• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PENGELOLAAN MODAL KERJA PADA FIRMA MUARA MAS PONTIANAK TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA PENGELOLAAN MODAL KERJA PADA FIRMA MUARA MAS PONTIANAK TAHUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PENGELOLAAN MODAL KERJA PADA FIRMA MUARA MAS PONTIANAK

TAHUN 2008-2011

Dewi Riskawati, Sri Buwono, Warneri Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan

email: nriskawati@yahoo.com

Abstract: Performance of Working Capital Management on Firm Muara Mas Pontianak Year 2008-2011.The purpose of this study is to investigate the performance of working capital management on firm Muara Mas Pontianak in 2008-2011. This study uses descriptive research methods and forms of research case studies. It can be concluded: 1) Working capital in 2008-2009 increased by Rp.72.750.000 and in 2008-2009-2010 decreased by Rp.15.448.000. Years 2010-2011 increased by Rp.34.033.215. 2) Factor headings changes in working capital assets such as cash, accounts receivable, inventories, other receivables, work in progress. While at heading current liabilities include trade payables and other payables. 3) The highest working capital needs are lowest in 2011 and 2008, 4) working capital efficiency with the formula WCTO ROWC 7.62 times and 52.08%

Keywords: Working Capital.

Abstrak: Kinerja Pengelolaan Modal Kerja pada Firma Muara Mas Pontianak Tahun 2008-2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengelolaan modal kerja pada Firma Muara Mas Pontianak tahun 2008-2011. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan bentuk penelitiannya studi kasus. Maka dapat disimpulkan: 1) Modal kerja pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan sebesar Rp.72.750.000 dan tahun 2009- 2010 mengalami penurunan sebesar Rp.15.448.000. Tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar Rp.34.033.215. 2) Faktor perubahan modal kerja pos aktiva antara lain kas, piutang usaha, persediaan, piutang lainnya, pekerjaan dalam proses. Sedangkan pada pos hutang lancar antara lain hutang usaha dan hutang lainnya. 3) Tingkat kebutuhan modal kerja paling tinggi adalah tahun 2011 dan terendah tahun 2008, 4) Efisiensi modal kerja dengan rumus WCTO 7,62 kali dan ROWC 52,08%

(2)

erubahan teknologi, persaingan bebas yang semakin ketat, tingkat suku bunga yang cepat berubah serta perekonomian yang semakin tidak menentu cenderung akan mengakibatkan goncangan bagi kelansungan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga akan sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Setiap perusahaan yang didirikan pada umumnya mempunyai tujuan memperoleh laba semaksimal mungkin. Salah satu bagian yang sangat penting adalah bagian keuangan, dimana diketahui bahwa kebutuhan, penggunaan serta pengalokasian dana merupakan tugas berat bagi bagian keuangan.

Salah satu masalah perusahaan yang utama adalah berkaitan dengan tersedianya dana untuk digunakan sebagai modal kerja. Modal kerja adalah dana yang disediakan untuk produksi, pembayaran gaji karyawan dan sebagainya.Seorang manajer keuangan harus tanggap melihat perubahan yang terjadi di perusahaan terutama yang menyangkut pengelolaan modal kerja yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan modal kerja tersebut.

Pengelolaan modal kerja sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Modal kerja menunjukkan besarnya aktiva lancar yang dimiliki perusahaan setelah untuk memenuhi keseluruhan utang lancarnya selama satu periode operasi perusahaan. Selain itu modal kerja dapat mengidentifikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat likuiditas yang baik atau sebaliknya.

Firma Muara Mas Pontianak adalah perusahaan industri percetakan yang beralamat di Jalan H. Rais A. Rahman Gg. Nusa No. 15 Pontianak yang menempatkan modal kerja sebagai unsur penting dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Adapun unsur-unsur modal kerja antara lain kas, bank, piutang dan persediaan barang dagang. Firma Muara Mas Pontianak adalah perusahaan percetakan yang sudah banyak memiliki pelanggan sehingga perusahaan ini selalu mempunyai orderan yang cukup banyak. Namun Firma Muara Mas Pontianak tetap membutuhkan midal kerja yang cukup besar dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal itu disebabkan karena rata-rata para pelanggan membayar orderan tersebut dengan kredit atau hanya membayar uang mukanya terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Dapat dilihat perusahaan tersebut haruslah mengelola modal kerja dengan sangat efisien dan efektif agar tidak terjadi masalah dalam kegiatan operasionalnya sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya yaitu mendapatkan laba.

