• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun KEDUDUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun KEDUDUKAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1. KEDUDUKAN

emerintah Kabupaten Kayong Utara sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Ketapang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2007 Tanggal 2 Januari 2007 dan Surat Mendagri No.135/439/SJ Tanggal 27 Pebruari 2007. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang disempurnakan oleh Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004, Kabupaten Kayong Utara memiliki kedudukan yang sama dengan daerah lainnnya yaitu sebagai Daerah Otonom yang diharapkan mampu untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, nyata dan bertanggungjawab berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dikepalai oleh seorang Bupati dan dibantu oleh seorang Wakil Bupati.

2. KEWENANGAN DAN TUGAS POKOK SERTA STRUKTUR ORGANISASI

1) Kewenangan dan Tugas Pokok a. Kewenangan

Dengan dijadikannya Kabupaten Kayong Utara sebagai daerah otonom, maka kewenangan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mencakup seluruh bidang pemerintahan, termasuk kewenangan wajib

(2)

kecuali bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan Keamanan, Peradilan, Moneter dan Fiskal, Agama, serta Kewenangan Bidang Lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional.

Kewenangan wajib sebagaimana dimaksudkan di atas meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja.

b. Tugas Pokok

Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat Kabupaten Kayong Utara yang beriman, sehat, cerdas dan sejahtera.

2) Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang dibentuk pertama kali sesuai dengan Keputusan Bupati Kayong Utara Nomor : 03 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kayong Utara, yang mulai berlaku pada tanggal 6 November 2007, terdiri dari 2 (dua) Sekretariat, 9 (sembilan) Dinas Daerah, 7 (tujuh) Lembaga Teknis Daerah, dan 5 (lima) kecamatan.

(3)

Selanjutnya pada tahun 2009 telah diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tanggal 11 Maret 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kayong Utara.

Struktur Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana tersebut di atas, berpedoman kepada Peraturan Pemeritah No. 41 Tahun 2007.

Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat Daerah Kabupaten Kayong Utara

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas dan kewajiban Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan kebijakan teknis dinas daerah, lembaga teknis daerah, serta menyelenggarakan tugas pemerintahan dan tugas pembantuan sesuai dengan lingkup tugasnya.

Sementara itu untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah mencakup :

1)Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah Kabupaten

2)Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah

3)Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah

4)Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah

5)Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

b. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh Sekretaris Dewan

(4)

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah. Sekretariat DPRD bertugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :

1)Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD 2)Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD 3)Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD

4)Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleg DPRD

c. Dinas-Dinas Daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas merupakan perangkat daerah yang diserahkan wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, Dinas-Dinas Daerah mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan

(5)

tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dinas-dinas daerah terdiri dari : 1) Dinas Pendidikan

2) Dinas Pekerjaan Umum

3) Dinas Pertanian dan Peternakan 4) Dinas Kehutanan dan Perkebunan 5) Dinas Kelautan dan Perikanan 6) Dinas Kesehatan

7) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah

8) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika 9) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

10) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

11) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah 12) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

13) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

d. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang berbentuk Badan, Kantor, dan Rumah Sakit, yang dipimpin oleh seorang kepala, dan Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga teknis daerah bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yang sifatnya tidak tercakup oleh Sekretariat Daerah dan Dinas Daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, lembaga teknis daerah mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

(6)

sesuai dengan lingkup tugasnya; pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana

3) Inspektorat

4) Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 5) Kantor Lingkungan Hidup

6) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat 7) Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Daerah

8) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu 9) Badan Penanggulangan Bencana Daerah

e. Kecamatan-kecamatan

Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota, dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam rangka pelaksanaan otonomi, camat menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati.

Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dengan fungsi perencanaan penyusunan program penyelenggaraan kecamatan; penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, perekonomian dan pembangunan, kesejahteraan rakyat serta pelayanan lainnya yang dilimpahkan oleh Bupati; pelaksanaan tugas lain dibidang pemerintahan, ekonomi dan pembangunan serta kesejahteraan rakyat yang diberikan oleh Bupati.

