• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Website : www.stainsalalitia.ac.id E-mail : administrasi(a}stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2008

ma Nurianah NIM. 114 06 189

(3)

Website : www.stainsalatina.ac.id E -m ail: ad.ninistrasi@stainsa'atiga.ac.id

H. Sidqon Maesur, Lc., M.A

DOSEN STAIN SALATIGA

NQTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudari Ana Nurjanah

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : ANA NURJANAH

NIM : 114 06 189

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA

TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI SEKOLAH (Studi

Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru

Kab. Semarang Tahun 2008)

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb

Salatiga, 9 Agustus 2008

Pembimbing

(4)

TERHADAP KREATIFITAS ANAK DI SEKOLAH

N am a : ANA NURJANAH

NIM : 114 06 189

P ro g ram S tu d i : P e n d id ik a n A gam a Isla m (PAI)

S a latig a, 2 7 A g u stu s 2 0 0 8

D ew an Penguji,

Ketua Sckrctaris

r jm a m Sutomo, M.Ag A \ Dr. H. Muh. Saerozi. M . Ap NIP. 150 247 014 NIP. 150 216 814

Penguji I

Drs. Sa'adi. M.Ag

NIP. 150 2 5 6 821 Abdul Aziz NP, S\Ag, MM NIP. 150 299v3 3 7

(5)

Q

‘bkripsi in i penulis persembahan untuk

,

1. (SSapak, ibunda tercinta, terkasih, tersapanp pang selalu membimbinp,

mendoakan dan memberikan sepalanpa baik m oral maupun spiritual bappi

kelancaran studiku, seme p a A JIah senantiasa meridhoinpa.

2. Q&uamiku tercinta, pang tidak pemah berhm ti m m bantu, memotivasi

dan membimbinpku hinppa skripsi in i sobsai.

2. A aiakku tersapanp, terkasih pang telah memberikan sem anpat hati dan

p ikta n sehinppa studi in i selesai denpan baik

ty. Ts,'oman-teman puru atas penpertiannpa sehinppa sapa bis a terns m enuntut

ilm u dan ipinnpa untuk m enppunakanfasilitas sekolak

5. 22emam-teman

G*CCXc

H ' senantiasa memberikan doronpan dan

motivasi.

6. O& uat teman-teman seanpkatan ropram G Lkstensi anpkatan 2006.

(6)

l •* l

(7)

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada

terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala

hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi

Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah

menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan

petunjuk Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa

ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak terteniu yang terkait.

Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya

dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya

kepada:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.

3. Bapak H. Sidqon Maesur, Lc., M.Ag selaku pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan

kesabarqp.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

5. Bapak Aziz Sulthon Abidin, S.HI, selaku Kepala MI Tholabiyah yang telah

memberikan ijin penelitian.

(8)

7. Bapak Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan moril

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman senasip dan sepeijuangan program Ekstensi Kelas Cl angkatan

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah beijasa

dalam penulisan skripsi ini.

Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua

amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat

balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.

Amin.

Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki

penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis

khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa,

bangsa dan negara.

Amin - amin yarobbal 'alamin

2006.

Salatiga^Agustus 2008

Penulis )

Ana Nurianafe NIM: 114 06 189

(9)

ORANG TUA TERHADAP K RE ATI VIT AS^AN AK D1 SEKQEAH (Studi Kasus Pada Siswa MI Tholabiyah Tegaroh Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuir Untuk mengetahui adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di sekolah. Penelitian ini menggunkan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara, subyek penelitian sebanyak 50 responden, menggunakan teknik populasi, sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan Ada pengaruh antara sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 78% dari 30 responden yang memandang bahwa sikap demokratis orang tua sangat tinggi, yaitu berada pada interval 69-100. Sedangkan untuk kreativitas belajar siswa di sekolah yang memperoleh kategori A mencapai nilai 82%, berada pada interval 68- 100.

Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jumlah subyek 20 siswa dengan taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,279 dan 1% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi rG = 0,328 > 0,279 dan r0 = 0,328 < 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh demokratis orang tua terhadap kreativitas anak, akan tetapi pengaruh itu tidak mencapai tingkat maksimal atau sangat berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapakan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para orang tua, bagi anak, bagi masyarakat, dan khususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.

(10)

HALAMANJUDUL... 1

DEKLARASI... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Hipotesis... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Penegasan Istilah... 7

G. Metode Penelitian... 9

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap Demokratis Orang Tua... 14

1. Pengertian Orang T ua... 14

2. Pengertian Demokratis Orang Tua... 15

(11)

Orang T u a... 18

B. Kreatifitas Anak di Sekolah... 26

1. Pengertian Kreativitas Anak... 26

2. Ciri-ciri Kreatifitas Anak... 27

3. Kreativitas Anak di Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi... 31

C. Pengaruh Sikap Demokratis Orang Tua terhadap Kreativitas Anak di Sekolah... 33

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tholabiyah... 38

1. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian Ml Tholabiyah... 38

2. Letak Geografis... 40

3. Keadaan Siswa dan Guru... 40

4. Susunan Pengurus Komite Sekolah... 42

5. Struktur Organisasi MI Tholabiyah... 43

B. Penyajian Data... 46

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama... 57

B. Analisis Kedua... 58

C. Analisis Ketiga... 60

D. Keterbatasan Penelitian... 64

(12)

B. Saran-saran... 67

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR R1WAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

Tabel I Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2007/2008... 41

Tabel II Daftar Nama-Nama Guru... 41

Tabel III Mata PelajaranMI Tholabiyah... ... 44

Tabel IV Keadaan Sarana dan Prasarana MI Tholabiyah Tegaron.... 45

Tabel V Data Tentang Pekerjaan Orang Tua Siswa... 45

Tabel VI Daftar Nama Responden... 46

Tabel VII Daftar Hasil Jawaban untuk Meneliti Demokrasi Orang

Tua (X )... 49

Tabel VII Daftar Hasil Jawaban untuk Meneliti Kreativitas Belajar

0 0 ... 52

Tabel IX Frekuensi Prosentase Demokratis Orang Tua... 58

Tabel X Frekuensi Prosentase Kreativitas Siswa... 60

Tabel XI Tabel Keija Product Moment Koefisien Korelasi

Pengaruh Demokrasi Orang Tua (X) Terhadap Kreativitas

(14)
(15)

A. L atar Belakang Masalah

Dalam realita kehidupan, tidak dapat kita pungkiri bahwa keluarga

mempunyai peranan penting dalam mendidik anak pada usia dini dan

selanjutnya untuk menuju kedewasaan.1 Jika sejak dini anak dididik dengan

cinta, mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang mandiri,

kreatif, dan penuh percaya diri. Diriwayatkan pula oleh al Bazzar dari Ibn

‘Umar R.A. bahwa Rasulullah SAW., bersabda : sesungguhnya pada setiap

pohon terdapat buah, dan buahnya hati adalah anak. Sesungguhnya Allah

tidak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya.2 Mereka akan

memandang dunia secara positif, melangkah penuh percaya diri, merasa aman,

mantap, dan dapat memecahkan berbagai problem dengan pilihan solving

yang bervariasi.3

Oleh karena itu orang tua harus mampu menanamkan rasa

persaudaraan pada anak dalam segala aktivitas, manakala ada suritauladan

pengarahan serta kepemimpinan yang tepat dari orang tua terhadap anak,

maka anak akan tumbuh menjadi manusia yang mempunyai sikap yang

bertanggung jawap dan kreatif. Setiap kebijakan yang di tempuh oleh orang

tua harus dapat dipertanggungjawabkan secara horisontal terhadap manusia

(keluarga, masyarakat dan bangsa) secara vertical terhadap Allah SWT

1 Achmadi, llmu Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, 1987, him. 116 2 M uham m ad, Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, him. 56

3 Istadi, Irawati, Mendidik dengan Cinta, Seri Psikologi anak, Pustaka Inti, Bekasi, 2006, him. 2

(16)

sebagai pemberian amanah.4 Sebab anak adalah amanah yang hams di

pertanggungjawabkan dan kasih sayang.5

Seorang pemimpin yang demokratis dihormati dan disegani dan bukan

di takuti karena perilakunya dalam kehidupan yang organisasional,

perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan

mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.dengan sungguh ia

mendengarkan pendapat, saran, dan bahkan kritik orang lain, terutama para

bawahannya.6 Jika terjadi, kesalahan pemimpin yang demokratis berada di

samping bawahan yang berbuat kesalahan itu bukan untuk menindak atau

menghukumnya, melainkan meluruskannya sedemikian mpa sehingga

bawahan tersebut belajar dari kesalahannya dan menjadi anggota organisasi

yang bertanggung jawab.

