• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian - Repository UNIKOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sistem Pengendalian - Repository UNIKOM"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Diktat

Instrumentasi Sistem Kendali

Jurusan Teknik Elektro

Universitas Komputer Indonesia

2010

(2)

Matakuliah

: Instrumentasi Sistem Kendali

Pokok Pembahasan

• Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

– Mengenal Mekatronika (Sistem control, sistem listrik, dan mekanik)

– Istilah-istilah Sistem Pengukuran – Teknik Digital

• Sistem Penggerak

– Motor DC

– Motor Stepper – Motor Servo

• Power Suplay

– Tenaga Surya – Baterai

– Catu Daya

• Sensor

– Pengkondisian Sinyal

– Mengenal Berbagai Sensor – Sensor Jarak

– Sensor Panas – Sensor Posisi

– Teknologi Wireless

• Kontrol

– PLC – PID

(3)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Definisi Sistem Kontrol

1.

Secara umum sistem pengendalian adalah

susunan komponen-komponen fisik yang dirakit

sedemikian rupa sehingga mampu mengatur

sistemnya sendiri atau sistem diluarnya. Sistem

kontrol adalah proses pengaturan atau

pengendalian terhadap satu atau beberapa

besaran (variabel, parameter) sehingga berada

pada suatu harga

range

tertentu. Istilah lain

sistem kontrol atau teknik kendali adalah teknik

pengaturan, sistem pengendalian, atau sistem

pengontrolan.

(4)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Definisi Sistem Kontrol

3. Contoh sistem pengaturan yang paling mendasar adalah kendali on-off saklar listrik. Aktivitas menghidupkan dan mematikan saklar menyebabkan adanya situasi saklar hidup atau mati. Masukan on atau off mengakibatkan terjadinya proses pada suatu pengendalian saklar listrik sehingga sistem bekerja sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu listrik menyala atau mati. Keadaan on-off (hidup atau mati) merupakan masukan, sedangkan mengalir dan tidak mengalirnya listrik merupakan keluaran. Suatu keadaan dimana listrik sudah dihidupkan namun tidak menyala , berarti ada yang salah pada sistem tersebut. Proses yang dicontohkan itu mengilustrasikan sistem kendali yang terjadi secara manual.

(5)

Seperti Gambar dibawah ini :

 Untuk menggambarkan sistem pengendalian, kita bisa ilustrasikan dengan sebuah perangkat yang sering dikenal dalam kehidupan sehari -hari yaitu ”sekering”. Sekering merupakan alat yang dipergunakan untuk memutus arus listrik dan biasanya dipasang pada instalasi listrik PLN atau perangkat elektronik. Sekering akan putus apabila diberi beban arus listrik yang berlebihan, dan akibatnya lampu akan padam.

(6)

Menurut Distefano dkk (1992), ada tiga jenis sistem

pengaturan dasar yakni :

1.

Pengendalian

alamiah

,

contohnya

pengendalian suhu tubuh manusia, mekanisme

buka-tutup pada jantung, sistem peredaran

darah, sistem syaraf, sistem kendali pankreas

dan kadar gula dalam darah, sistem

pengaturan adrenalin, dan sistem kendali

lainnya yang ada pada makhluk hidup.

2.

pengendalian

buatan

,

contohnya

yaitu

mekanisme

on-off

pada

saklar

listrik,

mekanisme buka-tutup pada keran air, sistem

kontrol untuk menghidupkan dan mematikan

televisi/radio/tape, kendali pada mainan anak

-anak, pengaturan pada kendali suhu ruangan

ber -AC, serta kendali perangkat elektronik

seperti pada kulkas, freezer dan mesin cuci.

(7)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Sistem pengendalian proses

Sistem pengendalian proses adalah gabungan

kerja dari alat-alat pengendalian otomatis.

Semua peralatan yang membentuk sistem

pengendalian

disebut

istrumentasi

pengendalian proses. Contoh sederhana

istrumentasi pengendalian proses adalah

saklar temperatur yang bekerja secara otomatis

mengendalikan suhu setrika. Instrumentasi

pengendalinya disebut

temperature switch

,

saklar akan memutuskan arus listrik ke elemen

pemanas apabila suhu setrika ada di atas titik

yang dikehendaki. Sebaliknya saklar akan

mengalirkan arus listrik ke elemen pemanas

apabila suhu setrika ada di bawah titik yang

dikehendaki. Pengendalian jenis ini adalah

kendali ON -OFF.

Tujuan utama dari suatu sistem pengendalian

adalah untuk mendapatkan unjuk kerja yang

optimal pada suatu sistem yang dirancang.

