244
PERAN GURU PENDAMPING DALAM MEMBANTU
PEMBELAJARAN PAUD DI GUGUS MAWAR
KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA
Mimpira Haryono1Desi Effawati2
1Dosen PGPAUD FKIP UNIVED Bengkulu, Jl. Akhalik RT. 13 RW. 05 Kel. Betungan Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu 38214, E-mail: [email protected]
2Ketua HIMPAUDI Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, Jl. Raya Bengkulu Seluma Desa Lubuk Sahung
Kec. Sukaraja Kab. Seluma Provinsi Bengkulu 38877, E-amil: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untu mendiskripsikan Peran Guru Pendamping Dalam Membantu Pembelajaran PAUD Di Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang memiliki makna mendeskripsikan suatu penelitian yang sedang dilaksanakan. Subjek utama dalam penelitian ini adalah guru pendamping PAUD diLembaga yang tergabung dalam Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan penekananya pada usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian melalui cara berfikir formal argumentatif. Peran Guru Pendamping Dalam Membantu Pembelajaran PAUD Di Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma telah dilaksanakan namun belum dilakukan secara maksimal secara rutin dan berkesinambungan.
Kata kunci : Peran Guru Pendamping, Pembelajaran PAUD.
PENDAHULUAN
Guru Pendamping atau sering dikenal dengan istilah shadow teacher, adalah seorang pendamping di bidang pendidikan pra-sekolah (pendidikan usia dini) yang bekerja secara langsung dengan seorang anak PAUD selama masa tahun-tahun pra-sekolah. Salah satu dari kriteria utama seorang Guru Pendamping (shadow teacher) adalah memahami karakteristik dan keanekaragaman dari anak-anak dengan kondisi kekhususan dan bagaimana menanganinya dengan baik dan benar.
Menurut Yuwono Joko (2007) menjelaskan bahwa guru pendamping
adalah guru yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang anak-anak kebutuhan khusus yang membantu atau bekerjasama dengan guru sekolah regular dalam menciptakan pembelajaran yang inklusi.
Guru pendamping berperan penting dalam pembelajaran Pendidkan Anak Usia Dini dan setara dengan guru inti terutama dibidang Kompetensi Pedagogik sebagaimana yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 yaitu: 1) Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. 2) Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan
245 perlindungan. 3) Melaksanakan
penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindunganMenyediakan seorang Guru Pendamping yang berkualitas dan berkompeten sangat membantu anak PAUD dapat mengikuti kelas dengan maksimal ketika perhatian penuh dan fokus diperlukan bagi seorang anak untuk menerima dan memproses informasi yang disampaikan ketika kegiatan belajar dan mengajar sedang berlangsung di dalam kelas. Para Guru Pendamping sudah seharusnya memiliki pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan agar dapat membantu siswanya berinteraksi dengan siswa lainnya, serta membantu siswa tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas sekolahnya. Guru Pendamping seharusnya dapat mengendailkan dan mampu mengantisipasi perilaku yang tidak diinginkan dari anak berkebutuhan khusus di dalam kelas.
Pelayanan seorang guru pendamping sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kualitas belajar anak di kelas secara keseluruhan. Tentu saja dibutuhkan keterampilan khusus untuk dapat menjadi guru pendamping. Dengan keterampilan tersebut, seorang guru pendamping dapat membantu menangani kondisi kekhususan yang
seringkali menjadi gangguan pada kegiatan belajar anak. Seorang guru pendamping diharapkan mampu membantu anak dalam banyak hal, seperti konsentrasi (focus), komunikasi, partisipasi dalam kelas, sosilisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya.
Walaupun guru kelasnya mampu melayani dan mengajar dengan baik dengan tujuan dan arah yang jelas, namun tetap harus memiliki guru pendampaing supaya memudahkan penyampaian pelajaran-pelajaran di kelas kepada anak-anak dengan tujuan untuk memaksimalkan pemahaman sang anak.