Begitu juga dalam keluarga, apabila dalam keluarga orang tua selaku

pemimpin keluarga bersikap demokratis dalam memimpin dan mendidik

anak-anaknya, maka anak akan tumbuh menjadi anggota keluarga yang

bertanggung jawab di rumah maupun di luar rumah. Anak akan terbiasa

dengan sikap demokratis yang ditanamkan oleh orang tua dalam kehidupan

sehari-hari pada umumnya dan di sekolah pada khususnya.

Di samping itu pangkal ketenteraman dan kedamaian hidup terletak

dalam kelauarga/orang tua, maka Islam memandang keluarga bukan hanya

sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu.

Pertama-4 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994 him. 43 5 Yunahar, Ilyas, Kuliah Akhlaq, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), Yogyakarta.

2004. him. 1

(17)

tama yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad dalam

mengembangkan ajaran Islam adalah untuk menyiarkan agama itu kepada

kelauarganya, baru kemudian kepada keselamatan keluarga harus lcbih dahulu

mendapat perhatian.7 *

Firman Allah SWT. :

Artinya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-keranaimu yang leraetau

(QS. Asy Syu’ara : 214)x

Adanya sikap demokratis terhadap mendidik anaknya, akan

membangkitkan kemampuan berpikir secara k real if. Prinsip saling

menghargai yang dimaksudkan bukan berarti kita mengatakan sesuatu atau

perintah, yang penting bagaimana cara bekerja sama dengan anak. Usaha kita

untuk memberikan dorongan semangat itu harus didasarkan kepada

kemampuan anak itu sendiri dan mereka didorong untuk kreatif dan bebas dari

ejekan yang sering kali dilontarkan pada anak yang kreatif.9 Hal ini akan sulit

dilakukan jika kita kurang menyadari dampak dari sikap mereka terhadap

perkembangan kepribadian anak. Lingkungan yang merangsang kreativitas

dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak posesif mendorong anak

untuk mandiri. Kreativitas yang muncul karena orang tua yang demokratis ini

tentu bersifat posit if.10

7 Zakiah Darajat, 11mu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1983, him. 35

Depag Rl, Al qur'an dan Terjemah, Yayasan Pcnyelenggara Pencrjemahan / Penafsiran Al Qur’an, Jakarta 1977, him.589

1 Satiadarma Monty P. & Wavvaru Fidelis E., Mendidik Kecerdasan, Populer Obor, Jakarta, 2003, him. 117

(18)

Adapun kcuntungan pcndidikan demokratis yaitu :

1. Hubungan yang harmonis pendidik terhadap anak didik

2. Kreativitas anak tumbuh secara wajar

3. Proses pendidikan bisa terkontrol sesuai dengan cila-cita pendidikan

Dari ketiga pandangan tersebut jelas bahwa pandangan demokratislah

yang paling tepat dan disepakati oleh para ahli didik karena jelas banyak

keuntungannya dalam praktik pendidikan, namun perlu diketahui bahwa

semua itu bukan merupakan resep yang bersifat mutlak tetapi bersifat

kondisional, artinya dalam kondisi-kondisi tertentu sikap dan tindakan

pendidik bisa bergeser kea rah otoriter/otokratis.11

Menurut Fels Research Institute, orang tua yang punya sifat demokrasi

artinya orang tua terhadap anak bertindak batas-batas tertentu, akhirnya anak

dapat berpartisipasi dalam keputusan-kcputusan kelaurga.12 Anak yan

dibesarkan dalam keluarga yang demokratis, perkembangannya lebih luwes

dan dapat menerima kekuasaan secara rasional.

Prcstasi dan kreativitas bclajar siswa di sekolah sangatlah beragam.

Hal itu terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor

tersebut dapat bersumber dari dalam dirinya (internal) maupun dari dalam

dirinya (eksternal). Faktor internal di antaranya adalah bakat, minat,

intelegensi, dan motifasi siswa. Sedang faktor eksternal adalah faktor-faktor

yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga,

11 Achmadi, Op.Cit., him. 114

(19)

dan masyarakat.baik faktor internal maupun ekstemal mempunyai kedudukan

yang amat penting dalam pencapian tujuan pendidikan.13

Sebagaimana telah di kemukakan di atas, keluarga merupakan

lingkungan terdekat siswa di rumah. Keadaan di rumah berpengaruh pada

perkembangan mental siswa, tingkah laku, dan kreativitasnya di sekolah.14

Perbedaan kreativitas anak dalam belajar di MI Tholabiyah Tegaron,

Banyubiru, Kabupaten Semarang, oleh guru, selalu dikaitkan dengan keadaan

orang tua siswa yang demokratis. Pendapat mereka kondisi demokratis orang

tua mempengaruhi kreativitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini mendorong

penulis untuk meneliti apakah ada pengaruh pengaruh sikap demokratis orang

tua dengan kreativitas belajar anak.

B. Rumusan Masalah

Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagai/manakah variasi sikap demokratis orang tua pada siswa kelas IV, V,

VI MI Tholabiyah, Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang ?

2. Bagaimana tingkat kreativitas anak di sekolah pada siswa IV, V, VI MI

Tholabiyah, Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang ?

3. Adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di

sekolah?

13 Fuad Ansyari, Islam Kaafah Tantangan Social dan Aplikasinya di Indonesia Jakarta Gema Insani, 1995, him. 79.

(20)

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian

ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui variasi sikap demokratis orang tua pada siswa kelas IV,

V, VI MI Tholabiyah Tegaron Banyubiru Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui tingkat kreativitas anak di sekolah pada siswa kelas IV,

V, VI MI Tholabiyah Tegaron Banyubiru Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap

kreativitas anak di sekolah.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah jika

fakta-fakta membenarkannya.15 Sedang menurut Hadari Nawawi, dengan logis

sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang harus diterima sebagai

kebenaran bila mana setelah diuji, temyata fakta-fakta atau kenyataan sesuai

dengan dugaan tersebut ,16

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi hipotesis pada

penelitian "Ada pengaruh antara sikap demokratis orang tua terhadap

kreativitas anak di sekolah". Artinya semakin tinggi sikap demokratis orang

tua terhadap anak maka semakin tinggi kreativitas anak di sekolah.

15 Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid /, Yogyakarta, Andi Ofset, 1981, him. 63

(21)

E. Manfaat Pcnelitian

Hasil penelitian ini diharapkan biasa memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya korelasi positif antara Demokrasi orang tua dengan

kreativitas anak. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat baik secara

praktis maupun teoristik.

