• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

Tabel 3. Barchart dan Waktu Pengamatan Sumber : Data Proyek

4.1. Lingkup Pekerjaan Struktur

4.1.1. Umum

Pada umumnya pekerjaan struktur adalah pekerjaan awal disamping pekerjaan - pekerjaan seperti finishing dan mekanikal elektrikal, yang menunjukan tampilan struktur bangunan, pada bab ini akan memaparkan metode pelaksanaan mengenai pekerjaan tersebut.

4.1.2. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan struktur pada proyek Sudirman Hill Residence ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan yang disesuaikan menurut klasifikasi jenis pekerjaan yang dilakukan. Untuk masing-masing pekerjaan terdiri dari beberapa paket pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan Struktural secara keseluruhan, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut :

(2)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Struktur Bawah 1. Pekerjaan Galian

2. Pekerjaan Pile cap & Tie beam 3. Pekerjaan Retaining Wall

 Struktur Atas

1. Pekerjaan Shear Wall 2. Pekerjaan Kolom

3. Pekerjaan Balok & Plat lantai 4. Pekerjaan Tangga

5. Pekerjaan Ramp

Ruang Lingkup Pekerjaan

Pada kesempatan kerja pratek ini, pengamatan berfokus pada pelaksanaan pekerjaan struktur atas. Adapun waktu pengamatan hanya sekitar selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 20 Maret 2017 sampai 31 Mei 2015.

1. Pelaksanaan Pekerjaan Shear Wall

Gambar 24. Perencanaan Shear Wall Sumber : Data Proyek

(3)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

Shearwall merupakan komponen penahan gaya lateral pada struktur yang berupa dinding menerus. Pada proyek ini menerus dari lantai basement s/d lantai Atap, untuk mempercepat pekerjaan Shearwall digunakan metode Climbing dinding shearwall berselisih 2 lantai dengan lantai bawahnya.

Adapun tahap-tahap atau proses pekerjaan shear wall pada proyek ini, yaitu :

 Penulangan shear wall, yang dikerjakan di los pekerjaan pembesian.

Gambar 25. Penulangan Shear Wall Sumber : Data Pribadi

 Pemasangan mounting ring / angkur pada dinding shearwall.

 Perakitan lantai/ platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi angkur pada dinding shearwall.

 Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus seimbang.

 Pengangkatan platform climbing, dengan bantuan tower crane dan dilakukan adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pada dinding shearwall.

 Penempatan platform climbing.

(4)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

Gambar 26. Pengangkatan Bekisting Shear Wall Sumber : Data Pribadi

 Menempatkan bekisting dinding shearwall pada sisi dalam/ luar dan mengatur kelurusannya dengan push pull.

Gambar 27. Pemasangan Bekisting Shear Wall Sumber: Data Pribadi

 Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran shearwall.

 Jika usia beton telah cukup, bongkar bekisting dan dilakukan kembali climbing untuk bekisting shearwall diatasnya.

(5)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

2. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Dimensi kolom pada proyek Sudirman Hill Residence sama dari lantai semibasement sampai lantai 32. Hanya saja ada perbedaan pada lantai 7, 8 dan 9 dimana ada kolom miring pada sisi utara, namun dengan dimensi kolom yan gtetap sama.

Pekerjaan kolom pada proyek pembangunan Sudirman Hill Residence ini melibatkan beberapa proses kegiatan antara lain:

 Penentuan as kolom

 Penulangan kolom

 Pembuatan bekisting kolom

 Pemasangan bekisting kolom

 Pengecoran kolom

 Pembongkaran bekisting kolom

 Perawatan kolom (curing) 2.1. Penentuan As Kolom

Cara penentuan as kolom adalah dengan menggunakan alat theodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal kemudian dibuat as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as ini harus selalu di kontrol karena bukan tidak mungkin karena satu dan yang lain hal as tersebut berubah dari yang telah dibuat.

2.2. Penulangan Kolom

Perencanaan kolom pada proyek Sudirman Hill Residence ini mempunyai dimensi kolom yang sama secara keseluruhan.