(7)

Kecamatan terdiri dari : 1) Kecamatan Sukadana 2) Kecamatan Simpang Hilir 3) Kecamatan Teluk Batang 4) Kecamatan Pulau Maya 5) Kecamatan Seponti

6) Kecamatan Kepulauan Karimata

f. Sekretariat Dewan Pengurus Korpri g. Satuan Polisi Pamong Praja

3. LINGKUNGAN STRATEGIS YANG BERPENGARUH

Keberhasilan pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Kayong Utara untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkannya akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan strategis baik intern maupun ekstern. Lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian misi pemerintah Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai berikut :

1) Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Kayong Utara berada pada koordinat 000 45’ lintang selatan sampai 000 18’ lintang selatan dan 1080-45’ bujur timur sampai 1100 15 bujur timur, dengan luas wilayah mencapai 4.221 Km2, sementara luas efektif yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya sebesar 22,72 Ha. Adapun luas wilayah per masing-masing kecamatan adalah :

(1)Kecamatan Sukadana : 949 Km2 (2)Kecamatan Simpang Hilir : 1.422 Km2 (3)Kecamatan Teluk Batang : 593 Km2 (4)Kecamatan Seponti : 158 Km2 (5)Kecamatan Pulau Maya Karimata : 1.099 Km2

(8)

Secara administratif batas wilayah Kabupaten Kayong Utara meliputi: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Pontianak

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Matan Hilir Utara, Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Hulu, Kecamatan Sei Laur dan Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kayong Utara merupakan perairan laut dan memiliki banyak pulau. Pulau yang ada di Kabupaten Kayong Utara berjumlah 75 buah. Pulau-pulau ini tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, dan Pulau Maya Karimata.

Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari tanah kuarter (322.040 hektar atau 76,30 persen), intrusif & plutonik asam (68.145 hektar atau 16.14 persen), efusif tak dibagi (24.825 hektar atau 5.88 persen), intrusif & plutonik basa menengah (6.325 hektar atau 1.50 persen), yang terhampar di sebagian besar kecamatan.

Kabupaten Kayong Utara pada umumnya beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar 236 mm dengan rata-rata hari hujan adalah 10 hari per bulan, sedangkan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan April. Dengan tingkat curah hujan yang cukup tinggi di Kayong Utara, biasanya akan selalu disertai tingkat kecepatan angin yang tinggi, hal ini dapat membahayakan kegiatan pelayaran bagi para nelayan.

2) Demografi

Berdasarkan sensus penduduk 2010 (SP2010) jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010 sebanyak 95.594 jiwa (48.835 jiwa berjenis kelamin laki‐laki dan 46.759 jiwa berjenis kelamin

(9)

perempuan). Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Kayong Utara yaitu 4.568,26 Km2, maka kepadatan penduduk yang hanya sekitar 20 jiwa per Km2 terhitung masih sedikit. Dari lima kecamatan yang ada di Kabupaten Kayong Utara, kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Simpang Hilir, yaitu sekitar 29,55% dari total penduduk Kabupaten Kayong Utara.

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kayong Utara pada periode 1990‐2000 sebesar 1,29% dan pada periode 2000‐2010 laju

pertumbuhan penduduknya sebesar 1,94%. Jika dilihat menurut kecamatan yang ada, maka laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000‐2010 lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk

pada tahun 1990‐2000. Dengan pertumbuhan penduduk tertinggi

terdapat pada Kecamatan Sukadana dan Simpang Hilir (masing‐masing

2,79% dan 3,61%).

Dilihat menurut komposisi kelompok umur, penduduk Kabupaten Kayong Utara termasuk dalam kelompok penduduk muda dimana kebanyakan penduduk yang ada masih berusia muda. Adapun kelompok umur dibawah 15 tahun mencapai 33,57 persen dari total penduduk yang ada, sedangkan penduduk yang berusia 75 tahun ke atas hanya 1,01 persen.

3) Faktor Penentu Keberhasilan

a. Tersedianya mandat/legalitas berupa Undang-Undang Nomor : 6 tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Kayong Utara

b. Adanya dukungan dan komitmen yang tinggi dari Kepala Daerah dan seluruh perangkat daerah Kabupaten Kayong Utara dalam mewujudkan good governance, pelayanan prima, dan perubahan etos kerja.