Dari data yang diperoleh aktiva lancar perusahaan mengalami fluktuasi yang juga berpengaruh pada modal kerja bersih. Tahun 2009 aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar Rp.198.150.000 atau 67,92% dari tahun 2008. Sedangkan modal kerja bersihnya mengalami peningkatan sebesar Rp.72.750.000 atau 37,86%. Dan laba bersih tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebesar Rp.132.873.750 atau 108,67% dari tahun 2008. Tahun 2010 aktiva lancar mengalami penurunan sebesar Rp.9.823.000 atau 2,01% dari tahun 2009. Sedangkan modal kerja bersihnya juga mengalami penurunan sebesar Rp.15.448.000 atau 5,83%. Laba bersihnya mengalami penurunan sebesar Rp.22.877.050 atau sebesar 8,97%. Tahun 2011 aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar Rp.39.798.840 atau 8,29% dari tahun 2010. Sedangkan modal kerja bersihnya mengalami peningkatan sebesar Rp.34.033.215 atau sebesar 13,64%. Dan laba bersihnya mengalami penurunan sebesar Rp.30.884.919 atau sebesar 13,29%.

Dari perkembangan modal kerja, baik modal kerja bruto (aktiva lancar) maupun modal kerja neto mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, hal tersebut juga mempengaruhi pendapatan bersih perusahaan, dimana laba bersih perusahaan mengalami penurunan. Keadaan ini mencerminkan rendahnya tingkat efisiensi dari pengelolaan modal kerja pada Firma Muara Mas di Pontianak. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui bagaimana kinerja

(3)

pengelolaan modal kerja Firma Muara Mas di Pontianak dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kinerja pengelolaan modal kerja Firma Muara Mas di Pontianak pada tahun 2008-2011, (2) Untuk mengetahui besarnya tingkat efisiensi modal kerja Firma Muara Mas di Pontianak pada tahun 2008-2011.

Pada dasarnya modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Weston dan Brigham (2004:410) menyatakan bahwa “Modal kerja (working capital) adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha. Modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.” Jadi modal kerja modal kerja merupakan sejumlah dana yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan membiayai operasi perusahaan serta untuk menciptakan pendapatan selama perusahaan beroperasi. Perusahaan harus tetap melakukan pembelian bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar rekening listrik dan sebagainya sampai diterimanya hasil penjualan sebagai usaha dalam menghasilkan pendapatan.

Menurut Suad Husnan (1998:546), metode keterikatan dana pada modal kerja mengakui dua hal penting, yaitu (1) Untuk mendanai kebutuhan akan modal kerja mungkin saja telah disediakan (sebagian) oleh pihak lain dalam bentuk pendanaan spontan, (2) Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang seharusnya tidak memasukkan unsur laba. S. Munawir (2004: 116), menyatakan bahwa modal kerja yang cukup memberikan beberapa keuntungan, antara lain (1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, (2) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, (3) Menjamin yang dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan-kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, (4) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya, (5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganan, (6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan. Modal kerja yang tersedia dapat digunakan untuk membantu perusahaan membayar kewajiban-kewajiban perusahaan. Tujuan yang paling penting dalam mengelola modal kerja adalah mendapatkan laba yang maksimal sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan sehari-harinya.