Undang-Undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2005 dijelaskan pada pasal 1 ayat 1 bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini”.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang terkait dengan profesinya sebagai seorang guru maka ia harus memiliki standar kompetensi guru yaitu
246 Pedagogik, Kepribadian, Profesional,
Sosial.
Berdasarkan pemgamatan peneliti disalah satu Lembaga PAUD yang tergabung pada Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma guru pendamping terlihat kurang berperan secara langsung didalam pemebalajaran PAUD baik daidalam merencanakan pemebaljaran, melaksanakan pembelajaran maupun mengevaluasi pembelajaran. Terlihat selama ini guru pendamping hanya sekedar membantu seperti halnya membuat RPPM, RPPH dan mengawasi anak didalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga peranan guru pendamping kurang optimal, guru pendamping tidak dilibatkan secara langsung dalam proses perencanan pembelajaran, seperti mengajar, membimbing dan mengevaluasi.
Pada pelaksanaan pembelajaran, guru pendamping kurang memperhatikan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru inti atau dapat dikatakan bahwa sebagian guru pendamping tidak mengetahui secara keseluruhan tema kegiatan, manfaat dari kegiatan serta macam-macam kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran, guru pendamping hanya melakukan pendampingan di kelas,
kurangnya kepekaan antara guru pendamping dengan guru kelas atau guru pendamping dengan anak didik itu sendiri, sehingga cenderung guru kelas harus meminta tolong terlebih dahulu kepada guru pendamping untuk membantu mengkondisikan anak didiknya, terdapat guru pendamping yang kurang konsisten dengan tugas atau dapat diartikan guru hanya mendampingi beberapa hal saja, tidak secara keseluruhan saat pembelajaran berlangsung, sebagai contoh: guru pendamping pada saat melakukan perannya saat pembelajaran berlangsung hanya mengajar yang kadang tidak sesuai dengan RPPH, membimbing anak didiknya sambil menerima telepon atau sms, membuat media pembelajaran lain, sehingga guru pendamping menjadi kurang terkondisikan dengan baik dalam mengatasi masalah saat pembelajaran berlangsung, serta kurangnya pengetahuan guru dalam menangani masalah secara langsung dalam pembelajaran sehingga masalah dibiarkan terlalu berkelanjutan dan menimbulkan masalah lain dari individu ataupun kelompok yang menyebabkan kurangnya keprofesionalan guru saat mengajar.
Melihat pentingnya peran guru pendamping bagi tumbuh kembang dan pendidikan anak usia dini maka perlu
247 dilakukan suatu kajian penelitian secara
ilmiah.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan menurut Sugiyono (2011) mengatakan metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). analisa data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat dan untuk variabel melekat dan yang dipermasalahkan. Subjek penelitian tidak selalu berupa orang, tetapi dapat benda, kegiatan dan
tempat (Arikunto, 2002). Mengacu pada pendapat tersebut yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah Guru Pendamping sejumlah Lembaga PAUD yang tergabung di Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma berjumlah 5 orang. Lebih rinci lihat tabel berikut:
Tabel 1. Guru Pendamping Lembaga PAUD gugus sukaraja No Nama Lembaga Guru
Pendamping 1 Paud RA. Kartini Rini Rismawati 2 Paud
Miftaahussalam Vina Oktiana 3 Paud Kemala
Bhayangkari Nepti Hayani 4 Paud Dhia Quinn Helyana 5 Paud Mandiri
Sejahtera Antin Revainy
Jumlah 5 Orang
Sumber: Dokumentasi Gugus Mawar Kec. Sukaraja Kab. Seluma Tahun 2020 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: Observasi, wawancara, dokumentasi. Instrumen yang digunakan peneliti untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2012), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. maka instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman analisis dokumen.
Teknik analisis data dilakukan sejak dimulainya persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai pada
248 penyusunan laporan. Hal ini esuai
dengan pendapat Sugiyono (2014) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit, melakukan sintesa, menyusun kepola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpilan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dilapangan dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2014: 404) aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu: 1) data reduction, 2) data display, 3) conclusion drawing/verification.
HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeksripsikan peran guru pendamping dalam membantu pembelajaran PAUD yakni merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran di Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Seluma. Untuk itu peneliti menganalisis tiga hal tersebut sesuai dengan metode yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam hal ini penulis menganalisis tiga aspek, tersebut. Berikut akan diuraikan hasil penelitian tentang peran guru pendamping dalam membantu pembelajaran PAUD di Gugus Mawari Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. 1. Peran Guru Pendamping dalam
Merencanakan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal.
Perencanaan pembelajaran harus disusun oleh pendidik pada satuan atau program PAUD. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Memahami STPPA sebagai hasil akhir program PAUD (Kompetensi Inti) b) Memahami Kompetensi Dasar sebagai capaian hasil pembelajaran. c)
249 Menetapkan materi pembelajaran
sebagai muatan untuk pengayaan pengalaman anak. d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan kompetensi inti, mendukung keberhasilan pengelolaan pembelajaran yang bermakna, mengarahkan guru dalam menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dimiliki anak dan mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ibu Rini Rismawati pada PAUD RA. Kartini “bahwa didalam merencanakan pembelajaran kegiatan belajar harus sesuai dan mengacu pada Peraturan Pemerintah yang tertuang dalam PERMENDIKBUD nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD. Karena tujuan pembelajaran pemerintah telah menetapkan kompetensi inti (KI-1) sikap keagamaan, sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3) dan penerapan pengetahuan/keterampilan (KI-4). Keempat kelompok KI tersebut menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi dasar. Ibu Rini juga menjelaskan perencanaan kegiatan pembelajaran hendaklah dilakukan melalui bermain. Melalui main bersama dan mengambil
peran berbeda, anak dapat mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau perilaku-perilaku yang diperlukan saat bergaul ketika dewasa”.
Menurut Ibu Helyana pada PAUD Dhia Quinn, “merencanakan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dalam bentuk kegiatan bermain.Rencana kegiatan belajar artinya sama dengan merencanakan kegiatan bermain bagi anak. Rencana pembelajaran yang menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak (aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni) serta memilih tema pembelajaran yang dekat dengan lingkungan dan budaya anak”.
Sedangkan menurut IbuAntin Revainy pada PAUD Mandiri Sejahtera “merencanakan pembelajaran ada tiga jenis perencanaan yang harus disusun sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu Program Semester (Prosem), RPPM, RPPH yang mengacu pada program tahunan. Merencanakan kegiatan pembelajaran harus dilakukan melalui pendekatan dengan kegiatan bermain bersama dan alokasi waktu yang dipergunakan masa satu tahun untuk mencapai tujuan yang telah
250 ditentukan.Guru perlu peka dalam
mengenali kebutuhan dan minat anak agar dapat memberikan stimulasi yang tepat bagi anak”.
Sementara menurut Ibu Vina Oktiana pada PAUD Miftaahussalam mengatakan “perencanaan pembelajaran adalah pengembangan tema sesuai dengan kurikulum 2013, pembelajaran harus dilakukan melalui pendekatan dengan kegiatan bermain sesuai tema yang telah ditentukan.Mengajak anak untuk terlibat dalam tema pembelajaran. Mereka memikirkam hal-hal yang terkadang tidak terpikir oleh guru. Oleh karena itu dalam pembelajaran dapat melibatkan ide/gagasan anak. Guru harus tanggap dengan keinginan ataupun ide yang disampaikan saat anak-anak bercerita. Karena dari ide mereka guru dapat menambah kegiatan dan menyampaikan kepada anak-anak tentang kegiatan lain pada tema berikutnya”.
Lebih lanjut menurut Ibu Nepti Hayani pada PAUD Kemala Bhayangkari “rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Bermain dilaksanakan dalam suasana belajar karena ada kebebasan anak untuk mengembangkan gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar
aturan bersama. Di dalam menyusun perencanaan pembelajaran hendaknya dikelompokkan berdasarkan usia seperti kelompok A usia 4-5 tahun, kelompok B usia 5-6 tahun dijelaskan dan dikembangkan dalam kurikulum sekolah agar lebih terarah tujuan yang akan dicapai”.