(10)

c. Adanya dukungan peraturan dan perundang-undangan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban pegawai serta peraturan untuk menerapkan konsistensi penghargaan dan sanksi.

d. Adanya dukungan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 yang mendukung tersedianya dana pembangunan yang memadai.

e. Adanya dukungan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 yang memungkinkan Kepala Daerah mempunyai kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab.

f. Adanya dukungan budaya yang kondusif dalam melakukan tupoksi. g. Adanya peran serta masyarakat yang aktif untuk melaksanakan

kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.

h. Adanya tertib sosial politik yang kondusif bagi berlangsungnnya proses pemerintahan dan pembangunan daerah.

i. Adanya hubungan kerja kemitraan yang harmonis antara eksekutif dan legislatif daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

j. Adanya upaya peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah.

4) Kondisi Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

(11)

Pembangunan ekonomi tidak saja difokuskan pada pertumbuhan yang tinggi, akan tetapi lebih diarahkan pada keseimbangan antara pertumbuhan dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempersempit kesenjangan antara kelompok yang berpenghasilan tinggi dengan kelompok yang berpenghasilan rendah.

Keberhasilan pembangunan ekonomi antara lain dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, yang diindikasikan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Potensi unggulan Kabupaten Kayong Utara yang dapat dikembangkan pada periode mendatang adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas, dan air minum.

Uraian beberapa indikator turunan dari PDRB pada tahun 2011 berdasarkan harga konstan 2000 yaitu sebagai berikut :

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu upaya yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah, swasta, masyarakat dan stake holder terkait, dengan memberdayakan segala sumber daya yang tersedia baik sosial maupun ekonomi dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dilihat dari sisi ekonomi makro, pembangunan tersebut tergambar dari berbagai indikator seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan PDRB per kapita, laju inflasi, serta perluasan kesempatan kerja. Sedangkan dipandang dari sisi ekonomi mikro, pembangunan dilakukan melalui upaya pengembangan potensi sumber daya melalui penanaman modal di berbagai sektor ekonomi dengan berbagai skala usaha kecil maupun besar.

Memasuki usia empat tahun semenjak terbentuk pada tahun 2007, Kabupaten Kayong Utara terus mengalami perkembangan baik dari

(12)

sisi pembangunan wilayah maupun pembangunan sumber daya manusia. Salah satu indikator pembangunan yang mencerminkan keberhasilan suatu wilayah adalah laju pertumbuhan ekonomi. Kinerja perekonomian Kabupaten Kayong Utara selama tahun 2007-2010 terus mengalami pertumbuhan meskipun nilainya sedikit berfluktuatif. Pada tahun 2010, perekonomian Kabupaten Kayong Utara mengalami peningkatan sebesar 5,92 persen, dan merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama empat tahun terakhir. Pertumbuhan ini juga relatif sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi Kalimantan Barat yang tumbuh sekitar 5,35 persen pada tahun yang sama.

Menguatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kayong Utara ditunjukkan oleh tumbuh positifnya andil semua sektor ekonomi, bahkan terdapat 5 sektor ekonomi yang pertumbuhannya relatif lebih besar dibanding rata-rata pertumbuhan sektoral perekonomian Kalimantan Barat. Sejauh ini sektor pertanian adalah sektor yang paling dominan dan mengalami pertumbuhan sebesar 6,97 persen, disusul sektor industri pengolahan dan perdagangan-hotel-restoran yang masing-masing sektor tumbuh sekitar 3,24 persen dan 5,45 persen. Adapun sektor ekonomi yang paling pesat pertumbuhannya adalah sektor listrik-gas-air minum yaitu sebesar 12,53 persen pada tahun yang sama.

Peningkatan pada sektor pertanian terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan yaitu masing-masing sebesar 8,33 persen, 10,73 persen, dan 7,99 persen. Peningkatan produksi tanaman padi dan palawija serta peningkatan produksi peternakan (hingga diekspor) pada tahun 2010 terbukti memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan.