Dalam Memenuhi kebutuhan akan modal keja yang diperlukan oleh peusahaan, pihak manajemen perusahaan harus mampu mencari dan memanfaatkan sumber-sumber modal kerja yang menguntungkan perusahaan. Modal kerja sangat diperlukan dalam membiayai keperluan operasional perusahaan dalam jangka pendek. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:89) sumber dana berasal dari: (1) Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas, (2) Penurunan bruto aktiva tetap, (3) Kenaikan bersih kewajiban dan hutang, (4) Penambahan modal sendiri, (5) Dana yang diperoleh dari operasi. Sedangkan penggunaan dana berasal dari: (1)Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas,(2) Penambahan bruto aktiva tetap, (3) Penurunan kewajiban dan hutang, (4) Pengurangan modal sendiri, (5) Pembayaran deviden. Secara umum dapat kita simpulkan modal kerja diperoleh dari hasil berkurangnya aktiva tetap dengan menjual aktiva tetap yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Penjualan aktiva tetap tersebut akan menjadi kas yang berarti modal kerja bertambah sesuai hasil penjualan aktiva tersebut. Bertambahnya hutang jangka panjang juga akan menambah modal kerja karena hutang jangka panjang tersebut berasal dari pinjaman jangka panjang pada kreditur.

(4)

Menurut Abas Kartadinata (1990:151-152), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja antara lain: (1) Volume penjualan. Suatu perusahaan menanamkan sebagian dari dananya dalam modal kerja, karena diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional yang bertumpu pada penjualan, (2) Faktor-faktor musiman. Beberapa perusahaan akan mengalami fluktuasi musiman dalam permintaan akan barang dan jasa yang dihasilkannya. Variasi dalam penjualan ini akan mempengaruhi tingkat modal kerja Demikian pula, bila perekonomian sedang mengalami resesi, penjualan akan turun, karena para langganan akan lebih berhati-hati dalam mebeli barang dan jasa. Hal ini akan mengakibatkan penurunan dalam kebutuhan akan modal kerja, (3) Perubahan dalam teknologi. Perkembangan teknologi, terutama yang berkenan dengan proses produksi dapat mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kebutuhan modal kerja, (4) Kebijaksanaan perusahaan. Kebijaksanaan modal kerja juga akan mempengaruhi tingkat modal kerja. Bilaman perusahaan mengubah kebijaksanaan kreditnya dari 30 hari menjadi 60 hari lebih banyak dana yang akan terikat dalam piutang. Bilamana kebijaksanaan produksinya berubah maka kebutuhan akan persediaan juga akan berubah. Apabila terjadi peningkatan pesanan maka modal kerja yang diperlukan juga akan semakin besar. Untuk faktor musiman, apabila terjadi perubahan trend produk pada waktu tertentu, maka akan terjadi peningkatan permintaan produk barang atau jasa sehingga modal kerja yang dibutuhkan pun akan semakin besar. Perubahan teknologi juga dapat mempengaruhi besarnya modal kerja, misalnya saja apabila sebelumnya perusahaan menggunakan tenaga manusia untuk melakukan proses produksi, setelah adanya mesin yang digunakan untuk memproduksi suatu produk maka modal kerja juga akan berkurang karena perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja. Dalam hal kebijakan perusahaan juga mempengaruhi besar kecilnya modal kerja, misalnya saja kebijaksanaan perusahaan dalam memberikan piutang.

Pada dasarnya kebutuhan modal kerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari besar kecil dan jenis perusahaan.Sedangkan menurut Abas Kartadinata (1990:152-153), besarnya kebutuhan akan modal kerja tergantung dari: (1) Besarnya perusahaan. Besar perusahaan, baik dalam ukuran, aktivanya ataupun dalam ukuran penjualannya akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan modal kerja. Perusahaan kecil umunya memerlukan aktiva lancar yang relatif lebih besar sebagai bantalan untuk gangguan-gangguan dalam arus uang. Memiliki sumber arus uang masuk yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan besar, karena itu gampang dipengaruhi kemacetan-kemacetan dalam arus uang yang disebabkan oleh kegagalan beberapa langganan untuk membayar pada waktunya. Perusahaan besar yang memiliki lebih banyak sumber dana yang akan memerlukan lebih sedikit modal kerja dalam perbandingan dengan jumlah aktiva atau penjualan, (2) Kegiatan perusahaan. Bila perusahaan harus memiliki persediaan yang tinggi atau harus menjual dengan syarat-syarat kredit yang ringan, tingkat kebutuhan akan modal kerja akan meningkat dibandingkan dengan perusahaan pemberi jasa atau perusahaan yang hanya menjual dengan syarat tunai, (3) Tersedianya kredit. Perusahaan yang memperoleh kredit yang tersedia setiap saat dari bank akan dapat bekerja dengan tingkat modal kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki fasilitas kredit tersebut, (4) Sikap terhadap laba. Karena setiap dana memerlukan biaya modal kerja yang besar akan mengurangi laba perusahaan. Beberapa perusahaan lebih menyukai modal kerja yang besar dan bersedia memikul sedikit kerugian. Perusahaan lainnya memilih bekerja dengan modal kerja minimum untuk mencapai laba sebesar-besarnya, (5) Sikap terhadap risiko. Makin besar modal kerja, terutama uang kas dan alat-alat lancar lebih kecil risiko tidak likuidnya perusahaan. Perusahaan yang tidak mau menghadapi resiko kekurangan alat-alat likuid lebih menyukai kas ekstra. Tetapi ada perusahaan yang bersedia kekurangan uang kas untuk mencapai laba penuh.