(6)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

2.3. Pembuatan Bekisting Kolom

Material utama yang harus dipersiapkan antara lain:

 Kayu 6/16 cm diserut 2 sisi sehingga mempunyai ketebalan dan kelurusan yang sama.

 Plywood 15 mm.

 Waller

 Adjustable brace 1 m & 2 m.

 Dynabolt

Peralatan yang digunakan antara lain: mesin las, mesin serut, meteran dan benang sebagai control kelurusan saat pemasangan bekisting, serta paku, palu, dan gergaji. Panel bekisting kolom diukur sesuai dengan jenis kolom, dimensi kolom. Fabrikasi panel bekisting perunit kolom, pekerjaan dilakukan di los kerja kayu.

2.4. Pemasangan Bekisting Kolom

Setelah bekisting berdiri dan bekisting telah selesai dikerjakan di los kerja kayu, maka tahap selanjutnya yaitu pemasangan bekisting yang pada proyek Sudirman Hill Residence ini.

 Pengecekan as kolom sesuai shop drawing.

 Pemasangan sepatu kolom, menggunakan siku L 30mm x 30mm x 3mm, dilas kesengkang kolom.

 Pemindahan panel bekisting dilokasi yang telah disiapkan, menggunakan Tower Crane.

 Pemasangan panel bekisting kolom, sebelumnya dilakukan pembersihan dan pemberian minyak bekisting.

 Setelah kolom berdiri, dilakukan pemasangan adjustable brace 1m dan 2m di kedua sisi kolom, untuk menjaga sudut untuk tegak lurus terhadap lantai.

 Memeriksa kembali posisi vertikal bekisting terhadap as kolom, agar sewaktu pengecoran tidak terjadi pergeseran.

(7)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

2.5. Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan bekisting telah selesai dan telah mendapat persetujuan dari MK atau kontraktor pengawas. Tahap proses pengecoran kolom yaitu:

 Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan Tower Crane, beton dari Truck Mixer dituang ke dalam bucket.

 Bucket ditutup, agar pada saat pemindahan ke lokasi pengecoran, beton tidak tumpah.

 Di lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka, dan beton dituang ke dalam bekisting menggunakan selang plastik (tremie).

 Proses pengecoran dilakukan secara bertahap / perlayer.

 Tahap pertama setinggi ± 1,5 m setelah itu dipadatkan dengan vibrator, tahap kedua setinggi ± 1 m setelah itu dipadatkan, tahap selanjutnya antara 0,5 m s/d 1 m.

 Tiap tahapan / layer, dilakukan vibrasi yang cukup pada tiap layer.

 Penuangan beton maksimal setinggi 1 m dari bagian atas bekisting (untuk menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton).

 Vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan sambungan bekisting pada saat melakukan pamadatan. Oleh karena itu perlunya pengawasan terhadap pekerjaan pengecoran ini.

2.6. Pembongkaran Bekisting Kolom

Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari pekerjaan kolom, tahapan prosesnya yaitu:

 Pembongkaran bekisting kolom dilaksanakan 6 jam setelah pengecoran, dengan tenaga manusia.

 Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengendorkan semua baut/ wing nut yang terdapat pada waller.

 Tahap kedua adalah mengendorkan adjustable brace, yang secara bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.

(8)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan/ dipasang pada kolom berikutnya dengan bantuan alat TC, sebelumnya permukaan plywoodnya dibersihkan dan diberi minyak terlebih dahulu.

2.7. Perawatan Beton

Pada masa pengikatan awal yaitu saat beton mulai mengeras, harus diadakan perawatan beton (curing), yaitu dengan pemberian air pada permukaan beton dengan berbagai cara dengan jenis struktur yang dilaksanakan. Perawatan beton (curing) berfungsi untuk melindungi beton selama berlangsungnya pose pengerasan beton secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari:

 Kehilangan zat cair yang banyak

 Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak pada beton

 Adapun cara yang digunakan dalam perawatan beton yang dilakukan dalam proyek ini adalah dengan melakukan penyiraman air pada lapisan beton setiap hari. Cara ini tidak hanya memberikan perawatan yang baik tetapi juga menurunkan suhu beton sebagai akibat dari penguapan yang terjadi.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Perencanaan balok digunakan untuk menahan gaya lintang, normal, momen dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Selain itu balok berfungsi sebagai :

 Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain

 Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke kolom

 Membagi plat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil

Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat dan meneruskan beban dari plat ke balok induk. Dimensi balok induk pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan perencanaan arsitekturnya.