Untuk

mengukur

performansi

dalam

pengaturan, biasanya diekspresikan dengan

ukuran -ukuran waktu naik (tr), waktu puncak

(tp),

settling time

(ts),

maximum overshoot

(8)

Gambar respon sistem :

Dalam optimisasi agar mencapai target optimal

sesuai yang dikehendaki, maka sistem kontrol

berfungsi

:

melakukan

pengukuran

(

measurement

),

membandingkan

(

comparison

), pencatatan dan penghitungan

(

computation

) dan perbaikan (

correction

).

(9)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Parameter-parameter yang dikendalikan

Ada banyak parameter yang harus dikendalikan di dalam suatu proses diantaranya yang paling umum ada empat yaitu :

1. tekanan (pressure) di dalam suatu pipa/vessel, 2. laju aliran (flow) di dalam pipa,

3. temperatur di unit proses penukar kalor ( heat exchanger), dan

4. level permukaan cairan di sebuah tangki.

• Disamping dari keempat tersebut di atas, parameter lain yang dianggap penting dan perlu dikendalikan karena keperluan spesifik proses diantaranya pH di industri kimia, warna produk di industri pencairan gas (LNG). Apabila yang dikendalikan pada sistem pengaturan adalah tekanan pada proses pembakaran di ruang bakar, maka sistem pengendaliannya disebut sistem kendali tekanan pembakaran di ruang bakar . Jika yang dikendalikan adalah temperatur pada sebuah alat penukar kalor, maka sistem pengendaliannya disebut sistem kendali temperatur alat penukar kalor. Apabila yang dikontrol adalah level fluida pada bejana tekan suatu industri perminyakan, maka system konrolnya dinamakan sistem kendali level cairan. • Hal ini perlu dimengerti karena terkadang orang

(10)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Mengapa perlu instrumentasi dalam

pengendalian?

Manusia diciptakan mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Diantara kekurangan manusia

adalah mempergunakan indra sebagai alat

ukur. Sebagai sebuah ilustrasi indra peraba

manusia dipergunakan untuk mengukur kondisi

air yang berbeda di dalam suatu bejana,

namun apakah indra peraba itu mampu

mencerminkan kondisi pengukuran yang

sebenarnya . Untuk menjawabnya maka

perhatikan fenomena gambar 1.3.

Gambar 1.3 Indra peraba untuk pengukuran

(11)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Mengapa perlu instrumentasi dalam

pengendalian?

Apa yang terjadi apabila kedua tangan kita yang

baru saja dimasukan masing masing di air hangat

dan air dingin, kemudian dicelupkan ke dalam air

suam kuku?

Tentunya tangan kiri yang habis dicelupkan di air

hangat akan terasa dingin dan tangan kanan yang

habis dimasukan air es akan terasa air itu panas.

Mengapa begitu?

Dan jawabnya adalah :

(12)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Penganalisisan sistem pengendalian

Dalam mengendalikan variabel proses adalah dengan analisis dan perancangan. Beberapa faktor yang harus dikuasai untuk melakukan analisis sistem pengendalian atau teknik pengaturan adalah:

1. Penguasaan dasar-dasar matematika

Dasar analisis dan perancangan sistem pengendalian yang sering dijumpai yaitu persamaan diferensial, Transpormasi Laplace, Transpormasi Z, Fourier, matrik, dan sebagainya.

2. Penguasaan pemodelan matematika sistem fisik

Sebuah sistem fisik akan sulit di analisis apabila model matematika sistem tidak diketahui, suatu misal pada gambar 1.6 karburator dimodelkan dengan dan beban mesin dengan

3. Respon sistem pengendalian

Untuk memudahkan analisis biasanya dipergun akan respon transien danfrekuensi. Contoh respon diilustrasikan pada gambar 1.2

4. Kestabilan sistem pengendalian

(13)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

1. Sistem pengendalian temperatur dari suatu setrika otomatis

Suatu setrika listrik secara termostatis mengatur panas yang dihasilkan pada setrika. Masukan ke sistem tersebut adalah suhu acuannya, yang diset secara tepat oleh termostat, sedangkan keluarannya adalah suhu yang dihasilkan sebenarnya yang bisa dideteksi dengan cara pengukuran temperatur. Apabila termostat mendeteksi suhu keluaran lebih kecil dari masukan, arus listrik mengalir dan memanaskan elemen pemanas hingga suhu menyamai acuannya dan secara otomatis arus akan diputus lagi.

