• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015

No.35/10/3311/Th.II, 25 September 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2015 SEBESAR 102.47 ATAU NAIK 2,48 PERSEN  Nilai Tukar Petani (NTP) Sukoharjo Bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan 2,48 persen yaitu dari posisi

99,99 menjadi 102,47. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (lt) lebih tinggi

dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (lb). lt mengalami kenaikan 2,59 persen dari posisi

101,12 pada Bulan Juli 2015 menjadi 103,74 pada Bulan Agustus 2015. Sementara lb mengalami kenaikan 0,10

persen, dari posisi 101,14 menjadi 101,24.

 Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu: NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 5,73 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,99 persen dan NTP sub sektor Peternakan naik 1,70 persen. Sedangkan NTP sub sektor Hortikultura turun sebesar 1,86 persen, dan NTP sub sektor Perikanan turun sebesar 5,23 persen.

 Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan lt terjadi pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu yaitu sub sektor

Tanaman Pangan naik sebesar 5,85 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 4,03 persen, dan sub sektor Peternakan naik 1,68 persen. Sedangkan sub sektor Hortikultura turun 1,83 persen, dan sub sektor perikanan turun sebesar 5,93 persen.

 Indeks harga yang dibayar petani pada Bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan 0,10 persen bila dibandingkan dengan Bulan Juli 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) naik sebesar 0,07 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,14 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Kabupaten Sukoharjo mengalamikenaikansebesar 2,45 persen dari posisi 100,97 menjadi 103,44.

 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,07 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 0,17 persen, dan kelompok Kesehatan naik 2,66 persen. Sedangkan kelompok Makanan Jadi turun sebesar 0,08 persen, kelompok Perumahan turun sebesar 0,67 persen, dan kelompok sandang turun sebesar 1,70 persen. Sementara itu kelompok transportasi dan komunikasi, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga tidak mengalami perubahan/ relatif stabil.

(2)

2 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Sukoharjo

N

ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (lt) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (lb) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui

apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat

dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil

pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Mulai Januari 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dan dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas lt maupun lb. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Sub Sektor Perikanan.

(3)

3 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Sukoharjo pada Bulan Agustus 2015, NTP Sukoharjo mengalami kenaikan indeks 2,48 persen dibanding NTP Juli 2015 yaitu dari 99,99 menjadi 102,47. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.

Kenaikan NTP pada Bulan Agustus 2015 juga disebabkan oleh Kenaikan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu: NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 5,73 persen, NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,99 persen dan NTP sub sektor Peternakan naik 1,70 persen. Sedangkan NTP sub sektor Hortikultura turun sebesar 1,86 persen, dan NTP sub sektor Perikanan turun sebesar 5,23 persen.

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (lt)

Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Pada Agustus 2015, secara umum lt mengalami kenaikan indeks sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan lt Juli 2015, yaitu dari 101,12 menjadi 103,74. Kenaikan lt terjadi pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 5,85 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 4,03 persen, dan sub sektor Peternakan naik 1,68 persen. Sedangkan sub sektor Hortikultura turun 1,83 persen, dan sub sektor perikanan turun sebesar 5,93 persen.

(4)

4 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (lb)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Agustus 2015, lb tercatat naik sebesar 0,10 persen bila dibandingkan Juli 2015, yaitu dari 101,14 menjadi 101,24. Kenaikan lb terjadi pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,11 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,02 persen, dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,02 persen. Sedangkan sub sektor Peternakan turun sebesar 0,01 persen, dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,74 persen.

(5)

5 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015 4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada Bulan Agustus 2015 NTPP

mengalami kenaikan indeks

sebesar 5,73 persen. Kenaikan

NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 5,85 persen lebih tinggi dibanding indeks yang dibayar petani yang naik sebesar

0,11 persen. Kenaikan lb

disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,07 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,20 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Nilai Tukar Petani sub sektor Hortikultura (NTPH) pada Agustus 2015 dilaporkan terjadi penurunan indeks sebesar 1,86 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima

petani mengalami penurunan

sebesar 1,83 persen, lebih rendah dibanding indeks yang dibayar

petani, dimana lb mengalami

kenaikan sebesar 0,02 persen. Penurunan yang terjadi pada lt disebabkan oleh perubahan indeks

harga pada kelompok

Sayur-sayuran turun sebesar 5,38 persen dan kelompok Buah-buahan turun sebesar 1,30 persen.

Kenaikan lb sebesar 0,02 persen disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,02 persen sedangkan

Indeks Biaya Produksi dan

Penambahan Barang Modal

(BPPBM) tetap.

