Website : www.stainsalalitia.ac.id E-mail : administrasi(a}stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Agustus 2008
ma Nurianah NIM. 114 06 189
Website : www.stainsalatina.ac.id E -m ail: ad.ninistrasi@stainsa'atiga.ac.id
H. Sidqon Maesur, Lc., M.A
DOSEN STAIN SALATIGA
NQTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari Ana Nurjanah
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : ANA NURJANAH
NIM : 114 06 189
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA
TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI SEKOLAH (Studi
Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru
Kab. Semarang Tahun 2008)
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb
Salatiga, 9 Agustus 2008
Pembimbing
TERHADAP KREATIFITAS ANAK DI SEKOLAH
N am a : ANA NURJANAH
NIM : 114 06 189
P ro g ram S tu d i : P e n d id ik a n A gam a Isla m (PAI)
S a latig a, 2 7 A g u stu s 2 0 0 8
D ew an Penguji,
Ketua Sckrctaris
r jm a m Sutomo, M.Ag A \ Dr. H. Muh. Saerozi. M . Ap NIP. 150 247 014 NIP. 150 216 814
Penguji I
Drs. Sa'adi. M.Ag
NIP. 150 2 5 6 821 Abdul Aziz NP, S\Ag, MM NIP. 150 299v3 3 7
Q
‘bkripsi in i penulis persembahan untuk,
1. (SSapak, ibunda tercinta, terkasih, tersapanp pang selalu membimbinp,
mendoakan dan memberikan sepalanpa baik m oral maupun spiritual bappi
kelancaran studiku, seme p a A JIah senantiasa meridhoinpa.
2. Q&uamiku tercinta, pang tidak pemah berhm ti m m bantu, memotivasi
dan membimbinpku hinppa skripsi in i sobsai.
2. A aiakku tersapanp, terkasih pang telah memberikan sem anpat hati dan
p ikta n sehinppa studi in i selesai denpan baik
ty. Ts,'oman-teman puru atas penpertiannpa sehinppa sapa bis a terns m enuntut
ilm u dan ipinnpa untuk m enppunakanfasilitas sekolak
5. 22emam-teman
G*CCXc
H ' senantiasa memberikan doronpan danmotivasi.
6. O& uat teman-teman seanpkatan ropram G Lkstensi anpkatan 2006.
l •* l
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada
terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala
hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi
Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan
petunjuk Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa
ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak terteniu yang terkait.
Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya
dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya
kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak H. Sidqon Maesur, Lc., M.Ag selaku pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan
kesabarqp.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya
dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
5. Bapak Aziz Sulthon Abidin, S.HI, selaku Kepala MI Tholabiyah yang telah
memberikan ijin penelitian.
7. Bapak Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan moril
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman senasip dan sepeijuangan program Ekstensi Kelas Cl angkatan
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah beijasa
dalam penulisan skripsi ini.
Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua
amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat
balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.
Amin.
Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki
penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis
khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa,
bangsa dan negara.
Amin - amin yarobbal 'alamin
2006.
Salatiga^Agustus 2008
Penulis )
Ana Nurianafe NIM: 114 06 189
ORANG TUA TERHADAP K RE ATI VIT AS^AN AK D1 SEKQEAH (Studi Kasus Pada Siswa MI Tholabiyah Tegaroh Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuir Untuk mengetahui adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di sekolah. Penelitian ini menggunkan metode angket, observasi, dokumentasi dan wawancara, subyek penelitian sebanyak 50 responden, menggunakan teknik populasi, sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan Ada pengaruh antara sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 78% dari 30 responden yang memandang bahwa sikap demokratis orang tua sangat tinggi, yaitu berada pada interval 69-100. Sedangkan untuk kreativitas belajar siswa di sekolah yang memperoleh kategori A mencapai nilai 82%, berada pada interval 68- 100.
Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jumlah subyek 20 siswa dengan taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,279 dan 1% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi rG = 0,328 > 0,279 dan r0 = 0,328 < 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh demokratis orang tua terhadap kreativitas anak, akan tetapi pengaruh itu tidak mencapai tingkat maksimal atau sangat berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapakan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para orang tua, bagi anak, bagi masyarakat, dan khususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.
HALAMANJUDUL... 1
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Hipotesis... 6
E. Manfaat Penelitian... 7
F. Penegasan Istilah... 7
G. Metode Penelitian... 9
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap Demokratis Orang Tua... 14
1. Pengertian Orang T ua... 14
2. Pengertian Demokratis Orang Tua... 15
Orang T u a... 18
B. Kreatifitas Anak di Sekolah... 26
1. Pengertian Kreativitas Anak... 26
2. Ciri-ciri Kreatifitas Anak... 27
3. Kreativitas Anak di Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhi... 31
C. Pengaruh Sikap Demokratis Orang Tua terhadap Kreativitas Anak di Sekolah... 33
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tholabiyah... 38
1. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian Ml Tholabiyah... 38
2. Letak Geografis... 40
3. Keadaan Siswa dan Guru... 40
4. Susunan Pengurus Komite Sekolah... 42
5. Struktur Organisasi MI Tholabiyah... 43
B. Penyajian Data... 46
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama... 57
B. Analisis Kedua... 58
C. Analisis Ketiga... 60
D. Keterbatasan Penelitian... 64
B. Saran-saran... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR R1WAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel I Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2007/2008... 41
Tabel II Daftar Nama-Nama Guru... 41
Tabel III Mata PelajaranMI Tholabiyah... ... 44
Tabel IV Keadaan Sarana dan Prasarana MI Tholabiyah Tegaron.... 45
Tabel V Data Tentang Pekerjaan Orang Tua Siswa... 45
Tabel VI Daftar Nama Responden... 46
Tabel VII Daftar Hasil Jawaban untuk Meneliti Demokrasi Orang
Tua (X )... 49
Tabel VII Daftar Hasil Jawaban untuk Meneliti Kreativitas Belajar
0 0 ... 52
Tabel IX Frekuensi Prosentase Demokratis Orang Tua... 58
Tabel X Frekuensi Prosentase Kreativitas Siswa... 60
Tabel XI Tabel Keija Product Moment Koefisien Korelasi
Pengaruh Demokrasi Orang Tua (X) Terhadap Kreativitas
A. L atar Belakang Masalah
Dalam realita kehidupan, tidak dapat kita pungkiri bahwa keluarga
mempunyai peranan penting dalam mendidik anak pada usia dini dan
selanjutnya untuk menuju kedewasaan.1 Jika sejak dini anak dididik dengan
cinta, mereka akan tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang mandiri,
kreatif, dan penuh percaya diri. Diriwayatkan pula oleh al Bazzar dari Ibn
‘Umar R.A. bahwa Rasulullah SAW., bersabda : sesungguhnya pada setiap
pohon terdapat buah, dan buahnya hati adalah anak. Sesungguhnya Allah
tidak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya.2 Mereka akan
memandang dunia secara positif, melangkah penuh percaya diri, merasa aman,
mantap, dan dapat memecahkan berbagai problem dengan pilihan solving
yang bervariasi.3
Oleh karena itu orang tua harus mampu menanamkan rasa
persaudaraan pada anak dalam segala aktivitas, manakala ada suritauladan
pengarahan serta kepemimpinan yang tepat dari orang tua terhadap anak,
maka anak akan tumbuh menjadi manusia yang mempunyai sikap yang
bertanggung jawap dan kreatif. Setiap kebijakan yang di tempuh oleh orang
tua harus dapat dipertanggungjawabkan secara horisontal terhadap manusia
(keluarga, masyarakat dan bangsa) secara vertical terhadap Allah SWT
1 Achmadi, llmu Pendidikan Islam, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, 1987, him. 116 2 M uham m ad, Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, him. 56
3 Istadi, Irawati, Mendidik dengan Cinta, Seri Psikologi anak, Pustaka Inti, Bekasi, 2006, him. 2
sebagai pemberian amanah.4 Sebab anak adalah amanah yang hams di
pertanggungjawabkan dan kasih sayang.5
Seorang pemimpin yang demokratis dihormati dan disegani dan bukan
di takuti karena perilakunya dalam kehidupan yang organisasional,
perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan
mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.dengan sungguh ia
mendengarkan pendapat, saran, dan bahkan kritik orang lain, terutama para
bawahannya.6 Jika terjadi, kesalahan pemimpin yang demokratis berada di
samping bawahan yang berbuat kesalahan itu bukan untuk menindak atau
menghukumnya, melainkan meluruskannya sedemikian mpa sehingga
bawahan tersebut belajar dari kesalahannya dan menjadi anggota organisasi
yang bertanggung jawab.