(9)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

3.1. Pemasangan Scaffolding

Setelah pembuatan bekisting balok dan plat lantai di los kerja kayu telah selesai, selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting tersebut di area yang telah direncakan. Tahapan proses yaitu sebagai berikut:

 Tahap pertama yang adalah memasang jack base yang sudah diatur ketinggiannya, alas jack base bisa berupa kayu kaso atau yang lainnya agar jack base tidak bergeser. Posisi jack base disesuaikan dengan layout yang telah ditentukan.

 Setelah jack base telah siap, pemasangan main frame di atas jack base. Antara scaffolding satu dengan yang lainnya dikekang/ dihubungkan dengan cross brace agar lebih kuat.

 Pemasangan U-Head yang sudah diatur ketingggiannya sesuai kebutuhan.

 Dilanjutkan pemasangan gelegar 8/12 – 4 m arah memanjang balok di atas U-Head.

 Lalu pemasangan balok suri-suri 6/12 – 2 m arah melintang balok, setiap jarak 60 cm.

 Scaffolding dipasang sejajar sesuai luasan bekisting plat dan balok yang akan ditumpu di atasnya.

Gambar 28. Scaffolding Sumber : Data Pribadi

3.2. Pemasangan Bekisting

Pada pemasangan bekisting balok dan plat, pemasangan bekisting balok lebih didahulukan. Berikut tahapan pemasangan bekisting balok:

(10)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 langkah pertama adalah pemasangan bottom form (bodeman) di atas suri-suri scaffolding.

 Setelah itu pemasangan side form (sisi samping bekisting balok).

 Untuk memperkuat side form, digunakan support miring dengan sudut kemiringan horizontal ≤ 45º pada sisi-sisi side form.

Pemasangan bekisting pada plat lebih simple dari pemasangan bekisting pada balok, untuk pemasangan bekisting pada plat hanya menggelar multipleks/ plywood dengan ketebalan 12 mm di atas suri-suri scaffolding. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan antar multipleks dan kekuatan multipleks agar tidak jebol ketika dicor. Untuk itu perlu disupport oleh scaffolding yang lebih rapat posisinya dalam menyupport multipleks agar momen yang terjadi pada multipleks tidak terlalu besar.

Gambar 29. Pemasangan Bekisting Sumber: Data Pribadi

3.3. Pemasangan Beton Decking

Pemasangan beton decking pada plat dan balok dipasang setelah bekisting plat dan balok dapasang terlebih dahulu. Tebal beton decking bervariasi antara 25 mm - 50 mm tergantung tebal selimut yang ditentukan. Beton decking dipasang di atas bekisting kemudian diikatkan di bawah tulangan plat / balok dengan menggunakan kawat bendrat.

(11)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

Gambar 30. Beton Decking Sumber: Data Pribadi

3.4. Pemasangan Tulangan

Berikut adalah tahapan pelaksanaan pemasangan tulangan:

 Pemasangan tulangan harus terlebih dahulu memastikan bekisting sudah terpasang dengan baik. Dilanjutkan pada pemasangan wire mesh di atas bekisting dan beton decking, wire mesh ini merupakan tulangan yang sudah tersusun berupa lembaran, sehingga proses pengaplikasiannya langsung di gelar saja. Wire mesh yang pertama dipasang merupakan tulangan bagian bawah.

 Setelah wire mesh bawah terpasang, berikutnya adalah memasang cakar ayam, cakar ayam ini adalah sejenis decking yang terbuat dari besi tulangan yang berfungsi sebagai pengatur jarak antar wire mesh atas dan wire mesh bawah dan juga untuk pengatur ketebalan plat.

