• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelanggan yang dinamakan dengan FTTH (fiber to the home). Selain itu, Telkom IndiHome menggunakan kabel serat optik yang sebelumnya hanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pelanggan yang dinamakan dengan FTTH (fiber to the home). Selain itu, Telkom IndiHome menggunakan kabel serat optik yang sebelumnya hanya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2

pelanggan yang dinamakan dengan FTTH (fiber to the home). Selain itu, Telkom juga menyediakan jaringan serat optik untuk mendukung layanan seluler yang bernama jaringan backbone.

IndiHome menggunakan kabel serat optik yang sebelumnya hanya menggunakan kabel tembaga. Kabel serat optik bersifat tetap, yaitu instalasi hanya bisa dilakukan satu kali dan tidak bisa dipindahkan ke lokasi yang lain. Kabel serat optik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan kabel tembaga yang dijelaskan pada Tabel 1.1. Keunggulan yang dimiliki oleh kabel serat optik tersebut menjadi alasan bagi Telkom untuk melakukan migrasi ke jaringan serat optik.

Tabel 1.1 Perbandingan Kabel Serat Optik dan Kabel Tembaga

Serat Optik Tembaga

Harga Kurang dari 4 Miliar Rupiah Lebih dari 13 Miliar Rupiah Waktu Penggunaan 30 sampai 50 tahun 5 tahun

Jangkauan 1 mil 300 kaki

Berat 1,8 kg 17 kg

Penggunaan Energi 2 watt per pengguna Lebih dari 10 watt per pengguna Bandwidth

Maksimum

69 Tbps 10 Gbps

Keamanan Lebih aman karena tidak menyalurkan listrik

Terdapat kemungkinan bahaya listrik

Sumber: Telkom Indonesia (2014)

Manfaat peningkatan jaringan akses dari tembaga menjadi serat optik juga diperkuat oleh Peraturan Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012 Pasal 6 yang menyatakan bahwa penyediaan jaringan serat optik bertujuan untuk:

(2)

3

1. Meningkatkan penetrasi dan pemerataan distribusi akses layanan internet dan akses layanan pita lebar.

2. Mendorong pengembangan aplikasi konten di berbagai sektor.

3. Mendorong pengembangan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan masyarakat.

4. Mendorong pemerataan distribusi akses terhadap informasi oleh masyarakat.

5. Mendorong pengembangan e-government sebagai sarana komunikasi antar instansi pemerintah.

6. Mengatasi keterbatasan kapasitas jaringan microwave dan satelit.

Telkom melakukan peningkatan jaringan dari tembaga menjadi serat optik pada tahun 2014. Dalam laporan tahunan 2015 disebutkan bahwa Telkom melakukan migrasi jaringan untuk mewujudkan visi Telkom menjadi pemimpin di industri telekomunikasi atau “The King of Digital”. Telkom ingin meningkatkan

seluruh jaringan tembaga yang sudah terinstalasi di seluruh wilayah Indonesia menjadi jaringan serat optik. Hasil migrasi jaringan serat optik di wilayah Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Berdasarkan strategi nasional yang tercantum di dalam Nota Justifikasi Kebutuhan Investasi (NJKI), Telkom telah menyusun rencana untuk memperoleh pelanggan dalam rangka meraih potensi pemasukan sebesar 33,8 triliun pada

(3)

4

tahun 2020 dengan rencana penambahan tiga juta pelanggan setiap tahunnya hingga pada tahun 2020 mencapai 16 juta pelanggan.

Tabel 1.2 Sebaran Jaringan Serat Optik di Wilayah Yogyakarta

No STO Jumlah ODP

Titik Titik Koordinat

KAP PAK PSN KSG RSK LAIN ADA TDK 1 Babarsari 656 6.425 3.456 0 2.679 3 287 618 38 2 Bantul 447 3.756 1.265 0 2.349 0 142 447 0 3 Godean 454 4.808 1.090 0 3.583 0 135 452 2 4 Kotabaru 6.604 77.775 16.626 0 59.126 1 2.022 6.546 58 5 Kentungan 794 7.468 4.474 0 2.355 0 639 789 5 6 Kota Gede 667 5.625 1.793 0 3.728 0 104 662 5 7 Kalasan 259 2.448 840 0 1.464 0 144 258 1 8 Pugeran 3.877 44.182 11.176 0 32.165 0 841 3.860 17 9 Kaliurang 281 2.408 1.114 0 1.194 0 100 281 0 10 Sleman 499 4.452 1.876 0 2.408 0 168 497 2 11 Wonosari 261 2.212 642 0 1.517 0 53 257 4 12 Wates 109 1.008 305 0 656 0 47 107 2

Sumber: Telkom Indonesia (2017) Keterangan:

KAP: Kapasitas maksimal yang bisa digunakan oleh konsumen PAK: Kapasitas yang sudah digunakan oleh konsumen

PSN: Kapasitas yang dipesan oleh konsumen

KSG: Kapasitas yang belum digunakan oleh konsumen RSK: Kapasitas yang rusak

LAIN: Kapasitas yang tidak digunakan untuk IndiHome

ADA: Jumlah Optical Distribution Point (ODP) yang sudah memiliki data koordinat TDK: Jumlah Optical Distribution Point (ODP) yang belum memiliki data koordinat

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu aspek yang diperhatikan di dalam 10 keputusan manajemen operasi adalah keputusan lokasi. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti Telkom dalam menentukan lokasi harus mempertimbangkan berbagai faktor.