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa setiap layanan PAUD memiliki dokumen standar PAUD Nasional dan Kurikulum 2013 PAUD. Salah satu dimensi layanan PAUD yang bermutu adalah adanya kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013 PAUD dengan indikator guru menyusun rencana pembelajaran yang menstimulasi enam aspek perkembangan anak.
Merencanakan kegiatan pembelajaran harus guru yang membuat secara mandiri dengan mengacu pada peraturan pemerintah, kurikulum lembaga masing-masing dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran PAUD, model pembelajaran yang diterapkan, ciri khas layanan, karakteristik lingkungan alam, sosial, dan budaya setempat. Melengkapi media pembelajaran pada kegiatan bermain anak dan disesuai dengan kelompok. Oleh karena itu program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian sangat penting
251 sebagai pegangan guru dalam proses
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru dan anak pun ikut terlibat agar kegiatan pembelajaran dapat dilakukan baik di lingkungan lembaga dan luar lembaga dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik dilaksanakan dengan baik secara sistematis dan berkesinambungan.
Pembelajaran anak akan lebih efektif bila guru mengambil waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu dan menuliskannya, termasuk menulis tujuan kegiatan (apa yang akan dipelajari anak dan bagaimana hal tersebut mendorong perkembangan anak), material, yang diperlukan, apa yang dilakukan oleh guru maupun anak, serta bagaimana guru akan menindaklanjuti kegiatan tersebut.
Sejalan dengan pendapat Ibrahim (dalam Djoehaeni, 2009: 6) mengatakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi bahan yang akan disampaikan bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau bahan media apa yang diperlukan”.
2. Peran Guru Pendamping dalam Melaksanakan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan, sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang dilakukan. Sesuai PERMENDIKBUD No. 137 tahun 2014 pelaksanaan pembelajaran PAUD dilakukan melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberi keleluasan bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak. Bermain bagi anak adalah sesuatu yang penting dalam hidupnya. Bermain itu kegiatan yang dilakukan anak secara alami, dengan mengenali diri dan benda-benda sekitar. Dari kegiatan bermain, maka anak belajar. Anak memiliki keingintahuan yang tinggi untuk belajar apapun yang mereka peroleh melalui kegiatan bermain sehari-hari. Akan membawa manfaat bagi perkembangan anak untuk menjadi pribadi yang matang.
Pelaksanaan pembelajaran harus menerapkan kecukupan jumlah dan
252 keragaman jenis bahan ajar serta alat
permainan edukatif dengan peserta didik dan kecukupan waktu pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian.
Pelaksanaan pembelajaran mencakup 1) Kegiatan Pembukaan, dilakukan untuk menyiapkan anak secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan ini berhubungan dengan pembahasan sub tema atau sub-sub tema yang akan dilaksanakan. 2) Kegiatan inti, yaitu kegiatan dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan ketika proses pembelajaran dimulai untuk mencapai tujuan yag dilakukan secara aktif menjadi pencari informasi. 3) kegiatan penutup, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kesimpulan/rangkuman pelajaran, penilaian, umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan tindak lanjut dan menyampaikan pembelajaran tahap berikutnya.
Menurut Ibu Rini Rismawati pada PAUD RA. Kartini mengatakan, “melaksanakan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan atau
kegiatan pembukaan seperti berbaris, mengucapkan salam, berdo’a dan bercerita atau berbagi pengalaman. Kemudian dilanjutkan kegiatan inti dengan pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan.
Berdasarkan wawancara peneliti di PAUD Dhia Quinn bersama Ibu Helyana, “mengelola kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai kelompok usia, sebelum kegiatan inti dimulai dengan percakapan dan tanya jawab mengenai tema dan materi yang dipelajari, kemudian dilanjutkan kegiatan penutup dengan mengakhiri aktivitas pembelajaran dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, umpan balik, refleksi serta tindak lanjut”.