 Berikutnya wire mesh atas dipasang, untuk menyesuaikan bentuk/ pola bekisting, wire mesh bisa dipotong menggunakan tang besi.

(12)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

Gambar 31. Pemasangan Tulangan Sumber: Data Pribadi

3.5. Pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai, perlu dilakukan beberapa pengecekan terlebih dahulu, antara lain pengeceken terhadap bekisting (elevasi bekisting, kekuatan scaffolding penyangga, kekuatan bekisting dan penyusunan bekisting), penulangan (jumlah dan ukuran tulangan utama, jumlah, jarak dan posisi sengkang, pemeriksaan panjang overlapping, kekuatan bendrat, decking/ tebal selimut). Setelah semuanya sudah dicek, selanjutnya dilakukan tahapan berikut:

 Membersihkan bekisting dari kotoran seperti serpihan kayu, kawat-kawat, dan kotoran lainnya dengan menggunakan air compressor.

 Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dicek nilai slump nya.

 Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.

 Setelah beton keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk, pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.

 Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.

(13)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Untuk memastikan kembali apakah tinggi plat sudah sesuai dengan ketentuan, ketinggian plat di ukur kembali dengan waterpass yang ditembakkan ke bak ukur pada titik yang dinilai perlu dilakukan pengukuran.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Tangga

Tangga dipergunakan sebagai sarana mobilisasi vertikal antara lantai yang satu dengan lantai yang lain yang memiliki beda elevasi. Rencana detail tangga sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu:

- Rumus : (2 x t) + l = 60 – 65 cm. (2 x 17) + 30 = 64 cm 4.1. Pemasangan Scaffolding

Berikut adalah tahapannya:

 Pemasangan scaffolding pada tangga dimulai pada posisi bordes, kemudian dipasang frame lainnya berjajar semakin pendek ke arah tangga terendah.

 Untuk tangga dari bordes ke lantai atasnya, scaffolding dipasang di arah yang berbeda, dimana scaffolding dipasang semakin tinggi menyesuaikan alur tangga.

 Pada dasarnya sistem pemasangan scaffolding ini hampir sama dengan plat, hanya saja untuk tangga, scaffolding dipasang dengan ketinggian yang berbeda pada setiap framenya, mengikuti alur ketinggian tangga.

4.2. Pemasangan Bekisting

 Setelah scaffolding dipasang, papan multipleks dipotong sesuai ukuran tangga dan sesuai dengan kebutuhan bagian-bagian tangga.

 Papan multipleks dipasang diatas suri-suri kayu kaso.

 Pada bagian bagian tepi dari tangga dipasang subcoat untuk memperkuat tepi bekisting agar tidak jebol pada saat dicor.

 Anak-anak tangga dipasang setelah bekisting dimarking oleh surveyor untuk menyamakan peil ketinggian dengan gambar kerja.

(14)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

4.3. Pemasangan Tulangan

Tulangan tangga dipasang menyesuaikan dengan stek tulangan pondasi tangga yang sudah ada untuk lantai dasar, dan tulangan stek di tiap lantai yang telah ditanam sebelumnya dan disambung dengan tulangan yang telah difabrikasi sesuai bentuk tangga. Panjang penyaluran ±40 cm. Tulangan - tulangan tadi dijadikan tulangan pokok yang ada di dasar/ bagian bawah anak tangga. Untuk tulangan anak tangga bibuat dari fabrikasi tulangan yang dibentuk sesuai gambar kerja. Untuk tulangan bordes hampir sama dengan tulangan pada pelat. Hanya saja tidak menggunakan wire mesh tetapi menggunakan tulangan besi ulir biasa.