No Rincian Juli'15 Agust'15

Perub Agustus thd

Juli'15 (%)

(1) (2) (4) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 101,15 107,07 5,85

1. Padi 101,27 104,90 3,59

2. Palawija 100,92 111,22 10,20

II. Indeks Dibayar Petani 101,20 101,31 0,11

1. Konsumsi Rumah Tangga 101,64 101,71 0,07

2. BPPBM 99,99 100,19 0,20

III. Nilai Tukar Petani 99,95 105,68 5,73

Tabel 1

NTP Subsektor Tanaman Pangan Sukoharjo dan Perubahannya Juli - Agustus 2015 (2012=100)

No Rincian Juli'15 Agust'15 Perub

Agustus thd Juli'15 (%)

(1) (2) (4) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 103,64 101,74 -1,83

1. Sayur-sayuran 107,44 101,66 -5,38

2. Buah-buahan 103,09 101,75 -1,30

II. Indeks Dibayar Petani 101,21 101,23 0,02

1. Konsumsi Rumah Tangga 101,70 101,72 0,02

2. BPPBM 100,00 100,00 0,00

III. Nilai Tukar Petani 102,40 100,50 -1,86

NTP Subsektor Hortikultura Sukoharjo dan Perubahannya Juli - Agustus 2015 (2012=100)

(6)

6 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015 c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Agustus 2015 NTPR

mengalami kenaikan indeks sebesar 2,99 persen. Hal ini disebabkan karena Indeks yang diterima petani

mengalami kenaikan sebesar 4,03 persen, lebih tinggi dibanding indeks yang dibayar petani, dimana lb mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen. Kenaikan pada lb terjadi karena naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,13 persen, dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 2,87 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP sub sektor Peternakan pada Bulan Agustus 2015 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,70 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan lt yang lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan lb. Indeks harga yang diterima petani

naik sebesar 1,68 persen

sementara indeks harga yang

dibayar petani turun sebesar 0,01 persen.

Kenaikan yang terjadi pada lt disebabkan oleh naiknya indeks harga pada 3 (tiga) kelompok sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar naik sebesar 1,53 persen, ternak kecil naik sebesar 3,16 persen, dan hasil ternak naik sebesar 4,82 persen. Sedangkan unggas turun 1,31 persen.

Sementara itu, penurunan yang terjadi pada lb disebabkan karena penurunan pada BPPBM sebesar 0,12 persen yaitu dari 100,45 persen menjadi 100,33 persen lebih rendah dibanding IKRT yang naik sebesar 0,12 persen yaitu dari 101,52 persen menjadi 101,64 persen.

No Rincian Juli'15 Agust'15 Perub

Agustus thd Juli'15 (%)

(1) (2) (4) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 100,00 104,03 4,03

1. TPR 100,00 104,03 4,03

II. Indeks Dibayar Petani 101,02 102,05 1,02

1. Konsumsi Rumah Tangga 101,51 101,65 0,13

2. BPPBM 100,00 102,87 2,87

III. Nilai Tukar Petani 98,99 101,95 2,99

Tabel 3

NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Sukoharjo dan Perubahannya Juli - Agustus 2015 (2012=100)

No Rincian Juli'15 Agust'15 Perub

Agustus thd Juli'15 (%)

(1) (2) (4) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 101,20 102,90 1,68

1. Ternak Besar 100,96 102,50 1,53

2. Ternak Kecil 101,85 105,07 3,16

3. Unggas 102,40 101,05 -1,31

4. Hasil Ternak 98,15 102,88 4,82

II. Indeks Dibayar Petani 100,92 100,91 -0,01

1. Konsumsi Rumah Tangga 101,52 101,64 0,12

2. BPPBM 100,45 100,33 -0,12

III. Nilai Tukar Petani 100,28 101,98 1,70

Tabel 4

NTP Subsektor Peternakan Sukoharjo dan Perubahannya Juli - Agustus 2015 (2012=100)

(7)

7 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015 e. Subsektor Perikanan (NTN)

Pada Bulan Agustus 2015, NTN

mengalami penurunan indeks

sebesar 5,23 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan lt yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan lb. Indeks yang diterima

petani turun sebesar 5,92 persen lebih rendah dibanding indeks yang dibayar petani yang turun sebesar 0,74 persen.

Penurunan yang terjadi pada lt disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang turun sebesar 1,27 persen, dan kelompok budidaya ikan turun 6,07 persen. Penurunan yang terjadi pada lb disebabkan karena turunnya indeks BPPBM sebesar 1,98 persen lebih rendah dibanding IKRT yang naik sebesar 0,12 persen.