Sedangkan menurut Ibu Antin Revainy pada PAUD Mandiri Sejahtera melaksanakan pembelajaran diawali apersepsi dengan mengkaitkan materi pelajaran sekarang dengan pengalaman pembelajaran sebelumnya. Dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan yang menantang dan menyampaikan manfaat pembelajaran serta mendemostrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran. Kemudian dilanjutkan kegiatan bermain bersifat insidental
253 sesuai tingkat pencapaian perkembangan
anak”.
Sementara menurut Ibu Vina Oktiana pada PAUD Miftaahusalaam, “metode pelaksanaan pembelajaran melalui bermain dilakukan dalam bentuk bercerita, karya wisata, bermain peran, dan demonstrasi. Kegiatan bermain termasuk dalam kegiatan inti dengan meggunakan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan”. Lebih lanjut menurut Ibu Nepti Hayani di PAUD Kemala Bhayangkari,“kegiatan melaksanakan pembelajaran dimulai dengan percakapan dan tanya jawab mengenai tema dan materi yang akan dipelajari. Adanya interaksi antara murid dan guru serta lingkungan dan sumber belajar lainnya yang merupakan kegiatan inti. Penggunaan media dari bahan bakas sebagai contoh aktual dari materi pelajaran sesuai dengan kondisi dan anak”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan dalam melaksanakan pembelajaran dilakukan beberapa tahapan seperti kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal dilakukan apersepsi, tanya jawab berkaitan dengan tema dan materi pelajaran. Belajar melalui bermain merupakan kegiatan belajar anak yang dilakukan melalui suasana
dan aneka kegiatan bermain. Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran seperti metode kelompok, area dan sentra. Adanya Penggunaan media pembelajaran dari bahan bekas memberi rasa baru pada anak yang menimbulkan kreatifitas anak untuk berkreasi, dan berimajinasi. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajaran yang baik serta adanya interaksi antara guru,lingkungan dan sumber belajar lainnya merupakan bentuk dari kegiatan inti.
Sejalan dengan pendapat Nana Sudjana (2010) pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru melakukan tahapan pelaksanaan pembelajaran antara lain membuka pelajaran, penyampaian materi pembelajaran, dan menutup pembelajaran.
3. Peran Guru Pendamping dalam Mengevaluasi Pembelajaran
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasiuntuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Penilaian hasil
254 kegiatanbelajar oleh pendidik dilakukan
untuk memantau proses dankemajuanbelajar anak secara berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut,pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi tentangcapaian perkembangan untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, danketerampilan yang dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar.Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi mengajar yang telah maupun dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Ibu Rini Rismawati pada PAUD RA. Kartini “bahwa di dalam mengevaluasi pembelajaran guru melakukan proses pengamatan, pencatatan dan pelaporan kepada orang tua terhadap perkembangan kemampuan anak dan bagaimana anak melakukannya untuk mencapai kompetensi tertentu”.
Menurut Ibu Helyana pada PAUD Dhia Quinn, “melakukan penilaian dengan mengamati anak, seperti celoteh/ucapan, mimik wajah, gerak-gerik, perilaku, respon, hubungan dengan anak lain dan hubungan dengan orang dewasa. Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk anekdot, ceklist, pengumpulan hasil karya”.
Sedangkan menurut Ibu Antin Revainy pada PAUD Mandiri Sejahtera “mengevaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru dengan penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan secara sistematis, terukur, berkelanjutan serta menyeluruh”.
Sementara menurut Ibu Vina Oktiana pada PAUD Miftaahussalam mengatakan “waktu penilaian dilakukan mulai dari anak datang ke lembaga PAUD, selama proses pembelajaran, saat istirahat, sampai anak pulang”.
