan sistem lama.

4.5 Analisis Interaksi Manusia Komputer

Aplikasi ini dirancang dalam dua layar yaitu layar inisialisasi awal dan layar utama yang saling terhubung dengan tombol-tombol yang disediakan. Tampilan disusun sederhana mudah dimengerti dan menggunakan bahasa Indonesia sehingga user mudah

(35)

memahami cara kerja aplikasi. Aplikasi yang dirancang menggunakan warna background senada yang konsisten yaitu warna abu-abu. Penentuan tombol aktif atau non-aktif pada layar utama memudahkan user untuk memahami urutan perhitungan dari aplikasi ini. Untuk pencegahan kesalahan, aplikasi ini melakukan validasi-validasi yang dibutuhkan terutama saat user menginput data. Tombol “Kembali” pada layar utama memungkinkan user untuk kembali ke layar inisialisasi walaupun perhitungan sudah dilakukan. Hasil perhitungan dan data yang diinput oleh user dapat disimpan dalam file, sehingga memudahkan user untuk mencetak hasil pehitungan.

Gambar

Gambar 4.3 Layar Utama Setelah Data Tinggi Rata-Rata, x(i), dan g(i) Diinput dan  Tombol “Hitung Harga” Ditekan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian 1 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1973  Kelas  Diameter  (cm)  Jumlah Pohon Tahun 1973 (x(i))
Tabel 4.2 Hasil Pengujian 2 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1975  Kelas  Diameter  (cm)  Jumlah Pohon Tahun 1975 (x(i))
Tabel 4.3 Hasil Pengujian 3 dengan Data Konfigurasi Pohon Tahun 1977  Kelas  Diameter  (cm)  Jumlah Pohon Tahun 1977 (x(i))
+7

Referensi

Dokumen terkait

anak dan remaja tentu akan berdampak baik jika disertai dengan pengawasan orang tua lewat kebiasaan pola asuh. Meskipun sebagian masyarakat memanfaatkan iPad untuk

Peningkatan upaya penangkapan dengan lampu maupun lama waktu operasi penangkapan ikan akan memberikan dampak terhadap ketersediaan ikan pelagis kecil, karena pada

Hipotesa awal dari tugas akhir ini adalah preheat atau pemanasan awal akan berpengaruh baik pada kuat tarik dan kekerasan material karena perbedaan temperatur

Dari penetapan harga gabah kering panen oleh pemerintah yang lebih rendah maka petani dan tengkulak lebih memilih menjual gabahnya ke penggilingan gabah karena harga lebih

Perlakuan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah bintil akar, dan luas daun per pot tanaman kacang pinto

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan pengetahuan dan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul

Kinerja modal sosial dalam dalam menghasilkan tindakan kolektif. Terdapat perbedaan dan persamaan kinerja modal sosial pada ketiga pasar gambir.. capital), kelembagaan

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan pada latar belakang tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu baru kepada mitra dalam