(14)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

1. Sistem pengendalian temperatur dari suatu setrika otomatis

(15)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

2. Sistem pengendalian jelajah mobil

Dalam berkendaraan di jalan raya terkadang ada pembatasan untuk kecepatan berkendara, misalnya rambu hanya mengijinkan 40 km/jam. Dengan adanya rambu tersebut, setiap pengendara harus mematuhi dengan cara memelihara supaya kecepatan kendaraan berkisar pada angka tersebut. Sebagai alat untuk memonitor biasanya dipasang speedometer dan acuannya adalah kecepatan 40 km/ jam. Apabila terjadi penyimpangan antara yang tercatat pada speedometer terhadap kenyataan kecepatan kendaraan, maka pengendara senantiasa berusaha untuk melakukan pengendalian larinya kendaraan dengan menambah atau mengurangi kecepatan putaran mesin. Proses yang dilakukan pengendara tersebut secara tidak langsung mensinergikan beberapa komponen yang mempengaruhi sistem kendali jelajah kendaraan.

(16)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

2. Sistem pengendalian jelajah mobil

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

(17)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

3. Sistem kendali posisi aerofoil sayap pesawat terbang

Pada pesawat terbang sebenarnya banyak sekali sistem yang harus dikendalikan misalnya kecepatan terbang, ketinggian terbang, sistem pembakaran, buka -tutup pintu pesawat, dan beberapa komponen pada mesin pe sawat terbang. Terlebih pada sistem pesawat tempur tentunya akan lebih banyak lagi yang perlu dikontrol karena memerlukan gerakan-gerakan manuver yang lebih dan juga untuk mengendalikan sistem persenjataannya. Dalam kasus gambar 1.9 merupakan contoh sistem kendali permukaan pada aerofoil sayap pesawat terbang. Besaran yang dikendalikan diekspresikan dalam besaran sudut terhadap posisi sudut acuan.

(18)

Dasar Sistem Kontrol dan Mekatronika

2. Sistem kendali posisi aerofoil sayap pesawat

terbang

Contoh-contoh aplikasi sistem pengaturan

(19)

Soal-soal latihan

1. Jelaskan definisi sistem pengendalian!

2. Sebut dan jelaskan 5 contoh sistem kendali buatan manusia!

3. Sebut dan jelaskan 5 contoh sistem kendali alamiah yang berada pada tubuh manusia!

4. Pada sistem pendingin AC ruangan, apa yang disebut masukan dan apa yang disebut keluaran?

5. Tetapkan masukan dan keluaran pada mesin freezer atau kulkas!

6. Mengapa dalam pengukuran diperlukan instrumen pengukur!

7. Gambarkan diagram sistem pengendalian temperatur dari suatu setrika otomatis dan jelaskan!

8. Gambarkan dan jelaskan diagram sistem pengendalian jelajah mobil!

9. Jelaskan sistem pengendalian yang terdapat karburator motor atau mobil!

10. Berikan contoh dan penjelasan tentang aplikasi teknik kendali di dunia industri

DAFTAR PUSTAKA

Distefano, J.J., Stubberud, A.R., and Williams, I.J., 1992,

Teori dan Soal-soal Sistem Pengendalian dan Umpan Balik (Terjemahan Herman Widodo Soemitro) Seri Scaum, Edisi SI, Erlangga, Jakarta.

Dorf, R.C., 1983. Sistem Pengaturan, Edisi 3, Erlangga, Jakarta

Kuo, B.C., 1995, Teknik Kontrol Automatik, Edisi 7, Jilid 1, Aditya Media, Jogjakarta.

Ogata, Katsuhiko., 1997, Teknik Kontrol Otomatik, Edisi 2 Jilid 1/2, Erlangga Jakarta

Pakpahan, Sahat, 1988, Kontrol Otomatik Teori dan Penerapan , Penerbit Erlangga, Jakarta.

(20)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

1. Masukan

Masukan atau

input

adalah rangsangan

dari luar yang diterapkan ke sebuah

sistem

kendali

untuk

memperoleh

tanggapan

tertentu

dari

sistem

pengaturan. Masukan juga sering disebut

respon keluaran yang diharapkan.

2. Keluaran

Keluaran atau

output

adalah tanggapan

sebenarnya yang didapatkan dari suatu

sistem kendali.

3. Plant

(21)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

4. Proses

Berlangsungnya operasi pengendalian

suatu variabel proses, misalnya proses

kimiawi, fisika, biologi, ekonomi, dan

sebagainya.

5. Sistem

Kombinasi atau kumpulan dari berbagai

komponen yang bekerja secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

6. Diagram blok

Bentuk kotak persegi panjang yang

digunakan

untuk

mempresentasikan

model matematika dari sistem fisik.

