• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan. Gambar Grafik Bonus Demografi dan Jendela Peluang Sumber : diakses 22/09/2016, 15.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I Pendahuluan. Gambar Grafik Bonus Demografi dan Jendela Peluang Sumber : diakses 22/09/2016, 15."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1.1.1. Bonus Demografi dan Dampaknya Bagi Indonesia

Demografi merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Di Indonesia badan Negara yang bertanggung jawab mengenai isu kepundudukan nasional adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Faktor-faktor yang mempengaruhi demografi di Indonesia antara lain;

a. Besarnya Jumlah Penduduk

b. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk c. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Bonus demografi merupakan sebuah fenomena dimana usia produktif memiliki presentase yang lebih banyak dibanding usia tidak produktif. BKKBN, sebagai badan yang memiliki tanggung jawab mengenai isu kependudukan nasional, memprediksikan di tahun 2020-2030 Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang usia produktif dan 60 juta orang usia tidak produktif. Ini berarti setiap 10 orang usia produktif hanya akan menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga berakibat pada peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Hal ini tentunya akan memberikan suatu peluang bagi Negara Indonesia untuk meningkatkan kualitas Negara.

(2)

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa rasio ketegantungan penduduk usia produktif dengan yang tidak produktif mengalami penurunan sebesar 10 sampai 20 juta penduduk selama satu dekade (1990-2000). Kemunculan bonus demografi sudah terlihat sejak tahun 2000 dan diprediksikan akan mencapai puncaknya di tahun 2030. Ini merupakan gambaran nyata atas keberhasilan program KB (Keluarga Berencana) yang telah diterapkan sejak beberapa tahun lalu.

Namun bonus demografi tidak otomatis meningkatkan perekonomian nasional, harus ada kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama yang akan memasuki dunia kerja dan keseriusan dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan tepat.

Beberapa negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi dengan baik diantaranya Thailand, Tiongkok, Taiwan dan Korea Selatan, dengan adanya bonus demografi pertumbuhan ekonomi mereka meningkat sebanyak 10-15 persen. Untuk mencapai keberhasilan yang sama maka kita, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta, harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan menjadi tonggak kesuksesan peluang bonus demografi. Bonus demografi jarang terjadi, apabila terjadi lagi maka itu memerlukan waktu ratusan tahun. Oleh karena itu dibutuhkan keseriusan untuk menjadi bonus demografi kali ini bermanfaat bagi peningkatan perekonomian Indonesia.

1.1.2. Potensi Pengembangan Industri Kreatif

Industri Kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Industri kreatif merupakan salah satu segmen pendukung perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, jadi secara tidak langsungp

perkembangan industri kreatif akan memengaruhi perkembangan ekonomi nasional. Selain itu industri kreatif juga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi dan juga meningkatkan kesehjatraan masyarakat.

Perkembangan industri kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor ini tumbuh, menurut data Departemen Perdagangan, 5,76 persen atau di atas rata-rata

(3)

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional. Dari sisi tenaga kerja, lanjutnya, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7 persen dari total unit usaha. Sementara itu, aktivitas ekspor industri ini pun baik, yakni mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen dari total ekspor nasional.

Tentu dalam usaha pengembangan industri kreatif terdapat banyak hambatan, mulai dari bentuk kebijakan pemerintah sampai ke hal yang sangat individu seperti mental untuk mempertahankan bisnisnya juga peningkatan kreativitas masing-masing individu.

Lebih jelas lagi dalam Rencana Strategis 2015-2019 yang dikeluarkan oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan bahwa masalah pengembangan ekonomi kreatif, yang secara langsung berkaitan dengan pengembangan industri kreatif, di Indonesia kedepannya antara lain; (1) Terbatasnya ketersediaan sumber daya kreatif (orang kreatif) yang profesional dan kompetitif; (2) Terbatasnya sumber daya pendukung yang berkualitas, beragam dan kompetitif; (3) Belum berkembangnya struktur industri yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam; (4) Belum tersedianya pembiayaan yang sesuai dan kompetitif; (5) Keterbatasan akses pasar bagi karya kreatif; (6) Terbatasnya ketersediaan infrastruktur teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) Belum optimalnya dukungan kelembagaan yang mampu

memfasilitasi kolabrorasi antara pemerintah, komunitas, dunia usaha, dan akademisi dalam pengembangan ekonomi kreatif. Hal-hal yang sudah disebutkan diatas menjadi penyebab industri kreatif nasional tidak sustainable sehingga perkembanganannya pun tidak sepesat di negara lain. Oleh karena itu perlu adanya suatu wadah yang mampu mengakomodasi dan menciptakan sebuah ekosistem yang sustainable guna

meningkatkan perkembangan industri kreatif nasional.