Gambar 32. Pekerjaan Tangga Sumber: Data Pribadi

4.4. Marking

Proses pemarkingan tangga dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu ketinggian ujung-ujung tangga, yaitu titik ujung tangga bagian bawah, pertemuan dengan bordes dan ujung atas. Setelah ditentukan, tarik ujung-ujung tadi dengan sipatan untuk membentuk garis bantu. Untuk marking ketinggian tiap anak tangga tinggal mengukur sesuai gambar berapa dimensi yang disyaratkan, kemudian dengan adanya garis bantu tadi pembuatan marking anak tangga bisa dilakukan dengan metode yang sama.

(15)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

4.5. Pengecoran Tangga

Pengecoran pada tangga dilakukan dengan bucket yang diangkat dengan tower crane. Berikut adalah tahapannya:

 Pipa tremie panjang digunakan untuk menyalurkan beton ke tangga dengan melalui sela-sela lobang cahaya.

 Pipa tremie tersebut dihubungkan dengan corong yang berfungsi untuk menampung pasta beton yang dituang dari bucket.

 Setelah beton dituang, pasta tadi diarahkan ke cetakan tangga dan diratakan.

 Pasta beton akan terlebih dahulu mengisi bagian tangga yang lebih rendah dari bagian yang lain.

5. Pelaksanaan Pekerjaan Ramp

Ramp adalah bidang miring, yang pada dasarnya ramp digunakan untuk menggantikan fungsi tangga, untuk memindahkan manusia atau barang dari lantai bawah ke lantai atas. Juga sebagai sirkulasi/ akses kendaraan seperti mobil ke tempat parkir lantai atas.

Pada proyek Sudirman Hill Residence ini ramp berfungsi sebagai sarana untuk parkir mobil dari lantai basement menuju lantai 1 hingga lantai 7. Tebal ramp adalah 15 cm dengan penulangan dua lapis. Pengecoran ramp mengunakan sistem cor ditempat (cast insitu), proses pekerjaaan ramp terlebih dahulu adalah dengan membuat bekisting ramp yang bawahnya sudah diberi perancah atau scaffolding untuk menyangga bekisting, kemudian proses penulangan ramp yang disesuaikan dengan Shop Drawing dan selanjutnya dilakukan proses pengecoran.

5.1. Pemasangan Scaffolding

Pada dasarnya pemasangan scaffolding untuk ramp hampir sama dengan pemasangan bekisting plat lantai, hanya saja pada pekerjaan ramp bidang plat bibuat miring, sehingga pemasangan scaffolding mengikuti kemiringan ramp yang telah ditentukan.

(16)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Tahap pertama yang adalah memasang jack base yang sudah diatur ketinggiannya, alas jack base bisa berupa kayu kaso atau yang lainnya agar jack base tidak bergeser. Posisi jack base disesuaikan dengan layout yang telah ditentukan.

 Setelah jack base telah siap, pemasangan main frame di atas jack base. Antara scaffolding satu dengan yang lainnya dikekang/ dihubungkan dengan cross brace agar lebih kuat.

 Pemasangan U-Head yang sudah diatur ketingggiannya sesuai kebutuhan pada miring ramp.

 Dilanjutkan pemasangan gelagar 8/12 – 4 m arah memanjang balok di atas U-Head.

5.2. Pemasangan Bekisting

 Papan bekisting terdiri dari rangka kayu dan papan yang berasal dari multipleks/ plywood dengan ketebalan 12 mm.

 Jarak antar papan bekisting harus sesuai dengan ukuran plat lantai ramp yang akan dicetak.

 Pemasangan bekisting ramp pada proyek ini di kerjakan pada saat sebelum tulangan di rakit karena untuk mempermudah pekerjaan dan menjaga keselamatan pekerja karena bidang pada lapangan yang miring.

 Papan bekisting dipasang setelah perancah atau scaffolding terakit.

Gambar 33. Pemasangan Bekisting Sumber: Data Pribadi

(17)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Pemasangan bekisting harus sangat kuat karena saat melakukan pengecoran, bekisting mengalami tekanan yang sangat kuat saat pemadatan dan oleh berat beton itu sendiri sehingga jika papan bekisting mengalami perubahan akan berdampak dengan hasil pengecoran.

5.3. Pemasangan Tulangan

 Pemasangan tulangan ramp dilakukan sesuai dengan shop drawing.