(5)

Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka harus dapat mengguanakan modal kerjanya dengan baik. Maka dari itu, perlu adanya pengukuran efisiensi modal kerja. Modal kerja merupakan penggunaan untuk jangka pendek yang perlu diukur efisiensinya, karena kalau modal kerja digunakan lebih efisien maka ikut membantu perusahaan. Salah satu ukuran efisiensi modal kerja yang sering digunakan adalah perputaran modal kerja, karena modal kerja terdiri atas beberapa unsur antara lain kas, piutang dagang dan persediaan barang dagang. Perputaran modal kerja ini merupakan rasio penjualan dengan rata-rata aktiva lancar. Suad Husnan (1998:550) menyatakan bahwa, ”Rasio yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi modal kerja adalah return on working capital. Rasio ini menggunakan dasar pemikiran pengukuran keuntungan operasi dari setiap modal kerja bruto yangdimiliki perusahaan. Semakin besar kemampuan modal kerja tersebut menghasilkan keuntungan operasi, semakin efisien pengelolaan modal kerja tersebut. Melihat fungsinya, modal kerja berperan sangat penting bagi peusahaan. Untuk mengetahui apakah modal kerja yang tersedia sudah tepat dipergunakan dalam menghasilkan laba perusahaan, maka perlu diukur tingkat efisiensi modal kerja tersebut”. Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan tersebut melakukan kegiatan usahanya. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan pada elemen –elemen modal kerja sampai pada saat kembali lagi menjadi kas. Lama perputaran modal kerja tergantung dari berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut. Semakin pendek periode perputaran maka semakin cepat perputarannya dan semakin efisien modal kerjanya.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hadari Nawawi (2005:63) menyatakan bahwa, “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek peneliti (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka bentuk penelitian yang digunakan penulis adalah studi kasus. Menurut Hadari Nawawi (2005:72), “Studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu, dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118), “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka”. Berdasarkan pengertian di atas, maka data dalam penelitian ini adalah berupa fakta dan angka yang merupakan informasi yang akan dijadikan bahan untuk diolah dalam penelitian ini. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup dokumen keuangan dan dokumen lainnya, seperti: (1) Laporan Neraca Firma Muara Mas tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, (2) Laporan Laba Rugi Firma Muara Mas tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) ”Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Menurut pengertian di atas maka sumber data dalam penelitian ini adalah Manajer Keuangan Firma Muara Mas di Pontianak yang akan memberikan informasi berupa jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan memberikan data-data berupa dokumen keuangan dan gambaran umum Firma Muara Mas di Pontianak.

Berdasarkan beberapa teknik menurut Hadari Nawawi (2005: 94-95), maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Teknik Observasi Langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek

(6)

penelitian. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung di Firma Muara Mas di Pontianak, (2) Teknik Komunikasi Langsung, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi langsung dengan sumber data (wawancara). Teknik ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan Manajer Keuangan Firma Muara Mas di Pontianak, (3) Teknik Studi Dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian antara lain dari sumber dokumen.