Contohnya adalah kotak pada gambar 2.3

7. Fungsi Alih (

Transfer Function

)

(22)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

8. Sistem Pengendalian Umpan Maju

Sistem kendali ini disebut juga sistem

pengendalian loop terbuka . Pada

sistem ini keluaran tidak ikut andil

dalam aksi pengendalian sebagaimana

dicontohkan gambar 2.1. Di sini kinerja

kontroler tidak bisa dipengaruhi oleh

input referensi.

9. Sistem Pengendalian Umpan Balik

(23)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

10. Sistem Pengendalian Manual

(24)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

11. Sistem Pengendalian Otomatis

(25)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

12. Variabel terkendali (

Controlled variable

)

Besaran atau variabel yang dikendalikan,

biasanya besaran ini dalam diagram kotak

disebut

process variable (PV)

. Level fluida pada

bejana pada gambar 2.4 merupakan variabel

terkendali

dari

proses

pengendalian.

Temperatur pada gambar 1.5 merupakan

contoh variabel terkendali dari suatu proses

pengaturan.

13. Manipulated variable

Masukan dari suatu proses yang dapat diubah

-ubah atau dimanipulasi agar

process variable

besarnya sesuai dengan

set point

(sinyal yang

diumpankan pada suatu sistem kendali yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan

keluaran sistem kontrol). Masukan proses pada

gambar 2. 4 adalah laju aliran fluida yang

keluar dari bejana , sedangkan masukan

proses dari gambar 2.5 adalah laju aliran fluida

yang masuk menuju bejana. Laju aliran diatur

dengan mengendalikan bukaan katup.

14. Servomekanisme

(26)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

15. Sistem Pengendalian Digital

Dalam sistem pengendalian otomatis

terdapat komponen -komponen utama

seperti

elemen

proses,

elemen

pengukuran

(

sensing

element

dan

transmitter

), elemen controller (

control

unit

), dan

final control element (control

value

).

16. Gangguan (

disturbance

)

Suatu

sinyal

yang

mempunyai

kecenderungan untuk memberikan efek

yang melawan terhadap keluaran sistem

pengendalian

(variabel

terkendali).

(27)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

17. Sensing element

Bagian paling ujung suatu sistem pengukuran

(

measuring system

) atau sering disebut

sensor. Sensor bertugas mendeteksi gerakan

atau fenomena lingkungan yang diperlukan

sistem kontroler. Sistem dapat dibuat dari

sistem yang paling sederhana seperti sensor

on/off menggunakan

limit switch

, sistem

analog, sistem bus paralel, sistem bus serial

serta si stem mata kamera. Contoh sensor

lainnya yaitu

thermocouple

untuk pengukur

temperatur

, accelerometer

untuk pengukur

getaran, dan

pressure gauge

untuk pengukur

tekanan.

18. Transmitter

Alat yang berfungsi untuk membaca sinyal

sensing element dan mengubahnya supaya

dimengerti oleh controller.

19. Aktuator

(28)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

20. Transduser

Piranti yang berfungsi untuk mengubah satu bentuk energi menjadi energi bentuk lainnya atau unit pengalih sinyal. Suatu contoh mengubah sinyal gerakan mekanis menjadi energi listrik yang terjadi pada peristiwa pengukuran getaran. Terkadang antara transmiter dan tranduser dirancukan, keduanya memang mempunyai fungsi serupa. Transduser lebih bersifat umum, namun transmiter pemakaiannya pada sistem pengukuran.

21. Measurement Variable

Sinyal yang keluar dari transmiter, ini merupakan cerminan sinyal pengukuran.

22. Setting point

Besar variabel proses yang dikehendaki. Suatu kontroler akan selalu berusaha menyamakan variabel terkendali terhadap set point.

23. Error

Selisih antara set point dikurangi variabel terkendali. Nilainya bisa positif atau negatif, bergantung nilai set point dan variabel terkendali. Makin kecil error terhitung, maka makin kecil pula sinyal kendali kontroler terhadap plant hingga akhirnya mencapai kondisi tenang ( steady state)

24. Alat Pengendali (Controller)

Alat pengendali sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam mengendalikan suatu proses. Controller merupakan elemen yang mengerjakan tida dari empat tahap pengaturan, yaitu

a.membandingkan set point dengan measurement variable

b.menghitung berapa banyak koreksi yang harus dilakukan, dan

(29)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

25. Control Unit

Bagian unit kontroler yang menghitung

besarnya koreksi yang diperlukan.

