• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

31

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kepemimpinan kepala sekolah ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan derajat kepemimpinan yang melayani yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dari sekolah menengah tingkat atas swasta kota Salatiga selama ini. Penelitian yang bersifat deskriptif dilakukan dengan segala upaya oleh peneliti untuk merekam secara objektif rincian dari apa yang terjadi di lapangan sehingga putusan mengenai apa yang hendak ditulis harus didasari dengan usaha yang sungguh-sungguh dan cermat (Nasution,2002). Dengan demikian penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat eksploratif dan bertujuan untuk mengungkapkan gambaran keadaan sesuatu atau status fenomena (Arikunto, 1997). Sedangkan menurut Sudjarwo (2001) yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang atau saat lampau.

Menurut Supramono (2001) penelitian deskriptif berasal dari kata kerja “to describe” yang artinya mendeskripsikan untuk menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, bagaimana, di mana, dan berapa dengan membuat suatu profil atau gambaran mengenai karakteristik, sifat

(2)

suatu objek atau fenomena yang akan dideskripsikan. Dalam penelitian ini, fenomena yang akan dideskripsikan adalah bagaimana derajat kepemimpinan yang melayani (servant leadership) di sekolah menengah tingkat atas swasta kota Salatiga.

3.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah tiga sekolah menengah tingkat atas swasta kota Salatiga yaitu SMA Kristen 1 Salatiga, SMA Kristen 2 Salatiga, dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Karena ketiga sekolah tersebut adalah sekolah swasta yang sangat dimungkinkan telah melaksanakan kepemimpinan yang melayani yang dapat dilihat dalam visi, misi, dan motto sekolah. Selain itu juga didasari pertimbangan bahwa sekolah menengah di Indonesia belum ada digunakan sebagai obyek penelitian mengenai Servant Leadership.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data memiliki peran penting dalam kesahihan dan ketepatan untuk dianalisis lebih lanjut. Ketepatan dalam memilih sumber data yang kredibel merupakan kunci diperolehnya data dalam penelitian ini, data dipilih atas dasar representasi informasi yang dibutuhkan. Peneliti berusaha memanfaatkan multi sumber untuk mendapatkan informasi lengkap atas permasalahan

(3)

penelitian. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah 85 responden yang terdiri dari kepala sekolah dan seluruh guru dan karyawan di tiga sekolah yang menjadi obyek penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ada dua yakni angket berisi kuesioner yang disebar, sedangkan sebagai kelengkapan data terutama untuk data yang masih meragukan kebenarannya dilakukan wawancara.

a. Angket (Kuesioner)

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Teknik yang digunakan untuk mengungkap data dalam penelitian ini adalah dengan menyebar angket tertutup. Angket disebar kepada ketiga kepala sekolah selaku sampel dalam penelitian ini. Tetapi angket juga diberikan kepada seluruh guru dan karyawan agar penilaian yang diberikan menjadi obyektif. Angket tersebut berisi instrumen pelaksanaan kepemimpinan yang melayani yang disusun oleh peneliti dengan mengadopsi dari Laub (2000) sebagai berikut:

(4)

Tabel 3.1

Kisi-kisi derajat kepemimpinan yang melayani

Karakteristik kepemimpinan yang melayani

Definisi

konseptual Indikator pernyataanNomor

Values people

mempercayai orang lain

Kepala sekolah mempercayai guru dan karyawan dalam

melaksanakan tugas. 1 Kepala sekolah memiliki

pemahaman bahwa setiap guru dan karyawan memiliki potensinya masing-masing.

25

Kepala sekolah akan memberikan penghargaan yang layak kepada guru dan karyawan yang berprestasi.

31

melayani kebutuhan orang lain terlebih dahulu dibandingkan dengan kebutuhan pribadi

Kepala sekolah mengerti akan

kebutuhan guru dan karyawan. 13 Kepala sekolah melayani

kebutuhan guru dan karyawan terlebih dahulu dibandingkan kebutuhan pribadinya.