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: (1) Pedoman Observasi (Daftar Cek), berupa daftar yang memuat gejala-gejala yang akan diamati, dimana peneliti memberikan tanda cek (silang atau lingkaran dan sebagainya) terhadap gejala-gejala yang muncul selama observasi, (2) Pedoman Wawancara, instrumennya berupa pedoman wawancara kepada pimpinan Firma Muara Mas di Pontianak, (3) Lembar catatan, yaitu dengan mencatat hal yang berhubungan dengan penelitian yang didapat dari arsip-arsip, dokumen, literatur dan sebagainya.

Berdasarkan data hasil studi dokumenter pada perusahaan akan diolah, analisis kemudian akan ditarik kesimpulan untuk menjawab beberapa masalah dalam rencana penelitian ini, sedangkan data hasil wawancara akan dideskripsikan secara kualitatif. Untuk mengetahui maslah no 1 yaitu, kinerja pengelolaan modal kerja maka perlu diketahui: (1) Sumber dan Penggunaan Modal Kerja. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja menurut Syafarudin Alwi (1994:360) digunakan untuk mengetahui bagaimana sumber modal kerja diperoleh dan bagaimana sumber modal kerja digunakan perlu menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja dan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, (2) Faktor yang mempengaruhi perubahan modal kerja. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja di Firma Muara Mas akan dianalisis secara kualitatif dengan menganalisis laporan perubahan modal kerja serta membandingkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja yang telah dibuat, (3) Kebutuhan Modal Kerja, untuk menghitung kebutuhan modal kerja maka perlu menghitung Rata-rata Modal Kerja terlebih dahulu. Menurut Marwan Asri dan Jhon Suprihanto (1993:86) dapat dihitung dengan rumus berikut:

Setelah mengetahui Rata-rata Modal Kerja dimana masing-masing komponen modal kerja dihitung dengan rumus tersebut, selanjutnya menghitung Tingkat Perputaran Modal Kerja

(Marwan Asri dan John Suprihanto, 1993:86) Kemudian menghitung Tingkat Perputaran Operasi (Modal Kerja)

(Marwan Asri dan John Suprihanto, 1993:86) Komponen modal kerja awal + modal kerja akhir

X 100 2

Penjualan Netto

X 1 kali Rata-rata Modal Kerja

360

X 1 kali Jumlah Hari Keterikatan Modal Kerja

(7)

Dan tahap selanjutnya menghitung Kebutuhan modal kerja dalam satu tahun

(Marwan Asri dan John Suprihanto, 1993:86) Untuk mengetahusi masalah no 2 yaitu Efisiensi Modal Kerja diperlukan beberapa tahapan yaitu: (1) Working Capital Turnover dan Return On Working Capital. Adapun rumus untuk menghitung Working Capital Turnover menurut Bambang Riyanto (1996:335) adalah sebagai berikut:

Dan untuk menghitung Return On Working Capital menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:185) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Untuk Kinerja Pengelolaan Modal Kerja setelah diteliti dengan tahapan diketahui dahulu sumber dan pengggunaannya dimana Sumber Modal Kerja Firma Muara Mas Pontianak periode tahun 2008-2009 berasal dari: (1) Berkurangnya inventaris sebesar Rp.45.000.000 yang merupakan salah satu unsur dari aktiva tetap menyebabkan bertambahnya sumber modal kerja bagi perusahaan, (2) Bertambahnya akumulasi penyusutan sebesar Rp.138.376.250, (3) Bertambahnya ekuitas/modal karena meningkatnya laba ditahan sebesar Rp.143.873.750.Sedangkan Penggunaan Modal Kerja Firma Muara Mas periode 2008-2009 antara lain sebagai berikut: (1) Bertambahnya aktiva tetap berupa pembelian peralatan percetakan sebesar Rp.200.000.0000, (2) Pembelian peralatan lainnya sebesar Rp.4.500.000, (3) Berkurangnya hutang tidak lancar berupa hutang bank sebesar Rp.50.000.000. Untuk Sumber Modal Kerja Firma Muara Mas periode 2009-2010 berasal dari: (1) Bertambahnya unsur aktiva tetap yaitu akumulasi penyusutan sebesar Rp.138.376.250, (2) Bertambahnya hutang jangka panjang yaitu hutang bank sebesar Rp7.500.000. Sedangkan Penggunaan Modal Kerja Firma Muara Mas untuk periode 2009-2010 antara lai sebagai berikut: (1) Bertambahnya peralatan lainnya sebesar Rp.15.000.0000, (2) Bertambahnya aktiva lainnya sebesar Rp.75.000.0000, (3) Berkurangnya ekuitas/modal karena menurunnya laba ditahan sebesar Rp.71.324.250.Untuk Sumber Modal Kerja Firma Muara Mas periode 2010-2011 adalah sebagai berikut: (1)Bertambahnya akumulasi penyusutan sebesar Rp.138.376.250, (2)Bertambahnya ekuitas/modal karena meningkatnya laba ditahan sebesar Rp.186.156.965. Dan Penggunaan Modal Kerja Firma Muara Mas periode 2010-2011 antara lain sebagai berikut: (1) Bertambahnya aktiva tetap dengan pembelian peralatan percetakan sebesar Rp.203.000.000, (2) Bertambahnya inventaris sebesar Rp.50.000.000, (3) Bertambahnya peralatan lainnya sebesar Rp.5.000.000, (4)Berkurangnya hutang jangka panjang yaitu hutang bank sebesar Rp.32.500.000.