Begitu juga dalam keluarga, apabila dalam keluarga orang tua selaku
pemimpin keluarga bersikap demokratis dalam memimpin dan mendidik
anak-anaknya, maka anak akan tumbuh menjadi anggota keluarga yang
bertanggung jawab di rumah maupun di luar rumah. Anak akan terbiasa
dengan sikap demokratis yang ditanamkan oleh orang tua dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya dan di sekolah pada khususnya.
Di samping itu pangkal ketenteraman dan kedamaian hidup terletak
dalam kelauarga/orang tua, maka Islam memandang keluarga bukan hanya
sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu.
Pertama-4 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994 him. 43 5 Yunahar, Ilyas, Kuliah Akhlaq, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI), Yogyakarta.
2004. him. 1
tama yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad dalam
mengembangkan ajaran Islam adalah untuk menyiarkan agama itu kepada
kelauarganya, baru kemudian kepada keselamatan keluarga harus lcbih dahulu
mendapat perhatian.7 *
Firman Allah SWT. :
Artinya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-keranaimu yang leraetau
(QS. Asy Syu’ara : 214)x
Adanya sikap demokratis terhadap mendidik anaknya, akan
membangkitkan kemampuan berpikir secara k real if. Prinsip saling
menghargai yang dimaksudkan bukan berarti kita mengatakan sesuatu atau
perintah, yang penting bagaimana cara bekerja sama dengan anak. Usaha kita
untuk memberikan dorongan semangat itu harus didasarkan kepada
kemampuan anak itu sendiri dan mereka didorong untuk kreatif dan bebas dari
ejekan yang sering kali dilontarkan pada anak yang kreatif.9 Hal ini akan sulit
dilakukan jika kita kurang menyadari dampak dari sikap mereka terhadap
perkembangan kepribadian anak. Lingkungan yang merangsang kreativitas
dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak posesif mendorong anak
untuk mandiri. Kreativitas yang muncul karena orang tua yang demokratis ini
tentu bersifat posit if.10
7 Zakiah Darajat, 11mu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1983, him. 35
Depag Rl, Al qur'an dan Terjemah, Yayasan Pcnyelenggara Pencrjemahan / Penafsiran Al Qur’an, Jakarta 1977, him.589
1 Satiadarma Monty P. & Wavvaru Fidelis E., Mendidik Kecerdasan, Populer Obor, Jakarta, 2003, him. 117
Adapun kcuntungan pcndidikan demokratis yaitu :
1. Hubungan yang harmonis pendidik terhadap anak didik
2. Kreativitas anak tumbuh secara wajar
3. Proses pendidikan bisa terkontrol sesuai dengan cila-cita pendidikan
Dari ketiga pandangan tersebut jelas bahwa pandangan demokratislah
yang paling tepat dan disepakati oleh para ahli didik karena jelas banyak
keuntungannya dalam praktik pendidikan, namun perlu diketahui bahwa
semua itu bukan merupakan resep yang bersifat mutlak tetapi bersifat
kondisional, artinya dalam kondisi-kondisi tertentu sikap dan tindakan
pendidik bisa bergeser kea rah otoriter/otokratis.11
Menurut Fels Research Institute, orang tua yang punya sifat demokrasi
artinya orang tua terhadap anak bertindak batas-batas tertentu, akhirnya anak
dapat berpartisipasi dalam keputusan-kcputusan kelaurga.12 Anak yan
dibesarkan dalam keluarga yang demokratis, perkembangannya lebih luwes
dan dapat menerima kekuasaan secara rasional.
Prcstasi dan kreativitas bclajar siswa di sekolah sangatlah beragam.
Hal itu terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
tersebut dapat bersumber dari dalam dirinya (internal) maupun dari dalam
dirinya (eksternal). Faktor internal di antaranya adalah bakat, minat,
intelegensi, dan motifasi siswa. Sedang faktor eksternal adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga,
11 Achmadi, Op.Cit., him. 114
dan masyarakat.baik faktor internal maupun ekstemal mempunyai kedudukan
yang amat penting dalam pencapian tujuan pendidikan.13
Sebagaimana telah di kemukakan di atas, keluarga merupakan
lingkungan terdekat siswa di rumah. Keadaan di rumah berpengaruh pada
perkembangan mental siswa, tingkah laku, dan kreativitasnya di sekolah.14
Perbedaan kreativitas anak dalam belajar di MI Tholabiyah Tegaron,
Banyubiru, Kabupaten Semarang, oleh guru, selalu dikaitkan dengan keadaan
orang tua siswa yang demokratis. Pendapat mereka kondisi demokratis orang
tua mempengaruhi kreativitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini mendorong
penulis untuk meneliti apakah ada pengaruh pengaruh sikap demokratis orang
tua dengan kreativitas belajar anak.
B. Rumusan Masalah
Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagai/manakah variasi sikap demokratis orang tua pada siswa kelas IV, V,
VI MI Tholabiyah, Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang ?
2. Bagaimana tingkat kreativitas anak di sekolah pada siswa IV, V, VI MI
Tholabiyah, Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang ?
3. Adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak di
sekolah?
13 Fuad Ansyari, Islam Kaafah Tantangan Social dan Aplikasinya di Indonesia Jakarta Gema Insani, 1995, him. 79.
C. Tujuan Penelitian
Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian
ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui variasi sikap demokratis orang tua pada siswa kelas IV,
V, VI MI Tholabiyah Tegaron Banyubiru Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui tingkat kreativitas anak di sekolah pada siswa kelas IV,
V, VI MI Tholabiyah Tegaron Banyubiru Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap
kreativitas anak di sekolah.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah jika
fakta-fakta membenarkannya.15 Sedang menurut Hadari Nawawi, dengan logis
sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang harus diterima sebagai
kebenaran bila mana setelah diuji, temyata fakta-fakta atau kenyataan sesuai
dengan dugaan tersebut ,16
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi hipotesis pada
penelitian "Ada pengaruh antara sikap demokratis orang tua terhadap
kreativitas anak di sekolah". Artinya semakin tinggi sikap demokratis orang
tua terhadap anak maka semakin tinggi kreativitas anak di sekolah.