19

mendengarkan orang lain secara empati

Kepala sekolah banyak

mendengarkan guru dan karyawan

secara empati. 7

Develops people

memberikan kesempatan kepada pengikut untuk belajar dan berkembang

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru dan karyawan untuk mengembangkan potensinya.

2

Kepala sekolah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru dan karyawan untuk memberikan ide-ide baru demi kemajuan sekolah.

20

menjadi teladan terhadap perilaku yang diinginkan

Kepala sekolah menjadi teladan

terhadap perilaku yang diinginkan. 26

mendorong, mendukung, dan melayaninya

Kepala sekolah mengembangkan guru dan karyawan dengan melayaninya sebagai mentor.

8

Kepala sekolah menciptakan lingkungan yang mendorong guru dan karyawan untuk terus belajar.

14

Kepala sekolah mendorong guru untuk tidak cepat puas dengan pekerjaannya.

(5)

Tabel 3.1 (lanjutan) Karakteristik kepemimpinan yang melayani Definisi konseptual Indikator Nomor pernyataan Builds community membangun hubungan personal yang kuat

Kepala sekolah membangun hubungan personal yang kuat

dengan guru dan karyawan. 3 Kepala sekolah berusaha

memperbaiki keadaan apabila terjadi relasi yang tidak harmonis diantara para guru dan karyawan.

9

berkolaborasi dengan orang lain dalam pekerjaan

Kepala sekolah berkolaborasi dengan guru dan karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan. 15 Kepala sekolah mampu

bekerjasama dengan semua guru dan karyawan bahkan dengan mereka yang kurang mendukungnya sekalipun.

21

Kepala sekolah memfasilitasi bentuk kerjasama yang dibangun diantara guru dan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya, misalnya MGMP.

33

menghargai

perbedaan-perbedaan yang ada

Kepala sekolah menghargai

perbedaan-perbedaan yang ada. 27

Display authenticity

terbuka kepada orang lain, memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dari orang lain, dan bersedia menerima kritikan

Kepala sekolah terbuka menerima

kritik. 4

Kepala sekolah memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dari orang lain.

16

Kepala sekolah bersedia mengevaluasi diri sebelum

menyalahkan orang lain. 28 Kepala sekolah menentang apabila

ada tindakan gegabah

menyalahkan orang lain. 34 mempertahankan

integritas dan sifat dapat dipercaya

Kepala sekolah bersedia mengakui

apabila memiliki kesalahan. 10 Kepala sekolah mempertahankan

(6)

Tabel 3.1 (lanjutan) Karakteristik kepemimpinan yang melayani Definisi konseptual Indikator Nomor pernyataan Provides Leadership memberikan perspektif masa depan kepada para pengikut

Kepala sekolah memberikan perspektif masa depan sekolah yang jelas kepada guru dan karyawan.

5

Kepala sekolah memiliki visi

kedepan yang jelas. 23

memprakarsai dan mengambil inisiatif

Kepala sekolah mendorong guru dan karyawan untuk bekerja tanpa keterpaksaan.

11

Kepala sekolah memiliki

keberanian mengambil resiko demi

kemajuan sekolah. 29

Kepala sekolah berkompeten (memiliki pengetahuan dan keterampilan) untuk menyelesaikan segala sesuatu.

35

mengklarifikasikan tujuan-tujuan yang sesuai

Kepala sekolah mampu mengubah hal negatif menjadi positif (ancaman menjadi peluang).

17 Share Leadership penyebaran kekuasaan dan melepaskan pengendalian kepada pengikut

Kepala sekolah melibatkan guru dan karyawan dalam menyusun

visi dan misi sekolah. 6 Kepala sekolah sering

mendelegasikan hal-hal penting kepada wakil-wakilnya apabila ada tugas keluar.