26. Final Controller Element

Bagian yang berfungsi untuk mengubah

measurement variable

dengan memanipulasi

besarnya

manipulated variable

atas dasar

perintah kontroler

.

27. Sistem Pengendalian Kontinyu

Sistem pengendalian yang ber jalan secara

kontinyu, pada setiap saat respon sistem

(30)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

28.

Sistem pengendalian Adaptive

Sistem

pengendalian

yang

mempunyai

kemampuan

untuk

beradaptasi

dengan

perubahan lingkungan disekitarnya.

29. Sistem Pengendalian Diskrit (

digital

)

(31)

Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

30. Respons / Rangsangan

Setiap isyarat masukan yang dimasukkan dari

luar yang mempengaruhi keluaran terkendali.

31. Sistem Regulasi Otomatis

(32)

Sistem pengendalian loop tertutup

• Umumnya sistem pengendalian loop tertutup terdiri dari bagian -bagian seperti terlihat pada gambar 2.9.

1. Input referensi, r(t)

Disebut juga set point, adalah sinyal yang diumpankan pada suatu sistem pengendalian yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan outp ut sistem pengendalian tersebut. Sinyal-sinyal yang banyak digunakan sebagai input referensi adalah:

a. Sinyal impulse b. Sinyal step c. Sinyal ramp d. Sinyal parabolik e. Sinyal sinusoida

2. Sinyal feedback, b(t)

(33)

Sistem pengendalian loop tertutup

3. Summing point (error detector)

Bagian yang berfungsi untuk menjumlahkan semua sinyal yang masuk padanya.Pada gambar 2.9, sinyal yang masuk adalah input referensi (bertanda positif)dan sinyal feedback (bertanda negatif).

4. Sinyal error, e(t)

Sinyal yang dihasilkan dari perbedaan antara input referensi dan sinyal feedback. Jadi e(t)= r(t)- b(t)

5. Elemen pengatur

Bagian dari sistem pengendalian yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal pengendalian untuk mengendalikan proses/plant. Kontroler sebenarnya terdiri dari bagian summing point dan elemen kontrol, tetapi kadang -kadang elemen kontrol ini dalam diagram blok sistem pengendalian ditulis sebagai kontroler, misalnya pada gambar 2.7.

6. Sinyal pengendalian, m(t)

Disebut juga sinyal termanipulasi (manipulated signal) adalah sinyal yang dihasilkan dari kontroler. 7. Sinyal output, c(t)

Sinyal keluaran dari plant atau proses yang dikendalikan oleh kontroler.

8. Elemen feedback

(34)
(35)

Soal-soal latihan

1. Jelaskan istilah-istilah plant, sistem, gain, lintasan, loop dan fungsi alih dalam sistem pengendalian!

2. Apa yang dimaksud sistem pengendalian umpan balik!

3. Jelaskan keuntungan dan kerugian untuk sistem kendali jerat terbuka!

4. Sebutkan keunggulan dan kekurangan untuk sistem kendali jerat terbutup!

5. Berikan contoh dan penjelasan mengenai sistem pengendalian manual!

6. Berikan contoh dan penjelasan tentang sistem pengendalian otomatis!

7. Jelaskan pengertian variabel terkendali!

8. Terangkan pengertian variabel terukur dan variabel termanipulasi!

9. Gambarkan diagram blok sistem pengendalian arah otomobil dan jelaskan!

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Kuo, B.C., 1995,

Teknik Kontrol Automatik

,

Edisi 7, Jilid 1, Aditya Media, Jogjakarta.

Distefano, J.J., Stubberud, A.R., and

Williams, I.J., 1992,

Teori dan Soal-soal

Sistem Pengendalian dan Umpan Balik

(Terjemahan Herman Widodo Soemitro) Seri

Scaum, Edisi SI, Erlangga, Jakarta.

Dorf, R.C., 1983

. Sistem Pengaturan

, Edisi 3,

Erlangga, Jakarta

Gunterus, F., 1994, Falsafah Dasar Sistem

Pengendalian Proses, Penerbit : Elex Media

Komputindo, Jakarta.

(37)

Sistem Pengukuran

Besaran

Mekanis:

strain, force,pressure, moment, torque,

displacement, velocity, acceleration, mass flow

rate, dll.

Thermis:

heat flux, specific heat, thermal

conductivity, dll.

Electrik:

voltage, current

(38)

Power Supply

• Memberikan energi yang dibutuhkan oleh komponen-komponen aktif.