15 Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid /, Yogyakarta, Andi Ofset, 1981, him. 63
E. Manfaat Pcnelitian
Hasil penelitian ini diharapkan biasa memberikan informasi yang jelas
tentang ada tidaknya korelasi positif antara Demokrasi orang tua dengan
kreativitas anak. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat baik secara
praktis maupun teoristik.
Secara Praktis, apabila ada hubungan, orangtua akan menyadari arti
penting demokrasi orang tua yang temyata mempunyai pengaruh positif
terhadap kreativitas belajar anak selanjutnya, dari pemahaman tersebut
hendaknya omg tua dapat menghadirkan demokrasi untuk membangkitkan
kreativitas belajar anak.
Secara teoritik, penelitian ini hendaknya bermanfaat bagi
pengembangan pendidikan dan dapat memperkaya wawasan teoritik keilmuan
serta pengetahuan yang diperoleh dari penelitian lapangan.
F. Penegasan istilah /Difinisi istilah
Penegasan istilah ini penulis maksudkan untuk mendiskripsikan
istilah-istilah dalam judul skripsi, sehingga di peroleh kejelasan maksud yang
terkandung di dalamnya.sehingga membantu mempermudah pembaca dalam
memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya.
Judul di atas terdiri dari dua variable, variable bebas dan variable
1. Variabel Bebas /pengaruh sikap demokratis
a. Pengaruh
Pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang, benda dan sebagainya).17 Yang dimaksud dengan kata
“pengaruh" di sini adalah adanya kekuatan atau daya atau akibat dari
kondisi sikap demokratis orang tua kreativitas anak di sekolah.
b. Sikap Demokratis Orang tua
Yang di maksud sikap demokratis di sini yaitu sikap orang tua
yang tidak otoriter atau tidak memaksakan kehendak kepada anak,
mementingkan kebersamaan musyawaroh dan keterbukaan
2. Variabel Terikat (Dependen Variable) adalah variable yang mendapatkan
pengaruh yaitu kreativitas belajar.
Selanjutnya untuk melengkapi pengertian istilah dari variable yang di
gunakan dalam judul penelitian ini, di uraikan pula variable tersebut sebagai
berikut:
1. Sikap demokratis orang tua, dengan indikator sebagai berikut :18
a. Menghormati dan menghargai perbedaan.
b. Selalu memberikan dorongan kepada anak.
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
d. Mempunyai kepercayaan diri dan menaruh kepercayaan kepada anak
e. Selalu menenima kritik-kritik yang membangun dan saran-saran.
f. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri.
1 Poerwadarminto, WJS, Kamus Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1992, him. 731 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,
g. Selalu terbuka atau mengutamakan komunikasi dalam keluarga.
h. Selalu memberikan motivasi dan solisi ketika anak mengalami
masalah atau kegagalan.
2. Kreativitas anak di sekolah, dengan indikator sebagai berikut:
a. Memiliki dedikasi secara aktif dalam melaksanakan tugas,
b. Panjang akal.
c. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
d. Mempunyai inisiatif19 20
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini. Penulis menggunakan
beberapa metode antara lain :
1. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan subjek
penelitian”. Sedangkan Sumanto menyebutkan bahwa populasi adalah
kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian
yang dapat disama ratakan atau digeneralisasikan.21 Ibnu Hajar
menyebitkan populasi sebagai kelompok besar individu yang mempunyai
karakteristik umum yang sama.22 Berdasar ketiga pendapat di atas dapat
19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta, 1995, him. 149
20 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekala Pratek, Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, him. 115.
21 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Andi Offset, 1995, him. 39
disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu dalam wilayah
penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Sedang sempel
adalah sebagian atau wakil populasi yang di selidiki.23
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI MI
Tholabiyah Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang sejumlah 50 siswa.
Sedang sempelnya adalah 100% dari populasi. Dengan demikian,
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Teknik angket sering disebut dengan inteview (wawancara)
tidak langsung. Teknik angket tidak mengharuskan penelitian
berhadapan langsung dengan responden. Teknik ini digunakan penulis
untu mendapat informasi tentang demokrasi orang tua dan kreativitas
belajar siswa kelas IV, V, dan VI MI Tholabiyah Tegaron, Banyubiru,
Kabupaten Semarang.
Pembagian dan pengisian angket kepada responden dilakukan
setelah mendapat ijin dari kepala sekolah. Angket yang digunakan
penulis bersifat tertutup (closed form), artinya siswa tidak diberi kesempatan menguraikan jawaban dengan kalimatnya sendiri tetapi
tinggal memiliki jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pemikiran
dan pribadinya.
b. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan atau peninjauan secant cermat.22
Sedang metode observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematika
dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata
terhadab kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu
kejadian itu.23
Teknik ini digunakan untuk menggumpulkan data tentang
sekolah tempat p e t.^ „ r . :!;.n pada saat pelaksanaan pengisian angket
c. Metode Dokumentasi dan Wawanc;ira
Metode Dokumentasi adalah berasal dari kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis.24 Dokumentasi digunakan untuk
mcmpcroleh data tentang keadaan sekolah dengan mcngambil
dokumentasi yang tesedia di sekolah. Tehnik wawancara digunakan
untuk mendapat data penunjang yang menguraikan sekilas gambaran
global keadaan orang tua siswa kelas IV, V, dan VI MI Tholabiyah
Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang dan sebagai cross checking
terhadap data yang diperoleh melalui angket, yaitu mengenai pcngaruh
demokratis orang tua dan kreativitas belajar siswa kelas IV, V dan VI
MI Tholabiyah Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang. Cross checking ini bermanfaat untuk yakinkan data yang telah diperoleh melalui angket.
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai pustaka, cetakan kedua,1989, him. 623
Walgito, Bima, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980, him. 54
3. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul, untuk menganalisis data penulis
menggunakan teknik analisa deskriptif dengan teknik prosentase untuk
mengukur frekuensi gejala yang muncul dengan rumus:
Rumus prosentase
/> = — xl00%
N
Keterangan:
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah sampel
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh sikap demokratis orang tua
dengan kreativitas belajar, penulis menggunakan teknik statistik product moment.
Rumus korelasi product moment:
r _ WZxy ~ $ x ) ( L y ) __ 25
j \ N X x 2 - d . x Y \ \ N I . y ' - ( - L y f }
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi fariabel x dan y. •
xy : Produk dari fariyabel x dan y.
x : Demokratis orang tua
Y : Kreativitas belajar
N : Jumlah sample 25
I I. Sistcmatika Pcnulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis, dapat
dijabarkan sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan Berisi Latar Bclakang Masalah, Penegasan Istilah
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika
Penulisan Skripsi.
BAB II Landasan Teori tentang Sikap demokratis orang tua, yang
meliputi : Pengertian Orang Tua, Pengertian Demokratis Orang Tua, Sikap
Demokrtis Orang Tua, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Demokratis Orang
Tua. Kreativitas Anak di Sekolah vnng meliputi: Pengertian Kreativitas Anak,
Ciri-ciri Kreativitas anak, Kreativitas anak di sekolah dan laktor yang
mempengaruhi. Pengaruh sikap demokratis orang tua terhadap kreativitas anak
di sekolah, Langkah yang dilakukan.