5. NTUP Sub Sektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (lt) terhadap indeks harga yang dibayar petani (lb), dimana komponen lb hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (lb), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Pada Agustus 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 2,45 persen dari posisi

100,97 menjadi 103,44. Hal ini karena kenaikan lt sebesar 2,59 persen lebih tinggi dibandingkan indeks BPBBM yang naik sebesar 0,10 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh kenaikan NTUP di 3 (tiga) sub sektor. NTUP Tanaman Pangan naik sebesar 5,64 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,13 persen, dan sub sektor Peternakan

No Rincian

Juli'15 Agust'15 Perub

Agustus thd Juli'15 (%)

(1) (2) (4) (4) (5)

I. Indeks Diterima Petani 108,37 101,95 -5,92

1. Tangkap 102,67 101,36 -1,27

2. Budidaya 108,56 101,97 -6,07

II. Indeks Dibayar Petani 101,75 101,00 -0,74

1. Konsumsi Rumah Tangga 101,50 101,62 0,12

2. BPPBM 102,12 100,10 -1,98

III. Nilai Tukar Petani 106,51 100,94 -5,23

NTP Subsektor Perikanan Sukoharjo dan Perubahannya Juli - Agustus 2015 (2012=100)

Tabel 5

Rincian Juli'15 Agust'15 Agustus thd Perub

Juli'15 (%) (1) (3) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 101,16 106,87 5,64 2. Hortikultura 103,64 101,74 -1,83 3. Tanaman Perkebunan 100,00 101,13 1,13 4. Peternakan 100,75 102,56 1,80 5. Perikanan 106,12 101,85 -4,03 Sukoharjo 100,97 103,44 2,45 Tabel 6

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Agustus 2015 (2012=100)

(8)

8 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015

naik sebesar 1,80 persen. Sedangkan Sub sektor Hortikultura turun sebesar

1,83 persen, dan sub sektor perikanan

turun sebesar 4,03 persen.

6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi

Rumah Tangga (IKRT)

mencerminkan angka inflasi/deflasi

di wilayah perdesaan. Pada

Agustus 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten

Sukoharjo mengalami kenaikan

atau terjadi inflasi sebesar 0,07 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 0,17 persen, dan kelompok Kesehatan naik 2,66

persen. Sedangkan kelompok

Makanan Jadi turun sebesar 0,08 persen, kelompok Perumahan turun sebesar 0,67 persen, dan kelompok

sandang turun sebesar 1,70

persen. Sementara itu kelompok transportasi dan komunikasi, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga tidak mengalami

perubahan/ relatif stabil.

Rincian Juli'15 Agust'15

Perub Agustus thd

Juli'15 (%)

(1) (3) (3) (4)

Konsumsi Rumah Tangga 101,63 101,70 0,07

a. Bahan Makanan 103,04 103,21 0,17

b. Makanan Jadi 100,56 100,47 -0,08

c. Perumahan 100,67 99,99 -0,67

d. Sandang 102,22 100,49 -1,70

e. Kesehatan 100,00 102,66 2,66

f. Pendidikan, Rekreasi & OR 100,00 100,00 0,00

g. Transportasi dan Komunikasi 100,00 100,00 0,00

Tabel 7

IHK Perdesaan Sukoharjo dan Perubahannya (%) Juli - Agustus 2015 (2012=100)

(9)

9 Berita Resmi Statistik Kabupaten Sukoharjo No.35/10/3311/Th. II, 25 September 2015

Tabel 8.

NTP Sukoharjo per Sub Sektor dan Perubahannya (%) Juli – Agustus 2015 (2012=100)

J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) J uli'15 A gus t '15 P e rub A gus t us t hd J uli'15 ( %) (3) (3) (4) (6) (6) (7) (9) (9) (10) (12) (12) (13) (15) (15) (16) (18) (18) (19) I. Inde k s D it e rim a P e t a ni 10 1,15 10 7 ,0 7 5 ,8 5 10 3 ,6 4 10 1,7 4 - 1,8 3 10 0 ,0 0 10 4 ,0 3 4 ,0 3 10 1,2 0 10 2 ,9 0 1,6 8 10 8 ,3 7 10 1,9 5 - 5 ,9 2 10 1,12 10 3 ,7 4 2 ,5 9

II. Inde k s D iba ya r P e t a ni 10 1,2 0 10 1,3 1 0 ,11 10 1,2 1 10 1,2 3 0 ,0 2 10 1,0 2 10 2 ,0 5 1,0 2 10 0 ,9 2 10 0 ,9 1 - 0 ,0 1 10 1,7 5 10 1,0 0 - 0 ,7 4 10 1,14 10 1,2 4 0 ,10