(13)

Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kayong Utara terjadi pada seluruh sektor perekonomian. Pertumbuhan tertinggi berturut-turut terjadi pada sektorlistrik-gas-air minum 12,53 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,12 persen, sektor jasa-jasa 6,99, dan sektor pertanian 6,97 persen. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 3,24 persen. Pertumbuhan sektor pertanian dan jasa-jasa yang cukup tinggi ternyata mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara umum, bahkan andilnya adalah 3,29 persen dari total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kayong Utara yang sebesar 5,92 persen pada tahun 2010. Sementara itu pertumbuhan sektor listrik-gas-air minum serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang cukup tinggi ternyata belum memberikan andil yang besar terhadap total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kayong Utara karena konstribusinya terhadap pembentukan total PDRB relatif kecil.

Sektor pertanian memiliki peranan cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kayong Utara. Lebih dari 45 pesen nilai tambah di Kabupaten Kayong Utara berasal dari sektor ini. Kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja yang cukup besar, membuat sektor ini masih menjadi penopang utama penggerak perekonomian Kabupaten Kayong Utara. Tahun 2010 sektor pertanian mengalami peningkatan sekitar 6,97 persen, dimana peningkatan terbesarnya adalah sub sektor peternakan yaitu sekitar 10,73 persen, diikuti sub sektor tanaman bahan makanan yaitu 8,33 persen, dan sub sektor perikanan 7,99 persen. Adapun sumbangan terbesar dalam pembentukan nilai tambah di sektor pertanian dua diantaranya berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan yaitu masing-masing 47,99 persen dan 34,94 persen. Kedua sub sektor ini masing-masing memberikan sumbangan sebesr

(14)

21,76 persen dan 15,84 persen terhadap total PDRB Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010. Besarnya andil kedua sub sektor tersebut terhadap sektor pertanian, menyebabkan perubahan cukup nyata bila terjadi perubahan produksi atau harga pada komoditas tanaman bahan makanan dan perikanan. Sedangkan sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan mengalami pertumbuhan yang relatif rendah pada tahun 2010 yaitu masing-masing meningkat sebesar 2,01 persen dan 1,61 persen dibanding tahun sebelumnya. Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup komoditas padi, jagung, ketela, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan. Produksi padi memberi andil terbesar di sub sektor tanaman bahan makanan. Tingginya pertumbuhan nilai tambah di sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun 2010 tentunya tidak terlepas dari peningkatan produksi padi di Kabupaten Kayong Utara pada tahun yang sama. Produksi padi di Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010 mencapai 68.932 ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 50.536 ton. Peningkatan produksi juga diiringi dengan peningkatan produktifitas tanaman tersebut yang meningkat dari sebesar 33,24 kw/ha pada tahun 2009 menjadi 34,35 kw/ha pada tahun 2010. Hal ini mengindikasikan adanya keberhasilan program intensifikasi pertanian di Kabupaten Kayong Utara yang ditunjukan oleh meningkatnya tanaman padi varietas unggul dan hibrida. Dengan nilai tambah dan produksi yang cukup tinggi mengindikasikan bahwa komoditi tanaman pangan khususnya tanaman padi menjadi salah satu komoditi andalan Kabupaten Kayong Utara, dan memiliki nilai ekspor antar wilayah.

b. Struktur Perekonomian Kabupaten Kayong Utara

Struktur perekonomian Kabupaten Kayong Utara tahun 2010 masih didominasi oleh empat sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor

(15)

industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor jasa-jasa. Sumbangan keempat sektor tersebut adalah mencapai 86,52 persen terhadap pembentukan total PDRB Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2010. Sedangkan sektor-sektor ekonomi lainnya sumbangannya masing-masing adalah kurang dari lima persen.

Sektor ekonomi yang memberi konstribusi relatif kecil dalam pembentukan PDRB ADHB Kabupaten Kayong Utara adalah sektor listrik, gas, dan air minum yaitu sebesar 0,81 persen, sedikit meningkat dari tahun lalu yang sebesar 0,79 persen. Tumbuhnya sektor-sektor pendukung seperti sektor bangunan, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan-hotel-restoran merupakan salah satu faktor pendorong peningkatan konstribusi sektor listrik dan air bersih. Sektor ini melayani kebutuhan dasar masyarakat umum, maka memerlukan perhatian serius terutama pihak-pihak yang terkait untuk terus ditingkatkan pelayanannya.