Secara Praktis, apabila ada hubungan, orangtua akan menyadari arti

penting demokrasi orang tua yang temyata mempunyai pengaruh positif

terhadap kreativitas belajar anak selanjutnya, dari pemahaman tersebut

hendaknya omg tua dapat menghadirkan demokrasi untuk membangkitkan

kreativitas belajar anak.

Secara teoritik, penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi

pengembangan pendidikan dan dapat memperkaya wawasan teoritik keilmuan

serta pengetahuan yang diperoleh dari penelitian lapangan.

F. Penegasan istilah /Difinisi istilah

Penegasan istilah ini penulis maksudkan untuk mendiskripsikan

istilah-istilah dalam judul skripsi, sehingga di peroleh kejelasan maksud yang

terkandung di dalamnya.sehingga membantu mempermudah pembaca dalam

memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya.

Judul di atas terdiri dari dua variable, variable bebas dan variable

(22)

1. Variabel Bebas /pengaruh sikap demokratis

a. Pengaruh

Pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu

(orang, benda dan sebagainya).17 Yang dimaksud dengan kata

“pengaruh" di sini adalah adanya kekuatan atau daya atau akibat dari

kondisi sikap demokratis orang tua kreativitas anak di sekolah.

b. Sikap Demokratis Orang tua

Yang di maksud sikap demokratis di sini yaitu sikap orang tua

yang tidak otoriter atau tidak memaksakan kehendak kepada anak,

mementingkan kebersamaan musyawaroh dan keterbukaan

2. Variabel Terikat (Dependen Variable) adalah variable yang mendapatkan

pengaruh yaitu kreativitas belajar.

Selanjutnya untuk melengkapi pengertian istilah dari variable yang di

gunakan dalam judul penelitian ini, di uraikan pula variable tersebut sebagai

berikut:

1. Sikap demokratis orang tua, dengan indikator sebagai berikut :18

a. Menghormati dan menghargai perbedaan.

b. Selalu memberikan dorongan kepada anak.

c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.

d. Mempunyai kepercayaan diri dan menaruh kepercayaan kepada anak

e. Selalu menenima kritik-kritik yang membangun dan saran-saran.

f. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri.

1 Poerwadarminto, WJS, Kamus Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1992, him. 731 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,

(23)

g. Selalu terbuka atau mengutamakan komunikasi dalam keluarga.

h. Selalu memberikan motivasi dan solisi ketika anak mengalami

masalah atau kegagalan.

2. Kreativitas anak di sekolah, dengan indikator sebagai berikut:

a. Memiliki dedikasi secara aktif dalam melaksanakan tugas,

b. Panjang akal.

c. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

d. Mempunyai inisiatif19 20

G. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini. Penulis menggunakan

beberapa metode antara lain :

1. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan subjek

penelitian”. Sedangkan Sumanto menyebutkan bahwa populasi adalah

kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian

yang dapat disama ratakan atau digeneralisasikan.21 Ibnu Hajar

menyebitkan populasi sebagai kelompok besar individu yang mempunyai

karakteristik umum yang sama.22 Berdasar ketiga pendapat di atas dapat

19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta, 1995, him. 149

20 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekala Pratek, Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, him. 115.

21 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset, 1995, him. 39

(24)

disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu dalam wilayah

penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Sedang sempel

adalah sebagian atau wakil populasi yang di selidiki.23

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI MI

Tholabiyah Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang sejumlah 50 siswa.

Sedang sempelnya adalah 100% dari populasi. Dengan demikian,

penelitian ini merupakan penelitian populasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Angket

Teknik angket sering disebut dengan inteview (wawancara)

tidak langsung. Teknik angket tidak mengharuskan penelitian

berhadapan langsung dengan responden. Teknik ini digunakan penulis

untu mendapat informasi tentang demokrasi orang tua dan kreativitas

belajar siswa kelas IV, V, dan VI MI Tholabiyah Tegaron, Banyubiru,

Kabupaten Semarang.

Pembagian dan pengisian angket kepada responden dilakukan

setelah mendapat ijin dari kepala sekolah. Angket yang digunakan

penulis bersifat tertutup (closed form), artinya siswa tidak diberi kesempatan menguraikan jawaban dengan kalimatnya sendiri tetapi

tinggal memiliki jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pemikiran

dan pribadinya.

(25)

b. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan atau peninjauan secant cermat.22

Sedang metode observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematika

dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata

terhadab kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu

kejadian itu.23

Teknik ini digunakan untuk menggumpulkan data tentang

sekolah tempat p e t.^ „ r . :!;.n pada saat pelaksanaan pengisian angket

c. Metode Dokumentasi dan Wawanc;ira

Metode Dokumentasi adalah berasal dari kata dokumen yang

artinya barang-barang tertulis.24 Dokumentasi digunakan untuk

mcmpcroleh data tentang keadaan sekolah dengan mcngambil

dokumentasi yang tesedia di sekolah. Tehnik wawancara digunakan

untuk mendapat data penunjang yang menguraikan sekilas gambaran

global keadaan orang tua siswa kelas IV, V, dan VI MI Tholabiyah

Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang dan sebagai cross checking

terhadap data yang diperoleh melalui angket, yaitu mengenai pcngaruh

demokratis orang tua dan kreativitas belajar siswa kelas IV, V dan VI

MI Tholabiyah Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Cross checking ini bermanfaat untuk yakinkan data yang telah diperoleh melalui angket.

TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai pustaka, cetakan kedua,1989, him. 623

Walgito, Bima, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980, him. 54

(26)

3. Teknik analisis data

Setelah data terkumpul, untuk menganalisis data penulis

menggunakan teknik analisa deskriptif dengan teknik prosentase untuk

mengukur frekuensi gejala yang muncul dengan rumus:

Rumus prosentase

/> = — xl00%

N

Keterangan:

P : Prosentase

F : Frekuensi

N : Jumlah sampel

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh sikap demokratis orang tua

dengan kreativitas belajar, penulis menggunakan teknik statistik product moment.

Rumus korelasi product moment:

r _ WZxy ~ $ x ) ( L y ) __ 25

j \ N X x 2 - d . x Y \ \ N I . y ' - ( - L y f }

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi fariabel x dan y. •

xy : Produk dari fariyabel x dan y.

x : Demokratis orang tua

Y : Kreativitas belajar

N : Jumlah sample 25

(27)

I I. Sistcmatika Pcnulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis, dapat

dijabarkan sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan Berisi Latar Bclakang Masalah, Penegasan Istilah

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II Landasan Teori tentang Sikap demokratis orang tua, yang

meliputi : Pengertian Orang Tua, Pengertian Demokratis Orang Tua, Sikap

Demokrtis Orang Tua, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Demokratis Orang

Tua. Kreativitas Anak di Sekolah vnng meliputi: Pengertian Kreativitas Anak,

Ciri-ciri Kreativitas anak, Kreativitas anak di sekolah dan laktor yang

mempengaruhi. Pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak

di sekolah, Langkah yang dilakukan.

BAB III Laporan hasil hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan

variable penelitian yaitu data tentang sikap demokratis orang tua yang

mempengaruhi kreativitas anak. Di samping itu dilaporkan mengenai lembaga

pendidikan yang dijadikan tempal penelitian.

BAB IV Analisa Data yang meliputi : Analisis data tentang sikap

demokratis orang tua, Analisis data tentang kreativitas anak di sekolah, Analisis

data tentang pengaruh sikap demokratis orang tua tehadap kreativitas anak di

sekolah, Interprentasi Data.