1.1.3. Memaksimalkan Penggunaan Bali Creative Industry Center

Bali Creative Industry Center merupakan sebuah lembaga dibawah Kementrian Perindustrian yang terletak di Kota Denpasar, mewadahi pengembangan produk industri kreatif di bidang fashion dan kriya agar memiliki daya saing internasional.

(4)

Sesuai dengan visinya, yaitu menciptakan ekosistem industri kreatif, BCIC menggunakan sistem quadrohelix dimana sistem ini mengajak pemerintah, wirausahawan, cendikiawan, komunitas untuk saling bersinergi mendukung pengembangan industri kreatif nasional. Sistem yang diterapkan di BCIC adalah pertama mengajak mahasiswa (khususnya yang telah mendapatkan pendidikan di bidang desain) untuk datang dan mengikuti program inkubasi di BCIC selama beberapa bulan. Selama masa inkubasi itu para mahasiswa akan diberikan pelatihan dan asistensi mengenai produk yang akan mereka buat oleh para pelaku industri kreatif senior. Lalu setelah itu komunitas akan diajak sharing bersama dan memberikan masukan dalam realisasi produk. Pada tahap akhir produk yang telah siap akan dipamerkan kepada calon investor untuk nantinya diproduksi secara massal. Pemerintah sendiri berperan dalam menyediakan wadah dan memberikan link dari satu segmen ke segmen lain. Sayangnya dari 16 bidang industri kreatif, BCIC hanya mewadahi dua yaitu kriya dan fashion, dimana dua bidang ini merupakan penyumbang tersebar untuk PDB (Produk Domestik Bruto) dimana 1) fashion dengan kontribusi sebesar 28,3% (2) kerajinan dengan kontribusi sebesar 14,4%. Padahal alangkah baiknya bila BCIC mau mewadahi ke-16 bidang industri kreatif, selain mampu meningkatkan PDB di semua bidang dengan mewadahi 16 industri kreatif secara bersamaan akan mampu meningkatkan kreativitas masing-masing bidang.

1.1.4. Bali Sebagai Etalase Produk Industri Kreatif

Bali merupakan salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Terletak diantar pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat, dengan luas total seluruh wilayah 5633 km2. Mayoritas penduduk yang ada di Bali merupakan suku Bali, yang terdiri dari suku Bali Aga dan Bali Majapahit. Bali Aga merupakan suku asli yang tinggal di daerah pegunungan, sementara Bali Majapahit mediami daerah dataran rendah di bagian selatan Pulau Bali. Bali dan pariwisata tidak dapat dipisahkan. Banyak sekali tujuan wisata yang bisa dikunjungi di Bali, mulai dari wisata budaya, wisata alam sampai wisata buatan. Bali memiliki pantai, laut, gunung, sungai, dan hutan yang sangat potensial untuk dijadikan objek wisata. Pantai menjadi salah satu wisata alam paling populer di Bali. Beberapa pantai yang terkenal di Bali ada di daerah selatan, diantaranya Pantai Kuta dan Pantai

(5)

Sanur. Keduanya memiliki daya tarik yang berbeda. Pantai Kuta terkenal dengan keindahan sunset-nya sementara Pantai Sanur digandrungi karena keindahan sunrise-nya. Selain pantai objek wisata yang sering dikunjungi di Bali adalah danau. Bali memiliki empat buah danau diantaranya Danau Batur, Danau Bratan, Danau Tamblingan dan Danau Buyan.

Yang tidak kalah menarik disamping wisata alam adalah keunikan budaya. Masyarakat Bali yang masih menjujung tinggi adat istiadat menjadi hal yang menarik bagi wisatawan. Budaya kehidupan sehari-hari masyarkat di Bali masih kental dengan ritual-ritual tradisional. Masyarakat Bali yang memiliki berbagai tradisi tiap yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Misalnya saja upacara ngaben atau mepeed, ada juga omed-omedan. Karena perkembangan wisata yang cukup pesat tradisi tersebut kini semakin marak dipertontonkan. Banyak pro kontra mengenai nilai budaya yang timbul dari kegiatan keagaman yang dipertontonkan seperti ini.

Terlepas dari pro kontra tersebut, Bali dengan segala kekayaan alam dan budayanya menjadikan pulau ini salah satu tujuan utama wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Tingginya minta pengunjung yang datang ke Bali membuat banyak investor yang ingin mendirikan usahanya di Bali. Ini yang menjadi alasan bagi Kementrian Perindustrian Indonesia untuk mendirikan Bali Creative Industry Center di Bali. Pulau ini dianggap sebagai sebuah etalase tepat yang mampu menjajakan berbagai produk industri kreatif dengan lebih mudah.