• Power suply dapat berupa tegangan AC/DC • Sumber-Sumber tenaga listrik :

1. Tenaga Surya

Tenaga surya menghasilkan tenaga listrik dari cahaya matahari. Biasanya tenaga surya digunakan sebagai sumber tenaga untuk baterai isi ulang (recharging), tetapi sekarang ini sudah ada yang disebut dengan

“solar engine” (mesin surya). Komponen utama dari

“solar engine” adalah tenaga surya itu sendiri, kapasitor dan sirkuit pemicu.

cara kerja : ketika terkena cahaya, tenaga surya mulai terisi pada kapasitor, sehingga kapasitor akan menyediakan tenaga listrik, setelah veltase dari kapasitor bertambah, otomatis sikuit pemicu (trigger circuit) akan bergetar. Ketika tenaga pada kapasitor sudah terpenuhi, sirkuit pemicu akan memicu SCR

(39)
(40)
(41)

Power Supply

2. Baterai

(42)

Power Supply

3. Catu Daya

(43)

Transducer

• Peralatan analog yang merubah besaran

fisis menjadi besaran elektris.

• Contohnya: Pada Strain gage perubahan

besaran

strain

(Δε)

dikonversikan

menjadi perubahan resistansi (ΔR) yang

akhirnya

dikonversikan

menjadi

perubahan tegangan (Δv)

(44)

Signal Conditioner

• Merubah,

memanipulasi,

dan

mengkompensasi

besaran

output

transducer menjadi besaran elektrik yang

dapat diproses lebih lanjut.

• Pada Strain Gage, besaran output

transducer

(ΔR)

dirubah

menjadi

tegangan (ΔV).

(45)

Amplifier

• Menaikkan

besar

sinyal

tegangan

keluaran Signal Conditioner.

• Bila keluaran Signal Conditioner hanya

berkisar milivolt atau kurang, maka

amplifier akan meningkatkannya

100-1000 kali menjadi 1-10 volt.

Recorder

• Alat ukur tegangan (voltmeter) yang

dapat langsung menampilkannya atau

merekamnya.

• Recorder dapat berupa analog atau

digital.

• Keluaran Amplifier adalah sinyal analog

yang dapat ditampilkan oleh Analog

recorder

seperti:

Osciloscope,

Oscilograp.

(46)
(47)

Data Processor

• Merubah sinyal analog menjadi

sinyal digital untuk diproses lebih

lanjut oleh perangkat digital, seperi

microcomputer

(PC)

dan

microprocessor.

• Outputnya digunakan lebih lanjut

untuk Engineering Analysis.

Command Generator

• Peralatan

yang

menghasilkan

signal analog sebagai referensi

dalam sistem kontrol tertutup

(48)

Controller

• Perangkat yang men-drive proses

untuk menjaga suatu kuantitas

terjaga dalam suatu sistem kontrol

tertutup

Pengukuran

• untuk analisa data

(49)

Open Loop System

(50)

Experimental Error

Element Error

• Error setiap alat sesuai spesifikasi

pembuat

• Dinyatakan dalam persen terhadap

nilai

full scale

• Misal: 2%

– nilai kesalahan maksimal = 2%x

angka full scale

• Jika alat dioperasikan tidak pada

full scale

– nilai kesalahan maksimal tetap,

mengikuti saat full scale

– Misal operasi pada half scale:

– Error max = 4%x skala yang

(51)

Experimental Error

Element Error (2)

Akumulasi Element Error (3)

Akumulasi kesalahan tiap alat dalam sistem

• E

a :

error alat terakumulasi

• Estimasi:

(52)

Experimental Error

Improper Functioning

• penggunaan tidak sesuai fungsi(≠)

• berhubungan dengan perawatan

dan penyesuaian alat

(maintenance & adjustment)

• Kalibrasi

• Zero offset

(53)

Experimental Error

Kalibrasi

Sensitivitas

Response curve

suatu alat

• garis lurus dengan kemiringan

yang menunjukkan sensitivitas alat

Zero Offset

• deviasi

Response line

(pada

sumbu vertikal)

• garis lurus dengan kemiringan

(54)

Experimental Error

Range

• Daerah kerja

Response curve

masih linier /

masih dalam batas toleransi

• : batas atas dengan deviasi

response curve maksimum

(55)

OPTOELEKTRONIKA

Pada awal perkembangan semikonduktor telah diketahui bahwa dioda dan transistor peka terhadap cahaya dan juga beberapa devais semikonduktor dapat mengeluarkan cahaya, karena proses rekombinasi.

