• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL

EVALUASI ACCESSIBILITY

Abstract

Both usability and accessibility evaluations result two groups of score based on their parameters. These score then had been correlated to each other to show if there was any relationship between usability and accessibility evaluations. The result of correlation test using Pearson Product Moment shows that usability and accessibility evaluations have low correlation to each other, which means that an accessible website is not always a usable website.

Key Words: correlation, usability, accessibility, province websites

Pendahuluan

Penelitian mengenai uji korelasi dilaksanakan setelah memperoleh hasil dari penelitian sebelumnya, yaitu hasil evaluasi usability dan accessibility. Selama ini istilah usability dan accessibility tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, penelitian ini menguji apakah terdapat hubungan antara usability dan accessibility. Namun demikian, sebelumnya dilakukan pula uji korelasi terhadap skor parameter-parameter penyusun skor evaluasi usability dengan skor itu sendiri, sehingga dapat diketahui parameter mana yang paling berkorelasi atau berhubungan dengan hasil akhir evaluasi usability.

Penelitian ini didasarkan atas penelitian lain yang dilakukan di Inggris oleh Ma dan Zaphiris (2003) yang memeriksa apakah situs web e-Government Inggris memiliki peringkat yang tinggi dalam hal accessibility dan usability, dan apakah kedua ukuran tersebut saling berkorelasi atau tidak. Penelitian tersebut menemukan bahwa situs-situs web e-Government Inggris memiliki peringkat yang relatif tinggi dalam hal accessibility, dan hasil yang telah dianalisis menunjukkan bahwa suatu situs web yang mudah digunakan (usable) tidak berarti juga mudah diakses (accessible), dan begitu pula sebaliknya. H al ini dikarenakan korelasi antara hasil evaluasi usability dan hasil evaluasi accessibility tergolong rendah.

(2)

Metode Penelitian

Uji keterkaitan atau korelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua parameter, di mana keduanya dapat bersifat kausal (sebab-akibat) atau non kausal (bukan sebab-akibat). Pada penelitian evaluasi usability terdapat beberapa jenis skor yang menjadi penyusun skor evaluasi usability. Skor tersebut adalah hasil dari proses normalisasi

menggunakan rumus Min-Max Normalization dikarenakan perbedaan rentang dan

kriteria penilaian. Kriteria penilaian untuk parameter jumlah langkah (satuan langkah) dan jumlah waktu (satuan detik) adalah skor tertinggi didapatkan oleh situs web yang mampu mengakses informasi dengan jumlah langkah dan waktu terendah. Untuk parameter kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten, skor tertinggi didapatkan oleh situs web dengan kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten yang tinggi pula. Uji korelasi yang dilaksanakan pada penelitian ini menggunakan beberapa hipotesis, yaitu:

a. H1: Terdapat korelasi yang nyata antara skor jumlah langkah dengan skor evaluasi usability.

b. H2: Terdapat korelasi yang nyata antara skor jumlah waktu dengan skor evaluasi usability.

c. H3: Terdapat korelasi yang nyata antara skor kesuksesan tugas dengan skor evaluasi usability.

d. H4: Terdapat korelasi yang nyata antara skor kepuasan responden dengan skor evaluasi usability.

e. H5: Terdapat korelasi yang nyata antara skor kelengkapan konten dengan skor evaluasi usability.

f. H6: Terdapat korelasi yang nyata antara skor evaluasi usability dan skor evaluasi accessibility.