Penjualan Netto

Rp 1 Perputaran Modal Kerja

Penjualan Netto Aktiva Lancar - Utang Lancar

Laba Operasi

X 100% Aktiva Lancar

(8)

Sedangkan Untuk Perubahan Modal Kerja Firma periode 2008-2009 maka rincian perubahan masing-masing pos aktiva lancar sebagai berikut : (1) Kas mengalami kenaikan sebesar Rp.25.000.000 dikarenakan meningkatnya penerimaan tagihan dan berkurangnya pembelian oleh perusahaan, (2) Piutang usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.90.000.000 dikarenakan meningkatnya kenaikan piutang kepada para langganan dan dikuti dengan menurunnya penyisihan piutang, (3) Persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp.12.100.000 dikarenakan meningkatnya persediaan baik itu bahan baku, barang setengah jadi ataupun barang jadi, (4) Piutang lainnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp.12.800.000 hal ini disebabkan meningkatnya piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa, (5) Pekerjaan dalam proses juga mengalami kenaikan sebesar Rp.58.250.000 hal ini disebabkan meningkatnya pekerjaan yang belum diselesaikan. Sedangkan rincian masing-masing pos hutang lancar periode 2008-2009 adalah sebagai berikut: (1) Hutang usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.90.000.000 dikarenakan meningkatnya pembelian bahan baku dengan cara kredit, (2) Hutang lainnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp.35.400.000 dikarenakan meningkatnya hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Untuk Perubahan Modal Kerja periode 2009-2010 dengan rincian perubahan masing-masing pos aktiva lancar sebagai berikut: (1) Kas mengalami penurunan sebesar Rp.15.000.000 dikarenakan bertambahnya pembelian oleh perusahaan, (2)Piutang usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.5.565.000 dikarenakan meningkatnya kenaikan piutang kepada para langganan dan diikuti dengan menurunnya penyisihan piutang, (3)Persediaan mengalami penurunan sebesar Rp.2.100.000 dikarenakan berkurangnya persediaan baik itu bahan baku, barang setengah jadi, ataupun barang jadi, (4) Piutang lainnya juga mengalami penurunan sebesar Rp.1.288.000 dikarenakan berkurangnya piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa, (5) Pekerjaan dalam proses mengalami kenaikan sebesar Rp.3.000.000 hal ini disebabkan meningkatnya pekerjaan yang belum diselesaikan. Sedangkan rincian masing-masing pos hutang lancar adalah sebagai berikut: (1) Hutang usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.4.437.500 hal ini disebabkan meningkatnya pembelian bahan baku dengan cara kredit, (2) Hutang lainnya mengalami peningkatan sebesar Rp.1.187.500 hal ini disebabkan karena meningkatnya hutang dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Untuk Perubahan Modal Kerja periode 2010-2011 dengan rincian perubahan masing-masing pos aktiva lancar sebagai berikut: (1) Kas mengalami kenaikan sebesar Rp.21.400.000 dikarenakan meningkatnya penerimaan tagihan dan berkurangnya pembelian oleh perusahaan, (2) Piutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp.3.819.000 dikarenakan meningkatnya piutang dan diikuti dengan menurunnya penyisihan piutang, (3) Persediaan mengalami peningkatan sebesar Rp.8.719.360 hal ini dikarenakan meningkatnya persediaan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi, (4) Piutang lainnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp.2.740.480 hal ini dikarenakan meningkatnya piutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, (5)Pekerjaan dalam proses juga mengalami peningkatan sebesar Rp.3.120.000 hal ini disebabkan meningkatnya pekerjaan yang masih belum diselesaikan. Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos hutang lancar sebagai berikut: (1) Hutang usaha mengalami kenaikan sebesar Rp.4.548.438 hal ini disebabkan karena meningkatnya pembelian bahan baku dengan cara kredit, (2) Hutang lainnya juga mengalami kenaikan sebesar Rp.1.217.187 dikarenakan meningkatnya hutang denga pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Rincian perubahan masing-masing pos aktiva lancar yang menjadi faktor penyebab perubahan modal kerja adalah: (1) Perubahan kas dikarenakan adanya penerimaan tagihan dan pembelian aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan, (2) Perubahan piutang usaha dipengaruhi oleh tingkat perputaran piutang. Selain itu, penyisihan piutang juga dapat mempengaruhi perubahan komponen modal kerja, (3) Perubahan