BAB III Laporan hasil hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan
variable penelitian yaitu data tentang sikap demokratis orang tua yang
mempengaruhi kreativitas anak. Di samping itu dilaporkan mengenai lembaga
pendidikan yang dijadikan tempal penelitian.
BAB IV Analisa Data yang meliputi : Analisis data tentang sikap
demokratis orang tua, Analisis data tentang kreativitas anak di sekolah, Analisis
data tentang pengaruh sikap demokratis orang tua tehadap kreativitas anak di
sekolah, Interprentasi Data.
BAB V Penutup pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari
A. Pengaruh Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah ibu, bapak, atau orang tua-tua, orang yang
dianggap tua.1 Orang tua adalah pcndidik alas dasar hubungan darah.2
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan
keluarga.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir,
ibulah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu, ia selalu meniru
ibu dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu
menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula
dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya, dan mula-mula
dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkannya, kecuali
apabila ia ditinggalkan, dan jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih
sayang, dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.
1 Poerwodarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1985, him.688
2 Achmadi, llmu Pendidikan, Salatiga, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1983, hlm.37
Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula, di mata anaknya. Ia
seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang
dikenalnya. Cara ayah itu melakukan pekerjaannya sehari-hari
berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong
utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, bila ia mau mendekati dan
dapat memahami hati anaknya. Tidak diragukan lagi bahwa tangungg
jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tuanya/
2. Pengertian Demokratis Orang Tua
Demokratis adalah secara atau menurut paham (sifat) demokratis4,
secara etimologi, “Demokrasi” terdiri dari demos yang berarti rakyat,
“cratein” atau cralos yang berarti kekuasaan. Jadi, demokratis adalah kekuasaan tertinggi yang berada dalam keputusan rakyat. Menurut
Philippe (Schmitter dan Terrylynnkarl), demokrasi adalah : suatu sistem pemerintahan di mana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas
tindakan-tindakan mereka.5
Demokrasi tidak hanya berada pada wilayah politik pemerintahan,
melainkan juga sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Demokratisasi
- pendidikan merupakan proses pembelajaran seluruh civitas akademika
untuk memajukan pendidikan. Pendidikan yang demokratis berarti «
pendidikan yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam seluruh
kegiatan pendidikan {Student Centered, Student Active Learning). Menurut
J Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakaita, 1982, him.34 “ Poerwodarminto, WJS., Op.Cit., hlm.239
8) Selalu memberi solusi dan motivasi
Menurut Suharti prinsip yang harus dipegangi orang tua9, antara
lain :
a. Anak merupakan kesatuan jasmani dan rohani
b. Perkembangan anak berdasarkan bakat dan pengalaman pendidikan (di
luar)
c. Pendidikan harus berorientasi kepada anak
d. Tiap anak dalam pertumbuhannya bersikap aktif dan dinamis menuju
kedewasaan diri
e. Tiap anak adalah makhluk individu dan social
f. Pendidikan dalam keluarga berlangsung sepanjang masa
Para ahli berpendapat bahwa anak memiliki dunianya sendiri,
pendidikan harus dilakukan dengan berpusat pada dunia anak (Child Centered or Child Oriented).
Menurut Thomas Gordon sikap orang tua harus :
a. Bersikap konsisten dalam perasaan mereka, dan selalu menyayangi
anak, menerima, bersikap toleransi tanpa syarat, adil, rela
mengesampingkan kebutuhan sendiri, berkorban demi anak, tidak
berbuat kesalahan.
b. Menerima anak-anak mereka sebagai individu lemah yang dididik.
Menurut Thomas Gordon, apabila anak diterima apa adanya oleh
orang tua, maka ia merasa bebas dan mulai memikirkan
perubahan yang diinginkan, bagaimana ia mengembangkan diri,
bagaimana ia menjadi lebih baik dari sekarang. Dengan demikian, anak
akan bersedia berbuat secara maksimal.
4. Faktor yang Mempengaruhi Demokratis Orang Tua
Faktor ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1) Pendidikan Informal
Pendidikan Informal merupakan salah satu jalur pendidikan
yang menepati jalur pertama dalam pendidikan. Pendidikan informal
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga dengan menempatkan bapak
dan ibu (orang tua) sebagai pendidik kodrati. Kakek, nenek, kakak,
ataupun orang lain yang sudah dewasa secara langsung atau tidak
langsung juga dapat memerankan dirinya sebagai pendidik.
Dalam keluarga yang berperan sebagai peserta didik adalah
anak-anak, bapak dan ibu (orang tua) menempati kedudukan sebagai
pendidik kodrati yang utama, sedangkan kakek, nenek, ataupun yang
lain yang seatap bukanlah pemegang utama tanggung jawab
pendidikan informal.
Tanggung jawab ini bisa mclimpah dari ibu-bapak kcpada
kakek, nenek, paman manakala penanggung jawab utama telah tiada.10 «
A1 Quran menegaskan tentang tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak-anaknya :
10
....Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dun keluargamu dari siksa api neraka....(QS. At Tahrim : 6)11
Tanggung jawab orang tua sebagai pendidik merupakan amanat
moral sebagai konsekuensi logis karena adanya orang tua dan anaknya
tersebut.12 Hal ini karena keluarga harus mendapat pimpinan sebagai
kepala yang mempunyai tanggung jawab.13 Rasulullah SAW. dalam
sebuah had its telah menjelaskan kepada kita :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
(HR.Bukhori)14
Dari Kitab Minhaj A1 Mualim mcnerangkan “wajiblah alas ayah dan ibu mendidik anaknya dan menyerahkannya kepada guru ”, maka bila ia tidak mau mendidik ataupun menempatkan anaknya di
bawah asuhan guru, maka akan timbullah kerusakan pada semua
anggotanya terutama pada lisannya15, hal ini akan lebih bagus
dilakukan jika mereka mempunyai tekad yang kuat untuk komitmen
terhadap Islam, orang tua lebih memfokuskan untuk melakukan
pendidikan terhadap anak-anak karena pada hakekatnya anak
merupakan tulang punggung masyarakat pada masa yang akan
datang.16
11 Al quran dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesai, him. 951 12 Achmadi, Op.Cit., him. 37
13 Arifin H.M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga,
Yogyakarta, Bulan Bintang, 1975, him. 74
Bagi anak, kcluarga mcrupakan lingkungan pertama dan utama
di mana dia berinteraksi. Dari interaksi ini akan terbentuk unsure-unsur
dan ciri-ciri dasar kepribadian, akhlak, nilai kebiasaan, emosi, dan
kcmungkinan anak untuk memperoleh kcsempatan beraktualisasi diri
sesuai dengan talenta.