Hipotesis 1 – 5 (H1 – H5) bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang nyata antara setiap parameter penyusun skor evaluasi usability dengan skor usability itu sendiri. Hipotesis 6 (H6) bertujuan untuk mengetahui sebagai contoh apakah situs web yang tergolong tidak memiliki masalah usability juga tergolong tidak memiliki masalah accessibility, atau hal tersebut tidak berkaitan sama sekali. Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan perangkat

(3)

lunak SPSS 18 for Windows dengan metode Korelasi Pearson Product Moment karena data yang dibandingkan merupakan data skor atau rasio, untuk membuktikan hipotesis yang dibangun atau mengetahui ada tidaknya korelasi yang terjadi, dan jika terdapat korelasi, seberapa kuat korelasi tersebut menggunakan nilai r (korelasi) berdasarkan parameter berikut ini (Swinscow & Campbell 2002):

a. 0 < r < 0.19 : Korelasi sangat lemah b. 0.20 ≤ r < 0.39 : Korelasi lemah

c. 0.40 ≤ r < 0.59 : Korelasi menengah d. 0.60 ≤ r < 0.79 : Korelasi kuat e. 0.80 ≤ r < 1.00 : Korelasi sangat kuat

Nilai r tersebut dapat memiliki tanda positif (+) atau negatif (-). Apabila bertanda positif, maka korelasinya bersifat searah, sedangkan apabila bertanda negatif, maka korelasinya berlawanan arah.

Hasil dan Pembahasan Uji Hipotesis 1 – 5

Terdapat dua jenis cara untuk menghitung skor normalisasi, yaitu

penerapan rumus Min-Max Normalization dengan penyesuaian dan tanpa

penyesuaian. Hal ini dikarenakan rumus Min-Max Normalization akan

menghasilkan skor tinggi bagi nilai yang tinggi dan begitu pula sebaliknya. Adapun pada penelitian ini situs web yang baik performa usability-nya adalah situs web yang skornya terkecil, sehingga parameter dengan nilai yang tinggi harus disesuaikan terlebih dahulu sebelum dinormalisasi.

Parameter yang tidak memerlukan penyesuaian adalah parameter jumlah langkah dan jumlah waktu karena kedua parameter tersebut telah menghasilkan skor normalisasi kecil bagi jumlah langkah atau waktu yang kecil pula, sedangkan untuk memperoleh skor normalisasi kesuksesan tugas, dilakukan penyesuaian dengan cara membagi angka 1 (satu) dengan persentase rekaman responden yang berhasil menemukan konten yang ditugaskan, kemudian diterapkan rumus

Min-Max Normalization. Hal ini berlaku pula bagi parameter kepuasan responden dan

(4)

Berikut ini adalah Tabel 15 yang menunjukkan tentang hasil uji korelasi antara parameter jumlah langkah, jumlah waktu, kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten dengan skor usability.

Tabel 15 Hasil uji korelasi parameter-parameter skor usability dengan skor usability (Lampiran 22)

No. Hipotesis Nilai r Nilai

p Sifat Korelasi Kesimpulan

1. H1 0.640** 0.000 Kuat, Searah dan

Sangat Nyata

Menerima H1

2. H2 0.695** 0.000 Kuat, Searah dan

Sangat Nyata

Menerima H2

3. H3 0.540** 0.002 Menengah, Searah

dan Sangat Nyata

Menerima H3

4. H4 0.549** 0.001 Menengah, Searah

dan Sangat Nyata

Menerima H4

5. H5 0.507** 0.004 Menengah, Searah

dan Sangat Nyata

Menerima H5 Keterangan: ** = Korelasi bersifat nyata pada level 0.01

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa Hipotesis 1 dan 2 memiliki sifat korelasi yang kuat, searah dan sangat nyata. Dengan kata lain, jika skor normalisasi jumlah langkah dan jumlah waktu semakin tinggi, maka skor usability juga akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Untuk Hipotesis, 3, 4 dan 5, sifat korelasinya adalah menengah, searah dan sangat nyata menurut Swinscow dan Campbell (2002). Dengan kata lain, apabila skor normalisasi kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten semakin tinggi, maka skor usability juga akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Seluruh hipotesis diterima karena nilai p < 0.01 pada tingkat kepercayaan sebesar 99%, sehingga dapat diketahui bahwa parameter jumlah langkah, jumlah waktu, kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten memiliki korelasi yang nyata dengan skor usability.