 Tulangan yang digunakan menggunakan baja tulangan dengan ukuran dan jarak sesuai shop drawing.

 Penulangan ramp berupa tulangan 2 lapis (wiremesh), dalam pemasangan tulangan ramp terlebih dahulu di lakukan penulangan lapis pertama setelah itu tulangan lapis kedua, kedua lapis tulangan di beri jarak 5 cm.

 Setelah tulangan telah tahu beton/ beton decking dipasang di bawah dan samping tulangan dan setelah semua tulangan terpasang dan terikat oleh kawat bendrat selanjutnya proses pengecoran.

Gambar 34. Penulangan Ramp Sumber: Data Pribadi

5.4. Pengecoran Ramp

 Setelah pemasangan tulangan pada bekisting selesai, dan bekisting ramp dinyatakan bersih dari kotoran yang menempel dan ramp siap di cor serta sudah dilakukan pengecekkan oleh pengawas lapangan.

(18)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Pengecoran ramp dimulai dengan pengisian beton segar yang berasal dari mixer kedalam bucket yang sudah siap untuk pengecoran.

 Pengecoran pada ramp dilakukan dengan bucket yang diangkat dengan tower crane.

 Selanjutnya beton tersebut dipadatkan dengan vibrator agar tidak terdapat rongga udara yang mengurangi kekuatan beton.

4.2. Permasalahan Pelaksanaan Proyek

Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek pasti akan ditemukan berbagai permasalahan dan kendala-kendala yang dapat menghambat jalannya proyek, lebihlebih apabila permasalahan dan kendala yang ditemukan di lapangan cukup banyak, hal tersebut akan menyebabkan keterlambatan proyek. Permasalahan itu bukan untuk dihindari, melainkan untuk dicari solusi yang solutif. Hal ini juga terjadi pada proses pelaksanaan proyek Sudirman Hill Residence.

Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang menyebabkan progres proyek tersebut mengalami keterlambatan. Masalah-masalah tersebut dipegaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

 Masalah Teknis

Masalah teknis ini sangat berpengaruh terhadap performa bangunan atau kualitas dari bangunan setelah jadi. di sini peran engineer sangat berpengaruh terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis seperti ini. Beberapa kendala teknis yang terjadi antara lain:

 Banyak desain gambar yang tidak sinkron antara gambar arsitektur, gambar struktur, dan gambar MEP. Oleh karena itu pekerjaan pertama seorang drafter saat awal proyek adalah superimpose gambar. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan gambar. Penyebabnya adalah kurangnya koordinasi antara perencana arsitek, perencana struktur dan perencana MEP. Sehingga saat gambar digabungkan tidak sinkron.

(19)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Gambar perencanaan yang tidak lengkap. Biasanya terjadi pada gambar arsitek, dengan spesifikasi - spesifikasi material yang kurang lengkap sehingga kontraktor harus berkoordinasi lagi dengan perencana arsitek.

 Pemutusan merk dan spesifikasi material yang lambat oleh owner. Sehingga pekerjaan harus ditunda dulu. Oleh karena itu, kontraktor harus bisa mengclaim apabila ada keterlambatan disebabkan oleh owner.

 Miskoordinasi antara pelaksana lapangan dengan teknik dibagian kantor.

 Lahan yang sempit.

 Terjadi perubahan desain yang mendadak oleh owner.

 Mutu beton yang tidak masuk standar kualitas perencanaan yang mengakibatkan potensi gagal struktur. Sehingga harus ditangani dengan perbaikan beton.

 Masalah Non-Teknis

Kendala - kendala yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non teknis. Permasalahan non teknis ini berbeda dengan masalah teknis. Beberapa masalah non teknis antara lain :

 Komplain warga sekitar akibat gangguan seperti bising dan getaran.

 Terjadi delay armada ready mix yang mengakibatkan pengecoran lebih lama.

 Ada beberapa operator concrete pump yang meminta pungutan liar diluar biaya sewa saat proses pengecoran.