Lebih lanjut menurut Ibu Nepti Hayani pada PAUD Kemala Bhayangkari “penilaian proses dan hasil belajar dimasukan ke dalam format rangkuman penilaian harian, mingguan dan bulanan yang disusun guru setiap selesai melakukan kegiatan. Kemudian hasil perkembangan dan pertumbuhan anak dideskripsikan pertumbuhan fisik dan perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak dalam bentuk portofolio.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan peran guru pendamping dalam mengevaluasi pembelajaran dilakukan dari anak datang ke lembaga, saat proses pembelajaran, istirahat dan sampai anak pulang. Penilaian semua aspek
255 pertumbuhan dan perkembangan anak
secara sistematis, terukur, berkelanjutan serta menyeluruh dan hasil penilaian dideskripsikan dalam bentuk portofolio sebagai laporan perkembangan anak kepada orang tua.
Sejalan dengan buku Pedoman Kurikulum 2013 tentang standar penilaian, penilaian proses dan hasil pembelajaran. Memberi gambaran tentang tingkat pencapaian perkembangan anak yang diwujudkan dalam kompetensi sikap pengetahuan, dan keterampilan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari pengamatan yang telah dilakukan terkait dengan peran guru pendamping dalam membantu pembelajaran di lembaga PAUD yang tergabung pada Gugus Mawar Kec. Sukaraja Kab. Seluma belum dilakukan dengan maksimal.
Guru pendampaing hanya sekedar membantu guru inti saja dalam menyipkan perangkat pembelajaran, mengawasi dan mendampaingi anak dalam kegiatan pembelajaran tanpa secara langsung melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, ini juga karena
pemahaman guru pendamping minim terhadap permendikbud nomor 137 tahun 2014 belum lagi ditambah pimpinan dilembaga kurang mensosialisasikannya kepada guru pendamping.
Dijelaskan didalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 bahwa peran guru pendamping itu tidak hanya sekedar mendampingi guru inti akan tetapi secara keseluruhan dari komponen kompetensi yaitu: 1) Merencanakan Pembelajaran yaitu meliputi: a) menyusun program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian; b) menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak; c) merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia. 2) Melaksanakan Pembelajaran yaitu meliputi: a) mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia; b) menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak; c) memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak; d) memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan; e) memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak. 3) Mengevaluasi Pembelajaran yaitu meliputi: a) memilih cara-cara penilaian
256 yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai; b) melakukan kegiatan penilaian yang sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan; c) mengolah hasil penilaian; d) menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan; e) mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.
KESIMPULAN
Berdasar hasil analisis dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran guru pendamping pada Gugus Mawar Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran belum begitu maksimal. Hal tersebut dapat dilihat hasil dari wawancara yang terkait pada kegiatan pembelajaran sudah mendekati dan berpedoman pada Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 dan telah sependapat dengan para ahli tentang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Sehingga hasil analisis dapat dideskripsikan sesuai dengan undang-undang tentang Guru dan Dosen Tahun 2005 tugas utama seorang guru mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didiknya.
Dikatakan bahwa guru adalah ujung tombak dalam sistem pendidikan.
Sebagai ujung tombak, tentu kita sangat berharap kepada peran guru dan kharismanya dihadapan siswa. Keberhasilan belajar mengajar ditentukan oleh kemampuan guru. Guru harus bersikap terbuka dan menyentu kepada siswa, guru perlu mengembangkan gagasan secara kreatif, memiliki hasrat dan keinginan serta wawasan intelektual yang luas, memahami dan menguasai banyak hal agar pelaksanaan pengajaran berhasil.’ DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Abin, Syamsudin. 2017. Psikologi Kependidikan Perngkat Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djoehaeni, 2009. Pengembangan kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2013. Petunjuk TeknisPenyelenggaraan Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan PAUDNI. 2011. Petunjuk Teknis Diklat Berjenjang Pendidik PAUD. Jakarta: Dirjen PAUDNon Formal, dan Informal.
Hamzah B. Uno. 2013. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
257 Mulyasa, 2013. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru.
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014.
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung: ALFABETA
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Yuwono, Joko. 2007. Memahami Anak Autistik Kajian Teoritik dan Emperik. Bandung: ALFABETA.