Uji Hipotesis 6

Berdasarkan uji korelasi antara skor hasil evaluasi usability dan skor hasil evaluasi accessibility, diperoleh hasil bahwa kedua kelompok tersebut memiliki korelasi yang lemah, tidak nyata dan berlawanan arah (r = -0.244, p = 0.187) menurut Swinscow dan Campbell (2002). Ada pun hasil korelasi menggunakan SPSS 18.0 dapat dilihat pada Lampiran 23. Dengan kata lain, dapat disimpulkan

(5)

bahwa H6 ditolak dan H0 diterima, yakni pada tingkat kepercayaan 95%, skor evaluasi usability tidak berkorelasi nyata dengan skor hasil evaluasi accessibility.

Hasil korelasi tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Ma dan Zaphiris (2003) yang menunjukkan bahwa meskipun accessibility adalah bagian dari isu usability, peringkat yang tinggi dalam hal accessibility tidak mengindikasikan bahwa situs web tersebut juga memiliki peringkat tinggi dalam

hal usability. Hal penting yang harus diperhatikan ialah bahwa usability

mencakup kombinasi beberapa kriteria seperti estetika, kemudahan penggunaan, kemudahan belajar dan mengingat, dan lain-lain. Apabila kriteria-kriteria tersebut memiliki peringkat yang rendah, maka peringkat usability-nya juga akan tetap rendah seberapapun baiknya peringkat accessibility yang dimiliki.

Simpulan dan Saran Simpulan

Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain:

 Pengembangan framework untuk mengukur usability dapat ditentukan dari gabungan parameter jumlah langkah, jumlah waktu, kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten.

 Hasil uji korelasi antara skor normalisasi jumlah langkah, jumlah waktu, kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten dengan skor usability menghasilkan kesimpulan bahwa skor usability berkorelasi kuat, searah dan sangat nyata dengan parameter jumlah langkah (r = 0.640, p = 0.000) dan jumlah waktu (r = 0.695, p = 0.000). Selain itu, skor usability berkorelasi menengah, searah dan sangat nyata dengan parameter kesuksesan tugas (r = 0.540, p = 0.002), kepuasan responden (r = 0.549, p = 0.001) dan kelengkapan konten (r = 0.507, p = 0.004).

 Hasil uji korelasi antara skor hasil evaluasi usability dan accessibility menghasilkan kesimpulan bahwa skor evaluasi usability tidak berkorelasi nyata dengan skor hasil evaluasi accessibility (r = -0.244, p = 0.187).

(6)

Saran

Hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian ini ialah uji korelasi berikutnya dapat dilakukan dengan mencari parameter-parameter lain yang mungkin memiliki korelasi yang tinggi terhadap pengukuran performa usability situs web. Semakin banyak parameter yang berpengaruh kuat terhadap performa usability situs web, diharapkan akan meningkatkan akurasi pengukuran usability tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

MODEL PEMBELAJARAN PENIRUAN PENGUCAPAN BAHASA JEPANG MENGGUNAKAN VIDEO ERIN NIHON CHOUSEN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Lapangan Mandiri (PKLM) ini penulis ingin mengetahui dan menyampaikan serta melaporkan situasi yang ada pada instansi pemerintah yang bersangkutan khususnya pada Kantor Pelayanan

[r]

teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa

Workshop Penyusunan Soal (Item Development) Dan Analisis Soal (Item Review) Bagi Dosen Dan Instruktur Di Lingkungan Poltekkes Palembang Jurusan Analis Kesehatan.. 15 – 16

Banyak faktor yang menyebabkan masalah pada kesehatan mental remaja seperti faktor- faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja termasuk keinginan untuk

Penulis dari Folklore Story Book ini adalah seorang anak yang duduk di bangku SMA Global Jaya International School, Nefertiti Karismaida.Ia merupakan seorang anak yang

Agar pembahasan permasalahan yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang akan dibahas, maka penulis akan membatasi