 Urusan surat ijin kendaraan berat masuk kota tiap bulannya.

 Adanya permintaan sumbangan - sumbangan dengan mematok sejumlah uang tertentu.

 Masalah Sosial

Penanganan masalah sosial lebih menggunakan cara pendekatan ke warga. Pada dasarnya warga tidak bisa dilawan dengan kekerasan karena kontraktor lah yang mempunyai kepentingan terbesar di proyek tersebut sehingga kontraktor harus lebih banyak mengalah. Berikut masalah sosial yang terjadi :

 Genteng tetangga pecah akibat kejatuhan material. Walaupun keliling proyek sudah diberi jaring pengaman kadang masih ada material yang lolos.

(20)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Komplain tetangga akibat rumahnya terkena cipratan beton saat pengecoran di lantai atas.

 Komplain warga akibat terlalu berisik pemotongan keramik saat malam hari

 Komplain warga akibat sampah dari atas gedung. Walaupun di dalam proyek sudah diberi tempat sampah dan mck, masih ada tukang yang sembarangan membuang sampah di rumah-rumah warga.

 Komplain warga akibat rumahnya tidak terkena cahaya matahari akibat tertutup oleh gedung

 Dan sebagainya.

4.3. Pengendalian Mutu Pekerjaan

Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaannya telah memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga bila terjadi kesalahan atau kekurangan bisa diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan yang bisa terjadi selanjutnya.

Gambar 35. Contoh Maping Struktur Sumber : Data Proyek

Metode-metode yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan mutu pekerjaan antara lain:

(21)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

 Pengawasan langsung secara visual.

 Pengukuran langsung di lapangan.

 Kontrol dengan hitungan.

 Pengujian di lapangan.

4.4. Pengendalian Teknis

Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

Laporan harian: Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah-perintah yang diberikan oleh pengawas. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja.

Laporan mingguan: Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja selama minggu tersebut, jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan dalam pekerjaan.

 Laporan bulanan: Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan, berisi tentang:

 Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.

 Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat.

 Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.

 Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.

 Rapat Koordinasi: Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan

(22)

Pengamatan Struktur Proyek Apartemen Sudirman Hill Residence Laporan Kerja Praktek

masalah secara bersama. Dalam Proyek Sudirman Hill Residence, rapat koordinasi dilaksanakan setiap hari senin.

 Site Intruction: pihak yang berperan dan berwenang melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan.

4.5. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

Gambar

Tabel 3. Barchart dan Waktu Pengamatan  Sumber : Data Proyek
Gambar 24. Perencanaan Shear Wall  Sumber : Data Proyek
Gambar 25. Penulangan Shear Wall  Sumber : Data Pribadi
Gambar 27. Pemasangan Bekisting Shear Wall  Sumber: Data Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.Permasalahan akibat perubahan fisik

HUDIN KPJ DAMANSARA SPECIALIST HOSPITAL NO 119 JALAN SS 20/10 DAMANSARA UTAMA 47400 PETALING JAYA PETALING JAYA 10 DR SHAHEEDA BT MOHD. SALLEHUDDIN POLIKLINIK JUARA MEDIC

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari II siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN 05

Konsentrasi TDZ terbaik untuk perbanyakan tunas in vitro tanaman pisang ‘Ambon Kuning’ adalah 0,05 mg/l TDZ yang menghasilkan 4 propagul per eksplan dengan panjang tunas 2,33 cm..

Penerimaan dari zakat diterima melalui jasa Bank dan bagian akuntansi melakukan penjurnalan berdasarkan bukti transaksi. Berdasarkan laporan keuangan yang disa- jikan BAZNAS

Keragaan pola penggembalaan kolektif menunjukkan bahwa: (1) tingkat mortalitas ternak dapat ditekan sebesar 0,8%, (2) produktivitas ternak meningkat sebesar 17% dan berat lahir

Menurut (Dwidjoeputro, 1997:33)Salah satu faktor penting dalam menunjang pembelajaran biologi adalah lingkungan, karena lingkungan merupakan sebagai kesatuan ekosistem