Para ahli mcmandang bahwa kcluarga mcrupakan institusi
pertama dan utama bagi anak karena interkasi yang ada bersifat
langsung karena anak memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan,
nilai. Keluarga menjadi ukuran kekuatan suatu masyarakat, yaitu jika
keluarga kuat maka masyarakat akan kuat, dan sebaliknya. Menurut
Soelaiman Joesoef mengatakan, fungsi pendidikan keluarga adalah :
1) Memberikan pengalaman pertama masa kanak-kanak
2) Menjamin kehidupan emosional anak
3) Menanamkan dasar-dasar Pendidikan Moral
4) Menanamkan dasar-dasar Pendidikan Sosial
5) Memberikan landasan Pendidikan Agama bagi anak
Bahwa kegiatan pendidikan dalam keluarga akan sangat
berpengaruh bagi perkembangan anak. Pendapat Suhartin “bahwa
kesulitan belajar di sekolah diakaibatkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Anak mengalami kesulitan belajar karena latar belakang keluarga
yang kurang memadai
2) Karena kesalahan teknis pendidikan itu sendiri oleh orang tua
Jadi, keluarga sebagai pelaksana pendidikan yang pertama dan
utama dalam hal ini orang tua dituntut untuk memberikan perhatian
dan kasih saying penuh kepada anak-anak mereka agar pertumbuhan
dan perkembangan berikutnya menjadi baik.17 Anak adalah juga
sebagai investasi masa depan untuk kepentingan orang tua di akhirat
kclak.18
Pendidikan keluarga oleh orang tua diarahkan untuk
membimbing anak-anak agar mampu mandiri, tidak tergantung kepada
orang lain, mampu berbuat sesuai dengan kemampuan dirinya.
Kemampuan untuk mandiri pada anak akan terwujud melalui
kematangan unsure-unsur fisik dan psikis dalam dirinya. Menurut
Suhartin, ciri-ciri kedewasaan anak yaitu :
1) Dapat menerima kenyataan
2) Berpikiran sehat dan maju
3) Bersikap luwes
4) Keputusan dan perbuatannya berdasar pertimbangan akal
5) Dapat berproduksi dan berprestasi
6) dapat belajar secara efektif dan efisien
7) Dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri
8) Dapat membahagiakan orang lain
9) Dapat menerima peraturan dari penguasa
10) Dapat bekerjasama dengan orang lain
17 Futchurrohman, Op.Cit., him. 99
Jadi, keluarga sebagai pelaksana pendidikan yang pertama dan
utama dalam hal ini orang tua dituntut untuk memberikan perhatian
dan kasih saying penuh kepada anak-anak mereka agar pertumbuhan
dan perkembangan berikutnya menjadi baik.17 Anak adalah juga
sebagai investasi masa depan untuk kepentingan orang tua di akhirat
kelak.18
Pendidikan keluarga oleh orang tua diarahkan untuk
membimbing anak-anak agar mampu mandiri, tidak tergantung kepada
orang lain, mampu berbuat sesuai dengan kemampuan dirinya.
Kemampuan untuk mandiri pada anak akan terwujud melalui
kematangan unsure-unsur fisik dan psikis dalam dirinya. Menurut
Suhartin, ciri-ciri kedewasaan anak yaitu :
1) Dapat menerima kenyataan
2) Berpikiran sehat dan maju
3) Bersikap luwes
4) Keputusan dan perbuatannya berdasar pertimbangan akal
5) Dapat berproduksi dan berprestasi
6) dapat belajar secara efektif dan efisien
7) Dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri
8) Dapat membahagiakan orang lain
9) Dapat menerima peraturan dari penguasa
10) Dapat bekerjasama dengan orang lain
17 Fatchurrohman, Op.Cit., him. 99
Kemadirian yang dibcrikan orang lua ditandai dcngan adanya
motivasi kepada anak agar berbuat sendiii sesuai dengan pemikiran
dan keyakinan diri, bahwa kemandirian yang diberikan orang tua
kepad anak-anak mereka akan melahirkan anak-anak yang kreatif.
Menurut Djamaludin Ancok, semakin tinggi kreativitas anak, semakin
besar pula pcluangnya untuk mandiri. Orang tua harus menciptakan
suasana yang kondusif, artinya menciptakan situasi yang dapat
merangsang perkembangan anaknya, baik aspek jasmani, rohani, sikap,
mental, ataupun kecakapan dalam berkarya. Dalam pola asuh, sikap
dcmokratis merupakan alternative yang tepat dalam usaha
mewujudkan kemandirian anak.
Pola asuh demoratis memberikan peluang yang banyak kepada
anak untuk mengaktualisasikan potcnsi diri dan memberi kescmpatan
anak untuk membuat keputusan sendiri dan melaksanakannya dengan
bibimngan dan arahan ornag tua sebagai pendidik. Copper Smith
berpendapat bahwa anak-anak yang diasuh dengan pola dcmokratis
akan :19
1) Memilki harga diri yang tinggi
2) Percaya diri
3) Tidak menolak manakala dikritik
4) Mandiri
5) Optimis dalam menghadapi persoalan
Penerapan pola asuh dcmokralis juga tcrccrmin dalam bentuk
penyelesaian masalah manakala terjadi konflik dalam keluarga. Suatu
konflik secara “terbuka” dan sebagai kasus wajar, akan lebih baik bagi
anak, setidaknya anak mempunyai kesempatan untuk mengalami
konflik dan belajar mengatasinya, hal tcrsebut sangat bermakna bagi
anak. Anak mcmcrlukan orang tua tidal: semata-mata menjadi orang
tau, melainkan sekaligus sebagai tempat tukar pikiran atas berbagai
persoalannya. Saling tukar pikiran merupakan jalan terbaik bagi orang
tua dalam suasana kependidikan dan anak merasa bertanggung jawab
untuk merealisasikan keputusan bersama.
Jika konflik terjadi pada anak, maka orang tua harus berperan
sebagai pener.gah, hakim, dan orang tua harus berpikir bahwa anak
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri agar anak bisa mandiri dan
bisa mengembangkan potensi anak dalam keluarga.20
b. Pendidikan Formal
Pendidikan formal memberikan pendidikan dan pengajaran
kepada peserta didik tentang hal-hal yang tidak di dapat di lingkungan
keluarga. Yaitu sekolah dapat dikatakan Pendidikan Sekunder yang
mendidik peserta didik. Jadi, keluarga tidak bisa lepas tangan penuh
akan pendidikan anak-anaknya, keluarga dituntut untuk membantu
tugas sekolah dengan cara pengawasan terhadap anak dan
mengarahkannya secara tepat penggunaan waktu belajamya
Kerjasama ini diperlukan dalam rangka kemajuan anak dan
pembentukan sikap, minat, dan kebiasaan belajar yang baik dan benar.
Frank P Besag berpendapat ada tujuh macam syarat dalam pendidikan
formal, yaitu :
1) Kegunaan dan fungsi
2) Pelaku
3) Organisasi
4) Tersebar dalam masyarakat
5) Sanksi
6) Upacara, Ritus, dan Simbol
7) Menantang perubahan21
Pendidikan sekolah dikenal dengan istilah belajar aktif (active learning), penerapan model ini didukung oleh manajemen kelas yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beraktifitas,
sedangkan manajemen kelas yang tepat untuk model kelas tersebut
adalah kepemimpinan demokratis yaitu antara pendidik dan peserta
didik saling mengahargai, menghormati, kepercayaan bahwa setiap
anak di kelas mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan.