Dari gejala tsb dapat dikembangkan devais-devais sensitif cahaya baik sebagai detektor ataupun pemancar. Pada optoelektronika berkaitan dengan cahaya tampak maupun tak tampak (IR maupun UV). Spektrum gelombang cahaya tsb merupakan bagian dari spektrum gelombang elektromagnet, seperti ditunjukka pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1, Spektrum cahaya

(56)

Ada banyak sumber cahaya buatan seperti lampu

pijar, lampu fuorescent, lampu gas discharge

(Xenon, Merkuri, dll), namun konsentrasi kita pada

sumber cahaya yang dihasilkan dari bahan

semikonduktor, seperti LED. Tujuan dari peraga

elektronik adalah untuk mengimplemen informasi

visual dari peralatan menggunakan devais yang

memancarkan cahaya maupun termodulasi oleh

cahaya, termasuk pada lampu pijar, lampu gas

discharge (tabung Nixie), LCD dan LED.

Masing-masing peraga tadi berbeda dalam hal

kemampuannya dan kebutuhannya, seperti warna

dan kecerahannya, disipasi daya, ukuran,

tegangan dan arus yang diperlukan dan

pengaruhnya terhadap lingkungan (seperti suhu,

getaran, dll).

(57)

LED

LED = light emitting diode adalah sebuah dioda

yang dapat memancarkan cahaya jika mendapat

bias maju. Karakteristik LED mirip dengan dioda

p-n. LED ini sibuat dengan berbagai macam panjang

gelombang sehingga dapat dibedakan dari

warnanya, umumnya adalah warna merah (~ 650

nm), hijau (~550 nm) dan kuning (~600 nm).

Disamping ada LED yang memancarkan cahaya

infra merah (~950 nm) yang biasanya dipakai

sebagai sumber cahaya pada sistem sensor,

sedangkan LED cahaya tampak dipakai untuk

indikator, peraga dalam instrumen digital, dll.

(58)

Ada beberapa keunggulan penggunaan LED dibandingkan dengan lampu pijar untuk sistem elektronika, seperti:

1. LED beroperasi pada tegangan rendah dan kompatibel dengan level tegangan logika TTL 5 volt, disamping juga butuh konsumsi daya yang rendah sekitar ~ 20 - 30 mW.

2. berumur panjang, MTBF ~ 100.000 jam

3. konstruksi semikonduktor lebih andal dibandingkan dengan konstruksi filamen yang mudah pecah.

4. ukurannya kecil. 5. murah

6. emisi LED hampir monokromatis dan tersedia dalam beberapawarna.

7. dapat diberi pulsa pada frekuensi tinggi

(59)

Selanjutnya untuk mengemudikan LED dari rangkaian logika perlu juga diberi hambatan pembatas, hal ini karena pada gerbang TTL standar dapat menerima (sink) arus hingga 16 mA (yaitu IOL), sedangkan TTL standar hanya dapat menyalurkan (source) arus hingga 1 mA. Kondisi ini tidak cukup terang untuk sebagian besr aplikasi LED. Kesulitan ini dapat diatasi dengan gerbang yang dapat di-pull-up dengan sebuah hambatan, seperti gerbang 7410, seperti ditunjukkan pada rangkaian berikut ini.

(60)

Untuk memperagakan pada peraga 7-segmen perlu

decoder, umumnya yang tersedia adalah decoder BCD ke 7-segmen, sehingga format data input berupa format BCD. Disamping decoder perlu driver untuk memberikan arus ke peraga minimum ~ 10 mA agar dapat menyalakan 7-segmen. Decoder dan driver tersedia dalam satu chip IC, seperti 7447. IC 7447 digunakan untuk peraga dengan tipe anoda bersama. Rangkaiannya ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3, Rangkaian peraga 7-segmen

(61)

Keuntungan dari rangkaian ini adalah koneksi pengkawatan kawat jauh lebih sedikit disamping jumlah komponennya juga lebih sedikit, serpti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4, Rangkaian peraga BCD 4-digit

(62)

Sensor Cahaya

Devais ini bekerja berdasarkan perubahan karakteristik listrik pada saat energi cahaya mengenai devais tsb sehingga kondutivitas devais berubah. Ada beberap devais sensor cahaya diantaranya: fotoresistor, fotodioda, fototransistor, fotodarlington, fototiristor.

