114
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada Bab IV tentang analisis struktural kumpulan cerita pendek Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon pilihan kompas dan nilai-nilai pendidikan karakter serta relevansinya sebagai materi ajar apresiasi sastra di SMA, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Struktur Kumpulan Cerita Pendek Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon a. Struktur Cerita Pendek Di Tubuh Tarra, dalam Rahim Pohon karya
Faisal Oddang 1) Tema
Tema dalam cerita pendek Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon adalah sosial budaya.
2) Alur
Alur yang digunakan di dalam cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon adalah alur campuran.
3) Latar atau Setting
a) Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon terjadi hanya di passiliran (kuburan bayi di
Toraja, dibuat dari pohon tarra).
b) Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon adalah pagi hari.
c) Latar suasana yang ada pada cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon banyak menggunakan latar suasana menegangkan, karena konflik yang tersaji cukup sering ditampilkan dalam cerpen ini.
4) Tokoh
dalam cerpen ini adalah Ambe, Indo, Indo (Pohon Tarra), Kakek Runduma.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon adalah sudut pandang orang pertama. Hal ini dibuktikan
dengan posisi pengarang yang sering menggunakan kata-kata “aku” dalam penyampaiannya melalui tokoh Lola Toding.
b. Struktur Cerita Pendek Matinya Seorang Demonstran 1) Tema
Tema dari cerpen Matinya Seorang Demonstran yaitu tentang perjuangan.
2) Alur
Alur yang digunakan di dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran adalah alur mundur.
3) Latar
a) Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran, antara lain: di Auditurium, Rumah Ratih, Bundaran Kampus, Depan Kampus, Kontrakan, Kamar kos Eka, Gang-gang, dan Jalan Munarman.
b) Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran, antara lain: pagi hari, siang hari, dan malam hari.
c) Latar suasana yang digunakan dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran, antara lain bercanda, sedih dan menegangkan.
4) Tokoh
Beberapa tokoh yang digunakan di dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran adalah Ratih, Eka, Arman (Munarman), dan
5) Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen Matinya Seorang Demonstran adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini dibuktikan dengan posisi pengarang yang sering menggunakan kata-kata “dia” . c. Struktur Cerita Pendek Beras Genggam
1) Tema
Tema merupakan pokok permasalahan yang menjadi bahan utama atau latar belakang cerita. Tema dari cerpen Beras Genggam yaitu tentang sosial budaya. Yakni tentang kepedulian Kramat Ako terhadap lingkungan yang justru menimbulkan banyak kebencian pada masyarakat tempat Kramat Ako tinggal.
2) Alur
Alur yang digunakan di dalam cerpen Beras Genggam adalah alur campuran.
3) Latar atau Setting
a) Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Beras Genggam ada dibeberapa tempat yaitu di Bukik Coro, Lubu Lekok, Pinggir Tangari, Lubu Tingkek.
b) Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Beras Genggam adalah siang hari dan malam hari.
c) Latar suasana yang digunakan dalam cerpen Beras Genggam adalah suasana tegang.
4) Tokoh
Tokoh yang terdapat dalam cerpen Beras Genggam antara lain: adalah Kramat Ako, Nyik Jamain, Wak Janewo.
5) Sudut Pandang
d. Struktur Cerita Pendek Protes 1) Tema
Tema merupakan pokok permasalahan yang menjadi bahan utama atau latar belakang cerita. Tema dari cerpen Protes yaitu tentang kritik sosial. Yakni tentang perlawanan masyarakat desa atas penolakan pembangunan gedung tinggi di perkampungan yang mereka huni.
2) Alur
Alur yang digunakan di dalam cerpen Protes adalah campuran. 3) Latar atau Setting
a) Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Protes meliputi: Rumah Baron, Rumah Amat, Kamat Tidur.
b) Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Protes pada malam hari.
c) Latar suasana yang digunakan dalam cerpen Protes yakni suasana tegang.