Menurut Sadjat Haryanto bahwa kepemimpinan yang demokratis,
yaitu :22
1) Mengakui dan menghargai potensi bawaan
2) Menerima saran dan kritik
2' Ibid., 107
3) Berusaha menjadi bawaan Icbih baik darinya
4) Bersikap ramah
5) Melibatkan para anggota untuk ikut bcrtanggung jawab dalam
pelasanaan kepemimpinan
Model kepemimpinan yang demokratis di sekolah bisa
mendukung usaha pembenlukan peserta didik yang uluh, kritis, kreatif
yang akhirnya peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu
mengemban tugas sebagai khalifah Allah SWT.
c. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal ialah pendidikan yang ditujukan kepada
orang-orang dewasa yang berusia di atas usia wajib belajar untuk
memenuhi hasrat masyarakat, menjadi warga Negara yang aktif dalam
kemajuan zaman agar hidup layak di zaman modern. Ciri-ciri
pendidikan non formal antara lain :
1) Tidak dibatasi oleh jenjang
2) Usia peserta didik tidak setaraf
3) Waktu penyampaian program lebih pendek
4) Peserta didik menempuah studi jangka pendek
5) Materi bersifat praktis
6) Merupakan kebutuhan khusus dan mendesak
7) Ijasah23
Menurut Soelaiman Joesoef, sifat pendidikan non formal yaitu :
1) Fleksibel
2) Pendidikan non formal efektif untuk bidang pelajaran tertentu .
3) Bersifat (quickyielding) untuk melatih kecakapan tertentu
4) Bersifat instrumental (luwes, mudah, dan murah) dalam waktu
singkat
Bentuk pendidikan ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1) Untuk peningkatan mutu kehidupan anggota masyarakat
Contoh : kegiatan arisan, pengajian, dan lain-lain
2) Untuk meningkatkan ketrampilan24
Contoh: kursus
B. Kreativitas Belajar
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang berarti memiliki
daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta.25 Pengertian yang
mendefmisikan kreativitas dalam empat dimensi yang dikenal sebagai
Four P ’s o f Creativity, yakni dimensi person, process, press dan product.
Kreativitas dari segi “pribadi” yaitu daya kreatif yang ada pada setiap
pribadi, sedangkan kreativitas sebagai suatu “Proses” (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran di mana individu berusaha
menemukan hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban.
24 Ibid.,115
25 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Cetakan kedua, 1998, him. 465
metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Kreativitas
sebagai “Pendorong” (press) yaitu yang dating dari diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat unt.uk berkreasi.
Pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh Baron (1976 :
Creativity is the ability to bring something new into existence) adalah segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan
pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas sebagai
proses mental yang unik yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru,
berbeda, dan orisinal mencakup jenis pemikiran spesifik.26
2. Ciri-Ciri Kreativitas
Kreativitas seringkali dikaitkan dengan keberbakatan, anak yang
berbakat diharapkan suatu saat menjadi seorang kreator atau penemu hal
baru (inventor). Akan tetapi, kenyataannya banyak anak berbakat yang tidak berhasil menjadi kreator ataupun inventor, bahkan ada sejumlah anak berbakat yang sama sekali gagal dalam meraih prestasi di sekolahnya.27
Menurut Winner (2000) menjelaskan bahwa masyarakat perlu
membedakan anak berbakat dengan anak kreatif dan mengemukakan
bahwa anak-anak kreatif memiliki tipe kepribadian kreatif (big creativity) yang memiliki struktur berbeda dengan tipe kepribadian anak berbakat dan
anak-anak lain pada umumnya.
Menurut Csikszentmihalyi dan rekan-rekannya (1993) menjelaskan
bahwa kondisi kehidupan keluarga yang melatarbelakangi anak-anak
kreatif (besar) ini biasanya sangat penuh dengan tekanan karena anak-anak
tersebut kemudian tumbuh sebagai pribadi-pribadi yang mengharapkan
adanya perubahan terhadap kondisi hidup yang mereka alami. Hal tersebut
akan mempengaruhi kecenderungan mereka untuk memberontak terhadap
keadaan tersebut.28 * Jadi, anak-anak yang berbakat belum tentu menjadi
anak yang kreatif.79 Dan struktur kepribadian anak berbakat dengan anak
yang kreatif itu tidak sama.30 31
Guilford mengatakan karateristik penvkiran kreatif berkaitan erat
dengan ciri-ciri yang menjadikan sifat kemampuan berfikir yaitu :
1) Kelancaran {fluency)
2) Keluwesan {flexibility) 3) Keaslian {originality)
4) Penguraian {elaboration)
5) Perumusan kembali (redefenition)3]
“Kreativitas” seperti dikemukakan pada dasarnya merupakan
kemampuan seseoraniL untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri berpikir kreatif
maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan
hal-hal yang sudah ada.
Utami Munandar menyebutkan lima ciri pokok ketrampilan
berpikir kreatif, yaitu :
28 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cil., him. 102 2v Ibid, him. 10?
a. Berpikir lancar
b. Berpikir luwes
c. Berpikir Rasional
d. Ketrampilan mengelaborasi
e. Ketrampilan menilai
Adapun ciri-ciri afektif orang-orang yang kreatif terdiri atas :
a. Rasa ingin tahu
b. Memiliki imajinasi yang hidup
c. Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi
masalah-maslah yang sulit.
d. Sifat berani mengambil resiko
. e. Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang32 33
Dalam penelitian yang telah dilakukan, keterkaitan antara
kreativitas dan intelegensi adalah jika kreativitas menjurus ke penciptaan
suatu yang baru tergantung pada kemampuan untuk mendapatkan
pengetahuan yang sudah umum diterima. Artinya, kreativitas
membutuhkan “pengetahuan” yang diterima sebelumnya dan ini
tergantung pada kemampuan intelektual seseorang. Tetapi, menurut
Torrance mengatakan bahwa anak-anak yang tinggi kreativitasnya
memiliki taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ kelompok sebayanya.
Hasil studi Getzels dan Jackson mengemukakan bahwa hamper
tiada hubungan antara kreativitas dan intelegensi. Artinya, orang yang
mempunyai IQ tinggi mungkin kreativitasnya rendah dan sebaliknya. Jadi,
kreativitas dan intelegensi adalah dua ranah kemampuan nianusia yang
berbeda dalam sifat dan orientasinya.34
Wallas mengemukakan einpui la’napan proses berpikir kreatif, yaitu :
a. Persiapan {preparation)
b. Inkubasi (<incubation) c. Iluminasi (illumination)
d. Verifikasi (verification)
Sebagaimana dikatakan oleh Slameto, bahwa ciri-ciri individu
kreatif adalah :
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru
c. Panjang akal
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti
e. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
g. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas
h. Berpikir fleksibel
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak
j. Kemampuan membuat analisis dan sintesis
k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti
l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
m. Memiliki laiar belakang membaca yang cukup luas35
3. Kreativitas Anak Di Sekolah dan Faktor yang Mempengaruhinya
Suasana sekolah dapat memacu perkembangan kreativitas anak
untuk tumbuh dar. berkembang dalam kegiatan belajar. Kondisi kegiatan
belajar juga akan mengembangkan kreativitas anak. Adapun factor yang
mempengaruhinya ialah :36
a. Pengaturan Kelas, terbagi menjadi dua;
1) Pengaturan fisik dalam kelas, misalnya : pengaturan tempat duduk
di mana setiap anak dapat dengan mudah terlibat dalam diskusi
kelas.