BAB V Penutup pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari

(28)

A. Pengaruh Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah ibu, bapak, atau orang tua-tua, orang yang

dianggap tua.1 Orang tua adalah pcndidik alas dasar hubungan darah.2

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan

demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga.

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan

amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir,

ibulah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu, ia selalu meniru

ibu dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu

menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula

dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya, dan mula-mula

dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkannya, kecuali

apabila ia ditinggalkan, dan jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih

sayang, dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.

1 Poerwodarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1985, him.688

2 Achmadi, llmu Pendidikan, Salatiga, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1983, hlm.37

(29)

Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula, di mata anaknya. Ia

seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang

dikenalnya. Cara ayah itu melakukan pekerjaannya sehari-hari

berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong

utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, bila ia mau mendekati dan

dapat memahami hati anaknya. Tidak diragukan lagi bahwa tangungg

jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tuanya/

2. Pengertian Demokratis Orang Tua

Demokratis adalah secara atau menurut paham (sifat) demokratis4,

secara etimologi, “Demokrasi” terdiri dari demos yang berarti rakyat,

“cratein” atau cralos yang berarti kekuasaan. Jadi, demokratis adalah kekuasaan tertinggi yang berada dalam keputusan rakyat. Menurut

Philippe (Schmitter dan Terrylynnkarl), demokrasi adalah : suatu sistem pemerintahan di mana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas

tindakan-tindakan mereka.5

Demokrasi tidak hanya berada pada wilayah politik pemerintahan,

melainkan juga sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Demokratisasi

- pendidikan merupakan proses pembelajaran seluruh civitas akademika

untuk memajukan pendidikan. Pendidikan yang demokratis berarti «

pendidikan yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam seluruh

kegiatan pendidikan {Student Centered, Student Active Learning). Menurut

J Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakaita, 1982, him.34 “ Poerwodarminto, WJS., Op.Cit., hlm.239

(30)

8) Selalu memberi solusi dan motivasi

Menurut Suharti prinsip yang harus dipegangi orang tua9, antara

lain :

a. Anak merupakan kesatuan jasmani dan rohani

b. Perkembangan anak berdasarkan bakat dan pengalaman pendidikan (di

luar)

c. Pendidikan harus berorientasi kepada anak

d. Tiap anak dalam pertumbuhannya bersikap aktif dan dinamis menuju

kedewasaan diri

e. Tiap anak adalah makhluk individu dan social

f. Pendidikan dalam keluarga berlangsung sepanjang masa

Para ahli berpendapat bahwa anak memiliki dunianya sendiri,

pendidikan harus dilakukan dengan berpusat pada dunia anak (Child Centered or Child Oriented).

Menurut Thomas Gordon sikap orang tua harus :

a. Bersikap konsisten dalam perasaan mereka, dan selalu menyayangi

anak, menerima, bersikap toleransi tanpa syarat, adil, rela

mengesampingkan kebutuhan sendiri, berkorban demi anak, tidak

berbuat kesalahan.

b. Menerima anak-anak mereka sebagai individu lemah yang dididik.

Menurut Thomas Gordon, apabila anak diterima apa adanya oleh

orang tua, maka ia merasa bebas dan mulai memikirkan

(31)

perubahan yang diinginkan, bagaimana ia mengembangkan diri,

bagaimana ia menjadi lebih baik dari sekarang. Dengan demikian, anak

akan bersedia berbuat secara maksimal.

4. Faktor yang Mempengaruhi Demokratis Orang Tua

Faktor ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1) Pendidikan Informal

Pendidikan Informal merupakan salah satu jalur pendidikan

yang menepati jalur pertama dalam pendidikan. Pendidikan informal

dilaksanakan dalam lingkungan keluarga dengan menempatkan bapak

dan ibu (orang tua) sebagai pendidik kodrati. Kakek, nenek, kakak,

ataupun orang lain yang sudah dewasa secara langsung atau tidak

langsung juga dapat memerankan dirinya sebagai pendidik.

Dalam keluarga yang berperan sebagai peserta didik adalah

anak-anak, bapak dan ibu (orang tua) menempati kedudukan sebagai

pendidik kodrati yang utama, sedangkan kakek, nenek, ataupun yang

lain yang seatap bukanlah pemegang utama tanggung jawab

pendidikan informal.

Tanggung jawab ini bisa mclimpah dari ibu-bapak kcpada

kakek, nenek, paman manakala penanggung jawab utama telah tiada.10 «

A1 Quran menegaskan tentang tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak-anaknya :

10

(32)

....Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dun keluargamu dari siksa api neraka....(QS. At Tahrim : 6)11

Tanggung jawab orang tua sebagai pendidik merupakan amanat

moral sebagai konsekuensi logis karena adanya orang tua dan anaknya

tersebut.12 Hal ini karena keluarga harus mendapat pimpinan sebagai

kepala yang mempunyai tanggung jawab.13 Rasulullah SAW. dalam

sebuah had its telah menjelaskan kepada kita :

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, dan Majusi.

(HR.Bukhori)14

Dari Kitab Minhaj A1 Mualim mcnerangkan “wajiblah alas ayah dan ibu mendidik anaknya dan menyerahkannya kepada guru ”, maka bila ia tidak mau mendidik ataupun menempatkan anaknya di

bawah asuhan guru, maka akan timbullah kerusakan pada semua

anggotanya terutama pada lisannya15, hal ini akan lebih bagus

dilakukan jika mereka mempunyai tekad yang kuat untuk komitmen

terhadap Islam, orang tua lebih memfokuskan untuk melakukan

pendidikan terhadap anak-anak karena pada hakekatnya anak

merupakan tulang punggung masyarakat pada masa yang akan

datang.16

11 Al quran dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesai, him. 951 12 Achmadi, Op.Cit., him. 37

13 Arifin H.M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,

Yogyakarta, Bulan Bintang, 1975, him. 74

(33)

Bagi anak, kcluarga mcrupakan lingkungan pertama dan utama

di mana dia berinteraksi. Dari interaksi ini akan terbentuk unsure-unsur

dan ciri-ciri dasar kepribadian, akhlak, nilai kebiasaan, emosi, dan

kcmungkinan anak untuk memperoleh kcsempatan beraktualisasi diri

sesuai dengan talenta.

Para ahli mcmandang bahwa kcluarga mcrupakan institusi

pertama dan utama bagi anak karena interkasi yang ada bersifat

langsung karena anak memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan,

nilai. Keluarga menjadi ukuran kekuatan suatu masyarakat, yaitu jika

keluarga kuat maka masyarakat akan kuat, dan sebaliknya. Menurut

Soelaiman Joesoef mengatakan, fungsi pendidikan keluarga adalah :

1) Memberikan pengalaman pertama masa kanak-kanak

2) Menjamin kehidupan emosional anak

3) Menanamkan dasar-dasar Pendidikan Moral

4) Menanamkan dasar-dasar Pendidikan Sosial

5) Memberikan landasan Pendidikan Agama bagi anak

Bahwa kegiatan pendidikan dalam keluarga akan sangat

berpengaruh bagi perkembangan anak. Pendapat Suhartin “bahwa

kesulitan belajar di sekolah diakaibatkan oleh dua faktor, yaitu :

1) Anak mengalami kesulitan belajar karena latar belakang keluarga

yang kurang memadai

2) Karena kesalahan teknis pendidikan itu sendiri oleh orang tua

(34)

Jadi, keluarga sebagai pelaksana pendidikan yang pertama dan

utama dalam hal ini orang tua dituntut untuk memberikan perhatian

dan kasih saying penuh kepada anak-anak mereka agar pertumbuhan

dan perkembangan berikutnya menjadi baik.17 Anak adalah juga

sebagai investasi masa depan untuk kepentingan orang tua di akhirat

kclak.18

Pendidikan keluarga oleh orang tua diarahkan untuk

membimbing anak-anak agar mampu mandiri, tidak tergantung kepada

orang lain, mampu berbuat sesuai dengan kemampuan dirinya.