(4)

5

Menurut Krajewski dan Ritzman (2002) bahwa perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus mempertimbangkan berbagai faktor yang menentukan keputusan lokasi. Heizer dan Render (2014) mengatakan bahwa faktor kunci kesuksesan dalam penentuan lokasi diperlukan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 6 Januari 2017 dengan Manajer Access Maintenance and Operations (AMO) Telkom yaitu Bapak Dwi Happy menghasilkan temuan bahwa Telkom belum memiliki lokasi prioritas untuk pembangunan infrastruktur serat optik atau masih bersifat fleksibel. Fleksibel adalah arah pembangunan jaringan yang berubah-ubah tergantung dengan kondisi lokasi. Sebagai contoh lokasi A menjadi prioritas karena jaringan utama sudah dibangun. Namun lokasi A dapat menjadi lokasi yang bukan prioritas untuk dibangun karena alat harus ditanam di darat dan kondisi tersebut akan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan jika dipasang di tiang. Selain itu, pembatasan dana yang diberikan oleh kantor regional mengakibatkan divisi pembangunan jaringan harus membuat skala prioritas untuk pembangunan jaringan serat optik. Hal tersebut merupakan dampak dari adanya jaringan yang telah dibangun namun tidak laku terjual.

Lokasi prioritas menjadi penting karena adanya pembatasan dana dari kantor regional. Menurut hasil wawancara dengan Manajer Operasional Telkom juga menemukan fakta bahwa pembangunan jaringan serat optik membutuhkan waktu yang lama dan apabila terjadi keterlambatan pembangunan maka akan mempengaruhi kinerja divisi lain yang bertugas untuk menjual produk. Pada

(5)

6

akhirnya jika terjadi keterlambatan dalam penjualan produk maka kantor wilayah akan kesulitan untuk memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan oleh kantor regional. Telkom perlu memiliki faktor-faktor kunci untuk menentukan lokasi yang menjadi prioritas pembangunan dan penguatan jaringan serat optik. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka penulis membuat rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu belum adanya lokasi yang menjadi prioritas untuk pembangunan jaringan serat optik.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab masalah pokok penelitian, maka disusun pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana menentukan lokasi prioritas pembangunan jaringan serat optik dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menentukan lokasi prioritas pembangunan jaringan serat optik dengan menggunakan metode pemeringkatan faktor.

1.5 Manfaat Penelitian

Harapan penulis dari penelitian ini untuk akademisi adalah dapat menambah pemahaman mengenai jaringan sebagai bagian dari industri telekomunikasi dan mempraktekkan salah satu teori keputusan dalam manajemen operasi yang telah

(6)

7

dipelajari di universitas. Sedangkan untuk praktisi agar penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi Telkom dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan lokasi pemasangan jaringan serat optik.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika penulisan penelitian di Telkom. Bab II berisi tentang teori lokasi bisnis, teori lokasi bisnis ritel, faktor-faktor yang menentukan keputusan lokasi bisnis ritel, dan teknik untuk mengevaluasi alternatif lokasi. Bab III berisi tentang desain penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data. Bab IV berisi tentang deskripsi data yang digunakan untuk penelitian ini dan pembahasan yang akan menghasilkan simpulan dan saran yang berguna bagi akademisi dan praktisi. Bab V berisi tentang simpulan dari penelitian, implikasi bagi perusahaan, keterbatasan selama penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan Kabel Serat Optik dan Kabel Tembaga
Tabel 1.2 Sebaran Jaringan Serat Optik di Wilayah Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah Secara parsial faktor- faktor fundamental berupa profit margin dan return on equity tidak berpengaruh terhadap harga saham PT Unilever Indonesia Tbk,

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang

Pemberdayaan pengelolaan usaha bisnis pendukung bidang pariwisata ini sangat diperlukan, salah satunya di bidang pelaporan keuangan usaha, yang dilakukan sesuai dengan

Pengamatan pada preparat histopatologi menunjukkan bahwa pada ikan kontrol tanpa vaksin mengalami kerusakan yang lebih parah bila dibandingkan dengan ikan yang

Topik ini dipilih didasari pula atas keinginan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya mengenai gerabah serta hubungannya dengan paradigma budaya (bentuk,

setiap orang atau badan usaha yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa izin dari pihak yang berwenang

Hal ini juga dirasakan oleh RSUD dalam menangani data pasien,dengan melihat tugas-tugas urusan rekam medis, dapat mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar pada

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa skor TOLT atau capaian kemampuan berpikir logis mahasiswa/ peserta didik dapat digunakan untuk menjadi