1. Ko ns um s i R um a h T a ngga 10 1,6 4 10 1,7 1 0 ,0 7 10 1,7 0 10 1,7 2 0 ,0 2 10 1,5 1 10 1,6 5 0 ,14 10 1,5 2 10 1,6 4 0 ,12 10 1,5 0 10 1,6 2 0 ,12 10 1,6 3 10 1,7 0 0 ,0 7 a. B ahan M akanan 103,08 103,20 0,12 103,11 103,30 0,19 102,72 103,07 0,34 102,84 103,17 0,32 102,91 103,36 0,44 103,04 103,21 0,17 b. M akanan Jadi 100,56 100,48 -0,08 100,56 100,48 -0,08 100,56 100,47 -0,09 100,54 100,46 -0,08 100,47 100,38 -0,09 100,56 100,47 -0,08 c. P erumahan 100,65 99,99 -0,66 100,76 99,99 -0,77 100,60 99,99 -0,61 100,61 99,98 -0,62 100,22 99,99 -0,23 100,67 99,99 -0,67 d. Sandang 102,25 100,47 -1,74 102,21 100,50 -1,68 102,16 100,51 -1,62 102,15 100,52 -1,60 102,38 100,44 -1,89 102,22 100,49 -1,70 e. Kesehatan 100,00 102,69 2,69 100,00 102,47 2,47 100,00 102,69 2,69 100,00 102,75 2,75 100,00 102,44 2,44 100,00 102,66 2,66 f. P endidikan, Rekreasi & Olah raga 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 g. Transpo rtasi dan Komunikasi 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00

2 . B P P B M 9 9 ,9 9 10 0 ,19 0 ,2 0 10 0 ,0 0 10 0 ,0 0 0 ,0 0 10 0 ,0 0 10 2 ,8 7 2 ,8 7 10 0 ,4 5 10 0 ,3 3 - 0 ,12 10 2 ,12 10 0 ,10 - 1,9 8 10 0 ,15 10 0 ,2 9 0 ,14

a. B ibit 100,00 101,63 1,63 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,98 100,77 -0,21 101,04 100,26 -0,77 100,52 100,85 0,33 b. Obat-o batan & P upuk 100,00 100,18 0,18 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,67 100,47 -0,20 100,00 100,00 0,00 100,28 100,28 0,00 c. Sewa, P ajak & P engeluaran Lain 99,84 100,17 0,34 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 99,90 100,10 0,20 d. Transpo rtasi 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 e. P enambahan B arang M o dal 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 105,71 5,71 100,00 100,00 0,00 100,36 100,00 -0,36 100,00 100,12 0,12 f. Upah B uruh Tani 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 0,00 100,00 107,14 7,14 100,00 100,00 0,00 112,00 100,00 -10,71 100,00 100,25 0,25

III. N ila i T uk a r P e t a ni 9 9 ,9 5 10 5 ,6 8 5 ,7 3 10 2 ,4 0 10 0 ,5 0 - 1,8 6 9 8 ,9 9 10 1,9 5 2 ,9 9 10 0 ,2 8 10 1,9 8 1,7 0 10 6 ,5 1 10 0 ,9 4 - 5 ,2 3 9 9 ,9 9 10 2 ,4 7 2 ,4 8

IV . N ila i T uk a r Us a ha P e rt a nia n 10 1,16 10 6 ,8 7 5 ,6 4 10 3 ,6 4 10 1,7 4 - 1,8 3 10 0 ,0 0 10 1,13 1,13 10 0 ,7 5 10 2 ,5 6 1,8 0 10 6 ,12 10 1,8 5 - 4 ,0 3 10 0 ,9 7 10 3 ,4 4 2 ,4 5

H o rt ik ult ura T a na m a n P e rk e buna n R a k ya t P e t e rna k a n P e rik a na n S uk o ha rjo

(1) R inc ia n

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum format penulisan fungsi pada Octave ada dua tipe yaitu yang pertama fungsi dan program utama dipisah (private function), yang kedua antara fungsi dan

Kebijakan pemberian bantuan pembangunan rusunawa lembaga perguruan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama telah diatur dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah

Pada hari ini, Jum’at tanggal Sembilan Belas Bulan Juni tahun Dua Ribu Sembilan, dimulai jam Sepuluh lewat Lima menit wita sampai dengan selesai bertempat di portal Pengadaan

Terdapat dalam Undang – Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 54 menyatakan bahwa “ anak yang menderita disabilitas mempunyai hak untuk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapat kesimpulan bahwa pada Kecamatan Depok yang di bagi menjadi 3 strata yaitu Desa Maguwoharjo sebagai strata 0, Desa

Penampang tahanan jenis J-21 pada Gambar 7 terlihat bahwa ketebalan Formasi Genteng yang tersusun atas batupasir tufaan secara umum memiliki dengan ketebalan

4) Perubahan paradigma dan prinsip dasar untuk yang melayani: a) Mendengar suara Tuhan langsung mengenai masalah dll. b) Menolong orang lain untuk mendengar suara Tuhan

Untuk memperoleh pembahasan yang tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan berkualitas sebagai suatu karangan ilmiah, maka perlu untuk membatasi lingkup