Kemampuan untuk mandiri pada anak akan terwujud melalui

kematangan unsure-unsur fisik dan psikis dalam dirinya. Menurut

Suhartin, ciri-ciri kedewasaan anak yaitu :

1) Dapat menerima kenyataan

2) Berpikiran sehat dan maju

3) Bersikap luwes

4) Keputusan dan perbuatannya berdasar pertimbangan akal

5) Dapat berproduksi dan berprestasi

6) dapat belajar secara efektif dan efisien

7) Dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri

8) Dapat membahagiakan orang lain

9) Dapat menerima peraturan dari penguasa

10) Dapat bekerjasama dengan orang lain

17 Futchurrohman, Op.Cit., him. 99

(35)

Jadi, keluarga sebagai pelaksana pendidikan yang pertama dan

utama dalam hal ini orang tua dituntut untuk memberikan perhatian

dan kasih saying penuh kepada anak-anak mereka agar pertumbuhan

dan perkembangan berikutnya menjadi baik.17 Anak adalah juga

sebagai investasi masa depan untuk kepentingan orang tua di akhirat

kelak.18

Pendidikan keluarga oleh orang tua diarahkan untuk

membimbing anak-anak agar mampu mandiri, tidak tergantung kepada

orang lain, mampu berbuat sesuai dengan kemampuan dirinya.

Kemampuan untuk mandiri pada anak akan terwujud melalui

kematangan unsure-unsur fisik dan psikis dalam dirinya. Menurut

Suhartin, ciri-ciri kedewasaan anak yaitu :

1) Dapat menerima kenyataan

2) Berpikiran sehat dan maju

3) Bersikap luwes

4) Keputusan dan perbuatannya berdasar pertimbangan akal

5) Dapat berproduksi dan berprestasi

6) dapat belajar secara efektif dan efisien

7) Dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri

8) Dapat membahagiakan orang lain

9) Dapat menerima peraturan dari penguasa

10) Dapat bekerjasama dengan orang lain

17 Fatchurrohman, Op.Cit., him. 99

(36)

Kemadirian yang dibcrikan orang lua ditandai dcngan adanya

motivasi kepada anak agar berbuat sendiii sesuai dengan pemikiran

dan keyakinan diri, bahwa kemandirian yang diberikan orang tua

kepad anak-anak mereka akan melahirkan anak-anak yang kreatif.

Menurut Djamaludin Ancok, semakin tinggi kreativitas anak, semakin

besar pula pcluangnya untuk mandiri. Orang tua harus menciptakan

suasana yang kondusif, artinya menciptakan situasi yang dapat

merangsang perkembangan anaknya, baik aspek jasmani, rohani, sikap,

mental, ataupun kecakapan dalam berkarya. Dalam pola asuh, sikap

dcmokratis merupakan alternative yang tepat dalam usaha

mewujudkan kemandirian anak.

Pola asuh demoratis memberikan peluang yang banyak kepada

anak untuk mengaktualisasikan potcnsi diri dan memberi kescmpatan

anak untuk membuat keputusan sendiri dan melaksanakannya dengan

bibimngan dan arahan ornag tua sebagai pendidik. Copper Smith

berpendapat bahwa anak-anak yang diasuh dengan pola dcmokratis

akan :19

1) Memilki harga diri yang tinggi

2) Percaya diri

3) Tidak menolak manakala dikritik

4) Mandiri

5) Optimis dalam menghadapi persoalan

(37)

Penerapan pola asuh dcmokralis juga tcrccrmin dalam bentuk

penyelesaian masalah manakala terjadi konflik dalam keluarga. Suatu

konflik secara “terbuka” dan sebagai kasus wajar, akan lebih baik bagi

anak, setidaknya anak mempunyai kesempatan untuk mengalami

konflik dan belajar mengatasinya, hal tcrsebut sangat bermakna bagi

anak. Anak mcmcrlukan orang tua tidal: semata-mata menjadi orang

tau, melainkan sekaligus sebagai tempat tukar pikiran atas berbagai

persoalannya. Saling tukar pikiran merupakan jalan terbaik bagi orang

tua dalam suasana kependidikan dan anak merasa bertanggung jawab

untuk merealisasikan keputusan bersama.

Jika konflik terjadi pada anak, maka orang tua harus berperan

sebagai pener.gah, hakim, dan orang tua harus berpikir bahwa anak

mampu menyelesaikan masalahnya sendiri agar anak bisa mandiri dan

bisa mengembangkan potensi anak dalam keluarga.20

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal memberikan pendidikan dan pengajaran

kepada peserta didik tentang hal-hal yang tidak di dapat di lingkungan

keluarga. Yaitu sekolah dapat dikatakan Pendidikan Sekunder yang

mendidik peserta didik. Jadi, keluarga tidak bisa lepas tangan penuh

akan pendidikan anak-anaknya, keluarga dituntut untuk membantu

tugas sekolah dengan cara pengawasan terhadap anak dan

mengarahkannya secara tepat penggunaan waktu belajamya

(38)

Kerjasama ini diperlukan dalam rangka kemajuan anak dan

pembentukan sikap, minat, dan kebiasaan belajar yang baik dan benar.

Frank P Besag berpendapat ada tujuh macam syarat dalam pendidikan

formal, yaitu :

1) Kegunaan dan fungsi

2) Pelaku

3) Organisasi

4) Tersebar dalam masyarakat

5) Sanksi

6) Upacara, Ritus, dan Simbol

7) Menantang perubahan21

Pendidikan sekolah dikenal dengan istilah belajar aktif (active learning), penerapan model ini didukung oleh manajemen kelas yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beraktifitas,

sedangkan manajemen kelas yang tepat untuk model kelas tersebut

adalah kepemimpinan demokratis yaitu antara pendidik dan peserta

didik saling mengahargai, menghormati, kepercayaan bahwa setiap

anak di kelas mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan.

Menurut Sadjat Haryanto bahwa kepemimpinan yang demokratis,

yaitu :22

1) Mengakui dan menghargai potensi bawaan

2) Menerima saran dan kritik

2' Ibid., 107

(39)

3) Berusaha menjadi bawaan Icbih baik darinya

4) Bersikap ramah

5) Melibatkan para anggota untuk ikut bcrtanggung jawab dalam

pelasanaan kepemimpinan

Model kepemimpinan yang demokratis di sekolah bisa

mendukung usaha pembenlukan peserta didik yang uluh, kritis, kreatif

yang akhirnya peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu

mengemban tugas sebagai khalifah Allah SWT.

c. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal ialah pendidikan yang ditujukan kepada

orang-orang dewasa yang berusia di atas usia wajib belajar untuk

memenuhi hasrat masyarakat, menjadi warga Negara yang aktif dalam

kemajuan zaman agar hidup layak di zaman modern. Ciri-ciri

pendidikan non formal antara lain :

1) Tidak dibatasi oleh jenjang

2) Usia peserta didik tidak setaraf

3) Waktu penyampaian program lebih pendek

4) Peserta didik menempuah studi jangka pendek

5) Materi bersifat praktis

6) Merupakan kebutuhan khusus dan mendesak

7) Ijasah23

(40)

Menurut Soelaiman Joesoef, sifat pendidikan non formal yaitu :

1) Fleksibel

2) Pendidikan non formal efektif untuk bidang pelajaran tertentu .