4) Tokoh
Tokoh yang terdapat dalam cerpen Protes antara lain: Baron, Bu Amat, dan Pak Amat.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen Protes menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata ganti orang ketiga “ia” telah menunjukkan bahwa sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
e. Struktur Cerita Pendek Tenggat Waktu 1) Tema
2) Alur
Alur yang digunakan di dalam cerpen ini adalah alur maju. 3) Latar atau Setting
a) Latar tempat yang digunakan dalam cerpen Tenggat Waktu yakni di Kafe dalam Mal dan juga Kamar Tidur.
b) Latar waktu yang digunakan dalam cerpen Tenggat Waktu yakni pada malam hari.
c) Latar suasana yang digunakan dalam cerpen Tenggat Waktu antara lain: suasana sedih.
4) Tokoh
Tokoh yang terdapat dalam cerpen Tenggat Waktu antara lain: Nayla dan Ayah Nayla.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen Tenggat Waktu menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal tersebut dapat dilihat dari
penggunaan kata ganti orang ketiga “ia” telah menunjukkan bahwa
sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Terdapat dalam Kumpulan Cerita Pendek Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon
Kumpulan Cerita Pendek Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon terdapat 14 nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut sangat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan untuk siswa-siswi SMA pada khususnya. Pembaca diharapkan mampu mengambil nilai-nilai pendidikan tersebut untuk dijadikan teladan dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang terdapat dalam kumpulan cerita pendek Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon, antara lain meliputi: (1) religius, (2) jujur, (3) kerja keras, (4) kreatif,
3. Relevansinya sebagai materi ajar apresiasi sastra di SMA
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kumpulan cerpen ini terbukti memiliki daya tarik melalui bahasa penceritanya yang sangat mudah untuk dipahami, sehingga akan membantu peserta didik untuk lebih mudah untuk menemukan unsur intrinsik yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kumpulan cerita pendek Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon dengan berbagai tema yang disajikan akan sesuai dengan perkembangan fisik, intelektual, emosional dan spritual peserta didik. Selain itu, dalam kumpulan cerpen ini juga peneliti temukan 14 nilai pendidikan karakter yang bisa dicontok oleh peserta didik.
B. Implikasi
Dari penelitian ini dapat diungkapkan adanya struktur pembangun dari kumpulan cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, dan sudut pandang, nilai-nilai pendidikan karakter yang ada di dalamnya, serta relevansinya sebagai materi ajar apresiasi sastra di SMA.
Kumpulan cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon juga mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan teladan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, seperti kepedulian terhadap lingkungan dan juga kecintaan pada tanah air. Selain itu, kumpulan cerpen ini juga mengajarkan tentang banyak hal dari latar belakang daerah yang berbeda-beda di Indonesia.
diimplikasikan secara langsung ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dengan memperhatikan SK/KD yang digunakan.
C. Saran
Berdasarkan analisis dan simpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Kepada guru pendidikan bahasa Indonesia
a. Kumpulan cerpen Di Tubuh Tarra, Dalam Rahim Pohon dapat dijadikan sebagai alternatif materi ajar pembelajaran apresiasi sastra di jenjang SMA, karena sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar di SMA dan juga memenuhi kriteria kelayakan sebagai materi ajar yang baik.
b. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia memberikan stimulus kepada siswa agar terjaga sikap positif siswa dalam merespon cerpen, dengan cara memberikan arahan daftar cerpen yang penting untuk dibaca, memberikan solusi terhadap kebutuhan siswa akan bacaan cerpen, misalnya meminjamkan cerpen atau kumpulan cerpen kepada siswa, atau mengarahkan untuk meminjam di perpustakaan
2. Kepada siswa
a. Siswa seharusnya lebih rajin membaca, baik buku-buku fiksi maupun non-fiksi, untuk menambah pengetahuan.
b. Siswa seharusnya mampu mengambil nilai-nilai positif dari setiap buku yang mereka baca untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepada peneliti lain