2) Pengaturan ruang kelas, menjadi sumber yang mendukung siswa
untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Misalnya : dipasang
gambar-gambar, alat-alat laboratorium.
b. Suasana Pengajaran yang menyenangkan
Suasana pengajaran yang hangat dan mendukung, keamanan dan
kebebasan dapat membuat siswa mengembangkan pikiran yang kreatif.
c. Persiapan Guru
Guru harus mempersiapkan diri, untuk menjadi fasilitator yang
bertugas mendorong siswanya untuk mengembangkan ide, inisiatif
dalam menjajaki tugas-tugas baru. Dalam pengajarannya guru
35 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 1995, him. 149
memberi waktu kepada siswa untuk memikirkan dan mengembangkan
ide atau gagasan kreatif.
d. Sikap Guru37
Guru adalah Pcndidik Profesional38, sikap terbuka yaitu dengan
menerima gagasan dan perilaku siswa dan tidak cepat memberikan
kritik, celaan, hukuman. Sikap terbuka itulah yang dapat menerima dan
memahami gagasan-gagasan siswa, memperlakukan siswa dengan adil
dan obyektif.39
Firman Allah dalam A1 quran :
f \ ^.\jL3\ j aid ( j)
■'&J&
-fSEJ -fSSsw ^jJEC JTj
Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh melakukan keadilan dan berhuat kebajikan serta memberi karib kerabat dan melarang berbuat keji dan munkar dan kedzaliman. Dia mengajarkan kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringalan.” (Q.S. 16 : 90)40
Dan ada upaya untuk bersikap positif terhadap kegagalan yang
dihadapi siswa dan berusaha membantu siswa menyadari kesalahan
dan sebab kegagalan.
e. Metode Pengajaran
Metode belajar kreatif berorientasi pada pengembangan potensi •
berpikir siswa, seperti tekhnik pemecahan masalah yang merangsang
siswa untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat
37 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit. hlm .l 17
38 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1982, him. 38 39 Ibid, him. 118
dilakukan. Dalam sctiap kcgaiatan belajar mengajar, siswa dilibatkan
secara aktif dalam masalah yang nyata dan menantang.
C. Pengaruh Sikap Demokratis Orang Tua Terhadap Kreativitas Anak di
Sekolah
Menurut Baldwin, kalhorn, Breeze bahwa sikap orang tua dan guru
terhadap anak dapat mempengaruhi peningkatan kecerdasan dan kreativitas
anak. Dari salah satu penelitian yang diperoleh, bahwa peningkatan
kemampuan intelektual anak yang paling tinggi ditemukan pada keluarga-
keluarga yang dapat menerima anak sepenuhnya dan yang bersikap
demokratis dalam pendidikan dibanding dengan keluarga yang cenderung
menolak anak dengan bersikap otoriter.41
Mendidik anak secara demokratis di rvmah dan di sekolah bisa
meningkatkan kreativitas sedangkan car mendidik otoriter memadamkan.
Sikap orang tua terhadap anak-anak yang kreatif diketahui bahwa orang
tuanya itu menghargai anaknya sebagai pribadi, maksudnya orang tuanya
selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak-anaknya.42 Anak diberi
kesempatan banyak untuk berinisiatif.43
Di samping lingkungan rumah juga lingkungan sekolah harus
merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk
menggunakan sarana yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan
41 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit., him. 115
40 Ib id , him. 117
sejak dini hingga masa sckolah dengan menjadikan kreativitas suatu
pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.44
Adapun keuntungan pendidikan demokratis antara lain :45
1. Hubungan pendidik dan anak didik harmonis
2. Kreativitas anak tumbuh secara wajar
3. Proses pendidikan bisa terkkontrol sesuai dengan cita-cita pendidikan
Dasar pandangan tersebut jelas, bahwa orang tua yang demokratis
adalah yang paling tepat dan disepakati oleh ahli didik karena jelas banyak
keuntungannya dalam praktek pendidikan.
Langkah-langkah yang dilakukan
Dalam hal ini ada 2 macam langkah yang harus dilakukan, yaitu :46
1. Pcngembangan Kreativitas dalam Keluarga
Hurlock mengemukakan, ada beberapa hal dalam rangka
meningkatkan kreativitas dalam keluarga, yaitu :47
a. Waktu
Untuk menjadikan anak kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan
diatur sehingga waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan
gagasan-gagasan dan konsep-konsep serta mencob sesuatu dalam
bentuk yang baru.
44 Ibid, him. 118
4" Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, 1983, him. 42 46 Satiadarma Monty P & Waruwu Fidelis E. Op.Cit., 117
b. Kesempatan menycndiri
Apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok social, anak dapat
menjadi kreatif. Singer menerangkan : anak membutuhkan waktu dan
kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif
yang kaya
c. Dorongan
Anak harus didorong dengan kreatif dan bebas dari ejekan dan kritik
yang seringkali dilontarkan pada anak yang kreatif.
d. Sarana
Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk
merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan
unsure penting dari semua kreativitas.
e. Lingkungan yang Merangsang
Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan
memberikan bimbingan dan dorongan kreativitas. Ini harus dilakukan
sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah
dengan menjadikan kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan
dan dihargai secara social.
f. Hubungan Orang Tua yang Tidak Positif
Orang tua yang tidak terlalu melindungi, mendorong anak untuk
mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung
g. Cara Mendidik Anak
Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan di
sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkannya, bahwa sikap orang tua terhadap anak yang kreatif
itu dengan mendengarkan pendapat anak-anaknya dan anak diberi
kesempatan untuk membuat keputusan-keputusan pribadinya seperti :
memilih warna baju, macam-macam permainan, dan lain-lain.
h. Kesempatan untuk Memperoleh Pengetahuan
Kreativitas tidak muncul dalam kehampaan, semakin banyak
pengetahuan yang dapat diproleh anak semakin baik untuk mencapai
hasil yang kreatif.48
2. Pengembangan Kreativitas di Lingkungan Sekolah
Suasana sekolah yang dapat memacu perkembangan kreativitas
anak untuk tumbuh dan berkembang dalam kegiatan belajar, kondisi
belajar yang bisa mengembangkan kreativitas anak.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan :49
a. Pengaturan Kelas
Pengaturan fisik dalam kelas yang meliputi pengaturan tempat duduk
di mana setiap anak dapat dengan mudah terlibat dalam diskusi kelas.
Pengaturan ruangan kelas menjadi ruang sumber yang mendukung
para siswa untuk membaca, menjajaki, dan meneliti. Misalnya :
dipasang gambar-gambar, dan lain-lain.
b. Suasana Pengajaran yang Menyenangkan
Suasana pengajaran yang hangat dan mendukung keamanan dan
kebebasan yang dapat membuat para siswa untuk mengembangkan
pikiran-pikiran kreatifnya.
c. Persiapan Guru
Guru perlu mempersiapkan diri untuk menjadi fasilitator yang bertugas
mendorong siswanya untuk mengembangkan ide, inisiatif dalam
menjajaki tugas-tugas baru. Dalam pengajarannya guru memberi
waktu kepada siswa untuk memikirkan dan mengembangkan ide atau
gagasan kreatif.
d. Sikap Guru
Sikap terbuka menerima gagasan dan perilaku siswa dan tidak cepat
memberikan kritik, celaan, dan hukuman.
e. Metode Pengajaran
Metode/teknik belajar kreatif berorientasi pada pengembangan potensi
berpikirsiswa, yaitu mengaktifkan fungsi berpikir melalui
teknik-teknik seperti teknik-teknik pemecahan masalah, daftar penulisan gagasan
yang merangsang siswa untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan
yang dapat dilakukan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, siswa •
dilibatkan secara aktif dalam masalah yang nyata dan menantang.50
A. Gambaran Uminn MI Tholabiyah
1. Latar Belakang dan Sejarah Pendirian MI Tholabiyah
Sejarah dan perkembangan MI Tholabiyah Tegaron adalah
lembaga pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Nu. Madrasah Ibtidaiyah
adalah nama yang diambil dari bahasa Arab yang artinya sekolah dasar.