3) Bersifat (quickyielding) untuk melatih kecakapan tertentu

4) Bersifat instrumental (luwes, mudah, dan murah) dalam waktu

singkat

Bentuk pendidikan ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1) Untuk peningkatan mutu kehidupan anggota masyarakat

Contoh : kegiatan arisan, pengajian, dan lain-lain

2) Untuk meningkatkan ketrampilan24

Contoh: kursus

B. Kreativitas Belajar

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang berarti memiliki

daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta.25 Pengertian yang

mendefmisikan kreativitas dalam empat dimensi yang dikenal sebagai

Four P ’s o f Creativity, yakni dimensi person, process, press dan product.

Kreativitas dari segi “pribadi” yaitu daya kreatif yang ada pada setiap

pribadi, sedangkan kreativitas sebagai suatu “Proses” (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran di mana individu berusaha

menemukan hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban.

24 Ibid.,115

25 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Cetakan kedua, 1998, him. 465

(41)

metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Kreativitas

sebagai “Pendorong” (press) yaitu yang dating dari diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat unt.uk berkreasi.

Pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh Baron (1976 :

Creativity is the ability to bring something new into existence) adalah segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan

pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas sebagai

proses mental yang unik yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru,

berbeda, dan orisinal mencakup jenis pemikiran spesifik.26

2. Ciri-Ciri Kreativitas

Kreativitas seringkali dikaitkan dengan keberbakatan, anak yang

berbakat diharapkan suatu saat menjadi seorang kreator atau penemu hal

baru (inventor). Akan tetapi, kenyataannya banyak anak berbakat yang tidak berhasil menjadi kreator ataupun inventor, bahkan ada sejumlah anak berbakat yang sama sekali gagal dalam meraih prestasi di sekolahnya.27

Menurut Winner (2000) menjelaskan bahwa masyarakat perlu

membedakan anak berbakat dengan anak kreatif dan mengemukakan

bahwa anak-anak kreatif memiliki tipe kepribadian kreatif (big creativity) yang memiliki struktur berbeda dengan tipe kepribadian anak berbakat dan

anak-anak lain pada umumnya.

Menurut Csikszentmihalyi dan rekan-rekannya (1993) menjelaskan

bahwa kondisi kehidupan keluarga yang melatarbelakangi anak-anak

(42)

kreatif (besar) ini biasanya sangat penuh dengan tekanan karena anak-anak

tersebut kemudian tumbuh sebagai pribadi-pribadi yang mengharapkan

adanya perubahan terhadap kondisi hidup yang mereka alami. Hal tersebut

akan mempengaruhi kecenderungan mereka untuk memberontak terhadap

keadaan tersebut.28 * Jadi, anak-anak yang berbakat belum tentu menjadi

anak yang kreatif.79 Dan struktur kepribadian anak berbakat dengan anak

yang kreatif itu tidak sama.30 31

Guilford mengatakan karateristik penvkiran kreatif berkaitan erat

dengan ciri-ciri yang menjadikan sifat kemampuan berfikir yaitu :

1) Kelancaran {fluency)

2) Keluwesan {flexibility) 3) Keaslian {originality)

4) Penguraian {elaboration)

5) Perumusan kembali (redefenition)3]

“Kreativitas” seperti dikemukakan pada dasarnya merupakan

kemampuan seseoraniL untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri berpikir kreatif

maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan

hal-hal yang sudah ada.

Utami Munandar menyebutkan lima ciri pokok ketrampilan

berpikir kreatif, yaitu :

28 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cil., him. 102 2v Ibid, him. 10?

(43)

a. Berpikir lancar

b. Berpikir luwes

c. Berpikir Rasional

d. Ketrampilan mengelaborasi

e. Ketrampilan menilai

Adapun ciri-ciri afektif orang-orang yang kreatif terdiri atas :

a. Rasa ingin tahu

b. Memiliki imajinasi yang hidup

c. Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi

masalah-maslah yang sulit.

d. Sifat berani mengambil resiko

. e. Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang32 33

Dalam penelitian yang telah dilakukan, keterkaitan antara

kreativitas dan intelegensi adalah jika kreativitas menjurus ke penciptaan

suatu yang baru tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan

pengetahuan yang sudah umum diterima. Artinya, kreativitas

membutuhkan “pengetahuan” yang diterima sebelumnya dan ini

tergantung pada kemampuan intelektual seseorang. Tetapi, menurut

Torrance mengatakan bahwa anak-anak yang tinggi kreativitasnya

memiliki taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ kelompok sebayanya.

Hasil studi Getzels dan Jackson mengemukakan bahwa hamper

tiada hubungan antara kreativitas dan intelegensi. Artinya, orang yang

(44)

mempunyai IQ tinggi mungkin kreativitasnya rendah dan sebaliknya. Jadi,

kreativitas dan intelegensi adalah dua ranah kemampuan nianusia yang

berbeda dalam sifat dan orientasinya.34

Wallas mengemukakan einpui la’napan proses berpikir kreatif, yaitu :

a. Persiapan {preparation)

b. Inkubasi (<incubation) c. Iluminasi (illumination)

d. Verifikasi (verification)

Sebagaimana dikatakan oleh Slameto, bahwa ciri-ciri individu

kreatif adalah :

a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar

b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

c. Panjang akal

d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

e. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit

f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

g. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas

h. Berpikir fleksibel

i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi

jawaban lebih banyak

j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis

k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti

(45)

l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik

m. Memiliki laiar belakang membaca yang cukup luas35

3. Kreativitas Anak Di Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhinya

Suasana sekolah dapat memacu perkembangan kreativitas anak

untuk tumbuh dar. berkembang dalam kegiatan belajar. Kondisi kegiatan

belajar juga akan mengembangkan kreativitas anak. Adapun factor yang

mempengaruhinya ialah :36

a. Pengaturan Kelas, terbagi menjadi dua;

1) Pengaturan fisik dalam kelas, misalnya : pengaturan tempat duduk

di mana setiap anak dapat dengan mudah terlibat dalam diskusi

kelas.

2) Pengaturan ruang kelas, menjadi sumber yang mendukung siswa

untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Misalnya : dipasang

gambar-gambar, alat-alat laboratorium.

b. Suasana Pengajaran yang menyenangkan

Suasana pengajaran yang hangat dan mendukung, keamanan dan

kebebasan dapat membuat siswa mengembangkan pikiran yang kreatif.

c. Persiapan Guru

Guru harus mempersiapkan diri, untuk menjadi fasilitator yang

bertugas mendorong siswanya untuk mengembangkan ide, inisiatif

dalam menjajaki tugas-tugas baru. Dalam pengajarannya guru

35 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 1995, him. 149

(46)

memberi waktu kepada siswa untuk memikirkan dan mengembangkan

ide atau gagasan kreatif.

d. Sikap Guru37

Guru adalah Pcndidik Profesional38, sikap terbuka yaitu dengan

menerima gagasan dan perilaku siswa dan tidak cepat memberikan

kritik, celaan, hukuman. Sikap terbuka itulah yang dapat menerima dan

memahami gagasan-gagasan siswa, memperlakukan siswa dengan adil

dan obyektif.39

Firman Allah dalam A1 quran :

f \ ^.\jL3\ j aid ( j)

■'&J&

-fSEJ -fSSsw ^jJEC JTj

Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh melakukan keadilan dan berhuat kebajikan serta memberi karib kerabat dan melarang berbuat keji dan munkar dan kedzaliman. Dia mengajarkan kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringalan.” (Q.S. 16 : 90)40

Dan ada upaya untuk bersikap positif terhadap kegagalan yang

dihadapi siswa dan berusaha membantu siswa menyadari kesalahan

dan sebab kegagalan.

e. Metode Pengajaran

Metode belajar kreatif berorientasi pada pengembangan potensi •

berpikir siswa, seperti tekhnik pemecahan masalah yang merangsang

siswa untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat

37 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit. hlm .l 17

38 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1982, him. 38 39 Ibid, him. 118

(47)

dilakukan. Dalam sctiap kcgaiatan belajar mengajar, siswa dilibatkan

secara aktif dalam masalah yang nyata dan menantang.