(9)

persediaan yang disebabkan penambahan atau pengurangan persediaan bahan baku, (4)Perubahan piutang lainnya yang di sebabkan penambahan atau pun penyisihan piutang pada pihak yang memiliki hubungan istimewa, (5) Perubahan pekerjaan dalam proses disebabkan peningkatan jumlah produk yang belum diselesaikan oleh perusahaan. Sedangkan rincian perubahan masing-masing pos hutang lancar adalah sebagai berikut: (1) Perubahan hutang usaha dapat disebabkan karena perusahaan membutuhkan bantuan kredit dalam pembelian bahan baku dan akan dilunasi dalam waktu yang telah ditetapkan. Lamanya waktu pelunasan biasanya di bawah satu tahun, (2) Perubahan hutang lain-lain dapat disebabkan karena perusahaan meminjam dana yang tidak digunakan untuk kegiatan produksi. Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Netto Firma Muara Mas Pontianak seharusnya pada tahun 2008 adalah Rp. 161.136.196,3 sedangkan realisasinya adalah Rp. 192.150.000. Pada tahun 2009 Kebutuhan Modal Kerja Netto seharusnya adalah Rp. 254.068.877,6 sedangkan realisasinya Rp. 249.452.000. Pada tahun 2010 Kebutuhan Modal Kerja Netto seharusnya adalah Rp. 254.068.877,6 sedangkan realisasinya Rp. 249.452.000. Pada tahun 2011 Kebutuhan Modal Kerja Netto seharusnya adalah Rp. 261.239.706,8 sedangkan realisasinya Rp. 283.485.215.

Besarnya Efisiensi Modal Kerja Firma Muara Mas Pontianak dengan rincian sebagai berikut: (1)Working Capital Turnover (WCTO) pada tahun 2008 sebesar 4,42 kali, pada tahun 2009 sebesar 6,79 kali, tahun 2010 sebesar 7,62 kali dan tahun 2011 sebesar 7,41 kali, (2) Return On Working Capital (ROWC) pada tahun 2008 sebesar 41,91%, tahun 2009 sebesar 52,08%, tahun 2010 sebesar 48,38% dan tahun 2011 sebesar 38,74%.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan hal sebagai berikut: (1) Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 modal kerja mengalami kenaikan sebesar Rp.72.750.000. Penurunan modal kerja terjadi pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 sebesar Rp.15.448.000. Dan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 modal kerja mengalami kenaikan sebesar Rp.30.033.215, (2) Perubahan modal kerja pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 antara lain pos aktiva yaitu kenaikan kas, kenaikan piutang usaha, kenaikan persediaan, kenaikan piutang lainnya dan kenaikan pekerjaan dalam proses. Dan pada pos hutang lancar yaitu kenaikan hutang usaha dan hutang lainnya, (3) Berdasarkan perhitungan tingkat kebutuhan modal kerja pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat bahwa dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan. Sedangkan dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan kebutuhan modal kerja. Dan pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami kenaikan. (4) Working Capital Turnover untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat modal kerja yang paling tinggi adalah tahun 2010 dan yang paling rendah adalah tahun 2008. Jadi berdasarkan Working Capital Turnovertahun yang paling efisien adalah tahun 2010. Sedangkan berdasarkan tingkat pengembalian modal kerja (Return On Working Capital) untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, menunjukkan bahwa periode yang paling tinggi adalah tahun 2009 dan yang paling rendah adalah tahun 2011.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat disampaikan antara lain: (1)Untuk para pengajar, perlu adanya perhatian pada materi modal kerja. Agar mahasiswa maupun siswa SMK tidak hanya mengetahui materi modal kerja namun juga dapat melakukan praktik dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini dapat juga meneliti Firma Muara Mas, karena