Fotoresistor

(63)

Gambar 5, Ilustrasi penggunaan fotocel CdS

Fotodioda

Fotodioda bekerja mirip dengan dioda Zener yaitu pada bias mundur. Pada saat cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai mengenai fotodioda, maka akan ada arus yang mengalir. Sehingga energi cahaya dipergunakan untuk menghasilkan pasangan elektron-hole didekat hubungan. Arus tsb kira-kira sebanding dengan intensitas total cahaya datang. Perbandingan arus pada saat dikenai cahaya dengan pada saat tidak ada cahaya ternyata cukup besar. Karakteristik ini diperlukan

sebagai transducer cahaya. Umumnya fotodioda terbuat dari silikon dengan waktu reaksi ~ 1ns. Selanjutnya fotodioda juga dipergunakan untuk mengkonversi energi solar menjadi energi listrik. Karakteristik

(64)

 Tanggapan spektral, (dinyatakan dalam %), untuk

fotodioda Silikon tanggapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 800 nm.

 Arus gelap adalah arus mundur fotodioda pada saat tak ada cahaya. Arus gelap ini bergantung pada suhu, biasanya arus gelap ini cukup besar dibandingkan dengan dioda hubungan (arus mundur) dalam orde nA atau μA tergantung pada luas permukaan devais.

 Effisiensi kuantum yaitu perbandingan jumlah pasangan hole elektron yang terjadi secara optis dengan jumlah foton datang. Effisiensi ini lebih besar dari 90 % pada panjang gelombang puncak. Tanggapan fotodioda lebih cepat dibandingkan dengan fotoresistor. Fotodioda dapat mengikuti pulsa cahaya dengan frekuensi tinggi dalam orde MHz, sehingga cocok untuk applikasi transmisi data dengan serat optis.

Fototransistor

(65)

Hal ini dapat dikurangi dengan cara memberikan bias seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Contoh rangkaian dengan fototransistor untuk mendeteksi cahaya lemah.

(66)

Optokopler

Optokopler seringkali dikenal sebagai optically coupled isolator (OCI) terdiri atas sebuah devais pemancar cahaya (biasanya IRED) dan sebuah fotodetektor (biasanya fototransistor, light-sensitive SCR (LASCR),

atau sel fotokonduktif). Antara pemancar dan penerima tidak ada hubungan listrik dan keduanya diisolasi dengan bahan transparan.

Relay elektromekanis dapat juga dipergunakan untuk mengisolasi tegangan DC namun tanggapannya lambat, sedangkan pada optokopler dapat dikurangi hingga waktu

switchingnya kurang dari 10 μs. Trafo juga dapat mengisolasi tegangan DC namun jauh lebih berat dan lebih besar disamping itu ada pengaruh beban dengan sumber (dikenal sebagai pembebanan pantulan /reflected loading). Sedangkan pada optokopler pada sisi beban sangat terisolasi dengan sumber. Karena keunggulan-keunggulan tsb dipergunakan pada:

1. Penerima data bersifat optis, terutama jika transducer jauh dari rangkaian sehingga ada beda potensial antar kedua terminal ground.

2. Aplikasi medis, seperti pada ECG 3. Relay terisolasi secara optis

(67)

Gambar 6. Contoh rangkaian dengan optokopler

(68)

Macam-macam Sensor ?

Sensor Kedekatan (Proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam) dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil/lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan medan frekuensi tinggi. Sensor Magnet - juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.

(69)

Sensor Ultrasonik - bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.

Sensor Tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.

(70)

Sensor Suhu- ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan; thermocouple (T/C), resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan/ dilebur bersama, perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) didasari pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan o perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

(71)

Gambar

Gambar 1.2 Respon transien sistem pengendalian
Gambar 1.4 Kendali temperatur setrika listrik
Gambar 1.5 Diagram blok kendali temperatur setrika listrik
Gambar 1.6 Kendali jelajah kendaraan
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘1’ diwakili oleh7. suatu pulsa positif atau negatif yang berubah-ubah

Prisip dasar dari sistem kontrol umpan balik adalah membandingkan variabel yang dikontrol (controlled variable) dengan set point dan sinyal error yang dihasilkan digunakan

Pada pengujian ini, masukan sinyal analog yang diberikan berasal dari. keluaran rangkaian sensor LDR berupa tegangan,

Gambar J-5 merupakan output sinyal kendali untuk metode pertama Ziegler-Nichols. Sebelum set point diatur, output sinyal kendali memiliki tegangan kira-kira sebesar 0,1

Nilai manipulated variable (OP) pada kontroler diubah dengan memberikan masukan step sebesar sekian % pada waktu tertentu sehingga diperoleh responnya

Sinyal error yang merupakan selisih dari sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada komponen pengendalian (controller) untuk memperkecil

Jika rate tersebut sama dengan set point masukan maka mikrokonroler tidak akan memberikan sinyal PWM ke motor, jika rate infus tidak sama dengan set point maka

Sinyal error yang merupakan selisih dari sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada komponen pengendalian (controller) untuk memperkecil