C. Pengaruh Sikap Demokratis Orang Tua Terhadap Kreativitas Anak di

Sekolah

Menurut Baldwin, kalhorn, Breeze bahwa sikap orang tua dan guru

terhadap anak dapat mempengaruhi peningkatan kecerdasan dan kreativitas

anak. Dari salah satu penelitian yang diperoleh, bahwa peningkatan

kemampuan intelektual anak yang paling tinggi ditemukan pada keluarga-

keluarga yang dapat menerima anak sepenuhnya dan yang bersikap

demokratis dalam pendidikan dibanding dengan keluarga yang cenderung

menolak anak dengan bersikap otoriter.41

Mendidik anak secara demokratis di rvmah dan di sekolah bisa

meningkatkan kreativitas sedangkan car mendidik otoriter memadamkan.

Sikap orang tua terhadap anak-anak yang kreatif diketahui bahwa orang

tuanya itu menghargai anaknya sebagai pribadi, maksudnya orang tuanya

selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak-anaknya.42 Anak diberi

kesempatan banyak untuk berinisiatif.43

Di samping lingkungan rumah juga lingkungan sekolah harus

merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk

menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan

41 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit., him. 115

40 Ib id , him. 117

(48)

sejak dini hingga masa sckolah dengan menjadikan kreativitas suatu

pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.44

Adapun keuntungan pendidikan demokratis antara lain :45

1. Hubungan pendidik dan anak didik harmonis

2. Kreativitas anak tumbuh secara wajar

3. Proses pendidikan bisa terkkontrol sesuai dengan cita-cita pendidikan

Dasar pandangan tersebut jelas, bahwa orang tua yang demokratis

adalah yang paling tepat dan disepakati oleh ahli didik karena jelas banyak

keuntungannya dalam praktek pendidikan.

Langkah-langkah yang dilakukan

Dalam hal ini ada 2 macam langkah yang harus dilakukan, yaitu :46

1. Pcngembangan Kreativitas dalam Keluarga

Hurlock mengemukakan, ada beberapa hal dalam rangka

meningkatkan kreativitas dalam keluarga, yaitu :47

a. Waktu

Untuk menjadikan anak kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan

diatur sehingga waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan

gagasan-gagasan dan konsep-konsep serta mencob sesuatu dalam

bentuk yang baru.

44 Ibid, him. 118

4" Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, 1983, him. 42 46 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit., 117

(49)

b. Kesempatan menycndiri

Apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok social, anak dapat

menjadi kreatif. Singer menerangkan : anak membutuhkan waktu dan

kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif

yang kaya

c. Dorongan

Anak harus didorong dengan kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik

yang seringkali dilontarkan pada anak yang kreatif.

d. Sarana

Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk

merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan

unsure penting dari semua kreativitas.

e. Lingkungan yang Merangsang

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan

memberikan bimbingan dan dorongan kreativitas. Ini harus dilakukan

sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah

dengan menjadikan kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan

dan dihargai secara social.

f. Hubungan Orang Tua yang Tidak Positif

Orang tua yang tidak terlalu melindungi, mendorong anak untuk

mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung

(50)

g. Cara Mendidik Anak

Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan di

sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter

memadamkannya, bahwa sikap orang tua terhadap anak yang kreatif

itu dengan mendengarkan pendapat anak-anaknya dan anak diberi

kesempatan untuk membuat keputusan-keputusan pribadinya seperti :

memilih warna baju, macam-macam permainan, dan lain-lain.

h. Kesempatan untuk Memperoleh Pengetahuan

Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan, semakin banyak

pengetahuan yang dapat diproleh anak semakin baik untuk mencapai

hasil yang kreatif.48

2. Pengembangan Kreativitas di Lingkungan Sekolah

Suasana sekolah yang dapat memacu perkembangan kreativitas

anak untuk tumbuh dan berkembang dalam kegiatan belajar, kondisi

belajar yang bisa mengembangkan kreativitas anak.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan :49

a. Pengaturan Kelas

Pengaturan fisik dalam kelas yang meliputi pengaturan tempat duduk

di mana setiap anak dapat dengan mudah terlibat dalam diskusi kelas.

Pengaturan ruangan kelas menjadi ruang sumber yang mendukung

para siswa untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Misalnya :

dipasang gambar-gambar, dan lain-lain.

(51)

b. Suasana Pengajaran yang Menyenangkan

Suasana pengajaran yang hangat dan mendukung keamanan dan

kebebasan yang dapat membuat para siswa untuk mengembangkan

pikiran-pikiran kreatifnya.

c. Persiapan Guru

Guru perlu mempersiapkan diri untuk menjadi fasilitator yang bertugas

mendorong siswanya untuk mengembangkan ide, inisiatif dalam

menjajaki tugas-tugas baru. Dalam pengajarannya guru memberi

waktu kepada siswa untuk memikirkan dan mengembangkan ide atau

gagasan kreatif.

d. Sikap Guru

Sikap terbuka menerima gagasan dan perilaku siswa dan tidak cepat

memberikan kritik, celaan, dan hukuman.

e. Metode Pengajaran

Metode/teknik belajar kreatif berorientasi pada pengembangan potensi

berpikirsiswa, yaitu mengaktifkan fungsi berpikir melalui

teknik-teknik seperti teknik-teknik pemecahan masalah, daftar penulisan gagasan

yang merangsang siswa untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan

yang dapat dilakukan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, siswa •

dilibatkan secara aktif dalam masalah yang nyata dan menantang.50

(52)

A. Gambaran Uminn MI Tholabiyah

1. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian MI Tholabiyah

Sejarah dan perkembangan MI Tholabiyah Tegaron adalah

lembaga pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Nu. Madrasah Ibtidaiyah

adalah nama yang diambil dari bahasa Arab yang artinya sekolah dasar.

Sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Arab maka Madrasah

Ibtidaiyah dalam mata pelajaran lebih menonjol pendidikan agama Islam.

Lokasi dimana Madrasah Ibtidaiyah berada di Krajan RT 03/02 Desa

Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Yang mendorong berdirinya MI Tholabiyah Tegaron adalah

keinginan dari masyarakat Krajan dan sekitarnya akan adanya sekolah

dasar yang berlandaskan agama Islam. Karena adanya sekolah SD

Kanisius sehingga mendorong para pemuka agama keprihatinan generasi

agama Islam, terdorong rasa tanggung jawab yang besar atas segala

kewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Sebagai wujud pribadi muslim, maka atas kehendak masyarakat

Krajan pada tahun 1958 berdirilah madrasah diniyah Krajan I Tegaron,

pada tahun 1960 berdirilah madrasah wajib belajar dan pada tahun 1962

baru berdiri Madrasah Ibtidaiyah.

(53)

Dengan segala keterbatasannya Madrasah Ibtidaiyah yang baru

tersebut dalam proses belajar mengajar sering menepati rumah warga.