Sektor yang nilai Indek LQ-nya lebih dari satu adalah sektor pertanian, sektor listrik-gas-air minum, serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut berpeluang untuk dikembangkan, terutama Sektor-sektor pertanian dengan Indek LQ yang paling tinggi. Tentu hal ini tidak terlepas dari kondisi alam yang dimiliki Kabupaten Kayong Utara yaitu tanah yang subur sehingga cocok untuk tanaman bahan makanan seperti di Kecamatan Sukadana, Seponti, dan Teluk Batang, serta Kecamatan Pulau Maya Karimata yang juga terkenal kaya akan potensi biota lautnya. Hal ini menjadikan sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan sebagai sektor andalan dari tahun ke tahun.

Tentu sektor-sektor lain juga bisa dikembangkan seperti pada sektor pertambangan dan penggalian yang Indek LQ-nya mendekati satu. Potensi sumber daya alam seperti barang tambang dan galian belum

(16)

dieksploitasi secara optimal, sehingga memberikan peluang kepada sektor tersebut nantinya menjadi salah satu penopang bagi perekonomian daerah. Selain itu sektor industri pengolahan juga bisa dikembangkan, terlihat dari indeks LQ-nya yang juga hampir mendekati satu. Pendirian pusat-pusat industri di Kabupaten Kayong Utara tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi perekonomian daerah, sehingga hasil kekayaan daerah terutama tanaman pangan dan hasil laut bisa langsung diolah dan menjadi barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Akan tetapi upaya ini tentunya membutuhkan investasi yang cukup besar.

c. Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah. Inflasi yang tinggi mengindikasikan perekonomian yang tidak stabil, tetapi inflasi yang bernilai nol juga tidak baik bagi perekonomian yang mengindikasikan perekonomian sedang lesu. Oleh karena itu angka inflasi harus dijaga kestabilannya diambang kenormalan karena inflasi juga akan mempengaruhi indikator-indikator ekonomi lainnya termasuk tingkat suku bunga dan investasi. Salah satu gejala terjadinya inflasi adalah terjadinya lonjaan harga yang tajam sehingga bisa menyebabkan daya beli masyarakat sedikit menurun. Indeks harga implisit tahun 2009 sebesar 202,96 persen dan tahun 2010 sebesar 217,42 persen. Dengan demikian pertumbuhan indeks harga implisit di tahun 2010 adalah sebesar 7,13 persen, yang berarti laju Inflasi Atas Dasar Harga Produsen di Kabupaten Kayong Utara tahun 2010 adalah sebesar 7,13 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dibanding tahun 2009 yang sebesar 7,39 persen. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi penurunan inflasi di Kabupaten Kayong Utara antara lain akibat melambatnya inflasi di sektor bangunan, sektor industri pengolahan,

(17)

sektor perdagangan, hotel-restoran, serta sektor jasa-jasa. Padahal, sektor-sektor tersebut adalah termasuk penyumbang terbesar terhadap laju inflasi Kabupaten Kayong Utara.

Jika dilihat secara berkala, laju inflasi atas dasar harga produsen Kabupaten Kayong Utara memiliki trend yang searah dan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Kalimantan Barat. Laju inflasi Kalimantan Barat tahun 2010 sebesar 5,85 persen, relatif lebih rendah dari pada laju inflasi Kabupaten Kayong Utara. Kondisi wilayah dan biaya transportasi diduga memberikan dampak pada tingginya harga-harga di Kabupaten Kayong Utara, termasuk meningkatkan biaya faktor produksi sehingga harga barang pada tingkat produsen mengalami inflasi.

d. Perkembangan Pendapatan Per Kapita

PDRB Per kapita merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat kemakmuran daerah. PDRB Perkapita adalah total PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB Per Kapita menggambarkan pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk atas keikutsertaannya dalam proses produksi.

Data ini juga dapat digunakan untuk membandingkan kemakmuran suatu daerah dengan daerah lain. Apabila data ini disajikan menunjukkan perubahan tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut secara berkala akan menunjukkan perubahan tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut.