1.2. Permasalahan

Lingkup permasalah yang akan dibahas dalam penulisan ini dibagi menjadi permasalahan umum dan pemasalahan khusus.

1.2.1. Permasalahan Umum (Non Arsitektur)

Bonus demografi memiliki potensi yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia, sayangnya hal ini tidak disadari oleh semua pihak. Industri kreatif menjadi salah satu solusi yang bisa mengarahkan bonus demografi tersebut ke arah yang baik. Lalu bagaimana caranya menjadikan industri kreatif sebagai hal yang tidak tabu di masyarakat dan bagaimana menciptakan ekosistem yang dapat menjadikan industri kreatif nasional lebih sustainable?

(6)

1.2.2. Permasalahan Khusus ( Arsitektur)

a. Bagaimana BCIC mampu menjadi wadah untuk meningkatkan kreativitas dengan subsektor yang berbeda-beda dalam satu fungsi bangunan?

b. Bagaimana BCIC mampu menjadi media untuk memperkenalkan industri kreatif kepada masyarakat agar tidak menjadi tabu dan makin diminati?

c. Bagaimana tapak terpilih (yang terletak di Pulau Bali) mampu menjadi media promosi industri kreatif nasional sekaligus wisata edukatif untuk pemerintah di daerah lain?

1.3. Tujuan & Sasaran Pembahasan

1. Menciptakan sebuah creative space yang dapat memicu tumbuhnya ekosistem industri kreatif yang sustainable dengan memicu perkembangan kreativitas seluruh sub-sektor industri kreatif.

2. Memperkenalkan industri kreatif kepada masyarakat dengan mengakomodasi komunikasi visual antara pengujung yang belum mengenal industri kreatif dengan cendikiawan yang sudah terbiasa dengan industri kreatif.

3. Menjadikan BCIC sebagai etalase katalog industri kreatif nasional dengan menarik pebisnis dan wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi BCIC baik dengan produk yang dihasilkan juga menjadikan BCIC sebagai wisata edukatif dengan sistem manajemen yang berbeda/menarik sehingga bisa menjadi pembelajaran untuk pemerintah di daerah lain.

1.4. Metoda

1.4.1. Studi Pustaka

Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi yang terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku, maupun karya ilmiah pada penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mencari informasi mengenai pengembangan industri kreatif, masalah yang dihadapi dan solusi yang sudah dan harus diterapkan kedepannya untuk industri kreatif yang lebih baik.

(7)

1.4.3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam . Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi pihak-pihak yang bersangkutan mengenai fungsi BCIC dan bagaimana pandangan mereka mengenai industri kreatif yang sedang berkembang di Indonesia.

1.4.2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek kajian. Kegiatan ini meliputi survey berupa foto, gambar dan data skematik guna mendapatkan infromasi mengenai lokasi tapak dimana BCIC akan dibangun.

1.4.4. Studi Kasus

Kegiatan ini meliputi komparasi beberapa preseden yang memiliki kesamaan tujuan/konsep dengan BCIC di beberapa negara. Dipilih beberapa preseden diantaranya berdasarkan teori yang digunakan dan berupa fungsi bangunan yang memiliki tipologi sejenis

1.5. Keaslian Penulisan

Penulisan pra tugas akhir dengan judul Bali Creative Industry Center di Denpasar dengan teori cross programming : serendipity lab dalam beberapa hal memiliki persamaan tema dengan beberapa judul pra tugas akhir berikut:

1. Judul Youth Business Park di Yogyakarta Sebagai Pusat Bisnis Industri Dengan Pendekatan Urbanscape

Oleh Riastika Adi Sudarman (11/312668/TK/37578) Tahun 2015

2. Judul Perancangan Youth Center di Bantul Dengan Penekanan Multifungsionalitas Arsitektur

Oleh Putri Pandora (11/319737/TK/38854) Tahun 2014

(8)

3. Judul Sekolah Kejuruan Seni Surakarta Perancangan Dengan Metode Crossprogramming Sebagai Pemicu Kreatifitas Siswa

Oleh Nietra Kumara Budi (09/284225/TK/35204) Tahun 2013

Hal-hal yang membedakan antara ketiga kerya tersebut antara lain pembahasan mengenai lokasi, tingkat kekompleksan fungsi yang diwadahi, program kegiatan yang ada didalamnya dan pendekatan teori yang digunakan. Persamaan karya ini dengan beberapa judul karya terdahulu adalah latar belakang pemilihan kasus yang mengkritisi jumlah usia produktif di Indonesia yang harusnya dapat dimaanfaatkan untuk

membawa Indonesia kea arah yang lebih baik (Riastika (2015), Putri (2014)) dan persamaan karya ini dengan karya Nietra (2013) adalah metode pendekatan teori arsitektur yang digunakan.