12

Kepala sekolah melakukan pelimpahan tugas kepada beberapa orang guru di bidang kurikulum, kesiswaan, sarpras, humas, dan keuangan.

18

memiliki sikap rendah hati, berbagi status dan mempromosikan orang lain

Kepala sekolah bukan mencari status ataupun mengutamakan

tunjangan pemimpin. 24 Kepala sekolah tidak

mengharapkan penghormatan dalam memimpin.

30

Kepala sekolah rendah hati (tidak mengunggul-unggulkan dirinya sendiri).

(7)

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan data terutama yang masih meragukan kebenarannya. Peneliti akan mewawancarai para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, karena mereka yang dipandang relevan dengan data yang sedang digali. Wawancara dilakukan secara mendalam sebagai personal yang terlibat dalam pelaksanaan kepemimpinan yang melayani.

3.4 Analisis Data

Dari data angket hasil penelitian yang telah dilakukan akan dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2008) yang dimaksud dengan statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Alat pengukuran data yang digunakan adalah Skala Likert, dimana ada penggunaan skor untuk melihat pendapat para guru dan karyawan tentang implementasi kepemimpinan yang melayani. Dalam setiap pertanyaan terdapat skor yang memiliki nilai dalam setiap jawaban seperti berikut:

(8)

 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

 Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

 Ragu-ragu (R) diberi skor 3

 Setuju (S) diberi skor 4

 Sangat Setuju (SS) skor 5

Dari data yang telah terkumpul ditentukan nilai mean yang ditentukan dengan rumus :

? ?? ? = ?̅ =1? . ? ??. ?? ? ?? ?

yang kemudian hasilnya dibagi dalam lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah yang disajikan pada Tabel 3.2. Interval ditentukan dengan:

?? ????? ? =?????? ? ??? ? ???? ? ?? ???? ??????? ? ? ?? ?? ?? ?? ? ?= 5−5 = 0.81 Tabel 3.2

Kategori Penilaian derajat kepemimpinan yang melayani

NO RENTANG KATEGORI 1 1.00 - 1.80 Sangat Rendah 2 1.81 - 2.60 Rendah 3 2.61 - 3.40 Sedang 4 3.41 - 4.20 Tinggi 5 4.21 - 5.00 Sangat Tinggi

Gambar

Tabel 3.1 (lanjutan) Karakteristik  kepemimpinan  yang melayani Definisi  konseptual Indikator  Nomor  pernyataan Builds community membangun  hubungan personal yang kuat
Tabel 3.1 (lanjutan) Karakteristik  kepemimpinan  yang melayani Definisi  konseptual Indikator  Nomor  pernyataan Provides Leadership memberikan  perspektif masa  depan kepada para pengikut

Referensi

Dokumen terkait

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

Untuk melihat kecukupan konsumsi pangan strategis di Kota Medan, dilakukan perbandingan data antara konsumsi energi dan protein yang dikonversi dari jumlah konsumsi

Dari segi berat atau ringannya hukuman, maka hukum pidana Islam dapat dibedakan menjadi (a) jarimah hudud, (b) jarimah qishash, dan (c) jarimah ta’zir.. Dari segi unsur

krena „u perlu rasanya untuk meningkatkan keberadaan kerajinan tersebut <* Kabupaten Magetan dengan menyediakan satu tempa, husu tuk.. promosi dan

menjelaskan keadaan erapan di mana pada tahap awal padatan memiliki afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut. Apabila tapak-tapak erapan tersebut telah ditempati,

Permata Niaga II No. 73 Taman Royal I Tangerang, Telp./Fax.. WAHANA TRANS UTAMA sebagai perusahaan jasa transportasi terdepan di Indonesia yang didukung dengan pengelolaan

Pendekatan Analisis Spasial dan Regresi Berganda pada Penentuan Bahan Organik Tanah di Kabupaten Sampang

Lima faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk menetapkan komunikasi berjalan dengan efektif adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh penerima pesan, (2)