Pada tahun 2010 PDRB Per Kapita Kabupaten Kayong Utara adalah sebesar 9,90 juta rupiah. Artinya, rata-rata pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Kayong Utara selama setahun adalah sebesar 9,90 juta rupiah. Nilai ini meningkat sebesar 12,45 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 8,81 juta rupiah. Pendapatan per kapita

(18)

bukan satu-satunya tolak ukur untuk menilai kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat suatu wilayah, sebab menerapkan konsep rata-rata sehingga penyebaran/distribusinya di masyarakat belum terlihat. Oleh karenanya seolah-olah setiap individu di wilayah yang sama memiliki tingkat pendapatan yang sama. Jadi, masih diperlukan kajian lebih dalam untuk dapat melihat tingkat pemerataan pendapatan penduduk di Kabupaten Kayong Utara,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres tersebut menekankan kepada semua instansi pemerintah untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat. LAKIP merupakan bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dan merupakan tahap akhir dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang kami susun memiliki dua fungsi .

Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Kabupaten Kayong Utara untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kayong Utara sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

(19)

Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 2012

Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Kayong Utara mencakup hal-hal sebagai berikut :

Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2012 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Kayong Utara atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2012. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran Strategis telah dicapai selama tahun 2012.

Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan

LAKIP 2012 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja manajemen oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap kelemahan kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Kabupaten Kayong Utara akan merumuskan strategi pemecahan masalahnya agar capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

Dalam laporan akuntabilitas ini disajikan data kegiatan maupun sumber pembiayaan yang bersifat strategis, yaitu data kegiatan pembangunan sebagaimana tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2012 dan

Akuntabilitas

Kinerja Manajemen Kinerja

(20)

program/kegiatan yang dilakukan satuan kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang dilaksanakan selama tahun 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kayong Utara selama tahun 2012. Capaian kinerja (performance results) 2012 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 disajikan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2011 tanggal 31 Desember 2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan perbaikan atas pedoman SK LAN Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

(21)

Bagan Alur Pikir Penyusunan LAKIP

Sedangkan sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kayong Utara tahun 2012 dapat diilustrasikan sebagai berikut: SAMPUL KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Rencana Strategis 2008 - 2013 Rencana Kinerja Tahun 2012 Capaian Kinerja Tahun 2012 Analisis Capaian Kinerja 2012

(22)

BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

B. Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara

C. Perjanjian Kinerja (PK) Kabupaten Kayong Utara BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja C. Akuntabilitas Keuangan

BAB 4 PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Uraian singkat masing - masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan; menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, serta sistematika penyusunan LAKIP 2012.

Bab II Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja; menjelaskan rencana pembangunan jangka menengah daerah Pemerintah Kabupaten Kayong Utara periode 2008-2013 dan Perjanjian Kinerja untuk tahun 2012.

Bab III Akuntabilitas Kinerja; menyajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk menguraikan keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Uraian selanjutnya adalah Akuntabilitas Keuangan yang menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, dan disertai dengan penyajian Laporan Perhitungan Anggaran.

(23)

Bab IV Penutup; menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kayong Utara tahun 2012 dan menguraikan saran yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Referensi

Dokumen terkait

Anak-anak yang mula belajar membaca perlu memahami maksud sesuatu perkataan dan dapat menghubungkaitkan pada bentuk bahasa pertuturan serta makna lingustik. Walaupun tidak terlewat

Tungkai bayi haruslah dalam posisi ‘kodok’ (frog position), tangan harus dalam posisi fleksi. Ikatkan dengan kuat kain/baju kanguru agar bayi tidak terjatuh. Perut bayi jangan sampai

Memalui program usaha kerja ini diharapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemampuan warga belajar akan semakin bertambah atau semakin meningkat, terutama

Hasil studi menunjukan bahwa bayi yang lahir dari wanita perokok berisiko 2 kali lebih besar mengalami kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome) dibandingkan dengan

Dalam hal ini akan dilakukan desain berupa Peta Desain Instruksional (Pedati) pada mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebelum di unggah di LMS; 4)

Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal (ekstrakurikuler dan

Dokter Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala puskesmas dan staf dengan anggota masyarakat sebagai

a. Dalam membangun perangkat lunak pendaftaran mahasiswa online ini menghasilkan sebuah aplikasi yang khusus untuk pendaftaran mahasiswa baru yang dibangun dengan bahasa