Judul pra tugas akhir ini memiliki kesamaan paling dekat dengan karya Nietra (2013) dimana lebih menekankan pada pengembangan kreatifitas individu. Sementara perbedaan dari karya ini dengan karya Nietra (2013) adalah latar belakang yang menjadi pemiihan kasus. Karya terdahulu dilatar belakangi oleh upaya mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas SMK yang mengarah pada penekanan tingkat pengangguran dan peningkatan mutu pendidikan kejuruan. Teori cross programming, dalam kasus Nietra (2013) diterapkan pada perencanaan dan perancangan program ruang, zonasi dan perletakan ruang serta diterapkan pada

beberapa elemen-elemen desain dan fisik bangunan.

Perencanaan Bali Industry Creative Center sebagai pusat industri kreatif bertujuan untuk memicu pengembangan kreatifitas individu dan menciptakan ekosistem industri kreatif yang berkelanjutan. Perencanaan fasilitas di dalam Bali Industry Creative Center diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan industri kreatif, sehingga mampu meningkatkan perekonomian nasional dan

memanfaatkan bonus demografi untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik.

1.6. Kerangka Pemikiran

Laporan ini ditulis berdasarkan kerangka berpikir di gambar 1.2. Dimulai dari pemilihan latar belakang berupa kritik penulis terhadap bonus demografi, di sisi lain

(9)

terdapat sektor industri kreatif yang sedang berkembang di dunia global. Industri kreatif di Indonesia sendiri memiliki beberapa kelemahan sehingga tidak dapat berkembang secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kreativitas dan memicu ekosistem industri kreatif yang berkelanjutan. Dengan

memanfaatkan industri kreatif penulis optimis bonus demografi di tahun 2030 akan membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Untuk mengakomodasi pengembangan industri kreatif maka Bali Creative Industry Center dipilih untuk menjadi objek utama dalam penulisan ini. Studi kasus Googleplex dan Pixar dilakukan untuk membantu penulis menemukan cara meningkatkan

kreativitas secara efisien. Kemudian setelah mendapatkan landasan teori dilanjutkan dengan analisa masalah, kemudian perumusan konsep utama.

(10)

Gambar 1. 2. Kerangka Berpikir Sumber: Analisa penulis, 2016

(11)

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka/Kajian Teori, (3) Kajian Empiris, (4) Analisis, dan (5) Konsep. Dimana bagian Pendahulan membahas mengenai latar belakang pemilihan kasus, permasalahan kasus, tujuan dan sasaran, metoda dan sistematika penulistan yang digunakan.

Kemudian Kajian Pustaka/Kajian Teori membahas mengenai tinjauan umum industri kreatif, sistem quadrohelix dan juga pembahasan mengenai teori creative city yang akan digunakan. Pada Tinjauan Empiris dibahas deskripsi mengenai lokasi

perancangan dan tinjauan studi kasus. Dilanjutkan dengan Analisa yang memuat hasil analisa penulisa terkait fungsi, teori dan konsep. Dan diakhiri dengan Konsep yang memuat konsep dasar perancangan yang ditentukan berdasarkan beberapa

Gambar

Gambar 1. 1. Grafik Bonus Demografi dan Jendela Peluang
Gambar 1. 2. Kerangka Berpikir  Sumber: Analisa penulis, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan diawali dengan latar belakang penelitian tentang pentingnya pengelompokan data penjualan barang dengan metode Fuzzy C-Means Clustering untuk mendapatkan sebuah

P333 + P313 - Jika terjadi iritasi kulit atau ruam kulit: Dapatkan saran/ pertolongan medis P302 + P352 - JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air yang banyak.. P280 -

Tujuan : untuk mengamati fenomena resonansi dalam sebuah tabung silindris yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung lainnya tertutup, serta untuk menentukan kecepatan

Penelitian ini melakukan pengujian antara pengaruh struktur modal yang diukur menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long term

Metode PRINCE2 menyediakan struktur organisasi yang melibatkan semua orang yang terlibat. PRINCE2 mendefinisikan proyek sebagai organisasi sementara yang dibuat

Deformitas merupakan perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma, misalnya terjadi fraktur kepala, kompresi, ketegangan, atau pemotongan

gelombang bunyi dan cahaya. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Validitas isi dengan expert judgement oleh ahli pendidikan fisika dan

Sedangkan penggunaan bahan bakar minyak terkecil yaitu pada kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan yaitu sebesar 5.712 MJ/kg biji kakao kering atau sekitar 58.77 % dari total