(10)

dalam 2 tahun terakhir laba yang dihasilkan kurang maksimal, (2) Perusahaan hendaknya dapat memperhitungkan besarnya modal kerja yang dibutuhkan agar dapat mengoptimalkan penggunaan modal kerja yang ada. Cara ini dapat dilakukan dengan menghitung dan memperkirakan anggaran yang dibutuhkan selama satu tahun. Dalam menyusun anggaran penjualan yang akan dicapai perlu mempertimbangkan jumlah penjualan tahun sebelumnya. Dengan adanya penyusunan anggaran ini, maka perusahaan dapat memperkirakan modal kerja yang diperlukan. Perusahaan juga harus tegas menetapkan kebijakan kredit agar tidak terjadi kerugian karena piutang yang tertunggak pembayarannya.

DAFTAR RUJUKAN

Abas Kartadinata. (1990). Pembelanjaan Pengantar Managemen Keuangan. Jakarta: PT. Bima Aksara.

Bambang Riyanto. (1996). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Edisi IV). Yogyakarta : BPFE.

Hadari Nawawi. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham. (2004). Manajemen Keuangan. (Penterjemah: Djoerban Wahid dan Ruchyat Kasasih). (Editor: Gunawan Hutauruk). (Edisi: 9). Jakarta: Erlangga.

Marwan Asri dan John Suprihanto.(1993). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: Modul Universitas Karunika.

Syafaruddin Alwi. (1994). Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Yogyakarta: Andi Offset. Suad Husnan. (1998). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Pendek). (Edisi 4). Yogyakarta: BPFE.

Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti.(2002). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP-YKPN.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini besar nilai sig t 0,016 < α = 0,05, Dengan demikian bahwa secara parsial variabel produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

Fuel cell merupakan sumber tenaga listrik yang menggunakan hidrogen dan metanol sebagai bahan bakar dan oksigen sebagai oksidan menghasilkan air.. Konsepnya sangat sederhana yaitu

Selain itu masyarakat Jakarta dan Indonesia juga kini mulai meningkatkan perhatiannya terhadap cagar Budaya, dan situs-situs Budaya sebagai bentuk kepeduliannya

Isilah kolom yang tersedia dengan nama asli Anda, nama yang Anda inginkan untuk login pada OS Ubuntu (yang disebut juga dengan “ username ” yang dibutuhkan

1) Memetakan operasi perusahaan: hal ini membutuhkan diketahuinya batas-batas konsesi perusahaan. Sinar Mas tidak membuat informasi ini tersedia untuk umum, dengan

Metodologi dapat dirumuskan sebagai analisis dan pengaturan secara sistematik dari prinsip-prinsip dan proses-proses rasional dan eksperimental yang membimbing suatu

Terapi antiviral pada sirosis hati dekompensata terkait infeksi virus hepatitis B merupakan suatu tantangan dalam pengobatan, pengembangan agen antiviral spesifik telah

Sedangkan menurut Manullang (2013: 37) terdapat lima macam lingkungan yang mempengaruhi aktivitas bisnis, yaitu lingkungan fisik, lingkungan perekonomian,