Adapun tokoh-tokoh yang ikut mendinkan madrasah Ibtidaiyah Krajan I

Tegaron.

a. Pelindung : Bapak Kyi Mardi

b. Ketua I : Bpk. KH. M. Khamim

II : Bpk. KH. Bahrudin

c. Sekretaris I : Bpk. Kyi Mahfud

II : Bpk. Slamet

d. Bendahara I : Bpk. Dulah

II : Bpk. Kusen

e. Anggota I : Bpk. M. Sofyan

II : Bpk. Humam

III : Bpk. H. Malik

Tujuan didirikan Madrasah Ibtidaiyah Krajan I Tegaron adalah :

a. Memenuhi kehendak masyarakat yang menginginkan didirikannya

sekolah dasar yang berlandaskan ajaran agama Islam.

b. Menampung anak-anak dari golongan masyarakat yang berekonomi

lemah ataupun status Madrasah Ibtidaiyah Krajan I Tegaron semenjak

didirikan sampai sekarang masih tcrdaftar.

Dan yang menjabat kepala sekolah adalah sebagai berikut :

a. Bapak Kyai M. Hamim sejak tahun didirikan yaitu tahun 1958-1964

(54)

c. Bapak Kyai Masud mulai tahun 1966-1987

d. Bapak Asmuni mulai tahun 1987-2001

e. Bapak Muhlis Firdaus mulai tahun 2001-2004

f. Bapak Aziz Sulthon Abidin, S.HI mulai tahun 2004 sampai sekarang

2. Letak geografis

MI Tholabiyah Banyubiru Kab. Semarang terletak di Desa Tegaron

Kec. Banyubiru Kab. Semarang.

Geografis wilayah Kec. Banyubiru sebagian besar pegunungan,

akan tetapi Desa Tegaron termasuk wilayah rendah yang dekat dengan

danau yaitu danau Rawa Pening, sehingga penduduknya bermata

pencaharian petani, buruh tani dan nelayan untuk pendudukn sekitar

danau.

Dengan demikian, keadaan siswa MI Tholabiyah Tegaron,

Banyubiru Kab. Semarang berlatar belakang dari keluarga petani dan

nelayan.

3. Keadaan siswa dan guru

a. Data Siswa

Sebagian sekolah swasta yang tidak jauh jaraknya dengan SD

Negeri, Ml Tholabiyah hanya memiliki siswa sejumlah 130 siswa.

(55)

TABELI

KEADAAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Total

L P Perkelas

1 I 10 20 30

2 II 15 12 27

3 III 9 14 23

4 IV 7 8 15

5 V 12 8 20

6 VI 8 7 15

Jumlali 61 69 130

Sumber : Dokumen/Arsip Data Statistik MI Tholabiyah, Tegaron Banyubiru Kab. Semarang

b. Data guru

Tenaga pendidikan MI Tholabiyah terdiri dari guru mata

pelajaran dan guru kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

TABEL II

DAFTAR NAMA-NAMA GURU

No Nama Jabatan Status

1 Aziz Sulthon Abidin, SHI Kepala Sekolah GTT

2 Anik Sri Haryati, S.Ag Guru Kelas GTT

3 Ana Nur Janah, A.Ma Guru Mapel GTT

4 Ettien Martiningrum, S.Ag Guru Mapel GTT

(56)

No Nama Jabatan Status

6 Siti Mukaromah, A.Ma Guru Kelas PNS

7 Mustamiroh, A.Ma Guru Mapel GTT

8 Nur Humidah Guru Kelas GTT

9 Budi Santoso, S.Ag Guru Mapel GTT

10 Ali Mahfud Guru Mulok GTT

11 M. Ihsanudin Guru Madin GTT

12 M. Rofiudin Guru Madin GTT

13 Maftukhin Guru Madin GTT

14 Khoerul Anam Guru Madin GTT

15 M. Khafid Guru Madin GTT

16 Siti Nur Asyiah Guru Ekstra GTT

17 Khurmen TU GTT

Sumber : Dokumen/Arsip Data Statistik MI holabiyah, Tegaron Banyubiru Kab. Semarang

4. Susunan pengurus komite sekolah

Ketua : Nur Arifin

Wakil Ketua : Nur Rochim, S.Ag

Sekretaris : M. Yunus

Bendahara : Khurmen

Anggota : Ky. Mahfuds

Mukhlis Firdaus

Ismail

(57)

5. Struktur Organisasi MI Tholabiyah

STRUKTUR ORGANISASI MI THOLABIYAH TEGARON

Keterangan :

Kepala Madrasah : Aziz Sulthon Abidin, S.Hi

Wakil Kepala Madrasah : Siti Mukaromah, S.Pdl

Sekretaris : Etien Martiningrum, S.Ag

Bendahara : Khurmen

Seksi-seksi

UKS : Anik Srihariati, S.Ag

Pramuka : Nur Rohim, S.Ag

Sosial : Budi Utomo, S.Pi

6. Kurikulum MI Tholabiyah

Perlu diketahui bahwa kurikulum yang dipakai MI Tholabiyah

(58)

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Standar Nasional Pendidikan terdiri atas stadart isi, proses, standart

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dalam upaya untuk

mengembangkan kurikulum MI Tholabiyah menduduki Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan.

Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MI Tholabiyah adalah

7. Sarana dan prasarana sekolah

Seperti sekolah-sekolah swasta pada umumnya, MI Tholabiyah,

Tegaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang mempunyai sarana prasarana

(59)

Berikut ini tabel tentang sarana dan prasarana sckolah:

TABEL III

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA

MI THOLABIYAH, TEGARON

No Nama Ruang Jumlah

1 Ruang kelas 6 kelas

2 Kantor kepala sekolah 1 ruang

3 Ruang guru 1 ruang

4 Mushola 1 lokal

5 Kamar mandi/WC 2 lokal

6 Lapangan voli 1 lokal

7 Mesin ketik 1 buah

8 Komputer 10 buah

9 Perpustakaan 1 lokal

10 Koperasi 1 lokal

11 Aula 1 lokal

Banyubiru Kab. Semarang

8. Pekerjaan Orang Tua

TABELIV

Data Tentang Pekerjaan Orang Tua Siswa

No Jenis Pekerjaan Kelas IV Kelas V Kelas VI

1 Swasta 13 12 8

Gambar

tabel. Dengan jumlah subyek 20 siswa dengan taraf signifikansi 5% dan taraf
KEADAAN SISTABELIWA TAHUN PELAJARAN 2007/2008
TABEL IIIMATA PELAJARAN MI THOLABIYAH
TABEL IIIKEADAAN SARANA DAN PRASARANA
+6

Referensi

Dokumen terkait

Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan peralatan ekstra kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu pemberian pupuk organik granul 312,5 g/polybag (P4) memberikan respon yang baik pada pertumbuhan dan hasil

HTML adalah suatu format data yang digunakan untuk membuat dokumen hypertext yang dapat dibaca dari satu flatform komputer ke flatform lainnya tanpa perlu melakukan suatu

Hasil dari pengukuran parameter kualitas air di penelitian yang telah dilaksanakan pada setiap perlakuan diperoleh selama pemberian pakan kuning telur yang

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk

Sikap toleransi yang baik, interaksi luhur dan akhlak mulia yang ditunjukkan oleh Islam terhadap orang yang menentang, tidak boleh dipandang dengan pandangan yang

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan Pap Smear, diagnosis serta

Hal ini terjadi atas kerja keras dan upaya dari pihak marketer dalam strategi pemasaran yang optimal sehingga dapat menarik minat nasabah, dapat di dilihat dari