Sesuai dengan nama yang diambil dari bahasa Arab maka Madrasah
Ibtidaiyah dalam mata pelajaran lebih menonjol pendidikan agama Islam.
Lokasi dimana Madrasah Ibtidaiyah berada di Krajan RT 03/02 Desa
Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Yang mendorong berdirinya MI Tholabiyah Tegaron adalah
keinginan dari masyarakat Krajan dan sekitarnya akan adanya sekolah
dasar yang berlandaskan agama Islam. Karena adanya sekolah SD
Kanisius sehingga mendorong para pemuka agama keprihatinan generasi
agama Islam, terdorong rasa tanggung jawab yang besar atas segala
kewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai wujud pribadi muslim, maka atas kehendak masyarakat
Krajan pada tahun 1958 berdirilah madrasah diniyah Krajan I Tegaron,
pada tahun 1960 berdirilah madrasah wajib belajar dan pada tahun 1962
baru berdiri Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan segala keterbatasannya Madrasah Ibtidaiyah yang baru
tersebut dalam proses belajar mengajar sering menepati rumah warga.
Adapun tokoh-tokoh yang ikut mendinkan madrasah Ibtidaiyah Krajan I
Tegaron.
a. Pelindung : Bapak Kyi Mardi
b. Ketua I : Bpk. KH. M. Khamim
II : Bpk. KH. Bahrudin
c. Sekretaris I : Bpk. Kyi Mahfud
II : Bpk. Slamet
d. Bendahara I : Bpk. Dulah
II : Bpk. Kusen
e. Anggota I : Bpk. M. Sofyan
II : Bpk. Humam
III : Bpk. H. Malik
Tujuan didirikan Madrasah Ibtidaiyah Krajan I Tegaron adalah :
a. Memenuhi kehendak masyarakat yang menginginkan didirikannya
sekolah dasar yang berlandaskan ajaran agama Islam.
b. Menampung anak-anak dari golongan masyarakat yang berekonomi
lemah ataupun status Madrasah Ibtidaiyah Krajan I Tegaron semenjak
didirikan sampai sekarang masih tcrdaftar.
Dan yang menjabat kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Bapak Kyai M. Hamim sejak tahun didirikan yaitu tahun 1958-1964
c. Bapak Kyai Masud mulai tahun 1966-1987
d. Bapak Asmuni mulai tahun 1987-2001
e. Bapak Muhlis Firdaus mulai tahun 2001-2004
f. Bapak Aziz Sulthon Abidin, S.HI mulai tahun 2004 sampai sekarang
2. Letak geografis
MI Tholabiyah Banyubiru Kab. Semarang terletak di Desa Tegaron
Kec. Banyubiru Kab. Semarang.
Geografis wilayah Kec. Banyubiru sebagian besar pegunungan,
akan tetapi Desa Tegaron termasuk wilayah rendah yang dekat dengan
danau yaitu danau Rawa Pening, sehingga penduduknya bermata
pencaharian petani, buruh tani dan nelayan untuk pendudukn sekitar
danau.
Dengan demikian, keadaan siswa MI Tholabiyah Tegaron,
Banyubiru Kab. Semarang berlatar belakang dari keluarga petani dan
nelayan.
3. Keadaan siswa dan guru
a. Data Siswa
Sebagian sekolah swasta yang tidak jauh jaraknya dengan SD
Negeri, Ml Tholabiyah hanya memiliki siswa sejumlah 130 siswa.
TABELI
KEADAAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2007/2008
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Total
L P Perkelas
1 I 10 20 30
2 II 15 12 27
3 III 9 14 23
4 IV 7 8 15
5 V 12 8 20
6 VI 8 7 15
Jumlali 61 69 130
Sumber : Dokumen/Arsip Data Statistik MI Tholabiyah, Tegaron Banyubiru Kab. Semarang
b. Data guru
Tenaga pendidikan MI Tholabiyah terdiri dari guru mata
pelajaran dan guru kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
TABEL II
DAFTAR NAMA-NAMA GURU
No Nama Jabatan Status
1 Aziz Sulthon Abidin, SHI Kepala Sekolah GTT
2 Anik Sri Haryati, S.Ag Guru Kelas GTT
3 Ana Nur Janah, A.Ma Guru Mapel GTT
4 Ettien Martiningrum, S.Ag Guru Mapel GTT
No Nama Jabatan Status
6 Siti Mukaromah, A.Ma Guru Kelas PNS
7 Mustamiroh, A.Ma Guru Mapel GTT
8 Nur Humidah Guru Kelas GTT
9 Budi Santoso, S.Ag Guru Mapel GTT
10 Ali Mahfud Guru Mulok GTT
11 M. Ihsanudin Guru Madin GTT
12 M. Rofiudin Guru Madin GTT
13 Maftukhin Guru Madin GTT
14 Khoerul Anam Guru Madin GTT
15 M. Khafid Guru Madin GTT
16 Siti Nur Asyiah Guru Ekstra GTT
17 Khurmen TU GTT
Sumber : Dokumen/Arsip Data Statistik MI holabiyah, Tegaron Banyubiru Kab. Semarang
4. Susunan pengurus komite sekolah
Ketua : Nur Arifin
Wakil Ketua : Nur Rochim, S.Ag
Sekretaris : M. Yunus
Bendahara : Khurmen
Anggota : Ky. Mahfuds
Mukhlis Firdaus
Ismail
5. Struktur Organisasi MI Tholabiyah
STRUKTUR ORGANISASI MI THOLABIYAH TEGARON
Keterangan :
Kepala Madrasah : Aziz Sulthon Abidin, S.Hi
Wakil Kepala Madrasah : Siti Mukaromah, S.Pdl
Sekretaris : Etien Martiningrum, S.Ag
Bendahara : Khurmen
Seksi-seksi
UKS : Anik Srihariati, S.Ag
Pramuka : Nur Rohim, S.Ag
Sosial : Budi Utomo, S.Pi
6. Kurikulum MI Tholabiyah
Perlu diketahui bahwa kurikulum yang dipakai MI Tholabiyah
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas stadart isi, proses, standart
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dalam upaya untuk
mengembangkan kurikulum MI Tholabiyah menduduki Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MI Tholabiyah adalah
7. Sarana dan prasarana sekolah
Seperti sekolah-sekolah swasta pada umumnya, MI Tholabiyah,
Tegaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang mempunyai sarana prasarana
Berikut ini tabel tentang sarana dan prasarana sckolah:
TABEL III
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA
MI THOLABIYAH, TEGARON
No Nama Ruang Jumlah
1 Ruang kelas 6 kelas
2 Kantor kepala sekolah 1 ruang
3 Ruang guru 1 ruang
4 Mushola 1 lokal
5 Kamar mandi/WC 2 lokal
6 Lapangan voli 1 lokal
7 Mesin ketik 1 buah
8 Komputer 10 buah
9 Perpustakaan 1 lokal
10 Koperasi 1 lokal
11 Aula 1 lokal
Banyubiru Kab. Semarang
8. Pekerjaan Orang Tua
TABELIV
Data Tentang Pekerjaan Orang Tua Siswa
No Jenis Pekerjaan Kelas IV Kelas V Kelas VI
1 Swasta 13 12 8